• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan IPA Terintegrasi Guna Membekali Kompetensi Mengajar Mahasiswa S1 Pendidikan IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan IPA Terintegrasi Guna Membekali Kompetensi Mengajar Mahasiswa S1 Pendidikan IPA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PROGRAM IPA TERINTEGRASI GUNA MEMBEKALI KOMPETENSI PENDIDIK

CALON GURU IPA SMP

Insih Wilujeng*)

*) Prodi Pendidikan Fisika, FMIPA UNY alamat: Karangmalang, Yogyakarta 55281; e-mail: insihuny@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mengembangkan program perkuliahan yang membekali kompetensi pedagogy-content-knowledge IPA terintegrasi bagi calon guru IPA SMP, memberi contoh-contoh pembelajaran IPA terintegrasi bagi calon guru IPA SMP dan memberi masukan untuk revisi kurikulum Program Studi S1 Pendidikan IPA.

Pendekatan Research and Development digunakan untuk mengembangkan program IPA terintegrasi dengan 4-D Models. Subyek penelitian adalah 60 mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA semester VI. Instrumen penelitian meliputi tes integrasi IPA dengan metode ilmiah, tes interdisipliner IPA, lembar penilaian analisis kompetensi kurikulum dan pengembangan silabus pembelajaran IPA terintegrasi, lembar penilaian RPP, lembar penilaian peer teaching dan angket respon mahasiswa terhadap perkuliahan IPA terintegrasi. Hasil penelitian meliputi perangkat perkuliahan IPA terintegrasi terdiri dari silabus program, contoh-contoh analisis kompetensi dan silabus pembelajaran IPA terintegrasi, contoh RPP, contoh-contoh LKS, panduan pengembangan RPP, panduan peer teaching, penugasan mahasiswa dan materi pengayaan untuk terapan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP), Sains Teknologi-Masyarakatn (STM) dan Inkuiri. Analisis kompetensi materi hasil pengembangan mahasiswa mencakup seluruh interdisipliner bidang IPA (biologi, fisika, kimia, kesehatan, kebumian, astronomi, teknologi dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari); analisis kompetensi pedagogi hasil pengembangan mahasiswa mencakup pemilihan pendekatan, metode, asesmen, keterampilan berpikir dan strategi berpikir sesuai standar pedagogi SMP/MTs. Program IPA terintegrasi mampu mewujudkan kompetensi profesional calon guru IPA SMP/MTs meliputi kompetensi integrasi IPA dengan metode ilmiah (N-gain 0,8) dan kompetensi interdisipliner IPA (N-gain antara 0,63 dan 0,80 serta mampu mewujudkan kompetensi pedagogik dengan persentase ketercapaian analisis kompetensi kurikulum dan pengembangan silabus pembelajaran IPA terintegrasi antara 82,5% dan 87,5%; persentase ketercapaian kompetensi pengembangan RPP antara 77,5% dan 85,0% serta persentase kompetensi peer teaching antara 70,0% dan 76,0%. Program IPA terintegrasi mampu mewujudkan kompetensi pedagogy-content-knowledge IPA terintegrasi karena memiliki model perkuliahan meliputi modeling; diskusi; penyusunan analisis kompetensi kurikulum/standar dan silabus pembelajaran; penyusunan RPP; peer teaching dan pengayaan materi.

(2)

Pendahuluan

Standards for Science Teacher Preparation (NSTA, 2003: 8) dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru merekomendasikan guru-guru IPA SMP untuk memiliki kecenderungan interdisipliner pada IPA. Sebagai usaha untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru-guru IPA SMP/MTs hendaknya disiapkan untuk memiliki kompetensi dalam biologi, kimia, fisika, bumi dan antariksa serta bidang IPA lainnya, seperti kesehatan, lingkungan, dan astronomi.

Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijasah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku (PP. No. 19, 2005).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 pasal 2 ayat (2) menyebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, sedangkan kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya.

Mulai tahun akademik 2007/2008 LPTK di Yogyakarta telah membuka Program Studi Pendidikan IPA. Kurikulum Program Studi Pendidikan IPA jenjang S1

(3)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA di LPTK Yogyakarta berdasarkan kurikulum 2002 (2007: 59) memiliki beban 136 SKS mata kuliah wajib dan 8 SKS mata kuliah pilihan, sehingga jumlah total 144 SKS. Mata kuliah wajib 136 SKS tersebut memiliki distribusi 9 SKS pengembangan kepribadian; 69 SKS keilmuan dan keterampilan; 51 SKS keterampilan berkarya; 4 SKS perilaku berkarya dan 3 SKS berkehidupan bermasyarakat. Distribusi mata kuliah wajib bertujuan menyiapkan mahasiswa pada 4 kompetensi sebagai calon guru. Selain itu mata kuliah juga dikelompokkan berdasarkan standar kompetensi guru pemula SMP yang meliputi standar penguasaan bidang studi, pemahaman tentang peserta didik, penguasaan pembelajaran yang mendidik dan pengembangan kepribadian dan keprofesionalan (Dirjen DIKTI, 2004: 11).

