• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Promosi Pariwisata Kabupaten Boyolali T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Promosi Pariwisata Kabupaten Boyolali T1 BAB II"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Periklanan

2.1.1 Pengertian

Secara sederhana, Kassali (2007:9) mendefinisikan iklan sebagai

pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat

lewat suatu media. Sedangkan menurut Kotler & Keller, dalam alih bahasa

oleh Benyamin Molan (2007:244), menegaskan bahwa iklan adalah segala

bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh

sponsor tertentu yang harus dibayar.

Berdasarkan pengertian diatas, iklan merupakan pesan yang

berbentuk presentasi dan promosi suatu barang atau jasa ke sebuah media

yang ditujukan kepada masyarakat. Iklan untuk perusahaan, organisasi dan

bahkan perorangan yang ditujukan ke masyarakat. Ada pula iklan yang

dibuat untuk pemerintah menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada

masyarakat, yaitu iklan layanan masyarakat.

2.1.2 Tujuan

Dalam melakukan promosi atau iklan, tentunya pengiklan memiliki

tujuan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh

komunikan. Menurut Kotler (2005:278) tujuan dari periklanan dapat

digolongkan menurut sasarannya untuk menginformasikan, membujuk,

mengingatkan atau memperkuat. Tujuan tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut :

1) Iklan yang memberi informasi (Informatif)

Iklan yang dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran

dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang

sudah ada. Iklan jenis ini biasanya kurang menarik karena

(2)

2) Iklan yang membujuk (Persuasive)

Iklan yang dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan,

preferensi, keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa.

Iklan ini dapat digolongkan sebagai iklan yang menarik jika

dapat mengambil simpati dan emosi para calon konsumen.

3) Iklan sebagai pengingat (Reminding)

Iklan yang dimaksudkan untuk merangsang pembelian

produk dan jasa kembali. Iklan jenis ini biasanya digunakan oleh

produk-produk yang sudah cukup dikenal masyarakat, sehingga

iklan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali pikiran

masyarakat bahwa masih ada produk tersebut dan bertujuan agar

produk tidak tenggelam karena banyaknya produk-produk baru

bermunculan.

4) Iklan sebagai penguatan (Reinforcement)

Iklan yang dimaksudkan untuk meyakinkan para pembeli

bahwa mereka telah memilih produk yang tepat. Ikan ini

biasanya juga digunakan oleh produk yang sudah dikenal.

Produk yang sudah banyak dikenal masyarakat, sehingga

pengiklan hanya cukup meyakinkan saja bahwa produk yang

masyarakat gunakan sudah tepat.

2.1.3 Strategi Periklanan

Hal pertama dalam merancang sebuah iklan yaitu menentukan

Segmentasi, Targeting dan Positioning. Menurut Kasali (2007) segmentasi

adalah proses mengkotak-kotakan pasar (heterogen) ke dalam kelompok “potential costumers” yang memiliki kesamaan kebutuhan dan / atau

kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan

(3)

2.1.3.1 Segmentasi

Menurut Assauri (2007), proses pengelompokan

konsumen ke dalam kotak-kotak itu dibagi menjadi 4

variabel utama konsumen, diantaranya :

1) Segmentasi Geografis

Mengelompokan pasar berdasarkan letak geografi

atau lokasi yang akan mempengaruhi biasa

operasional dan jumlah permintaan. Segmentasi

pasar ini mengelompokan pasar menurut skala

wilayah seperti negara, provinsi, kota maupun

daerah. Segmentasi geografis pun dikelompokan

lagi berdasarkan wilayah, iklim dan wilayah kota

atau desa.

2) Segmentasi Demografis

Pengelompokan pasar berdasarkan variabel

demografis seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan,

penghasilan, agama, kelas sosial dan

kewarganegaraan.

3) Segmentasi Psikografis

Pengelompokan pasar ini berdasarkan variabel pola

atau gaya hidup, hobi dan kepribadian.

4) Segmentasi Perilaku

Pengelompokan pasar berdasarkan pengetahuan,

sikap, penggunaan atau respon seseorang terhadap

suatu produk.

2.1.3.2 Targeting

Setelah membagi-bagi pasar ke dalam kelompok

menurut beberapa segmentasi, strategi selanjutnya ialah

menentukan target pasar. Philip Kotler dkk (2003) dalam

Rethingking Marketing, mengungkapkan bahwa targeting

merupakan strategi menyalurkan segala sumber daya yang

ada dalam perusahaan secara efektif. Hal yang perlu

(4)

memastikan bahwa pengelompokan pasar yang dipilih

cukup luas.

2.1.3.3 Positioning

Positioning adalah usaha perusahan dalam menempatkan posisi produk di pasar yang hendak dituju.

Pengiklan menjelaskan kepada konsumen dan mencoba

menanamkan dibenak konsumen mengenai keunggulan

produk

Merancang sebuah iklan memang diperlukan strategi yang baik agar

pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Strategi juga diperlukan

agar pesan tepat kepada target sehingga dapat menarik minat target. Menurut

Kotler (2005:277) dalam merancang sebuah iklan selalu memulai dengan

mengidentifikasi pasar sasaran dan motif target. Kemudian membuat lima

keputusan utama dalam perencanaan periklanan yang disebut 5M :

1) Mission, merupakan tujuan dari sebuah iklan. Tentunya, sebelum membuat iklan, diperlukan rancangan iklan termasuk tujuan dari

iklan itu sendiri. Tujuan iklan dirumuskan agar iklan tidak keluar

dari konsep yang telah dirancang sebelumnya.

2) Money, biaya yang diperlukan untuk membuat iklan. Hal ini perlu dirancang untuk mengetahui anggaran yang akan dikeluarkan

apakah sebanding dengan feedback setelah iklan ditayangkan. 3) Message, pesan yang disampaikan dari iklan tersebut. Pesan

merupakan komponen yang sangat penting karena merupakan inti

dari keseluruhan iklan yang dibuat.

4) Media, media yang digunakan dalam menyampaikan pesan. Media yang digunakan cukup mempengaruhi keberhasilan iklan karena

memberi dampak langsung kepada target yang dituju.

5) Measurement, evaluasi hasil iklan. Merupakan hal terakhir dalam perancangan iklan. Evaluasi mengenai iklan yang telah dibuat,

apakah memiliki feedback yang positif ataukah kurang memberi dampak bagi produk tersebut. Hal ini berguna untuk pembuatan

(5)

Menentukan media periklanan merupakan strategi yang cukup

penting dalam periklanan agar keberhasilan iklan dapat tercapai. Agar

keberhasilan iklan dapat tercapai, media yang digunakan harus tepat

sasaran ke target konsumen. Consumer Insight dan Consumer Journey

merupakan strategi yang tepat dalam memilih media yang sesuai dengan

target. Kasilo (2008:23) dalam buku Komunikasi Cinta, memaparkan

bahwa Consumer Insight merupakan pengaruh yang mengarahkan tingkah laku. Sesuatu yang tidak nampak, namun sangat berpengaruh.

Sedangkan Consumer Journey merupakan suatu cara untuk mengetahui tentang target audience dengan mengetahui keseharian yang ia lakukan dari bangun pagi, hingga malam menjelang tidur. Consumer insight

merupakan materi agar komunikasi lebih efektif, sedangkan consumer

journey membuat strategi tersebut bisa efisien. Setelah menentukan

consumer insight dan consumer journey, akan muncul Point of Contact.

PoC untuk menentukan kegiatan, waktu, tempat dan suasana yang penuh

dengan titik poin dengan target audience. PoC terdapat dalam consumer journey, yang diperoleh dari kegiatan kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh target audience. Titik-titik poin inilah yang selalu melakukan kontak dengan target, sehingga bisa dijadikan pedoman

dalam menentukan media untuk menyampaikan pesan.

2.2. Teori Disonansi Kognitif

Teori disonansi kognitif pertama kali diungkapkan oleh Leon Festinger pada tahun

1957. Menurut Festinger, perilaku seseorang dijelaskan dari keinginan mendasar pada diri

seseorang untuk tetap konsisten antara sikap yang telah ada dengan perilaku yang

sebenarnya. Ketika kognisi ini mengalami konflik, maka keadaan ini menimbulkan

ketidaknyamanan karena adanya ketidakkonsistenan. Kondisi inilah yang dinamakan

kondisi tidak sesuai.

Menurut Festinger, istilah disonansi memiliki arti ketidaksesuaian antara kognisi

sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang (Effendy, 2003).

Setiap orang yang mengalami hal tersebut berupaya untuk mencari solusi untuk menguragi

(6)

diketahuinya. Teori ini mengemukakan bahwa keyakinan seseorang dapat berubah pada

saat mereka sedang berada pada situasi konflik. Hal ini terjadi karena pada dasarnya

manusia didorong oleh keinginan untuk selalu berada dalam keadaan yang seimbang atau

konsonan. Dalam kaitanya dengan komunikasi persuasif, teori disonansi kognitif ini

mengkaji setiap orang dalam rangka mengambil sebuah keputusan. Dengan banyaknya

disonansi yang muncul, maka seseorang akan lebih mudah dipengaruhi dalam

pengambilan keputusan. Sehingga dengan adanya sebuah pengaruh yang menarik dan

persuasive, dapat menjadi sebuah solusi bagi seseorang yang mengalami disonansi.

2.3. Model Kemungkinan Elaborasi (Elaboration Likelyhood Model)

Elaboration Likelyhood Model (ELM) atau yang sering disebut model kemungkinan elaborasi merupakan sebuah model teori persuasif yang mencoba untuk

memprediksi kapan dan bagaimana seorang individu akan terpersuasif dan tidak akan

terpersuasif sebuah pesan yang diterimanya (Littlejohn & Foss, 2008, hal. 72). Dalam

model ELM ini terdapat dua jalur untuk menuju perubahan sikap. Dua jalur tersebut ialah:

1. Central Route (Rute Pusat)

Pada jalur ini, informasi atau pesan yang diterima oleh individu akan

secara aktif dan merupakan sebuah hal yang penting untuk diproses. Individu

akan memahami isi secara mendalam sebuah pesan atau informasi dan

mengevaluasi dan menganalisis sebuah ide. Sehingga pesan yang masuk ke

dalam jalur ini harus kuat agar pesan persuasif dapat tersampaikan dengan baik.

Ciri individu dari rute terpusat ini yakni memiliki intelektual yang cukup tinggi.

2. Peripheral Route (Rute Samping)

Pada jalur ini, informasi atau pesan yang masuk ke individu secara cepat

untuk diproses dan bahkan tidak diproses secara mendalam. Individu akan

menentukan pilihan secara cepat hanya dengan mengandalkan sebuah

unsur-unsur yang mengandung daya tarik. Pesan yang masuk ke dalam jalur ini

cenderung lemah, sehingga dibutuhkan unsur-unsur lain yang sebenanrnya

kurang terkait denga nisi pesan, namun mengandung daya tarik yang kuat.

Dalam Model Kemungkinan Elaborasi ini, Petty & Cacioppo dalam

(7)

1. Strong Arguments

Tipe argument ini merupakan tipe argument yang menciptakan

respon kognisi positif dalam pikiran penerima serta secara positif

akan mempengaruhi keyakinan melalui sudut pandang dari pemberi

argument atau orang yang mengajak. Sebuah argument yang kuat

dapat menanamkan keyakinan kepada khalayak untuk melawan

penolakan dan mengubah perilaku khalayak dalam jangka panjang

menuju perilaku yang dapat diprediksi.

2. Neutral Arguments

Tipe argumen ini menghasilkan respon kognisi yang tidak

berkomitmen, berpihak atau memilih penerima pesan atau orang

yang dibujuk. Melalui argumen ini perilaku seseorang tidak

mengalami perubahan, sehingga penerima pesan akan beralih ke

peripheral route. 3. Weak Arguments

Tipe argumen ini akan menghasilkan respon kognisi negatif

terhadap pesan yang disampaikan. Respon ini tidak hanya mencegah

perubahan perilaku, tetapi akan melawan balik dalam memperkuat

perlawanan pandangan.

2.4. Komunikasi Persuasif

Kotler (2005) mengungkapkan bahwa iklan yang menarik merupakan iklan yang

dapat membujuk atau mempersuasi. Komunikasi persuasif (Rakhmat, 2008:14)

merupakan suatu proses untuk mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang dengan

menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas

kehendaknya sendiri. Dengan kata lain, bahwa komunikasi persuasif adalah usaha untuk

mempengaruhi atau membujuk guna untuk mengubah sikap sesuai dengan keinginan

komunikator.

Menurut Sumirat & Suryana (2014:2.25), proses komunikasi persuasif

memiliki beberapa unsur, antara lain:

1) Persuader

Merupakan orang atau kelompok yang menyampaikan pesan

dengan tujuan mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang

(8)

2) Persuadee

Merupakan orang atau kelompok yang menjadi tujuan pesan

persuasif disampaikan.

3) Persepsi

Persepsi dipengaruhi oleh factor pengalaman, proses belajar,

cakrawala dan pengetahuan seseorang. Persepsi Persuadee

terhadap Persuader menentukan efektif tidaknya komunikasi persuasif terjadi.

4) Pesan Persuasif

Merupakan pesan persuasif itu sendiri yang dapat mengubah

pikiran dan sikap persuade. 5) Saluran Persuasif

Saluran digunakan oleh persuader untuk berkomunikasi dengan berbagai orang. Secara tatap muka maupun menggunakan media.

6) Umpan Balik dan Efek

Sastropoetro, dalam buku Sumirat & Suryana (2014)

mengungkapkan bahwa umpan balik terdiri dari dua jenis, yaitu

umpan balik internal dan umpan balik eksternal. Umpan balik

internal merupakan reaksi yang bersifat koreksi atas pesan yang

disampaikan, sedangkan umpan balik eksternal merupakan reaksi

karena persuade tidak memahami pesan dari persuader. Efek merupakan perubahan yang terjadi pada diri persuade atas pesan persuasi yang diterimanya.

Untuk mengubah sikap atas pesan persuasif dari persuader, berikut ini merupakan komponen-komponen sikap Menurut Liliweri (2011:166) :

1) Kognitif

Menyangkut tentang apa yang diketahui mengenai suatu objek,

pengalaman dan pendapat orang mengenai objek ini. Aspek kognitif

berkaitan dengan sebab akibat dari suatu kepercayaan dan persepsi relatif

seorang terhadap objek tertentu.

(9)

Menyangkut tentang apa yang dirasakan seseorang mengenai suatu

objek. Komponen ini berbicara tentang emosi.

3) Konatif

Komponen ini menyangkut kecenderungan untuk bertindak /

memutuskan terhadap objek atau mengimplementasikan perilaku sebagai

tujuan terhadap objek.

2.5. Konsep AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action)

Iklan yang menarik diperlukan sebuah rumusan model pembuatan sebuah iklan

agar iklan yang dihasilkan lebih baik dan membujuk. Dalam karya ini, penulis

menggunakan model AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action) yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm dalam Effendy (2003) yang diartikan sebagai :

1) Attention (Perhatian)

Merupakan tahapan dimana pembuat iklan menaruh perhatian atau menarik

perhatian khalayak sasarannya.

2) Interest (Daya Tarik)

Setelah melakukan perhatian, tahapan selanjutnya adalah menumbuhkan

minat, sehingga timbulnya rasa ingin tahu secara lebih rinci.

3) Desire (Kebutuhan / Keinginan)

Tahapan dimana kebutuhan atau keinginan untuk mengkonsumsi sebuah

produk atau jasa dari para khalayak sasarannya harus dibangkitkan.

4) Decision (Keputusan)

Tahapan untuk menciptakan keyakinan bahwa produk atau jasa yang akan

dibeli atau dimiliki sesuai dengan keinginan para pembeli sehingga pembeli

yakin untuk memutuskan.

5) Action (Melakukan Tindakan)

Membujuk atau mengajak khalayak sasaran untuk melakukan tindakan

(10)

2.6. Pariwisata

2.5.1 Pengertian

Pariwisata didefinisikan oleh Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar

(2000:46-47) yaitu suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara

waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan

tempat semulanya, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk

berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata

untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi

keinginan yang beraneka ragam. Sedangkan menurut Undang Undang Republik

Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (Ketentuan Umum Pasal

1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Pariwisata adalah berbagai macam

kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan

oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Dari dua

sumber mengenai pengertian pariwisata, dapat kita ketahui bahwa pariwisata

merupakan tujuan yang dilakukan seseorang atau kelompok ke suatu tempat

dengan tujuan rekreasi atau memenuhi keinginan tertentu, yang didukung

berbagai fasilitas layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha atau

pemerintah. Kegiatan pariwisata ini hanya bersifat sementara, sehingga

tentunya ada perencanaan untuk kembali ke tempat semula.

2.5.2 Manfaat dan Tujuan Pariwisata

Aktifitas berwisata tentunya sangat bermanfaat bagi manusia untuk

menyegarkan kembali pikiran dari pekerjaan atau masalah-masalah lain.

Sehingga dengan berwisata orang dapat mencegah dari penyakit stress. Dalam

UU Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 Pasal 2 Tentang Kepariwisataan

juga tercantum manfaat dari pariwisata antara lain :

1) Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan

mutu obyek dan daya tarik wisata.

2) Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar

(11)

3) Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan

kerja.

4) Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

5) Mendorong pendayagunaan produksi nasional.

Dalam manfaat diatas dapat kita ketahui bahwa manfaat pariwisata tidak

hanya bagi wisatawan saja, melainkan dapat memperkenalkan atau

mempromosikan mutu obyek wisata dan meningkatkan pendapatan nasional

dalam rangka kesejahteraan masyarakat.

2.7. Media Audio-Visual (Video)

Media dalam beriklan terdiri dari audio, visual, dan audio-visual. Media audio

merupakan media yang hanya menggunakan suara, sedangkan visual hanya

menggunakan gambar. Menurut Sanjaya (2010), media audio-visual merupakan jenis

media yang selain menggunakan unsur suara, juga menggunakan unsur gambar yang

bias dilihat, contoh video, film, slide suara, dan sebagainya. Dalam hal ini, media

audio-visual yang digunakan adalah video. Iklan dalam bentuk video sering kita jumpai di

televisi. Menurut Wells, Burnett, dan Moriarty (2000) komponen-komponen video

yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk iklan televisi yaitu :

1) Elemen Video

Elemen Video dari ilan televisi merupakan sesuatu yang bias dilihat pada

layar televisi. Bagian visual yang disampaikan melalui video umumnya

mendominasi iklan televisi. Elemen visual ini mampu menarik perhatian

konsumen sekaligus menyampaikan pesan.

2) Elemen Audio

Elemen audio televisi terdiri dari musik, narasi, dan efek suara, atau

kombinasi dari keseluruhan elemen tersebut. Penggunaan ketiga elemen

tersebut berbeda karena harus dihubungkan dengan bagian visual.

Untuk membuat iklan video yang menarik, dibutuhkan teknik-teknik visual

yang dapat digunakan untuk membuat konsep iklan yang baik dan menarik. Menurut

(12)

1) Spokeperson

Suatu teknik dimana seseorang langsung berhadapan dengan kamera

yang menampilkan pandangan atau pendapatnya tentang suatu produk

kepada permisa televisi.

2) Testimonial

Teknik ini merupakan teknik dimana seorang endorse berbicara

langsung mengenai kesannya dalam menggunakan produk tersebut.

3) Demonstrasi

Teknik ini merupakan teknik dimana memperlihatkan langsung cara

produk tersebut bekerja.

4) Closeup

Teknik ini membuat gambar menjadi lebih hidup. Detail gambar pada

sebuah produk membuat daya tarik yang lebih ketika ditonton.

5) Storyline

Iklan yang menggunakan teknik ini dibuat dalam bentuk cerita-cerita

yang pendek untuk menggambarkan merk yang diiklankan.

6) Direct Product Comparison

Tehnik ini adalah teknik dengan membandingkan antara dua produk.

Biasanya pengiklan menyiasatinya dengan produk yang mirip, atau

membuat efek blur pada produk yang dibandingkan.

7) Humor

Teknik humor ini biasanya tertanam kuat dipikiran konsumen karena

iklan yang tergolong menarik.

8) Story of Life

Merupakan teknik dimana terdapat alur cerita dari seseorang yang

mendapatkan masalah, kemudian diselesaikan dengan produk yang

diiklankan.

9) Customer Interview

Iklan dengan teknik ini berisi wawancara langsung dengan konsumen

yang telah mengkonsumsi produk yang diiklankan. Biasanya konsumen

akan menceritakan pengalaman dan pendapatnya tentang produk tersebut.

10) Vignettes dan Situation

Dalam iklan dengan teknik ini digunakan seseorang yang sedang

(13)

11) Animation

Iklan yang menggunakan animasi lebih menguat kepada anak-anak

karena daya tarik anak-anak pada animasi.

12) Stop Motion

Merupakan teknik gambungan gambar yang disusun secara rapi

sehingga membentuk video alur cerita. Biasanya stop motion ini

merupakan rangkaian cerita bersambung.

13) Rotoscope

Teknik ini juga merupakan teknik animasi. Namun teknik ini

menggabungkan animasi dengan gambar nyata.

14) Combination

Merupakan gabungan dari teknik-teknik di atas.

2.8. Tehnik Pengambilan Gambar Kamera

Pengambilan sudut gambar kamera dapat membentuk kesan dan sudut pandang

penonton dalam menyaksikan sebuah adegan dalam video. Berikut merupakan tehnik

pengambilan gambar kamera menurut Fachruddin (2012) :

1) High Angle

Pengambilan gambar dengan meletakkan kamera lebih tinggi dari objek atau lebih

tinggi dari garis mata manusia. Objek pada tehnik pengambilan gambar seperti

memiliki kesan kecil atau tertekan.

2) Eye Level

Pengambilan gambar kamera sejajar dengan titik pusat objek atau sejajar dengan

garis mata manusia. Tehnik pengambilan seperti ini menyajikan kesan kesetaraan.

3) Low Angle

Tehnik ini meletakan kamera dibawah objek atau dibawah garis mata manusia.

Tehnik pengambilan gambar seperti ini memberikan kesan besar dan gagah.

2.9. Tehnik Bidikan Gambar Kamera

Dalam melakukan pengambilan gambar, Fachruddin (2012) membagi tehnik

(14)

dibutuhkan dan objek yang diambil. Berikut merupakan tehnik-tehnik dalam

pengambilan bidikan kamera :

1) Extreme Long Shot

Extreme Long Shot merupakan tehnik bidikan kamera dengan sebuah objek yang memiliki dimensi yang luas, panjang dan sangat-sangat jauh. Tehnik ini biasanya

digunakan dalam pengambilan sebuah objek seperti pemandangan yang luas.

2) Very Long Shot

Very Long Shot merupakan tehnik bidikan kamera dengan objek yang jauh. Tehnik ini dapat divisualisasikan seperti pengambilan gambar kota menggunakan crane

atau jimmy jib.

3) Long Shot

Tehnik ini merupakan tehnik bidikan kamera dengan pokok materi objek terlihat

secara keseluruhan. Jika objek merupakan manusia, pengambilan gambar materi

dilihat dari kepala hingga ke kaki secara keseluruhan. Long Shot memberikan kesan keluasan suatu objek kepada para penonton.

4) Medium Long Shot

Tehnik ini memiliki materi yang padat, bidikan kamera dari lutut hingga ke puncak

kepala objek. Medium Long Shot dipakai dalam memperkuat keindahan sebuah objek.

5) Medium Shot

Medium Shot merupakan tehnik bidikan kamera dari pinggul objek manusia hingga kepala. Tehnik ini dapat memperkuat ekspresi dan emosi dari wajah manusia,

sehingga tehnik ini sering digunakan dalam komposisi wawancara dan pembawa

berita dalam TV.

6) Middle Close Up

Tehnik bidikan kamera dari dada manusia hingga puncak kepala. Tehnik ini dapat

memperkuat profil dari objek yang direkam, namun keleluasan latar belakang masih

terlihat.

7) Close Up

Close Up merupakan tehnik bidikan kamera dimana objek menjadi titik pusat perhatian, sehingga objek-objek yang lain seperti latar belakang hanya terlihat

(15)

manusia. Close Up merupakan tehnik yang paling baik dalam mengeksplorasi ekspresi dan emosi seseorang.

8) Big Close Up

Tehnik ini hampir mirip tehnik CloseUp, namun Big Close Up memiliki materi yang lebih tajam. Tehnik ini dapat mengungkapkan ekpresi seseorang tanpa adanya

intonasi atau narasi.

9) Extreme Close Up

Tehnik ini merupakan tehnik bidikan kamera yang sangat dekat dan hanya terfokus

pada satu objek. Extreme Close Up dapat menampilkan suatu objek secara detail dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memperkuat emosi objek.

2.10. Tehnik Pergerakan Kamera

Pergerakan kamera sangatlah penting dalam memperkuat arti dalam suatu

perisitwa video. Untuk menghindari kesan membosankan dalam sebuah video,

pergerakan kamera yang bervariatif juga perlu diperhatikan agar video lebih menarik

untuk ditonton. Berikut pergerakan kamera menurut Fachruddin (2012) :

1. Crab/Truk

Crab/Truck merupakan pergerakan seluruh badan kamera secara horizontal dari kanan ke kiri ataupun sebaliknya. Untuk menciptakan pergerakan semacam ini

dibutuhkan alat seperti Dolly atau Slider agar gambar yang dihasilkan tetap stabil. 2. Swing

Pergerakan seluruh badan kamera dari kanan ke kiri atau sebaliknya, yang

membentuk oval. Tujuan sasaran gambar menunjukan keberadaan objek dan

mempertahankan posisi awal objek.

3. Zoom In dan Zoom Out

Zoom In merupakan pergerakan lensa kamera dari sudut gambar yang luas, menuju sudut gambar yang lebih sempit dan tertuju pada sebuah objek yang dinilai cukup

penting. Zoom Out merupakan pergerakan lensa kamera dari sudut gambar yang sempit, menuju sudut gambar yang luas. Pergerakan seperti ini menunjukan kesan

(16)

4. Pan Left atau Pan Right

Tehnik ini merupakan pergerakan kamera dari kiri ke kanan atau sebaliknya, yang

terpusat pada poros tripod. Tehnik ini dapat memberikan kesan panoramic saat dilakukan dengan bidikan Extreme Long Shot.

5. Tilt Up

Tilt Up merupakan pergerakan kamera dari bawah ke atas pada porosnya. Tehnik pergerakan kamera ini memperkuat sifat objek yang tinggi seperti gedung, tower,

pohon dan lain-lain.

6. Tilt Down

Tilt Down merupakan pengambilan gambar dari atas ke bawah pada porosnya. Tehnik ini digunakan untuk menunjukan keberadaan suatu objek yang berada di

bawah.

2.11. Tinjauan Media

Merencanakan sebuah media yang akan digunakan dalam mengiklankan sebuah

produk tentunya menjadi hal yang penting agar pesan yang disampaikan dalam iklan

dapat sampai dengan tepat kepada target konsumen. Menurut John dan Lee yang dialih

bahasakan oleh Munandar dan Priatna (2007:225), perencanaan media adalah proses

pengarahan pesan periklanan ke khalayak sasaran pada waktu dan tempat yang tepat

serta menggunakan saluran yang tepat. Sedangkan menurut Kotler dan Keller yang

dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:253) perencanaan media harus

mengetahui kemampuan jenis-jenis media utama untuk menghasilkan jangkauan,

frekuensi, dan dampak. Dari kedua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

perencanaan media harus benar-benar dipertimbangkan dari segi waktu dan tempat

serta mengetahui jenis-jenis media utama agar pesan dalam iklan nantinya dapat tepat

(17)

2.12. Kerangka Pikir

Boyolali memiliki banyak potensi wisata seperti wisata alam, seni dan budaya, ekowisata dan wisata kuliner yang menarik untuk dikunjungi.

Wisatawan dari beberapa tahun terakhir ada yang mengalami penurunan dan peningkatan. Namun pada tahun 2015 target

wisatwan dari Disbudpar

Boyolali masih belum tercapai.

Membuat perancangan Video promosi pariwisata Kabupaten Boyolali yang lebih singkat dan persuasif untuk menarik minat

wisatawan berkunjung ke

Kabupaten Boyolali. penurunan karena video promosi pariwisata yang masih kurang menarik.

Referensi

Dokumen terkait

karakteristik katalis Ni/zeolit dapat diketahui dari analisis kristalinitas puncak-puncak zeolit dan Ni dalam difraktogram XRD, struktur morfologi SEM, serta

Perbuatan yang dilarang dalam Pasal 156a KUHP adalah perbuatan, perasaan yang bersifat permusuhan, menyalahgunakan agama dan melakukan penodaan terhadap agama yang

bakar.Hasil dari karakteristik ini dapat dilihat pada tabel IV.Dari perhitungan laju pertambahan biaya bahan bakar diatas, maka kita mengetahui urutan unit

A number of Cabinet members, the Governor of the Central Bank, the Chairman of the Metropolitan Manila Development Authority, the Governor of the Autonomous Region in Muslim

[r]

Sistem instalasi air kotor digunakan untuk pengaliran ari kotor dari dalam suatu bangunan hunian ke luar bangunan (Riol Kota) dengan menggunakan pipa sebagai salurannya.

Untuk sufiks -ent, – ist ditemukan pada pembentukan nomina persona pada verba yang berasal dari bahasa latin.. Genusnya adalah laki-laki,

Central attacking midfielders in the FAPL covered similar distances in high-intensity running in both defensive and attacking play, whereas central attacking midfielders in La