• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penyuluhan Gizi Dengan Media Poster Dan Film Tentang Keamanan Pangan Jajanan Terhadap Perilaku Keamanan Pangan Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penyuluhan Gizi Dengan Media Poster Dan Film Tentang Keamanan Pangan Jajanan Terhadap Perilaku Keamanan Pangan Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

pangan merupakan salah satu kebutuhan primer, selain sandang dan papan. Oleh

karena itu manusia membutuhkan pangan yang aman, sehingga manusia dapat bebas

dari serangan penyakit atau bahaya yang berasal dari makanan. Pangan yang sehat

mencakup pangan yang bergizi dan aman dikonsumsi (Kemenkes, 2011).

Pentingnya keamanan pangan yang dikonsumsi sebenarnya telah ditegaskan

dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 sebagaimana telah diubah dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi

Pangan. Dalam pasal 1 dijelaskan bahwa keamanan pangan merupakan suatu kondisi

dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran

biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan

membahayakan kesehatan manusia (Kemenkes, 2011).

Mengonsumsi pangan yang aman, akan mendapat manfaat gizi untuk

pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan seseorang, apalagi pada usia anak

sekolah. Oleh karena itu keamanan pangan merupakan salah satu aspek yang perlu

diperhatikan agar manfaat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan

(2)

Hasil penelitian ditemukan banyak pangan jajanan anak sekolah yang tidak

memenuhi persyaratan mutu kebersihan, kesehatan dan keamanan, sehingga dapat

menimbulkan dampak yang tidak baik bagi gizi dan kesehatan anak seperti

keracunan pangan. Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM) menunjukkan bahwa 60% jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar

mutu dan keamanan pangan dan 45% jajanan anak ditemukan berbahaya. Kondisi

seperti ini dapat disebabkan oleh mikroba beracun baik karena pengolahan makanan

yang tidak benar maupun penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) yang tidak

diizinkan (BPOM, 2012).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Safriana (2012) di Sekolah Dasar Negeri

Garot Aceh Besar menunjukkan 34% murid Sekolah Dasar tersebut sering

mengonsumsi makanan menggunakan saos merah seperti bakso, sosis, dan siomay

yang diduga menggunakan Bahan Tambahan Pangan seperti Rhodamin B. Begitu

juga dengan penelitian Silalahi (2011) menunjukkan bahwa terdapat 10 % sampel

jajanan anak-anak Sekolah Dasar seperti es doger, saos dan kerupuk mengandung

Rhodamin B. Mengonsumsi jajanan yang mengandung Bahan Tambahan Pangan

(BTP) yang tidak diizinkan dapat menimbulkan keracunan pangan.

Keracunan pangan pernah terjadi di SMK negeri I Kabupaten Bireuen. Para

pelajar SMK Negeri I Bireuen sebanyak 15 orang dilaporkan mengalami keracunan

makanan setelah mengonsumsi nasi gurih dengan lauk ikan tongkol berformalin yang

dijual di kantin sekolah (Aceh Online, 2013). Keracunan pangan juga pernah terjadi

(3)

tersebut keracunan makanan setelah mengonsumsi jajanan yang dibeli berupa nasi

bungkus dan mie lidi yang dibeli di luar pagar sekolah (Serambi, 2013).

Anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar sangat rentan

mengalami kasus keracunan pangan yang disebabkan oleh kegemaran anak-anak

tersebut untuk mengonsumsi makanan jajanan yang terdapat di dalam sekolah

maupun di sekeliling sekolah mereka. Pada umumnya mereka sudah dapat memilih

dan menentukan makanan apa yang mereka sukai dan mana yang tidak, tetapi

mereka tidak mengetahui jenis makanan jajanan yang aman dikonsumsi (Judarwanto,

2010).

Dalam menyikapi banyaknya berbagai kasus keracunan makanan, pemerintah

telah menggalakkan Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (RAN-PJAS) yang

dicanangkan pada tanggal 31 Januari 2011, merupakan salah satu upaya untuk

menggerakan semua sektor untuk menanggulangi masalah dan meningkatkan

keamanan, mutu dan gizi pangan jajanan anak sekolah di Indonesia. Rencana Aksi

Nasional Gerakan menuju PJAS yang aman, bermutu dan bergizi ini dilaksanakan

melalui pada komunitas sekolah termasuk guru, murid, orangtua murid, dan

pengelola kantin sekolah yang bertujuan meningkatkan perilaku keamanan pangan

secara konsisten dengan salah satu kegiatan komunikasi, penyebaran informasi dan

edukasi keamanan pangan adalah dengan memberikan penyuluhan gizi tentang

keamanan pangan jajanan khususnya anak sekolah (BPOM, 2012).

