• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Internal Petugas Humas Dalam Membina Human Relations Karyawan di PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Unit Bah Lias Estate

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Internal Petugas Humas Dalam Membina Human Relations Karyawan di PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Unit Bah Lias Estate"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Konstruktivisme

Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jessi Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan interpretasi dan bertindak menurut dan berbagai kategori konseptual yang ada dalam pikirannya.

Menurut teori ini realitas tidak menunjukkan dirinya dalam bentuk yang kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara seseorang melihat sesuatu (Morissan, 2009:17).

Konstruktivisme menolak pandangan positivisme yang memisahkan subjek

dan objek komunikasi. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan

dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana.

(2)

makna dan interpretasi adalah jauh lebih penting, (5) ilmu tidak bebas nilai. Kondisi bebas nilai tidak menjadi sesuatu yang dianggap penting dan tidak pula mungkin dicapai.

Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain dalam konstruktivis, setiap individu memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut.

Paradigma ini sesuai dengan masalah yang diteliti oleh peneliti. Peneliti menggunakan paradigma ini, karena ingin mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses interpretasi peristiwa atau aktifitas internal yang dilakukan oleh petugas humas. Peneliti menggunakan paradigma

konstruktivisme untuk mengetahui bagaimana aktivitas internal petugas humas dalam menjalin human relations dengan karyawan

2.2 Kerangka Teori

Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Stephen Little John and Karen Foss (2005) menyatakan bahwa sistem yang abstrak ini didapatkan dari pengamatan yang sistematis. Tahun 1986, Jonathan H. Turner mendefenisikan teori sebagai sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.

(3)

2.2.1 Hubungan Masyarakat (Humas)

2.2.1.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas)

Hubungan masyarakat disebut juga Public Relations dengan ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik individu keluar dan semua kegiatan individu ke dalam maupun individu keluar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi.

Sebagai acuan, salah satu definisi Humas/PR, yang diambil dari The British Institute of Public Relations, berbunyi :

a. “Public Relations activity is management of communications between an

organization and its publics”.

(Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya).

b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to

establish and maintain mutual understanding between an organization and

its public”.

(Praktik Public Relations adalah memikirkan merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya).

Wakil dari pakar Humas/Public Relations dari negara maju mengadakan pertemuan di Mexico City pada bulan Agustus 1978. Pertemuan tersebut menghasilkan definisi-definisi Humas dinamakan The Statement of Mexico.

Definisi tersebut berbunyi :

(4)

Konsep humas menurut IPRA (Internasional Public Relations Association)

adalah :

“Fungsi manajemen yang khas mendukung pembinaan dan pemeliharaan

jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi,

pengertian, penerimaan dan kerjasama” (Arifin, 1998).

Pemahaman konsep dan pengertian humas itu seperti apa, bisa juga kita lihat pendapat dari ; (British) Institude of Public Relations (IPR) :

“Humas adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik

(good-will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap

khalayaknya” (Jefkins-Daniel Yadin 2002 : 9).

J. C. Seidel menyatakan humas adalah proses yang kontinue dari usaha-usaha manajeman untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para

pelanggan, pegawainya dan publik umumnya ke dalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, ke luar dengan

menyampaikan pernyataan-pernyataan. Selain itu humas juga berfungsi untuk menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan Good Will

(kemauan baik) publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan (alat untuk menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan baik dengan publik).

Cultip dan Center (1958: 6) dalam bukunya Effective Public Relations

(5)

Humas adalah proses interaksi dimana humas menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Secara etimologis public relations terdiri dari dua kata yaitu : public dan relations. Dalam bahasa Indonesia, kata Public berarti publik atau masyarakat dan relations adalah hubungan-hubungan. Jadi arti dari Public Relations adalah hubungan-hubungan dengan publik/masyarakat. (Kustadi Suhandang 2004 : 29).

Humas atau Public Relations sebagai alat manajemen secara struktural merupakan bagian integral dari suatu organisasi/perusahaan, berperan sangat signifikan dan kontribusinya turut menentukan keberhasilan organisasi/perusahaan itu untuk mencapai visi, misi dan tujuan bersama. PR

memiliki peran untuk membantu organisasi menentukan bukan hanya apa yang akan dikatakan, tetapi juga apa yang akan dilakukan (Harold Burson).

Aktivitas sehari-hari Hubungan Masyarakat atau Public relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communications) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk saling menciptakan pengertian dan dukungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik itu dalam hal kebijakan, kegiatan produksi, barang atau pelayanan jasa dan lain sebagainya, demi kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga bersangkutan.

