• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LEMPUING JAYA DALAM MENULIS TEKS DRAMA DENGAN MENGHIDUPKAN KARAKTER, PRILAKU DAN KONFLIK YANG MEMBANGUN DRAMA

Proposal Oleh

MUHAMMAD EKA WAHYONO Nomor Induk Mahasiswa 2012112020

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PALEMBANG

(2)
(3)

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LEMPUING JAYA DALAM MENULIS TEKS DRAMA DENGAN MENGHIDUPKAN KARAKTER, PRILAKU DAN KONFLIK YANG MEMBANGUN DRAMA

1. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial, selalu membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya demi keberlangsungan hidupnya. Dalam keseharian manusia menggunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Oleh sebab itu, manusia tidak dapat dipisahkan dengan bahasa. Bahasa sebagai suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran (bunyi). Bunyi merupakan suatu yang dapat di tangkap oleh panca indra kita, tidak semua bunyi dapat diklasifikasikan sebagai simbol sebuah kata. Hanya bunyi-bunyi tertentu yang dapat diklasifikasikan sebagai simbol, yaitu bunyi yang dapat digunakan atau digabungkan dengan bunyi lain sehingga membentuk sebuah kata (Santosa, dkk., 2009:1.2).

(4)

sering dimunculkan, misalnya alasan tidak berbakat dalam hal menulis sehingga sering merasa malas dan tidak berminat untuk mulai menulis sebuah tulisan yang sederhana

Menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Hal itu karena menulis melibatkan kemampuan berbahasa yang lain, di antaranya menyimak, berbicara, dan membaca, untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan untuk ditulis dalam bahasa yang runtut dan ekspresif. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan barbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam menulis.

Menulis merupakan sarana bagi siswa untuk menyampaikan ide/pendapat tentang suatu peristiwa atau masalah. Selain itu, menulis berarti mengekspresikan parasaan, pikiran, dan keinginan dalam bentuk tulisan. Dengan menulis, beban yang ada dalam diri akan berkurang sehingga tulisan menjadi semacam sarana curhat. Dalam menulis perlu memilih bahasa yang bisa mewakili perasaan, pikiran, dan keinginan, tetapi dalam pengajaran bahasa Indonesia, materi yang dirasa sulit oleh para siswa justru menulis terutama menulis sastra. Sampai saat ini pengajaran menulis sastra belum mendapatkan perhatian secara optimal. Oleh sebab itu, bahasa melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia dipelajari mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

(5)

Pembelajaran sastra sebagai salah satu pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) juga memiliki keterkaitan dengan pembelajaran menulis. Sebagai salah satu mata pelajaran yang kurang mendapat perhatian dari siswa. Sastra menjadi mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari siswa, pembelajaran sastra juga sering dianggap tidak penting jika dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran lainnya seperti pelajaran dalam bidang ekstrakurikuler. Dengan begitu menulis dalam pembelajaran sastra merupakan keterampilan yang sangat minim dikuasai oleh siswa.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi kompetensi dasar dalam pelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Keterampilan menulis tidak bisa tercipta begitu saja tanpa melalui proses. Keterampilan menulis itu tumbuh dan berkembang akibat adanya proses yang berulang. Semakin sering seseorang berlatih menulis, tentunya semakin terampil ia menulis, dan kualitas tulisannya pun tentu akan lebih baik. Menulis salah satu kegiatan yang harus dihadapi siswa dalam proses pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

(6)

Di dalam sebuah drama, teks merupakan sebuah sarana. Maksudnya, teks di dalam drama merupakan rangkaian dialog –teks-teks Para aktor- Gan tidak ada seorang juru cerita yang langsung menyapa penikmat atau penonton (Hasanuddin, 2009:17). Menurut Laelasari dan Nurlailah (2006:246) teks merupakan kandungan atau isi naskah yang terdiri isi dan bentuk, isi mengandung ide-ide atau amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, serta bentuk berisi muatan cerita atau pelajaran yang hendak di baca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur, perwatakan, dan gaya. Drama merupakan karya sastra yang bertujuan melukiskan tentang kehidupan yang menampilkan perselisihan/konflik lewat peran dan dialog (Laelasari dan Nurlailah, 2006:73).

Pembelajaran menulis teks drama penting bagi siswa, selain untuk mengenalkan siswa tentang karya sastra, teks drama juga sebagai sarana untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran. Namun, dari hasil observasi yang dilakukan di sekolah SMA Negeri 1 Lempuing Jaya dengan mewawancarai guru bahasa Indonesia kelas XI diperoleh informasi bahwa: (1) penggunaan metode pembelajaran yang tidak optimal, (2) metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih didominasi oleh metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas, (3) kurangnya motivasi siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia, (4) belum diaplikasikannya metode Copy The Master dalam pembelajaran menulis teks drama.

