• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kadar Matrix Metalloproteinase-3 dengan Gangguan Pendengaran pada Pasien Artritis Reumatoid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kadar Matrix Metalloproteinase-3 dengan Gangguan Pendengaran pada Pasien Artritis Reumatoid"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pendahuluan: Artritis reumatoid (AR) merupakan penyakit autoimun yang sering didapatkan. Gangguan pendengaran sensorinerual dan konduktif telah dilaporkan pada AR, namun hasilnya berbeda-beda. Patogenesis gangguan pendengaran sensorineural berhubungan dengan Matrix Metalloproteinase-3 (MMP-3). Tujuan: Untuk mengevaluasi gangguan pendengaran pada pasien AR dan untuk menilai hubungan antara kadar MMP-3 plasma dengan gangguan pendengaran. Metode: Kelompok studi terdiri atas 21 pasien AR dengan gangguan pendengaran dan 21 pasien AR tanpa gangguan pendengaran diinklusikan sebagai kontrol. Semua pasien dievaluasi dengan audiometri nada murni dan timpanometri. Kadar MMP-3 plasma pasien diukur dengan Enzyme-Linked Immunosorbent Assay. Hasil: Penelitian ini mendapatkan gangguan pendengaran sensorineural (76,2%), konduktif (14,3%), dan campuran (9.5%). Proporsi derajat gangguan pendengaran yang terbanyak adalah derajat ringan (66,7%). Didapatkan perbedaan yang bermakna ambang dengar (p<0,001), rerata hantaran udara pada frekuensi 1000 Hz hingga 8000 Hz (p<0,05), dan rerata hantaran tulang pada semua frekuensi diantara kedua kelompok (p<0,05). Kami mendapatkan peningkatan insiden timpanogram tipe As pada kelompok kasus ( 28,6%), dan pada kelompok kontrol (47,6%). Didapatkan perbedaan bermakna (p<0,001) mean kadar MMP-3 diantara kedua kelompok. Kesimpulan: Gangguan pendengaran sering didapatkan pada AR. MMP-3 berkontribusi dalam mendegradasi sendi inkudomaleus dan inkudostapedius dan dapat merusak sel telinga dalam akibat proses oksidatif. Pemeriksaan audiometri dan timpanometri berkala direkomendasikan untuk memantau gangguan pendengaran tersebut.

Kata Kunci: gangguan pendengaran, audiometri, timpanometri, MMP-3, Enzyme-Linked Immunosorbent Assay, artritis rheumatoid.

(2)

ABSTRACT

Background: Rheumatoid Arthritis (RA) is a common autoimmune

disease. Sensorineural and conductive hearing loss have been reported in RA, but the results of most studies are not in agreement. The pathogenesis of the hearing loss is not clearly understood. The presence of sensorineural hearing loss was related to matrix metalloproteinase-3 (MMP-3). Objectives: to evaluate hearing loss in RA patients and to examine the correlation between plasma MMP-3 level and the hearing loss. Methods: Subjects consisted of 21 RA patients with hearing loss as study group and 21 RA patients without hearing loss as control group. All patients were evaluated by pure tone audiometry and tympanometry. The

amounts of plasma MMP-3 of the patients were determined using Enzyme-Linked Immunosorbent Assay. Results: This study found sensorineural (76.2%), conductive (14.3%), and mixed (9.5%) hearing loss. The most common degree of hearing loss was mild (66.7%). There were significant differences between the groups in mean hearing thresholds (p<0.001), mean air conduction thresholds in 1,000 Hz – 8,000 Hz (p<0.05), and mean bone conduction thresholds in every frequencies (p<0.05). We found an increased incidence of As type tympanogram in study group (28.6%) and control group (47.6%). The significant difference (p<0.05) of mean MMP-3 levels was also found between the groups.

Conclusion: Hearing loss is a common finding in RA. MMP-3 may

contribute to degrade incudomalleal and incudostapedial joint and to harm inner ear cells by an oxidative process. Frequent evaluation of audiometric and tympanometric tests is recommended for controlling the hearing loss.

Key words: hearing loss, MMP-3, Enzyme-Linked Immunosorbent Assay,

rheumatoid arthritis

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lama otore dengan ambang hantaran tulang penderita OMSK keseluruhan dan OMSK tipe maligna

Menurut penelitian sebelumnya dengan sampel 724 pasien (376 laki-laki, 348 perempuan) dengan rawat jalan dan sedang dalam tahap penelitian. Kemudian dibagi menjadi empat kelompok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan gangguan pendengaran akibat penyelaman tradisional dengan p value 0,046 ( P&lt;0,05), karena

Hasilnya adalah terdapat penurunan sensibilitas kornea pada pasien dengan retinopati diabetika dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki retinopati diabetika

Peningkatan Ambang Dengar Menetap (Permanent Treshold Shift) Peningkatan ambang dengar menetap terjadi akibat pajanan bising dengan intensitas sangat tinggi berlangsung singkat

Terdapat hubungan antara kadar TG yang tinggi terhadap terjadinya GPAB pada pekerja yang terpapar bising dengan intensitas &gt;85 dB (p&lt;0,05) dan tidak dijumpai

Terdapat hubungan antara kadar TG yang tinggi terhadap terjadinya GPAB pada pekerja yang terpapar bising dengan intensitas &gt;85 dB (p&lt;0,05) dan tidak dijumpai

perhitungan rerata rasa nyeri (VAS) pada kelompok kontrol, didapatkan nilai p= 0, 001 (p&lt; 0, 05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna dari rasa nyeri sebelum