2.2.1.1 Fungsi dan Tujuan Humas

Menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya Public Relations (1952,

University of Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu :

1) Memberikan penerangan kepada masyarakat.

(6)

3) Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.

Dari pemaparan definisi dan fungsi Public Relations tersebut di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ciri khas proses dan fungsi manajemen humas adalah sebagai berikut :

1) Menunjukkan kegiatan tertentu (action).

2) Kegiatan yang jelas (activities).

3) Adanya perbedaan khas dengan kegiatan yang lain (different).

4) Terdapat suatu kepentingan tertentu (important).

5) Adanya kepentingan bersama (common interest).

6) Terdapat komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways traffic communication).

Kemudian, berdasarkan ciri khas kegiatan Humas/PR tersebut, menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield (1982) fungsi public

relations dapat dirumuskan, sebagai berikut :

1) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).

2) Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

3) Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.

4) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.

5) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.

(7)

Relations adalah : (1) It should serve the public’s interest, (2) Mantain good communication dan (3) Stress good morals and manners. Bila diterjemahkan dan diartikan, maka adapun fungsi Public Relations adalah : (1) Mengabdi kepada kepentingan publik, (2) Memelihara komunikasi yang baik dan (3) Kegiatan Public Relations itu ketika menjalankan fungsinya harus menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik.

Pada pokoknya kegiatan Public Relations bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat dan tingkah laku publik dengan jalan menumbuhkan penerimaan dan pengertian dari publik.

Charles S. Steinberg (1958: 198) mengemukakan bahwa tujuan Public Relations adalah menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan. Pandangan lain datang dari Dimock Marchall bersama rekan-rekannya, Edward,

Gladys, Odgen Dimock dan Louis W. Koenig, melalui bukunya yang berjudul

Public Administration, membagi tujuan Public Relations atas dua bagian (Sirait,

1970: 12)

1) Secara positif berusaha mendapatkan dan menambah penilaian serta jasa baik suatu organisasi atau perusahaan.

2) Secara defensif berusaha untuk membela diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bilamana diserang dan serangan itu kurang wajar, padahal organisasi atau perusahaan itu tidak salah (terjadi kesalahpahaman). Dengan demikian tindakan ini merupakan salah satu aspek penjagaan atau pertahanan.

(8)

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan mengenai peran utama Public Relation yang pada intinya adalah sebagai berikut :

 Sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi atau lembaga

yang diwakili dengan publiknya.

 Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif

dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya.

 Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi

manajemen organisasi atau perusahaan.

 Membentuk coorporate image, artinya peranan Public Relation berupaya

menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.

2.2.1.2 Aktivitas Internal Humas/Public Relations

Internal Public Relations, dimaksudkan salah satu bentuk kegiatan dari public relations yang menitikberatkan kegiatannya ke dalam. Istilah ke “dalam” maksudnya kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan dengan

publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut.

Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan itu sendiri yang menjadi target internal Public Relations, terutama suasana di antara para karyawannya yang mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan badan atau perusahaannya. Kegiatan Public Relations ke dalam perusahaan tersebut dilakukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan.

(9)

Secara teoritis, adapun pembagian kegiatan Public Relations tersebut adalah tujuan berdasarkan kegiatan internal Public relations dan tujuan berdasarkan kegiatan eksternal public relations.

Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal ini dapat mencakup ke dalam beberapa hal yaitu :

1) Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap, tingkah laku dan opini publik terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan perusahaan yang sedang dijalankan.

2) Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik.

3) Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada

berbagai aktivitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada tahap selanjutnya

diharapkan publik karyawan tetap well inform.

4) Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.

Kegiatan internal yang dilakukan oleh seorang public relations, yaitu :

a. Hubungan dengan karyawan (employee relations)

“Employee relations” merupakan suatu kegiatan yang hidup dan dinamis yang dibina dan diabadikan dalam hubungan dengan perorangan sehari-hari di belakang bangku kerja tukang kayu, di belakang mesin, atau di belakang meja tulis”. Demikian seorang ahli purel Archibald William.

(10)

yang berpakaian penuh minyak di pabrik-pabrik. Hanya dengan demikian timbang rasa, pengertian bersama, dan kepercayaan dari mereka dapat dipelihara dan dibina. Dengan senantiasa berkomunikasi dengan mereka dan bercakap-cakap dengan mereka akan dapat diketahui sikap, pendapat, kesulitan, keinginan, harapan dan perasaannya.