(7)

memanfaatkan fasilitas yang ada. Dengan demikian siswa akan lebih tertarik dan bertambah imajinasinya dalam menciptakan teks drama baru yang asli. Metode pembelajaran yang ditawarkan adalah metode Copy The Master.

Pada dasarnya, metode ini menuntut dilakukannya latihan-latihan sesuai dengan

Master yang diberikan. Kegiatan ini menumbuhkan kesempatan kreatif siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat. Penggunaan metode tersebut diperkirakan akan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks drama, sehingga dapat menggugah serta memudahkan siswa untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis teks drama. Seperti yang akan kelihatan dalam latihan-latihan nanti, yang di-copy adalah kerangkanya, atau idenya, atau bahkan juga ‘cara’ atau ‘teknik’-nya (Marahimin, 1994:12).

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Copy The Master Terhadap Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya Dalam Menulis Teks Drama Dengan Menghidupkan Karakter, Prilaku dan Konflik Yang Membangun Drama”.

2. Masalah Penelitian

2.1 Pembatasan Lingkup Masalah

Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu meluas serta tidak menyimpang dari sasaran yang diharapkan, maka perlu adanya batasan masalah. Peneliti membatasi ruang lingkup dari permasalahan yaitu :

a. Kemampuan menulis teks drama dengan menghidupkan karakter, prilaku dan konflik yang membangun drama.

(8)

c. Materi yang diajarkan dalam penelitian dibatasi hanya mempelajari materi menulis teks drama.

2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Adakah Pengaruh metode Copy The Master terhadap kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya dalam menulis teks drama dengan menghidupkan karakter, prilaku dan konflik yang membangun drama?”

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Adakah Pengaruh metode Copy The Master terhadap kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya dalam menulis teks drama dengan menghidupkan karakter, prilaku dan konflik yang membangun drama.

4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini untuk mengembangkan proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:

4.1 Secara Teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru yang akan berguna bagi perkembangan pendidikan menulis. Penelitian ini pun akan menguatkan berbagai teori, strategi serta pengetahuan mengenai metode pembelajaran copy the master dan dapat diterapkan diberbagai mata pelajaran. Selain itu, akan menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode copy the master dalam menulis maupun keterampilan bahasa yang lainnya.

4.2 Secara Praktis

(9)

b. Bagi guru sebagai pendidik, penelitian ini dapat memberikan masukan dalam menunjang pembelajaran siswa, khususnya meningkatkan mutu pendidikan melalui metode pembelajaran Copy The Master.

c. Bagi pihak SMA Negeri 1 Lempuing Jaya, dapat memperoleh masukan dan merumuskan kebijakan penyelenggaraan pendidikan serta gambaran tentang hasil belajar siswa dalam mencipta karya sastra melalui penerapan metode pembelajaran Copy The Master.

5. Tinjauan Pustaka 5.1 Kajian Literatur

5.1.1 Pengertian Kemampuan

“Menurut Negara dalam kutipan Astuti (2002:249) kemampuan ialah keberadaan, kesanggupan, dapat, bisa melakukan sesuatu secara baik dan benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Kemampuan ialah kuasa: bisa: sanggup: atau dapat melakukan sesuatu (Moeliono dalam kutipan Astuti (2002:249). Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan kemampuan adalah kesanggupan siswa dalam melakukan sesuatu yang dikerjakan.

5.1.2 Pengertian Menulis

(10)

Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (mengarang seperti roman maupun cerita, membuat surat) dengan tulisan (Depdiknas, 2008:1497). Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang-orang melalui tulisan yang dituliskan. Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Tarigan (2008:15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.

Dilihat dari segi pendapat pakar bahasa tersebut, penulis menyimpulkan bahwa menulis adalah mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dalam bentuk tertulis dengan mengungkapkan gagasan menjadi sebuah karangan. Sebuah hasil tulisan berbanding lurus dengan logika dan kecerdasan penulis. Seseorang yang memiliki alur berpikir yang runtun dan logis, maka akan tercermin dalam tulisannya.

5.1.3 Tujuan Menulis

Menurut Tarigan (2008:24) tujuan menulis adalah sebagai berikut.

a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif (informative discourse).

b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse)

c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau

(11)

d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).

5.1.4 Tahap-Tahap menulis

Menurut Dalman (2014:15), tahap atau proses menulis secara garis besar dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu sebagai berikut.

a. Tahap Prapenulisan (Persiapan)

Pada tahap ini persiapan yang harus dilakukan terdiri dari lima jenis yaitu sebagai berikut.

1) Menentukan topik adalah persoalan atau permasalahan yang menjiwai seluruh karangan.

2) Menentukan maksud atau tujuan penulisan artinya menetapkan apa yang hendak dicapai atau yang diharapkan penulis dengan tulisan yang disusunnya.

3) Memperhatikan sasaran karangan (pembaca) maksudnya memperhatikan dan menyesuaikan tulisan dengan level sosial, tingkat pengalaman, pengetahuan, kemampuan, dan kebutuhan pembaca.

4) Mengumpulkan informasi pendukung. Artinya sebuah topik yang dipilih akan layak ditulis dikumpulkan informasi yang memadai tentang topik itu seperti pendapat beberapa ahli atau penulis tentang topik tersebut.

5) Mengorganisasikan ide dan informasi artinya sebelum menulis, ide dan informasi yang akan kita tuang disusun atau diorganisasikan terlebih dahulu. Kita harus menyusun kerangka karangan agar tulisan kita dapat tersusun secara sistematis.

b. Tahap Penulisan

(12)

1) Konsentrasi terhadap gagasan pokok tulisan. Kalau gagasan pokok tulisan mengenai ajakan memelihara lingkungan hidup, maka penulis selama menulis harus terpusat kearah itu.

2) Konsentrasi terhadap tujuan tulisan. Hal ini dilakukan agar tulisan tidak melenceng ke tujuan lain. Kalau tujuan tulisan adalah meyakinkan pembaca tentang pentingnya memelihara lingkungan hidup, jangan sampai tujuannya berpindah pada tujuan lain seperti untuk memberikan informasi atau menceritakan sesuatu peristiwa.

3) Konsentrasi terhadap kriteria calon pembaca. Artinya, pada saat menulis, penulis selalu mengingatkan siapa calon pembacanya.

c. Tahap PascaPenulisan

Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan yang kita hasilkan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). Penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, diksi, pangkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, pencatatan, keputakaan, dan konvensi penulisan lainya.

Kegiatan penyuntingan dan perbaikan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. (1) Membaca keseluruhan karangan. (2) Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki atau memberi catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan, serta (3) Melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.

5.1.5 Pengertian Teks Drama

(13)

mempunyai kekhususan dibanding dengan ganre puisi ataupun ganre fiksi, istilah drama lebih memfokuskan pada drama sebagai genre sastra (permasalahan naskah, teks, unsur cerita). Dibanding genre karya sastra lainnya (novel, cerpen, dan puisi) drama memiliki keunikan tersendiri. Selain bisa dinikmati sebagai bacaan drama pun bisa dinikmati sebagai sebuah pertunjukan, hal inilah yang membuat drama disebut sebagai karya dua dimensi, yaitu drama sebagai genre sastra (teks) dan drama sebagai pertunjukan seni peran. (Somad, dkk., 2008:179).

Di dalam sebuah drama, teks merupakan sebuah sarana. Maksudnya, teks di dalam drama merupakan rangkaian dialog –teks-teks Para aktor- Gan tidak ada seorang juru cerita yang langsung menyapa penikmat atau penonton (Hasanuddin, 2009:17). Menurut Laelasari dan Nurlailah (2006:246) teks merupakan kandungan atau isi naskah yang terdiri isi dan bentuk, isi mengandung ide-ide atau amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, serta bentuk berisi muatan cerita atau pelajaran yang hendak di baca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur, perwatakan, dan gaya. Sementara drama merupakan karya sastra yang bertujuan melukiskan tentang kehidupan yang menampilkan perselisihan/konflik lewat peran dan dialog (Laelasari dan Nurlailah, 2006:73).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teks drama adalah sebuah karya sastra yang melukiskan prilaku yang disampaikan oleh pengarang dalam sebuah naskah teks dialog berdasarkan pengalaman yang dibuat pemerinciannya berdasarkan urutan waktu peristiwa.

(14)

Menurut Marahimin (1994:11) metode Copy The Master adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk meniru ahlinya/Master yang dihadirkan, yang dimaksud dengan meniru bukan meniru sama persis sesuai Master yang diberikan, akan tetapi cara, teknik, atau metode yang ditiru.

Untuk memudahkan menulis dengan menggunakan metode Copy The Master

dalam pembelajaran menulis teks drama ada beberapa langkah yang dilakukan menurut Budiarti, Eulis Anggia (http://kata-pujangga) yaitu sebagai berikut.

a. Membaca dan menikmati sebuah karya sastra yang menarik. Karya sastra yang dibaca diharapkan akan menumbuhkan kearifan siswa kepada manusia dan kehidupan, mengasah sensitivitas estetik, memupuk empati pada duka derita orang-orang yang malang dan menyerap nilai-nilai luhur kemanusiaan (seperti keimanan, kejujuran, ketertiban, tanggung jawab, dsb). Karena karya sastra yang bermutu akan memotivasi untuk menciptakan karya sastra serupa yang lebih baik. b. Usahakan situasi dapat membuat siswa asyik membaca.

c. Pelajari karya sastra yang sudah dibaca tadi dengan seksama, lalu diskusikan karya sastra itu bersama-sama.

d. Berdasarkan karya tersebut buat analisis dan kerangkanya berdasarkan unsur-unsur intrinsik (tema, amanat, alur, tokoh dan penokohan, tempat, bahasa, dan sudut pandang) dan ekstrinsik karya sastra (latar sosial budaya penulisnya).

(15)

sesudah itu tiba waktunya untuk menulis. Tentu saja yang didesainkan itu tidak persis sama seperti modelnya: ini namanya menyalin bulat-bulat, menjiplak, atau bahkan membajak. Sebenarnya yang akan di Copy adalah bagian-bagiannya, atau idenya, atau bahkan juga tekniknya. Mengubah tulisan dari suatu master yang di Copy menjadi lain atau berbeda (Marahimin, 1994:11--12).

Metode Copy The Master inilah yang akan diadaptasi oleh peneliti untuk dijadikan sebagai metode pembelajaran Copy The Master dalam pembelajaran menulis naskah teks drama. Dimana siswa akan diberikan contoh Copy teks naskah drama kemudian siswa meniru Master tersebut, kemudian mengolah dan mengembangkan. Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa metode Copy The Master adalah dengan meniru contoh yang sudah ada. Peniruan bisa dilakukan dengan mengadaptasi latarnya, mengadopsi temanya, mencontoh alurnya, meminjam nama-nama tokohnya, memiripkan konfliknya, atau mengambil seutuhnya cara penyelesaian cerita. Tentu proses selanjutnya adalah bagaimana pengembangannya.

5.1.7 Kriteria Pemilihan Master

Marahimin (1994:12) menggunakan metode Copy The Master dalam pembelajaran menulis teks drama, perlu adanya sebuah Master yang sesuai untuk memudahkan guru dalam memberi contoh pembacaan puisi yang baik dan benar.

Master yang ditampilkan bukan hanya Master yang biasa saja, melainkan ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih master yaitu sebagai berikut.

(16)

dalam sebuah penulisan, dianalisis, serta dilakukan hal-hal lain yang perlu, baru sesudah itu tiba waktunya untuk menulis.

b. Master yang dipilih adalah karya seorang ahli yang sudah terkenal dan sudah sering didengar pesertadidik sebagai teks drama pengarang terkenal dalam menulis teks drama.

c. Master dapat pula seorang sastrawan terkenal yang ahli dalam menulis teks drama.

d. Master yang dipilih harus sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam menulis teks drama.

5.1.8 Prinsip-prinsip Metode Copy The Master

Marahimin (1994:12) menggunakan metode Copy The Master dalam proses pembelajaran bukan hanya sekadar menggunakan saja tanpa mengetahui prinsip-prinsip dari metode tersebut. Dalam menggunakan metode Copy The Master dalam pembelajaran menulis teks drama, perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Struktur sama isi berbeda. Teks drama imitasi yang akan dibuattidak persis sama dengan teks drama master. Struktur (alur cerita) teks drama yang sama tetapi isi teks drama berbeda.

b. Struktur berubah isi sama. Isi teks drama sama, tetapi alur certita berubah. Misalnya dari alur mundur menjadi alur maju dan sebaliknya.

c. Isi berbeda bentuk sama. Bentuk alur dan stuktur teks drama sama, namun isi cerita diubah. Misalnya dari berakhir bahagia menjadi berakhir sedih dan sebaliknya.

d. Kerangka sama isi berbeda. Kerangka teks drama sama, namun isi teks berbeda. Misalnya siswa mencontoh kerangka dari teks drama yang sudah ada namun isi cerita berbeda dengan teks drama yang sudah ada.

(17)

5.1.9 Kelebihan dan Kelemahan Metode Copy The Master

Marahimin (1994:11--12) menggemukakan metode Copy The Master memiliki kelebihan atau keunggulan yaitu (a) membantu menggugah imajinasi siswa dalam mengekspresikan pengalamannya; (b) mengetahui contoh secara konkret dari master

yang telah ditampilkan; (c) guru merasa terbantu kaitannya dengan media pembelajaran; dan (d) dapat dijadikan parameter bagi pemula karena master yang dihadirkan harus terjamin kualitasnya dan pernah dipublikasikan atau dibuat oleh orang yang ahli. Sedangkan kelemahan dari metode Copy The Master yaitu siswa yang memiliki kemampuan berpikirnya di bawah rata-rata dan siswa tidak kreatif kurang mengembangkan kreatifitasnya, maka siswa hanya plagiat atau menjiplak dalam penulisan teks drama oleh Master.

5.1.10 Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Copy The Master

Marahimin (1994:11) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan teknik Copy The Master sebagai berikut.

a. Siswa membaca tulisan yang menjadi model;

b. Siswa melihat isi dan bentuk tulisan dari model yang disajikan;

c. Siswa menganalisis dan membuat kerangka tulisan sesuai dengan model;

d. Siswa latihan menulis dengan meng-copy kerangka, ide, atau teknik penulisan dari tulisan yang menjadi model.

(18)

5.2 Kajian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian mengenai penggunaan metode Copy The Master pernah diteliti oleh Aminatun, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014 dengan judul penelitian “Penerapan Metode Copy The Master dengan Strategi 3m Berbantuan Media

Jobsheet untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mencipta Desain Motif Sulaman Fantasi di SMK Negeri 3 Klaten”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keterlaksanaan metode

Copy The Master dengan strategi 3 M berbantuan media Jobsheet ini juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam mencipta desain motif sulaman fantasi. Hasil belajar siswa mencapai 100%. Dengan hasil belajar pada siklus I 85% dan siklus II 100%. Maka ada peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan uraian di atas metode Copy The Master dengan strategi 3M dapat membuat siswa dan guru kreatif dalam pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa.

Perbedaan penelitian terdahulu di atas dengan penelitian yang penulis lakukan terletak pada objek penelitiannya. Aminatun meneliti penerapan peningkatan melalui metode hasil belajar di SMK Negeri 3 Klaten, sedangkan penulis meneliti pengaruh metode terhadap kemampuan siswa di SMA Negeri 1 Lempuing Jaya. Persamaannya adalah sama-sama meneliti menggunakan metode Copy The Master.

6. Anggapan Dasar

“Anggapan dasar adalah merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian nanti” (Arikunto, 2010:104). Penulis mengemukakan angapan dasar penelitian ini sebagai berikut.

(19)

b. Materi pembelajaran tentang menulis teks naskah drama, sudah diajarkan kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya.

c. Keterampilan menulis sangat diperlukan agar siswa mampu memahami isi bacaan yang dibacanya.

7. Hipotesis Penelitian

Menurut Sudjana (2005:219) hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Menurut Arikunto (2013:110) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. “Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2010:110).

Berdasarkan pengertian tersebut, kriteria hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. Penggunaan metode pembelajaran Copy The Master dalam proses pembelajaran menulis teks drama memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan mengarang sehingga ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan tercappai secara optimal.

8. Kriteria Pengujian

Hipotesis tersebut akan diuji kebenaranya dengan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus analisis uji-t dengan taraf signifikan α = 0.05.

Ho (Hipotesis Nol) : Tidak terdapat Pengaruh metode Copy The Master

(20)

menghidupkan karakter, prilaku dan konflik yang membangun drama.

Ha (Hipotesis Alternatif) : Terdapat Pengaruh metode Copy The Master terhadap kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya dalam menulis teks drama dengan menghidupkan karakter, prilaku dan konflik yang membangun drama. Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Ho diterima bila t hitung < t tabel atau t tabel > t hitung berarti Ha ditolak b. Ha diterima bila t hitung > t tabel atau t tabel < t hitung berarti Ho ditolak. 9. Prosedur Penelitian

9.1 Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2013:161) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Pengertian yang sama yakni variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:38).

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :

Variabel bebas : Metode Copy The Master (Mencontoh yang sudah ada) Variabel terikat : Kemampuan Menulis Teks Drama.

9.2 Definisi Operasional Istilah

Agar penelitian ini jelas terarah maka variabel penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut.

(21)

alurnya, meminjam nama-nama tokohnya, memiripkan konfliknya, atau mengambil seutuhnya cara penyelesaian cerita.

b. Drama adalah merupakan bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog c. Kemampuan menulis teks drama adalah kemampuan menuangkan pikiran,

gagasan, dan perasaan seseorang yang di ungkapkan dalam bahasa tulis yang berisi kejadian-kejadian nyata (fakta) yang pernah dialami.

9.3 Populasi dan Sampel 9.3.1 Populasi

Menurut (Arikunto, 2010:173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sugiyono (2014:61), mengungkapkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya.

Tabel 1 Populasi penelitian

No. Kelas Jumlah

1. XI IPA.1 40

2. XI IPA.2 39

3. XI IPS.1 37

4. XI IPS.2 33

5. XI IPS.3 34

Jumlah 183

Sumber: Tata Usaha

SMA Negeri 1 Lempuing Jaya

Tahun pelajaran 2015-2016

(22)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:62). Arikunto (2010:174) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam pengambilan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik Sampel Random Sampling (Sampling Acak Sederhana) adalah teknik pengambilan sampel dari beberapa anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam populasi tersebut. Adapun cara yang dilakukan dengan cara undian, langkah-langkahnya sebagai berikut.

Menulis daftar nama kelas populasi (subjek) yang akan diteliti dan diberikan nomor urut perkelas setelah selesai menulis daftar nama kelas lalu diberi nomor urut masing-masing subjek pada kertas kecil dan setelah itu kertas tersebut digulung. Kemudian gulungan-gulungan tadi dimasukkan ke dalam suatu tempat dan dikocok apabila salah satu kertas yang sudah digulung tadi keluar maka kelas yang akan diambil adalah nomor urut yang ditulis pada kertas tersebut. Untuk jelasnya mengenai sampel penelitian, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Sampel penelitian

No .

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 XI IPA.1 13 27 40

3 XI IPS.1 14 19 33

Jumlah 27 46 73

Sumber: Tata Usaha

SMA Negeri 1 Lempuing Jaya

Tahun pelajaran 2015-2016

9.4 Metode Penelitian

(23)

perlakukan dan satu kelas yang menjadi kelas kontrol (kelas pembanding). Kelas eksperimen menerapkan penggunaan metode pembelajaran Copy The Master dalam pembelajaran, sedangkan kelas kontrol tidak menerapkan penggunaan metode pembelajaran Copy The Master dalam pembelajaran.

9.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2013:265) pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menentukan model pembelajaran setepat-tepatnya untuk memperoleh data, kemudian disusul dengan cara-cara menyusun alat pembantunya. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes, angket dan wawancara.

9.5.1 Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013:193). Tes yang digunakan untuk mengetahui atau mengkur kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.

Pelaksanaan tes dilakukan dengan melakukan observasi dan dilanjutkan dengan memberikan soal tes. Tes yang digunakan ialah untuk mengetahui kebenaran sejauhmana siswa dapat memahami dalam menulis teks drama dibandingkan dengan menggunakan metode pembelajaran Copy The Master dan sebelum menggunakan metode pembelajaran. Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut.

a. Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian, perlu dilakukan persiapan yang matang. Beberapa langkah dalam persiapan ini antara lain sebagai berikut.

(24)

2) Menyiapkan alat-alat yang akan dipergunakan dalam penelitian seperti; perangkat pembelajan, alat tulis, dan blangko penelitian.

3) Menyiapkan siswa yang akan di tes, lalu memberikan penjelasan tentang cara dalam penelitian.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penggumpulan data dilakukan dengan pemberian pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Copy The Master dan dilanjutkan dengan pemberian tes. Tes yang digunakan ialah untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menulis teks drama. Sebelum tes diberikan kepada siswa, peneliti mengadakan kegiatan mengajar pada materi Bahasa Indonesia pokok bahasan menulis teks drama. Dalam penyampaian materi ajar peneliti menerapkan metode pembelajaran Copy The Master

pada kelompok eksperimen (kelompok yang dikenai perlakuan) sedangkan kelompok kontrol (kelompok yang tidak dikenai perlakuan) dalam penyampaian pembelajaran Bahasa Indonesia tidak menerapkan Copy The Master menampilkan pembelajaran konvensional.

Instrumen penelitian yang berupa tes digunakan untuk mengungkapkan data kemampuan menulis teks drama. Bentuk Instrumen ini adalah tes tertulis yang berupa perintah kepada siswa untuk menulis teks drama. Instrumen penelitian, yakni tes menulis teks drama dikembangkan dengan mengacu pada SK-KD, indikator, dan silabus pembelajaran bahasa Indonesia SMA. Adapun kisi-kisi tes menulis teks drama tersebut adalah sebagai berikut.

(25)

No. dengan model Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan menulis teks drama dengan menggunakan metode copy the master.

2. Menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusi sesuai dengan masalah yang berkaitan dengan menulis teks drama dengan

menggunakan metode copy the master.

1, 2, 3, 3 dengan model Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan menulis teks drama dengan memiliki tekstur drama.

2. Menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusi sesuai dengan masalah yang berkaitan dengan menulis teks drama dengan memiliki struktur drama.

4, 1

Jumlah 4

Berdasarkan tabel diatas yang ditetapkan kisi-kisi penelitian dari hasil seluruh instrumen penelitian siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Buatlah sebuah tema dan penokohan yang terdapat pada teks drama. 2. Tulislah contoh bagaimana konflik dalam teks drama!

3. Sebutkan unsur intrinsik yang terdapat di dalam teks drama!

(26)

dari 5 orang. Kemudian susunlah dialog-dialog yang telah kamu tulis sehingga mengambarkan rangkaian cerita yang digambarkan!

9.5.2 Teknik Angket

Menurut Arikunto (2013:194), angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini, angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang sudah dijelaskan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto dalam kutipan Astuti, 2002:129). Angket yang diberikan kepada siswa sebanyak sepuluh pertanyaan dengan tiga alternatif pilihan jawaban. Angket yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk memperoleh informasi tentang sikap dan minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya materi menulis teks drama.

(27)

tugas tersebut dinilai dan dikembalikan lagi kepada anda? (8) Apakah guru Bahasa Indonesia memberi kesempatan kepada anda untuk bertanya tentang materi pelajaran yang diberikan pada saat ini? (9) Metode apakah yang digunakan guru ketika mengerjakan menulis teks drama? (10) Menurut anda, apakah ada manfaatnya setelah anda dapat menulis teks drama?

9.5.3 Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto dalam kutipan Astuti, 2002:132). Wawancara ini penulis tujukan kepada siswa dan guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya dengan memberikan pertanyaan tentang kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia.

(28)

Negeri 1 Lempuing Jaya terdapat buku-buku penunjang mata pelajaran Bahasa Indonesia? (9) Metode apakah yang Ibu pergunakan ketika mengajar menulis teks drama? (10) Usaha apakah yang Ibu lakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks drama?

9.7 Teknik Analisis Data 9.7.1 Teknik Analisis Data Tes

Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memeriksa lembar jawaban siswa, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif, sehingga peneliti dapat melihat pencapaian hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran Copy The Master.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah:

a. Membuat kunci jawaban dan memberikan skor masing-masing jawaban soal.

b. Memeriksa jawaban siswa.

c. Memberikan skor hasil jawaban sesuai dengan skor patokan yang telah ditentukan.

d. Membuat hasil penilaian.

e. Menentukan nilai siswa sesuai dengan jumlah skor yang didapatnya, dalam rentang 0-100.

f. Membuat analisis hasil tes.

(29)

Tabel 4

Kisi-Kisi Kriteria dan Pembobotan Nilai Menulis Teks Drama

No. Nama

Penilaian tes menulis teks drama bagi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lempuing Jaya adalah sebagai berikut. Adapun penjabaran penilaian dan tiap-tiap unsur dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5

a. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan solusi masalah baik pada ide pengembangan tulisan dan relevan dengan permasalahan.

b. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan solusi masalah cukup ide pengembangan tulisan dan

5

(30)

menyelesaikan

c. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan solusi masalah kurang ide pengembangan tulisan dan relevan dengan permasalahan.

1

2 a. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan solusi masalah baik pada kerangka pengembangan tulisan dan relevan dengan permasalahan.

b. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan solusi masalah cukup pada kerangka pengembangan tulisan dan relevan dengan permasalahan.

c. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan solusi masalah kurang kerangka pengembangan tulisan dan relevan dengan permasalahan.

5

3

1

3 a. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan solusi masalah baik pada teknik pengembangan tulisan dan relevan dengan permasalahan.

b. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan solusi masalah cukup pada teknik pengembangan tulisan dan relevan dengan permasalahan.

c. Kemampuan merencanakan penyelesaian dengan model

Bahasa Indonesia serta menyelesaikan dan menafsirkan solusi masalah kurang pada teknik pengembangan tulisan dan relevan dengan permasalahan.

5

3

1

4 Tema a. Tema yang dipilih oleh siswa menarik. b. Tema yang dipilih oleh siswa cukup menarik. c. Tema yang dipilih oleh siswa kurang menarik.

5 3 1

5 Alur a. Alur yang digunakan mendukung adanya konflik.

b. Alur yang digunakan cukup mendukung adanya konflik.

c. Alur yang digunakan kurang mendukung

(31)

adanya konflik. 6 Kejelasan

Tokoh dan Watak

a. Karakter tokoh digambarkan dengan jelas. b. Karakter tokoh digambarkan cukup jelas. c. Karakter tokoh digambarkan kurang jelas.

5 3 1 7 Pengembangan

Dialog

a. Pengembangan dialog sesuai dengan adegan tokoh.

b. Pengembangan dialog cukup sesuai dengan adegan tokoh.

c. Pengembangan dialog kurang sesuai dengan adegan tokoh.

a. Latar mengambarkan 3 aspek (tempat, waktu, suasana) sesuai.

b. Latar mengambarkan 3 aspek (tempat, waktu, suasana) cukup sesuai.

a. Latar mengambarkan 3 aspek (tempat, waktu, suasana) kurang sesuai. b. Bahasa yang digunakan cukup sesuai. c. Bahasa yang digunakan kurang sesuai.

5

b. Mungkin untuk dipentaskan tetapi sulit. c. Tidak mungkin untuk dipentaskan. penulisan teks drama. Keberhasilan penulisan naskah drama tersebut dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang dengan rentan nilai 0-100.

Nilai=Skor yang diperoleh siswa Skor maksimal X100

(32)

9.7.2 Teknik Analisis Data Angket

Untuk menganalisis data angket siswa, penulis menggunakan rumus berikut ini.

P= F

N X100%(Yusuf dalam kutipan Astuti, 1996:56)

Keterangan:

P = Persentase jawaban angket siswa. F = Frekuensi alternatif jawaban siswa. N = Jumlah sampel penelitian.

9.7.3 Teknik Analisis Data Wawancara

Untuk menganalisis data wawancara guru berdasarkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepada guru. Hasil wawancara guru tersebut diharapkan dapat melengkapi data tes dan angket.

9.8 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang di analisis normal atau tidak, karena uji statistik parametris t atau Uji-t baru dapat digunakan jika data terdistribusi secara normal. Maka diperlukan daftar distribusi frekuensi untuk

menentukan rata-rata ( X´ ), standar deviasi (S) dan modus (Mo) dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menentukan Skor besar dan kecil.

(33)

d. Panjang kelas interval (p) = rentang / banyak kelas

Untuk menguji apakah data tersebut terdistribusi normal, maka digunakan uji kemiringan kurva atau rumus koefisien pearson, yaitu:

1) Mencari Modus (Mo) Mo = b + P ( b1

b1+b2

) (Sudjana, 2005:77)

Keterangan :

b = batasan bawah kelas modus (kelas yang memiliki frekuensi terbesar) P = panjang kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas modus b2 = frekuensi kelas modus ditambah frekuensi sesudah kelas modus

2) Menguji normalitas dan menggunakan rumus kemencengan kurva yaitu rumus koefisien kemiringan pearson.

Km = XMo

S (Sudjana, 2005:109)

Keterangan :

Km = kemiringan X = rata-rata nilai Mo = modus S = simpangan baku Data berdistribusi normal apabila KM terletak antara -1 dan + 1 dalam selang (-1< KM < + 1).

9.9 Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji “F”. Langkah-langk ah uji homogenitas data adalah sebagai berikut. a. Menghitung varians terbesar dan varians terkecil.

Fhitung = varians terbesarv arians terkecil (Sudjana, 2005:250)

s2=n ∑ fixi 2

(

fixi

)

2

(34)

b. Bandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Untuk varians terbesar, dkpembilang= n-1 Untuk varians terkecil, dkpenyebut= n-1 Taraf signifikansi (α ) = 0,05

c. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut.

Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka tidak homogen. Jika Fhitung ≤ Ftabel , maka homogen. Keterangan : eksperimen dan siswa kelas kontrol dengan membuat tabel sebagai berikut.

Tabel 6

b. Menghitung nilai rata-rata tes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Mx =

x c. Mencari t dengan rumus sebagai berikut.

(35)

d. Menguji hipotesis dengan membandingkan besarnya “t” hasil perhitungan (to) dan tabel nilai “t” (tt) dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasannya, dengan rumus:

db = (N1 + N2 - 2) (Arikunto, 2013:356)

e. Dengan diperolehnya db, maka dapat dicari harga tt pada taraf signifikansi 5%. Jika to sama besar atau lebih besar dari pada tt maka Ho ditolak, tetapi jika tt lebih besar dari pada to maka Ho diterima.

Keterangan :

Mx = mean variabel x

ny = banyaknya subjek kelompok x (jumlah sampel kelompok x)

x = jumlah nilai x

My = mean nilai y

y = jumlah nilai y

ny = banyaknya subjek kelompok y (jumlah sampel kelompok y) db = derajat kebebasan

9.11 Jadwal Kerja

Pelaksanaan penelitian terhitung mulai bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Mei 2016. Adapun kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8 Jadwal Penelitian

No Ket.

Januari

2016 Februari2016 Maret2016 April 16 Mei 2016 Juni 2016

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Armariena, Dian Nuzulia.2015. Menulis Teori & Praktik. Banyuasin: Alif Media Grafika

Astuti, Tri Jani. 2013. Korelasi Antara Kemampuan Memahami Makna Istilah Dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Negeri 12 Palembang. Palembang: Universitas PGRI Palembang.

Budiarti, Eulis Anggia. 2011. Menulis Cerpen dengan Metode Copy The Master. http: // Kata-Pujangga. Blongspot.com/. . . dengan-metode-copy. Html. Diakses 17 November 2013

Dalman. H. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Gravindo Persada

Hasanuddin. 2009. Drama, Karya Dalam Dua Dimensi, Kajian Teori, Sejarah, dan Analisis. Bandung: Angkasa Bandung.

Laela Sari dan Nurlailah. 2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuasa Aulia. Marahimin, Ismail. 2004. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya

Pratiwi, Yuni dan Frida Siswiyanti. 2014. Teori Drama dan Pembelajarannya.

Yogyakarta: Ombak.

Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Santosa, Puji, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Suparno dan Yunus, Mohamad. 2008. Keterampilan Dasar Menulis, edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Taringan, Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

(37)

Wardarita, Ratu. 2004. Kajian Bahasa Dan Sastra Indonesia. Palembang: Elmatera. Wardarita, Ratu. 2012. Kemampuan Menulis Karya Ilmiah,Pendekatan Pembelajaran

(38)

Gambar

Tabel 1Populasi penelitian
Tabel 2Sampel penelitian
Tabel 5Pedoman Penilaian Penelitian
Tabel 6Distribusi Perhitungan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,

Tes adalah serangkaian pertanyaan, latihan, atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

Arikunto berpendapat, “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

D. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

pengertian tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh