Oleh :
Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan
HAM
RIDWANTO, SH.,M.Hum
HAM merupakan hak dasar secara kodrati melekat pada diri setiap manusia bersifat Universal dan langgeng oleh karena itu harus dihormati, dimajukan, dipenuhi, dilindungi dan ditegakkan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa HAM ini sudah dikenal lama oleh bangsa Indonesia bahkan sejak perjuangan pergerakan dimulai dari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 sampai 17 Agustus 1945 telah syarat memuat HAM menuju hak memperoleh kebebasan yaitu kemerdekaan sebagai hak paling mendasar dari HAM.
Dalam UUD ………
Dalam UUD 1945 yang telah di Amandemen khusus dalam Pasal 28 A – J telah diatur dengan baik masalah HAM ini dan diperkuat lagi dengan adanya UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Konvensi Internasional tentang Hak Ekososbud, UU No. 12 Tahun 2005 tentang Hak Sipol, kemudian telah disahkan pula Konvensi menentang Penyiksaan atau Penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia ( UU No. 5 Tahun 1998 ), Konvensi mengenai Penghapusan segala bentuk Diskriminasi Rasial, Konvensi Penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap perempuan, Konvensi hak – hak anak dan UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakekat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan
merupakan
anugrahNya
yang
wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.
( Pasal UU No. 39 Tahun 1999 )
Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara baik di sengaja maupun tidak di
sengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau
mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh UU dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum
yang berlaku.
Pelanggaran HAM yang berat meliputi Kejahatan
Genosida dan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan.
Salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistemik yang diketahui bahwa serangan tersebut ditujukan kepada penduduk sipil berupa :
Pembunuhan, Pemusnahan, Perbudakan, Pengusiran, Perampasan Kemerdekaan, Penyiksaan, Perkosaan, Penganiayaan terhadap kelompok tertentu, Penghilangan orang secara paksa dan Kejahatan Apartheid.
KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN
PENGHORMATAN
( RESPECT )
Penegasan bahwa Negara cq Pemerintah untuk tidak melakukan tindakan – tindakan yang mengakibatkan pencegahan terhadap jalur-jalur, akses-akses individu-individu.
Setiap orang berhak atas pengakuan jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan perlakuan yang sama di depan hukum.
( Vide Pasal 28 D UUD 1945)
Bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif.
( Vide Pasal 28 G ayat 1 UUD 1945 )
Hak setiap orang untuk membentuk suatu keluarga. Hak untuk memperoleh informasi.
PEMAJUAN (PROMOSI)
Langkah-langkah yang diambil pemerintah
dengan tujuan untuk pencapaian perwujudan
HAM
1. Penerapan Norma dan Standar HAM melalui :
–
Ratifikasi Konvensi Internasional HAM.
–
Membuat Peraturan Perundang-undangan
–
Penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM
2. Melaksanakan Monev HAM
PEMENUHAN (FULLFILLMENT)
Negara Cq Pemerintah mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi dan menyediakan dalam upaya memperkuat akses dan pendayagunaan sumber daya oleh masyarakat dan cara untuk menjamin kehidupan mereka yaitu :
Hak untuk hidup.
Hak untuk memperoleh pendidikan. Hak untuk memperoleh kesehatan.
Menciptakan lingkungan yang baik dan sehat.
PERLINDUNGAN
(PROTECTION)
Tindakan Pemerintah untuk menjamin
bahwa Individu-individu, kelompok atau
pemerintah tidak meniadakan
akses-akses individu lainnya :
Setiap
masyarakat
berhak
memperoleh keadilan.
Setiap
anak
berhak
memperoleh
perlindungan hukum.
Semua orang sama di depan hukum.
PENEGAKAN ( ENFORCEMENT )
Meningkatkan ketertiban dan kepastian
hukum serta pemenuhan rasa keadilan
masyarakat.
UU No. 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan
Tindak
Pidana
Korupsi.
UU No. 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih
dan bebas KKN.
PERAN APARAT
1. Dalam menjalankan tugasnya harus berdasarkan
peraturantan perundang – undangan dan menempatkan
kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
2. Memberikan pelayanan kepada warga masyarakat sesuai
dengan prosedur dan tata cara yang diatur dalam peraturan
serta memberikan perlakuan yang sama tanpa diskriminasi.
3. Tidak boleh menghasut untuk berprilaku diskriminasi dan
tidak terpengaruh terhadap segala bentuk hasutan orang
lain yang mengarah kepada perlakuan diskriminasi.
4. Menyelesaikan tugas tepat waktu.
5. Mencegah terjadinya pemungutan biaya diluar yang
ditatapkan.
6. Menciptakan suasana yang kondusif untuk tidak terjadinya
korupsi dan pengutan liar.
7. Memberikan data dan informasi kepada warga masyarakat
sepanjang dibenarkan oleh aturan.
8. Membantu warga masyarakat untuk mencarikan solusi
terhadap persoalan yang dihadapi.