• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Pengaruh Metode SQ3R Terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SKRIPSI Pengaruh Metode SQ3R Terhadap"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH METODE SQ3R TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 6 PENGADANGAN

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1)

SULAEMAN MS NPM 13110031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Metode SQ3R terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Experimental Design, dengan bentuk Posttest-Only Control, pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dipilih secara random, dimana kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan penggunaan Metode SQ3R

sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV/A SDN 6 Pengadangan dengan jumlah 24 siswa yang menjadi kelas eksperimen dan siswa kelas IV/B SDN 6 Pengadangan dengan jumlah 24 siswa menjadi kelas kontrol. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes essay. Data dianalisis menggunakan uji-t dua pihak dengan metode sampel related varian. Kemudian dari pengujian hipotesis dengan uji t didapat thitung ≥ ttabel (6,126 > 2,012) maka hipotesis Ho ditolak dan

hipotesis Ha diterima yang artinya ada pengaruh penggunaan Metode SQ3R terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018.

(6)

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the effect of the use of SQ3R Method on student learning outcomes in science subjects class IV SDN 6 Inflammatory Lesson 2017/2018. The experimental design used is Quasy Experimental Design, with Posttest-Only Control form, in this design the experimental group and the control group were chosen randomly, where the experimental group was treated with the use of the SQ3R Method while the control group used the conventional learning model. The sample in this research is the students of grade IV/A SDN 6 Pengadangan with the number of 24 students who become experimental class and students of grade IV/B SDN 6 Pengadangan with the number of 24 students into the control class. The technique used for data collection is an essay test. Data were analyzed using two-t test with sample-related method variant. Then from the hypothesis testing with t-test obtained tcount ≥ ttab1e (6,126> 2.012) then the hypothesis Ho rejected and the hypothesis Ha accepted which means there is influence the use of SQ3R Method on student learning outcomes on science subjects class IV SDN 6 Inflammation Lesson 2017/2018.

(7)

Persembahan:

Kupersembahkan skripsi ini

Kedua orang tuaku tercinta, atas do’a, motivasi dan kasih sayang yang tiada

terhingga. . .

Hidayati MS, Muhammad Alhakki MS, Novitasari Herawati MS, saudara

saudariku tercinta yang menjadi sebab dan alasan kenapa aku berjuang.

Fantastic Four (Aprial Hamidi, Lalu Wiraharja, Sada Marianto Wibowo,

Khaerul Roziki) yang selalu

teman seperjuanganku Kelas

Untuk yang masih menjadi rahasiaNya, semoga kita sama

memperbaiki diri sehingga dipertemukan dalam keadaan benar

Almamaterku tercinta UNIVERSITAS

Persembahan:

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Kedua orang tuaku tercinta, atas do’a, motivasi dan kasih sayang yang tiada

Hidayati MS, Muhammad Alhakki MS, Novitasari Herawati MS, saudara

saudariku tercinta yang menjadi sebab dan alasan kenapa aku berjuang.

Fantastic Four (Aprial Hamidi, Lalu Wiraharja, Sada Marianto Wibowo,

Khaerul Roziki) yang selalu siap sedia dalam keadaan apapun dan Teman

teman seperjuanganku Kelas A.

Untuk yang masih menjadi rahasiaNya, semoga kita sama-sama sedang

memperbaiki diri sehingga dipertemukan dalam keadaan benar-benar siap kelak.

Almamaterku tercinta UNIVERSITAS HAMZANWADI.

Kedua orang tuaku tercinta, atas do’a, motivasi dan kasih sayang yang tiada

Hidayati MS, Muhammad Alhakki MS, Novitasari Herawati MS, saudara-

saudariku tercinta yang menjadi sebab dan alasan kenapa aku berjuang.

Fantastic Four (Aprial Hamidi, Lalu Wiraharja, Sada Marianto Wibowo,

siap sedia dalam keadaan apapun dan Teman-

sama sedang

(8)

MOTTO

Jika Kebahagiaan Membuat Kita Tersenyum,

Maka Ujian Akan Membuat Kita Menangis

Agar Bisa Tersenyum Lebih Lebar.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Metode SQ3R Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

IPA kelas IV SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018” dapat diselesaikan

dengan baik. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.

Dalam menulis skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

berupa bimbingan, saran dan sebagainya yang turut memberi motivasi kepada penulis.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd selaku Rektor Universitas Hamzanwadi.

2. Muhammad Sururuddin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

3. Mijahamuddin Alwi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I.

4. Arif Rahman Hakim, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II.

5. Seluruh Dosen dan karyawan/wati Universitas Hamzanwadi terutama di program

studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), atas segala dukungannya hingga

Proposal ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, tanpa ada kendala yang

terlalu berat.

6. Orang tua dan saudara-saudariku yang selama ini mendukung.

7. Teman-teman dan segenap pihak yang tidak dapat saya utarakan satu persatu,

semoga segala yang telah dilakukan pada saya tercatat sebagai amal ibadah disisi

Allah SWT serta mendapat ganjaran yang setimpal dari-Nya. Amin Yaa Rabbal

(10)

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri dan semoga

Proposal ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Rempung, Agustus 2017 Penulis,

(11)

DAFTAR ISI SAMPUL

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 7

B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Pikir ... 31

(12)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel... 38

D. Variabel Penelitian... 39

E. Definisi Operasional ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data... 40

G. Instrumen Penelitian ... 41

H. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 48

B. Uji Persyaratan Analisis... 49

1. Uji Normalitas Data ... 49

2. Uji Homogenitas Data... 50

3. Uji Hipotesis... 51

C. Pembahasan... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 55

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Desain Penelitian ... 37

Tabel 2 : Lembar Validasi Tes ... 43

Tabel 3 : Matrix Uji Gregory ... 44

Tabel 3 : Data Hasil Nilai Posttest Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 50

Tabel 4 : Hasil Uji Normalitas Data ... 51

Tabel 5 : Hasil Uji Homogenitas Data ... 52

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Tubuh Manusia ... 26

Gambar 2 : Bagian-bagian Rangka ... 27

Gambar 3 : Tulang Belikat ... 28

Gambar 4 : Tulang Tempurung Lutut ... 28

Gambar 5 : Tulang Paha ... 28

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus

Lampiran 2A : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Lampiran 2B : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Lampiran 3 : Kisi-kisi Soal

Lampiran 4 : Instrumen Soal Lampiran 5 : Lembar Validitas

Lampiran 6 : Daftar Nama Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 7A : Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen

Lampiran 7B : Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol Lampiran 8A : Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen Lampiran 8B : Uji Normalitas Data Kelas Kontrol Lampiran 9 : Uji Homogenitas

Lampiran 10 : Uji Hipotesis

Lampiran 11 : Tabel Nilai Chi Kuadrat Lampiran 12 : Tabel (t)

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang

mempermudah siswa untuk terlibat langsung dan menemukan sendiri

pengetahuan mengenai sesuatu karena hakikat IPA secara garis besar

mempunyai tiga komponen, yaitu proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap

ilmiah. Proses ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi,

merancang, dan melaksanakan eksperimen. Produk ilmiah berupa fakta,

prinsip, konsep, hukum dan teori. Sikap ilmiah berupa rasa ingin tahu, hatihati,

objektif, dan jujur. Maka siswa harus memiliki keterampilan untuk

mengkaji peristiwa-peristiwa alam yang ada dengan cara-cara ilmiah untuk

memperoleh pengetahuan.

