• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Teknologi Pendidikan di indone

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Teknologi Pendidikan di indone"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

penerapan teknologi pendidikan di Indonesia

DOSEN : Dra. Eldarni, M.Pd

Oleh :

NAMA

:

SHIDIQ PRATAMA

NIM

:

14004084

JURUSAN

:

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan taufik serta kemudahan sehingga karya tulis Perkambangan Teknologi dan Pengaruhnya

dalam Dunia Pendidikan dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.

Karya tulis ini berisi tentang teknologi dalam dunia pendidikan, penerapan teknologi

pendidikan di Indonesia , Semoga karya tulis ini bisa membantu bagi siapa saja yang

membutuhkan sedikit pengetahuan tentang perkembangan teknologi dan pengaruhnya dalam

dunia pendidikan.

Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan karya

tulis ini. Terutama kepada Ibu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan

pengetahuan tentang karya tulis.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penulisan

BAB II Pembahasan

1. Sistem belajar jarak jauh

2. Penggunaan modul dan paket belajar

3. Radio Pendidikan

BAB III Penutup

1. Kesimpulan

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kegiatan pembelajaran tidak hanya terpusat pada kelas tatap muka. Tetapi

sudahbanyak metode pembelajaran yang diterapkan oleh lembaga pendidikan dan lembaga

pelatihan, hal initidak terlepas dari peran teknologi pendidikan. Kenapa peran dari Teknologi

Pendidikan? Kembali kedefinisi awal Teknologi Pendidikan, yaitu Studi dan praktik yang

berlandaskan etika dalam memfasilitasibelajar dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan,

penggunaan, dan pengelolaan pelbagai prosesdan sumber teknologi yang tepat.Seperti

pembelajaran mengunakan jasa internet, sistem sekolah terbuka, lembaga pelatihan,dan lain

sebagainya. Semua itulah yang melandasi penulis ingin melihat lebih jauh penerapan

ilmuteknologi pendidikan di beberapa sektor ini. Dan dikarenakan pengunaan media-media di

atas akanlebih bermanfaat untuk bidang pendidikan jika diambil-alih oleh mereka yang mengerti

bagaimana carauntuk memberikan inovasi, efektifitas, juga efisiensi dalam banyak hal.

B. Rumusan Masalah

1.

Apa yang dimaksud dengan Sistem belajar jarak jauh ?

2.

Apa yang dimaksud dengan penggunaan modul dan paket belajar ?

3.

Apa yang dimaksud dengan Radio Pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM BELAJAR JARAK JAUH

1. Pengertian, Faktor, dan Prinsip dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran jarak jauh seperti yang sering kita dengar merupakan pembelajaran yang

mengutamakan kemandirian. Guru dapat menyampaikan materi ajar kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka langsung di dalam suatu ruangan yang sama. Pembelajaran semacam ini dapat dilakukan dalam waktu yang sama maupun dalam waktu yang berbeda.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat dari Hamzah B.Uno dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik (2007:34). Jarak fisik dalam artian lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi. Melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pula dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh

Selain itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning. E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. E-learning dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi) misalnya.

Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.

(6)

a. Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku peserta didik.

b. Relevan dengan kebutuhan. Program belajar jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.

c. Mutu pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu proses pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.

d. Efisiensi dan efektivitas program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan biaya, tenaga, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.

e. Efektivitas. Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat.

f. Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar,khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja.

g. Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar. h. Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud adalah keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan mata pelajaran secara multi disipliner.

i.Kesinambungan. Penyelenggaraan belajar jarak jauh tidak insidental dan sementara, tetapi dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus.

2. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)

Jika Kita lihat prinsip-prinsip di atas, penggunaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan melakukan proses belajar secara mandiri.

Tetapi, kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta didik. Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan. Berikut kelebihan

pembelajaran jarak jauh (Rusman. 2011:351) :

(7)

b. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan.

c. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah.

d. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

e. Peserta didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi. (Oemar Hamalik, 1994:52) Walaupun demikian, pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, antara lain (Rusman. 2011:352) :

a. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran. b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

c. Masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran jarak jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank arenanya dapa menghambat kegiatan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1994:53)

d. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

e. Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.

3. Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut (Hamzah B.Uno.2007:39):

(8)

b. Interaksi dalam grup; para siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan guru. Guru dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.

c. Sistem administrasi mahasiswa; di mana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa dll.

d. Pendalaman materi dan ujian

e. Perpustakaan digital; bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base.

f. Materi online diluar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan, diperlukan bahan bacaan dari web lain.

4. Analisis Teori Belajar dalam Pembelajaran Jarak Jauh (e-learning)

Berdasarkan beberapa halmenyangkut penjabaran tentang pembelajaran jarak jauh, baik pengertian, prinsip, faktor, dll, menurut kelompok Kami, ada tiga teori belajar utama yang digunakan sebagai dasar pembelajaran jarak jauh (E-Learning) yaitu behaviorisme, kognitivisme dan konstrukstivisme. Hal ini tidak terlepas dari pendapat-pendapat ahli dan penjelasan dari beberapa sumber referensi. Berikut penjabarannya:

a. Behaviorisme

Aliran behavioristik menganggap bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, disebabkan oleh stimulus eksternal. Mereka melihat pikiran sebagai ”kotak hitam”, respons terhadap suatu stimulus dapat diamati secara kuantitatif, dengan mengabaikan pengaruh proses berfikir yang terjadi di pikiran. Atkins (1993) menyoroti empat aspek yang relevan untuk merealisasikan materi e-learning berkaitan dengan pemikiran behavioristik:

1) Bahan ajar sebaiknya dipecah menjadi langkah-langkah instruksional yang dihadirkan secara deduktif, yaitu dimulai dengan rumus, hukum, kategori, prinsip, definisi, dengan memberikan contoh-contoh untuk meningkatkan pemahaman.

(9)

3) Untuk meningkatkan efisiensi belajar, siswa diminta mengulangi bagian tertentu maupun mengerjakan tes diagnostik. Meskipun demikian, perancang dapat juga mengijinkan siswa memilih pelajaran berikutnya, yang memungkinkan siswa mengontrol proses belajarnya sendiri.

4) Pendekatan behavioristik menyarankan untuk mendemonstrasikan ketrampilan dan prosedur yang dipelajari. Siswa diharapkan meningkatkan kemahirannya melalui latihan berulang-ulang dengan umpanbalik yang tepat. Pesan-pesan pemberi semangat digunakan untuk meningkatkan motivasi.

Secara keseluruhan, behaviorisme merekomendasi pendekatan terstruktur dan deduktif untuk mendesain bahan ajar, sehingga konsep dasar, ketrampilan, dan informasi faktual dapat cepat diperoleh siswa. Implikasi lebih jauh terhadap e-learning adalah belajar secara drill, memilah-milah bahan ajar, mengases tingkat prestasi, dan memberikan umpan balik. Tetapi, efektivitas pendekatan desain behaviorisme untuk tugas-tugas berfikir tingkat tinggi masih belum terbukti.

b. Kognitivisme

Teoretikus kognitif mengakui bahwa banyak pembelajaran yang melibatkan asosiasi-asosiasi yang terbentuk melalui hubungan dan pengulangan. Mereka juga mengakui pentingnya penguatan, meski mereka menekankan perannya dalam memberikan umpan balik tentang kebenaran respons atas perannya sebagai motivator (Mark K. Smith, 2009: 81).

Aliran kognitif menganggap bahwa belajar merupakan proses internal yang melibatkan memori, motivasi, refleksi, berfikir, dan meta kognisi. Psikologi kognitif meliputi proses belajar dari pemrosesan informasi, dimana informasi diterima di bermacam-macam indera, ditransfer ke memori jangka pendek dan jangka panjang. Informasi menjalani aliran transformasi dalam pikiran manusia sampai informasi tersebut tersimpan secara permanen di memori jangka panjang dalam bentuk paket-paket pengetahuan. Perancang instruksional harus memikirkan aspek-aspek berikut untuk merealisasi materi E-Learning:

1) Strategi pembelajaran sebaiknya meningkatkan proses belajar dengan mendayagunakan semua indera, memfokuskan perhatian siswa melalui penekanan pada informasi penting, dan menyesuaian dengan level kognitif siswa.

2) Perancang instruksional sebaiknya mengaitkan informasi baru dengan informasi lama yang telah ada di memori jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan awal untuk mengaktifkan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk materi ajar baru.

(10)

4) Siswa perlu dimotivasi untuk belajar melalui strategi belajar yang menstimulasi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

5) Strategi pembelajaran sebaiknya mendorong siswa menggunakan ketrampilan meta kognitifnya dengan cara merefleksi apa yang mereka pelajari.

6) Strategi pembelajaran sebaiknya menghubungkan materi ajar dengan situasi riil, sehingga siswa dapat mengaitkan pengalaman mereka sendiri.

Secara keseluruhan, perancang instruksional harus memikirkan mulai dari perbedaan aspek-aspek gaya belajar sampai motivasi, kolaborasi maupun meta kognitif. Pendekatan berfokus pada kognitif sesuai untuk mencapai tujuan belajar tingkat tinggi. Kelemahannya adalah jika siswa tidak mempunyai pengetahuan prasyarat.

c. Konstruktivisme

Aliran konstruktivisme menganggap bahwa siswa membangun pengetahuannya dari pengalaman belajarnya sendiri. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. (C. Asri Budiningsih. 2008: 58)

Dalam konstruktivistik, belajar dapat dilihat sebagai suatu proses yang aktif, dan pengetahuan tidak dapat diterima dari luar mapun dari orang lain. Siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk membangun

pengetahuan bukan diberi pengetahuan melalui pembelajaran. Perancang instruksional harus memikirkan aspek-aspek berikut untuk merealisasi materi e-learning:

1) Siswa diberi kesempatan melakukan aktivitas seperti menerapkan informasi pada situati

riil,memfasilitasi penafsiran personal terhadap materi ajar, mendiskusikan topik-topik dalam kelompok. 2) Untuk mendorong siswa membangun pengetahuan mereka sendiri, guru harus memberikan pembelajaran online yang interaktif. Siswa harus mempunyai inisiatif untuk belajar dan berinteraksi dengan siswa lain.

3) Sebaiknya digunakan strategi pembelajaran kolaboratif. Bekerja dengan siswa lain memberikan siswa pengalaman riil dan memperbaiki ketrampilan meta kognitif mereka.

(11)

5) Belajar sebaiknya dibuat bermakna dan ilustratif dengan cara memberikan contoh-contoh dan studi kasus. Disamping itu, aktivitas sebaiknya mendorong siswa menerapkan materi ajar.

6) Ketika belajar memfokuskan pada pengembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baru, e-learning menghadapi masalah yaitu tujuan belajar psikomotorik, afektif, dan berfikir tingkat tinggi sulit dicapai dalam fase belajar virtual. Maka disarakan memberikan cara lain seperti aktivitas sosial maupun interaksi dengan siswa lain, belajar berbasis konteks, penilain kinerja untuk mengatasi masalah tersebut. Dari pemaparan ketiga teori di atas, kelompok Kami berpendapat bahwa Teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme melandasi pengembangan desain pembelajaran jarak jauh. Teori behaviorisme menjadi rujukan dalam mengembangkan desain pembelajaran khususnya dalam bentuk pemberian umpan balik dalam latihan soal dan petunjuk praktis dalam tugas.

Teori kognitivisme menjadi acuan dalam mengembangkan dan mengorganisasi materi serta aktivitas pembelajaran. Mengacu pada teori kognitivisme, maka materi dan aktivitas pembelajaran didesain agar pembelajaran memiliki makna bagi diri peserta didik, dan menumbuhkan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Teori konstruktivisme menjadi inspirasi dalam mengembangkan bahan ajar, tugas dan diskusi agar mengandung muatan-muatan yang bersifat kontekstual dan memberikan pengalaman belajar peserta didik.

5. Implementasi Teori Belajar dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web adalah suatu pertemuan antara tiga perkembangan teknologi dan tadisi, yaitu : distance learning, computer-conveyed education, dan teknologi internet (internet technology).

Pada mulanya, “Distance learning” dikembangkan pertama kali di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Inggris pada pertengahan tahun 1800 oleh William Horton, Designing Web Based-Training, Wiley. Pada tahun 1840, Sir Isac Pitman mengajar jarak jauh menggunakan surat. Dan pada tahun 1980 an,

International Correspondence Schools (ICS) membangun metode perkuliahan “home-study courses” pada saat itu dikarenakan faktor kemananan pada era itu.)

Di negara maju, pendidikan jarak jauh telah menjadi alternative pendidikan yang cukup digemari. Pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tanggadan orang lanjut usia. Hampir separuh dari sekitar 3900 lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat

(12)

terbuka. Pada awal terselenggaranya pendidikan jarak jauh oleh masyarakat di anggap sebagai jenis pendidikan alternatif atau pendidikan kelas dua. Masih kalah dengan pendidikan konvensional yang mengharuskan kehadiran mahasiswa.

Di Indonesia sendiri pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat dikarenakan pembatasan struktur budaya dan regulasi yang ada. Namun demikian, tidak mustahil bahwa Indoneia harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara global ini. Keberhasilan pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, dan adanya pola pendidikan yang aktif dalam interaksi tersebut.

a. Universitas terbuka

Universitas tebuka adalah perguruan tingggi negeri (PTN) KE-45 di indonesia yang menerapkan sistem belajar terbuka dan jarak jauh, sistem belajar ini terbukti efektif untuk meningkatkan daya jangkau dan pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara indonesia, termasuk mereka yang tinggal di negara-negara terpencil, baik di seluruh nusantara maupun di berbagai belahan dunia.

1) Latar Belakang

Adanya keterbatasan waktu dan tempat dalam mengembangkan dan meningkatkan pendidikan serta meningkatkan kemampuan profesional. Latar belakang tersebut akhirnya membuat universitas terbuka memberikan kesempatan seluasnya kepada siapa saja untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan,dan kompetensi.

a) Tujuan

(1) Memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara indonesia dan warga negara asing. Dimanapun tempat tinggalnya untuk memperoleh pendidikan tinggi.

(2) Mengembangkan pelayanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan lain, tidak dapat melanjutkan belajar di perguruan tinggi tatap muka.

(3) Mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional yang disesuaikan dengan kebutuhan nyata pembangunan, yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain.

(13)

b) Ciri-ciri universitas terbuka

(1) Tidak ada pembatasan jangka waktu penyelesaian studi dan tidak memeberlakukan sistem drop out. (2) Tidak ada pembatasan, baik tahun kelulusan ijazah SLTA maupun umur.

