SKRIPSI
PENGARUH METODE SQ3R TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 6 PENGADANGAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1)
SULAEMAN MS NPM 13110031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Metode SQ3R terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Experimental Design, dengan bentuk Posttest-Only Control, pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dipilih secara random, dimana kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan penggunaan Metode SQ3R
sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV/A SDN 6 Pengadangan dengan jumlah 24 siswa yang menjadi kelas eksperimen dan siswa kelas IV/B SDN 6 Pengadangan dengan jumlah 24 siswa menjadi kelas kontrol. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes essay. Data dianalisis menggunakan uji-t dua pihak dengan metode sampel related varian. Kemudian dari pengujian hipotesis dengan uji t didapat thitung ≥ ttabel (6,126 > 2,012) maka hipotesis Ho ditolak dan
hipotesis Ha diterima yang artinya ada pengaruh penggunaan Metode SQ3R terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018.
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the effect of the use of SQ3R Method on student learning outcomes in science subjects class IV SDN 6 Inflammatory Lesson 2017/2018. The experimental design used is Quasy Experimental Design, with Posttest-Only Control form, in this design the experimental group and the control group were chosen randomly, where the experimental group was treated with the use of the SQ3R Method while the control group used the conventional learning model. The sample in this research is the students of grade IV/A SDN 6 Pengadangan with the number of 24 students who become experimental class and students of grade IV/B SDN 6 Pengadangan with the number of 24 students into the control class. The technique used for data collection is an essay test. Data were analyzed using two-t test with sample-related method variant. Then from the hypothesis testing with t-test obtained tcount ≥ ttab1e (6,126> 2.012) then the hypothesis Ho rejected and the hypothesis Ha accepted which means there is influence the use of SQ3R Method on student learning outcomes on science subjects class IV SDN 6 Inflammation Lesson 2017/2018.
Persembahan:
Kupersembahkan skripsi ini
Kedua orang tuaku tercinta, atas do’a, motivasi dan kasih sayang yang tiada
terhingga. . .
Hidayati MS, Muhammad Alhakki MS, Novitasari Herawati MS, saudara
saudariku tercinta yang menjadi sebab dan alasan kenapa aku berjuang.
Fantastic Four (Aprial Hamidi, Lalu Wiraharja, Sada Marianto Wibowo,
Khaerul Roziki) yang selalu
teman seperjuanganku Kelas
Untuk yang masih menjadi rahasiaNya, semoga kita sama
memperbaiki diri sehingga dipertemukan dalam keadaan benar
Almamaterku tercinta UNIVERSITAS
Persembahan:
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta, atas do’a, motivasi dan kasih sayang yang tiada
Hidayati MS, Muhammad Alhakki MS, Novitasari Herawati MS, saudara
saudariku tercinta yang menjadi sebab dan alasan kenapa aku berjuang.
Fantastic Four (Aprial Hamidi, Lalu Wiraharja, Sada Marianto Wibowo,
Khaerul Roziki) yang selalu siap sedia dalam keadaan apapun dan Teman
teman seperjuanganku Kelas A.
Untuk yang masih menjadi rahasiaNya, semoga kita sama-sama sedang
memperbaiki diri sehingga dipertemukan dalam keadaan benar-benar siap kelak.
Almamaterku tercinta UNIVERSITAS HAMZANWADI.
Kedua orang tuaku tercinta, atas do’a, motivasi dan kasih sayang yang tiada
Hidayati MS, Muhammad Alhakki MS, Novitasari Herawati MS, saudara-
saudariku tercinta yang menjadi sebab dan alasan kenapa aku berjuang.
Fantastic Four (Aprial Hamidi, Lalu Wiraharja, Sada Marianto Wibowo,
siap sedia dalam keadaan apapun dan Teman-
sama sedang
MOTTO
Jika Kebahagiaan Membuat Kita Tersenyum,
Maka Ujian Akan Membuat Kita Menangis
Agar Bisa Tersenyum Lebih Lebar.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Metode SQ3R Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
IPA kelas IV SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018” dapat diselesaikan
dengan baik. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Dalam menulis skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
berupa bimbingan, saran dan sebagainya yang turut memberi motivasi kepada penulis.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd selaku Rektor Universitas Hamzanwadi.
2. Muhammad Sururuddin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
3. Mijahamuddin Alwi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I.
4. Arif Rahman Hakim, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II.
5. Seluruh Dosen dan karyawan/wati Universitas Hamzanwadi terutama di program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), atas segala dukungannya hingga
Proposal ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, tanpa ada kendala yang
terlalu berat.
6. Orang tua dan saudara-saudariku yang selama ini mendukung.
7. Teman-teman dan segenap pihak yang tidak dapat saya utarakan satu persatu,
semoga segala yang telah dilakukan pada saya tercatat sebagai amal ibadah disisi
Allah SWT serta mendapat ganjaran yang setimpal dari-Nya. Amin Yaa Rabbal
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri dan semoga
Proposal ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Rempung, Agustus 2017 Penulis,
DAFTAR ISI SAMPUL
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
HALAMAN MOTTO ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 7
B. Penelitian yang Relevan ... 29
C. Kerangka Pikir ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian... 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38
C. Populasi dan Sampel... 38
D. Variabel Penelitian... 39
E. Definisi Operasional ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data... 40
G. Instrumen Penelitian ... 41
H. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 48
B. Uji Persyaratan Analisis... 49
1. Uji Normalitas Data ... 49
2. Uji Homogenitas Data... 50
3. Uji Hipotesis... 51
C. Pembahasan... 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 55
B. Saran ... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Desain Penelitian ... 37
Tabel 2 : Lembar Validasi Tes ... 43
Tabel 3 : Matrix Uji Gregory ... 44
Tabel 3 : Data Hasil Nilai Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 50
Tabel 4 : Hasil Uji Normalitas Data ... 51
Tabel 5 : Hasil Uji Homogenitas Data ... 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Tubuh Manusia ... 26
Gambar 2 : Bagian-bagian Rangka ... 27
Gambar 3 : Tulang Belikat ... 28
Gambar 4 : Tulang Tempurung Lutut ... 28
Gambar 5 : Tulang Paha ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus
Lampiran 2A : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Lampiran 2B : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Lampiran 3 : Kisi-kisi Soal
Lampiran 4 : Instrumen Soal Lampiran 5 : Lembar Validitas
Lampiran 6 : Daftar Nama Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 7A : Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 7B : Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol Lampiran 8A : Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen Lampiran 8B : Uji Normalitas Data Kelas Kontrol Lampiran 9 : Uji Homogenitas
Lampiran 10 : Uji Hipotesis
Lampiran 11 : Tabel Nilai Chi Kuadrat Lampiran 12 : Tabel (t)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang
mempermudah siswa untuk terlibat langsung dan menemukan sendiri
pengetahuan mengenai sesuatu karena hakikat IPA secara garis besar
mempunyai tiga komponen, yaitu proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap
ilmiah. Proses ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi,
merancang, dan melaksanakan eksperimen. Produk ilmiah berupa fakta,
prinsip, konsep, hukum dan teori. Sikap ilmiah berupa rasa ingin tahu, hatihati,
objektif, dan jujur. Maka siswa harus memiliki keterampilan untuk
mengkaji peristiwa-peristiwa alam yang ada dengan cara-cara ilmiah untuk
memperoleh pengetahuan.