Persiapan bagi mahasiswa S1 pendidikan IPA agar memiliki kompetensi

interdisipliner pada IPA di LPTK Yogyakarta belum terlihat secara nyata, karena pada mata kuliah tahun pertama mahasiswa mendapatkan mata kuliah fisika dasar dan praktikumnya pada semester I, biologi dasar dan praktikumnya pada semester II, serta kimia dasar dan praktikumnya pada semester III dengan bobot 3 sks untuk teori dan 1 sks untuk praktikum dan berlaku untuk masing-masing mata kuliah. Pada perkuliahan semester III mahasiswa juga mendapatkan mata kuliah IPA-1 dan Ilmu Kebumian, semester IV mendapatkan mata kuliah IPA-2 dan Astronomi, dan semester V mendapatkan mata kuliah IPA-3. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan perkuliahan IPA-1, IPA-2 dan IPA-3 masih belum membekali mahasiswa pada integrasi IPA, karena penyajian perkuliahan masih terpisah antar interdisipliner IPA serta pedagogik. Mata kuliah praktikum IPA-1, praktikum IPA-2 dan praktikum IPA-3 juga masih belum menunjukkan adanya integrasi IPA, karena ketiga mata kuliah praktikum tersebut hanya penggabungan saja dari mata kuliah praktikum fisika, biologi dan kimia.

Berdasar pada kondisi nyata tentang implementasi Kurikulum 2002 LPTK tersebut, maka guna membekali mahasiswa sebagai calon guru IPA SMP/MTS, dilakukan revisi terhadap Kurikulum 2002 menjadi Kurikulum 2010. Adapun fokus revisi adalah menambah SKS, mengganti nama, mengubah deskripsi, dan menghapus mata kuliah prasarat dari aspek materi dan pedagogi yang dirasa tumpang tindih serta mengembangkan mata kuliah baru, yaitu IPA terintegrasi dan Pembelajarannya.

(4)

Kementrian Pendidikan Nasional telah menyusun panduan pengembangan pembelajaran IPA terpadu sejak tahun 2005, namun kenyataan di lapangan hampir semua guru IPA SMP/MTs masih belum menerapkan pembelajaran IPA terpadu tersebut dengan berbagai alasan. Hasil isian angket dari guru-guru IPA SMP/MTs di wilayah Yogyakarta dari 4 wilayah kabupaten dan 1 wilayah kota dengan sampel 20 orang guru IPA SMP dapat ditemukan beberapa alasan belum dilaksanakannya pembelajaran IPA terpadu antara lain ketakutan para guru tentang muatan materi kurikulum tidak tersampaikan, tidak adanya contoh-contoh pembelajaran IPA terintegrasi di beberapa buku teks serta belum diperolehnya langkah-langkah pengembangan pembelajaran IPA terintegrasi bagi guru SMP/MTs.

Berdasar pada kondisi perkuliahan yang belum secara efektif mempersiapkan mahasiswa sebagai calon guru IPA SMP/MTs serta untuk merespon dan menindaklanjuti kebijakan pemerintah, terutama Kementrian Pendidikan Nasional tentang pembelajaran IPA terpadu, maka sangatlah perlu LPTK yang membuka program studi pendidikan IPA mengembangkan program IPA terintegrasi guna membekali kompetensi pendidik mahasiswanya.

Kualitas guru secara nasional dewasa ini memang cukup memprihatinkan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa terjadi ketidakcocokan (mismatch) tentang keadaan guru sains di SMP. Masih banyak pelajaran IPA yang diampu oleh guru yang bukan lulusan S1 pendidikan IPA. Data Balitbang Kementrian Pendidikan

Nasional tahun 2004 menunjukkan bahwa di tingkat SMP terdapat 108.811 guru negeri dan 58.832 guru swasta dari total guru sebanyak 466.748 orang (35,9%) yang dinilai tidak layak mengajar (Sultan, 2008: 1)

Kenyataan lapangangan juga menunjukkan bahwa guru-guru IPA SMP tidak ada sama sekali yang memiliki kompetensi interdisipliner pada IPA (kompetensi dalam biologi, kimia, fisika, serta bumi dan antariksa) sesuai yang diharapkan NSTA, Permendiknas No 16 Tahun 2007 dan kewenangan lulusan S1 pendidikan IPA, karena

guru IPA SMP secara umum diampu oleh lulusan pendidikan biologi untuk IPA-biologi dan lulusan pendidikan fisika untuk IPA-fisika, sedangkan untuk IPA-kimia tidak atau jarang disampaikan guru pada siswa SMP/MTs, karena lulusan S1

(5)

Mencermati beberapa kondisi yang ada di lapangan dan menyadari betapa penting dan besarnya tuntutan bagi guru-guru IPA SMP, serta berbagai upaya-upaya yang bisa dilakukan guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPA SMP, maka perlu kiranya LPTK yang memiliki program studi S1 pendidikan IPA mulai membekali

kompetensi pendidik bagi calon guru IPA SMP/MTs salah satunya melalui pengembangan program IPA terintegrasi.

