• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

BAB VI

KERANGKA KELEMBAGAAN & REGULASI

6.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Dalam pembangunan prasarana Bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak perencanaan dan pengendalian program infrastruktur permukiman agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 (tiga) komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

Adapun Landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan Bidang Cipta Karya pada pemerintahan Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut :

1) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pembentukan Pangandaran di Provinsi Jawa Barat

Dengan Undang-Undang ini dibentuk Kabupaten Pangandaran di wilayah Provinsi Jawa Barat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kabupaten Pangandaran berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Ciamis yang terdiri atas cakupan wilayah:

(2)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

h. Kecamatan Kalipucang; i. Kecamatan Pangandaran; dan j. Kecamatan Sidamulih.

Adapun Ibu Kota Kabupaten Pangandaran berkedudukan di Kecamatan Parigi. Ditegaskan pula bahwa sejak keluarnya UU ini maka urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Kabupaten Pangandaran mencakup urusan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

2) Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan pengganti UU No 32 Tahun 2004

Pemerintah Daerah melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Pemberian otonomi yang seluas-seluasnya kepada Daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip negara kesatuan. Meskipun demikan, Daerah sama-sama diberikan otonomi yang seluas-luasnya, namun prioritas Urusan Pemerintahan yang dikerjakan akan berbeda satu Daerah dengan Daerah lainnya. Konsekuensi logis dari pendekatan asimetris tersebut maka Daerah akan mempunyai prioritas Urusan Pemerintahan dan kelembagaan yang berbeda satu dengan lainnya sesuai dengan karakter Daerah dan kebutuhan masyarakatnya. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.

Besaran organisasi Perangkat Daerah baik untuk mengakomodasikan Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan paling sedikit mempertimbangkan faktor jumlah penduduk, luasan wilayah, beban kerja, dan kemampuan keuangan Daerah. Untuk mengakomodasi variasi beban kerja setiap Urusan Pemerintahan yang berbeda-beda pada setiap Daerah, maka besaran organisasi Perangkat Daerah juga tidak sama antara satu Daerah dengan Daerah lainnya. Dari argument tersebut dibentuk tipelogi dinas atau badan Daerah sesuai dengan besarannya agar terbentuk Perangkat Daerah yang efektif dan efisien.

(3)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Arah pembangunan untuk RPJM Nasional ke-3 tahun 2015-2019 adalah “Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

4) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Sebelum adanya turunan dari UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Peraturan Pemerintah (PP) maka Kelembagaan di Kabupaten Pangandaran tetap mengacu pada PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. Dalam PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.

PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan

daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.

(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang

pekerjaan umum”. Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

5) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

(4)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Gambar 6.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

6) Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

(5)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

 Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;  Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi

unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

 Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

 Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

 Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

 Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

 Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

(6)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi

7) Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

(7)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Gambar 6.3 Pengembangan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi sesuai Perpres No 185 Tahun 2014

Dalam Perpres ini, Pemerintah Kabupaten/Kota wajib untuk menyusun Strategi, Kebijakan, dan Perencanaan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi yang mengacu pada Roadmap Peta Jalan (Roadmap) Sanitasi Provinsi yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi kabupaten/kota terkait.

Selanjutnya, dalam tahap monitoring dan evaluasi, Bupati/Walikota melaporkan hasil pelaksanaan percepatan penyediaan air minum dan sanitasi di wilayah kabupaten/kota

kepada Gubernur melalui Kelompok Kerja Air Minum dan Sanitasi/kelompok kerja lain. Secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Dikoordinasikan oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Sanitasi/kelompok kerja lain kabupaten/kota.

8) Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing masing.

(8)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

10)Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hokum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda).

Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

11) Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

(9)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

13)Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pangandaran

Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) adalah perangkat daerah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan urusan pemerintahan daerah. Berdasarkan Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pangandaran sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Bupati Pangandaran nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pangandaran, dilingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran satuan organisasi perangkat daerah terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 7 Dinas, 8 LembagaTeknis Daerah, dan 10 Kecamatan, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 6.1 Dinas, Badan dan/atau Kantor Yang Dibentuk

Sekretariat Daerah :

1. 2.

Sekretaris Daerah

Asisten Pemerintahan dan Administrasi Umum

a. Bagian Pemerintahan

b. Bagian Umum

c. Bagian Kepegawaian

(10)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

e. Bagian Hubungan Masyarakat

3.

4.

Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat

a. Bagian Perekonomian

b. Bagian Pembangunan

c. Bagian Kesejahteraan Rakyat

Staf Ahli Bupati, terdiri dari :

a. Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik;

b. Staf Ahli Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan;

c. Staf Ahli Kemasyarakatan dan SDM.

Sekretariat DPRD : 1. Sekretaris Dewan

a. Bagian Umum;

b. Bagian Rapatdan Perundang-undangan;

c. Bagian Keuangan;

Dinas Daerah, Terdiri dari :

1. Dinas Pendidikan, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

2. Dinas Kesehatan

3. Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

4. Dinas Pariwisata, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM

5. Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

6. Dinas Kelautan, Pertanian dan Kehutanan

7. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Lembaga Teknis Daerah, Terdiri Dari : 1. Inspektorat

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

3. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Kependudukan,Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa

4. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup

5. 6. 7.

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(11)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

8. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat

Kecamatan :

1. Kecamatan Parigi

2. Kecamatan Cijulang

3. Kecamatan Cimerak

4. Kecamatan Cigugur

5. Kecamatan Langkaplancar

6. Kecamatan Mangunjaya

7. Kecamatan Padaherang

8. Kecamatan Kalipucang

9. Kecamatan Pangandaran

10. Kecamatan Sidamulih

6.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

6.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Berikut ini penggambaran penanggung jawab penyelenggaraan urusan wajib pekerjaan umum khususnya Bidang Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran saat ini.

Gambar 6.4 Keorganisasian Bidang Cipta Karya Kabupaten Pangandaran PERENCANAAN Pembangunan Bidang Cipta Karya:

Mengacu pada SK Bupati Pangandaran No 800.5KPTS.317-Huk.org/2015 tanggal 21 Agustus 2015 : Koordinator BAPPEDA PANGANDARAN

PELAKSANAAN PELAYANAN AIR MINUM AIR MINUM :

- PDAM CIAMIS

- DINAS PUHUBKOMINFO

PELAKSANAAN PELAYANAN PLP /SANITASI: DINAS PUHUBKOMINFO

PELAKSANAAN PELAYANAN PBL : DINAS PUHUBKOMINFO

(12)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Berikut ini uraian dari Instansi Pemerintah Kabupaten Pangandaran yang saat ini menangani baik perencanaan maupun pelaksanaannya pembangunan Bidang Cipta Karya :

6.2.1.1Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka di dalam mewujudkan tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintah daerah di bidang perencanaan dan OTK, yang fungsinya untuk melaksanakan program perencanaan pembangunan daerah. Di kabupaten Pangandaran sendiri, telah ditetapkan perangkat yang dimaksud melalui Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 21 Tahun 2014 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Badan Perencanaan Pembangunan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah di Bidang Perencanaan pembangunan daerah dan statistik. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugasnya akan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan Kebijakan teknis perencanaan;

b. Koordinasi penyusunan perencanaan pembangunan;

c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya. Ada beberapa bidang yang terdapat di Badan Perencanaan Pembangunan Pembangunan Daerah, di antaranya:

a) Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik

(13)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

 Pengumpulan petunjuk pelaksanaan perencanaan, pengendalian dan supervisi pembangunan daerah dari OPD di bidangnya;

 Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah;  Penetapan pedoman dan standar perencanaan pembangunan daerah berdasarkan

hasil penelitian pengembangan dan statistik;

 Koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah kabupaten/kota dan antar kabupaten/kota dengan swasta dan lainnya;

 Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah;

 Bimbingan, supervisi dan konsultasi pelayanan perkotaan di kecamatan/desa;  Penetapan petunjuk pelaksanaan penelitian pengembangan dan statistik;  Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembangunan daerah;

 Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya; dan

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

a) Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan perencanaan pembangunan di bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat. Untuk melaksanakan tugasnya, bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat menyelenggarakan fungsi:

 Pengumpulan dan pengolahan data/bahan perencanaan pembangunan di bidang pemerintahan dan kesejahteraan rakyat;

 Penyusunan dan koordinasi perencanaan pembangunan di bidang pemerintahan dan kesejahteraan rakyat;

 Pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan penelitian/pengkajian di bidang pemerintahan dan kesejahteraan rakyat;

 Penyusunan program pembangunan di bidang pemerintahan dan kesejahteraan rakyat;

 Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya; dan

(14)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

b) Bidang Perekonomian

Bidang Perekonomian mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan koordinasi pembangunan di bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang perekonomian menyelenggarakan fungsi:

 Koordinasi perencanaan pembangunan bidang agribisnis serta pengembangan dunia usaha dan industri serta pariwisata yang disusun oleh SKPD dan instansi vertikal;

 Perumusan dan perencanaan pembangunan di bidang pertanian, kelautan dan perikanan, pengembangan dunia usaha dan pariwisata;

 Penyusunan program pembangunan tahunan bidang perekonomian;

 Pelaksanaan pengolahan data, pengendalian evaluasi, supervisi, pengembangan dunia usaha dan industri serta pariwisata;

 Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya; dan

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c) Bidang Fisik dan Sarana Prasarana

Bidang Fisik Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan koordinasi pembangunan makro di bidang fisik sarana dan prasarana. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Fisik Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi:

 Koordinasi perencanaan pembangunan bidang fisik sarana dan prasarana;  Koordinasi kegiatan pembangunan bidang fisik sarana dan prasarana;

 Perumusan dan penyusunan perencanaan program tahunan bidang fisik sarana dan prasarana;

 Pelaksanaan pengolahan data, pengendalian, evaluasi dan supervisi kegiatan pembangunan fisik sarana dan prasarana;

 Penyusunan laporan kegiatan di bidang tugasnya; dan

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.  Sub Bidang Penanaman modal dan Promosi Daerah

(15)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

6.2.1.2 Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (DISPUHUBKOMINFO)

Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan kebijakan teknis operasional, mengkoordinasikan, melaksanakan kerja sama dan mengendalikan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah Bidang Bina Marga, Cipta Karya, Kebersihan, Pertamanan dan pemakaman, pertambangan, energi dan sumber daya air, perhubungan, komunikasi dan informatika serta UPTD sesuai asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Dinas mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut :

1) perumusan, pengaturan dan pelaksanaan kebijakan teknis operasional bidang bina marga, cipta karya, kebersihan, pertamanan dan pemakaman, pertambangan, energi dan sumber daya air, perhubungan, komunikasi dan informatika sesuai dengan kebijakan nasional dan provinsi serta kebijakan umum daerah;

2) pembinaan,pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan tugas kesekretariatan, Bidang bina marga, cipta karya, kebersihan, pertamanan dan pemakaman, pertambangan, energi dan sumber daya air, perhubungan, komunikasi dan informatika serta UPTD; 3) penyelenggaraan dan pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan

prasarana Dinas;

4) penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan tugasnya; 5) penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Dinas.

Ada beberapa bidang yang terdapat di Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, yaitu:

A. Bidang Bina Marga

(16)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

 Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang jalan dan jembatan dengan cakupan perencanaan teknis, survei, pengolahan program,pembangunan, peningkatan, pemeliharaan, pengawasan pemanfaatan jalan dan jembatanserta monitoring evaluasi teknis;

 Penyelenggaraan rencana kerja Bidang Bina Marga dengan cakupan perencanaan teknis, survei, pengolahan program,pembangunan, peningkatan, pemeliharaan, pengawasan pemanfaatan jalan dan jembatanserta monitoring evaluasi teknis;

 Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

 Menyelenggarakan monitoring evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja Bidang Bina Marga.

B. Bidang Cipta Karya

Bidang Cipta Karya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Bidang Cipta Karya, meliputi Tata Ruang yang mencakup perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan, bangunan, perumahan dan pemukiman yang mencakup Penataan Prasarana Permukiman, meliputi drainase, jalan dan jembatan lingkungan serta pemeliharaan. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bidang Bina Cipta Karya mempunyai fungsi:

 Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang Cipta Karya dengan cakupan Tata Ruang yang mencakup perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan, Bangunan, perumahan dan pemukiman yang mencakup Penataan Prasarana Permukiman, meliputi drainase, jalan dan jembatan lingkungan serta pemeliharaan;

(17)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

peningkatan, pemeliharaan, pengawasan pemanfaatan jalan dan jembatanserta monitoring evaluasi teknis;

 Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

 Menyelenggarakan monitoring evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja Bidang Cipta Karya.

C. Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman

Bidang Kebersihan, pertamanan dan pemakaman dipimpin oleh Seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman meliputi sarana dan prasarana, pelayanan kebersihan, pengembangan teknologi dan kemitraan, penanggulangan sampah, sarana dan angkutan, pemeliharaan pertamanan dan ornamen serta pelayanan pemakaman. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bidang Kebersihan, pertamanan dan pemakamanmempunyai fungsi:

 Penyelenggaraanperumusan kebijakan teknis operasional Bidang Kebersihan, pertamanan dan pemakaman, meliputi sarana dan prasarana, pelayanan kebersihan, pengembangan teknologi dan kemitraan, penanggulangan sampah, sarana dan angkutan, pemeliharaan pertamanan dan ornamen serta pelayanan pemakaman;

 Penyelenggaraan rencana kerja BidangKebersihan, pertamanan dan pemakaman, meliputi sarana dan prasarana, pelayanan kebersihan, pengembangan teknologi dan kemitraan, penanggulangan sampah, sarana dan angkutan, pemeliharaan pertamanan dan ornamen serta pelayanan pemakaman;

 Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

(18)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

D. Bidang Pertambangan, Energi, dan Sumber Daya Air

Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Air

dipimpinolehseorangKepalaBidang yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala Dinas,mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Air yang meliputi:

 Pengelolaan dan pengembangan usaha pertambangan;

 Pengelolaan pengembangan energi;

 Pengelolaan dan pengembangan ketenagalistrikan serta pengelolaan minyak dan gas bumi;

 Energi dan Ketenagalistrikan yang meliputi pengelolaan dan pengembangan energi, pengelolaan dan pengembangan ketenagalistrikan serta pengelolaan minyak dan gas bumi;

 Sumber daya mineral dan air tanah yang meliputi geologi, pengelolaan dan pengembangan air tanah;

 Konservasi dan Pengembangan Sumber Daya Air yang meliputi konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian sumber daya air.

Dalam menyelenggarakan tugasnya sebagaimana tercantum di atas, Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Air mempunyai fungsi:

 Penyusunan kebijakan teknis operasional Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Air;

 Penyelenggaraan rencana kerja Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Air;

(19)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

 Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Air.

E. Bidang Perhubungan

Bidang Perhubungan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan penyusunan rencana kerja bidang Perhubungan yang meliputi:

 Angkutan, Teknik, Sarana dan Keselamatan dengan cakupan angkutan yang wilayah pelayanannya dalam kabupaten, Angkutan Antar Kota dan Barang, Angkutan Khusus, manajemen lalu lintas, rekayasa lalu lintas, Prasarana dan Sarana Lalu Lintas, Keselamatan, Penindakan dan Penertiban dan Bimbingan dan Penyuluhan;

 Transfortasi lalu lintasdengan cakupan urusan lalu lintas laut, udara dan komunikasi, kepelabuhan dan bandara serta sarana dan prasarana laut dan udara.

Dalam menyelenggarakan tugasnya sebagaimana tercantum di atas, Bidang perhubungan mempunyai fungsi:

 Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang perhubungan meliputi Angkutan, Teknik, Sarana dan Keselamatan, serta Transfortasi lalu lintas;

 Penyelenggaraan rencana bidang perhubungan meliputi Angkutan, Teknik, Sarana dan Keselamatan, serta Transfortasi lalu lintas;

 Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugas nya;

(20)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

F. Bidang Komunikasi dan Informatika

Bidang Komunikasi dan Informatika, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan menyelenggarakan penyusunan rencana kerja bidang Komunikasi dan Informatika yang meliputi Informasi dan Data Elektronik dan Telekomunikasi. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bidang Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi:

 penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang Komunikasi dan Informatika;

 penyelenggaraan rencana bidang Komunikasi dan Informatika;

 penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugas nya;

 penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Komunikasi dan Informatika.

7 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

(21)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

Tabel 6.2 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran

No

Instansi

Peran Instansi dalam Pembangunan

Bidang CK

1.

Bappeda

1.

menyusun RPJP Daerah berdasarkan

hasil Musrenbang Jangka Panjang

Daerah;

2.

menyusun

RPJM

Daerah

berdasarkan

hasil

Musrenbang

Jangka Menengah Daerah;

3.

menyusun RKPD berdasarkan hasil

Musrenbang;

4.

menghimpun dan menganalisis hasil

pemantauan

pelaksanaan

pembangunan dari masing-masing

SKPD;

5.

menyusun evaluasi pembangunan

berdasarkan

hasil evaluasi SKPD.

6.

Menyusun Dokumen Perencanaan

teknis seperti RPI2JM Bidang Cipta

Karya

1.

Merumuskan kebijakan teknis tata

ruang dan permukiman;

2.

Penyelenggaraan

seluruh

urusan

pemerintahan dan pelayanan umum

di bidang pekerjaan umum, penataan

ruang dan perumahan;

3.

Pembinaan dan pelaksanaan tugas di

bidang tata ruang dan pemukiman

meliputi survey dan pemetaan,

perencanaan

dan

pengendalian,

Bidang Cipta Karya

(22)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

No

Instansi

Peran Instansi dalam Pembangunan

Bidang CK

Unit/Bagian yang

Menangani

Pembangunan

Bidang CK

(1) (2) (3) (4)

perumahan dan pemukiman dan

dokumentasi dan pelayanan;

8 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Secara umum, setelah keluarnya Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 824/Kep.808-BKD/2013 tentang Pemindahan Pegawai Negeri Sipil Daerah dari Kabupaten Ciamis Ke Kabupaten Pangandaran.

Menetapkan :

Kesatu : Memindahkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten Ciamis yang namanya tersebut dalam 2 dari tempat sebagainya tersebut dalam lajur sembilan ke lingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran sebagai lampiran keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku terhitung sejak tangggal di tetapkan dengan ketentuan:

a. Pembayaran gaji tetap menjadi beban instansi lama sampai dengan teranggarkannya instansi baru.

b. Apabila dipandang perlu akan di adakan perubahan dan atau perbaikan kembali sebagai mestinya.

PETIKAN Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan dan yang berkepentingan untuk diketauhi serta di pergunakan sebagaimestinya.

TEMBUSAN Keputusan ini disampaikan kepada yth : 1. Menteri Dalam Negeri di jakarta.

2. Menteri Perdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di jakarta. 3. Menteri Keuangan RI di Jakarta.

(23)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

7. Bupati Pangandaran Provinsi Jawa Barat. 8. Inspektur Provinsi Jawa Barat.

Baru berkembangnya Pemerintahan Kabupaten Pangandaran ditandai dengan keterbatasan SDM yang bekerja di Pemerintahan Pangandaran. Berikut ini data pengisian kepegawaian di Pemerintahan Kabupaten Pangandaran.

Tabel 6.3 Data OPD Sekretariat dan Jumlah PNS Tahun 2014

No

Nama

Jumlah PNS

Keterangan

(1) (2) (3) (4)

1

Sekretariat Daerah

66

2

Sekretariat DPRD

14

Jumlah Total

80

Sumber :Laporan Bagian Kepegawaian Setda Kabupaten Pangandaran Tahun 2014

Tabel 6.4 OPD Dinas dan Jumlah PNS Tahun 2014

No

Nama Dinas

Jumlah

PNS

Keterangan

(1) (2) (3) (4)

1

Dinas

Pendidikan

Kebudayaan

dan

Olahraga

2.866

2

Dinas Kesehatan

360

3

Dinas

Kependudukan

dan Catatan Sipil, Sosial

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

27

4

Dinas

Pariwisata,

Perindagkop, dan UMKM

(24)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

6

Dinas Kelatan, Pertanian,

dan Kehuatanan

Sumber :Data Bagian Kepegawaian Setda Kabupaten Pangandaran Tahun 2014

Tabel 6.5 Data OPD Lemtekda dan Jumlah PNS Tahun 2014

No

Nama OPD

Jumlah

3

Badan

Pemberdayaan

Perempuan Perindungan

4

Badan

Pengendalian

Lingkugan Hidup

12

5

Badan

Pelayanan

Perizinan Terpadu

(25)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

No

Nama OPD

Jumlah

PNS

Keterangan

(1) (2) (3) (4)

6

Badan

Penanggulanan

Bencana Daerah

6

7

Kantor Satuan Pamong

Praja

10

8

Kantor Kesatuan Bangsa,

Politik

6

Jumlah

126

Sumber :Data Bagian Kepegawaian Setda Kabupaten Pangandaran Tahun 2014

Dapat diketahui bahwa untuk SDM yang bergerak di Bidang Cipta Karya yaitu yang berada pada Instansi Bappeda dan Dinas PUHUBKOMINFO masih sangat terbatas dari jumlah pegawai. Hal ini tentu saja perlu ditingkatkan seiring dengan kebutuhan dan perkembangan Pemerintahan Kabupaten Pangandaran.

6.3 Analisis Kelembagaan

6.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya di Kabupaten Pangandaranadalah sebagai berikut:

1. Struktur organisasi

 Struktur organisasi perangkat kerja daerah Dinas PUHUBKOMINFO di KabupatenPangandaran belum sesuai dengan PP No 41 tahun 2007 yang tercantum dalam Pasal 25 ayat 1: “Dinas terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) bidang, sekretariat terdiri dari 3 (tiga) subbagian, dan

masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 (tiga) seksi”.

(26)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Hal ini tentu saja kurang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan pemerintahan. Namun hal ini dilakukan dengan pertimbangan keterbatasan sumber daya manusia di Kabupaten Pangandaran. Ke depannya perlu adanya reviu dan restrukturisasi lagi Dinas yang menangani berbagai urusan pemerintahan. Mengingat telah berlakunya UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah di mana peran dan tanggung jawab Pemda Kabupaten/Kota jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya maka sangatlah perlu Pemerintah Kabupaten Pangandaran segera menyesuaikan dan membentuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mendukung setiap urusan wajib dan mengacu pada PP No 41 tahun 2007.

 Struktur organisasi perangkat kerja daerah Bappeda di Kabupaten Pangandaransudah sesuai dengan PP No 41 tahun 2007 Pasal 26 ayat 2: “Badan terdiri dari 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) bidang, sekretariat

terdiri dari 3 (tiga) subbagian, dan masing-masing bidang terdiri dari 2 (dua)

subbidang atau kelompok jabatan fungsional”.

2. Tugas dan fungsi organisasi

 Tugas dan fungsi organisasi Bappeda sudah sesuai dengan PP No 41 tahun 2007 Pasal 13 ayat yaitu :

a. Badan perencanaan pembangunan daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah.

b. Badan perencanaan pembangunan daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

c. Badan perencanaan pembangunan daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana, menyelenggarakan fungsi:

o Perumusan kebijakan teknis perencanaan;

(27)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

o Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan

o Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

d. Badan perencanaan pembangunan daerah dipimpin oleh kepala badan.

e. Kepala badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah.

 Tugas dan fungsi organisasi DISPUHUBKOMINFO sudah sesuai dengan PP No 41 tahun 2007 Pasal 14 ayat yaitu :

a. Dinas daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

b. Dinas daerah dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: o Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; o Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

sesuai dengan lingkup tugasnya;

o Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

o Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas.

d. Kepala dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah.

e. Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi

 Perubahan peraturan dan perundangan terkait sistem pemerintahan daerah

(28)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

4. Permasalahan dalam keorganisasian  Keterbatasan SDM

 Belum efektifnya pelaksanaan urusan Pekerjaan Umum dan Perumahan karena berada pada satu Dinas sehingga masih terbatas

6.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut:

1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah

 Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tupoksi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada

2. Mekanisme hubungan kerja di dalam dan antar instansi terkait  Hubungan kerja dalam instansi sudah sesuai dengan tupoksi

 Hubungan kerja antar instansi juga sudah sesuai dengan tupoksi

3. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah  Peraturan dan perundang-undangan yang berubah

 Program-program pusat yang lintas sektor terkait bidang Cipta Karya

4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah  Keterbatasan jumlah SDM yang menangani bidang Cipta Karya

(29)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

6.4 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia bidang Cipta Karya di Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan SDM

 SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya

2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM

 Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum

 Program bantuan teknis terkait bidang Cipta Karya

3. Permasalahan dalam manajemen SDM

 Karena keterbatasan SDM di setiap OPD yang menangani bidang Cipta Karya maka pekerjaan belum terdistribusi secara adil dan merata.

 Terjadi penumpukan tugas dan beban kerja pada sebagian SDM yang potensial sehingga hasil pekerjaan kurang optimal

6.5 Analisis SWOT Kelembagaan

(30)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Tabel 6.6 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

FAKTOR EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL

PELUANG (O)

a. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum

b. Program bantuan teknis terkait bidang Cipta Karya

c. DAK Bidang Cipta Karya cukup besar untuk meningkatkan pembangunan keciptakaryaan d. Merekrut SDM sesuai dengan

kebutuhan yang mendesak melalui proses penerimaan CPNS urusan pekerjaan umum sesuai dengan PP No 41 tahun 2007.