Ilmu Pengetahuan Alam disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah.

Untuk anak SD, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan

berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk

paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian

sederhana. Di samping itu, pentahapan pengembangannya disesuaikan dengan

tahapan dari suatu proses penelitian atau eksperimen, yang meliputi:

observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan

variabel, merencanakan dan melaksanakan penelitian, inferensi, aplikasi, dan

(17)

Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang

Sekolah Dasar sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan. Hal ini

disebabkan oleh penggunaan metode dan media pembelajaran yang belum

maksimal, terlebih pada mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA adalah mata

pelajaran yang bergantung pada alam sekitar, oleh sebab itu pembelajaran IPA

harus menggunakan metode yang cocok agar siswa dapat berinteraksi langsung

dengan alam, baik secara langsung maupun melalui teks bacaan.

Berdasarkan hasil observasi di SDN 6 Pengadangan, penyebab kurangnya

hasil belajar siswa adalah sarana dan prasarana yang minim dapat mempengaruhi

aktifitas belajar menjadi tidak kondusif seperti penggunaan media yang kurang

tepat dan tidak menarik serta faktor lingkungan yang belum tercukupi

sepenuhnya. Hal ini akan menimbulkan berbagai macam keluhan seperti malas

belajar, membosankan (jenuh), kurang bergairah, tidak menarik, semuanya akan

mempengaruhi hasil belajar siswa. Ini merupakan suatu permasalahan dasar yang

harus segera diatasi.

Melihat keadaan yang seperti ini, jika terus berlanjut maka akan

menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap hasil belajar anak, dan pada akhirnya

prestasi belajar yang dicapai oleh anak kurang maksimal. Dalam proses belajar-

mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan

memberikan fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru

mempunyai tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas

(18)

Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah upaya perbaikan

dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan yaitu dengan penerapan suatu metode yang melibatkan

siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut,

metode yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan Metode

SQ3R.

Metode SQ3R merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam melakukan

aktivitas membaca atau belajar berupa Survei (Survey), Bertanya (Question),

Membaca (Read), Menceritakan kembali (Recite), dan Mereviu (Review)-SQ3R.

SQ3R dikatakan system, bagiannya saling berkaitan satu dengan yang lainnya

sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila apabila hendak memperoleh

pemahaman yang maksimal itu. Pengajaran dengan metode suatu tertentu, akan

memberikan hasil yang lebih baik,apabila dibandingkan dengan pengajaran tanpa

metode. Metode membaca yang termasuk paling awal pengembangannya dan

metode yang paling popular ialah metode SQ3R yang dikembangkan oleh

robinson. Metode ini dirancang menurut jenjang yang memberi kemungkinan

kepada para siswa untuk belajar secara sistematis dalam menghadapi berbagai

bahan yang berupa buku teks atau tugas dengan bantuan teknik-teknik atau

strategi-strategi membaca yang dianggap lebih efisien.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian mengangkat judul skripsi

tentang “Pengaruh Metode SQ3R Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018”..

Pemilihan judul ini dimaksudkan untuk melihat apakah metode SQ3R efektif

(19)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengidentifikasi beberapa

masalah yang menjadi penyebab kurangnya hasil belajar siswa, antara lain:

1. Sarana dan prasarana yang minim, hal ini dapat mempengaruhi aktifitas

belajar menjadi tidak kondusif seperti penggunaan media yang kurang tepat

dan tidak menarik serta faktor lingkungan yang belum tercukupi sepenuhnya.

2. Penggunaan media dan metode yang tidak bervariasi Hal ini akan membuat

pembelajaran menjadi monoton.

3. Gairah belajar siswa kurang, sehingga siswa kurang memperhatikan pelajaran

dan lebih memilih untuk bermain

4. Penggunaan media yang kurang tepat sehingga pembelajaran menjadi kurang

menarik.

C. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang terindentifikasi

dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa

perlu memberi batasan terhadap masalah yang akan di kaji agar lebih terarah dan

jelas, masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada “Pengaruh Penggunaan

Metode SQ3R Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV

SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini yaitu “Bagaimana Pengaruh Penggunaan Metode SQ3R Terhadap

(20)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Metode

SQ3R Terhadap Hasil Belajaar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 6

Pengadangan.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis maupun

teoritis.

1. Manfaat Praktis:

a. Bagi Siswa:

1) Meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Menjadikan siswa lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran dan

memberikan rasa berani serta percaya diri pada siswa.

b. Bagi Penulis dan Guru:

1) Memperbaiki pembelajaran, meningkatan, dan mengembangkan

profesionalisme diri.

2) Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di

kelasnya terutama sumber informasi tentang pengaruh penggunaan

Metode SQ3R Terhadap Hasil Belajaar Siswa Pada Mata Pelajaran

IPA

c. Bagi Sekolah:

1) Membantu meningkatkan mutu pendidikan dan reputasi sekolah.

(21)

d. Bagi Kepala sekolah

1) Membantu kepala sekolah untuk memperbaiki kinerja guru.

2) Sebagai sumber informasi mengenai proses pembelajaran.

2. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian dapat bermanfaat bagi peneliti lain

untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor penyebab

timbulnya masalah belajar yang telah teridentifikasi dan belum diteliti dalam

(22)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran

a) Hakikat Pembelajaran

Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru

membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan

lingkungan atau stimulus. Adapun humanistik mendeskripsikan

pembelajaran sebagai memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih

bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan

kemampuannya (Sugandi, 2004: 9).

Menuurut Gagne (dalam Kusmayanti, 2014: 2) Pembelajaran

adalah perubahan atau kemampuan seseorang yang dapat dikekalkan tetapi

tidak disebabkan oleh pertumbuhan. Perubahan yang dipanggil

pembelajaran diperlihatkan melalui perubahan tingkah laku; dengan

membandingkan tingkah laku seseorang individu sebelum dan setelah

pembelajaran.

Darso (dalam Hamdani, 2011: 23) aliran kognitif mendefinisikan

pembelajaran sebagai cara guru dalam memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berfikir agar berpikir mengenal dan memahami sesuatu yang

sedang dipelajari. Guru harus bisa memancing rasa ingin tahu siswa dalam

pembelajaran agar siswa dapat berperan aktif di dalamnya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan

(23)

dengan siswa, maupun siswa dengan siswa untuk mendukung proses

belajar. Kegiatan tersebut dilakukan dengan mengomunikasikan informasi

yang diperoleh siswa.

b) Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan

subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan,

dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan-

tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (dalam jurnal Kurniyanti,

2014: 2)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Faktor Kecerdasan

Faktor kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan kegiatan berfikir yang bersifatnya rumit dan abstrak.

Tingkat kecerdasan dari masing-masing tidak sama. Ada yang tinggi,

ada yang sedang dan ada pula yang rendah. Namun, tingginya

kecerdasan seseorang bukanlah suatu jaminan bahwa ia akan berhasil

menyelesaikan pendidikan dengan baik, karena keberhasilan dalam

belajar bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan saja tetapi juga oleh

faktor-faktor lainnya.

2) Faktor Belajar

Faktor belajar adalah semua segi kegiatan belajar, misalnya

kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang

(24)

dapat membaca seluruh bahan yang seharusnya dibaca. Termasuk di

sini kurang menguasai cara-cara belajar efektif dan efisien.

3) Faktor Sikap

Banyak pengaruh faktor sikap terhadap kegiatan dan

keberhasilan siswa dalam belajar. Sikap dapat menentukan apakah

seseorang akan dapat belajar dengan lancar atau tidak, tahan lama

belajar atau tidak, senang pelajaran yang di hadapinya atau tidak dan

banyak lagi yang lain. Diantara sikap yang dimaksud di sini adalah

minat, keterbukaan pikiran, prasangka atau kesetiaan. Sikap yang

positif terhadap pelajaran merangsang cepatnya kegiatan belajar.

4) Faktor Kegiatan

Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan

kesehatan, kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang.

Sebagaimana telah diketahui, badan yang tidak sehat membuat

konsentrasi pikiran terganggu sehingga menganggu kegiatan belajar.

5) Faktor Emosi dan Sosial

Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor

sosial seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya

dalam proses belajar. Ada diantara faktor ini yang sifatnya mendorong

terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap

(25)

6) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ialah keadaan dan suasana tempat seseorang

belajar. Suasana dan keadaan tempat belajar itu turut juga menentukan

berhasil atau tidaknya kegiatan belajar. Kebisingan, bau busuk dan

nyamuk yang menganggu pada waktu belajar dan keadaan yang serba

kacau di tempat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan belajar. Hubungan yang kurang serasi dengan teman

dapat menganggu kosentrasi dalam belajar.

7) Faktor Guru

Kepribadian guru, hubungan guru dengan siswa, kemampuan

guru mengajar dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut

mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru yang kurang mampu dengan

baik dalam mengajar dan yang kurang menguasai bahan yang

diajarkan dapat menimbulkan rasa tidak suka kepada yang diajarkan

dan kurangnya dorongan untuk menguasainya dipihak siswa.

Sebaliknya guru yang pandai mengajar yang dapat menimbulkan pada

diri siswa rasa menggemari bahan yang diajarkannya sehingga tanpa

disuruh pun siswa banyak menambah pengetahuannya dibidang itu

dengan membaca buku-buku, majalah dan bahan cetak lainnya. Guru

dapat juga menimbulkan semangat belajar yang tinggi dan dapat juga

mengendorkan keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Siswa yang

baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan perhatian

(26)

c) Langkah-langkah Pembelajaran

Menurut Piaget (dalam Dimyati, 2010: 14) pembelajaran terdiri dari

empat langkah berikut:

(1) Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. Penentuan

topik tersebut dapat dibimbing dengan beberapa pertanyaan, sebagai

berikut:

(a) Pokok bahasan yang manakah yang cocok untuk eksperimentasi?

(b) Topic manakah yang cocok untuk pemecahan masalah dalam

situasi kelompok?

(c) Topik manakah yang dapat disajikan pada tingkat manipulasi

secara fisik sebelum verbal?

(2) Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut.

Hal ini dibimbing dengan pertanyaan seperti:

(a) Apakah aktivitas itu member kesempatan untuk melakasanakan

metode eksperimen?

(b) Dapatkah kegiatan itu menimbulkan pertanyaan siswa?

(c) Dapatkah siswa membandingkan berbagai cara bernalar dalam

mengikuti kegiatan di kelas?

(d) Apakah masalah tersebut merupakan masalah yang tidak dapat

dipecahkan atas dasar pengisyaratan perseptual?

(e) Apakah aktivitas itu dapat menghasilkan aktivitas fisik dan kognitif

(f) Dapatkah kegiatan siswa itu memperkaya konstruk yang sudah

(27)

(3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan

pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. Bimbingan

pertanyaan berupa:

(a) Pertanyaan lanjut yang memancing berfikir seperti “bagaimana

jika”?

(b) Memperbandingkan materi apakah yang cocok untuk menimbulkan

pertanyaan spontan?

(4) Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan

melakukan revisi. Bimbingan pertanyaan seperti:

(a) Segi kegiatan apakah yang menghasilkan minat dan keterlibatan

siswa yang besar?

(b) Segi kegiatan manakah yang tak menarik dan apakah alternatifnya?

(c) Apakah aktivitas itu memberi peluang untuk mengembangkan sifat

baru untuk penelitian atau meningkatkan siasat yang sudah

dipelajari?

2. Metode SQ3R

a) Pengertian Metode SQ3R

Metode SQ3R merupakan sebuah sistem yang diterapkan dalam

melakukan aktivitas membaca atau belajar berupa Survei (Survey),

Bertanya (Question), Membaca (Read), Menceritakan kembali (Recite),

dan Mereviu (Review). SQ3R dikatakan system, bagiannya saling

berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga harus dilalui oleh pembaca

apabila apabila hendak memperoleh pemahaman yang maksimal itu.

(28)

Metode SQ3R adalah salah satu metode membaca untuk memahami

isi bacaan yang menggunakan langkah-langkah secara sistematis dalam

pelaksanaannya. Membaca dengan cara SQ3R merupakan proses membaca

yang terdiri atas lima langkah, yaitu survey, question, read, recite (recall),

review. Soedarso (dalam Aniatul Hidayah, 2012 :75). Lima langkah

tersebut bermaksud untuk membangun pemikiran siswa agar siswa

menjadi lebih aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran.

Metode SQ3R merupakan metode yang di awali dengan membangun

gambaran umum tentang bahan yang akan atau sedang dipelajari,

menumbuhkan pertanyaan dari judul atau sub judul suatu bab, dilanjutkan

dengan membaca jawaban dari pertanyaan tersebut ( Listiyanto, 2010 :65).

Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan secara runtun sebagaimana

sintaks pembelajaran metode SQ3R.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Metode

SQ3R meupakan metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan

membaca secara intensif dan rasional yang memilik lima tahapan, yaitu

survey, question, read, recite, dan review, yang di awali dengan

membangun gambaran umum tentang bahan yang akan atau sedang

dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul atau sub judul suatu bab,

dilanjutkan dengan membaca jawaban dari pertanyaan tersebut.

b) Langkah-langkah Penerapan Metode SQ3R

Metode membaca SQ3R terdiri dari lima tahapan sistematis. Dalam

penjelasan Nuriadi (2008: 178), metode SQ3R memliki lima langkah

(29)

1) Survey (tinjau)

Survey ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran

keseluruhan tentang apa yang terkandung di dalam bahan yang dibaca.

Keuntungan tahap survey adalah mendorong pembaca merasakan

materi secara umum, menemukan ide yang terkandung dalam teks.

survey dilakukan bertujuan untuk:

(1) Mempercepat menangkap arti

(2) Mendapatkan abstrak

(3) Mengetahui ide-ide penting

(4) Melihat sususnan (organisasi) bahan bacaan tersebut

(5) Mendapat minat perhatian yang saksama terhadap bacaan

(6) Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah

2) Question (soal atau Tanya)

Question (soal atau Tanya) ialah langkah yang memerlukan

pembaca dalam menangkap satu inti permasalahan dalam teks. Setelah

mendapat teks tersebut berkaitan dengan informasi yang

diperlukannya. Masalah-masalah tersebut menunjukkan keinginan

pembaca tentang informasi yang ingin diperoleh dari bahan tersebut,

yang kemudian menjadi panduan atau pedoman pada kegiatan

membaca.

Selanjutnya. Pembaca akan mencoba mencari jawaban atas

persoalan-persoalan tersebut. Langkah question, yaitu langkah yang

(30)

menggunakan kata tanya 5W1H, yaitu who, what, where, when, why,

dan how atau yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3) Read (baca)

Read (baca) ialah membaca bahan atau teks tersebut secara aktif

serta mencoba mendapatkan segala jawaban atas persoalan-persoalan

yang disampaikan sebelumnya. Ketika membaca, seorang pembaca

mungkin juga akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan tambahan,

berdasarkan perkembangan pemahaman dan keinginannya selama

membaca. Pembaca mungkin juga mempersoalkan pendapat atau

informasi yang terdapat dalam buku atau teks tersebut.

Membaca merupakan langkah yang dilakukan untuk menjawab

pertanyaan yang sudah dibuat. Langkah ini juga sebagai bentuk

memastikan apakah pertanyaan yang dibuat sudah mewakili dan

mencakup seluruh materi yang ada pada teks. Membaca juga untuk

memperdalam materi, sehingga dapat ditemukan hal-hal yang belum

lengkap yang ada pada teks. Kesadaran akan informasi yang kurang

lengkap mendorong pembaca mencari informasi lebih lanjut yang

relevan dengan materi pada teks.

4) Recite (menceritakan kembali)

Setelah selesai membaca, seorang pembaca mencoba

menceritakan kembali apa yang telah dibaca dan meneliti segala hal

yang telah diperolehnya lalu. Pemilihan informasi disesuaikan dengan

(31)

persoalan-persoalan yang dipaparkan sebelumnya tanpa merujuk

kepada bahan yang telah dibaca.

5) Review (Mengulang atau melihat kembali kembali)

Langkah terakhir dari model SQ3R adalah review, yaitu langkah

yang dilakukan untuk melihat kembali materi yang terkandung dalam

teks. Pada bagian ini pembaca akan membaca bagian-bagian buku atau

teks tertentu yang dipilih untuk mendukung jawaban-jawaban atas

persoalan-persoalan yang dibuatnya pada langkah ketiga. Pada bagian

ini, pembaca juga memastikan tidak ada informasi yang terlewat.

Membuat rangkuman atas bacaan, catatan pengembangan yang

diperlukan sehingga dapat mengidentifikasi informasi relevan yang

harus dicari kemudian. Pada tahap ini juga dilakukan pemetaan konsep

dan materi. Pengorganisasian materi/topik dilakukan untuk

memastikan bahwa terdapat relevansi dan keterkaitan antar materi.

c) Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R

1) kelebihan metode SQ3R antara lain:

(a) Dapat mempercepat siswa menangkap isi bacaan,

mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide yang penting, melihat

susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut, mendapatkan minat

perhatian yang saksama terhadap bacaan, dan memudahkan

mengingat lebih banyak serta memahami lebih mudah

(b) Membuat cara membaca siswa menjadi lebih aktif dan lebih mudah

(32)

(c) Membuat siswa fokus menemukan gagasan utama bacaan dan

dapat menjawab pertanyaan yang telah disusunnya

(d) Siswa mampu mengingat lebih lama poin penting bacaan yang

telah dibacanya dengan mengungkapkan kembali isi bacaan dengan

bahasanya sendiri

(e) Membantu siswa mendapatkan hal-hal penting sebagai hasil dari

kegiatan membaca..

2) kelemahan metode SQ3R antara lain:

(a) siswa saat menempuh kelima prosedur pada metode SQ3R pada

awalnya akan dirasa berbelit-belit apalagi jika belum terbiasa

(b) tidak dapat diterapkan pada pengajaran prosedural, seperti pada

mata pelajaran keterampilan.

(c) memakan waktu yang banyak

(d) bisanya pembaca enggan mengikuti secara lengkap langkah-

langkah metode SQ3R

3. Hasil Belajar

a) Hakikat Hasil Belajar

Suprijono (2009: 7) merumuskan hasil belajar sebagai perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh

para pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,

melainkan komprehensif. Hasil belajar yang dimaksud Suprijono (2009: 5)

berupa informasi vebal dan intelektual, serta informasi kognitif, motorik,

(33)

Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009: 6), hasil belajar

mencakup tiga kemampuan yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Kemampuan kognitif meliputi knowledge (pengetahuan,

ingatan); comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh);

application (menerapkan); analysis (menguraikan, menentukan

hubungan); synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk

bangunan baru); dan evaluation (menilai). Kemampuan afektif meliputi

receiving (sikap menerima); responding (memberikan respon); valuing

(nilai); organization (organisasi); dan charaterization (karakterisasi).

Kemampuan psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,

sosial, manajerial, dan intelektual.

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar . hasil belajar

bisa dilihat dari prilaku secara positif serta kemampuan yang dimilii siswa

dari suatu interaksi tindak belajar dan menganar yang berupa hasil belajar

intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil

belajar motorik.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses

kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan

pembentukan tingkah laku seseorang.

b) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor

(34)

lingkungan atau yang biasa disebut dengan faktor internal dan faktor

eksternal.

1) Faktor Internal

(a) Faktor fisiologis.

Secara umum kondisi umum kondisi fisiologis seperti,

kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam

keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat

mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

(b) Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal ini pada dasarnaya memiliki kondisi

psikologis yang berbeda. Beberapa faktor psikologis meliputi

intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif

dan daya nalar peserta didik.

2) Faktor Eksternal

(a) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor

lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosia.

Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar

pada tengah hari pada ruangan yang kurang sirkulasi udara akan

sangat berpengaruhdan akan sangat berbeda pada pembelajaran

pada pagi hariyang kondisinya masih segar dan dengan ruangan

(35)

(b) Faktor Instrumental.

Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

diharapkan. Faktor-faktor ini dapat berfungsi sebagai sarana untuk

tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor

instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

4. Pembelajaran IPA SD

a. Hakikat Pembelajaran IPA

Wasih (2016: 17) Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal

juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu

scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal

dari kata science yang berarti pengetahuan. Science kemudian berkembang

menjadi social science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu

pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam Bahasa

Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA).

Fowler (dalam Djojosoediro 2016: 17) Ilmu pengetahuan alam

didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan

menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan

didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi”. Ilmu Pengetahuan

Alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu di

mana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang

pasti dan umum, berlaku kapan pun dan di mana pun. Orang yang

(36)

Iskandar (2001, 2) Ilmu pengetqahuan alam merupakan mata

pelajaran di sekolah dasar yang tmempelajari peristiwa-peristiwa yang

terjadi pada alam. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari

fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan

tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan

penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen

dengan menggunakan metode Ilmiah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA

merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan

dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-

hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran

matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian,

pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam

yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji

kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

b. Karakteristik Pembelajaran IPA

Sebagai ilmu, IPA memiliki karakteristik yang membedakannya

dengan bidang ilmu lain. Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini:

1) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat

dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah

dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.

Contoh: nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar.

Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan

(37)

sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat dikembalikan ke sifat

semula.

2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya

ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh

munculnya “metode ilmiah” (scientific methods) yang terwujud

melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai

dan “sikapi lmiah” (scientific attitudes).

3) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun

dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,

observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu

dengan cara yang lain

4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan

baganbagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil

eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan

observasi lebih lanjut.

5) IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.

Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses

merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;

metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis,

perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian

(38)

kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah

dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa

ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta

hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat

dipecahkan melalui prosedur yang benar.

c. TujuanPembelajaran IPA SD

Adapun tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar

siswa:

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains,

teknologi dan masyarakat.

2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains

yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari

5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang

pengajaran yang lain

6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

alam. Mengahargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam

(39)

d. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Ruang llingkup materi pelajaran ipa yang berdasarkan kurikulum

tingkat satuan pendidikan sebagai berikut:

1) Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interkasinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat

dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah bumi, tata surya dan benda-

benda langit lainnya.

Berdasarkan ruang likup mata pelajran ipa tersebut, maka dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa dalam pembelajaran IPA dikembangkan

konsep ilmiah dalam memahami sikap dan nilai keilmiahan, selain itu

dalam ruang lingkup pembelajaran IPA juga dikembangkan suatu

pemahaman terhadap mahluk hidup.

e. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam kurikulum KTSP

dituliskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penugasan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses pene muan.

Pendidian IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

(40)

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pada tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran

Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang

diharapkan pada pengalaman belajar untuk merancang suatu karya melalui

penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Salah satu tujuan IPA dalam Kurikulum tahun 2006 ada lah

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran dan tujuan IPA yang khususnya di SD/M I dalam

kurikulum KTSP ini tentunya mengacu pada hakikat belajar, cirri-ciri

belajar, dan prinsip-prinsip belajar. Di mana peserta didik bukan hanya

mengetahui, melainkan mengalami sehingga dapat mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari. Secara tersirat maupun tersurat KTSP ini

memberikan sinyal daam pengimpelementsiannya menggunakan staregi

dengan menekankan pada aspek kinerja siswa. Jadi dalam hal ini peranan

guru hanya sebagai mediator, siswa lebih aktif untuk merumuskan sendiri

tentang fenomena yang berkaitan dengan fokus kajian secara kontekstual

(41)

5. Materi

a. Standar Kompetensi (SK) :

1 . Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsi

nya, serta pemeliharaannya.

b. Kompetensi Dasar (KD) :

1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia

dengan fungsinya

c. Rangkuman Materi :

1) Kerangka Tubuh Manusia dan Fungsinya

Gambar 1 : Kerangka Tubuh Manusia

Tubuh manusia dapat berdiri tegak karena ada bagian tubuh

yang menegakkannya. Bagian tubuh tersebut adalah tulang. Tulang

merupakan bagian tubuh yang paling keras. Tulang terdiri dari sel-sel

(42)

kalsium dan fosfat. Kedua mineral ini menyebabkan tulang menjadi

keras. Tulang mengandung sejenis protein yang disebut kolagen.

Kolagen adalah zat yang menyebabkan tulang mempunyai sifat agak

lentur. Tulang pada tubuh kita berjumlah 206 ruas tulang. Ratusan

tulang yang saling berhubungan tersebut dinamakan rangka.

Rangka (skelet) merupakan rangkaian tulang yang mendukung

dan melindungi organ tubuh yang lunak. Tulang satu dengan tulang

yang lain dihubungkan oleh persendian (artikulasi). Sistem rangka

yang terletak di dalam tubuh dan dilindungi oleh kulit dan otot disebut

endoskeleton

2) Bagian-Bagian Rangka Manusia

Rangka yang menyusun tubuh kita dapat dikelompokkan

menjadi tiga bagian yaitu:

a) Rangka Kepala (Tengkorak)

Tulang rangka kepala

(tengkorak) berfungsi untuk melindungi

organ penting yang ada di bagian

kepala, antara lain otak.

b) Rangka Badan Bagian-bagian Rangka Gambar 2 :

Susunan tulang yang disebut dengan bagian rangka badan

pada rangka manusia ialah mulai dari leher sampai dengan

(43)

c) Rangka anggota gerak

Rangka anggota gerak adalah susunan tulang yang

membantu kita untuk bergherak

3) Bentuk-bentuk Tulang Rangka Manusia

Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibagi menjadi tiga

kelompok, yaitu:

a) Tulang pipih

Karena bentuknya pipih atau

gepeng maka disebut tulang pipih.

Contohnya tulang belikat, tulang dada,

tulang rusuk, tulang panggul, dan tulang-

tulang tengkorak

b) Tulang pendek

Gambar 3 : Tulang Belikat

Tulang pendek bentuknya bulat

pendek. Contohnya tulang pergelangan

tangan, tulang pergelangan kaki, ruasruas

tulang belakang, dan tulang

tempurung lutut.

c) Tulang pipa

Disebut tulang pipa karena

bentuknya seperti pipa, bulat panjang dan

di bagian pusatnya terdapat rongga besar.

Gambar 4 : Tulang Tempurung Lutut

Contoh: tulang lengan, tulang paha, dan tulang ruas jari.

(44)

4) Fungsi rangka :

Rangka yang kita miliki berfungsi :

a) Memberi bentuk tubuh, menahan, dan menegakkan tubuh

b) Melindungi alat-alat tubuh yang vital

Contoh :

(1) otak dilindungi oleh tengkorak

(2) paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang-tulang rusuk dan

tulang dada

c) Tempat pembentukan sel-sel darah merah, sel darah putih, dan

keping darah. Hal ini terjadi pada tulang pipa, sebagai tempat

pembentukan sumsum merah

d) Sebagai alat gerak pasif, karena tulang yang sebenarnya tidak

bergerak, yang melakukan gerakan sebenarnya adalah otot yang

melekat pada tulang

e) Tempat melekatnya otot (otot rangka)

f) Tempat penyimpanan mineral terutama fosfor dan kalsium.

B. Penelitian Yang Relevan

Peneliti yang berhasil menggunakan metode SQ3R ini dalam pembelajaran

yaitu:

1. Rohman (2011). Tujuan penelitian yang dilakukan peneliti bermaksud untuk

melihat apakah minat belajar siswa meningkat ketika menggunakan metode

SQ3R. Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V SD

dengan menerapkan metode SQ3R pada judul “Penerapan Metode SQ3R

(45)

dan Alam Sekitarnya,dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam

pembelajaran. Pada silkus I yaitu: perhatian 7,18%, keaktifan 10,46%, hasil

belajar 43,12% mengalami peningkatan pada siklus II, yaitu: perhatian 8,81%,

keaktifan 11,37%, hasil belajar 67,81%. Dianggap siklus I dan II belum tuntas

maka peneliti melanjutkan ke siklus III, pehatian 20,25%, keaktifan 13,12%

dan hasil belajar menjadi 94,68%

2. Wahyuni (2010). Peneliti bertujuan untuk melihat Pengaruh Pembelajaran

Kooperatif Model SQ3R dengan LKS Terstruktur dan Tidak Terstruktur

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Indera Pengelihatan. Penerapan

metode pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa

berdasarkan nilai pengujian tes awal dan tes akhir siswa. Tes awal dan tes

akhir siswa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel 13,723 > 20,211 artinya

metode pembelajaran SQ3R dengan LKS terstruktur dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Sedangkan pada LKS tidak terstruktur nilai t-hitung juga lebih

besar dari nilai t-tabel 14,345>20,195 yang artinya Metode Pembelajaran

dengan LKS Tidak terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Penelitian oleh (Sri, 2009) dengan judul Upaya meningkatkan hasil belajar

Mapel SKI dengan menggunakan metode SQ3R Materi Pokok Dinasti Al-

Ayyubiah pada siswa kelas VIII A MTs NU Nuruh Huda. Didapatkan Hasil

terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R. ini dibuktikan dengan pra

siklus 47,82% dan rata-rata 69.14 meningkat pasa siklus 1 menjadi 69,56%

(46)

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa

metode SQ3R terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbedaan

penelitian-penelitian di atas dengan penlitian ini adalah terletak pada jenjang

pendidikan dan mata pelajaran tempat diterapkannnya metode SQ3R. Metode

ini biasanya digunakan pada mata pelajaran Bahasa Indoenesia, namun kali ini

peneliti mencoba menerapkannya pada mata pelajaran IPA.

C. Kerangka Pikir

Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh berbagai

komponen, yaitu guru, siswa, suasana kelas, serta metode pembelajaran. Seorang

guru diharapkan profesional dalam menyampaikan pembelajaran serta kreatif agar

siswa lebih memahami konsep-konsep yang diajarkan. Penyajian pembelajaran

secara kreatif ini tidak terlepas dari bagaimana seorang guru memilih metode

pembelajaran.

Guru seharusnya dapat mengguanakan metode yang mampu melibatkan

seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan guru tentunya

harus dapat membuat siswa aktif di kelas agar pembelajaran tidak hanya berpusat

pada guru melainkan kepada siswa sehingga hasil belajar siswa menjadi

meningkat. Metode yang digunakan oleh guru sangat mempengaruhi aktivitas

siswa dan hasil belajarnya.

Hasil belajar memiliki kedudukan yang sangat penting dan tidak dapat

dipisahkan dari proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan tolak ukur

keberhasilan suatu proses pembelajaran. Dengan hasil belajar, guru dapat

mengetahui apakah siswa sudah mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan.

(47)

pembelajaran dengan terlebih dahulu diberikan evaluasi setelah proses

pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang

mempermudah siswa untuk terlibat langsung dan menemukan sendiri

pengetahuan mengenai sesuatu karena hakikat IPA secara garis besar

mempunyai tiga komponen, yaitu proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap

ilmiah. Proses ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi,

merancang, dan melaksanakan eksperimen. Produk ilmiah berupa fakta,

prinsip, konsep, hukum dan teori. Sikap ilmiah berupa rasa ingin tahu, hatihati,

objektif, dan jujur. Maka siswa harus memiliki keterampilan untuk

mengkaji peristiwa-peristiwa alam yang ada dengan cara-cara ilmiah untuk

memperoleh pengetahuan.

Melihat kondisi awal pada siswa kelas IV SDN 6 Pengadangan

mempunyai hasil belajar yang tergolong masih rendah. berdasarkan hasil

observasi penyebab kurangnya hasil belajar siswa adalah sarana dan prasarana

yang minim dapat mempengaruhi aktifitas belajar menjadi tidak kondusif seperti

penggunaan media yang kurang tepat dan tidak menarik serta faktor lingkungan

yang belum tercukupi sepenuhnya. Hal ini akan menimbulkan berbagai macam

keluhan seperti malas belajar, membosankan (jenuh), kurang bergairah, tidak

menarik, semuanya akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas lebih berpusat pada

guru dan menjadikan siswa pasif dalam proses belajar mengajar karena guru

(48)

ini akan berpengaruh

proses pembelajaran sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa yang

rendah. Ini merupak

Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran

yang dapat mejadi solusi untuk uraian masalah

dengan menggunakan

Pembelajaran SQ3R

siswa. Siswa diminta untuk melakukan survey dan menghasilkan beberapa

pertanyaan yang akan

yang mereka lakukan, kemudian mereka

jawaban dari pertanyaan yang mereka punya. Kegiatan tersebut akan membuat

siswa menjadi lebih

Untuk lebih jelasnya perhatikanlah bagan kerangka berfikir di bawah! berpengaruh terhadap minat belajar yang dimiliki siswa dalam

proses pembelajaran sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa yang

merupakan suatu permasalahan dasar yang harus segera diatasi.

Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran

yang dapat mejadi solusi untuk uraian masalah-masalah di atass, salah satunya

dengan menggunakan Metode Pembelajaran SQ3R. Penerapan

Pembelajaran SQ3R mengharuskan guru untuk membuka pengetahuan awal

siswa. Siswa diminta untuk melakukan survey dan menghasilkan beberapa

akan mereka cari sendiri jawabannya dengan kegiatan

yang mereka lakukan, kemudian mereka akan menceritakan kembali jawaban

jawaban dari pertanyaan yang mereka punya. Kegiatan tersebut akan membuat

lebih aktif dari pada guru menggunakan metode konvensional.

Untuk lebih jelasnya perhatikanlah bagan kerangka berfikir di bawah!

Gambar 6: Bagan Kerangka berfikir Hasil belajar

rendah

Penerapan Metode SQ3R

Siswa menjadi aktif, lebih tertarik dalam belajar, perhatian meningkat

Materi dipahami

Hasil Belajar Meningkat

dalam mengikuti

proses pembelajaran sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa yang

diatasi.

Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran

masalah di atass, salah satunya

. Penerapan Metode

mengharuskan guru untuk membuka pengetahuan awal

siswa. Siswa diminta untuk melakukan survey dan menghasilkan beberapa

kegiatan membaca

akan menceritakan kembali jawaban-

jawaban dari pertanyaan yang mereka punya. Kegiatan tersebut akan membuat

konvensional.

(49)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah peneliti telah dinyatakn dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diproleh melalui pengumpulan data.

Hipotesis deskriptif adalah hipotesi yang digunakan untuk satu veriabel

atau lebih secara mandiri dan dituangkan dalam bentuk kata-kata. Ada dua jenis

hipotesis yang digunakan dalam penelitian (Arikunto, 2010: 112):

a. Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatif (Ha).

Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antar variable X dan Y,

atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Pada penelitian ini hipotesis

kerjanya berbunyi “Penerapan Metode SQ3R berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa SDN 6 Pengadangan Tahun Pelajaran 2017/2018”.

b. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.

Hipotesis nol menyatakan tidak adanya pengaruh antara variable X dan

Y. Pada penelitian ini hipotesis nolnya berbunyi “tidak ada pengaruh metode

SQ3R dalam pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas

IV SDN 6 Pengadangan Kecamatan Pringgasela tahin pelajaran 2017/2018”.

Hipotesis Statistik adalah suatu pernyataan tentang bentuk fungsi suatu

variabel atau tentang nilai sebenarnya suatu parameter. Hipotesis statistik

(50)

Ha : q ≠ 0 : Ha diterima, berate terdapat pengaruh Penerapan Metode SQ3R

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SDN 6 Pengadangan

Tahun Pelajaran 2017/2018

Ho : q = 0: Ho ditolak, berarti tidak ada pengaruh metode SQ3R dalam pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 6 Pengadangan Kecamatan Pringgasela tahin pelajaran 2017/2018

Keterangan:

Ha : Hipotesis alternative Ho : Hipotesis nol

q : nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan bahwa hipotesis penelitian

ini adalah “ada pengaruh metode SQ3R terhadap hasil belajar siswa SDN 6

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian eksperimen yang menggunakan metode kuantitatif, peneliti harus

menyusun variabel-variabel minimal satu hipotesis yang menyatakan

hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang terjadi. Variabel-

variabel yang diteliti termasuk variabel bebas dan variabel terikat sudah

ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian ini. Dalam

penelitian ini, yang diidentifikasikan sebagai variabel bebas (X) adalah

Metode SQ3R, sedangkan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar (Sugiyono,

2016: 75).

Salah satu ciri penting suatu eksperimen adalah pengelompokan

secara random, sehingga hubungan kausal yang terjadi memang disebabkan

oleh adanya perlakuan, bukan oleh faktor lain. Pada penelitian eksperimen

variable-variabel dapat dipilih dan variavel-variabel lain dapat mempengaruhi

proses eksperimen itu dapat dikontrol secara kuat.

2. Desain Penelitian

Rancangan penelitian eksperimen ini menggunakan pola Quasy

Experimental Design (eksperimen semu) dengan bentuk Posttest-Only Control

Design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true

(52)

dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Pada penelitian ini kelas dibagi menjadi 2 yaitu kelompok kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok kelas eksperimen, yaitu kelompok

siswa yang diberikan perlakuan dengan metode SQ3R (X) dan kelompok kelas

kontrol yaitu kelompok siswa yang tidak diberikan perlakuan. Jumlah sampel

dalam penelitian ini sebanyak 48 siswa, dan ditentukan dengan menggunakan

teknik simple random sampling, dua kelompok yang masing-masing dipilih

secara random (R) dimana kelas IVA sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah 24 siswa dan kelas IVB sebagai kelas kontrol yang berjumlah 24

siswa.

Karakteristik dari bentuk/rancangan ini adalah: (1) ekuivalensi

dengan cara randomisasi, (2) tidak menggunakan pretest, (3) adanya kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen, dan (4) generalisasi kuat. Untuk lebih jelas

rancangan penelitiannya dapat dilihat pada tabel.4 di bawah ini.

