• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Penelitian

Bedasarkan Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas mempunyai 19 kecamatan (Paloh, Sajingan Besar, Sejangkung, Tangaran, Galing, Teluk Keramat, Jawai Selatan, Jawai, Sajad, Sebawi, Subah, Sambas, Tekarang, Tebas, Salatiga, Semparuk, Pemangkat, Selakau, Selakau Timur) dan 183 desa dan keseluruhan 501,761 Jiwa Penduduk di Kabupaten Sambas, sehingga sulitnya mencari pekerjaan tidak dielakkan lagi. Dan sulitnya untuk mencari nafkah, dan mahalnya prasarana untuk meningkatkan taraf hidup dikabupaten sambas, khususnya di Kecamatan Tekarang.

Kecamatan Tekarang terbentuk pada tahun 2002 berdasarkan Perda Kabupaten Sambas Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kecamatan Tekarang yang merupakan hasil dari pemekaran dari Kecamatan Tebas. Sebagai kecamatan yang baru terbentuk dan berumur 14 tahun Kecamatan Tekarang masih mengalami keterbatasan prasarana dan sarana pemerintahan, personil dan sumber daya manusia. Sebagian besar penduduk Kecamatan Tekarang bermata pencaharian sebagai petani. Luas tanaman padi yang ditanam masyarakat sekitar 1.419,00 Ha. Kondisi lahan pertanian tersebut adalah pertanian tadah hujan. Hasil pertanian masyarakat rata – rata sekitar 2.800,00 Kg/Ha dan dikerjakan 1 (satu) tahun sekali. Dan sisi lain mata pencaharian masyarakat kecamatan tekarang yaitu bekerja sebagai ojek motor tempel di Dermaga Penyebrangan Perigi Piyai Desa

(2)

Tekarang untuk menghubungkan Kecamatan Tekarang dengan Kecamatan Tebas, dan Pekerja Ojek Motor Tempel tersebut menyebrangkan penumpang sekitar 2 – 4 buah sepeda motor. Namun sesuai kesepakatan seluruh Pekerja Ojek Motor Tempel tersebut setiap penumpang hanya diperbolehkan mengangkut dua buah sepeda motor dan maksimal 5 orang penumpang dewasa. Tarif yang dikeluarkan oleh penumpang yaitu sebesar Rp 8.000 ,- per buah motor satu kali nyebrang.

Pekerja Ojek Motor Tempel di Dermaga Perigi Piyai ini banyak pekerja dari desa setempat yaitu Desa Rambayan Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas. Penduduk desa Rambayan yang cukup ramai dan berjumlah 1.912 Jiwa.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Desa Rambayan Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas

TK/PAUD SD SMP SMA P.TINGGI

BERHENT

I BAYI/BALITA

30 827 90 166 28 265 506

JUMLAH 1.192

(Sumber : Balai Desa Rambayan)

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Desa Rambayan Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas

PNS NELAYAN

PEDAGAN

G BURUH PETANI TIDAK TETAP

19 1 30 10 990 862

JUMLAH 1.192

(3)

Ada anggapan orang tua dalam persepsi mereka bahwa pendidikan itu tidak lah terlalu berpengaruh dalam kelangsungan hidup, contohnya anggapan Ibu amim dalam menafsirkan pendidikan anaknya bahwa pendidikan hanya bisa menghitung dan membaca itu sudah cukup. Dan ada anggapan lain, bahwa pendidikan hanya mengabiskan uang, bukannya menghasilkan uang. Tetapi menurut Bapak Hipnu Hajar berpendapat positif dari masyarakat bahwa pendidikan membuat wawasan menjadi luas dan banyak pengetahuan.

Sekolah telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang-tua yang penuh perhatian. Jika orang-tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang-tua yang selalu bersikap mendukung.

