• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH BETA TERHADAP RETURN S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH BETA TERHADAP RETURN S"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

19

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected] / telp: +6285738384284 2

Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Return dan risiko adalah pertimbangan investor berinvestasi di pasar saham. Risiko merupakan risiko sistematis yangdiproksi dengan beta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh beta terhadap return periode sebelum dan saat krisis global, serta mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata return pada kedua periode tersebut. Teknik analisis adalah regresi dan uji T sampel berpasangan.Hasil penelitian membuktikan beta tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, baik periode sebelum maupun saat krisis global. Tidak terdapat perbedaan rata-rata return antar kedua periode,menunjukkan bahwa return saham di pasar modal Indonesia tidak terkena dampak krisis global.

Kata kunci: beta, krisis global, return, risiko sistematis

ABSTRACT

Return and risk are considerations of investors to invest in the stock market. Risk in this research is systematic risk proxied by beta. Research purposes was to determine the effect of beta on return periods before and during the global crisis, and to know whether there are differences in the average return in both period. Analysis techniques were regression and paired sample T test. The results prove the beta had no significant effect on stock returns, both before and during the period. There was no difference in average return between both periods, it suggesting that stock returns in the Indonesian capital market was not affected by the global crisis.

Keywords:beta, global crisis, return, systematic risk

PENDAHULUAN

Perusahaan go public sebagai suatu entitas bisnis memerlukan suntikan dana (modal)

dari pihak luar perusahaan untuk terus dapat menjalankan aktivitas operasi perusahaan.Pihak

luar tersebut salah satunya adalah investor. Perusahaan dapat menjual hak kepemilikan atas

perusahaan tersebut dalam bentuk saham untuk mendapatkan modal. Investor berinvestasi

dengan harapan mendapatkan pengembalian (return) atas saham yang telah dibeli. Return

(2)

20 imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya

(Tandelilin, 2001: 47).Return yang diharapkan oleh investor disebut dengan return total.

Return total merupakan penjumlahan daricapital gain (loss) dan yield.Namun, investor juga

memiliki pertimbangan lain sebelum melakukan investasi, yang salah satunya adalah risiko

yang terkandung dalam saham.Jogiyanto (2010: 227) menyatakanreturn dan risiko

merupakan dua faktor yang tidak terpisah, karena trade-off dari kedua faktor ini merupakan

pertimbangan suatu investasi.

Risiko total terdiri dari risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Penelitian ini hanya

menggunakan risiko sistematis yang menurut Sharpe (1999) adalah “bagian dari perubahan

aktiva yang dapat dihubungkan kepada faktor umum yang juga disebut sebagai risiko pasar

atau risiko yang tidak dapat dibagi”. Risiko sistematis dapat diproksi dengan beta saham

sekuritas bersangkutan. Beta suatu sekuritas menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan

suatu sekuritas terhadap perubahan pasar (Warsito dkk, 2003).Beta dapat dihitung dengan

data historis yaitu dengan menggunakan data pasar, data akuntansi maupundata

fundamental(Jogiyanto, 2010: 377). Beta yang dihitung menggunakan data historis dalam

pasar modal berkembang merupakan Beta yang bias. Beta yang bias ini disebabkan adanya

perdagangan yang tidak sinkron sehingga terjadi transaksi perdagangan yang tipis (thin

market).

Beberapa penelitian mendukung hubungan antara beta (risiko sistematis) dan return

saham perusahaan antara lain penelitian Fama and MacBeth (1973) yang menguji validitas

CAPM, menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara beta dan return namun bersifat

lemah.Penelitian Isakov (1997) mendukung fakta bahwa beta merupakan ukuran yang baik

untuk menilai risiko karena beta sangat terkait dengan pengembalian. Penelitian Rachmatika

(2006),Asma (2006) dan Utomo (2007) yang sama-sama menggunakan variabel beta dalam

(3)