Sudah tentu karyawan yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan, disebabkan memang beda dalam lingkungan hidupnya, pengalamannya, pendidikannya, dsb. Onong Uchyana Effendi menyatakan bahwa kegiatan untuk menciptakan hubungan baik dengan para pegawai dapat dilakukan melalui :

1) Upah yang cukup

Upah yang cukup untuk keperluan hidup adalah cita-cita semua karyawan. Untuk mencapai itu, ada diantara para karyawan yang

menggiatkan diri dalam pekerjaannya dengan rajin atau menambah pengetahuannya dengan mengambil kursus. Adalah tugas public relations

untuk selalu memelihara hubungan yang harmonis, sehingga semua pihak merasa puas, bekerja dengan senang, dan organisasi tetap berjalan lancar. 2) Perlakuan yang adil

Adalah hasrat semua karyawan untuk selalu diperlakukan secara adil di kalangan karyawan, tidak saja dalam hubungannya dengan upah, tetapi juga dengan soal-soal lain. Tetapi perasaan tersebut hanyalah perasaan pribadi saja, yang sering kali disebabkan informasi yang kurang jelas mengenai soal kepegawaian. Hanya dengan berkomunikasi dengan mereka, kesalahfahaman akan dapat dihilangkan dan kepercayaan kepada pimpinan kembali dibina.

3) Ketenangan bekerja

(11)

Pada setiap karyawan terdapat perasaan ingin diakui sebagai karyawan yang berharga dan anggota kelompok kerjanya yang terhormat. Hal ini sering bersangkutan dengan kegiatan-kegiatan di luar tugas pekerjaan, seperti olahraga, kesenian, dsb. Sehubungan dengan itu, seorang public relations perlu mengadakan komunikasi dengan mereka yang merasa dianaktirikan disebabkan tidak terpilih dalam suatu kegiatan. Public relations harus mengusahakan agar mereka tidak merasa tidak diakui sebagai karyawan yang berharga.

5) Penghargaan atau hasil kerja

Para karyawan menginginkan agar hasil karyanya dihargai, meskipun sebenarnya adalah kewajiban mereka untuk bekerja segiat-giatnya. Untuk itulah mereka diberi upah. Penghargaan ini bisa dalam bentuk uang, barang atau piagam.

6) Penyalur perasaan

Perasaan tertentu yang menghinggapi karyawan bisa menghambat

kegairahan bekerja mereka ingin menyalurkan perasaannya. Sebuah penerbitan intern apakah bentuknya majalah atau lembaran stensilan akan merupakan medium hubungan batin antara pimpinan karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan karyawan. Penerbitan seperti itu selain dapat memuat usul-usul, pendapat-pendapat, saran-saran, atau hasrat-hasrat para karyawan, juga dapat menyalurkan bakat mereka, seperti mengarang, menggambar, membuat foto, dan lain-lain. Public relations sebagai penyelenggara majalah dapat melaksanakan tugasnya untuk membina hubungan yang harmonis antara semua pihak.

Dalam rangka melaksanakan employee relations itu, seorang public relations perlu banyak melihat dan mendengarkan para karyawan. Kegiatan ini bisa menimbulkan banyak inisiatif pula. Hanya dengan komunikasi antarpersona dengan para karyawan, public relations dapat menyelami perasaan mereka, dan dengan komunikasi pula dapat dibina hubungan yang harmonis.

(12)

menyeluruh. Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi. Kegiatan komunikasi dapat pula berarti kegiatan dalam proses komunikasi itu sendiri.

2.2.2 Human Relations

2.2.2.1 Pengertian Human Relations

Tidaklah mudah untuk mencari sebuah perkataan dalam Bahasa Indonesia yang benar-benar tepat sebagai terjemahan dari istilah human relations. Ada yang menerjemahkannya menjadi “hubungan manusia” maupun “hubungan antarmanusia”. Secara harafiah mungkin terjemahan tersebut tidak salah, tetapi kedua-duanya tidak mengandung makna yang sebenarnya yang dikandung oleh

human relations itu.

Baik pada istilah “hubungan manusia” maupun hubungan antarmanusia”

tidak terdapat ciri hakiki human relations. Ciri hakiki human relations bukan “human” dalam pengertian wujud manusia (human being), melainkan dalam makna proses rohaniah yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku dan lain-lain. Karena itu, terjemahan yang paling mendekati makna dan maksud human relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani.

Human relations dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak.

Human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja

(work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organitation) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.

(13)

konstruktif sifat tabiat manusia, demikian kata Norman R. F. Maier. Jadi human relations dalam organisasi kekaryaan adalah komunikasi persuasif antara orang-orang yang berada dalam struktur formal untuk mencapai suatu tujuan.

Di atas dikatakan, human relations adalah suatu komunikasi persuasif, bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja. Jadi, human relations bukan suatu keadaan yang pasif, melainkan suatu aktivitas, suatu kegiatan. Human relations

adalah suatu “action oriented”. Suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang

lebih produktif dan memuaskan (to develop more productive and satisfying results).

Human relations adalah seni dan ilmu pengetahuan terapan (applied art and science). Dipandang dari sudut seorang pemimpin yang bertanggung jawab untuk memimpin suatu kelompok, human relations adalah pengintegrasian orang-orang ke dalam suatu situasi kerja yang menggiatkan mereka untuk bekerja

bersama-sama serta dengan rasa puas, baik kepuasan ekonomis, psikologis, maupun kepuasan sosial. Atau singkatnya, human relations adalah pengembangan usaha

kelompok karyawan secara produktif dan memuaskan.

Human relations adalah salah satu bentuk kegiatan internal public relations yang menitikberatkan kepada hubungan yang bersifat manusiawi. Dengan lain perkataan kegiatan internal public relations dimaksudkan disini merupakan usaha untuk menciptakan hubungan yang bersifat manusiawi dengan publik karyawan.

Untuk mencapai kerjasama di dalam suatu organisasi diperlukan penciptaan suasana yang harmonis diantara individu-individu sehingga terdapat kepuasan secara menyeluruh. Memperlakukan orang lain sebagai individu, mengakui dia penting sebagai manusia, mencari sifat-sifat positif pada seseorang dan mengakuinya adalah Human Relations.

Davis mengemukakan bahwa yang menjadi dasar falsafah dari Human Relations adalah sebagai berikut :

(14)

Dimana untuk memenuhi suatu kebutuhan, maka dicari jalan untuk menggabungkan dirinya ke dalam suatu badan atau organisasi. Untuk itu perlu adanya komunikasi dan interaksi dengan orang lain.

b. Perbedaan-perbedaan pada individu

Setiap individu berbeda satu sama lain dan perbedaan itu merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu agar para pegawai dapat merasa puas dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, mereka harus diperlakukan sesuai dengan perbedaan-perbedaan tersebut.

c. Human Dignity (Harga Diri)

Setiap manusia memiliki keinginan untuk dapat dihargai dan dihormati oleh orang lain.

Sedangkan yang menjadi prinsip-prinsip dalam Human Relations menurut

Abdurrachman (1995:85) adalah :

a. Importance of Individual (kepentingan individu)

Seorang pemimpin harus memperhatikan dan memperhitungkan kepentingan para pegawainya.

b. Mutual Acceptence (saling menerima)

Saling menghargai dan menghormati tugas dan kewajiban masing-masing.

c. Common Interest (kepentingan bersama)

Kesuksesan dapat diraih jika pimpinan dan pegawai dapat melakukan pekerjaan atas dasar untuk kepentingan bersama.

d. Open Communication (komunikasi terbuka)

Berterus terang mengenai ide, perasaan dan mengenai segala sesuatu yang menyangkut kepentingan bersama, sehingga dapat menimbulkan pengertian yang lebih baik dan menghasilkan keputusan yang lebih tepat.

e. Partisipasi Pegawai

(15)

Karena setiap masalah yang timbul akan dihadapi dan dipecahkan secara bersama-sama.

f. High Moral Standart (moral yang tinggi)

Kebenaran dan keadilan mengenai suatu tindakan didasarkan pada moralitas dan hak-hak asasi manusia.

Kunci aktivitas human relations adalah motivasi. Memotivasikan para karyawan untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhan mereka secara memuaskan, yakni kebutuhan akan upah yang cukup. Untuk memuaskan hati seluruh karyawan seorang demi seorang tidak mudah. Akan tetapi lingkungan dan suasana yang bisa membantu seluruh karyawan memperoleh kebahagiaan, akan dapat diciptakan dan diadakan.

Dalam melaksanakan human relations itu pemimpin atau humas perusahaan melakukan komunikasi dengan para karyawannya secara manusiawi untuk

menggiatkan mereka bekerja bersama-sama, sehingga hasilnya memuaskan di samping mereka bekerja dengan hati puas.

2.2.2.2 Human Relations Sebagai Kegiatan Komunikasi

Dengan orang-orang yang berada di dalam perusahaan, jelasnya para karyawan, human relations perlu dilaksanakan untuk meniadakan gangguan akibat salah komunikasi atau salah interpretasi, lebih-lebih untuk menghilangkan frustrasi terutama frustrasi agresif, serta menggugah kegairahan dan kegiatan kerja, sehingga timbul kerjasama yang lebih produktif daripada yang sudah-sudah.