(4)

Kerja Sama dengan Guru, Biasanya apabila timbul masalah-masalah gawat, barulah beberapa orang-tua menghubungi guru anak-anak mereka. Sebaiknya, orang-tua perlu mengenal guru di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Berkomunikasilah dengan guru untuk perkembangan anak Anda. Guru juga perlu diberitahu bahwa Anda memandang penting pendidikan anak Anda di sekolah sebagai bagian kehidupannya. Ini akan membuat guru lebih memperhatikan anak Anda. Hadirilah pertemuan orang-tua murid dan guru yang diselenggarakan oleh sekolah. Pada pertemuan ini, Anda memiliki kesempatan untuk mengetahui prestasi akademis anak Anda serta perkembangan anak Anda di sekolah. Jika seorang guru mengatakan hal yang buruk mengenai anak Anda, dengarkan guru tersebut dengan penuh respek, dan selidiki apa yang ia katakan. Anda juga dapat menanyai guru-guru di sekolah mengenai prestasi, sikap, dan kehadiran anak di sekolah. Jika seorang anak sering bermuka dua, maka penjelasan dari guru bisa jadi mengungkap hal-hal yang disembunyikan anak Anda saat bersikap manis di rumah.

Dari uraian diatas telah dijelaskan, banyaknya anak putus sekolah dan kurangnya kesadaran akan pendidikan dan kepedulian keluarga maupun orang tuanya lalu memilih bekerja sebagai Pekerja Ojek Motor Tempel.

B. Identifikasi Permasalahan

(5)

C. Rumusan Permasalahan

Bagaimana peran orang tua terhadap pendidikan anak di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan :

 untuk mendiskripsikan dan menganalisis peran orang tua terhadap pendidikan anak

 untuk mendiskripsikan dan menganalisis penyebab anak putus sekolah E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pembangunan masyarakat, secara lebih khusus lagi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran peran keluarga dalam mendorong anak untuk melanjutkan kedunia pendidikan.

b. Manfaat Praktis

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya. Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa ahli dalam (Jhonson R, 2010) :

1. Raisner

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih masing - masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, kakak, dan nenek.

2. Duval

Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.

3. Spradley dan alllender

Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.

4. Departemen Kesehatan RI

(7)

Keluarga adalah suatu unit sosial terkecil yang berbentuk atas dukungan segitiga abadi, yaitu ayah, ibu, dan anak-anaknya. Raymond Firth ( 1960 : 115 ) memandang keluarga, sebagai “Sistem ikatan – ikatan sosial yang berdasarkan pengakuan akan adanya hubungan – hubungan kelamin, yaitu hubungan yang timbul dari perkelaminan yang sah dan kelahiran anak – anak.

Keluarga, satu istilah yang tidak asing lagi bagi kita sebab sering diucapkan dan didengar. Pengertiannya dikaitkan dengan pertalian kekerabatan antara seseorang dengan orang lain. Keluarga adalah kelompok manusia yang diikat oleh tali perkawinan, pertalian darah dan adopsi.

Sebagai suatu sistem ikatan sosial, maka tiap unit keluarga mempunyai fungsi sosial, disamping fungsi biologis dan pengajaran dalam usaha melanjutkan warisan budaya, baik yang tercermin dalam wujud nilai – nilai dan gagasan vital maupun berupa tingkah laku berpola serta sistem pengetahuan dan keterampilan teknis yang tumbuh dan mendapatkan dukungan dalam masyarakat sekitarnya. Sehubungan dengan hal itu, keluarga sebagai suatu unit sosial dapat berfungsi secara efektif dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

(8)

bukan hanya menarik, tetapi juga sangat penting diungkapkan untuk memperlancar proses dan usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia. Arfah,Muhammad (1997: 3).

B. Konsep Pendidikan

Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. (Tirtaradhardja dan Sulo, 2005)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”.

Menurut John Dewey (dalam Mobelos, 2013) pendidikan adalah suatu proses pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan didalam perkembangan seseorang.

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola piker dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.