Pengembangan program IPA terintegrasi dalam penelitian ini tentu saja didukung oleh beberapa hasil penelitian yang relevan, seperti lima metode pembelajaran IPA yang bisa diterapkan untuk memenuhi standar inkuiri dan standar teknologi (Clarke dan Rowe, 2007); sepuluh komponen mendasar dalam model inkuiri untuk siswa SMP (Wilhelm, 2007) dan enam indikator guru IPA SMP yang efektif (Taurina, 2007) sehingga penelitian pengembangan program IPA terintegrasi untuk membekali kompetensi pendidik calon guru IPA SMP ini terarah pada dua hal mendasar, yaitu membekali calon guru IPA SMP untuk aspek kompetensi profesional serta aspek kompetensi pedagogik. Hakikat IPA terintegrasi diarahkan pada integrasi IPA dengan metode ilmiah dan interdisipliner bidang IPA itu sendiri (fisika, kimia, biologi, bumi dan antariksa, serta bidang IPA lainnya) serta pedagogiknya diarahkan pada kompetensi mahasiswa memiliki pengetahuan tentang kurikulum, tentang kesulitan-kesulitan pembelajaran siswa, tentang strategi dan aktivitas pembelajaran dan asesmen. Rumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut.“Bagaimanakah pengembangan Program IPA terintegrasi yang membekali kompetensi profesional dan pedagogik calon guru IPA SMP?” Adapun Tujuan Penelitian antara laian 1) Mengembangkan perkuliahan (penetapan dalam kurikulum, perangkat dan model) yang membekali kompetensi pedagogy-content-knowledge integrated science bagi calon guru IPA SMP, 2) Memberi contoh-contoh pembelajaran IPA terintegrasi bagi calon guru IPA SMP dan 3) Memberi masukan untuk revisi kurikulum S1 Program Studi Pendidikan IPA.

Metodologi Penelitian Disain Penelitian

5 Metode

Penelitian R & D Alur Penelitian

Analisis Kurikulum

S1

Pendidikan IPA

Penetapan mata kuliah prasarat IPA Terintegrasi

Deskripsi mata kuliah

subject

Deskripsi mata kuliah

pedagogy

Penetapan sub-sub Program DEFINE

(6)
[image:6.595.98.539.122.443.2]

Gambar 1. Disain Penelitian Teknik Analisis Data

Beberapa teknik analisis data yang diperoleh dari instrumen-instrumen penelitian dijelaskan sebagai berikut. Analisis Instrumen 1a dan 1b (Tes Pemahaman IPA terintegrasi I dan IPA Terintegrasi II) dengan menghitung gain-test ditentukan dari skor postest dan pretest yang dinormalisasi (Meltzer; 2002: 1260).

Analisis Instrumen 2, 3, dan 4 (non tes) dilakukan secara dekriptif kualitatif. Penilaian analisis kompetensi kurikulum dan pengembangan silabus pembelajaran serta RPP dianalisis dengan menghitung skor rata-rata dengan rentang antara 1-4 dan penilaian peer teaching dianalisis dengan menghitung skor rata-rata dengan rentang antara 1–5 yang ketiganya dikonversikan dalam %. Angket respon mahasiswa selama mengikuti perkuliahan IPA terintegrasi dianalisis dengan menghitung persentase kemunculan jawaban/tanggapan mahasiswa.

Hasil Penelitian Develop Preliminary form of Product (3) DISSEMINATE Preliminary Field Testing (4) Validasi pakar IPA Rancangan Standar – standar Kurikulum IPA SMP/MTs Standar-standar materi Standar-standar pedagogi Penetapan Standar Core

materi dan pedagogi DESIGN Perancangan Perangkat Perkuliahan Pengembangan Silabus Sub-sub Program Pengembangan Contoh Peta Kompetensi dan Silabus IPA Terintegrasi SMP Pengembangan Contoh Perangkat Pemodelan (RPP, LKS, Penilaian, Penugasan mahasiswa, materi pengayaan Pengembangan Instrumen

pemahaman konsep IPA Terintegrasi, penilaian peta

kompetensi dan silabus, penilaian RPP dan penilaian

peer teaching DEVELOP Judgment Lapangan Pemodelan Dosen Main Field

Testing (6) TEMUAN

(7)

Hasil Penelitian Pendahuluan

Analisis kurikulum S1 Pendidikan IPA diperoleh daftar mata kuliah prasyarat

untuk IPA terintegrasi dari aspek materi dan aspek pedagogi, juga penetapan jenis sub program IPA terintegrasi. Berdasarkan analisis standar-standar materi dan pedagogi IPA SMP/MTs, maka diperoleh standar materi dan pedagogi yang sudah mendapat judgement di lapangan, dimana standar materi dan pedagogi ini dijadikan acuan mahasiswa dalam mengembangkan IPA terintegrasi. Hasil analisis standar-standar pedagogi terdiri dari: analisis keterampilan-keterampilan ilmiah; keterampilan-keterampilan berpikir; strategi berpikir; sikap-sikap ilmiah dan nilai-nilai mulia/luhur serta strategi-strategi pembelajaran.

