• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Aliran Darah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Aliran Darah"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul “Darah” disusun oleh:

N a m a : Ariandi NIM : 071404075 Kelas : A

Klp : V.

Telah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, Maret 2009

Koordinator Asisten, Asisten,

St, Zaenab Hermayanti, S.Pd

NIM: 0514040083

Mengetahui, Dosen Penanggung jawab

Drs. Adnan, M.S. Nip.131772272

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berbicara tentang sistem transport atau sistem pengangkutan dalam tubuh hewan, maka kita pasti akan menyinggung mengenai darah. Darah merupakan salah satu jaringan dasar yang menjadi komponen penting penyusun tubuh mahluk hidup. Darah terutama berfungsi peredaran zat-zat yang penting bagi metabolisme.

Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah manusia mengandung 90% sampai 92% air.Orang yang mengalami pendarahan terlalu banyak harus segera diberi pertolongan dengan transfuse darah, yaitu memasukkan darah baru ke dalam tubuh penderita. Darah yang diberikan kepada penderita harus dari golongan yang sama dengan penderita. Dalam darah seseorang terdapat suatu zat yang dapat menolak adanya protein asing yang terdapat dalam sel darah merah yang diberikan. Zat tersebut yang terdapat pada plasma penerima darah yang dapat menyebabkan rusaknya sel darah merah yang diberikan apabila golongan darah tidak sesuai. Beberapa jenis darah dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan protein yang terdapat dalam sel darah merah yang disebut aglutinogen.

Di dalam tubuh, darah memiliki jalur peredaran sendiri, yaitu melalui pembuluh dan kapiler darah. Banyak hal yang akan menjadi sangat menarik jika kita membahas tentang darah. Mulai dari mekanisme peredarannya, komponen-komponennya, sampai peristiwa-peristiwa yang terjadi apabila darah keluar dari tubuh melalui luka (pendarahan) seperti pembekuan darah.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jauh mengenai darah, maka diperlukan sebuah kegiatan yang representative, yang tidak hanya memberikan pengetahuan teori, melainkan aplikasi teori yang telah dipelajari dalam kegiatan perkuliahan. Salah satu dari kegiatan tersebut adalah praktikum, dimana mahasiswa selaku praktikan dapat melihat sendiri proses-proses dan memahami

(3)

konsep-konsep mengenai darah, sehingga mampu membuka wawasan dan pengetahuan berfikir mahasiswa mengenai darah.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan di lakasanakannya praktikum ini adalah: 1. Mempelajari cara mengidentifikasi golongan darah pada manusia 2. Mempelajari aliran darah pada kecebong dan kaki belakang katak.

C. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi golongan darah pada manusia. 2. Mahasiswa dapat mengetahui aliran darah pada

kecebong dan pada selaput renang kaki katak.

(4)

TINJAUAN PUSTAKA

Darah manusia adalah cecair tisu; yang mana fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen diperlukan untuk hidup diseluru tubuh. Dara juga membekalkan tisu dengan zat, menyingkir bahan kumuhan, dan mengandung berbagai bahan sistem imunisasi bertujuan mempertahanka badang dari jangkitan kuman. Hormon endokrin juga diedarkan melelui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila di oksigen kepada merah tua apabila tiada oksigen. Warananya di sebabkan oleh hemoglobin, protein pernafasan (respiratory protein) yang mempunyai besi dalam bentuk heme, tempay oksigen bergabung. Darah beredar dalam saluran darah dan dikitarkan oleh jantung, pam otot. Darah melalui paru-paru untuk dioksigenkan, dan dikitarkan seluruh tubuh oleh saluran arteri. Darah mengedarkan oksigen keseluruh badan melalui saluran halus darah yang dipanggil kapillari dan kembali ke jantung melalui vein (Anonim, 2009).

Menurut Wulangi (1993), darah mempunyai peranan sebagai berikut:

1. Merupakan alat pengangkut bermacam-macam substansi yaitu a) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan respirasi yaitu oksigen dan karbondioksida, b) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan nutrisi yaitu glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol diangkut dari usus keseluruh jaringan tubuh (c) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan ekskresi yaitu zat-zat ampas seperti urea ,asam urat, kreatinin diangkut ke alat-alat ekskresi, (d) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan pengaturan yaitu hormone diangku dari sumbernya ke jaringan-jaringan yang memerlukannya.

2. Mengatur keseimbangan cairan antara darah dengan cairan jaringan. 3. Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah.

4. Mencegah pendarahan.

5. Merupakan alat pertahanan tubuh.

6. Mengatur suhu tubuh. Darah mempunyai kemampuan untuk mengatur suhu tubuh, karena air yang terdapat didalam darah memepunyai tiga macam sifat yang

(5)

sesuai untuk kepentingan tersebut yaitu panas jenis air relatif tinggi.