ANCAMAN (T)

a. Peraturan dan perundang-undangan yang berubah b. Program-program pusat yang

lintas sektor terkait bidang Cipta Karya

c. Belum tersedianya perangkat dan kelengkapan pelaksanaan fisik seperti Dokumen Perencanaan Sektoral (Masterplan, DED) dll

d. Belum adanya data yang akurat dan valid terkait kondisi eksisting dan profil infrastruktur permukiman dan perumahan

Pemerintah Pusat dan Provinsi terhadap Pangandaran yang baru terbentuk dan

a. Meningkatkan tingkatan pendidikan yang juga dibekali pelatihan-pelatihan b. Program-program lokal yang sudah

berjalan dengan baik perlu didampingi program bantuan teknis dari pusat.

a. Siap mengantisipasi perubahan perundangan b. Menyiapkan tools atau

panduan siapa melakukan apa dalam pelaksanaan program yang lintas sector

c. Melakukan pendataan dengan melibatkan surveyor dari aparat Desa terkait Data Eksisting dan Profil Infrastruktur Permukiman

KELEMAHAN (W)

a. Karena keterbatasan SDM di setiap OPD yang menangani bidang Cipta Karya maka pekerjaan belum terdistribusi secara adil dan merata. b. Terjadi penumpukan

tugas dan beban kerja pada sebagian SDM yang potensial sehingga hasil pekerjaan kurang optimal

a. Ikut dalam pendidikan dan pelatihan terkait koordinasi, komunikasi, teknis bidang Cipta Karya

b. Aktif mengundang bantuan teknis dari pusat

(31)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel 10.6.

6.6 Rencana Pengembangan Kelembagaan 6.6.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan keorganisasian di Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut:

1. Memperkuat koordinasi dan komunikasi antar instansi daerah, instansi pusat dan intra instansi

2. Menyiapkan tools atau panduan siapa melakukan apa dalam pelaksanaan program yang lintas sektor

3. Mendistribusikan kewenangan dan tanggung jawab pelaksanaan urusan pekerjaan umum sesuai dengan PP No 41 tahun 2007.

6.6.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan tata laksana di Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut:

(32)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

KABUPATEN PANGANDARAN

2. Siap mengantisipasi perubahan perundangan;

3. Menyiapkan tools atau panduan siapa melakukan apa dalam pelaksanaan program yang lintas sector;

4. Aktif mengundang bantuan teknis dari pusat;

5.

Melakukan pendataan dengan melibatkan surveyor dari aparat Desa terkait Data Eksisting dan Profil Infrastruktur Permukiman

6.7 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan SDM di Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut:

1. Merekrut SDM sesuai dengan kebutuhan yang mendesak melalui proses penerimaan CPNS dan tenaga kontrak yang sesuai dengan keahlian di Bidang Cipta Karya.

2. Pendidikan dan pelatihan terkait teknis bidang Cipta Karya

Gambar

Gambar 6.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
Gambar 6.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi
Gambar 6.3 Pengembangan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi sesuai Perpres No 185 Tahun 2014
Gambar 6.4 Keorganisasian Bidang Cipta Karya Kabupaten Pangandaran
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sampel dipilih secara purposive, yaitu pengunjung yang datang pada hari pekan (Onan) ke lima puskesmas di Kabupaten Toba Samosir, yaitu Laguboti, Balige, Porsea, Ajibata,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-Nya penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Aplikasi Analisis Korespondensi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 107 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang berumur 18-24 tahun didapatkan 13 orang dengan IMT underweight, dimana

(1) Kepala Satuan polisi pamong praja mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan kebijakan teknis operasional, mengkoordinasikan, melaksanakan kerja sama dan mengendalikan

Terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kebocoran mikro pada teknik sandwich resin komposit nanofiller dengan basis GIC Conventional dan teknik sandwich resin

Beberapa strategi yang hendaknya dilakukan perusahaan tersebut untuk memenangi persaingan dan dapat bertahan adalah menetapkan cara meningkatkan mutu produk yang dihasilkan dan

Material Pada Pasangan Dinding Bata Ringan Dengan Drywall System Di Proyek Pembangunan Gedung Tinggi (Studi Kasus ; Hotel Alila SCBD, Jakarta). Penyusunan tugas akhir ini

Lembaga penggiat qurban telah berdiri pada tahun 2006 dalam bentuk yang sederhana, sekedar mengumpulkan hewan qurban dari beberapa orang yang ikut pengajian