[image:7.595.100.513.438.740.2]

Mengacu pada hasil analisis kurikulum dan hasil analisis standar-standar pembelajaran IPA SMP/MTS, maka ditetapkan program mata kuliah IPA terintegrasi yang akan dibelajarkan dalam satu semester, meliputi 3 sub program. Karakteristik/persamaan dan perbedaan ketiga sub program dideskripsikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik atau Persamaan dan Perbedaan Setiap Sub Program IPA Terintegrasi.

Sub Program (Tema Utama)

Karakteristik/Persamaan dan perbedaan

I

Terapan PKP:

Penjernihan Air

1. Interdisipliner IPA dengan kompetensi utama bidang Fisika 2. Tema utama terkait dengan kehidupan sehari-hari

3. Perangkat meliputi: Silabus Sub Program I; Pemodelan (contoh Analisis Kompetensi dan contoh Silabus Pembelajaran IPA Terintegrasi dengan Terapan PKP, contoh RPP, contoh LKS, contoh Penilaian); Panduan Pengembangan RPP; Panduan Peer Teaching; Penugasan Mahasiswa dan Materi Pengayaan.

II

Terapan STM:

Pencemaran

Lingkungan dan Cara Mengatasinya

1. Interdisipliner IPA dengan kompetensi utama bidang Kimia

2. Tema utama terkait dengan kehidupan sehari-hari

3. Perangkat meliputi: Silabus Sub Program II; Pemodelan (contoh Analisis Kompetensi dan contoh Silabus Pembelajaran IPA Terintegrasi dengan terapan STM, contoh RPP, contoh LKS, contoh Penilaian); Panduan

(8)

Pengembangan RPP; Panduan Peer Teaching; Penugasan Mahasiswa; Materi Pengayaan.

III

Terapan Inkuiri: Mengapa Bisa Terjadi Hipertensi?

1. Interdisipliner IPA dengan kompetensi utama bidang Biologi

2. Tema utama terkait dengan kehidupan sehari-hari

3. Perangkat meliputi: Silabus Sub Program III; Pemodelan (contoh Analisis Kompetensi dan contoh Silabus Pembelajaran IPA terintegrasi dengan terapan Inkuiri, contoh RPP, contoh LKS, contoh Penilaian); Panduan Pengembangan RPP; Panduan peer teaching; Penugasan Mahasiswa; Materi Pengayaan.

Hasil Ujicoba dan Diseminasi

Perangkat sub program II (Terapan STM: Pencemaran Lingkungan dan Cara Mengatasinya) diujicobakan pada kelas reguler (Kelas H). Alasan pemilihan sub program IPA terintegrasi II yang diujicobakan adalah ditinjau dari tingkat kesulitan materi tidak ada kendala dan pada terapan pendekatan pembelajaran STM juga mengandung keterampilan-keterampilan proses, serta dapat dijadikan sarana bagi siswa untuk menjawab pertanyaan inkuiri, terutama untuk metode penyelidikan dan proyek. Mengacu pada hasil analisis dan masukan dari para dosen pengamat pada kelas ujicoba, maka dilakukan beberapa revisi perangkat perkuliahan dan semua yang terkait dengan teknis perkuliahan sebelum dilakukan diseminasi.

Kompetensi Pemahaman IPA Terintegrasi Kelas Ujicoba dan Kelas Diseminasi

[image:8.595.99.526.87.278.2]

Berdasarkan analisis data dari Instrumen 1a dan 1b diperoleh hasil kompetensi integrasi IPA dengan metode ilmiah; kompetensi interdisipliner bidang IPA soal pilihan ganda dan soal essay mahasiswa kelas ujicoba dan kelas diseminasi disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Data Kompetensi Integrasi IPA dengan Metode Ilmiah dan Kompetensi Interdisipliner Bidang IPA Mahasiswa kelas ujicoba

No Jenis kompetensi Skor rata-rata tes awal

Skor rata-rata tes akhir

N-gain

(9)

2 Interdisipliner bidang IPA

(Soal Pilihan Ganda) 45,24 89,05 0,79

3 Interdisipliner bidang IPA

[image:9.595.97.506.84.187.2]

(Soal Essay) 39,52 88,57 0,81

Tabel 3. Data Kompetensi Integrasi IPA dengan Metode Ilmiah dan Kompetensi Interdisipliner Bidang IPA Mahasiswa Kelas Diseminasi

N o

Sub Program

Jenis kompetensi

Skor rata-rata tes awal

Skor rata-rata tes akhir

N-gain

I II III I II III I II III

1 Integrasi IPA dengan metode ilmiah

63,27 92,80 0,80

2 Interdisipliner bidang IPA (Soal pilihan ganda) 53,1 8 56,9 1 55,2 9 94,5 5 77,3 8 88,6 3 0,8 8 0,4 7 0,7 4 3 Interdisipliner bidang IPA (Soal Essay) 28,8 9 36,1 9 37,3 3 80,5 6 86,6 7 73,6 7 0,7 1 0,7 9 0,5 8

Keterangan: (berlaku juga untuk Tabel 10)

I : PKP: Penjernihan Air

II : STM: Pencemaran Lingkungan dan Cara Mengatasinya III : Inkuiri: Mengapa Bisa Terjadi Hipertensi?

Persentase ketercapaian setiap indikator integrasi IPA dengan metode ilmiah kelas ujicoba dan kelas diseminasi dipaparkan dalam Tabel 4. Persentase mahasiswa yang mencapai setiap indikator berkategori rendah (<75%) untuk kelas ujicoba dan kelas diseminasi sama, yaitu pada indikator 11, 12 dan 13, sehingga khusus untuk tiga indikator tersebut (diberikan deskripsi variabel secara verbal, mahasiswa

(10)

menyeleksi difinisi operasional; diberikan suatu masalah dengan variabel terikat spesifik, mahasiswa mengidentifikasi hipotesis yang bisa diuji; dan diberikan suatu hipotesis mahasiswa memilih rancangan penyelidikan yang memungkinkan untuk menguji hipotesis tersebut) perlu banyak dilatihkan pada mahasiswa.

Persentase penguasaan mahasiswa setiap bidang interdisipliner IPA kelas ujicoba dan kelas diseminasi dipaparkan Tabel 5 dan Tabel 6.

Kompetensi Mahasiswa dalam Aspek Pedagogik Kelas Ujicoba dan Kelas Diseminasi

[image:10.595.99.513.419.724.2]

Kompetensi mahasiswa dalam melakukan analisis kompetensi dan pengembangan silabus pembelajaran dinilai dengan Instrumen 2; kompetensi mahasiswa dalam mengembangkan RPP dinilai dengan Instrumen 3; dan kompetensi mahasiswa dalam peer teaching dinilai dengan Instrumen 4. Data masing-masing kompetensi pedagogik kelas ujicoba dan diseminasi disajikan dalam Tabel 7 dan 8.

Tabel 4. Persentase mahasiswa mencapai setiap indikator integrasi IPA dengan metode ilmiah kelas ujicoba dan kelas diseminasi

Indikator Persentase Pencapaian (%)

Kelas Ujicoba Kelas Diseminasi

1. Mahasiswa mampu menginterpretasikan gambar/ diagram yang terkait dengan hasil penyelidikan bidang sains

96,7 100,0

2. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara

variabel-variabel yang terkait dengan penyelidikan 94,4 94,2

3. Mahasiswa mampu melakukan suatu penyelidikan

dalam bidang sains 90,0 93,5

4. Mahasiswa mampu menyajikan data hasil penyelidikan sains dengan suatu grafik

(11)
[image:11.595.96.515.135.745.2]

Tabel 4. Persentase mahasiswa mencapai setiap indikator integrasi IPA dengan metode ilmiah kelas ujicoba dan kelas diseminasi

Indikator Persentase Pencapaian (%)

Kelas Ujicoba Kelas Diseminasi

5. Mahasiswa mampu menyusun suatu inferensi hasil

penyelidikan 96,7 97,0

6. Mahasiswa mampu mengintepretasikan data hasil

penyelidikan sains 92,2 95,0

7. Diberikan deskripsi suatu penyelidikan, mahasiswa mampu mengidentifikasi variabel-variabel (bebas, terikat dan kontrol) dan hipotesis yang akan diuji

90,0 90,0

8. Diberikan suatu masalah dengan suatu variabel terikat khusus, mahasiswa mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi

90,0 90,0

9. Diberikan suatu masalah dengan variabel terikat khusus dan mendaftar variabel-variabel bebas yang mungkin, mahasiswa mengidentifikasi hipotesis yang bisa diuji

83,0 90,0

10. Diberikan deskripsi variabel secara verbal, mahasiswa

menyeleksi difinisi operasional variabel 70,0 74,0

11. Diberikan suatu masalah dengan variabel terikat spesifik, mahasiswa mengidentifikasi hipotesis yang bisa diuji

73,0 74,0

12. Diberikan suatu hipotesis, mahasiswa memilih rancangan penyelidikan yang memungkinkan untuk menguji hipotesis tersebut

67,0 71,0

13. Diberikan suatu hipotesis, mahasiswa memilih 67,0 71,0

(12)
[image:12.595.98.513.140.275.2]