Arteri adalah pembuluh darah berdinding tebal yang mengangkat darah meninggalkan jantung dalam semua arteri kecuali arteri paru-paruhterdapat darah yang terogsigenasi. Lapisan paling dalam arteri adalah intima atau endothelium. Lapisan tersebut terdiri dari suatu membrane elastic yang dilengkapi oleh selaput tunggal sel-sel epitel pipih. Endothelium tersebut luar biasa mulus, sehingga hanya memberikan resistensi minimal terhadap aliran darah. Kemulusan semacam itu juga penting untuk menghindari inisiasi proses pembekuan darah lapisan tengah arteri disebut tunika media, adalah lapisan yang paling tebal. Tunika media mengandung serabut-serabut otot polos (tak sadar) yang kebanyakan berbentuk sirkular. Selain itu banyak terdapat serabut elastik kuning. Kontraksi fungsional arteri dilakukan oleh tunika media. Lapisan ketiga yang sangat kuat, dan pada dasarnya tidak elastic merupakan bagian terluar arteri. Lapisan itu disebut tunika eksterna, yang terutama tersusun atas jaringan ikat berserabut putih (Fried, 2005).

Vena mirip dengan arteri dalam hal strukturnya yang terdiri atas tiga lapis, akan tetapi, dinding-dinding vena jauh lebih tipis dan akan kolaps ketika kosong. Walaupun vena tak memiliki elastisitas seperti yang diniliki arteri, vena dengan mudah terdilasi oleh darah yang bergerak didalamnya. Vena tidak memiliki tekanan pemompaan yang dihasilkan jantung untuk menjaga darah untuk tetap mengalir, sebagai gantinya, vena berrgantung pada serangkaian katup satu jalur yang bekerja bersamaan dengan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas rustin otot-otot rangka yang ada didekat pembuluh. Takanan dari otot-otot disekitar pembuluh menyebabkan darah bergerak, dan katup-katup pada pembuluh memastikan darah bergerak hanya kesatu arah, yaitu menuju jantung (Fried, 2005).

Kapiler merupakan pembuluh yang amat kecil yang hamper keseluruhannya terdiri, yang merupakan tersusun dari epitel squamosa sederhana yang menyelimuti jantung serta pembuluh-pembuluh darah. Pembuluh-pembuluh berdinding tipis ini diameternya hanya cukup untuk lewatnya satu deretan eritrosit. Dindingnya berperan ebagai membrane permeable yang bersifat selektif yang memungkinkan air, oksigen

(6)

dan nutrient keluar dari darah dan masuk kesel-sel jaringan masuk kedalam jaringan. Serta memungkinkan pula pruduk-pruduk buangan dari sel-sel jaringan masuk kedalam darah. Banyak cairan yang keluar dari kapiler masuk keruang-ruang jaringan kembali lagi melalui dinding kapiler. Sebagaian cairan ada yang tetap tinggal didalam jaringan sebagai cairan jaringan, sedang kelebihannya dalam keadaan normal akan diangkut oleh pembuluh limfa. Didalam jaringan kapiler atau anyaman kapiler yang terletak dianteriol dan venul, terdapat hubungan yang lebih besar yang disebut arteriovenenosa anastosom, shunts, atau thoroughfarechannel. Anastosome ini memungkinkan lebih banyak lagi darah mengalir melalui suatu bagian tertentu, daripada darah yang menuju ke kapiler. Peningkatan aliran darah ini membantu dalam hal ini diperlakukannya suatu perubahan volume darah, seperti dalam hal pelepasan beban panas dari permukaan kulit dan peningkatan kandungan oksigen didalam paru-paru (Frandson, 1996).

Dalam tubuh manusia terdapat tiga golongan darah utama yaitu golongan darah ABO, golongan darah Rhesus (Rh) dan golongan darah MN. Ditinjau dari golongan darah ini manusia dikelompokan menjadi empat golongan. Pengelompokan ini didasarkan atas ada tidaknya golongan suatu zat tertentu didalam sel darah merah, yaiyu yang dikenal dengan nama Aglutinogen (antigen). Ada dua macam aglutinogen yaitu Aglutinogen A dan B. Aglutinogen merupakan polisakarida, dan terdapat tidak saja terbatas didalam sel darah merah tetapi juga dikelenjar luda, pancreas, hati, ginjal, paru-paru, testes dan semen (Campbell, 2004).

