TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEPASTIAN HUKUM PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH : STUDI KASUS PELAKSANAAN PEMBEBASAN
TANAH JALAN TOL KOTA MEDAN – TEBING TINGGI
Fikri Rizki. *)
Prof. Dr. M. Yamin, S.H., M.S., C.N. **)
Mariati Zendrato, S.H., M.Hum. ***)
ABSTRAK
Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak rakyat Indonesia untuk terus-menerus menigkatkan kesejahteraan dan kemakmuran secara adil dan merata. Setiap kegiatan pembangunan, baik fisik, selalu memerlukan tanah sebagai wadah dari kegiatan pembangunan tersebut, sedangkan kebutuhan akan tanah dalam masa pembangunan sangat meningkat karena pada umumnya hampir semua sektor mengadakan pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah mengadakan atau menyediakan tanah berdasarkan UUPA, dengan kebijakan melalui pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang diarahkan dalam mencapai kemajuan dan kesejahteraan lahir batin bagi seluruh rakyat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan pengadaan tanah untuk pemerintah ditinjau dari peraturan perundang-undangan pengadaan tanah (studi pengadaan tanah jalan tol kota Medan-Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang), kendala-kendala dalam pelaksanaan pengadaan tanah tersebut, dan bentuk kepastian hukum dalam pelaksanaan pengadaan tanah tersebut. Penelitian ini menitikberatkan pada penelitian yuridis empiris, yang merupakan metode penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat penerapan hukum di lapangan dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Analisis data dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan data kualitatif, yaitu suatu analisis data yang secara jelas serta diuraikan ke dalam bentuk kalimat yang menggambarkan secara rinci dan sistematis menggunakan data primer, sekunder, dan tertier serta wawancara terstruktur sehingga dapat diperoleh gambaran jelas yang berhubungan dengan skripsi ini.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengadaan tanah jalan tol kota Medan-Tebing Tinggi telah berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang digunakan, yaitu Peraturan Presiden Republik Indoensia Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005. Namun demikian pelaksanaan kewenangan tersebut baik kewenangan BPN maupun kewenangan pemerintah daerah masih belum dilaksanakan secara efektif serta kewenangan pengawasan juga belum berjalan efektif karena banyak warga sekitar belum mengerti undang-undang tersebut.
Kata Kunci : Pengadaan Tanah, Peraturan Perundang-undangan.
*) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara **) Dosen Pembimbing I