(3) Waktu pendaftaran (registrasi) leluasa sepanjang tahun.

(4) Ruang,waktu,dan tempat belajar yang fleksibel sesuai kondisi mahasiswa.

(5) Penggunaan materi belajar multimedia, termasuk bahan belajar cetak baik yang dilengkapi dengan kaset audio dan video/CD,CD-ROM, siaran radio dan TV, maupun bahan belajar berbasis komputer dan internet.

c) Pelakanaan Belajar Mengajar

UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul)maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet,siaran radio dan televisi).

Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia,tahun, ijazah,masa belajar,waktu registrasi, frekuensi mengikuti ujian,dan sebagainya batasan yang ada hanyalah bahwa, setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas ( SMA atau yang sederajat).

Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat di pelajari secara mandiri.

Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat mengambil inisiatif untuk memamfaatkan perpustakaan, mengikuti siaran radio,mengikuti tutorial, serta-menggunakan sumber belajar lain seperti bahan belajar berbatuan komputer dan program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi atau bantuan tutorial kepada ketua jurusan masing-masing.

d) Kurikulum

(14)

menempuh ujian komprehensif tertulis (UKT) yaitu ujian tertulis (essay) sebagai pengganti pembuatan skripsi.

Pada saat UKT biasanya mahasiswa dihadapkan kepada satu soal ( biasa berupa kasus) untuk bisa dijawab dengan pendekatan disiplin ilmu dari 4-5 mata kuliah inti dari masing-masing program studi.. e) Media dan Sumber balajar

(1) Bahan ajar cetak: buku materi pokok (BMP), buku materi suplemen, buku petunujuk praktek dan pratikum, atau referensi lainnya.

(2) Bahan ajar non-cetak: kaset a udio,kaset video,siaran radio dan televisi, bahan ajar berbatuan komputer dalam disket atau CD.

(3) Bahan ajar cetak dan non-cetak : audiografis.

Bahan ajar cetak (modul)merupakan bahan ajar utama yang didesain untuk dapatdigunakan secara mandiri tanpa bantuan tutor. Modul-modul yang ada juga telah dilengkapi dengan bahan ajar non-cetak seperti kaset audiovideo,CD, siaran radio dan televisi, serta bahan ajar berbasis komputer dan internet (CAI dan web supplement).

UT menjamin bahan ajar dan bahan ujian yang berkualitas.Bahan ajar dengan bahan ujian UT dikembangkan oleh penulis yang ahli dalam bidangnya yang merupakan dosen-dosen dari perguruan tinggi terkemuka di indonesia. Kualitas bahan ajar UT telah dikenal oleh masyarakat luas dan banyak digunakan oleh perguruan tinggi lain di indonesia.

f) Tenaga Pendidik

Dalam penyelenggaraan pendidikan, UT bekerja sama dengan semua perguruan tinggi negeri/swata serta instansi yang relevan yang ada di indonesia. Pada setip provinsi atau kota yang terdapat perguruan tinggi negeri, teredia unit layanan UT yang disebut layanan unit program belajar jarak jauh-universitas terbuka (UPBJJ-UT).

Perguran tinggi negeri setempat berperan sebagai pembina UPBJJ-UT serta membantu dalam penulisan bahan ajar, tutoril,pratikum, dan ujian.

(15)

Terdapat dua sumber dana yang dikucurkan oleh universitas ke tingkat program studi, yaitu dana yang bersumber dari DIK-S (dana dari masyarakat) dan DIP (dana proyek/dana pembangunan dari pemerintah). Meskipun pada tingkat universitas, UT memiliki tiga sumber dana, yaitu DIK,DIP,dan DIK-S.

Mulai tahun 2005 sumber dana DIK (dana rutin dari pemerintah) dan DIP digabungkan dan disebut sumber dana yang disebut dengan DIPA. Dana DIK terutama dipakai untuk penggajian dosen dan karyawan Lainnya dan pengelolaannya bukan mrupakan wewenang prodi.

b. SMA Terbuka

SMA Terbuka adalah subsistem pendidian pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan kegiatan belajar mandiri para peserta didiknya dengan bimbingan terbatas dari orang lain

1) Latar belakang

SMA Terbuka merupakan salah satu model layanan pendidikan alternatif jalur sekoalh tingkat menengah yang diselenggarakan oleh reguler.SMA Terbuka bukanlah lembaga atau UPT baru yang berdiri

sendiri,melainkan menginduk pada SMA reguler yang telah ada.

Dengan demikian,SMA reguler yang menjadi Sekolah Induk SMA Terbuka menyelenggarakan pendidikan dengan dual mode system (tugas ganda).Artinya ,sekolah induk SMU Terbuka sekaligus melayani dua kelompok peserta didik yang berbeda,dengan cara belajar yang berbeda .

Dalam hal ini,Sekolah Induk SMU Terbuka diberi perluasan atau tambahan peran ,yaitu berupa layanan pendidikan dengan sisitem belajar jarak jauh yang diperuntukkan bagi peserta didik yang memiliki kendala tertentu.

2) Tujuan

Perintisan SMU terbuka dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan belajar bagi lulusan

SLTP/MTS yang karena berbagai kendala sosial ekonomi,geograsis,waktu dan lainnya maka tidak dapat menikuti pendidikan pada tingkat SLTA.Pada tahun 2001 dilakukan pemnatapan perintisan SMU terbuka dengan melibatkan unsur pemerintah daerah dan unsur dinas pendidikan kabupaten/kota.

Perintisan SMU terbuka dilandasi oleh kerangka konseptual yang cukup matang bagi dari segi teori,filsafat,pola,pembelajaran,pola kelembagaan,maupun sisitem jaminan kualitasnya (quality assuranrea)uji coba SMU terbuka telah dilakukan pada tahun 2002/2003 di 7 lokasi.

(16)

SMA terbuka merupakan pola pendidikan yang menerapkan sistem belajar jarak jauh pada jenjang pendidikan menengah yang kegiatan pembelajarannya dilaksanakan sevcara fleksibel melalui penerapan prinsi-prinsip belajar mandiri.pada hakekatnya sma terbuka sama dan sederajat dengan SMA

reguler/konvensional.

Perbedaanya hanya terletak pada aspek pembelajarannya dimana para peserta didik SMA terbuka belajar secara perseorangan maupun dalam kelompok kecil,(pustekom-depdiknas 2000)karakteristik pendidikan SMA terbuka dapat dilihat dari aspek tujan,peserta didik,bahan belajar,stategi pembelajaran ,evaluasi dan sertifikasi.

4) Pelaksanaan belajar mengajar

a) kegiatan belajar siswa tidak harus dilakukan dalam ruang kelas formal dengan tatap muka langsung dengan guru mata pelajaran .

b) secara periodik siswa berkonsultasi dengan staf sekolah (kepala sekolah ,wakil kepala sekolah,guru)untuk memecahkan kesulitandan masalah belajar.

c) secara teratur siswa belajar dan menelesaikan tugas-tugas individual.

Dari informasi tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa model/sistem pendidikan SMU terbuka adalah model/sistem pendidikan SMU yang sebahagian besar kegiatan pembelajarannya dilaksanakan secra mandiri,dengan menggunakan bahan-bahan belajar yang dapat dipelajari peserta didik secara mandiri tanpa dengan seminimal mungkin bantuan orang lain.

karena itulah para peserta didik SMU terbuka setiap harinya belajar mandiri di tempat kegiatan belajar (TKB) di bawah supervisi guru pamong ,baik secara individual maupun dalam bentuk

kelompok-kelompok kelompok-kelompok keil .guru pamong tidak bertugas mengajar karena memang mereka bukanlah orang yang berkualifikasi mengajar di SMU.

5) Kurikulum

Umumnya sam dengan kurikulum SMA biasa .namun terdapat perbedaan dalam hal waktu belajar.SMU terbuka tidak dituntut untuk datang setiap hari ke SMU reguler yang ditentukan tetapi mereka hanya datang belajar setiap sore(pukul 14.00 s/d 17.00)selama 5 hari setiap minggunya di TKB di bawah supervisi guru pamong .

(17)

pelajaran yang penting seperti bahasa indonesia,dalam sebulan minimal mendapat alokasi waktu tutorial 3x45 menit perbulan namun apabila SMU terbuka tertentu menganut pola tutorial dua hari

seminggu.maka jumlah alokasi waktu tutorial untuk mata pelajaran yang sulit/penting minimal 4x45 menit dalam sebulan.

Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan di SMU terbuka yang setara dengan yang dilaksanakan di SMU reguler adalah :

a) tes akhir modul (TAM) setara dengan tes tformatif atau ulangan harian pada SMU reguler. b) Tes akhir unit setara dengan tes tengah semester (mid semester test) pada SMU reguler. c) Tes akhir semester yang dilaksanakan pada setiap akhir semester adalah sama dengan ulangan umum pada SMU reguler.Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik setelah mempelajari sejumlah modul selama satu semester.

d) Ujian akhir merupakan ujian yang diselenggarakan untuk peserta didik SMU terbuka kelas III pada akhirtahun ajaran yang pelaksanaanya mengikuti ketentuan yang berlaku di SMU penyelenggara.

Sertifikasi yang diterima oleh para peserta didik SMU reguler yang telah berhasil menyelesaikan pendidikannya di SMU adalah sama dengan yang diberikan kepada peserta didik SMU terbuka. 6) Media dan sumber belajar

Bahan belajar utama yang digunakan para pesrta didik SMU terbuka berbeda dengan yang digunakan di SMU reguler sekalipun acuan yang digunakan untuk pengembangan bahan belajar adalah sama yaitu kurikulum SMU yg berlaku .bahan belajar yang digunakan para peserta didik SMU terbuka adalh bahan belajar mandiri cetak yang disebut modul dan bahan ajar dalam bentuk media lainnya atau penunjang Bahan belajar yang digunakan peserta dididk SMU terbuka memang dirancang secara khusus agar dapat dipelajari secaara mandiri baik secara individual atau kelompok-kelompok kecil oleh peserta didik.bahasa yang digunakan dalam modul adalah bahasa yang komunikativ mudah dipahami dan para peserta didik untuk mengevalusi diri sendiri baik melalaui unpan balik segera (imediate feedbacks).

Maupun kunci jawaban-jawaban soal latihan tugas yang tersedia dalam modul yang akan ditu njang oleh media non cetak yangterdiri dari program audio, vidio/vcd, dan media lainnya yang perlu mendapat perhatian untuk dapat meningkatkan mutu pembelejaran SMU terbuka

(18)

Salah satu prinsipnya adalah mengoptimalkan pendayagunaan berbagai sumber daya yang ada di masyarakat termasuk tenaga gurunya,guru mata pelajaran yang terdapat d SMU reguler yang dijadikan sebagai sekolah induk SMU terbuka dengan memberikan konorarium tambahan

c. SMP Terbuka

SMP Terbuka merupakan lembaga pendidikan formal yang tidak brdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari SMP Induk yang dalam menyelenggarakan pendidikannya menggunakan metode belajar mandiri. 1) Latar Belakang

Trilogi Pembangunan memberikan tekanan pada pemerataan pembangunan yang hasilnya menuju pada terciptanya keadilan sosial bagiseluruh rakyat. Sesuai dengan prinsip konsep pemerataan perwujudan pelaksanaan kewajiban belajar.

Adapun gambaran umum latar belakang berdirinya SMP terbuka adalah : a) Kekurangan fasilitas pendidikan dan tempat belajar

b) Tenaga kependidikan yang tidak cukup

c) Memperluas kesempatan belajar dalam rangka pemerataan pendidikan d) Menanggulangi anak terlantar bagi anak yang tidak diterima di SMP Negeri 2) Tujuan

Permasalahan dalam pendidikan sangat kompleks. Salah satu alternative pemecahan dimulai dari penemuan konsep SMP terbuka oleh pemerintah yang diilhami oleh berbagai aspirasi masyarakat lapis bawah.

Mereka mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap pendidikan. Salah satu dari keinginan mereka adalah agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan setelah tamat dari sekolah dasar meskipun berbagai kendala menghimpit mereka.

Mulai dari kendala keuangan, waktu, letak geografis dan kendala transportasi. Mereka mempunyai kemungkinan yang sangat keciluntuk mengeyam pendidikan di SMP reguler.

(19)

a) Tebuka bagi siswa tanpa pembatasan umur dan tanpa syarat-syarat akademik.

b) Terbuka dalam memilih program belajar untuk mencapai ijazah formal, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang bersifat praktis, insidensial dan perorangan.

c) Terbuka dalam proses belajar mengajar yaitu tidak selalu diselenggarakan di ruang kelas secara tatap muka, akan tetapi juga media seperti radio, media cetakan, kaset, slide, model dan gambar-gambar. d) Terbuka dalam keluar masuk kelas/sekolah sesuai waktu yang tersedia oleh siswa.

e) Terbuka dalam pengelolaan sekolah. Sekolah dikelola oleh pegawai negri dari orang-orang lain yang diperlukan partisipasinya seperti warga dan pimpinan masyarakat, orang tua siswa, dan pamong

pemerintah setempat.

4) Pelaksanaan belajar mengajar

a) Rancangan operasional. Sebagai subsistem pendidikan yang baru di indonesia perlu diadakn persiapan yang matang.

b) Penyusuna bahan belajar. Penyusunan bahan ajar disusun oleh tim pengembangan kurikulum yang sudah ditugaskan.

c) Modul. Suatu pelajaran terkecil yang disusun menjadi suatu buku yang lengkap.

d) Program radio, kaset dan film bingkai. Naskah-naskah tersebut disusun oleh tim pengembangan kurikulum. Setelah di review oleh ahli bidang studi bersama ahli media kemudian di produksi dalam bentuk rekaman oleh balai produksi PUSTEKOM.

e) Perintisan. Karena merupakan subsistem pendidikan baru perlu diadakan perintisan untuk mengetahui cara penyelenggaraan dan pengelolaan sebaik-baiknya menurut keadaan dan kondisi setempat.

f) Lokasi daerah perintisan. Yang dijadikan kriteria memilih lokasi perintisan adalah keteserdiaan guru pembimbing dan pembina di daerah bersangkutan.

g) Penataran pelaksana. Penataran dapat dilakukan secara berantai artinya mereka yang telah pernah ditatar dapat menatar calon pelaksana SMP terbuka di daerah masing-masing.

(20)

6) Orgnisasi dan pengelolaanPenyelenggaraan Smp terbuka menjadi tanggung jawab direktorat Dikmenum, Direktorat Jenderal Dikdasmen.

