• Tidak ada hasil yang ditemukan

sistem Kepartaian dan Pemilu di Indonesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sistem Kepartaian dan Pemilu di Indonesi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM KEPARTAIAN &

PEMILU INDONESIA

(2)

Partai Politik

merupakan sarana bagi warga

negara untuk turut serta atau berpartisipasi

dalam proses pengelolaan negara.

*

Kelahiran partai politik

di negara-negara

eropa barat hanya menjadi penghubung antara

rakyat dan pemerintah, seperti di Inggris dan

Prancis. Disini partai politik belum berperan

dalam proses politik kenegaraan.

**

Kegiatan partai politik pada saat itu

masih

bersifat elitis dan aristrokrasi, dimana hanya

mempertahankan kepentingan kaum

(3)

Partai pada masa itu hanya mengutamakan

kemenangan pada pemilihan umum untuk

mendapatkan dukungan yang besar dalam parlemen, sedangkan waktu diantara dua pemilu biasanya

kurang aktif. Kemudian partai tidak memiliki disiplin partai yang ketat, dan pungutan iuran tidak

dipentingkan; oleh karena itu partai semacam ini dinamakan patronage party (partai lindungan yang dilihat dari patron-client relationship).

* Disini partai lebih mengandalkan kekuatan pada jumlah massa sehingga dinamakan juga partai

(4)

Dalam perkembangannya, muncul partai

diluar parlemen

, dimana partai-partai ini

bersandar pada ideologi atau

Weltanschauung

tertentu seperti Sosialisme, Fasisme,

Komunisme, Kristen Demokrat, dsb. Di dalam

partai semacam ini Disiplin partai sangat ketat.

*

Pimpinan partai biasanya akan sangat kuat

menjaga kemurnian doktrin politik yang

dianutnya dengan jalan mengadakan saringan

terhadap calon anggotanya dan memecat

(5)

Partai dengan ideologi yang sangat kuat disebut juga sebagai Partai kader, Partai Ideologis, atau partai Asas (Sosialisme, Fasisme, Komunisme, Sosial Demokrat), dimana ia memiliki pandangan hidup yang digariskan dalam kebijakan partai dan berpedoman pada disiplin partai yang ketat dan mengikat.

* Pendidikan kader sangat diutamakan dalam partai ini, dimana calon-calon anggota partai disaring dengan berbagai persyaratan untuk

menjadi anggota partai; dalam mempertahankan ikatan batin dan kemurnian ideologi maka

(6)

Daniel Bell (1960) dalam Meriam Budiarjo,

(dasar2 ilmu politik, 2008:402), mengatakan bahwa “Di Barat, ada konsensus di antara para intelektual tentang masalah politik, yaitu diterimanya negara kesejahteraan (Welfare State); diidamkannya

desentralisasi kekuasaan; sebuah sistem ekonomi campuran (mixed economy) dan pluralisme politik (political pluralism); Dengan demikian masa

ideologi telah berakhir”. (In the western world, therefore, there is a rough consensus among

intellectuals on political issue; the acceptance of a

(7)

Partai politik adalah suatu kelompok terorganisir

yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuannya

adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara

konstitusional agar dapat melaksankan programnya untuk kesejahteraan seluruh masyarakat / rakyat.

* Menurut Carl J. Friedrich, partai politik adalah

sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan

penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini,

(8)

Sigmund Neumann dalam bukunya Modern

Political Parties, mengemukakan bahwa Partai Politik adalah organisasi dari aktivitas-aktivitas politik yang berusaha untuk menguasai

kekuasaan pemerintahan serta merebut

dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.

* Menurut Giovanni Sartori, menyatakan bahwa Partai Politik adalah suatu kelompok politik yang mengikuti pemilihan umum dan, melalui

pemilihan umum itu, mampu menempatkan

(9)

Di negara demokrasi partai relatif dapat

melaksanakan fungsinya sesuai harkatnya yaitu sebagai wahana bagi warga negara untuk

berpartisipasi dalam pengelolaan kehidupan

bernegara dan memperjuangkan kepentingannya dihadapan penguasa; sebaliknya di negara

otoriter, partai tidak dapat menunjukkan harkatnya sebab lebih banyak menjalankan kehendak

penguasa semata.

* Fungsi-fungsi partai politik di negara demokrasi : 1. Sebagai sarana komunikasi politik.

(10)

Sebagai sarana Komunikasi Politik; dimana dalam

masyarakat modern banyak ragam pendapat dan aspirasi yang berkembang, dimana dalam hal ini ada proses interest aggregation atau

penggabungan kepentingan dan interest articulation atau perumusan kepentingan.

* Fungsi aggregasi kepentingan dan artikulasi

kepentingan merupakan fungsi dalam komunikasi politik, sebab komunikasi akan berjalan dengan apabila kedua fungsi ini dapat berjalan dengan lancar.

** Kemudian parpol juga memainkan peranan penting sebagai jembatan penghubung antara

(11)

Sebagai sarana Sosialisasi Politik; adalah sebagai suatu proses yang melalui seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat di mana ia

berada; dimana hal itu menetukan sikap politik

seseorang mengenai Nasionalisme, kelas sosial, suku bangsa, ideologi, hak dan kewajiban.

* Proses sosialisasi politik adalah suatu proses yang

disampaikan kepada masyarakat berkaitan “budaya politik” suatu masyarakat yaitu norma-norma, nilai-nilai, dari satu generasi ke generasi berikutnya; kemudian hal ini sangat berkaitan erat dengan pembelajaran (pendidikan) politik terhadap suatu generasi secara terus menerus dan

berkelanjutan.

(12)

Sebagai sarana Rekruitmen Politik;

adalah

suatu proses yang berkaitan pada masalah

seleksi kepemimpinan baik di internal partai

maupun di eksternal partai, termasuk untuk

menyeleksi anggota partai yang bergabung

kedalam partai.

*

Rekruitmen politik menjamin

kontinuitas dan

kelestarian partai, sekaligus merupakan salah

satu cara untuk menjaring dan melatih

calon-calon pemimpin.

**

Ada berbagai cara untuk melakukan

(13)

Sebagai sarana Pengatur Konflik (Conflict

Management); adalah peran partai politik dalam

menekan atau membantu mengatasi konflik, minimal akibat dari konflik bisa ditekan seminimal mungkin; disini elite partai politik harus dapat menumbuhkan pengertian diantara pihak yang berkonflik dan secara bersamaan meyakinkan pendukungnya.

* Disini partai politik diharapkan dapat sebagai

penghubung psikologis dan organisasional antara warga negara dengan pemerintahnya, selain itu juga melakukan konsolidasi dan artikulasi tuntutan-tuntutan beragam dan yang berkembang di berbagai kelompok masyarakat.

(14)

Klasifikasi sistem kepartaian:

1. Sistem Partai Tunggal, dimana di dalam suatu negara hanya satu partai yang dominan yang mengatur seluruh kehidupan bangsa, seperti di China, Negara-negara

Afrika, dan Kuba, serta Soviet (dahulu).

2. Sistem Dwi Partai, dimana ada dua partai politik yang selalu dominan memenangkan dua tempat teratas

dalam pemilu secara bergiliran dan dengan demikian memiliki kedudukan yang dominan, seperti : di Inggris, Amerika Serikat, Filiphina, Kanada dan Selendia Baru. 3. Sistem Multi Partai, dimana terdapat banyak partai politik yang memiliki dukungan politik yang tersebar

tanpa ada satu partai yang dominan menguasi sebagian besar dukungan, sehingga dalam membentuk atau

Referensi

Dokumen terkait

Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga Negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai

Bahwa partai- partai politik yang dibentuk di Indonesia belum bisa lepas dari politik aliran yang menunjukkan tingginya pluralitas spektrum ideologi dan kultur

Cara yang paling umum dalam membedakan tipe sistem partai politik adalah dengan referensi jumlah partai yang berkompetisi dalam memperebutkan kekuasaan.. Sistem kepartaian

Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik, yaitu: Partai Indonesia Baru, Partai Kristen Nasional Indonesia, Partai Nasional Indonesia – Supeni, Partai Aliansi Demokrat

Mendekatkan waktu atau membuat serentak waktu pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu presiden dalam sistem presidensial multipartai memiliki dampak penyederhanaan terhadap

Partai politik yang ikut pemilihan umum pada tahun 2004 antara lain: Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Buruh Sosial Demokrat Indonesia, Partai Bulan Bintang,

kaitannya terhadap penguatan pemerintahan. Dimana apabila Presiden terpilih itu dari partai Demokrat maka secara otomatis partai Republik akan menjadi oposisi, begitupun

Para partai politik ini tidak turun tanggan untuk menyebar hoaks bagi bartai lawannya namun ada sekelompok orang atau biasa disebut buzzer akan menyebarkan berita bohong yang dapat