Tabel 4. Persentase mahasiswa mencapai setiap indikator integrasi IPA dengan metode ilmiah kelas ujicoba dan kelas diseminasi

Indikator Persentase Pencapaian (%)

Kelas Ujicoba Kelas Diseminasi

[image:12.595.95.516.266.665.2]

rancangan penyelidikan yang memungkinkan untuk mengujinya

Tabel 5. Persentase mahasiswa menguasai setiap bidang interdisipliner IPA kelas ujicoba

Kompetensi Bidang IPA Persentase Pengusaan

Mahasiswa (%)

1. Perubahan fisika dan kimia zat 81,3

2. Pemisahan campuran 74,4

3. Larutan dan Sifatnya 93,3

4. Lambang unsur dan rumus kimia sederhana 95,6

5. Unsur, senyawa dan campuran 97,0

6. Pencemaran lingkungan 82,2

(13)
[image:13.595.80.517.130.695.2]

Tabel 6. Persentase mahasiswa menguasai setiap bidang interdisipliner IPA kelas diseminasi

Kompetensi Bidang IPA untuk Sub Program Persentase Penguasaan Mahasiswa (%)

I II III I II III

Sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapan dalam kehidupan

Perubahan fisika

dan kimia zat Konsep tekanan 95,8 81,3 92,7

Pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia

Pemisahan

Campuran Faktor-faktor yangmempengaruhi tekanan

93,3 86,7 85,0

Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

Larutan dan

sifatnya Keterkaitan gaya,luas permukaan dan tekanan

91,7

62,2 77,8

Lambang unsur dan rumus kimia sederhana

Penerapan prinsip

Pascal 93,3 93,0

Unsur, senyawa, dan larutan

Komponen Sistem Peredaran Darah

66,7 88,9

Pencemaran

Lingkungan KelainanPembuluh Darahpada 71,1 83,3

Ekosistem dan keterkaitan-nya

Penyebab Penyempitan Pembuluh Darah

70,0 86,7

Keterangan rentang skor 1-4 dalam konversi %(*)

Keterangan rentang skor 1-5 dalam konversi % (*)

(14)
[image:14.595.76.519.82.779.2]

Tabel 6. Persentase mahasiswa menguasai setiap bidang interdisipliner IPA kelas diseminasi

Kompetensi Bidang IPA untuk Sub Program Persentase Penguasaan Mahasiswa (%)

I II III I II III

00,0% - 25,0% = kurang 00,0% - 20,0% = sangat tidak baik

25,1% - 50,0% = cukup 20,1% - 40,0% = tidak baik

50,1 % - 75,0% = baik 40,1% - 60,0% = kurang baik

75,1% - 100% = sangat baik 60,1% - 80,0% = baik

[image:14.595.84.513.479.741.2]

(*) Berlaku juga untuk Tabel 1.12 80,1% - 100% = sangat baik

Tabel 7. Data Kompetensi Mahasiswa dalam Menganalisis Kompetensi dan Silabus, Mengembangkan RPP dan Peer Teaching Kelas ujicoba

No Tema Persentase Ketercapaian Kompetensi Setiap Aspek Pedagogi (%)

Menganalisis kompetensi dan mengembangkan silabus

(rentang skor 1-4)

Mengembang kan RPP (rentang skor 1-4)

Peer Teaching (rentang skor 1-5)

1 Sang Surya 68,8 67,5 62,0

2 Listrik di Tubuhku 77,5 80,0 62,0

(15)
[image:15.595.81.513.133.749.2]

Tabel 6. Persentase mahasiswa menguasai setiap bidang interdisipliner IPA kelas diseminasi

Kompetensi Bidang IPA untuk Sub Program Persentase Penguasaan Mahasiswa (%)

I II III I II III

4 Kesehatan lambung dan

ususku 70,0 67,5 64,0

5 Nutrisi Lengkap, Tubuh Kuat

72,5 80,0 66,0

6 Makanan Sehat, Badan Kuat 75,0 75,0 70,0

Keterangan

Tema Sub Program

I II III

1 Transformasi Tumbuhan Petunjuk Arah Bagaimana Terjadinya Gerhana Matahari?

2 Makanan dan Tubuhku Bahaya Rokok Mengapa Terjadi Hujan Asam?

3 Udara Sehat Tekanan Darahku Bagaimana terjadinya korosi?

4 Kulit Tubuhku Termometerku Bagaimana proses pernapasan pada manusia?

5 Hijaunya daun-daun Lempar dan kau akan mendapatkannya

Pernahkan kalian melihat pelangi siang hari?