Seseorang disebut mempunyai golongan darah A, bila didalam sel darah merahnya terdapat aglutinogen A, golongan darah B, bila didalam sel darah merahnyaterdapat aglutinogen B, golongan darah AB, bila mengandung aglutinogen AB, bila mengandung golongan darah O apabila didalam sel darah merahnya terdapat aglutinogen O. Perlu dicatat disini bahwa golongan darah O yang tidak mengandung aglutonogen A maupun B, merupakan golongan darah yang paling banyak dijumpai pada hampir % penduduk dunia, sedangakan golongan darah AB adalah yang paling sedikit dijumpai, hanya sekitar 3% dari jumlah penduduk dunia. Bila suatu

(7)

aglutinogen (misalnya A) terdapat didalam sel darah merah tertentu, maka agglutinin yang bersangkutan (anti A atau alfa) tidak ada didalam plasma. Demikian pula aglutinogen tidak terdapat didalam sel darah merah, agglutinin yang bersangkutan harus ada didalam plasma (Kimball, 1999).

Plasma darah mengandung suatu protein yang disebut aglutinin. Plasma darah golongan A mengandung aglutinin β, plasma darah golongan B mengandung aglutinin α. Kedua macam agglutinin α dan β terdapat pada plasma darah golongan O. sedangkan plasma darah golongan AB tidak mengandung aglutinin sama sekali. Apabila sel darah merah golongan A dicampur dengan plasma darah golongan B yang mengandung aglutinin α akan terjadi proses aglutinasi dan hemolisis. Demikian pula halnya, apabila sel darah golongan B ditempatkan pada plasma darah golongan A. sel darah golongan O bila ditempatkan pada plasma golongan A, B, atau AB tidak memberikan reaksi sebab sel darah golongan O tidak mengandung aglutinogen (Poedjiadi, 1994).

BAB III

(8)

A. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Rabu/ 25 Maret 2008

Waktu : Pukul 14.00 s.d. 15.50 WITA

Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Timur FMIPA UNM Makassar.

B. Alat dan Bahan

Kegiatan I: Uji Golongan Darah 1. Alat : a. Plat tetes b. Objek glass 2. Bahan: a. Blood lancet b. Alkohol 70% c. Serum anti A d. Serum anti B e. Tusuk gigi f. Kapas

Kegiatan II: Pengamatan Aliran Darah pada Kecebong dan Kaki Katak. 1. Alat:

a. Cawan petri b. Mikroskop 2. Bahan:

a. Larutan uretan 0,2% dan 2% b. Kecebong

c. Katak C. Prosedur Kerja

(9)

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Membersihkan salah satu dari jari-jari tangan kiri dengan kapas yang dibasahi alkohol 70%, membiarkan alkohol mengering .

3. Menempelkan ujung blood lancet pada jari dan pijitlah ujung blood lancet sehingga lancet menusuk ujung jari dan terjadilah pendarahan. 4. Menghapus tetesan darah pertama yang keluar dari luka dengan kapas

bersih, dan membiarkan tetesan darah berikutnya keluar dari luka. 5. Meneteskan darah pada plat tetes, kemudian meneteskan anti serum A

dan anti serum B pada masing-masing tetesan darah.

6. Menghomogenkan tetesan darah tadi dengan menggunakan tusuk gigidan mengamati dimana terjadi penggumpalan atau bahkan tidak terjadi penggumpalan.

7. Mencatat hasil identifikasi golongan darah pada tabel pengamatan. Kegiatan II (Pengamatan Aliran Darah)

1. Pengamatan pada Kecebong

a. Mencuci kecebong dengan air bersih.

b. Memasukkan kecebong dalam cawan petri, kemudian menetesinya dengan larutan uretan 0,2%.

c. Mengamati di bawah mikroskop, dan menggambar hasil pengamatan.

2. Pengamatan pada Katak

a. Membersihkan kaki belakang katak.

b. Menetesi kaki belakang katak tadi dengan larutan uretan 0,2%. Mengamati di bawah mikroskop.

c. Mencuci kembali kaki belakang katak tadi, kemudian menetesinya dengan larutan uretan 2%.

d. Mengamati di bawah mikroskop, dan menggambar hasil pengamatan.

(10)
(11)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan

N0 NAMA PASIEN GOLONGAN DARAH

1 Muhammad Rusmin B 2 Sunardi A 3 Muhammad Yusran O 4 St. Hardiyanti A 5 Hebri Jamal O 6 Nurhikmah Ramadhana O 7 Sutrisno O 8 Busra O 9 Nurhikma A 10 Abul khair O 11 Rahmansyah O 12 Rahmiani A 13 Sri wahyuni O 14 Ema Raharja O 15 Salmawati O

16 Dian Dwi Ulan Sari P B

17 Andi Andariana O 18 Sartika. R O 19 Mubin O 20 Reski Amalia O 21 Sri Hastuti B 22 Awal Kurniadi A 23 Rezki A 24 Hasriyanti O 25 Erlin Tambing B 26 Irmayanti A 27 Ayub Syamsi B 28 Asmirati Mustalib AB 29 Nelsiani. T O 30 Nurfitriyana O

(12)

31 Nova Dwi. P. S O 32 Andi Zulhajriana A 33 Andi Nirwana O 34 Faradiba Rahim AB 35 Rusmawati A 36 Ade Irmayanti B 37 Agung Wardani B 38 Nur Alam O 39 Ariandi O 40 Vonnise B 41 St. Bidasari O 41 Suhriana B 42 Nirma Dewi O 43 Andi Marwati O 45 Sandi. S B 46 Yuli Ekawati. N B 47 Isni Diana. H A 48 Mitrawati A

49 Nunu Dwi Warti A

50 Nurmaninsih AB 51 Munadri O 52 Devi Warnida O 53 Rezeki Amaliah O 54 Muh. Azhar B 55 Hamzahruddin A 56 Anugreini O 57 Irmayanti Nasir O

Gambar hasil pengamatan: a. Aliran darah pada kecebong

(13)

Keterangan:

1. Arteriola 2. Kapiler 3. Venula Arah aliran darah

(14)

Keterangan:

1. Venula 2. Kapiler 3. Arteri Arah aliran darah

B. Analisis Data

Analisis data golongan darah mahasiswa Jurusan Biologi Kelas A Angkatan 2007:

(15)

1.

GRAFIK PERSENTASE GOLONGAN DARAH

C. Pembahasan

(16)

Pengamatan golongan darah ini dilakukan pada mahasiswa yang menjadi praktikan dalam praktikum fisiologi hewan. Pada pengamatan ini, masing-masing mahasiswa meneteskan darahnya ke kaca objek sebanyak dua kali. Tetes darah pasien diletakkan pada objek glass dam masing-masing ditetesi dengan antiserum A dan antiserum B. Penentuan golongan darah kemudian dilakukan dengan meneteskan antiserum pada tiap-tiap sampel darah yang telah diambil.

Sampel darah pada objek glass pertama ditetesi antiserum A mengalami pengumpalan, sedangkan sampel darah pada objek glass kedua yang ditetesi dengan antiserum B tidak mengalami penggumpalan, maka berarti pemilik sampel darah bergolongan darah A. Apabila sampel darah pada objek glass pertama ditetesi antiserum A tidak mengalami pengumpalan, sedangkan sampel darah pada objek glass kedua yang ditetesi dengan antiserum B mengalami penggumpalan, maka dapat diartikan darah tersebut bergolongan B. Bila darah menggumpal bila ditetesi antiserum A maupun aniserum B, maka berarti golongan darah tersebut AB, dan apabila sama sekali tidak terjadi penggumpalan bai kayng ditetesi antiserum A dan antiserum B, maka berarti pemilik sampel darah bergolongan darah 0 (nol).

Dari analisis data yang dilakukan, maka diperoleh data yang menunjukkan bahwa golongan darah 0 merupakan golongan darah yang paling banyak dimiliki mahasiswa biologi angkatan 2007 kelas A. Jika dipersentasekan, golongan darah A mencapai 22,81%, diikuti golongan darah 0 50,88%, golongan darah B 21,05%, dan yang paling sedikit golongan darah AB, hanya 5,26%.

2. Kegiatan II (Pengamatan aliran darah)

(17)

fisiologis, bertujuan untuk membius kecebong. Sehingga memungkinkan untuk melihat aliran darah pada kecebong dengan menggunakan mikroskop. Dengan menggunakan larutan dan aquades sebagai kontrol, aliran darah pada kaki belakang katak dapat diamati.

Aliran darah terdiri atas arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena. Arteri yang membawa darah yang akan kaya oksigen menuju arteriola. Arteri ini berwarna lebih muda dibandingkan dengan vena dan venula. Arteri dan arteriola memiliki dinding berotot yang dapat menyesuaikan diameternya untuk memningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu. Oleh karena itulah kecepatan aliran darah dalam arteri dan arteriol lebih konstan.

Setelah melewati arteriola darah dibawa oleh kapiler darah. Kapiler darah merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis. Di dalam kapiler darah inilah terjadi pertukaran gas dan zat makanan antara darah dan jaringan. Selain itu, kapiler darah yang berfungsi untuk menghubungkan antara arteriola dan venula.