21 saham.Al-Rjoub, et al. (2010) menguji variabel beta pada empat pasar saham di negara

berkembang menyatakan bahwa beta masih memiliki kekuatan penjelas yang signifikan

dalam memprediksi return pasar saham. Al-Qudah & Laham (2013) juga melakukan

pengujian terhadap beta Bursa Efek Amman, hasilnya menunjukkan hubungan yang

signifikan secara statistik antara risiko sistematis dan return saham. Sementara itu terdapat

pula penelitian yang hasilnya menentang hubungan beta terhadap return saham yaitu

penelitian Fama and French (1996) yang paling mendapat perhatian dari kalangan akademisi

yang mengatakan “Beta is Dead!”. Penelitian ini menyatakan hubungan antara rata-rata

return dan beta adalah lemah pada periode 1941- 1990 dan hampir tidak ada hubungan pada

periode 1963- 1990, serta selain beta terdapat variabel Price Earning Ratio dan

Market-to-book value yang berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham.

Penelitian ini difokuskan pada periode sebelum dan saat krisis global yang memiliki

dampak yang cukup luas ke negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.Sepertinya krisis

keuangan global yang melanda memberikan dampak terhadap perekonomian suatu Negara

sehingga memberikan dampak pula pada harga saham pada pasar modal (Outlook Ekonomi

Indonesia 2009-2014, edisi Januari 2008).Pengaruh dari krisis global ditunjukkan dengan

menurunnya harga indeks gabungan Indonesia (IHSG), hingga menyentuh posisi 1.290 dan

rupiah mengalami depresiasi hingga Rp 12.000,00 per US Dollar (Simanjuntak, 2012).

Penelitian ini juga khusus menggunakan sampel pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Menurut Gede Ary Suta (2000:382), perbankan dan pasar modal

merupakan dua unsur yang memegang peran sangat penting dalam sistem keuangan dan

perekonomian suatu negara.

Teori pilihan rasional (rational choice theory) merupakan teori yang berpijak pada

kenyataan bahwa orang memilih apa yang paling memberikan keuntungan bagi dirinya secara

(4)

22

rational choice theory, menyatakan bahwa teori pilihan rasional tersebut berusaha

menjelaskan fenomena sosial dengan memperhitungkan kerasionalitasan yang dimiliki oleh

seorang individu dan tindakan-tindakan kolektif yang dapat memberikan pengaruh terhadap

pilihan rasional seseorang.

Return saham suatu sekuritas memiliki hubungan yang positif terhadap beta yang

terkandung dalam saham. Teori pilihan rasional mendukung hubungan tersebut, dimana

seorang investor atau calon investor pasti akan memperhatikan tindakan-tindakan yang

berkaitan dengan pasar saham, yaitu beta untuk membuat suatu keputusan secara rasional

untuk memperoleh tujuannya, yaitu keuntungan atau return saham.

H1: Beta (Risiko Sistematis) berpengaruh signifikan terhadap return saham pada periode

sebelum Krisis Global.

H2: Beta (Risiko Sistematis) berpengaruh signifikan terhadap return saham pada periode saat

Krisis Global.

Pengertian krisis lebih terkait pada suatu hal yang negatif yang terjadi pada organisasi

maupun suatu negara, sehingga kecenderungan adanya perbedaan kondisi ekonomi

khususnya pada bursa saham masih bisa terjadi. Teori pilihan rasional mendukung pernyataan

tersebut, dimana seorang investor atau calon investor dapat memperhatikan adanya fenomena

ekonomi, yaitu krisis global untuk menentukan pilihan secara rasional guna mendapatkan

keuntungan atau return. Penelitian ini didukung olehpenelitian Chang (2012).

H3: Terdapat perbedaan rata-rata return saham yang diperoleh investor pada perusahaan

perbankan antara periode sebelum dan saat Krisis Global.

METODE PENELITIAN

Data dikumpulkan dengan metode pengumpulan data observasi nonpartisipan.

