• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak Prasekolah di TK Kalam Kudus Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak Prasekolah di TK Kalam Kudus Medan Tahun 2015"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah gizi anak masih menjadi permasalahan serius di bidang kesehatan

yang belum terselesaikan, bukan hanya di Indonesia namun juga secara global. Status

gizi anak digunakan untuk menilai keseimbangan nutrisi anak dengan cara

pengukuran umur, berat (BB) badan, dan tinggi badan (TB) (Riskesdas, 2013). Dari

status gizi anak secara global yang dilaporkan, terdapat 370 juta anak dengan

permasalahan status gizi yang terdiri dari BB kurang sebanyak 99 juta, BB lebih 42

juta, wasted (kurus) 51 juta, severely wasted (sangat kurus) 17 juta, dan stunted

(pendek) sebanyak 161 juta anak. Prevalensi status gizi anak di Asia dari data diatas

adalah 66,67% anak dengan BB kurang, kurus, dan sangat kurus, 42,86% anak

dengan BB berlebih, dan 50% anak pendek (WHO, 2014).

Secara nasional pada tahun 2013, prevalensi gizi buruk - kurang adalah

19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk, dan 13,9% gizi kurang. Selain itu, prevalensi

pendek sebesar 37,2%, prevalensi sangat kurus 5,3%, prevalensi kurus 6,8%, dan

prevalensi gemuk sebesar 11,9% (Riskesdas, 2013). Sumatera Utara memiliki

prevalensi di atas angka prevalensi nasional yaitu 22,4% gizi buruk - kurang, 42,5%

pendek, dan 14,9% kurus (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Selain itu, prevalensi

gizi lebih sebesar 7,5% dan 16,1% anak yang gemuk (Kemenkes, 2014).

Status gizi yang rendah menyebabkan gangguan perkembangan otak yang

akan mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik, dan keterampilan interpersonal

anak, terutama pada anak balita (Alderman & Shekar, 2011). Status gizi anak yang

berlebih dapat menimbulkan obesitas. Keadaan ‘obese’ pada anak dapat

menyebabkan masalah medis, psikososial, dan menjadi faktor resiko obesitas di masa

dewasa (Gahagan, 2011). Penelitian sebelumnya di Jepara, anak dengan status gizi

baik mengalami perkembangan normal sebesar 71% dan yang meragukan sebesar

11,7%. Sedangkan anak dengan status gizi kurang dan lebih mengalami

(2)

2

perkembangan yang meragukan sebesar 18,3% dan tidak ada yang normal (Dewi,

2011). Dengan prevalensi status gizi buruk dan status gizi lebih yang tinggi serta

resiko terserang penyakit di masa depan, maka diperlukan deteksi dini tumbuh

kembang anak dan jika terjadi gangguan dapat ditangani dengan stimulasi dan

intervensi (Simangunsong, Machfudz & Sitaresmi, 2012).

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah kuesioner yang berisi

9-10 pertanyaan mengenai tumbuh kembang anak dan digunakan untuk deteksi dini

penyimpangan perkembangan anak khususnya di tingkat layanan primer. Skrining ini

mudah dilakukan oleh tenaga kesehatan bahkan oleh orang tua dan guru Taman

Kanak-Kanak (TK) (Kemenkes, 2014). KPSP memiliki sensitivitas 68,8%,

spesifisitas 86,6%, dan akurasi 81,9% (Simangunsong, Machfudz & Sitaresmi, 2012),

serta dapat mendeteksi sekitar 60% anak yang mempunyai kecurigaan keterlambatan

perkembangan (Dhamayanti, 2006).

Berdasarkan penelitian di Pekalongan menggunakan KPSP menunjukkan

bahwa perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 20,3%, perkembangan

meragukan sebanyak 62,5%, dan perkembangan sesuai sebanyak 17,2% (Amarullah

& Krisdianto, 2013).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana interpretasi status gizi anak prasekolah berdasarkan standar

pertumbuhan BB/TB World Health Organization (WHO) 2006?

2. Bagaimana hasil pemeriksaan dengan KPSP dan interpretasinya?

3. Apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan perkembangan pada

anak prasekolah yang dinilai menggunakan KPSP?

1.3. Tujuan Penelitian

(3)

3

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan anak

prasekolah yang dinilai dengan KPSP.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran status gizi anak prasekolah di Taman Kanak

–Kanak (TK) Kalam Kudus Medan.

2. Untuk mengetahui perkembangan anak prasekolah dari hasil KPSP di TK

Kalam Kudus Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada para

ibu yang memiliki anak prasekolah bahwa status gizi berhubungan dengan tumbuh

kembang anak.

1.4.2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pelayanan

kesehatan untuk menaruh perhatian khusus pada masalah status gizi anak dan tumbuh

kembang anak serta meningkatkan mutu pelayanananya.

1.4.3. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pihak

sekolah tentang gambaran status gizi dan perkembangan dari murid-murid yang

sedang berada di bawah naungannya.

1.4.4. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Dinas

Kesehatan Kota Medan untuk mengadakan program yang dapat memperbaiki status

gizi anak dan menunjang tumbuh kembang anak di Kota Medan.

1.4.5. Bagi Peneliti yang lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi peneliti lain sebagai

masukan untuk penelitian tentang status gizi dan perkembangan anak selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG NUTRISI USIA PRASEKOLAH PADA IBU DENGAN ANAK STATUS GIZI

Menganalisis hubungan tingkat pendidikan Ibu dengan status gizi pada anak prasekolah usia 4-6 tahun di TK Pelangi Kelurahan Sangkrah Semanggi.. Menganalisis hubungan

Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember (The Correlation between Nutrition Status and

Universitas

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Supremo (2008), menunjukkan bahwa status gizi anak prasekolah memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan praktek

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak dengan status gizi kurus sebagian besar mendapatkan asupan karbohidrat kurang yaitu 15 orang anak (21,42%), anak dengan status gizi

Pada penelitian didapatkan hasil bahwa nilai p 0,173, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan asupan makanan dengan status gizi anak prasekolah di TK Dharma Wanita Desa

Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Prasekolah di Wilayah Kerja Posyandu Bunga Maja Kecamatan Gunung Sari Relationships Between Nutritional Status With