7) Evaluasi system. Selain evaluasi hasil belajar dilakukan juga evaluasi sistem SMP Terbuka. 8) Kurikulum. Kurikulum yang dipakai pada SMP terbuka adalah kurikulum yang berlaku pada saat itu, sama halnya dengan kurikulum yang dipakai pada SMP Negeri pada umumnya.

9) Media dan sumber belajar. Modul masih menjadi pilihan utama sumber belajar. Bahan belajar yang digunakan peserta didik SMP terbuka memang di rancang secara khusus agar dapat dipelajari secara mandiri, baik secara individual maupun dalam kelompok-kelompok kecil oleh para peserta didik. Dikatakan secara khusus dengan menpelajari modul, para peserta didik dikondisikan seolah-olah berintekrasi dengan guru. Bahasa yang digunakan di dalam modul adalah bahasa yang komunikatif, mudah dipahami, dan memungkinkan para peserta didik untuk mengevaluasi diri sendiri, baik melalui umpan balik segera (imediate feedbacks) maupun kunci jawaban soal-soal latihan/tugas yang tersedia di dalam modul dan akan ditunjang oleh media noncetak yang terdiri dari program audio, video dan media lainnya.

Jadi kualitas bahan belajar perlu mendapat perhatian untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran di SMP Terbuka. Oleh karena itu, pengembangan bahan belajar dilakukan secara sistematis sehingga dihasilkan bahan belajar yang berkualitas, baik segi isi materi, penyajian, maupun tampilan. Dengan demikian bahan belajar tersebut menarik dan mudah untuk di pelajari.

10) Tenaga pendidik.

Tenaga kependidikan kepala sekolah, kepala sekolah dari SMP Terbuka adalah kepala sekolah induk. a) Guru Bina. Guru bina adalah guru pada sekolah induk yang diberi tugas untuk mengajar di SMP Terbuka sesuai mata pelajaran yang ditentukan.

b) Guru Pamong. Guru pamong adalah pembimbing belajar mandiri siswa yaitu anggota masyarakat yang peduli akan pendidikan. Dengan ketentuan minimal SMA, dan berada pada lingkungan sekitar tempat kegiatan belajar.

11) Sumber Dana. Siswa SMP Terbuka sepenuhnya dibebaskan dari pungutan apapun,. Hal tersebut dikarenakan biaya operasional SMP Terbuka sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah.

(21)

SD Kecil adalah sekolah dasar yang pada umunya terdapat di daerah terpencil dengan sistem pendidian yang berbeda dengan SD Konvensional. Jumlah siswa maksimal 60 orang kelas I sampai dengan kelas IV dengan dua orang guru kelas dan satu kepalaa sekolah, proses belajar mengajar di selenggarakan dengan menggunakan modul.

1) Latar Belakang

Didirikan untuk memberikan tempat belajar bagi siswa yang tidak bisa sekolah di SD reguler karena jaraknya terlalu jauh. SDK biasanya didirikan di daerah terpencil jauh dari perkotaan dengan kondisi jalan terjal, becek, atau berbatuan. SDK menampung anak-anak warga dengan kondisi ekonomi yang sangat miskin. Siswa belajar tanpa sepatu, seragam, dan tanpa biaya apapun.

2) Tujuan SD Kecil

SDK didirikan oleh warga secara gotong-royong didaerah terpencil yang jauh dari perkotaan. Jarak dari pusat kota kecamatan tidak kurang dari 15 km. dengan kondisi jalan terjal, tanah becek atau bebatuan serta sulit dilewati dengan kendaraan bermotor roda dua. Tujuannya untuk memberikan tempat belajar bagi siswa yang tidak bisa sekolah di SD reguler karena jaraknya terlalu jauh.

Lokasi SDK di tengah-tengah hutan atau diatas pegunungan yang sulit di-akses oleh masyarakat pada umumnya. SDK untuk manampung anak-anak warga dengan kondisi ekonomi sangat miskin. Siswa belajar tanpa sepatu,seragam, dan biaya apapun.

Ciri-ciri SD kecil

a) Kelas yang ada lebih seddikit dari SD biasa (tiga kelas) b) Jumlah murid lebih kecil (20/30 orang)

c) Jumlah guru lebih sedikit dari guru SD biasa(tiga orang termasuk kepala sekolah)

d) Pendekatan belajar meliputi belajar sendiri,yaitu mempelajari modul, belajar kelompok,klasikal. e) Murid yang pandai dijadikan tutor untuk mengajar murid-murid lain.

(22)

Siswa mulai belajar pukul 08:00 WIB, dan pulang pukul 12:00 WIB. Apabila pukul 08:00 belum ada guru yang datang,maka siswa yang lebih tinggi membantu belajar siswa yang dibawahnya. Siswa kelas VI membantu siswa kelas III, siswa kelas V membantu kelas II dan kelas IV membantu belajar siswa kelas I Selanjutnya, apabila guru yang ditunggu belum datang juga sampai jam 10:00 WIB, maka semua siswa pulang ke rumah masing0masing secara bersama-sama.

4) Kurikulkum

Untuk kurikulum yang digunakan biasanya sama dengan kurikulum SD Regular umumnya. Namun, biasanya yang banyak diajarkan adalah materi pelajaran Ujian Nasional seperti Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Setelah kelas VI, siswa yang akan mengikuti UN/UNAS harus bergabung dengan SD reguler terdekat, karena SDK tidak mengadakan UN/UNAS sendiri.

Bahkan tidaka sedikit siswa yang baru kela V bisa diikutkan UN/UNAS, bila mana siswa dianggap mampu mengikuti UN/UNAS. Jadi SDK seperti sekolah akselari di kota-kota besar.

5) Media dan sumber belajar

Sama dengan SD regular, umumnya menggunakan buku-buku yng ada dan media-media yang membantu dalam proses penyampaian pesan ilmu pengetahuan.

6) Tenaga pendidik

Guru tetap(PNS) satu orang sekaliigus sebagai kepala sekolah dibantu oleh tenaga guru honorer atau sukarelawan pemuda-pemudi warga setempat yang berpendidikan lulusan SLTP atau SLTA.

7) Sumber dana

Pemerintah membiayai pendanaan pada SDK, karena ditujukkan untuk anak-anak yang tidak mampu dan terpencil. Siswa tidak di pungut biaya aapun.

e. SD Pamong

SD Pamong adalah lembaga pendidikan yang di selenggarakan oleh masyarakat, orang tua, dan guru untuk memberikan pelayanan bagi anak putus sekolah, atau anak yang tidak dapat dengan secara teratur belajar di sekolah.

(23)

Banyak anak-anak di desa-desa Asia Tenggara ternyata putus sekolah. Bukan karena mereka bodoh, tapi karena mereka tidak bisa bersekolah seperti biasa. Mereka harus membantu orang tuanya justru ketika kam sekolah, maka lahirlah di indonesia sistem sekolah SD Pamong, di terapkan di Kebak Kramat sejak 1974, dan di Gianyar sejak 1977.

a) Tujuan

(1) Membantu anak-anak yang tidak sepenuhnya dapat mengikuti pendidikan sekolah atau membantu siswa yang drop-out.

(2) Membantu anak-anak yang tidak mau trikat oleh tempat dan waktu dalam belajar. Oleh karena itu belajar bisa sambil menggembalakan ternak, waktu istirahat, dll.

(3) Mengurangi penggunaan tenaga guru sehingga rasio guru terhadap murid dapat menjadi 1:200. Pada SD biasa 1:40 atau 1:50

(4) Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar, dengan pembiayaan yang sedikit dapat di tampung sebanyak mungkin siswa

Dengan demikian, tujuan proyek pamong untuk menentukan alternatif sistem penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah di indoneia.

b) Ciri-ciri SD Pamong

(1) Pada umunya Guru dan Pengelola Lembaga pencari murid, berbeda dengan SD reguler yang muridnya telah tersedia.

(2) Pembelajaran di tentukan oleh kemauan siswa. Misalnya, dia bisa belajar malam hari, maka guru pamong harus mengajarnya pada malam tersebut.

(3) Biasanya pengelolaan kelasnya terbatas, misalnya hanya untuk kelas IV, V, dan VI saja

(4) Kegiatan belajarnya di tentukan dalam setiap minggunya, misalnya belajar hanya di laksanakan selama 2 hari, selanjutnya hanya di beri tugas sesuai dengan modul.

(24)

d) Kurikulum. Umumnya sama dengan kurikulum SD reguler. Namun, terdapat perbedaan dalam hal lamanya waktu belajar siswa.

e) Media dan Sumber Belajar. Modul di anggap efektif dalam sumber belajar. Karen amodul dianggap mampu memperjelas dan mempermudah cara belajar siswa.

f) Tenaga pendidik

(1) Biasanya terdiri dari 5 orang guru. Bisa guru tetap (PNS) ataupun guru honorer.

(2) Terdiri dari 3 orang guru kelas, 1 guru gama dan 1 orang guru bertinda sebagai kepala sekolah. (3) Sumber dana

(4) Karena sifatnay membantu anak-anak yang putus sekolah karena harus membantu orang tua mereka untuk bekerja, maka pendanaan SD pamong masih di biayai oleh pemerintah setempat.

f. Sistem guru kunjung 1) Latar Belakang

Sistem guru kunjung di adakan dengan maksud untuk membantu proses belajar siswa yang terisolir dan terpencil. Guru kunjung juga berguna dalam menunjang eksplorasi anak di tiap tema pembelajaran. Di datangkan guru kunjung yang kompeten di bidang yang sedang di pelajari anak di sekolah. Anak-anak dapat bertanya langsung kepada ahlinya.

2) Tujuan

Membantu proses pemahaman siswa pada suatu bidang mata pelajaran. Membantu siswa yang tidak mampu belajar karena berada pada daerah terpencil yang jauh dari sekolah.

3) Ciri-ciri guru pamong

a) Guru yang datang langsung ke daerah atau sekolah yang di maksud

b) Guru kunjung yang datang biasanya di undang ataupun menerima perintah langsung dari pemerintah setempat untuk mendatangi sebuah lokasi ataupun wilayah

4) Pelaksanaan mengajar mengajar.

(25)

Jika guru kunjung datang ke suatu daerah terpencil, maka pembelajaran pun disesuaikan dengan keadaan yang ada. Misalnya dalam segi tempat belajar dan muridyan. Biasanya guru kunjung untuk suatu daerah terpencil mengajar para murid yang berumur 7-12 tahun.

5) Kurikulum.

Untuk guru yang mengunjungi suatu daerah terpencil, kurikulum yang di gunakan di sesuaikan dengan keadaan murid setempat. Ambil yang paling bawah pengetahuan yang di ketahui oleh para murid.

6) Media dan sumber belajar yang di gunakan. Biasanya di gunakan modul sebagai penunjang sumebr blajar dan pemanfaatan media yang mungkin bisa di gunakan.

7) Tenaga pendidik.

Biasanya guru atau tenaga ahli yang sudah mahir pada bidangnya, guru tersebut mampu dalam

menghadapi para murid yang mempunyai kemampuan yang tidak merata dan mampu untuk menguasai pembelajarn yang biasanya yang terdiri dari puluhan murid.

8) Sumber dana.

Jika guru tersebut d datangkan pada daerah yang terpencil, maka pemerintahlah yang mengatur dana. Atau bia juga dengan dana pribadi guru tersebut karena keinginannya untuk membantu proses pendidikan anak-anak.

B. PENGGUNAAN MODUL DAN PAKET BELAJAR

1. Pengertian kejar paket-A

Kejar paket-A adalah suatu program kegiatan membelajarkan masyarakat yang mengalami tiga buta (buta bahasa,buta berhitung,dan buta penegetahuan umum) yang isi pelajarannya terdiri dari pendidikan dasar dan pendidikan dasar dan pendidikan mata pencaharian.Dalam kegiatan belajarnya kedua unsur tersebut di atas di pelajari secara bersamaan dan terpadu.

2. tujuan dan sasaran pelaksanaan kejar paket-A a. Tujuan umum

Yaitu meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan sikap warga masyarakat guna meningkatkan mata pencaharian sampai pada tingkat penghasilan yang layak.

(26)

Yaitu warga belajar dapat membaca,menulis,dan berhitung serta mampu berbicaa dengan penggunaan bahasa indonesia selain itu warga belajar dapat memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya untuk mengolah dan mengusahakan peningkatan mata pencaharian.

c. Sasaran atau warga belajar program kejar paket-A

Yaitu warga masyarakat indonesia yang buta aksara latin dan angka,putus sekolah dasar yang buta aksara kembali.

3. dasar dan azas pelaksanaan program kejar paket-A a. Dasar program kejar paket-A

Sebagai dasar penyelenggara program kejar paket-A adalah : 1) Pancasila sebagai landasan ideal

2) UUD 1945 sebagai landasan konstitusional

3) Peraturan perundang-undangan depdikbud yang berlaku

b. Azas program kejar paket-A

Azas yang digunakan dalam penyelenggaraan program kejar paket-A yaitu “pendidikan seumur hidup” yaitu pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat didalam keluarga,sekolah dan masayarakat.

4. Bentuk dan proses belajar kejar paket-A

Bentuk belajar program kejar paket-A terbagi dua yaitu :

a. Belajar perorangan,di samping mengadakan usaha untuk meningkatkan penghasilannya,mereka dapat belajar sendidri dirumah atau ditempat usah masing masing,tetepaPi tidak boleh lepas dari ikatan kelompok serta bimbingan dan pengawasan tutor dan pihak pelaksana.

b. Belajar kelompok,belajar secara kelompok ini terdidri dari 5-10 orang,ikatan kelompok ini mengharuskan setiap warga belajar sebagai anggota dalam kelompok bekerja sama antara satu sama lainnya,sehingga menjadi yang manualdan dinamis.

(27)

Proses belajar yang di laksanakan dalam program kejar paket-A sejalan dengan pendidikan mata penccaharian dalam arti sedapat mungkin diusahakan belajar pendidikan dasar yaitu membaca,menulis dan berhitung dilaksanakan secara terpadu dengan pendidikan mata pencaharian dan diikuti dengan usaha.keterpaduan dimulai sejak awal belajar.

5. Sumber belajar atau tutor dan program belajar kejar paket-A a. sumber belajar

yaitu keluarganya sendiri,tetangga atau kenalan yang tidak buta aksara.bagi sumber belajar atau tutor yang dari warga masyarakat harus mempunyai oersyaratan sebagai berikut:

1) Memiliki kelebihan di bidang pengetahuan dan ketrampilan khususnya mengajar dan pengolaan mata pencaharian .

2) Berminat dan bersedia menjadi sumber belajar atau tutor program kejar paket-A. b. program belajar kejar paket-A

1) Proogram belajar paket-A ini berupa pengetahuan,ketrampilan dan sikap mental

2) Program belajar belajar kejar paket-A ini disusun oleh warga belajar,sumber belajar/tutor dan pelaksana dengan bimbingan penyelenggara dan pemilik pendidikan masyarakat

3) Tiap jenis pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari tidak ditentukan jumlah jam belajarannya,tetapi cukup ditentukan hari belajarnya misalnya 3xseminggu.

4) Program belajar yang terdiri dari seri-seri yakni seri-A1 sampai seri-A100 c. ukuran keberhasilan warga belajar

1) Dibidang pendidikan dasar

a) dapat membaca dan menulis bukti diri

b) dapat membaca dan menuliskan pesan dan catatan surat menyurat dan mengisi formulir.

c) dapat membaca, memahami tulisan dan lambing dalam media massa, isi buku atau petunjuk lainnya. d) dapat berbicara dengan bahasa Indonesia.

(28)

f) dapat mengetahui waktu.

2) dibidang mata pencaharian, pendidikan yang diharapkan:

a) memiliki mata pencaharian tertentu sebagai sumber nafkah yang tetap dan layak.

b) dapat membuat bahan atau barang sesuai dengan jenis mata pencaharian yang diusahakan. 6. dana dan sarana belajar

Sumber dana untuk untuk melaksanakan program kejar paket-a diperoleh dari: a. APBN melalui proyek pendidikan dan non formal dikmas

b. Anggaran pendapatan belanja daerah (APBD)

c. Sumbangan dan bantuan pihak lain yang tidak mengikat. d. Swadaya masyarakat.

7. pelaksana program kejar paket-a a. Pembina

1) Ditingkat kecamatan adalah kakandep dikbud kecamatan dan penilik dikamas serta camat selaku penguasa tunggal di wilayahnya.

2) Ditingkat desa adalah lurah atau kepala desa. b. penyelenggara program kejar paket-a: 1) organisasi lembaga kemasyarakatan. 2) sekolah dasar.

c. pelaksanaan program kejar paket-a

1) organisasi seperti PKK, KNPI, dan sebagainya. 2) lembaga, SD, koperasi, RW, RT, dan sebagainya.

(29)

Setelah melaksakan program ini maka hasil yang diharapkan adalah: a. Buta aksara terberantas habis sesuai dengan taraf atau sasaran belajar. b. Dana belajar ata uang diusahakan tidak habis bahkan berkembang.

c. Setiap warga belajar yang mengikuti program kejar paket-a memiliki mata pencaharian sebagai nafkah yang tetap dan layak.

C. RADIO PENDIDIKAN

1. Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan- perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk social. Bagi sebagian orang membaca buku merupakan hal yang membosankan. Banyak orang yang mencari cara belajar tanpa harus sering membuka buku. Makanya muncullah banyak cara atau metode belajar yang asyik. Salah satunya dengan mendengarkan radio.

Media radio adalah salah satu media yang dapat meningkatkan mutu belajar mengajar dikelas maupun di luar kelas. Indonesia memiliki banyak penduduk dan kaya akan kekayaan alam, namun dalam segi pendidikan Indonesia cenderung kekurangan dibanding dengan Negara lain. Permasalahan pendidikan nasional meliputi kesempatan memperoleh pendidikan yang belum merata, kualitas relevansi pendidikan yang masih rendah, serta lemahnya manajemen pendidikan. Dengan potensi radio yang dapat menjangkau kalangan dan daerah manapun, radio sangat cocok untuk dijadikan media dalam pendidikan. Baik pendidikan formal maupun non formal.

(30)

2. Pengertian Radio Pendidikan

Radio menurut ensiklopedia Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frekuensi kurang dari 300 GHz. Sedangkan istilah “Radio Siaran” atau “Siaran Radio” yaitu berasal dari “Radio broadcast” (Inggris) atau “Radio Omreop” (Belanda) artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.

Radio pendidikan adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran melalui CD Audio atau disiarkan melalui station pemancar radio (Sri Wahyuni:2008). Sedangkan pengertian penyiaran radio menurut Undang- undang No.32/2002 yaitu Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

3. Karakteristik Radio

Adapun karakteristik radio adalah sebagai berikut (Effendi, 1993 : 139) : a. Radio siaran bersifat langsung

Makna langsung sebagai sifat radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit.

b. Radio siaran menembus jarak dan rintangan

Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu suatu pesan diucapkan seorang penyiar atau orator, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tiada pula jarak ruang, seberapapun jauhnya sasaran yang dituju radio dapat mencapainya. Daerah-daerah yang terbatas oleh gunung, lembah, padang pasir, ataupun samudra sekalipun tidak menjadi suatu halangan bagi siaran radio. Suatu pesan yang disiarkan dari suatu tempat di suatu negara dapat disampaikan secara seketika di tempat lain, Negara lain dan benua lain. c. Radio siaran mengandung daya tarik

Sebelum pesawat televisi muncul sebagai pelengkap rumah tangga, sekitar tahun limapuluh-an, pada waktu itu hanya terdapat dua jenis media massa yaitu surat kabar atau majalah dan radio.

Radio mempunyai unsur daya tarik tersendiri karena ada tiga hal yang menyebabkannya demikian, antara lain :

(31)

b. Musik (music)

c. Efek suara (sound efek)

Berkaitan dengan ketiga hal diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kata-kata lisan dapat

membangun efek theatre of mind. Radio hanya menempilkan suara, bisa menumbuhkan akibat lain bagi pendengarnya, yaitu imajinasi. Imajinasi yang biasanya muncul di benak pendengar adalah permainan sound effect yang bisa menciptakan suasana visual pendengarnya. Selain itu pengaturan musik pada siaran radio diharapkan dapat lebih memikat pendengarnya mengingat radio adalah media selintas dengar maka penyampaian informasinya harus banyak menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

siapapun yang mendengarnya. Bahkan penggunaan bahasa ilmiah harus segera diikuti bahasa awam. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan, kalaupun ada lambang-lambang nonverbal yang digunakan jumlahnya sangat minim, misalnya tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegraf atau bunyi salah satu alat musik. Dengan dihiasi musik dan didukung dengan efek suara yang menarik maka kemasan acara yang disajikan oleh radio menjadi lebih menarik dan radio terkesan menjadi lebih hidup.

Menurut Dodi Mawardi, dalam situsnya (http://dodimawardi.wordpress.com) ada sembilan karakteristik media radio yaitu :

a. Theater of Mind (Media radio memiliki kemampuan untuk mengembangkan imajinasi pendengar). b. Personal (Media radio mampu menyentuh pribadi pendengar).

c. Sound Only (Media radio hanya menggunakan suara dalam menyajikan informasinya). d. At Once (Media radio dapat diakses cepat dan seketika).

e. Heard Once (Media radio di dengar secara sepintas).

f. Secondary Medium Half Ears Media (Media radio bisa menjadi teman dalam beraktifitas). g. Mobile / Portable (Media radio mudah dibawa kemana saja).

(32)

4. Kelebihan dan Kelemahan Radio

a. Kelebihan radio menurut Munthe (1996 : 12), yaitu :

1) Lambang komunikasi radio bersifat auditif Karenanya radio tidak menuntut pasarnya untuk memiliki kemampuan membaca, tidaknmenuntut kemampuan melihat, melainkan sekedar kemampuan mendengar.

2) Radio mempunyai kemampuan daya tangkap yang tinggi, meskipun pesawatnya berukuran kecil, serta harganya relatif murah. Sehingga orang dapat membawanya kemana-mana, mendengarnya dimana-mana. Jadi siapa saja, kapan saja, dimana saja, mengenai apa saja, orang bisa mendengarkan acara siaran radio. Karenanya pemakaian radio telah memasyarakat, mulai dari kalangan paling bawah hingga kalangan tingkat atas.

3) Penggunaan radio amat praktis, hanya tinggal memutar tuning pengubah gelombang dan mencari siaran yang memenuhi seleranya.

4) Ketika mendengarkan radio, seseorang dapat sambil mengerjakan aktivitas lainnya.

5) Radio memiliki kelebihan dalam kecepatan menyampaikan pesan dibanding media massa lain seperti Televisi, Surat Kabar. Pesan yang disampaikan melalui radio akan sampai ke pendengar sesaat setelah diudarakan, secara serentak pada waktu bersamaan diberbagai penjuru.

b. Media radio juga mempunyai beberapa kelemahan yang harus diperhatikan agar media ini semakin perfect. Kelemahan tersebut antara lain:

1) Karena sifatnya yang auditif, dalam penggunaan media ini harus benar-benar konsentrasi khususnya indera pendengaran kita karena hanya sekilas saja, tidak ada siaran ulang.

2) Media ini belum mampu untuk menyajikan hal-hal yang sifatnya kompleks seperti rumus-rumus matematika, fisika, dan kimia sehingga kurang efektif jika diterapkan pada materi yang sifatnya berhitung.

(33)

4) Tidak dapat diterapkan pada audience yang mengalami gangguan dengan pendengaran, karena radio membutuhkan konsentrasi yang cukup pada indera pendengar.

5. Tujuan dan Sasaran Siaran Radio Pendidikan

Secara umum, tujuan penataran guru SD melalui siaran radio pendidikan adalah untuk menunjang pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dengan mengintegrasikan penerapan media dan teknologi komunikasi secara terencana dan terarah sebagai suatu sub sistem dalam pendidikan dasar. Secara khusus, siaran radio untuk penataran guru SD dimaksudkan untuk:

a. Meningkatkan mutu pengetahuan dan kemampuan profesional guru dan calon guru SD b. Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan.

c. Memperkaya sumber belajar.

d. Membantu terciptanya prinsip belajar seumur hidup dan masyarakat gemar belajar.

Sasaran program ini adalah guru SD terutama yang berada di daerah terpencil di sebelas propinsi, yaitu Irian Jaya, Maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan termasuk dua propinsi daerah eksperimen yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

6. Strategi Siaran pendidikan

Materi penataran disajikan melalui media radio yang disiarkan oleh RRI daerah, Radio Pemerintah Daerah (RPD), dan Radio Swasta Niaga (RSN) setiap pagi hari dan sore harinya siaran ulang, selama enam hari dalam seminggu. Sementara setiap minggu disiarkan program lokal yang berisi jawaban-jawaban umpan balik dari para guru. Di setiap SD, dibentuk kelompok belajar (pendengar) yang terdiri dari guru-guru SD atau kelompok yang lebih besar dari SD yang berdekatan.

(34)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Konsep Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk manusia yang berbudaya yang

diambil dari pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam usaha secara sadar agar dapat

bermafaat bagi masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan juga merupakan suatu

hasil pengalaman yang membentuk pikiran dan perilaku. Pengalaman tersebut diambil

dari pemindahan ilmu dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya. Pendidikan

termasuk suatu seni mengajar kepada seorang anak yang membentuk suatu sistem karena

terdiri dari komponen dan unsur-unsur yang bekerja sama satu sama lain.

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar,

dan indah untuk kehidupan. Berdasarkan Undang-udang pendidikan membentuk watak

serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratif serta bertanggung jawab.

2. Pengertian Teknologi

Teknologi adalah keahlian, keterampilan, dan ilmu. untuk memecahkan masalah manusia.

Penerapan ilmu atau pengetahuan alat dan keterampiral tersebut terorganisir secara

sistematis untuk penyelesaian tugas-tugas secara praktis. Praktik penggunaan teknologi

juga akan meningkatkan nilai tambah terhadap produk ilmu pengetahuan

3. Konsep Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan memuat tiga ide utama yaitu: 1. menggunakan konsep proses

dibanding konsep produk; 2. menggunakan istilah massage dan media instrumentation

dibanding istilah materials dan machine; dan 3. memperkenalkan bagian penting dari

belajar dan teori komunikasi. Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek yang etis

dalam memberi kemudahan belajar dan perbaikan kinerja melalui kreasi, penggunaan,

dan pengelolaan proses dan sumber teknologi yang tepat.

(35)

4. Perbedaan dengan Teknologi Pembelajaran

Teknologi pembelajaran merupakan suatu teory dan praktek dari desain, development,

utilization, management, dan evaluation dari proses dan sumber untuk belajar. Teknologi

pembelajaran adalah suatu cara atau jalan untuk membuat belajar lebih efisien.

5. Aplikasi Teknologi Pendidikan di Indonesia

Perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu Teknologi Pendidikan di

Indonesia harus mampu mengemas, menampilkan serta menyebarkan informasi

pembelajaran baik dalam medium audio, visual, audio visual bahkan multimedia

melahirkan konsep Virtual Learning. Konsep ini berkembang sehingga mampu

mengemas kondisi dan realitas pembelajaran sebelumnya menjadi lebih menarik dan

memberikan pengkondisian secara adatif kepada peserta didik di manapun mereka

berada.

Daftar Pustaka

AECT, 1970. The Definition of Educational Technology. Washington : AECT.

AECT, 1977. The Definition of Educational Technology. Washington : AECT.

Octanary, Siti, Dina, 2008. New Trends in Educational Technology. Bandung, Seminar

Internasional dan Kolokium Teknologi Pendidikan

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Yakarta: Rineka Cipta

(36)

Referensi

Dokumen terkait

rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

Hal ini tergambar dari tidak adanya fasilitas pelindung berupa breakwater padahal TPI Kali Buntu diampit 2 sungai sehingga ketika air laut naik terjadinya banjir rob,

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Sikap kerja yang alamiah yaitu sikap dalam proses kerja yang sesuai dengan anatomi tubuh, sehingga tidak terjadi pergeseran atau penekanan pada bagian tubuh

Pada kesempatan yang berbahagia ini pula kami selaku Pengurus Pemuda Peduli Dhuafa Gresik mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta di bagian perawatan Lantai VA, Lantai VC, Lantai IVA, Lantai IVC dan Emergency dilakukan pada bulan

PESERTA NAMA ALAMAT SEKOLAH MATA PELAJARAN NAMA KELAS TANGGAL PLPG LOKASI PLPG 681 Kota Tasikmalaya 13026802010239 TRIANA DESANTY TK.. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condongcatur,

mengindikasikan siswa berusaha berkonsentrasi penuh untuk mengurangi gangguan di sekitar tempat belajar dan mengatur kesiapan fisik dan mental untuk menyelesaikan tugas