(5)

23 terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh dari website www.idx.co.id. Data berupa return

saham diperoleh dari perhitungan harga saham perusahaan perbankan, dimana data harga

saham di dapat dari website yahoofinance.Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen

(terikat) yaitu return saham dan satu variabel independen (bebas) yaitu beta (risiko

sistematis).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode sebelum krisis global berjumlah 26

perusahaan, dan periode saat krisis global berjumlah 32 perusahaan.Sampel dalam penelitian

ini diambil pada periode sebelum dan saat krisis Global, dimana 60 bulan sebelum krisis

global dan 60 bulan saat krisis global.Peneliti menggunakan 60 bulan atau 5 tahun untuk

mewakili periode saat krisis global sebab awal mula terjadinya krisis global adalah pada

bulan Agustus 2007 (Outlook Ekonomi Indonesia 2009- 2014, edisi Januari 2009), dan belum

akan berakhir di tahun 2013 (www.suarapembaruan.com). Krisis global dimulai bulan

Agustus 2007, maka dari itu rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Agustus 2002 hingga Juli 2007 untuk mewakili periode sebelum krisis global, dan Agustus

2007 hingga Juli 2012 untuk mewakili periode saat krisis global.Alasan lain peneliti

menggunakan 60 bulan sebagai periode penelitian untuk masing-masing periode adalah untuk

kepentingan penghitungan beta pasar, dimana menurut Jogiyanto (2010: 377) “beta pasar

dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return

pasar selama periode tertentu, misalnya selama 60 bulan untuk return bulanan”.

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

non probability sampling, yaitu dengan metode purposive sampling.Kriteria penentuan

(6)

24 1)Perusahaan perbankan yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia

dan tidak pernah di-suspend (diberhentikan) selama periode sebelum Krisis Global

dan Saat krisis Global.

2)Perusahaan perbankan yang mempublikasikan laporan keuangan per tahun selama

periode sebelum Krisis Global dan Saat krisis Global.

Hasil dari analisis pengaruh ini diharapkan dapat mengetahui apakah pengaruh tersebut

berbeda di masing-masing periode, dan apakah return saham perusahaan akan berbeda secara

signifikan dalam kedua periode tersebut.Beta dengan menggunakan data pasar dihitung

dengan persamaan regresi (Jogiyanto, 2010:380):

... (1)

Dimana: Ri : return sekuritas ke-i

αi : Nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return

pasar

βi : Beta sekuritas ke-i

RM : return portofolio pasar

Ei : kesalahan residu

Return total dapat digambarkan dalam persamaan berikut (Jogiyanto, 2010: 207):

... (2)

Dimana: Ri,t :return saham

Pt : harga investasi sekarang Pt-1 : harga investasi periode lalu

Tahap analisis yang pertama adalah melakukan uji asumsi klasik, kemudian melakukan

regresi linier sederhana dan pengujian hipotesis (Uji t) yang dilakukan untuk hipotesis 1 dan

hipotesis 2. Sementara untuk hipotesis 3 dianalisis dengan melihat terlebih dahulu hasil dari

uji normalitas data yang mencakup periode sebelum dan saat krsis global. Jika hasil uji

normalitas adalah data berdistribusi normal maka H3 dianalisis menggunakan Paired Sampel

T Test (Uji t Sampel berpasangan), sedangkan jika hasil uji normalitas adalah data tidak

(7)

25 HASIL DAN PEMBAHASAN

Obyek penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode sebelum krisis global (Agustus 2002 – Juli 2007), saat krisis

global (Agustus 2007 – Juli 2012), dan periode yang mencakup kedua periode

tersebut.Berdasarkan populasi penelitian ini dan kriteria penentuan sampel, maka jumlah

sampel yang didapatkan dalah 6 perusahaan(360 sampel) untuk mewakili periode sebelum

krisis global, 19 perusahaan (1140 sampel) untuk mewakili periode saat krisis global dan 5

perusahaan (300 sampel) yang mencakup dua periode tersebut.

Tabel 1.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik Periode Sebelum Krisis Global

data periode saat krisis global yang tidak terdapat autokorelasi dengan melihat nilai Durbin-

Watson sebesar 1,910. Sedangkan untuk periode sebelum krisis global, nilai Durbin- Watson

(8)

26 lanjut berupa uji run. Hasil uji heteroskedastisitas dari kedua periode menunjukkan bahwa

variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (absolute

residual), sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung gejala

heteroskedastisitas.

Tabel 2 menunjukkan hasil uji run yang dilakukan terhadap data sebelum krisis global

yang dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig (2-tailed)-nya. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) dari data

return saham adalah 0,648 dan nilai Asymp. Sig (2-tailed) dari data beta saham adalah 0,171.

Dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil bersifat acak.

Hasil analisis regresi untuk periode sebelum dan saat krisis global disajikan dalam

Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi

Periode Α β

Sebelum Krisis Global 0,066 -0,008

Saat Krisis Global 0,016 0,001

Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2013

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada periode sebelum krisis global, bila beta dianggap

konstan (nol), maka nilai return saham akan naik sebesar 0,066 dan bila nilai beta naik

sebesar 1 persen, maka nilai return akan turun sebesar 0,008 persen, sehingga dapat

disimpulkan beta memiliki hubungan yang negatif terhadap return. Di sisi lain, pada periode

saat krisis global, bila beta dianggap konstan (nol), maka nilai return saham akan naik sebesar

0,016 dan bila nilai beta naik sebesar 1 persen, maka nilai return akan naik sebesar 0,001

persen, sehingga dapat disimpulkan beta memiliki hubungan yang positif terhadap return.

(9)

27 Tabel 4.

Hasil Uji Hipotesis

Periode T Sig t

Sebelum Krisis Global -0,164 0,878

Saat Krisis Global 0,245 0,809

Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2013

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai t sebesar -0,164 dengan signifikan t 0,878 berarti

signifikan t> 0,05, sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara beta terhadap

return saham pada periode sebelum krisis global.Periode saat krisis global nilai t sebesar

0,245 dengan signifikan t 0,809 berarti signifikan t> 0,05, sehingga tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara beta terhadap return saham.

Pengujian hipotesis 3 diawali dengan melakukan uji normalitas terhadap data rata-rata

return yang mencakup periode sebelum dan saat krisis global. Hasil uji normalitas disajikan

(10)

28 Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2013

Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata return periode sebelum dan saat krisis global

adalah berbeda. Sebelum krisis global rata-rata return dari 5 perusahaan perbankan adalah

sebanyak 0,068, sedangkan saat krisis global rata-rata return adalah sebesar 0,012. Namun

jika dilihat pada hasil perbandingan rata-rata return dengan menggunakan uji T sampel

berpasangan, nilai sig. (2-tailed) adalah 0,081 yaitu lebih besar dari 0,05, artinya rata-rata

return periode sebelum dan saat krisis global adalah sama.

Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel beta terhadap return saham pada periode sebelum krisis global.

Hasil analisis regresi untuk periode sebelum krisis global adalah beta memiliki hubungan

yang negatif terhadap return. H1 ditolak karena adanya kemungkinan faktor lain yang lebih

signifikan dalam memengaruhi return saham pada sektor perbankan, seperti ukuran

perusahaan dan book to market valueHasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Suharli (2005), Agoeng (2000) dan Hadinugroho (2002).

Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel beta terhadap return saham pada periode saat krisis global. Hasil

analisis regresi untuk periode saat krisis global adalah beta memiliki hubungan yang positif

terhadap return. H2 ditolak karena keadaan pasar saham yang tidak stabil pada saat krisis

global sehingga menyebabkan sebagian besar investor membeli saham untuk tujuan laba

jangka pendek, sehingga kurang memperhatikan beta sebagai risiko pasar. Selain itu H2

ditolah karena investor di Indonesia cenderung bersifat risk a verseatau tidak menyukai risiko

yang tinggi.Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sugiarto (2011), serta Novak dan Petr

(2010)

Hasil pengujian hipotesis 3menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

(11)

29 Hasil ini membuktikan bahwa return saham perusahaan perbankan di pasar modal Indonesia

tidak terkena dampak krisis global. Namun dari hasil analisis juga didapatkan rata-rata return

pada periode sebelum krisis global lebih besar dari rata-rata return periode saat krisis global

(0,068 > 0,012). Perbedaan rata-rata return ini dapat disebabkan oleh kekuatan

tawar-menawar di pasar saham, keadaan internal perusahaan, dan adanya krisis moneter di Amerika