Tabel 1: Desain Penelitian

Sugiyono, (2010: 76)

Keterangan:

R (atas) = Kelas eksperimen (dipilih secara random) R (bawah) = Kelas kontrol (dipilih secara random)

X = Treatment (perlakuan)

O2 = Hasil posttest (kelas eksperimen)

O4 = Hasil posttest (kelas kontrol)

R X O2

(53)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 6 Pengadangan Kecamatan

Pringgasela pada kelas IV (empat) tahun pelajaran 2017/2018 .

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan berlangsung dari bulan Juli 2017 s/d

Agustus 2017.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada

pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Pada penelitian ini, yang dijadikan

populasi adalah seluruh siswa SDN 6 Pengadangan Kecamatan Pringgasela

yang berjumlah 248 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

(54)

akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2016: 81).

Peneliti menggunakan Simple Random Sampling untuk memilih

sampel, di mana pengambilan sampel dilakukan secara acak. Teknik ini

digunakan apabila populasi dianggap homogen, sehingga yang menjadi

sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 6 Pengadangan

Kecamatan Pringgasela yang berjumlah 48 orang siswa.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua jenis variabel yakni variabel yang

mempengaruhi disebut variabel Independence (variabel bebas) dan yang

dipengaruhi disebut variabel Dependence (variabel terikat).

1. Variabel Bebas (Independence)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010: 61).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode SQ3R.

2. Variabel Terikat (Dependence)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar IPA.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari veriabel yang telah dipilih

oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variable penelitiannya adalah

(55)

1. Metode SQ3R

Metode SQ3R merupakan metode yang di awali dengan membangun

gambaran umum tentang bahan yang akan atau sedang dipelajari,

menumbuhkan pertanyaan dari judul atau sub judul suatu bab, dilanjutkan

dengan membaca jawaban dari pertanyaan tersebut . Metode SQ3R merupakan

sebuah sistem yang diterapkan dalam melakukan aktivitas membaca atau

belajar berupa Survei (Survey), Bertanya (Question), Membaca (Read),

Menceritakan kembali (Recite), dan Mereviu (Review)-SQ3R. SQ3R

dikatakan sistem, bagiannya saling berkaitan satu dengan yang lainnya

sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman

yang maksimal itu.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah

melalui proses pembelajaran dengan terlebih dahulu diberikan evaluasi setelah

proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar merupakan tolak ukur

keberhasilan suatu proses pembelajaran. Hasil belajar idealnya tidak hanya

dalam bentuk pemahaman semata. Suatu proses pembelajaran dikatakan

berhasil jika kompetensi yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh semua siswa

yang mengikuti proses pembelajaran, artinya ada perubahan prilaku pada diri

siswa baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotorik kearah yang

lebih baik dari pada sebelum siswa memperoleh pembelajaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

(56)

untuk memperoleh data. Dengan demikian, tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan memperoleh data yang memenuhi standar yang

ditetapkan. Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan, maka peneliti

menggunakan teknik yang dapat mempermudah penelitian ini yaitu teknik tes.

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu

tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga

menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang

dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan

nilai standar yang ditetapkan.

Pada penelitian ini menggunakan tes hasil belajar atau tes pencapaian

(achievement test) karena untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa atau hasil

belajar siswa dalam menggunakan metode SQ3R. Tes dilakukan setelah kelompok

eksperimen dikenai perlakuan. Sebelum tes diberikan pada kelas sampel, soal

terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari tiap-

tiap butir tes.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data. Hal ini bertujuan agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan tes tertulis yang berbentuk essay yang berjumlah 5 soal sebagai

instrumen pengumpulan data. Tes tertulis (pencil and paper test), yakni tes di

mana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan

(57)

Jenis validitas yang digunakan dalam pengujian validitas instrumen dalam

penelitian ini adalah validitas tes. Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan

dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya. Secara garis besar

ada dua macam validitas, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.

Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct

validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Untuk menguji

validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (experts judgment).

Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek–aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli

(Sugiyono, 2012: 177). Sedangkan, validitas isi untuk instrumen yang berbentuk

tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2012: 182).

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari

kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris

yang terjadi di lapangan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka validitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah validitas internal yaitu construct validity (validitas

konstruksi). Dalam penelitian, instrumen tersebut disesuaikan dengan kisi-kisi tes

dan divalidasi ke tim ahli yaitu dua orang dosen dari Universitas Hamzanwadi.

Langkah-langkah yang digunakan untuk memberikan kriteria kualitas

terhadap instrumen yang digunakan adalah:

a) Peneliti melakukan validasi kepada tim ahli berdasarkan lembar validasi tes

(58)

Tabel 2: Lembar Validasi Tes

No. Aspek yang ditelaah Relevan Relevan Tidak

A Materi

1 Soal sesuai dengan indikator (menurut tes tertulis untuk bentuk uraian)

2 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai

3 Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian sehari- hari tinggi)

4 Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas

B Konstruksi

1 Menggunakan kata tanya atau perintah yang

menuntut jawaban uraian

2 Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal

3 Ada pedoman penskoran

C Bahasa/Budaya

1 Rumusan kalimat soal komunikatif

2 Butir soal menggunakan bahasa indonesia yang baku

3 Tidak menggunakan kata/ungkapan yang

menimbulkan penafs

Gambar

Tabel 1  : Desain Penelitian .............................................................................
Gambar 1 : Kerangka Tubuh Manusia
Gambar 3 : Tulang Belikat
Gambar 6: Bagan Kerangka berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dimana wahana menjalankan misi untuk dapat melewati beberapa rintangan dengan jenis yang berbeda yakni 3 buah tiang vertikal dengan ketinggian masing- masing 2,5

Pada prinsipnya setiap kata yang bearasal dari bahasa Arab harus ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Apabila kata tersebut merupakan nama Arab dari orang Indonesia atau

Tujuan dari dilakukannya kerja praktek ini yaitu untuk menambah pengetahuan di bidang pangan khususnya hasil pengolahan ikan sarden, untuk memahami dunia kerja serta

Dalam melaksanakan analisis pengembangan sistem informasi perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan puskesmas berdasarkan beban kerja, dilakukan wawancara mendalam ( indepth interview

Umumnya ketiga status lahan menggunakan tenaga kerja luar keluarga, tetapi status lahan milik sendiri lebih banyak menggunakan biaya tenaga kerja luar keluarga dari pada status

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara eksposur kekerasan dalam video game dengan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suruh

Selain sinergi yang harus selaras, juga diperlukan suatu kepuasan kerja dan motivasi kerja yang tinggi serta bentuk kepemimpinan karena dengan hal-hal tersebut dapat

Tujuan dari penelitian mengenai pendapatan usahatani padi hibrida dan non hibrida di Desa Karangrejo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Musim Tanam Januari-April 2010