Sekolah merupakan salah satu ruang lingkup penyuluhan gizi. Penyuluhan

(4)

yang mudah dijangkau sebab terorganisasi dengan baik serta merupakan kelompok

umur yang peka dan mudah menerima perubahan. Anak sekolah juga berada dalam

tahap pertumbuhan dan perkembangan sehingga mudah untuk dibimbing, diarahkan,

dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik (Lucie, 2005).

Penyuluhan gizi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan

media yang disesuaikan dengan sasaran. Cara efektif dalam pendekatan kelompok

adalah dengan metode ceramah. Pada metode ceramah dapat terjadi proses

perubahan perilaku kearah yang diharapkan melalui peran aktif sasaran dan saling

tukar pengalaman sesama sasaran (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Mahfoedz, dkk (2005) melalui penyuluhan dengan alat bantu peraga

dalam menyampaikan pesan dan informasi akan lebih mudah diterima dan dipahami

sesuai dengan maksud informasi tersebut. Sementara menurut Lucie (2005),

intervensi penyuluhan dengan media audio visual seperti film dapat dilakukan

sebagai upaya untuk merangsang masyarakat terutama keluarga (ibu rumah tangga)

agar mampu menjadi inisiator dalam rumah tangganya. Taufik (2007) menjelaskan

bahwa media poster merupakan alat peraga yang sering digunakan dalam kegiatan

promosi kesehatan masyarakat.

Melalui observasi yang dilakukan peneliti dalam survei pendahuluan pada

Sekolah Dasar di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen bulan Desember 2014,

ditemukan bahwa banyak murid Sekolah Dasar yang membeli makanan jajanan pada

pedagang makanan kaki lima karena sekolah tidak mempunyai kantin. Disamping

(5)

keamanan pangan dan petugas kesehatan dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan

Kabupaten Bireuen belum pernah melakukannya penyuluhan keamanan pangan pada

murid di Sekolah Dasar tersebut. Hal ini dapat menimbulkan resiko keracunan

makanan akibat ketidaktahuan murid Sekolah Dasar tentang makanan jajanan yang

aman dikonsumsi. Oleh karena itu, perlu diberikan penyuluhan gizi tentang

keamanan makanan jajanan dengan media poster dan film terhadap perilaku

keamanan pangan pada murid Sekolah Dasar di Kecamatan Peusangan Kabupaten

Bireuen.

1.2. Permasalahan

Murid Sekolah Dasar sangat rentan mengalami kasus keracunan pangan yang

disebabkan karena mereka tidak mengetahui jenis makanan jajanan yang aman untuk

dikonsumsi. Agar murid sekoah dasar dapat mengetahui pangan jajanan yang aman,

perlu diberikan informasi dan edukasi melalui penyuluhan gizi tentang keamanan

pangan jajanan dengan media poster dan film.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah bagaimana pengaruh penyuluhan gizi dengan media poster dan film tentang

keamanan pangan jajanan terhadap perilaku keamanan pangan murid Sekolah Dasar

di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan maka tujuan penelitian ini

(6)

tentang keamanan pangan jajanan terhadap perilaku keamanan pangan murid

Sekolah Dasar.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1) Ada pengaruh penyuluhan gizi dengan media poster terhadap perilaku keamanan

pangan murid Sekolah Dasar.

2) Ada pengaruh penyuluhan gizi dengan media film terhadap perilaku keamanan

pangan murid Sekolah Dasar.

3) Ada perbedaan efektifitas antara penyuluhan gizi dengan media poster dengan

penyuluhan gizi dengan media film terhadap perilaku keamanan pangan murid

Sekolah Dasar

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan

kebijakan dalam rangka penyusunan program bagi Dinas Pendidikan Dinas

Kesehatan mengenai informasi dan edukasi serta pengawasan keamanan

pangan khususnya jajanan di lingkungan sekolah, selain itu media yang

digunakan dalam penelitian ini juga dapat digunakan untuk penyuluhan

Referensi

Dokumen terkait

Ibu Treesia Sujana, MN selaku Wali studi selama ± 1 tahun, Kemudian Ibu Natalia Ratna Yulianti, S.Kep, Ns, MAN selaku Wali studi selama ±2 tahun yang sudah

Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan kebijakan teknis operasional, mengkoordinasikan, melaksanakan kerja sama dan mengendalikan pelaksanaan urusan

The increment in revenue portion contributed by the property and investment division is a takeaways factor for hedging risk looming from new construction

Molecular thresholds of ITS2 and their implications for molecular evolution and species identification in seed plants.. Origin and Relationship of Alpinia

DANIEL 8:9 Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai.. Pdt Gerry

[r]

Untuk menu mencari arti istilah komputer, istilah yang diinginkan langsung dapat diinput yang selanjutnya akan ditampilkan arti dari istilah yang dicari bila istilah tersebut

[r]