• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanian Ramah Lingkungan Ramah Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pertanian Ramah Lingkungan Ramah Lingkungan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan kegiatan budidaya tanaman dimana adanya ikut campur tangan manusia dalam mengelola biophysic (tanaman dan lingkungan) dari penyiapan, pengelolaan, panen dan pasca panen untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan menguntungkan. Seiring pertambahan populasi manusia, kebutuhan akan pangan dan hasil pertanian pun ikut meningkat, untuk memenuhi kebutuhan tersebut telah banyak upaya yang dilakukan oleh petani, baik itu merubah sitem bertani seperti dari pertanian tradisional ke pertanian modern atau konvensional.

Pertanian konvensional dalam meningkatkan hasil produksi tanaman dengan menambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan produksi yang tinggi. Namun untuk jangka panjang penerapan pertanian konvensional sangat merugikan lingkungan akibat adanya residu bahan kimia yang mencemari lingkungan. Selain mencemari lingkungan juga berdampak buruk pada hasil pertanian karena mengandung residu bahan kimia sehingga merugikan bagi kesehatan konsumen.

(2)

1.2 Tujuan

1.2.1 Untuk mengetahui jenis tanaman yang diusahakan di Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali.

1.2.2 Untuk mengetahui cara pengolahan lahan di Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali.

1.2.3 Untuk mengetahui jenis, dosis dan cara pemberian pupuk yang dilakukan oleh petani serta pengaruhnya terhadap lingkungan.

1.2.4 Untuk mengetahui cara pengendalian organisme pengganggu tanaman, jenis, dosis dan cara pengaplikasian pestisida serta pengaruhnya terhadap lingkungan.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertanian Organik

Peranian organik merupakan suatu teknologi budidaya tanaman yang pada penerapannya disesuaikan dengan keadaan lingkungan, agar tidak terjadi perubahan ekosistem secara drastis sehingga tidak mengganggu dan memutuskan mata rantai makhluk hidup. Adapun pegertian pertanian organik merupakan kegiatan usahatani secara menyeluruh dari proses produksi sampai pengelolaan hasil yang dikelola secara alami dan ramah lingkungan tanpa penggunaan bahan kimia dan rekayasa genetic sehingga menghasilkan produk yang sehat dan bergizi.

Pertanian organik menurut International Federation of Organic Agriculture Movements/IFOAM (2005) didefinisikan sebagai sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.Tujuan yang hendak dicapai dalam penggunaan sistem pertanian organik menurut IFOAM antara lain:

1. Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha tani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman serta hewan.

2. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian (terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat.

3. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.

(4)

IFOAM (2005) menetapkan prinsip-prinsip dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan pertanian organik. Prinsip-prinsip ini berisi tentang manfaat yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global. Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan, dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1) prinsip kesehatan; 2) prinsip ekologi; 3) prinsip keadilan; dan 4) prinsip perlindungan.

2.2 Pertanian Konvensional

Pengertian sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian modern yang saat ini banyak di kembangkan di seluruh dunia pertanian yang lebih berorientasi pada industri, pengolahan, bibit hybrida, pupuk kimia dosisi tinggi, penggunaan herbisida dan insektisida. Sistem pertanian konvensional ini memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman dengan penambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan produksi yang tinggi. Selain itu, teknologi yang digunakan pada sistem ini telah maju dan berkembang. Pada perkembangannya sistem pertanian konvensional ini menerapkan panca usaha tani sebagai acuan pengembangan program yang dilakukan.

Gliesmann (2007) dan hasil penelitian di Guatemala, Honduras, dan Nicaragua yang dilakukan oleh Pestiside Action Network North America ( PANNA) (2009)

4. Merusak vegetasi yang ada di lingkungan. 5. Menyebabkan erosi.

6. Kerugian ekonomi.

7. Penggunaan air berlebih dan kerusakan sistem hidrologi.

8. Pencemaran lingkungan berupa kandungan bahan berbahaya di lingkungan dan makanan.

9. Ketergantungan petanian pada input-input eksternal.

10. Kehilangan diversitas genetik seperti berbagai jenis tanaman dan varietas tanaman pangan tradisional atau lokal.

(5)

pertanian dengan kualitas dan kuantitas yang baik, para petani menggunakan pestisida untuk pemeliharaan tanaman dari serangan OPT tanpa memperhatikan aspek-aspek kesehatan lingkungan sekitar.

Penyemprotan pestisida dilakukan sebelum terjadinya serangan OPT dengan jadwal tertentu (secara berjadwal). Penggunaan pestisida secara konvensional yang dilakukan oleh petani selama ini menimbulkan dampak negatif yang sangat merugikan seperti: terjadinya resistensi hama terhadap insektisida, terjadinya resurgensi atau peledakan populasi hama, tingkat residu yang tinggi pada produkproduk pertanian sehingga tidak aman untuk dikonsumsi, selain itu musnahnya serangga bukan sasaran sehingga mengganggu ekosistem.

2.3 Pertanian Ramah Lingkungan

Pertanian ramah lingkungan adalah manajemen sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Pembangunnan pertanian ramah lingkungan meupakan proses pembangunan pertanian yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) serta menyerasikan sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam pemjbangunan. Secara umum pertanian ramah

1. menggunakan sedikit mungkin input bahan kimia, 2. melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air, 3. memperhatikan keseimbangan ekosistem

4. mampu menjaga stabilitas produksi secara berkelanjutan (Susanto, 2002).

(6)

1. Memproduksi bahan pertanian berkualitas yaitu dengan menerapkan sistem petanian yang berbasis lingkungan maka kita akan meminimalisir penggunaan bahan kima sehingga dapat menghasilkan produk pertanian yang sehat dan berkualitas.

2. Mengoptimalkan siklus biologi, diamana pertanian ramah lingkungan lebih mengutamakan siklus biologi, seperti pengendalian hayati dimana hama dikendalikan oleh musuh alaminya ( predator, parasitoid, dan patogen)

3. Memenejemen kelestarian kesuburan tanah, karena pertanian ramah lingkungan ini berbasis dengan alam tentunya kualitas tanah haruslah dijaga dikarenakan setiap tanah yang digunakan sebagai media untuk menanam tanaman usur hara yang terdapat di tanah akan terabil oleh tanaman sehingga akan dilakukan pemupukan ataupun pengelolaan lahan agar kembalinya status kesuburan tanah.

4. Meminimalisir kerusakan tanah, meminimalisir kerusakan tanah ini dikarenakan tanah merupakan elemen yang sangat penting dalam pelaksanaan siklus pertanian dari penanaman hingga panen sehingga faktor – faktor yang dapat merusak tanah di minimalkan.

(7)

BAB III

BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Mei 2016 pukul 07.00 WITA - selesai yang bertempat di Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali, di Jl. Raya Bedugul, Desa Kembang Merta, Kabupaten Tabanan.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat :

 Alat tulis

 Perekam / recorder  Kamera

3.2.2 Bahan :

 Jenis tanaman yang ada di lapangan  Jenis pupuk yang digunakan oleh petani  Jenis pestisida yang digunakan oleh petani 3.3 Metode

3.3.1 Melihat dan mengamati jenis tanaman yang ada dilapangan. 3.3.2 Menanyakan ke petani cara pengolahan lahan yang dilakukan.

3.3.3 Menanyakan jenis, dosis dan cara pemberian pupuk maupun pestisida yang dilakukan oleh petani.

(8)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali, di Jl. Raya Bedugul, Desa Kembang Merta, Kabupaten Tabanan.

4.1.1.1 Profil Perusahaan

a. Ketinggian tempat usaha : > 1200 – 1300 m dpl ( diatas permukaan laut ) b. Sejak kapan berdiri : tahun berdiri 1967

c. Luas lahan : kurang lebih 3,5 hektar

d. Pemilik lahan : Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali e. Jumlah petani : 11 orang

4.1.1.2 Pengelolaan Tanaman

a. Jenis tanaman yang diusahakan : tanaman sayur mayur (lebih dari 50 jenis tanaman sayur mayur )

b. Cara mengolah tanah : dengan cara tradisional yaitu masih menggunakan cangkul dimana pengolahan tanah dilakukan sekali untuk tiga kali penanaman

c. Pupuk :

1. Pupuk anorganik : NPK ( cap mutiara dan DGW )

Dosis : 10 gr/ bedengan

Cara pemberian : dengan cara ditebar

2. Pupuk organik : pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi

Dosis : 5 kg/ bedengan

Cara pemberian : dengan cara ditebar 3. Pupuk daun : Green Tonic

d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman : yaitu menggunakan pestisida, adapun pestisida yang digunakan seperti :

1. Fungisida : Daconil dan Antrakol

Dosis : untuk tanaman cabai yaitu 5cc/12 liter air. Cara pemberian : dengan cara disemprot

2. Insektisida : Dusbarn

Dosis : untuk tanaman cabai yaitu 5cc/12 liter air. Cara Pemberian : dengan cara disemprot

(9)

Jenis ternak peliharaan Sapi

Jenis pupuk sebelumnya Urea, TSP dan KCl

Pupuk anorganik yang digunakan sekarang NPK DWG 15-15-15

Dosis pupuk anorganik 10 gr/ 1m²

Pupuk organik yang digunakan sekarang Kotoran ayam/sapi

Dosis pupuk organic 5 kg/1m²

Jenis mulsa Mulsa perak

Drainase tanah Baik

Jenis irigasi Tadah hujan dan pipa penyalur dari mata air

Erosi tanah Sedang

Tempat pemasaran produk Swalayan Tiara Dewata

Sistem pembagain hasil 50% dari untung

Jumlah petani 11 orang

Luas lahan 3,5 Ha - produktif 3 Ha

Hama utama Plutella & Crocidolomia

Komoditi pokok Kentang, lobak, paprika, buncis, brokoli dll komoditi tambahan (bumbu) Parsley, butter kunung, butter merah dll

4.2 Pembahasan

(10)

bersifat swakelola dimana semua biaya produksi langsumg digali disana tanpa ada kucuran dana dari pemerintah. Sistem pengupahan yaitu menggunakan sitem bagi hasil dimana semua sarana produksi dipinjamkan oleh perusahaan kepada petani, dan dikembalikan setelah berproduksi, sistem bagi hasil ini bertujuaan untuk memotivasi petani agar lebih meningkatkan produksinya sehingga hasil yang didapatkan juga lebih besar. Setelah modal di kembalikan dari perusahaan maka hasil/keuntungan dibagi secara merata. 50% untuk pemodal dan 50% untuk petani pekerja.

Pengelolaan Tanaman di Kebun Sayur Mayur saat ini mengusahakan lebih 50 komoditi sayur mayur, komoditi pokok seperti kentang, wortel, tomat, lombok merah, selada bulat, buncis, dan lain sebagainya. Ada juga komoditi tambahan berupa tanaman bumbu-bumbuan seperti parsley, rosemary, butter kuning, butter merah dan lain sebagainya. . Benih yang digunakan adalah merek dagang panah merah dan kapal terbang, ada juga bibit yang di datangkan dari luar negeri seperti tanaman bumbu.

Topografi lokasi ini terletak pada ketinggian 1200-1300 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan 2-15%. Dari kemiringan lahan ini maka lahan di buat teras kredit. Teras kridit dibuat pada tanah yang landai dengan kemiringan 3 - 10 %, bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pembuatan teras kridit di mulai dengan membuat jalur penguat teras sejajar garis tinggi dan ditanami dengan tanaman seperti caliandra Tekstur tanah di Kebun Sayur Mayur yaitu lempung berpasir dimana untuk tanaman sayuran jenis tanah ini sudah baik bagi pertumbuhan tanaman, Pengolahan lahan masih mengunakan cara tradisional atau manual yaitu menggunakan cangkul, tanah diolah membentuk bedengan dan dicampur dengan

pupuk dasar yaitu pupuk kandang dengan dosis 5 kg/ dan pupuk NPK 10 gr/

bedengan meskipun menggunakan pupuk kimia akan tetapi dosis yang diberikan masih bisa ditoleransi oleh tanah sehingga tidak mencemari lingkungan dan menjaga lahan tetap lestari. Dilihat dari cara pengolahan lahan tersebut sudah sesuai dengan sistem pertanian konservasi dimana pengolahan tanah menggunakan pendekatan teknologi konservasi sehingga lahan dapat diusahakan secara lestari dengan produktivitas yang tetap tinggi.

(11)

dilarutkan dalam ± 10 liter air lalu di siram pada perakaran tanaman ( contoh pengaplikasian terdapat pada lampiran) sedangkan pupuk kandang langsung ditaburkan pada bedengan. Sebelumnya penggunaan pupuk kimia yang diaplikasikan sangat beragam yaitu urea, TSP dan KCl. Namun sekarang hanya menggunakan satu jenis pupuk kimia yaitu NPK.

. Jumlah bulan basah di daerah ini berkisar 4 – 10, dan bulan kering 0 – 5 sehingga untuk irigasi kebanyakan menggunakan tadah hujan dan pada lahan yang bulan basahnya sangat panjang bisanya lahanya sangat subur sehingga di lokasi pertanaman ini sangat cocok untuk pertanian. Pada bulan kering petani juga mudah mendapatkan air untuk irigasi dengan menggunakan mata air yang terdapat dibukit dimana pengambilan air menggunakan pipa-pipa penyalur dan langsung di salurkan menuju lahan pertanian.

