Aplikasi Sistem Informasi Penyakit Demam Berdarah Berbasis Android

(1)

LAMPIRAN PROGRAM

JAVA

Home.java

package com.example.user.bahayadbd; import android.content.Intent;

import android.support.v7.app.AppCompatActivity; import android.os.Bundle;

import android.view.View;

import android.widget.ImageButton; import android.widget.Button;

public class Home extends AppCompatActivity { private ImageButton button_1;

private ImageButton button_2; private ImageButton button_3; private ImageButton button_4; private ImageButton button_5; private ImageButton button_6;

@Override

protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_home);

button_1 =(ImageButton)findViewById(R.id.btn1); button_2 = (ImageButton) findViewById(R.id.btn2); button_3 = (ImageButton) findViewById(R.id.btn3); button_4 = (ImageButton) findViewById(R.id.btn4); button_5 = (ImageButton) findViewById(R.id.btn5); button_6 = (ImageButton) findViewById(R.id.btn6);

button_1.setOnClickListener(new View.OnClickListener() { @Override

public void onClick(View view) {

Intent intent = new Intent (Home.this,Pengertian.class); startActivity(intent);

} });

Intent intent = new Intent (Home.this,Gejala.class); startActivity(intent);}

});

(2)

Intent intent = new Intent (Home.this,Pencegahan.class); startActivity(intent);}

});

Intent intent = new Intent (Home.this,Pengobatan.class); startActivity(intent);}

});

Intent intent = new Intent (Home.this,Penyebaran.class); startActivity(intent);}});

moveTaskToBack(true);}});

}

XML

activity_home.xml

<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?>

<RelativeLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools"

android:layout_width="match_parent" android:layout_height="match_parent"

tools:context="com.example.user.bahayadbd.Home" android:background="@drawable/sss"

>

<ScrollView

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:id="@+id/scrollView">

<LinearLayout

(3)

<TableRow

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:padding="10dp">

<ImageButton

android:layout_width="140dp" android:layout_height="140dp" android:background="@drawable/c1" android:layout_marginTop="20dp" android:id="@+id/btn1" />

<ImageButton

android:layout_width="140dp" android:layout_height="140dp" android:layout_marginLeft="20dp" android:background="@drawable/c2" android:layout_marginTop="30dp" android:id="@+id/btn2" />

</TableRow> <TableRow

android:padding="10dp"

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content"> <ImageButton

android:layout_width="140dp" android:layout_height="140dp" android:background="@drawable/c3" android:layout_marginTop="30dp" android:id="@+id/btn3"/>

<ImageButton

android:layout_width="140dp" android:layout_marginTop="30dp" android:layout_height="140dp" android:background="@drawable/c4"

android:layout_alignTop="@+id/scrollView" android:layout_alignParentRight="true" android:layout_alignParentEnd="true" android:layout_marginLeft="20dp" android:id="@+id/btn4" />

</TableRow> <TableRow

android:padding="10dp"

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content"> <ImageButton

android:layout_width="140dp" android:layout_height="140dp" android:background="@drawable/c5" android:layout_marginTop="30dp" android:id="@+id/btn5"/>

<ImageButton

(4)

android:layout_alignTop="@+id/scrollView" android:layout_alignParentRight="true" android:layout_alignParentEnd="true" android:layout_marginLeft="20dp" android:id="@+id/btn6" />

</TableRow>

</LinearLayout>

</ScrollView>

</RelativeLayout>

activity_pengertian.xml

<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <RelativeLayout

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools"

android:paddingBottom="@dimen/activity_vertical_margin" android:paddingLeft="@dimen/activity_horizontal_margin" android:paddingRight="@dimen/activity_horizontal_margin" android:paddingTop="@dimen/activity_vertical_margin" tools:context="com.example.user.bahayadbd.Pengertian" android:background="@drawable/sss"

>

<ScrollView

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content"> <LinearLayout

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:orientation="vertical"> <ImageView

android:layout_width="350dp" android:layout_height="220dp" android:id="@+id/m"

android:background="@drawable/m" /> <TextView

android:layout_width="match_parent" android:layout_height="wrap_content" android:layout_marginTop="10dp"

android:text="Pengertian DBD" android:layout_marginLeft="50dp" android:textSize="25dp"

android:textStyle="bold" android:textColor="#000" />

(5)

android:layout_width="match_parent" android:layout_height="wrap_content"

android:text="Penyakit demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang penyebarannya terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Karena diperantarai oleh kedua serangga tersebut, maka demam dengue tidak bisa menular dari orang ke orang secara langsung selayaknya penyakit flu. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus banyak berkembang biak di daerah padat penduduk, misalnya di kota-kota besar beriklim lembap dan hangat. Masalah penyakit demam dengue biasanya dialami oleh negara-negara subtropis dan tropis, termasuk Indonesia. Diperkirakan ada seratus juta kasus demam dengue yang terjadi pada tiap tahunnya di dunia, bahkan ribuan orang di antaranya terjangkit dalam waktu singkat akibat wabah penyakit ini. "

android:textColor="#000000" />

<TextView

android:layout_width="match_parent" android:layout_height="match_parent" android:textStyle="bold"

android:textColor="#000"

android:layout_marginTop="10dp"

android:text="Komplikasi Demam Berdarah" />

<TextView

android:layout_width="match_parent" android:layout_height="match_parent" android:textColor="#000"

android:text="Waspadalah terhadap demam berdarah dengue (DBD) atau dengue shock syndrome sebagai dua komplikasi demam dengue yang mematikan, meskipun dua kondisi tersebut tergolong langka dan lebih berisiko terjadi pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak mampu melawan infeksi demam dengue atau pada orang yang sebelumnya pernah terkena demam dengue dari tipe virus berbeda. Apabila DBD terlambat

ditangani, maka bisa berkembang menjadi dengue shock syndrome yang mana tekanan darah menurun secara drastis dan pendarahan menjadi makin berat. Untuk mencegah terjadinya kematian akibat dua komplikasi di atas, maka segera bawa penderita demam dengue ke rumah sakit apabila Anda melihat tanda-tandanya. Selain memberikan cairan infus, dokter di rumah sakit biasanya akan melakukan transfusi darah untuk mengganti darah yang berkurang, serta memonitor tekanan darah."

/>

</LinearLayout> </ScrollView>

(6)

activity_gejala.xml

android:paddingBottom="@dimen/activity_vertical_margin" android:paddingLeft="@dimen/activity_horizontal_margin" android:paddingRight="@dimen/activity_horizontal_margin" android:paddingTop="@dimen/activity_vertical_margin" tools:context="com.example.user.bahayadbd.Gejala" android:background="@drawable/sss">

<ScrollView

android:layout_width="300dp"

android:layout_height="wrap_content" android:id="@+id/m"

android:background="@drawable/de" /> <TextView

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:layout_marginTop="10dp" android:text="Gejala DBD"

android:layout_marginLeft="68dp" android:textSize="25dp"

android:textStyle="bold" android:textColor="#000"

android:layout_below="@id/m" /> <TextView

android:text="Berikut ini beberapa gejala demam berdarah, di antaranya:"

<TextView

android:text="

•Suhu badan tinggi yang bisa mencapai 41 derajat celcius •Tubuh menggigil

•Kehilangan nafsu makan

•Badan terasa lelah

•Sakit kepala

•Sakit tenggorokan

(7)

•Muntah •Nyeri pada bagian belakang mata

•Pembengkakan kelenjar getah bening

•Munculnya bintik-bintik merah di kulit (terutama pada anak-anak)." />

<TextView

android:text="Pada kasus yang jarang terjadi, demam berdarah juga menyebabkan hidung dan gusi mengeluarkan darah yang jumlahnya sangat sedikit (berbeda dengan pendarahan yang terjadi pada hemorrhagic berdarah fever yang mana volume darah yang dikeluarkan cukup banyak)

Virus berdarah memerlukan masa inkubasi sama seperti virus lain pada umumnya. Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama kali masuk ke tubuh sampai gejala mulai muncul. Pada demam berdarah, gejala biasanya baru dirasakan setelah 4-10 hari sejak masuknya virus melalui gigitan nyamuk.

Sering kali kita sulit membedakan antara gejala demam berdarah dengan sakit flu biasa, terlebih lagi jika kita belum pernah membaca informasi seputar gejalanya. Karena itu, alangkah baiknya kita langsung memeriksakan diri ke dokter apabila di keluarga kita ada yang mengalami gejala-gejala demam berdarah seperti disebutkan di atas untuk mencegah kondisi memburuk.

Sering kali kita sulit membedakan antara gejala demam berdarah dengan sakit flu biasa, terlebih lagi jika kita belum pernah membaca informasi seputar gejalanya. Karena itu, alangkah baiknya kita langsung memeriksakan diri ke dokter apabila di keluarga kita ada yang mengalami gejala-gejala demam berdarah seperti disebutkan di atas untuk mencegah kondisi memburuk. Beberapa dokter biasanya mampu mengenali demam berdarah hanya dari gejala-gejala yang pasien rasakan, terlebih lagi jika mereka sudah sering

menangani penyakit ini. Untuk memperkuat diagnosis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi keberadaan virus berdarah di dalam tubuh. Karena banyaknya kondisi lain yang bisa menyebabkan gejala serupa dengan demam berdarah, maka pemeriksaan darah penting untuk dilakukan.

"

/>

</RelativeLayout>

penularan.xml

(8)

android:background="@drawable/sss"> <ScrollView

android:background="@drawable/v" /> <TextView

android:layout_width="match_parent" android:layout_height="wrap_content" android:layout_marginTop="20dp" android:text="Penularan DBD" android:gravity="center" android:textSize="25dp" android:textStyle="bold" android:textColor="#000" />

<TextView

android:text="Demam berdarah di Indonesia endemis baik di daerah perkotaan(urban) maupun di daerah pedesaan(rural). Di daerah

perkotaan vektor penularan utamanya adalah nyamuk Aedes aegypti sedangkan di daerah urban Aedes albocpitus. Namun sering terjadi bahwa kedua spesies nyamuk tersebut terdapat bersama-sama pada satu daerah, misalnya di daerah yang bersifat semi-urban.

Hewan primata di daerah kawasan hutan dapat bertindak sebagai sumber infeksi penularan. Bila terinfeksi, nyamuk tetap akan terinfeksis

sepaanjang hidupnya, menularkan virus ke individu rentan selama menggigit dan menghisap darah. Nyamuk betina yang terinfeksi juga dapat menurunkan virus ke generasi nyamuk dengan penularan transovarian,

tetapi ini jarang terjadi dan kemungkinan tidak memperberat penularan yang signifikan pada manusia. Virus bersikulasi dalam darah manusia terinfeksi pada kurang lebih waktu dimana mereka mengalami demam, dan nyamuk tak teinfeksi mugkin mendapatkan virus bila mereka mengigit individu saat nyamuk dalam keadaan viraemik. Virus kemudian berkembang

didalam nyamuk selama periode 8-10 hari sebelum ini dapat ditularkan ke manusia lain selama menggigit atau menghisap darah berikutnya. Lama waktu yang diperlukan untuk inkubasi ekstrinsik ini tergantung pada kondisi lingkungan, khususnya suhu sekitar. Musim kasus DBD diketahui pada musim hujan yaitu dari bulan Desmber hingga Maret. Tetapi untuk daerah

perkotaan(kota) puncak terjadi pada Juni/Juli yaitu permulaan musim kemarau tiap tahun di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan

Surabaya"

android:textColor="#000000" android:gravity="center|left" />

(9)

</RelativeLayout>

activity_pengobatan.xml

android:paddingBottom="@dimen/activity_vertical_margin" android:paddingLeft="@dimen/activity_horizontal_margin" android:paddingRight="@dimen/activity_horizontal_margin" android:paddingTop="@dimen/activity_vertical_margin" tools:context="com.example.user.bahayadbd.Pengobatan" android:background="@drawable/sss">

<ScrollView

android:background="@drawable/daa" /> <TextView

android:text="Tatalaksana dan Pengobatan" android:gravity="center"

android:textSize="23dp" android:textStyle="bold" android:textColor="#000"

android:layout_below="@id/m"/> <TextView

android:text="Berdasarkan kenyataan di masyarakat penatalaksanaan kasus DBD dibagi sebagai berikut:

1. Kasus DBD yang memungkinkan untuk berobat jalan 2. Kasus DBD yang dianjurkan untuk rawat tinggal a) kasus DBD derajat I dan II

b) kasus DBD derajat III dan IV(dengue shock)" android:layout_below="@+id/m"

android:layout_marginTop="5dp" android:textColor="#000"/> <TextView

(10)

android:text="Kasus DBD yang diperkenakan berobat jalan" keinginan makan dan minum masih baik. Untuk mengatasi panas tinggi yang mendadak diperkenakan memberikan obat paracetamo 10-15mg/kgBB setiap 3-4 jam diulang jika gejala panas masih nyata diatas 38,5 C. Obat panas salisilat tidak dianjurkan karena mempunyai resiko terjadinya penyulit pendarahan dan asidosis. Apabila penderita DBD ini menunjukan manifestasi penyulit hipertami dan konvulsi sebaiknya dianjurkan untuk rawat inap." /> inap karena penderita ini mempunyai resiko terjadinya syok. Untuk

mengantisipasi

kejadian tersebut, penderita disarankan diinfus cairan

kristaloid. Pada saat fase panas penderita dianjurkan banyak minum air buah atau oralit yang biasa dipakai untuk

mengatasi diare. Penderita DBD yang gelisah dengan ujung ekstrimis yang teraba dingin, nyeri perut, dan produksi air kemih yang kurang sebaiknya dianjurkan untuk rawat inap. Penderita dengan tanda-tanda pendarahan dan hematokrit yang tinggi harus dirawat di rumah sakit untuk memperoleh cairan pengganti. yang membutuhkan penanganan secara cepat dan perlu memperoleh cairan pengganti secara cepat."

/> <TextView

(11)

android:text="• Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secarra nasal."

/> ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid 10-20ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam." hematokrit dan hemoglobin menurun pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfusi darah." kapiler dan perfusi perifer mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium."

(12)

</LinearLayout> </ScrollView> </RelativeLayout>

Pencegahan.xml

<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <RelativeLayout

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools"

android:paddingBottom="@dimen/activity_vertical_margin" android:paddingLeft="@dimen/activity_horizontal_margin" android:paddingRight="@dimen/activity_horizontal_margin" android:paddingTop="@dimen/activity_vertical_margin" tools:context="com.example.user.bahayadbd.Pengertian" android:background="@drawable/sss"

>

<ScrollView

android:background="@drawable/basa" /> <TextView

android:layout_width="match_parent" android:layout_height="wrap_content" android:layout_marginTop="10dp" android:text="Pencegahan DBD" android:gravity="center" android:textSize="25dp" android:textStyle="bold" android:textColor="#000"

android:layout_below="@id/m" /> <TextView

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="match_parent" android:layout_marginTop="10dp"

android:text="Cara tepat guna dalam pencegahan penyakit DBD adalah melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk yaitu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan cara '3M':"

<TextView

(13)

android:text="1. Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate ke tempat penampungan air."

/> <TextView

android:layout_width="match_parent" android:layout_height="match_parent" android:textColor="#000" barang-barang bekas lainnya yang dapat menampung air."

/> dengan menghindari diri terkena gigitan nyamuk perantara virus. Berikut ini cara-cara menghindari diri dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai perantara virus dengue: "

/> serangga yang bisa dibeli bebas di pasar atau apotek."

/> tinggal untuk melakukan fogging guna membasmi sarang nyamuk."

/> membersihkan selokan-selokan serta membuang sampah-sampah yang bisa

(14)

abate agar jentik-jentik nyamuk mati" />

<TextView

android:text="• Memasang kawat antinyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda."

/> <TextView

android:layout_width="match_parent" android:layout_height="match_parent" android:layout_marginTop="5dp"

android:text="• Memasang kelambu di ranjang tidur Anda." />

<TextView

android:text="• Mengenakan pakaian yang cukup bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk."

/> <TextView

android:text="• Memakai losion antinyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini di sekitar bayi yang masih berusia di bawah dua tahun."

/>

</RelativeLayout>

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)