(9)

dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan penidikan dan merupakan suatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

Gunawan (dalam Desca, 2015) menyatakan bahwa “putus sekolah merupakan predikat yang diberikan keppada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan berikutnya”. Hal ini berarti, putus sekolah ditujukan kepada seseorang yang pernah bersekolah namun berhenti untuk bersekolah.

Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. (Chandra, 2012).

C. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan – kebutuhan dasar anak meliputi Asuh, Asih dan Asuh, tutur (dr. Soedjatmiko, 2009) kebutuhan dasar anak yaitu :

a) Kebutuhan Fisik – Biologis (Asuh).

Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti : nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.

a) Nutrisi

Sejak anak didalam rahim, ibu wajib memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi, Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi (terutama pada 6 bulan pertama).

b) Imunisasi

Anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

(10)

Meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi.

d) Bermain, aktivitas fisik, tidur

Anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini bermanfaat untuk :

 Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

 Merangsang pertumbuhan otot dan tulang  Merangsang perkembangan

b) Kebutuhan kasih sayang dan emosi (Asih).

Pada tahun – tahun pertama kehidupan, hubungan erat, mesra, dan selaras antara ibu / pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, maupun psikologi. Berperannya dan kehadiran ibu, anak mutlak memerlukan ikatan yang menciptakan rasa aman dan nyaman.

Untuk itu upayakan agar :  Anak merasa dilindungi

 Memperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya  Memberi contoh, tidak memaksa

 Membantu, mendorong / memotivasi menghargai pendapat anak  Mendidik dengan penuh kegembiraan melalui kegiatan bermain.

 Melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman)

c) Kebutuhan Stimulasi (Asah).

Untuk memperoleh perkembangan yang optimal, anak perlu diasah melalui kegiatan stimulasi dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual.

Dasar perlunya stimulasi dini :

 Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel – sel otak.

 Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan – hubungan baru (sinaps)  Semakin sering dirangsang akan makin kuat hubungan antar sel – sel otak  Semakin banyak variasi maka hubungan antar sel – sel otak semakin

kompleks / luas

 Inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.

 Stimulasi mental secara dini akan mngembangkan mental – psikososial anak seperti : kecerdasan, budi luhur, moral, agama, etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas.

(11)

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan ini.

1) Desca Thea Purnama yang berjudul Fenomena Anak Putus Sekolah dan Faktor Penyebabnya Di Kota Pontianak tahun 2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab angka putus sekolah yaitu, dikarenakan adanya faktor psikologis meliputi rendahnya minat peserta didik, kurangnya kesadaran dan motivasi, trauma serta kemampuan anak dalam penyerapan pelajaran, yang kedua ialah dikarenakan faktor sosial, faktor sosial ini berasal dari lingkungan keluarga dan pergaulan peserta didik. Yang ketiga yaitu dikarenakan ekonomi keluarg, kemampuan keluarga jelas berpengaruh atas proses pendidikan peserta didik.

(12)

sekolah, 56,2% anak putus sekolah membayar SPP dengan cara rutin tiap bulan oleh orang tua/wali, dan 57,5% mendapatkan buku dengan cara membeli sendiri, serta 67,1% menjangkau sekolah dengan berjalan kaki. Sedangkan orang tua anak putus sekolah dalam mendukung anak sekolah, 56,2% adalah tidak mendukung/mendampingi anaknya untuk bersekolah. 3) Muhammad Arfah, Faisal,Alimuddin yang berjudul fungsi keluarga dalam

meningkatkan kualitas sumbar daya manusia di Kelurahan Aliritenngae Kabupaten Maros tahun 1997. Hasil Penelitian ini adalah Kelurahan Alirritenngae sebagai wilayah pemukian dipusat kota Kabupaten Maros, merupakan wilayah strategis dengan arus informasi cukup lancer baik melalui jalur transportasi maupun melalui media cetak dan elektronika, serta sarana komunikasi lainnya. Sebagai konsekuensinya, masyarakatnya menjadi dinamis dengan heterogenitas baik dari segi pendidikan maupun mata pencaharian yang setiap harinya akan mengarah kepada kesibukan dan kepentingan masing masiang secara pribadi.

E. Kerangka Pikir

(13)

masalah. Oleh sebab itu, dalam menyusun alur pikir penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah yang ada.

Secara garis besar masalah putus sekolah memiliki beberapa faktor penyebabnya. Faktor ekonomi merupakan faktor yang masih berpengaruh besar terhadap kemampuan keluarga untuk melanjutkan pendidikannya. Selain faktor internal yang ada pada diri manusia itu sendiri memaknai pendidikan bagi dirinya dan yang terakhir adanya faktor budaya yang memiliki indikasi atas permasalahan anak putus sekolah. Dari paparan diatas, bisa diidentifikasikan permasalahan yang berkaitan dengan kondisi anak putus sekolah yang ada pada masyarakat diwilayah Desa Rambayan Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas..

Mengenai penjelasan diatas akan diuraikan penulis sebagai berikut : Gambar 1.1 Alur Pikir Penelitian

Anak Putus Sekolah di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang Anak Putus Sekolah di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang

Teori Keluarga (Duval) Teori Keluarga (Duval)

Permasalahan dorongan keluarga terhadap pendidikan anak yang menyebabkan tingginya anak putus sekolah di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang

Anak putus sekolah cukup tinggi di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang

Permasalahan dorongan keluarga terhadap pendidikan anak yang menyebabkan tingginya anak putus sekolah di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang

Anak putus sekolah cukup tinggi di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang

Penyebab anak putus sekolah menurut Chandra (2012) : Perhatian keluarga

Ekonomi Peserta didik

Penyebab anak putus sekolah menurut Chandra (2012) : Perhatian keluarga

Ekonomi Peserta didik

Mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan

(14)

Pada dasar nya alur pikiran tersebut dijelaskan bahwa anak putus sekolah di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang dipermasalahkan oleh dorongan keluarga terhadap pendidikan anak yang menyebabkan tingginya anak putus sekolah, dan menurut Duval menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap keluarga. (dalam Jhonson R, 2010), dan penyebab anak putus sekolah menurut Chandra (2012) yaitu Perhatian keluarga, Ekonomi, Peserta didik itu sendiri.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan dan perilaku yang dapat diamati dan disusun dalam sebuah kalilmat dari orang-orang yang menjadi sasaran penelitian. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2011) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskiptif berupa kata kata tulisan atau lisan dari orang – orang an perilaku yang dapat diamati.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori.

Metode kualitatif dianggap tepat digunakan dalam penelitian ini karena yang menjadi subyek penelitian adalah anak yang mengalami putus sekolah. Penelitian ini berusaha memberikan gambaran tentang anak putus sekolah dan dorongan keluarga terhadap anak untuk melanjutkan pendidikan tersebut.

(16)

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah sasaran Kabupaten Sambas Kecamatan Tekarang Desa Rambayan. Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti memilih lokasi di Desa Rambayan, yaitu tingginya anak putus sekolah dan kurang dorongan keluarga yang sangat tinggi.

b. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, yakni bulan Juli sampai bulan September 2015, dan observasi telah dilakukan oleh peneliti sejak bulan Januari 2015.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini informan dibagi menjadi dua, yaitu informan pangkal dan informan kunci.

1. Informan pangkal yaitu keluarga anak putus sekolah dan pihak sekolah. 2. Infoman kunci yaitu anak yang mengalami putus sekolah semua jenjang

pendidikan.

Adapun yang menjadi Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah anak yang mengalami putus sekolah dan kelurga anak tersebut.

D. Instrumen Pengumpulan Data

(17)

Instrument juga dapat disebut dengan alat yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, maka penelitian terlebih dahulu dilakukan dengan cara observasi langsung di lapangan. Melihat apa saja yang menjadi masalah sehingga penelitian tersebut menarik untuk diangkat dan diungkap. Kemudian melakukan wawancara langsung kepada para informan untuk memperoleh kevalidan data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:225) dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara dan dokementasi.

1) Observasi lapangan, yaitu melakukan observasi langsung kelapangan dengan melaksanakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampat pada objek penelitian. Peneliti langsung melakukan pengamatan terhadap anak putus sekolah beserta doorongan keluarga terhadap motivasi melanjutkan pendidikan Desa Rambayan Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas.

2) Wawancara mendalam dan terbuka adalah wawancara yang dilakukan secara informal. Peneliti melakukan wawancara terhadap informan yang telah ditentukan diatas, berpedoman kepada aspek – aspek penelitian yang telah diformat didalam pedoman wawancara. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama.

(18)

catatan tambahan dan penunjang dalam memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai penelitian.

F. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis data secara kualitatif, artinya data yang telah dikumpulkan dilapangan, diolah dan disusun berdasarkan kategori-kategori sesuai dengan sifat dan jenisnya. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013) menyebutkan teknik analisis data menggunakan analisis model interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas analisis data yaitu melalui tiga komponen diantaranya:

1) Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan yang tertulis dilapangan.

2) Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3) Verifikasi/kesimpulan data yaitu membuat kesimpulan dari data yang telah

dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan penelitian. G. Teknik Keabsahan Data (Uji Validitas)

(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

- Arfah Muhammad. 1997 . Fungsi keluarga dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia daerah Sulawesi Selatan. CV Maju Jaya Ujung Pandang.

- Data BPS Kabupaten Sambas

- Desca Thea Purnama, 2016, Fenomena Anak Putus Sekolah dan Faktor Penyebabnya Di Kota Pontianak tahun 2015. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

- Ihromi, T.O (2004). Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. - Moleong, L. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

- Suryanto, B (2010), Masalah Sosial Anak , Jakarta : Kencana.

- Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

- https://midwiferyrini93.wordpress.com/2012/06/13/kebutuhan-dasar-anak/ dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi, 2009, Materi persentasi pada ‘Pelatihan Program Kesehatan Balita Bagi Penanggung Jawab Program Kesehatan

Anak’, Bogor, 2009, Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan

Tumbuh Kembang Balita. Diambil pada tanggal 2 Oktober 2016 pada pukul 03.48 Wib.

- http://kaltim.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?

Gambar

Gambar 1.1 Alur Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun istilah tukang timbal tidak terdapat didalam kamus Melayu, tetapi ianya diketahui oleh masyarakat di Terengganu sebagai tukang yang membina perahu bersaiz

Jika pemberi materi dengan pembuat soal adalah dosen yang sama, maka pola baca mahasiswa memiliki keterkaitan signifikan dengan prestasi akademik, atau dapat

selama 5 tahun pertama kehidupan, maka menyebabkan anak menjadi individu yang dingin, kurang menyayangi, tidak berperasaan dan cenderung menjadi remaja delinkuen

Ale-ale memiliki kandungan kalsium pada bagian cangkangnya, sehingga penelitian ini dilakukan untuk sintesis kalsium oksida dari cangkang kerang ale-ale (Meretrix

Remaja memiliki peran yang penting untuk mengembangkan desa menjadi desa wisata. Salah satu perannya adalah mengembangkan sarana dan prasarana yang ada di lokasi

Penilaian dalam akuntansi merupakan proses pemberian jumlah moneter (kuantitatif) yang bermakna pada aktiva. Salah satu tujuan dari penilaian adalah untuk menyajikan

DAPATAN KAJIAN DAN PERBINCANGAN Pendahuluan Analisis Berdasarkan Soal selidik Data Demografi Sampel Kajian Bahagian A Latar belakang Responden Bahagian B Analisis Item Tahap