Pada pengamatan selaput renag katak hampir sama pada pengamatan pada kecebong yaitu aliran darah terdiri atas arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena. Arteri yang membawa darah yang akan kaya oksigen menuju arteriola. Arteri ini berwarna lebih muda dibandingkan dengan vena dan venula. Arteri dan arteriola memiliki dinding berotot yang dapat menyesuaikan diameternya untuk memningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu. Oleh karena itulah kecepatan aliran darah dalam arteri dan arteriol lebih konstan. Namun terdapat perbedaan yaitu pada jumlah kapiler darah pada selaput renang katak lebih banyak namun ukurannya kecil daripada ekor kecebong karena kebutuhan sel-sel lebih meningkat, menurut teori jumlah sel-sel darah lebih banyak sehingga membutuhkan oksigen dan nutrisi yang lebih banyak dan kerena itu aliran darahnya lebih cepat.

BAB V PENUTUP

(18)

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Apabila terjadi penggumpalan pada anti serum A maka golongan darahnya adalah golongan darah A, begitu pula sebaliknya golongan darah B. Dan apabila keduanya menggumpal maka golongan darah AB dan kalau tidak terjadi penggumpalan maka golongan darah O. 2. Darah beredar melalui 2 jenis pembuluh, yaitu pembuluh arteri yang

membawa darah meninggalkan jantung dan pembuluh vena yang membawa darah menuju jantung.

3. Kecepatan aliran darah pada katak lebih cepat karena pembuluh darahnya lebih kecil dibandingkan dengan katak yang aliran darahnya lebih lambat karena pembuluh darahnya lebih besar.

B. Saran

Pada saat melaksanakan pengamatan, praktikan sebaiknya menyimak dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh asisten, serta melakukan pengamatan dengan teliti agar hasil pengamatan yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan..

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Anonim. 2009. D-dimer. http://id.wikipedia.org/wiki/Darah. Diakses tanggal 27 Maret 2008.

Campbell, N.A; J.B Reece dan L.G Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Frandson, R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM Press.

Fried, George Hademenos. 2005. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Kimball W. John. 1999. Biologi Edisi Ketiga Jilid 3. Erlangga. Jakarta. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

(20)

Darah

D-dimer. http://id.wikipedia.org/wiki/Darah

[Sunting]

Darah manusia adalah cecair tisu; yang mana fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen diperlukan untuk hidup diseluru tubuh. Darah juga membekalkan tisu dengan zat, menyingkir bahan kumuhan, dan mengandung berbagai bahan sistem imunisasi bertujuan mempertahanka badang dari jangkitan kuman. Hormon endokrin juga diedarkan melelui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila di oksigen kepada merah tua apabila tiada oksigen. Warananya di sebabkan oleh hemoglobin, protein pernafasan (respiratory protein) yang mempunyai besi dalam bentuk heme, tempay oksigen bergabung. Darah beredar dalam saluran darah dan dikitarkan oleh jantung, pam otot. Darah melalui paru-paru untuk dioksigenkan, dan dikitarkan seluruh tubuh oleh saluran arteri. Darah mengedarkan oksigen keseluruh badan melalui saluran halus darah yang dipanggil kapillari dan kembali ke jantung melalui vein.

(21)

Gambar

Gambar hasil pengamatan:
GRAFIK PERSENTASE GOLONGAN DARAH

Referensi

Dokumen terkait

Golongan darah A, berarti di dalam sel-sel darahnya mengandung aglutinogen A dan dalam plasma darahnya mengandung aglutinin b, rumus (A,b).. Golongan darah B, berarti di

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 24 preparat ulas darah musang luak dapat ditemukan dua jenis golongan parasit yang berhabitat di dalam sel darah merah

Plasma darah merupakan cairan di dalam darah, sedangkan sel-sel darah adalah darah dalam bentuk padat yang terdiri dari trombosit (keping darah), eritrosit (sel darah

Namun sebelum digunakan dalam pembuatan suspense darah merah dalam penentuan golongan darah, sel-sel darah merah ini, harus dicuci terlebih dahulu, pencucian

Berdasarkan praktikum pemeriksaan hapusan darah tepi probandus dengan kode preparat 460, didapat hasil mikrositik hipokromik dimana dalam 10 lapang pandang sel darah merah

Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa di dalam sel darah merah (eritrosit) terdapat suatu substansi asing yaitu antigen yang akan bereaksi dengan substansi pada plasma

Sedangkan resipien universal (golongan AB) adalah golongan darah yang bisa menerima darah dari semua golongan, karena tidak memiliki aglutinin. Jadi O bisa menjadi

Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada seseorang, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah, sangatlah jarang, akan tetapi masih