Tanaman budidaya yang dikelola di Kebun Sayur Mayur Perusahaan Daerah umumnya mendapat serangan dari beberapa hama, diantanya adalah hama Plutella xylostela, crocidolomia pavonana F yang memakan daun dan ulat sindek yang menyerang akar tanaman. Untuk hama crocidolomia pavonanaF ini sering di sebuat hama penting, karena hama ini dapat menyerang tanaman pada seluruh bagian tanaman dan menjadikan daun bolong bolong. Hama tersebut umumnya dikendalikan dengan menggunakan pestisida. Penyemprotan bahan kimia tanaman sayuran daun berbeda dengan tanaman cabai , tomat dan kentang. Untuk tanaman sayuran daun di semprot dua minggu sekali sedangkan untuk tanamn cabai, tomat dan kentang disemprot tiga hari sekali. Pengendalian organisme pengganggu tanaman petani di Kebun Sayur Mayur Perusda masih menggunakan pestisida kimia sintetis seperti fungisida (Daconil dan Antrakol) dan insektisida (Dusbarn). Sebelumnya penggunaan pestisida kimia sangat intensif dilakukan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman namun sekarang penggunaannya sudah dikurangi. Petani di Kebun Sayur Mayur Perusda tidak berani menggunakan pengendalian hayati karena khawatir akan serangan hama yang lebih besar sehingga terjadi penurunan hasil hal ini di karenakan petani di lingkungan sekitar tidak ada yang menerapkan pertanian organik.

(12)
(13)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan di Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali belum bisa dikatakan menerapkan sistem pertanian organik maupun sistem pertanian ramah lingkungan namun menerapkan sistem pertanian konvensional. Hal tersebut dilihat dari penggunaan input bahan kimia yang masih dominan baik dari pemupukan maupun pengendalian organisme pengganggu tanaman. Namun dalam hal ini petani di Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali sudah mulai mengurangi penggunaan bahan kimia dan memulai memikirkan dampak negatif yang disebabkan oleh sistem pertanian konvensional.

5.2 Saran

Sebaiknya petani memulai merubah kebiasaan menggunakan bahan kimia dan memulai menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan dikarenakan jika langsung ke organik sangat sulit diterapkan.

(14)

Silva.Miya. 2014. “ Definisi Pengertian Sistem Pertanian Konvensional”. Tersedia pada :

http://hutantani.blogspot.co.id/2014/05/definisi-pengertian-sistem-pertanian-konvensional.html . Diakses pada 30 Mei 2016

Nio, Stepano. 2013. “Petani Organik”. Tersedia pada :

http://stepanoeranio.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-umum-pertanian-organik.html . Diakses pada 30 Mei 2016

Anonim.2011.”Pertanian Organik”. Tersedia pada:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37119/4/Chapter%20II.pdf . Diakses pada 30 Mei 2016.

Anonim.2014.”Sistem Budidaya Pertanian Konvensional”. Tersedia pada :

http://www.petanihebat.com/2014/02/sistem-budidaya-pertanian-konvensional.html . Diakses pada 30 Mei 2016

Mashudi.Imam. 2011. “Pertanian Konvesional”. Tersedia pada : http://dokumen.tips/documents/makalah-pertanian-konvensional.html . Diakses pada 30 Mei 2016.

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

Referensi

Dokumen terkait

Pada motor DC seri memiliki karakteristik starting torsi yang tinggi yang membuatnya cocok untuk aplikasi yang memiliki inertia serta sistem traksi tinggi dan memiliki Motor DC

Penelitian Ropingi (2009) yang berjudul “Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian Terhadap Sektor Perekonomian Lain dalam Pembangunan Wilayah di Era Otonomi Daerah Kabupaten

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan kajian tentang pengaruh human capital dan structural capital terhadap strategi pengembangan

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala hikmat dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penulisan tesis dengan judul Evaluasi

Based on the description of the problem above, it is necessary to conduct research to deeper study about learning process management capability using SWOT

Sima yang merupakan salah satu varietas pembanding dan digunakan sebagai pembanding untuk genotipe yang toleran penyakit bercak daun memiliki nilai tertinggi diantara

Upaya Dinas Kesehatan (Farmakmin) dalam memberantas kosmetik berbahaya teregister BPOM khususnya krim wajah telah dilakukan dengan cara mengundang para masyarakat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : Timbangan digital, digunakan untuk menimbang Titanium-Boron (Ti-B), karena ketelitian timbangan