(16)
[image:16.595.80.519.126.764.2]

Tabel 6. Persentase mahasiswa menguasai setiap bidang interdisipliner IPA kelas diseminasi

Kompetensi Bidang IPA untuk Sub Program Persentase Penguasaan Mahasiswa (%)

I II III I II III

6 Pentingnya Makan Asal Usul Garam Bagaimanakah terbentuknya tanah?

Tabel 8. Data kompetensi mahasiswa menganalisis kompetensi kurikulum dan mengembangkan silabus, RPP dan Peer Teaching kelas diseminasi

No Tema per Sub

Program Persentase Ketercapaian Kompetensi Setiap Aspek Pedagogi (%)

Menganalisis kompetensi dan mengembangkan silabus (rentang skor 1-4)

Mengembang kan RPP

(rentang skor 1-4)

Peer Teaching

(rentang skor 1-5)

I II III I II III I II III I II III

1 T1 T1 T1 82,5 87,5 82,5 75,0 82,5 80,0 76,0 68,0 70,

0

2 T2 T2 T2 92,5 85,0 82,5 80,2 87,5 80,0 72,0 70,0 74,

0

3 T3 T3 T3 82,5 87,5 80,0 82,5 87,5 77,5 74,0 72,0 70,

0

4 T4 T4 T4 85,0 82,5 82,5 77,5 80,0 82,5 76,0 66,0 74,

0

5 T5 T5 T5 87,5 90,0 82,5 75,0 87,5 80,0 74,0 72,0 78,

(17)

6 T6 T6 T6 85,0 85,0 82,5 82,5 80,0 85,0 80,0 66,0 74, 0

Rerata 87,5 87,5 82,5 77,5 85,0 80,0 76,0 70,0 74,0

Analisis Kompetensi Materi IPA Terintegrasi Kelas Ujicoba dan Kelas Diseminasi

Kompetensi materi dianalisis dari pengembangan silabus IPA terintegrasi hasil karya mahasiswa. Mengacu dari silabus dapat ditetapkan hal-hal antara lain tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, materi pembelajaran Dari hasil ujicoba maupun diseminasi ditemukan, bahwa pada kompetensi bidang IPA hasil karya mahasiswa mencakup bidang Biologi, Fisika, Kimia, Bidang lain (Terapan pada Masyarakat, Teknologi, Kesehatan, Kebumian, Lingkungan, dan Astronomi).

Analisi Kompetensi Pedagogi IPA Terintegrasi Kelas Ujicoba dan Kelas Diseminasi

Kompetensi pedagogi dianalisis dari pengembangan silabus IPA terintegrasi dan RPP hasil karya mahasiswa. Mengacu dari silabus dan RPP, maka dapat ditetapkan hal-hal yang terkait pedagogi, meliputi pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan asesmen pembelajaran, keterampilan berpikir serta strategi berpikir. Kompetensi pedagogik hasil karya mahasiswa dalam pengembangan RPP mampu memunculkan metode pembelajaran yang dominan antara lain eksperimen, diskusi, demonstrasi, penyelidikan, proyek, dan kaji referensi, disamping metode pembelajaran lain yang tidak dominan seperti permainan (game), bermain peran (role playing), wawancara, tanya jawab, dan ceramah. Asesmen dominan yang dimunculkan dari hasil pengembangan RPP mahasiswa adalah tes tertulis, tes lisan, tes unjuk kerja, portofolio, dan penugasan. Keterampilan proses, keterampilan berpikir dan strategi berpikir juga mampu dimunculkan pada RPP hasil karya mahasiswa, meskipun jenisnya berbeda-beda sesuai metode pembelajaran yang muncul

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

(18)

1. Karakteristik program IPA terintegrasi terdiri dari perangkat-perangkat program perkuliahan yang meliputi: a) Standar Core Materi dan Pedagogi tingkat SMP/MTs; b) Silabus sub program; contoh-contoh Analisis Kompetensi dan Silabus Pembelajaran IPA Terintegrasi; contoh-contoh RPP lengkap dengan Penilaiannya; contoh-contoh LKS; c) Panduan Penyusunan RPP; d) Panduan

Peer Teaching; e) Penugasan Mahasiswa dan f) Materi Pengayaan aspek Content

dan Pedagogy.

2. Program IPA terintegrasi mampu mewujudkan kompetensi profesional calon guru IPA SMP/MTs ditunjukkan dengan peningkatan kompetensi integrasi IPA dengan metode ilmiah berkategori tinggi dengan N-gain 0,80; meningkatkan kompetensi interdisipliner bidang IPA berkategori antara sedang dan tinggi dengan N-gain antara 0,63 dan 0,80.

3. Program IPA terintegrasi mampu mewujudkan kompetensi pedagogik calon guru IPA SMP/MTs meliputi kompetensi menyusun analisis kompetensi kurikulum/standar dan pengembangan silabus pembelajaran IPA terintegrasi dengan persentase ketercapaian antara 82,5% dan 87,5%; mengembangkan RPP IPA terintegrasi dengan persentase ketercapaian antara 77,5% dan 80,0% serta

peer teaching IPA terintegrasi dengan persentase ketercapaian kompetensi antara 70,0% dan 74,0%.

4. Program IPA terintegrasi mampu mewujudkan kompetensi pedagogy-content-knowledge karena memiliki tahap aktivitas: pemodelan; diskusi; penyusunan analisis kompetensi kurikulum/standar dan mengembangkan silabus pembelajaran; penyususnan RPP; peer teaching; dan pengayaan materi IPA terintegrasi aspek content dan pedagogy.

Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan dari hasil penelitian antara lain:

1. LPTK yang membuka program studi S1 pendidikan IPA perlu menerapkan mata

(19)

2. Sub-program-sub-program dan tema-tema dapat dimodifikasi oleh perguruan tinggi untuk disesuaikan dengan visi dan misi kurikulum yang dikembangkan, kekhasan daerah, kondisi kampus dan sarana-prasarana serta kemampuan mahasiswa, namum tetap mengacu pada standar materi dan pedagogi tingkat SMP/MTs sebagai rujukan.

3. Pelaksanaan perkuliahan IPA Terintegrasi dan Pembelajarannya dapat dilaksanakan oleh berbagai LPTK yang membuka Program Studi S1 Pendidikan

IPA pada semester dimana para mahasiswa sudah menempuh mata kuliah prasyarat baik dari aspek materi maupun pedagogi.

DAFTAR PUSTAKA

American Assosiation for the Advancement of Science. (1993). Benchmarks for Science Literacy. Project 2061. New York: Oxford University Press.

Borg, W. R. And Gall, M. D. 1983. Educational Research An Introduction 4th Ed.

New York: Longman, Inc.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP Depdiknas.

Clarke, J. A. and Rowe, R. 2007. Learning Science Online: A

Descriptive Study of Online Science Courses For Teachers. TERC, 26 halaman. Tersedia: http://www.terc.edu [23 Juni 2008]

Meltzer, David E. 2002. The Relationship between Mathemathic Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. American Journal of Physics 70 (12), pp. 1259-1267. Tersedia: http://ojps.aip.org/ajp/. [20 Januari 2009]

NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 tentang Guru

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru

Rutherford, F.J. dan Ahlgren, A. (1990) Science for All Americans. New York : Oxford University Press.

(20)

Sultan. 2008 .Guru Tidak Layak Mengajar, Mau Diapakan?. Tersedia :

http://en.wikipedia.org. [6 Juni 2008]

Taurina, T. 2007. Secondary School Teaching and Maori Student Achievement in Science. Intern Research Report 11. 12 halaman. Tersedia :

http://www.review.mai.ac.nz. [12 Mei 2008]

Thiagarajan, S., Semmel, D. S., Semmel, M.I. 1974.

Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Broomington. Indiana University.

Trefil, J. dan Hazen, R. M, 2007. The Science: An Integrated Approach. United Stated of America: John Wiley & Sons, Inc.

Wilhelm, J., Thacker,B. , Wilhelm, R. 2007. Creating Constructivist

Physics for Introductory University Classes. Electronic Journal of Science Education, Vol II, No 2 (2007), 18 halaman. Tersedia:

http://ejse.southwestern.edu[12 Mei 2008]

---. 2004. Standar-standar Guru Pemula untuk SMP/MTs. Jakarta: Dirjen DIKTI. Departemen Pendidikan Nasional.

---. 2005. Panduan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Pusat Kurikulum. Balitbang. DepDikNas.

---.2007. Kurikulum 2002 FMIPA . Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta

---. 2007. Panduan Penyusunan KTSP Lengkap. Yogyakarta: Pustaka Yustisia

Gambar

Gambar 1. Disain Penelitian
Tabel 1. Karakteristik atau Persamaan dan Perbedaan Setiap Sub Program IPA               Terintegrasi.
Tabel 2. Data Kompetensi Integrasi IPA dengan Metode Ilmiah dan Kompetensi
Tabel 3. Data Kompetensi Integrasi IPA dengan Metode Ilmiah dan Kompetensi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Guru yang mengajar mengevaluasi apakah kegiatan simulasi pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, bagaimana keberhasilannnya apakah..

The following proposition give the condition of a semigroup homomorphism, such that the image of a fuzzy regular bilinear form of is a fuzzy regular bilinear

[r]

Agar penelitian ini terarah dan tidak melebar maka penulis membatasi penelitian ini pada kegiatan penggalangan dana di tvOne dalam membantu kemanusiaan, yang dimaksud

www.lpse.pelalawankab.go.id telah diadakan Rapat Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ) untuk Paket 2 (dua)Pemasangan Pembangkit Tenaga Listrik (PLTS)/ Solar Home System Dan

syariah terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan pada rumah makan Wong Solo..

No.. Kesebelas kriteria butir tes diatas adalah sebagai berikut. a) Pokok soal harus jelas. b) Pilihan jawaban homogen dalam arti isi. c) Panjang kalimat pilihan jawaban relative

yang bekerja dengan baik untuk berbagai macam sistem elektronik. Secara praktis, TDF sangat baik digunakan untuk mempelajari stabilitas struktural sistem, elastisitas,