BAB IV
GAMBARAN UMUM PROGRAM PENGELOLAAN AIR DAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH KAMPUNG KAIRONI
Program Sistem Penyediaan Air Minum merupakan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Dinas Cipta Karya bidang pengembangan air minum, untuk membangun fasilitas air lewat teknologi perpipaan kepada masyarakat yang diwilayahnya belum memiliki sumber air yang layak. Program ini langsung dari pusat sehingga pembangunannya langsung di wilayah yang sulit air. Kampung Kaironi merupakan salah satu kampung dari 12 kampung di distrik sidey yang masyarakatnya belum memiliki sumber air yang layak. Sehingga pihak satker spam membangun fasilitas air bersih sejak tahun 2013, hingga saat ini secara gratis bagi masyarakat di kampung tersebut.
4.1. Sejarah Umum Cipta Karya Bidang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Ketersediaan sarana air minum dimaksudkan utamanya untuk memberi
pelayanan kepada pemukiman orang Belanda, di kawasan-kawasan tertentu di kota-kota besar, seperti kawasan Menteng di Jakarta, Bogor, Medan, Bandung dan lain-lain Hanya sedikit saja kawasan pemukiman pribumi yang memperoleh pelayanan dari sarana air minum yang dialirkan melalui jaring-jaring perpipaan; tidak tercatat berapa kapasitas total air minum terpasang pada waktu itu.
Pengelolaan (manajemen) Air Minum saat itu, berada dibawah pengaturan
Pemerintah Kotapraja (Gemeente), yang beroperasi sebagai dinas (”diensten”), sebagian lagi beroperasi dalam bentuk perusahaan (“bedrijven”). Tingkat
Kotapraja atau provinsi (Gemeentelijk Waterleiding Bedrijv, atau Provinciaal Waterleiding Bedrijv). Sedangkan pengawasan akan pelayanan air minum ini, secara umum dilakukan oleh aparat kesehatan (Dinas Kesehatan kotapraja), yang
Bandung dan lain-lain), maupun air baku permukaan dengan instalasi pengolahan lengkap seperti di kota Palembang dan lain-lain. Selain itu sarana air minum pada waktu itu dimaksudkan pula guna memenuhi kebutuhan lokomotif (uap) di stasiun-stasiun kereta api (infrastruktur angkutan darat), dan industri kecil (pabrik es, tekstil dan lain-lain). Dengan kata lain, disamping memenuhi kebutuhan rumah tangga, sarana air minum pada saat itu berfungsi pula untuk mendukung kegiatan
ekonomi. Masyarakat pribumi (Indonesia) pada masa itu umumnya mendapat air minum untuk keperluan rumah tangga dari sumber-sumber tradisionil, seperti sumur dangkal, sumber-sumber alam (sumber air, bron, pancuran, sungai, sumur gali dan lain-lain).
Sejak kemerdekaan RI, terjadi perubahan tatanan sosial, dimana masyarakat pribumi bermukim dan hidup berbaur dengan semua golongan, sehingga terjadi permintaan akan pelayanan sarana air minum; tidak ada perbaikan atau penambahan sarana air minum yang berarti, namun tidak terdengar keluhan atau tuntutan masyarakat yang berarti yang diperkirakan karena antara lain :Masyarakat (masa itu), “terbiasa” dengan kesederhanaan, termasuk terbiasa
“sulit” mendapatkan air minum, tingkat kebutuhan “rendah” ; Masyarakat
memaklumi akan kesulitan (Pemerintah) pada waktu itu ; Pemerintah maupun masyarakat tidak mempunyai cukup sumber dana yang diperlukan untuk melakukan rehabilitasi atau perluasaan sistim air minum yang ada ; Kesehatan lingkungan relatif baik, belum terjadi pencemaran yang berarti, penduduk masih bisa mendapat air (untuk keperluan rumah tangga) dari sumber-sumber tradisionil yang masih terpelihara secara alamiah ; belum ada “pemakai besar” yang berarti. Masyarakat tidak/belum tahu akan hak dan kewajibannya; Belum ada pengaturan
yang jelas mengenai kewenangan dan tanggung jawab Instansi-Instansi yang terkait dalam permasalahan air minum, dan lain-lain. Secara teknis, teknologi air
minum dianggap “tidak sulit” ; sehingga sarana strategis ini (dianggap) cukup
di-manage secara “common sense” saja; pengelolaan dapat dilakukan oleh non -profesional, dengan segala konsekwensinya, tanpa disadari bahwa akan atau telah
(http://ciptakarya.pu.go.id/pspam/halaman/detail/profil diakses pada tanggal 14 maret 2017 pukul 23.00 wib)
4.2. Gambaran Umum Proyek SPAM Di Kampung Kaironi
Proyek Sistem Penyediaan Air minum dibangun sejak tahun 2013 di kampung Kaironi. Untuk mewujudkan akses masyarakat terhadap air bersih yang lebih baik. Awalnya masyarakat kampung Kaironi harus bersusah payah untuk mendapatkan air di wilayah mereka yang juga termasuk salah satu wilayah sulit air. Masyarakat kampung harus mengambil air dari Kali yang ada di kampung mereka berjarak 1 KM setiap harinya.
Gambar 4.
Pembangunan Sarana Fasilitas Air Bersih Tahun 2013
nantinya akan ditampung dulu dalam bak reservoar diatas kemudian jika sudah penuh akan dialirkan pada masyarakat kampung dengan fasilitas hidran kran yang langsung bisa digunakan oleh masyarakat kampung.
Dana pembangunan proyek fasilitas air di kampung Kaironi yaitu 2,8 Milyar yang bersumber dari dana APBN satker SPAM. Anggaran yang digunakan dalam proses pembangunan fasilitas air langsung di anggarkan dari pusat setelah satker
di daerah mensurvei lokasi dan kebutuhan-kebutuhan fasilitias fisik. Untuk proses pembangunannya pihak satker Manokwari juga membebaskan lahan masyarakat sebagai tempat untuk di bangunnya sumber air dengan cara membayar langsung kepada masyarakat mempunyai tanah tersebut.
Untuk pengelolaannya dari pihak satker SPAM menyerahkan wewenang penuh kepada masyarakat Kampung, dan juga masyarakat menggunakan fasilitas ini gratis tanpa biaya apapun untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka. Pengelolaannya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dan sampai sekarang belum ada lembaga khusus yang dibentuk oleh lembaga kampung untuk mengelola fasilitas ini, pengelolanya merupakan pemilik tanah itu sendiri.
4.3. Sekilas Tentang Kampung Kaironi
Gambar 5.
Kampung Kaironi dihuni oleh suku Meyah, yang merupakan salah satu sub suku arfak di Manokwari. Dalam kesehariannya mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja di kebun, mengurusi keluarga, mengurusi hewan ternak, berjualan, dan lain-lain. Mayoritas pekerjaan di kampung ini adalah petani yang menanam berbagai jenis tanaman kebun untuk di jual di pasar, seperti rica, kasbi, keladi. Rata-rata penghasilan 5 Juta/bulan tergantung harga jual di
pasar. Masyarakat kampung Kaironi memiliki aktivitas rutin setiap hari jumat untuk membersihkan kampung secara gotong-royong atau dalam bahasa mereka disebut Mifarur Worototuma yang artinya bekerja sama. Kampung Kaironi terletak di Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan laut pasifik, sebelah selatan berbatasan dengan distrik Testega, sebelah barat berbatasan dengan distrik Mubrani, dan sebelah timur berbatasan dengan distrik Masni. Letak geografis wilayah kampung Kaironi terletak di wilayah pesisir pantai, sehingga akses ke kampung tersebut mudah dijangkau dengan transportasi darat lewat kendaraan roda dua dan roda empat. Luas wilayah kampung Kaironi kurang lebih sekitar 200 Ha.
4.4. Jumlah Penduduk Kampung Kaironi, Pekerjaan Penduduk Kampung Kaironi Dan Tingkatan Pendidikan Kampung Kaironi
Jumlah penduduk kampung Kaironi menurut BPS kabupaten Manokwari tahun 2016 adalah 239 jiwa. Namun di tahun 2017 jumlah penduduk kampung Kaironi meningkat 310 jiwa, dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 165 jiwa dan perempuan 145 jiwa.
Tabel 4.1.
Sebaran Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No. Kelompok Jumlah (orang)
1. Laki-laki 165
2. Perempuan 145
Total 310
Berdasarkan pekerjaannya, penduduk kampung kaironi dapat dibagi sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Pekerjaan Penduduk Kampung Kaironi
No. Pekerjaan Jumlah (orang)
1. Petani 64
Dilihat dari tabel pekerjaan diatas, penduduk kampung Kaironi di donimasi oleh Petani dengan jumlah 64 orang, lalu PNS dan Swasta 13 orang. Untuk yang tidak bekerja berjumlah 211 orang di kampung tersebut. Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kampung di Kaironi dapa dilihat di tabel dibawah ini:
6. S1 6
7. Tidak sekolah 63
Sumber: Data Olahan KKN UNIPA Tahun 2017
Berdasarkan tabel tingkat pendidikan diatas, penduduk kampung Kaironi di dominasi oleh latar belakang pendidikan yaitu SD 96 orang, SMA 61 orang dan SMP 48 orang. Yang tidak sekolah di kampung ini berjumlah 63 orang.
4.5. Sarana Publik Kampung Kaironi
Sarana publik masyarakat kampung Kaironi terdapat jalan kampung dan jalan distrik, jembatan, sumber air, balai kampung. Jalan kampung di Kaironi terdapat 4 jalur, yaitu jalur 1 atas bawah dan jalur 2 atas dan bawah yang saling menghubungkan. Untuk jalan distrik sendiri terdapat 1 jalur yang menghubungkan kampung Kaironi ke kampung Sidey Baru dan ke satuan pemukiman (sp) 11. Sedangkan jembatan di Kaironi berjumlah 3, serta sumber air di kampung Kaironi berjumlah 16 sumber air. Untuk fasilitas pendidikan, di kampung Kaironi terdapat 1 buah sekolah dasar dan paud. Untuk fasilitas kesehatan terdapat 1 polindes kampung. Dan juga kampung Kaironi memiliki balai kampung untuk menunjang aktifitas kelembagaan kampung. Selain itu juga terdapat 2 gereja sebagai tempat ibadah masyarakat kampung Kaironi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4.
Sarana Publik di Kampung Kaironi
No. Sarana public Jumlah (unit)
9 TK/PAUD 1
`10 SD 1
11 Gereja 2
Sumber: Survei Lapangan Tahun, 2017
4.6. Struktur Lembaga Kampung Kaironi Dan Organisasi Lainnya Di Kampung Kaironi
Secara struktur lembaga Kampung memiliki Kepala Kampung, Sekretaris, dan Bendahara. Masing-masing memiliki tugas dan fungsinya. Kepala Kampung memiliki fungsi dan tugas sebagai pemimpin untuk penyelenggara pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Sekretaris memiliki tugas dan fungsi sebagai penyelenggara administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Bendahara memiliki tugas dan fungsi sebagai perencanaan yang baik, pencegahan
terjadinya kebocoran/penyimpangan, pencarian sumber pembiyayaan yang paling murah dan menghindari adanya dana yang menganggur. Namun disisi lain kelembagaan di kampung Kaironi tidak berjalan sesuai tugas dan fungsi, karena terdapat perbedaan pendapat dan kurangnya koordinasi.
Struktur Lembaga Kampung Kaironi
Gambar 6. Struktur Lembaga Kampung Kepala Kampung
Yusak Infarido
Sekretaris Kampung
Decky Waramui Bendahara Kampung Frans Kassi
Seperti pada alur struktur lembaga kampung Kaironi diatas, maka kampung menjadi pemimpin untuk seluruh aktivitas yang ada di kampung. Kepala kampung punya peran untuk menggerakkan masyarakat dan juga memimpin personilnya di struktur lembaga kampung. Tugas kepala kampung tidak berjalan sendiri, ada juga unsur-unsur dalam lembaga kampung yang membantunya mengurus urusan masyarakat kampung. Seperti sekretaris untuk mendata masyarakat kampung, mendampingi kepala kampung ke pertemuan-pertemuan di tingkat distrik dan kabupaten. Bendahara memiliki tugas untuk mengelola dana kampung yang nantinya akan di gunakan untuk membangun fasilitas bagi masyarakat kampung dan untuk kesejahteraan masyarakat kampung. Tidak hanya mengelola saja, tetapi mencari alternatif biaya yang murah untuk pembangunan di kampung.
Kepala kampung, sekretaris, dan bendahara kampung juga di bantu dengan Baperkam (Badan Permusyawaratan Kampung) untuk bersama-sama membantu mengembangkan kampung dan juga masyarakatnya. Tugas Baperkam lebih kepada mempersiapkan sosialisasi seluruh elemen masyarakat yang ada di kampung untuk nantinya akan di bahas di balai kampung. Adapun pembahasan yang mereka lakukan terkait dengan seluruh kegiatan kampung, masalah di kampung, program pembangunan yang akan masuk di kampung. Peran aparat di kampung lebih kepada menjaga keamanan kampung, seperti menjaga pertemuan di balai kampung agar tetap aman, menjaga lingkungan kampung, dan juga menetralkan permasalahan yang ada di kampung bersama-sama lembaga kampung yang lainnya dalam struktur.
Struktur PKK Kampung Kaironi
Gambar 7. Struktur PKK
PKK (Pembinaan Kesejateraan Keluarga) merupakan sebuah organisasi masyarakat yang memberdayakan perempuan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan. PKK kampung Kaironi memiliki stuktur kelembagaan mulai dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Ketua memiliki peran yang penting dalam
mengembangkan kreatifitas dan keikutsertaan perempuan di kampung. Dibantu oleh sekretaris dalam mendata perempuan yang ada di kampung dan juga memberikan informasi kegiatan untuk perempuan di kampung. Selain itu juga
Ketua
Bertha Amnan
Sekretaris
Yolanda Mansaburi
Bendahara
bendahara memiliki tugas untuk mengelola keuangan yang akan digunakan secara baik dan efisien.
Kegiatan yang dilakukan oleh perempuan di kampung kaironi cukup beragam, mulai dari ikut terlibat dalam sosialisasi di balai kampung terkait dengan pembangunan yang akan masuk di kampung, membuat kue, menganyam tikar, membuat noken, dan ikut serta dalam kegiatan di kampung. Misalnya di kampung
Kaironi sosialisasi di balai kampung maka peran dari perempuan di kampung ikut juga membantu mempersiapkan dalam segi konsumsi. Untuk nantinya di makan bersama di balai kampung. Dalam pemilihan bahan-bahan untuk konsumsi juga mereka mencari alternatif yang lebih murah, kalau bisa ada bahan dari alam yang ada di lingkungan kampung bisa juga digunakan untuk membuat. Seperti tepung, mentega, dan sebagainya itu yang dibeli, sedangkan dari alam seperti bambu, rica, kasbi, sayur, dan sebagainya.
Kemudian organisasi lainnya di kampung Kaironi yaitu Karang Taruna. Karang Taruna kampung Kaironi lebih kepada pengembangan masyarakat dalam hal ini adalah pemuda kampung. Secara struktur, Karang Taruna kampung Kaironi di pimpin oleh ketua yang nantinya memiliki peran untuk mengajak dan melibatkan pemuda kampung untuk ikut serta pada kegiatan yang ada di kampung. Di bantu oleh sekretaris dan juga bendahara untuk mengelola dana yang nantinya di gunakan untuk kegiatan pemuda kampung. Seperti pada momen hari paskah, para pemuda memprsiapkan segala peralatannya untuk membangun kemah-kemah di sekitar gereja. Selain itu juga karang taruna kampung Kaironi di bantu juga koordinator olahraga untuk mengadakan perlombaan bola voli yang menjadi kegemaran pemuda kampung.
Struktur Karang Taruna
Gambar 8. Stuktur Karang Taruna
4.7. Sumber Dana Kampung Kaironi