(16)

Human relations sebagaimana telah disinggung di muka, adalah komunikasi persuasif manusiawi, yang berarti bahwa public relations sebagai komunikator dalam menyampaikan pesannya secara etis dan empatik yang mendalam, sehingga karyawan sebagai komunikan dengan penuh kesadaran disertai rasa bahagia dan puas hatinya dalam melakukan pekerjaannya.

2.2.2.3 Hubungan public relations dengan human relations

Human relations adalah hubungan pribadi secara rohaniah antarinsan. Hubungan yang informal antarinteraksi manusia di segala bidang. Pengertian human relations dapat diterapkan secara luas di dalam berbagai bidang perdagangan, pemerintahan, sekolah, perusahaan, dan lembaga-lembaga lainnya yang merupakan badan-badan yang terorganisasikan.

Di dalam suatu perusahaan, relasi humanis penting artinya untuk menumbuhkan grup feeling di kalangan para pegawainya. Dengan perasaan

segolongan, maka semua pegawai dari perusahaan itu akan punya rasa memiliki terhadap perusahaan itu, sehingga mereka akan selalu menjaga, memelihara dan

memupuk nama baik perusahaan.

Suasana demikian akan tercapai bila ada hubungan internal yang harmonis diantara atasan, bawahan ataupun staffnya. Dengan kata lain, muncul hubungan yang manusiawi antarmanusia di antara mereka, atau adanya hubungan kemanusiaan yang didasari oleh :

1. Harga menghargai satu sama lain 2. Pergaulan yang tidak kaku

3. Pekerjaan yang sesuai dengan bakat, pendidikan, kecakapan, dan kemampuan masing-masing

4. Jaminan kesejahteraan sosial yang wajar

(17)

bahwa ditinjau dari sudut pimpinan yang bertanggung jawab dalam hal pemimpin kelompoknya, human relations merupakan interaksi antara orang-orang ke dalam suatu kerja yang mendorong mereka untuk bekerja sama secara kooperatif, produktif sehingga memperoleh kepuasan secara ekonomi, psikologi dan sosial.

Adapun dorongan tersebut akan membuat seseorang melakukan sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dn kekurangan. Karena itu Davis menyatakan bahwa relasi manusia yang efektif adalah usaha memenuhi kebutuhan orang-orang, memberikan kepuasan pada mereka dengan batas-batas kemampuan perusahaan itu. Maka kewajiban public relationslah, dalam hal ini untuk menciptakan motivasi yang ada hubungannya dengan pegawai.

2.3 Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya kerangka pemikiran diturunkan dari beberapa teori maupun

konsep yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sehingga memunculkan asumsi-asumsi yang berbentuk bagian alur pemikiran, yang kemudian kalau

mungkin dapat dirumuskan ke dalam hipotesis operasional atau hipotesis yang dapat diuji.

Suriasumantri (1986) dalam Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Mantra (2004) Kerangka pemikiran dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, diagram atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yag diteliti (Sujarweni, 2014; 60-61).

(18)

metode kuantitatif) dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya (Usman dan Purnomo, 2009; 34). Dalam pengertian ini, maka kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

- Upah yang cukup - Perlakuan yang adil

- Ketenangan bekerja - Perasaan diakui

- Penghargaan atau hasil kerja

- Penyalur perasaan Aktivitas

Internal Petugas

Humas

Human

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan berbasis masalah, keterampilan

-­‐ Rujukan tes HIV oleh dokter sesuai kondisi klinis pasien (untuk penegakan diagnosa). -­‐ Ibu hamil yang dirujuk untuk tes HIV

1) Kemampuan sebagai teladan dan pemimpin atau orang berpengaruh, di lingkungan sekolah sosok guru bimbingan dan konseling sebagai teladan/model yang dapat memberikan

berada diluar kampung Kapisawar yang mana stasiun III ini belum terlalu banyak aktifitas masyarakat terutama buangan limbah masyarakat.Pada stasiun I, II dan III memiliki

Gedung Prijadi Praptosuhardjo III Lantai 2 Jalan Budi Utomo No.. Komite Standar

Setiap usulan Para Pemegang Saham akan dimasukkan dalam acara Rapat tersebut jika memenuhi persyaratan dalam Pasal 17 Ayat 10 Anggaran Dasar Perseroan dan harus diterima

Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran matematika sangat kurang, selain pembelajaran yang monoton, peserta didik menganggap bahwa matematika materi geometri itu

Interpretasi jenjang skor lama tinggal dalam penelitian ini didasarkan dari lama rencana kebijakan program pembangunan di Indonesia (umumnya 5 tahun) dan menurut Bakri (1992)