Serikat yang memicu krisis ekonomi global walaupun tidak signifikan.Hasil penelitian ini

mendukung penelitian Hendrawati (2010).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, maka terdapat 3

simpulan yang dapat diambil, yaitu pertama, beta tidak berpengaruh signifikan terhadap

return saham pada periode sebelum krisis global yang mengindikasikan bahwa pada keadaan

perekonomian normal atau sebelum krisis terjadi, beta kurang tepat digunakan untuk

menaksir return yang akan diperoleh seorang investor ataupun calon investor khususnya pada

perusahaan perbankan. Kedua, beta tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada

periode saat krisis global yang mengindikasikan bahwa saat terjadinya krisis global, membuat

pasar saham menjadi tidak stabil sehingga menyebabkan sebagian besar investor membeli

saham untuk tujuan laba jangka pendek berupa capital gain sehingga membuat investor

kurang memperhatikan beta sebagai proksi dari risiko sistematis saham. Ketiga, rata-rata

return periode sebelum dan saat krisis global adalah sama, dimana hasil ini membuktikan

bahwa return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia tidak terkena dampak

krisis keuangan global secara signifikan.

Saran yang diberikan penulis kepada investor maupun calon investor adalah agar lebih

memperhatikan indikator-indikator lain sebagai pertimbangan dalam melakukan keputusan

investasi di sektor perbankan untuk mendapatkan return yang maksimal, misalnya ukuran

(12)

30

value dan dividend payout ratio. Selain itu investor ataupun calon investor harus lebih

berhati-hati saat melakukan investasi sebab pasar modal merupakan pasar yang sangat rentan

terhadap perubahan yang terjadi di bidang lainnya, seperti bidang sosial, politik dan

keamanan baik yang terjadi di dalam maupun luar negeri, sehingga membuat pasar saham

menjadi tidak stabil.

Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya adalah untuk memperbesar

populasi, tidak hanya di satu sektor saja, guna menambah daya generalisasi dari hubungan

beta terhadap return saham. Selain itu, sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan data beta

disesuaikan untuk pasar modal berkembang, guna menghindari bias yang terjadi pada beta

akibat perdagangan yang tidak sinkron yang terjadi di pasar yang tipis(thin market) di Bursa

Efek Indonesia. Sehingga hasil penelitiannya menjadi lebih relevan untuk dijadikan acuan

dalam berinvestasi bagi investor ataupun calon investor di Indonesia.

REFERENSI

Agoeng, M. 2000. Pengaruh Beta, Size, ME/BE, PER terhadap Expected Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Thesis. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Al- Qudah, Anas dan Laham, Mahmoud. 2013.The Effect of Financial Leverage & Systematic Risk on Stock Returns in the Amman Stock Exchange. Research Journal

of Finance and Accounting, 4 (6), pp: 136- 145.

Al- Rjoub, S. AM., Yousef, A.A., dan Ananzeh, I. E. N. 2010.Beta Wins Again: Case of four Emerging Markets. Journal of Economic Cooperation and Development, 31 (1), pp:1- 16.

Asma, Rusdayanti. 2006. Cross Section ReturnSaham Dan Kebijakan Moneter. Jurnal

Ekonomi dan Kewirausahaan, 6 (1), h: 22 – 35.

Chang, Hsiao-fen. 2012. An international Comparison of Volatility in Stock Market Returns Prior and Post Global Financial Crisis. International Conference on Economics, Business and Marketing Management IPEDR vol.29 (2012) IACSIT Press, Singapore,

pp: 270-275.

Fama E. F. dan French K. R. 1996. The CAPM is wanted, dead or alive. Journal of Finance,

(13)

31 Fama E. F. dan MacBeth J. D. 1973. Risk, return and equilibrium: Empirical tests. Journal of

Political Economy 81, pp: 607-636.

Gede Ary Suta, I Putu. 2000. Menuju Pasar Modal Modern. Jakarta: yayasan SAD SATRIA BHAKTI.

Hadinugroho, B. 2002. Pengaruh Beta, Size, Book to Market Equity, dan Earnings Yields terhadap Return Saham. Thesis. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Hendrawati, Erna. 2010. Analisis Perbedaan Harga Saham Saat dan Sesudah Krisis Keuangan Global Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Penelitian, XXVI (2), h:25-42.