Ilmu Pengetahuan Alam disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah.
Untuk anak SD, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan
berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk
paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian
sederhana. Di samping itu, pentahapan pengembangannya disesuaikan dengan
tahapan dari suatu proses penelitian atau eksperimen, yang meliputi:
observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan
variabel, merencanakan dan melaksanakan penelitian, inferensi, aplikasi, dan
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang
Sekolah Dasar sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan. Hal ini
disebabkan oleh penggunaan metode dan media pembelajaran yang belum
maksimal, terlebih pada mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA adalah mata
pelajaran yang bergantung pada alam sekitar, oleh sebab itu pembelajaran IPA
harus menggunakan metode yang cocok agar siswa dapat berinteraksi langsung
dengan alam, baik secara langsung maupun melalui teks bacaan.
Berdasarkan hasil observasi di SDN 6 Pengadangan, penyebab kurangnya
hasil belajar siswa adalah sarana dan prasarana yang minim dapat mempengaruhi
aktifitas belajar menjadi tidak kondusif seperti penggunaan media yang kurang
tepat dan tidak menarik serta faktor lingkungan yang belum tercukupi
sepenuhnya. Hal ini akan menimbulkan berbagai macam keluhan seperti malas
belajar, membosankan (jenuh), kurang bergairah, tidak menarik, semuanya akan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Ini merupakan suatu permasalahan dasar yang
harus segera diatasi.
Melihat keadaan yang seperti ini, jika terus berlanjut maka akan
menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap hasil belajar anak, dan pada akhirnya
prestasi belajar yang dicapai oleh anak kurang maksimal. Dalam proses belajar-
mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan
memberikan fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru
mempunyai tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah upaya perbaikan
dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan yaitu dengan penerapan suatu metode yang melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut,
metode yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan Metode
SQ3R.
Metode SQ3R merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam melakukan
aktivitas membaca atau belajar berupa Survei (Survey), Bertanya (Question),
Membaca (Read), Menceritakan kembali (Recite), dan Mereviu (Review)-SQ3R.
SQ3R dikatakan system, bagiannya saling berkaitan satu dengan yang lainnya
sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila apabila hendak memperoleh
pemahaman yang maksimal itu. Pengajaran dengan metode suatu tertentu, akan
memberikan hasil yang lebih baik,apabila dibandingkan dengan pengajaran tanpa
metode. Metode membaca yang termasuk paling awal pengembangannya dan
metode yang paling popular ialah metode SQ3R yang dikembangkan oleh
robinson. Metode ini dirancang menurut jenjang yang memberi kemungkinan
kepada para siswa untuk belajar secara sistematis dalam menghadapi berbagai
bahan yang berupa buku teks atau tugas dengan bantuan teknik-teknik atau
strategi-strategi membaca yang dianggap lebih efisien.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian mengangkat judul skripsi
tentang “Pengaruh Metode SQ3R Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018”..
Pemilihan judul ini dimaksudkan untuk melihat apakah metode SQ3R efektif
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengidentifikasi beberapa
masalah yang menjadi penyebab kurangnya hasil belajar siswa, antara lain:
1. Sarana dan prasarana yang minim, hal ini dapat mempengaruhi aktifitas
belajar menjadi tidak kondusif seperti penggunaan media yang kurang tepat
dan tidak menarik serta faktor lingkungan yang belum tercukupi sepenuhnya.
2. Penggunaan media dan metode yang tidak bervariasi Hal ini akan membuat
pembelajaran menjadi monoton.
3. Gairah belajar siswa kurang, sehingga siswa kurang memperhatikan pelajaran
dan lebih memilih untuk bermain
4. Penggunaan media yang kurang tepat sehingga pembelajaran menjadi kurang
menarik.
C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang terindentifikasi
dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa
perlu memberi batasan terhadap masalah yang akan di kaji agar lebih terarah dan
jelas, masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada “Pengaruh Penggunaan
Metode SQ3R Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV
SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Bagaimana Pengaruh Penggunaan Metode SQ3R Terhadap
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Metode
SQ3R Terhadap Hasil Belajaar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 6
Pengadangan.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis maupun
teoritis.
1. Manfaat Praktis:
a. Bagi Siswa:
1) Meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Menjadikan siswa lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran dan
memberikan rasa berani serta percaya diri pada siswa.
b. Bagi Penulis dan Guru:
1) Memperbaiki pembelajaran, meningkatan, dan mengembangkan
profesionalisme diri.
2) Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di
kelasnya terutama sumber informasi tentang pengaruh penggunaan
Metode SQ3R Terhadap Hasil Belajaar Siswa Pada Mata Pelajaran
IPA
c. Bagi Sekolah:
1) Membantu meningkatkan mutu pendidikan dan reputasi sekolah.
d. Bagi Kepala sekolah
1) Membantu kepala sekolah untuk memperbaiki kinerja guru.
2) Sebagai sumber informasi mengenai proses pembelajaran.
2. Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian dapat bermanfaat bagi peneliti lain
untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor penyebab
timbulnya masalah belajar yang telah teridentifikasi dan belum diteliti dalam
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran
a) Hakikat Pembelajaran
Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan atau stimulus. Adapun humanistik mendeskripsikan
pembelajaran sebagai memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih
bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya (Sugandi, 2004: 9).
Menuurut Gagne (dalam Kusmayanti, 2014: 2) Pembelajaran
adalah perubahan atau kemampuan seseorang yang dapat dikekalkan tetapi
tidak disebabkan oleh pertumbuhan. Perubahan yang dipanggil
pembelajaran diperlihatkan melalui perubahan tingkah laku; dengan
membandingkan tingkah laku seseorang individu sebelum dan setelah
pembelajaran.
Darso (dalam Hamdani, 2011: 23) aliran kognitif mendefinisikan
pembelajaran sebagai cara guru dalam memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berfikir agar berpikir mengenal dan memahami sesuatu yang
sedang dipelajari. Guru harus bisa memancing rasa ingin tahu siswa dalam
pembelajaran agar siswa dapat berperan aktif di dalamnya.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan
dengan siswa, maupun siswa dengan siswa untuk mendukung proses
belajar. Kegiatan tersebut dilakukan dengan mengomunikasikan informasi
yang diperoleh siswa.
b) Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan
subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan,
dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (dalam jurnal Kurniyanti,
2014: 2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Faktor Kecerdasan
Faktor kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan kegiatan berfikir yang bersifatnya rumit dan abstrak.
Tingkat kecerdasan dari masing-masing tidak sama. Ada yang tinggi,
ada yang sedang dan ada pula yang rendah. Namun, tingginya
kecerdasan seseorang bukanlah suatu jaminan bahwa ia akan berhasil
menyelesaikan pendidikan dengan baik, karena keberhasilan dalam
belajar bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan saja tetapi juga oleh
faktor-faktor lainnya.
2) Faktor Belajar
Faktor belajar adalah semua segi kegiatan belajar, misalnya
kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang
dapat membaca seluruh bahan yang seharusnya dibaca. Termasuk di
sini kurang menguasai cara-cara belajar efektif dan efisien.
3) Faktor Sikap
Banyak pengaruh faktor sikap terhadap kegiatan dan
keberhasilan siswa dalam belajar. Sikap dapat menentukan apakah
seseorang akan dapat belajar dengan lancar atau tidak, tahan lama
belajar atau tidak, senang pelajaran yang di hadapinya atau tidak dan
banyak lagi yang lain. Diantara sikap yang dimaksud di sini adalah
minat, keterbukaan pikiran, prasangka atau kesetiaan. Sikap yang
positif terhadap pelajaran merangsang cepatnya kegiatan belajar.
4) Faktor Kegiatan
Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan
kesehatan, kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang.
Sebagaimana telah diketahui, badan yang tidak sehat membuat
konsentrasi pikiran terganggu sehingga menganggu kegiatan belajar.
5) Faktor Emosi dan Sosial
Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor
sosial seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya
dalam proses belajar. Ada diantara faktor ini yang sifatnya mendorong
terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap
6) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ialah keadaan dan suasana tempat seseorang
belajar. Suasana dan keadaan tempat belajar itu turut juga menentukan
berhasil atau tidaknya kegiatan belajar. Kebisingan, bau busuk dan
nyamuk yang menganggu pada waktu belajar dan keadaan yang serba
kacau di tempat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan belajar. Hubungan yang kurang serasi dengan teman
dapat menganggu kosentrasi dalam belajar.
7) Faktor Guru
Kepribadian guru, hubungan guru dengan siswa, kemampuan
guru mengajar dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut
mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru yang kurang mampu dengan
baik dalam mengajar dan yang kurang menguasai bahan yang
diajarkan dapat menimbulkan rasa tidak suka kepada yang diajarkan
dan kurangnya dorongan untuk menguasainya dipihak siswa.
Sebaliknya guru yang pandai mengajar yang dapat menimbulkan pada
diri siswa rasa menggemari bahan yang diajarkannya sehingga tanpa
disuruh pun siswa banyak menambah pengetahuannya dibidang itu
dengan membaca buku-buku, majalah dan bahan cetak lainnya. Guru
dapat juga menimbulkan semangat belajar yang tinggi dan dapat juga
mengendorkan keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Siswa yang
baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan perhatian
c) Langkah-langkah Pembelajaran
Menurut Piaget (dalam Dimyati, 2010: 14) pembelajaran terdiri dari
empat langkah berikut:
(1) Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. Penentuan
topik tersebut dapat dibimbing dengan beberapa pertanyaan, sebagai
berikut:
(a) Pokok bahasan yang manakah yang cocok untuk eksperimentasi?
(b) Topic manakah yang cocok untuk pemecahan masalah dalam
situasi kelompok?
(c) Topik manakah yang dapat disajikan pada tingkat manipulasi
secara fisik sebelum verbal?
(2) Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut.
Hal ini dibimbing dengan pertanyaan seperti:
(a) Apakah aktivitas itu member kesempatan untuk melakasanakan
metode eksperimen?
(b) Dapatkah kegiatan itu menimbulkan pertanyaan siswa?
(c) Dapatkah siswa membandingkan berbagai cara bernalar dalam
mengikuti kegiatan di kelas?
(d) Apakah masalah tersebut merupakan masalah yang tidak dapat
dipecahkan atas dasar pengisyaratan perseptual?
(e) Apakah aktivitas itu dapat menghasilkan aktivitas fisik dan kognitif
(f) Dapatkah kegiatan siswa itu memperkaya konstruk yang sudah
(3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan
pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. Bimbingan
pertanyaan berupa:
(a) Pertanyaan lanjut yang memancing berfikir seperti “bagaimana
jika”?
(b) Memperbandingkan materi apakah yang cocok untuk menimbulkan
pertanyaan spontan?
(4) Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan
melakukan revisi. Bimbingan pertanyaan seperti:
(a) Segi kegiatan apakah yang menghasilkan minat dan keterlibatan
siswa yang besar?
(b) Segi kegiatan manakah yang tak menarik dan apakah alternatifnya?
(c) Apakah aktivitas itu memberi peluang untuk mengembangkan sifat
baru untuk penelitian atau meningkatkan siasat yang sudah
dipelajari?
2. Metode SQ3R
a) Pengertian Metode SQ3R
Metode SQ3R merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam
melakukan aktivitas membaca atau belajar berupa Survei (Survey),
Bertanya (Question), Membaca (Read), Menceritakan kembali (Recite),
dan Mereviu (Review). SQ3R dikatakan system, bagiannya saling
berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga harus dilalui oleh pembaca
apabila apabila hendak memperoleh pemahaman yang maksimal itu.
Metode SQ3R adalah salah satu metode membaca untuk memahami
isi bacaan yang menggunakan langkah-langkah secara sistematis dalam
pelaksanaannya. Membaca dengan cara SQ3R merupakan proses membaca
yang terdiri atas lima langkah, yaitu survey, question, read, recite (recall),
review. Soedarso (dalam Aniatul Hidayah, 2012 :75). Lima langkah
tersebut bermaksud untuk membangun pemikiran siswa agar siswa
menjadi lebih aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran.
Metode SQ3R merupakan metode yang di awali dengan membangun
gambaran umum tentang bahan yang akan atau sedang dipelajari,
menumbuhkan pertanyaan dari judul atau sub judul suatu bab, dilanjutkan
dengan membaca jawaban dari pertanyaan tersebut ( Listiyanto, 2010 :65).
Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan secara runtun sebagaimana
sintaks pembelajaran metode SQ3R.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Metode
SQ3R meupakan metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan
membaca secara intensif dan rasional yang memilik lima tahapan, yaitu
survey, question, read, recite, dan review, yang di awali dengan
membangun gambaran umum tentang bahan yang akan atau sedang
dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul atau sub judul suatu bab,
dilanjutkan dengan membaca jawaban dari pertanyaan tersebut.
b) Langkah-langkah Penerapan Metode SQ3R
Metode membaca SQ3R terdiri dari lima tahapan sistematis. Dalam
penjelasan Nuriadi (2008: 178), metode SQ3R memliki lima langkah
1) Survey (tinjau)
Survey ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran
keseluruhan tentang apa yang terkandung di dalam bahan yang dibaca.
Keuntungan tahap survey adalah mendorong pembaca merasakan
materi secara umum, menemukan ide yang terkandung dalam teks.
survey dilakukan bertujuan untuk:
(1) Mempercepat menangkap arti
(2) Mendapatkan abstrak
(3) Mengetahui ide-ide penting
(4) Melihat sususnan (organisasi) bahan bacaan tersebut
(5) Mendapat minat perhatian yang saksama terhadap bacaan
(6) Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah
2) Question (soal atau Tanya)
Question (soal atau Tanya) ialah langkah yang memerlukan
pembaca dalam menangkap satu inti permasalahan dalam teks. Setelah
mendapat teks tersebut berkaitan dengan informasi yang
diperlukannya. Masalah-masalah tersebut menunjukkan keinginan
pembaca tentang informasi yang ingin diperoleh dari bahan tersebut,
yang kemudian menjadi panduan atau pedoman pada kegiatan
membaca.
Selanjutnya. Pembaca akan mencoba mencari jawaban atas
persoalan-persoalan tersebut. Langkah question, yaitu langkah yang
menggunakan kata tanya 5W1H, yaitu who, what, where, when, why,
dan how atau yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3) Read (baca)
Read (baca) ialah membaca bahan atau teks tersebut secara aktif
serta mencoba mendapatkan segala jawaban atas persoalan-persoalan
yang disampaikan sebelumnya. Ketika membaca, seorang pembaca
mungkin juga akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan tambahan,
berdasarkan perkembangan pemahaman dan keinginannya selama
membaca. Pembaca mungkin juga mempersoalkan pendapat atau
informasi yang terdapat dalam buku atau teks tersebut.
Membaca merupakan langkah yang dilakukan untuk menjawab
pertanyaan yang sudah dibuat. Langkah ini juga sebagai bentuk
memastikan apakah pertanyaan yang dibuat sudah mewakili dan
mencakup seluruh materi yang ada pada teks. Membaca juga untuk
memperdalam materi, sehingga dapat ditemukan hal-hal yang belum
lengkap yang ada pada teks. Kesadaran akan informasi yang kurang
lengkap mendorong pembaca mencari informasi lebih lanjut yang
relevan dengan materi pada teks.
4) Recite (menceritakan kembali)
Setelah selesai membaca, seorang pembaca mencoba
menceritakan kembali apa yang telah dibaca dan meneliti segala hal
yang telah diperolehnya lalu. Pemilihan informasi disesuaikan dengan
persoalan-persoalan yang dipaparkan sebelumnya tanpa merujuk
kepada bahan yang telah dibaca.
5) Review (Mengulang atau melihat kembali kembali)
Langkah terakhir dari model SQ3R adalah review, yaitu langkah
yang dilakukan untuk melihat kembali materi yang terkandung dalam
teks. Pada bagian ini pembaca akan membaca bagian-bagian buku atau
teks tertentu yang dipilih untuk mendukung jawaban-jawaban atas
persoalan-persoalan yang dibuatnya pada langkah ketiga. Pada bagian
ini, pembaca juga memastikan tidak ada informasi yang terlewat.
Membuat rangkuman atas bacaan, catatan pengembangan yang
diperlukan sehingga dapat mengidentifikasi informasi relevan yang
harus dicari kemudian. Pada tahap ini juga dilakukan pemetaan konsep
dan materi. Pengorganisasian materi/topik dilakukan untuk
memastikan bahwa terdapat relevansi dan keterkaitan antar materi.
c) Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R
1) kelebihan metode SQ3R antara lain:
(a) Dapat mempercepat siswa menangkap isi bacaan,
mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide yang penting, melihat
susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut, mendapatkan minat
perhatian yang saksama terhadap bacaan, dan memudahkan
mengingat lebih banyak serta memahami lebih mudah
(b) Membuat cara membaca siswa menjadi lebih aktif dan lebih mudah
(c) Membuat siswa fokus menemukan gagasan utama bacaan dan
dapat menjawab pertanyaan yang telah disusunnya
(d) Siswa mampu mengingat lebih lama poin penting bacaan yang
telah dibacanya dengan mengungkapkan kembali isi bacaan dengan
bahasanya sendiri
(e) Membantu siswa mendapatkan hal-hal penting sebagai hasil dari
kegiatan membaca..
2) kelemahan metode SQ3R antara lain:
(a) siswa saat menempuh kelima prosedur pada metode SQ3R pada
awalnya akan dirasa berbelit-belit apalagi jika belum terbiasa
(b) tidak dapat diterapkan pada pengajaran prosedural, seperti pada
mata pelajaran keterampilan.
(c) memakan waktu yang banyak
(d) bisanya pembaca enggan mengikuti secara lengkap langkah-
langkah metode SQ3R
3. Hasil Belajar
a) Hakikat Hasil Belajar
Suprijono (2009: 7) merumuskan hasil belajar sebagai perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh
para pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,
melainkan komprehensif. Hasil belajar yang dimaksud Suprijono (2009: 5)
berupa informasi vebal dan intelektual, serta informasi kognitif, motorik,
Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009: 6), hasil belajar
mencakup tiga kemampuan yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Kemampuan kognitif meliputi knowledge (pengetahuan,
ingatan); comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh);
application (menerapkan); analysis (menguraikan, menentukan
hubungan); synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
bangunan baru); dan evaluation (menilai). Kemampuan afektif meliputi
receiving (sikap menerima); responding (memberikan respon); valuing
(nilai); organization (organisasi); dan charaterization (karakterisasi).
Kemampuan psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,
sosial, manajerial, dan intelektual.
Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar . hasil belajar
bisa dilihat dari prilaku secara positif serta kemampuan yang dimilii siswa
dari suatu interaksi tindak belajar dan menganar yang berupa hasil belajar
intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil
belajar motorik.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku seseorang.
b) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
lingkungan atau yang biasa disebut dengan faktor internal dan faktor
eksternal.
1) Faktor Internal
(a) Faktor fisiologis.
Secara umum kondisi umum kondisi fisiologis seperti,
kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat
mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.
(b) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini pada dasarnaya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda. Beberapa faktor psikologis meliputi
intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif
dan daya nalar peserta didik.
2) Faktor Eksternal
(a) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosia.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar
pada tengah hari pada ruangan yang kurang sirkulasi udara akan
sangat berpengaruhdan akan sangat berbeda pada pembelajaran
pada pagi hariyang kondisinya masih segar dan dengan ruangan
(b) Faktor Instrumental.
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor
instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
4. Pembelajaran IPA SD
a. Hakikat Pembelajaran IPA
Wasih (2016: 17) Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal
juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu
scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal
dari kata science yang berarti pengetahuan. Science kemudian berkembang
menjadi social science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu
pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam Bahasa
Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Fowler (dalam Djojosoediro 2016: 17) Ilmu pengetahuan alam
didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan
menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan
didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi”. Ilmu Pengetahuan
Alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu di
mana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang
pasti dan umum, berlaku kapan pun dan di mana pun. Orang yang
Iskandar (2001, 2) Ilmu pengetqahuan alam merupakan mata
pelajaran di sekolah dasar yang tmempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada alam. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari
fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan
tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan
penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen
dengan menggunakan metode Ilmiah.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan
dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-
hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran
matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian,
pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam
yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji
kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
b. Karakteristik Pembelajaran IPA
Sebagai ilmu, IPA memiliki karakteristik yang membedakannya
dengan bidang ilmu lain. Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini:
1) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat
dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah
dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
Contoh: nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar.
Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan
sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat dikembalikan ke sifat
semula.
2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh
munculnya “metode ilmiah” (scientific methods) yang terwujud
melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai
dan “sikapi lmiah” (scientific attitudes).
3) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu
dengan cara yang lain
4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan
baganbagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil
eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan
observasi lebih lanjut.
5) IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.
Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses
merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;
metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian
kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah
dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa
ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar.
c. TujuanPembelajaran IPA SD
Adapun tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar
siswa:
1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains,
teknologi dan masyarakat.
2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains
yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehari-hari
5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang
pengajaran yang lain
6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam. Mengahargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam
d. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA
Ruang llingkup materi pelajaran ipa yang berdasarkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan sebagai berikut:
1) Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interkasinya dengan lingkungan serta kesehatan.
2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat
dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah bumi, tata surya dan benda-
benda langit lainnya.
Berdasarkan ruang likup mata pelajran ipa tersebut, maka dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa dalam pembelajaran IPA dikembangkan
konsep ilmiah dalam memahami sikap dan nilai keilmiahan, selain itu
dalam ruang lingkup pembelajaran IPA juga dikembangkan suatu
pemahaman terhadap mahluk hidup.
e. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam kurikulum KTSP
dituliskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penugasan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses pene muan.
Pendidian IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pada tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang
diharapkan pada pengalaman belajar untuk merancang suatu karya melalui
penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Salah satu tujuan IPA dalam Kurikulum tahun 2006 ada lah
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran dan tujuan IPA yang khususnya di SD/M I dalam
kurikulum KTSP ini tentunya mengacu pada hakikat belajar, cirri-ciri
belajar, dan prinsip-prinsip belajar. Di mana peserta didik bukan hanya
mengetahui, melainkan mengalami sehingga dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Secara tersirat maupun tersurat KTSP ini
memberikan sinyal daam pengimpelementsiannya menggunakan staregi
dengan menekankan pada aspek kinerja siswa. Jadi dalam hal ini peranan
guru hanya sebagai mediator, siswa lebih aktif untuk merumuskan sendiri
tentang fenomena yang berkaitan dengan fokus kajian secara kontekstual
5. Materi
a. Standar Kompetensi (SK) :
1 . Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsi
nya, serta pemeliharaannya.
b. Kompetensi Dasar (KD) :
1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia
dengan fungsinya
c. Rangkuman Materi :
1) Kerangka Tubuh Manusia dan Fungsinya
Gambar 1 : Kerangka Tubuh Manusia
Tubuh manusia dapat berdiri tegak karena ada bagian tubuh
yang menegakkannya. Bagian tubuh tersebut adalah tulang. Tulang
merupakan bagian tubuh yang paling keras. Tulang terdiri dari sel-sel
kalsium dan fosfat. Kedua mineral ini menyebabkan tulang menjadi
keras. Tulang mengandung sejenis protein yang disebut kolagen.
Kolagen adalah zat yang menyebabkan tulang mempunyai sifat agak
lentur. Tulang pada tubuh kita berjumlah 206 ruas tulang. Ratusan
tulang yang saling berhubungan tersebut dinamakan rangka.
Rangka (skelet) merupakan rangkaian tulang yang mendukung
dan melindungi organ tubuh yang lunak. Tulang satu dengan tulang
yang lain dihubungkan oleh persendian (artikulasi). Sistem rangka
yang terletak di dalam tubuh dan dilindungi oleh kulit dan otot disebut
endoskeleton
2) Bagian-Bagian Rangka Manusia
Rangka yang menyusun tubuh kita dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian yaitu:
a) Rangka Kepala (Tengkorak)
Tulang rangka kepala
(tengkorak) berfungsi untuk melindungi
organ penting yang ada di bagian
kepala, antara lain otak.
b) Rangka Badan Bagian-bagian Rangka Gambar 2 :
Susunan tulang yang disebut dengan bagian rangka badan
pada rangka manusia ialah mulai dari leher sampai dengan
c) Rangka anggota gerak
Rangka anggota gerak adalah susunan tulang yang
membantu kita untuk bergherak
3) Bentuk-bentuk Tulang Rangka Manusia
Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a) Tulang pipih
Karena bentuknya pipih atau
gepeng maka disebut tulang pipih.
Contohnya tulang belikat, tulang dada,
tulang rusuk, tulang panggul, dan tulang-
tulang tengkorak
b) Tulang pendek
Gambar 3 : Tulang Belikat
Tulang pendek bentuknya bulat
pendek. Contohnya tulang pergelangan
tangan, tulang pergelangan kaki, ruasruas
tulang belakang, dan tulang
tempurung lutut.
c) Tulang pipa
Disebut tulang pipa karena
bentuknya seperti pipa, bulat panjang dan
di bagian pusatnya terdapat rongga besar.
Gambar 4 : Tulang Tempurung Lutut
Contoh: tulang lengan, tulang paha, dan tulang ruas jari.
4) Fungsi rangka :
Rangka yang kita miliki berfungsi :
a) Memberi bentuk tubuh, menahan, dan menegakkan tubuh
b) Melindungi alat-alat tubuh yang vital
Contoh :
(1) otak dilindungi oleh tengkorak
(2) paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang-tulang rusuk dan
tulang dada
c) Tempat pembentukan sel-sel darah merah, sel darah putih, dan
keping darah. Hal ini terjadi pada tulang pipa, sebagai tempat
pembentukan sumsum merah
d) Sebagai alat gerak pasif, karena tulang yang sebenarnya tidak
bergerak, yang melakukan gerakan sebenarnya adalah otot yang
melekat pada tulang
e) Tempat melekatnya otot (otot rangka)
f) Tempat penyimpanan mineral terutama fosfor dan kalsium.
B. Penelitian Yang Relevan
Peneliti yang berhasil menggunakan metode SQ3R ini dalam pembelajaran
yaitu:
1. Rohman (2011). Tujuan penelitian yang dilakukan peneliti bermaksud untuk
melihat apakah minat belajar siswa meningkat ketika menggunakan metode
SQ3R. Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V SD
dengan menerapkan metode SQ3R pada judul “Penerapan Metode SQ3R
dan Alam Sekitarnya,dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam
pembelajaran. Pada silkus I yaitu: perhatian 7,18%, keaktifan 10,46%, hasil
belajar 43,12% mengalami peningkatan pada siklus II, yaitu: perhatian 8,81%,
keaktifan 11,37%, hasil belajar 67,81%. Dianggap siklus I dan II belum tuntas
maka peneliti melanjutkan ke siklus III, pehatian 20,25%, keaktifan 13,12%
dan hasil belajar menjadi 94,68%
2. Wahyuni (2010). Peneliti bertujuan untuk melihat Pengaruh Pembelajaran
Kooperatif Model SQ3R dengan LKS Terstruktur dan Tidak Terstruktur
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Indera Pengelihatan. Penerapan
metode pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa
berdasarkan nilai pengujian tes awal dan tes akhir siswa. Tes awal dan tes
akhir siswa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel 13,723 > 20,211 artinya
metode pembelajaran SQ3R dengan LKS terstruktur dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Sedangkan pada LKS tidak terstruktur nilai t-hitung juga lebih
besar dari nilai t-tabel 14,345>20,195 yang artinya Metode Pembelajaran
dengan LKS Tidak terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Penelitian oleh (Sri, 2009) dengan judul Upaya meningkatkan hasil belajar
Mapel SKI dengan menggunakan metode SQ3R Materi Pokok Dinasti Al-
Ayyubiah pada siswa kelas VIII A MTs NU Nuruh Huda. Didapatkan Hasil
terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R. ini dibuktikan dengan pra
siklus 47,82% dan rata-rata 69.14 meningkat pasa siklus 1 menjadi 69,56%
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode SQ3R terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbedaan
penelitian-penelitian di atas dengan penlitian ini adalah terletak pada jenjang
pendidikan dan mata pelajaran tempat diterapkannnya metode SQ3R. Metode
ini biasanya digunakan pada mata pelajaran Bahasa Indoenesia, namun kali ini
peneliti mencoba menerapkannya pada mata pelajaran IPA.
C. Kerangka Pikir
Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh berbagai
komponen, yaitu guru, siswa, suasana kelas, serta metode pembelajaran. Seorang
guru diharapkan profesional dalam menyampaikan pembelajaran serta kreatif agar
siswa lebih memahami konsep-konsep yang diajarkan. Penyajian pembelajaran
secara kreatif ini tidak terlepas dari bagaimana seorang guru memilih metode
pembelajaran.
Guru seharusnya dapat mengguanakan metode yang mampu melibatkan
seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan guru tentunya
harus dapat membuat siswa aktif di kelas agar pembelajaran tidak hanya berpusat
pada guru melainkan kepada siswa sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat. Metode yang digunakan oleh guru sangat mempengaruhi aktivitas
siswa dan hasil belajarnya.
Hasil belajar memiliki kedudukan yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan tolak ukur
keberhasilan suatu proses pembelajaran. Dengan hasil belajar, guru dapat
mengetahui apakah siswa sudah mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan.
pembelajaran dengan terlebih dahulu diberikan evaluasi setelah proses
pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang
mempermudah siswa untuk terlibat langsung dan menemukan sendiri
pengetahuan mengenai sesuatu karena hakikat IPA secara garis besar
mempunyai tiga komponen, yaitu proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap
ilmiah. Proses ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi,
merancang, dan melaksanakan eksperimen. Produk ilmiah berupa fakta,
prinsip, konsep, hukum dan teori. Sikap ilmiah berupa rasa ingin tahu, hatihati,
objektif, dan jujur. Maka siswa harus memiliki keterampilan untuk
mengkaji peristiwa-peristiwa alam yang ada dengan cara-cara ilmiah untuk
memperoleh pengetahuan.
Melihat kondisi awal pada siswa kelas IV SDN 6 Pengadangan
mempunyai hasil belajar yang tergolong masih rendah. berdasarkan hasil
observasi penyebab kurangnya hasil belajar siswa adalah sarana dan prasarana
yang minim dapat mempengaruhi aktifitas belajar menjadi tidak kondusif seperti
penggunaan media yang kurang tepat dan tidak menarik serta faktor lingkungan
yang belum tercukupi sepenuhnya. Hal ini akan menimbulkan berbagai macam
keluhan seperti malas belajar, membosankan (jenuh), kurang bergairah, tidak
menarik, semuanya akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas lebih berpusat pada
guru dan menjadikan siswa pasif dalam proses belajar mengajar karena guru
ini akan berpengaruh
proses pembelajaran sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa yang
rendah. Ini merupak
Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran
yang dapat mejadi solusi untuk uraian masalah
dengan menggunakan
Pembelajaran SQ3R
siswa. Siswa diminta untuk melakukan survey dan menghasilkan beberapa
pertanyaan yang akan
yang mereka lakukan, kemudian mereka
jawaban dari pertanyaan yang mereka punya. Kegiatan tersebut akan membuat
siswa menjadi lebih
Untuk lebih jelasnya perhatikanlah bagan kerangka berfikir di bawah! berpengaruh terhadap minat belajar yang dimiliki siswa dalam
proses pembelajaran sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa yang
merupakan suatu permasalahan dasar yang harus segera diatasi.
Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran
yang dapat mejadi solusi untuk uraian masalah-masalah di atass, salah satunya
dengan menggunakan Metode Pembelajaran SQ3R. Penerapan
Pembelajaran SQ3R mengharuskan guru untuk membuka pengetahuan awal
siswa. Siswa diminta untuk melakukan survey dan menghasilkan beberapa
akan mereka cari sendiri jawabannya dengan kegiatan
yang mereka lakukan, kemudian mereka akan menceritakan kembali jawaban
jawaban dari pertanyaan yang mereka punya. Kegiatan tersebut akan membuat
lebih aktif dari pada guru menggunakan metode konvensional.
Untuk lebih jelasnya perhatikanlah bagan kerangka berfikir di bawah!
Gambar 6: Bagan Kerangka berfikir Hasil belajar
rendah
Penerapan Metode SQ3R
Siswa menjadi aktif, lebih tertarik dalam belajar, perhatian meningkat
Materi dipahami
Hasil Belajar Meningkat
dalam mengikuti
proses pembelajaran sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa yang
diatasi.
Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran
masalah di atass, salah satunya
. Penerapan Metode
mengharuskan guru untuk membuka pengetahuan awal
siswa. Siswa diminta untuk melakukan survey dan menghasilkan beberapa
kegiatan membaca
akan menceritakan kembali jawaban-
jawaban dari pertanyaan yang mereka punya. Kegiatan tersebut akan membuat
konvensional.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah peneliti telah dinyatakn dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diproleh melalui pengumpulan data.
Hipotesis deskriptif adalah hipotesi yang digunakan untuk satu veriabel
atau lebih secara mandiri dan dituangkan dalam bentuk kata-kata. Ada dua jenis
hipotesis yang digunakan dalam penelitian (Arikunto, 2010: 112):
a. Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatif (Ha).
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antar variable X dan Y,
atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Pada penelitian ini hipotesis
kerjanya berbunyi “Penerapan Metode SQ3R berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018”.
b. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis nol menyatakan tidak adanya pengaruh antara variable X dan
Y. Pada penelitian ini hipotesis nolnya berbunyi “tidak ada pengaruh metode
SQ3R dalam pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas
IV SDN 6 Pengadangan Kecamatan Pringgasela tahin pelajaran 2017/2018”.
Hipotesis Statistik adalah suatu pernyataan tentang bentuk fungsi suatu
variabel atau tentang nilai sebenarnya suatu parameter. Hipotesis statistik
Ha : q ≠ 0 : Ha diterima, berate terdapat pengaruh Penerapan Metode SQ3R
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SDN 6 Pengadangan
Tahun Pelajaran 2017/2018
Ho : q = 0: Ho ditolak, berarti tidak ada pengaruh metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 6 Pengadangan Kecamatan Pringgasela tahin pelajaran 2017/2018
Keterangan:
Ha : Hipotesis alternative Ho : Hipotesis nol
q : nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan bahwa hipotesis penelitian
ini adalah “ada pengaruh metode SQ3R terhadap hasil belajar siswa SDN 6
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimen yang menggunakan metode kuantitatif, peneliti harus
menyusun variabel-variabel minimal satu hipotesis yang menyatakan
hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang terjadi. Variabel-
variabel yang diteliti termasuk variabel bebas dan variabel terikat sudah
ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian ini. Dalam
penelitian ini, yang diidentifikasikan sebagai variabel bebas (X) adalah
Metode SQ3R, sedangkan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar (Sugiyono,
2016: 75).
Salah satu ciri penting suatu eksperimen adalah pengelompokan
secara random, sehingga hubungan kausal yang terjadi memang disebabkan
oleh adanya perlakuan, bukan oleh faktor lain. Pada penelitian eksperimen
variable-variabel dapat dipilih dan variavel-variabel lain dapat mempengaruhi
proses eksperimen itu dapat dikontrol secara kuat.
2. Desain Penelitian
Rancangan penelitian eksperimen ini menggunakan pola Quasy
Experimental Design (eksperimen semu) dengan bentuk Posttest-Only Control
Design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Pada penelitian ini kelas dibagi menjadi 2 yaitu kelompok kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok kelas eksperimen, yaitu kelompok
siswa yang diberikan perlakuan dengan metode SQ3R (X) dan kelompok kelas
kontrol yaitu kelompok siswa yang tidak diberikan perlakuan. Jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 48 siswa, dan ditentukan dengan menggunakan
teknik simple random sampling, dua kelompok yang masing-masing dipilih
secara random (R) dimana kelas IVA sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah 24 siswa dan kelas IVB sebagai kelas kontrol yang berjumlah 24
siswa.
Karakteristik dari bentuk/rancangan ini adalah: (1) ekuivalensi
dengan cara randomisasi, (2) tidak menggunakan pretest, (3) adanya kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, dan (4) generalisasi kuat. Untuk lebih jelas
rancangan penelitiannya dapat dilihat pada tabel.4 di bawah ini.
Tabel 1: Desain Penelitian
Sugiyono, (2010: 76)
Keterangan:
R (atas) = Kelas eksperimen (dipilih secara random) R (bawah) = Kelas kontrol (dipilih secara random)
X = Treatment (perlakuan)
O2 = Hasil posttest (kelas eksperimen)
O4 = Hasil posttest (kelas kontrol)
R X O2
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 6 Pengadangan Kecamatan
Pringgasela pada kelas IV (empat) tahun pelajaran 2017/2018 .
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan berlangsung dari bulan Juli 2017 s/d
Agustus 2017.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Pada penelitian ini, yang dijadikan
populasi adalah seluruh siswa SDN 6 Pengadangan Kecamatan Pringgasela
yang berjumlah 248 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2016: 81).
Peneliti menggunakan Simple Random Sampling untuk memilih
sampel, di mana pengambilan sampel dilakukan secara acak. Teknik ini
digunakan apabila populasi dianggap homogen, sehingga yang menjadi
sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 6 Pengadangan
Kecamatan Pringgasela yang berjumlah 48 orang siswa.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua jenis variabel yakni variabel yang
mempengaruhi disebut variabel Independence (variabel bebas) dan yang
dipengaruhi disebut variabel Dependence (variabel terikat).
1. Variabel Bebas (Independence)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010: 61).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode SQ3R.
2. Variabel Terikat (Dependence)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar IPA.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari veriabel yang telah dipilih
oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variable penelitiannya adalah
1. Metode SQ3R
Metode SQ3R merupakan metode yang di awali dengan membangun
gambaran umum tentang bahan yang akan atau sedang dipelajari,
menumbuhkan pertanyaan dari judul atau sub judul suatu bab, dilanjutkan
dengan membaca jawaban dari pertanyaan tersebut . Metode SQ3R merupakan
sebuah sistem yang diterapkan dalam melakukan aktivitas membaca atau
belajar berupa Survei (Survey), Bertanya (Question), Membaca (Read),
Menceritakan kembali (Recite), dan Mereviu (Review)-SQ3R. SQ3R
dikatakan sistem, bagiannya saling berkaitan satu dengan yang lainnya
sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman
yang maksimal itu.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah
melalui proses pembelajaran dengan terlebih dahulu diberikan evaluasi setelah
proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar merupakan tolak ukur
keberhasilan suatu proses pembelajaran. Hasil belajar idealnya tidak hanya
dalam bentuk pemahaman semata. Suatu proses pembelajaran dikatakan
berhasil jika kompetensi yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh semua siswa
yang mengikuti proses pembelajaran, artinya ada perubahan prilaku pada diri
siswa baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotorik kearah yang
lebih baik dari pada sebelum siswa memperoleh pembelajaran.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
untuk memperoleh data. Dengan demikian, tanpa mengetahui teknik pengumpulan
data, maka peneliti tidak akan memperoleh data yang memenuhi standar yang
ditetapkan. Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan, maka peneliti
menggunakan teknik yang dapat mempermudah penelitian ini yaitu teknik tes.
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang
dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan
nilai standar yang ditetapkan.
Pada penelitian ini menggunakan tes hasil belajar atau tes pencapaian
(achievement test) karena untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa atau hasil
belajar siswa dalam menggunakan metode SQ3R. Tes dilakukan setelah kelompok
eksperimen dikenai perlakuan. Sebelum tes diberikan pada kelas sampel, soal
terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari tiap-
tiap butir tes.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data. Hal ini bertujuan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan tes tertulis yang berbentuk essay yang berjumlah 5 soal sebagai
instrumen pengumpulan data. Tes tertulis (pencil and paper test), yakni tes di
mana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan
Jenis validitas yang digunakan dalam pengujian validitas instrumen dalam
penelitian ini adalah validitas tes. Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan
dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya. Secara garis besar
ada dua macam validitas, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct
validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Untuk menguji
validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (experts judgment).
Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek–aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli
(Sugiyono, 2012: 177). Sedangkan, validitas isi untuk instrumen yang berbentuk
tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2012: 182).
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari
kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris
yang terjadi di lapangan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas internal yaitu construct validity (validitas
konstruksi). Dalam penelitian, instrumen tersebut disesuaikan dengan kisi-kisi tes
dan divalidasi ke tim ahli yaitu dua orang dosen dari Universitas Hamzanwadi.
Langkah-langkah yang digunakan untuk memberikan kriteria kualitas
terhadap instrumen yang digunakan adalah:
a) Peneliti melakukan validasi kepada tim ahli berdasarkan lembar validasi tes
Tabel 2: Lembar Validasi Tes
No. Aspek yang ditelaah Relevan Relevan Tidak
A Materi
1 Soal sesuai dengan indikator (menurut tes tertulis untuk bentuk uraian)
2 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
3 Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian sehari- hari tinggi)
4 Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas
B Konstruksi
1 Menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban uraian
2 Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
3 Ada pedoman penskoran
C Bahasa/Budaya
1 Rumusan kalimat soal komunikatif
2 Butir soal menggunakan bahasa indonesia yang baku
3 Tidak menggunakan kata/ungkapan yang
menimbulkan penafs