Isakov, Dusan. 1997. Is beta still alive? Conclusive evidence from the Swiss stock market.

The European Journal of Finance, 1999, 5 (3), pp: 202-212.

Jogiyanto, H.M. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ke 7. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Novak, Jiri dan Petr, Dalibor. 2010. CAPM Beta, Size, Book-to-Market, and Momentum in Realized Stock Returns. Finance a úvěr-Czech Journal of Economics and Finance, 60 (5), pp: 447- 460.

Outlook Ekonomi Indonesia 2009-2014, Edisi Januari 2008. (2008). Integrasi Ekonomi

ASEAN dan Prospek Perekonomian Nasional. Jakarta: Bank Indonesia.

______, Edisi Januari 2009. (2009). Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya terhadap

Perekonomian Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.

Rachmatika, Dian. 2006. Analisis Pengaruh Beta Saham, Growth Opportunities, Return

OnAsset dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham (Studi Komparatif Pada Perusahaan di BEJ yang Masuk LQ-45 Tahun2001-2004 Periode Bullish Dan

Bearish). Tesis. Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Semarang.

Scott, John. 2000. From Understanding Contemporary Society: Theories of The Present. Sage Publication (online), (www.soc.iastate.edu/.../soc401rationalchoice.pdf‎), diakses 18 Juli 2013.

Sharpe, W.F., Gordon J. Alexander, dan Jeffery V. Bailey. 1999. Investasi, Terjemahan oleh Hanry dan Agustiono, Edisi Revisi, Jilid I, Jakarta: Penerbit Prehallindo.

Simanjuntak, Daniel Mowan G. 2012. Analisis Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi

Return Saham Sektor Pertanian Sebelum, Saat Dan Setelah Krisis 2008. Jurnal

Institut Manajemen Telkom, h: 1-19.

Situngkir, Hokky. 2011. Understanding from and to the inability to understand: Social Complexity as a new perspective to understand social phenomena. MPRA Paper No.

(14)

32 Sugiarto, Agung. 2011. Analisa Pengaruh Beta, Size Perusahaan, DER dan PBV Ratio

Terhadap Return Saham. Jurnal Dinamika Akuntansi, 3 (1), h:8-14.

Suharli, Michell. 2005. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi Return

Saham Pada Industri Food &Beverages di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi &

Keuangan, 7 (2), h: 99-116.

Tandelilin, Eduardus. 2001, Analisis investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi I. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.

Utomo, Welly. 2007. Analisis Pengaruh Beta Dan Varian Return Saham Terhadap Return

Saham Studi Pada Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta Periode Bulan Januari Tahun 2005 Sampai Dengan Bulan Desember Tahun 2005. Tesis. Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Warsito, Irianto, Aryani, Y.A., dan Setiawan, D. 2003. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva, Rasio Profitabilitas, dan Beta Akuntansi terhadap Beta. Jurnal Bisnis & Manajemen,3 (2).

Suara Pembaruan. 6 November 2012. Wen Jiabao: Krisis Global Belum Akan Berakhir

Gambar

Tabel 3.  Hasil Analisis Regresi

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan Barang Milik Negara, serta meningkatkan kesadaran dan tanggung

Ribuan bahkan ratusan naskah buku ilmu pengetahuan yang ditulis tangan ditemui di surau (dalam Kompas, 10 September 2008, tentang sebanyak 253 manuskrip diselamatkan

Bahwa Panitia Pengadaan Barang / Jasa pada BAPPEDA Kota Bandar Lampung Tahun Anggaran 2011 telah melaksanakan Pembukaan penawaran Biaya dan evaluasi penawaran biaya

[r]

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Dalam persaingan sempurna ini pembeli dan penjual berjumlah banyak. Artinya, jumlah pembeli dan jumlah penjual sedemikian besarnya, sehingga masing-masing pembeli

Hasil penelitian menunjukkan dengan menerapkan metode simple queue pada Rt Rw Net di Karang Duwet terbukti berhasil memanajemen alokasi bandwidth dengan baik

Kegagalan pegas ulir pada bogie NT 11 (K5) untuk gerbong kereta api ekonomi (K3) merupakan salah satu penyebab kecelakaan kereta api. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk