• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesejahteraan Masyarkat Pasca Pemekaran Daerah Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesejahteraan Masyarkat Pasca Pemekaran Daerah Chapter III IV"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KONDISI DAN ANALISIS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN BATU BARA PASCA PEMEKARAN

Bab tiga berisi penjelasan mengenai hasil data yang diperoleh di lapangan dan memperlihatkan hasil analisis dari data yang diperoleh dengan menggunakan teori otonomi daerah, pemekaran daerah, pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Paparan mengenai kondisi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara setelah ditetapkan menjadi daerah otonom baru akan dijelaskan sesuai dengan indikator kesejahteraan masyarakat yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Selain itu, juga akan dipaparkan mengenai peran badan-badan politik maupun peran instansi pemerintahan yang ada di Kabupaten Batu Bara dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan daerah di Kabupaten Batu Bara. Untuk memperoleh informasi yang di butuhkan maka telah dilakukan wawancara dengan Kepala Badan, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah maupun Mereka yang mewakili dan mumpuni dalam hal memberika data yang berkaitan dengan Keejahteraan Masyarakat di Kabupaten Batu Bara, diantaranya Bapak Rubi Siboro selaku Kepala Badan Perenanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batu Bara dan Bapak Amat Mukhtas selaku Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Batu Bara.

3.1 Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Batu Bara

(2)

kepada, percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah, percepatan pengelolaan potensi daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban, peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah. Keberhasilan pemekaran daerah tidak hanya dapat diukur pada seberapa banyal kegiatan yang dilakukan didaerah tersebut, namun melainkan bagaimana kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.

Walaupun belum ada batasan baku terkait dengan kesejahteraan masyarakat, namun kesejahteraan masyarakat pada substansinya terkait dengan pendidikan, kemiskinan, ketenagakerjaan, peningkatan ekonomi, kesehatan. Kesejahteraan dapat diartikan sebagai suatu kondisi kehidupan sejahtera, keadaan yang baik, kemakmuran dan kebahagian, yang ditandai dengan kebutuhan manusia yang mendasar. Sedangkan menurut Undang-Undang No.11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Bapak Rubi Siboro selaku Kepala BAPPEDA Kabupaten Batu Bara menyatakan bahwa kesejahteraan masyarakat ialah:

“Kesejahteraan masyarakat merupakan ukuran dari hasil pembangunan masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik yang ditunjukkan dengan kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar yang dapat dilihat dengan, rumah yang layak, terpenuhinya kebutuhan sandang dan pangan, biaya pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau kondisi dimana setiap individu mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran tertentu dan kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani”32

32

(3)

Ditambahkan dengan yang disampaikan dengan narasumber Bapak Ahmad Mukhtas selaku ketua Komisi DewaN Perwakiln Rakyat Daerah Kabupaten Batu Bara, yang menyatakan bahwa kesejahteraan masyarakat ialah :

“Kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dari usaha-usaha sosial dari lembaga sosial untuk membantu tingkat hidup serta kesehatan yang lebih baik dengan menyediakan sarana dan prasarana. Salah satu dari tujuan pemekaran Kabupaten Batu Bara dari Kabupaten Induknya, proses pembangunan serta kesejahteraannya itu sangat ditentukan oleh kemampuan anggaran dan letak geografis, kalau anggrannya terbatas tetapi geografisnya termasuk cukup luas, ini tingkat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dari sisi ekonomi bahwa adalah salah satu faktor pendukung kesejahteraan masyarakat itu adalah anggaran dari APBD.”33

“Kesejahteraan itu diukur dari pendapatan, maka kita harus mengetahui data kependudukan yang disensus oleh Badan Pusat Statistik, karena data masyarakat miskin itu ada disana. Kita harus mengetahui seberapa besar tingkat kemiskinan di Kabupaten Batu Bara setelah hasil pemekaran. Jadi kesejahteraan itu juga dipengaruhi salah satu nya Dari pernyataan Narasumber diatas dapat disimpulkan bahwa Kesejahteraan Masyarakat merupakan kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usahanya memnuhi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan material dan spiritualnya. Kebutuhan material dapat dihubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual dapat dihubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentraman hidup yang diwujudkan dengan adanya pembangunan.

Kabupaten Batu Bara sebagai salah satu kabupaten hasil pemekaran daerah juga harus mewujudkan tujuan otonomi daerah. Setelah terbentuknya Kabupaten Batu Bara harus berusaha untuk melaksanakan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan daerah. Setelah ditetapkan menjadi daerah otonom baru Kabupaten Batu Bara mengalami peningkatan kesejahteraan yang signifikan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Mukhtas, berikut:

33

(4)

tingkat pendidikan, karena bisa dipastikan kalau berbicara mengenai kesejahteraan dikaitkan dengan pendidikan, kemudian sosialnya yang dijadikan tolak ukur. Jadi kalau dari tingkat angkat kemiskinan di Kabupaten Batu Bara yang tergolong masih cukup besar. Tetapi kalau dibandingkan ketika sebelum dimekarkan Kabupaten Batu Bara ya Saya pikir walaupun Saya belum mendapatkan angka yang real seberapa besar perubahan itu, tetapi menurut Saya sudah cukup terjadi peningkatan. Dengan berdirinya kabupaten Batu Bara ini, walaupun sebelum di mekarkan sudah ada yang nama nya PT. Indonesia Asahan Alumunium dimana sekarang ini terletak di Kabupaten Batu Bara. Keberadaan industri, keberadaan perkebunan baik BUMN ataupun dari swasta membawa pengaruh terhadap masyarakat, makanya bagi masyarakat yang berada disekitaran pabrik mendapatkan dampak ekonomi, karena adanya tingkat pendapatan masyarakat sebagai pegawai itukan juga cukup banyak yang mampu menyerap tenaga-tenaga kerja lokal yang dapat bekerja di PT.INALUM, kemudian PT.Multimas Nabati”34

“Salah satu indikator dari kesejahteraan masyarakat kan tingkat kemiskinan. Jadi tingkat kemiskinan di Kabupaten Batu Bara fluktiatif, kalau dari data Badan Pusat Statistik dari tahun 2010 itu 12,29%, tahun 2011 mencapai 11,67%, tahun 2012 mencapai 11,24, tahun 2013 11,94%, tahun 2014 mencapai 11,25%. Kalau dari kondisinya relative lebih baik walupun ada kenaikan dan ada penurunan juga, karena salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah kemiskinan”

Hal yang sama juga diakui oleh Bapak Rubi Siboro, sejak pemekaran memang terdapat peningkatan kesejahteraan, namun masih mengalami fluktuatif, berikut :

35

Berdasarkan hasil wawancara diatas, setelah dimekarkan dari Kabupaten Asahan, tidak di pungkiri Kabupaten Batu Bara mengalami peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebagai salah satu indikator dari kesejahteraan itu ialah kemiskinan, dimana kemiskinan di Kabupaten Batu Bara sendiri diakui masih tinggi. Namun bila dibandingkan dengan sebelum menjadi daerah otonomi baru kemiskinan di Kabupaten Batu Bara mengalami penurunan walaupun masih fluktuatif. Seperti pada tahun tahun 2010 itu 12,29%, tahun 2011 mencapai 11,67%, tahun 2012 mencapai 11,24, tahun 2013 11,94%, tahun 2014 mencapai 11,25%. Dengan dibentuknya Kabupaten Batu Bara, pemerintahan yang lebih dekat dengan masyarakat juga mendorong adanya pelayanan publik yang lebih baik. Dalam hal mata pencahrian pemerintahan Kabupaten 34

Hasil wawancara dengan Bapak Mukhtas pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 14.00 bertempat di Kantor DPRD Kabupaten Batu Bara

35

(5)

Batu Bara sendiri melakukan usaha dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti peningkatan perekonomian masyarakat sejak dilaksanakan pemekaran daerah dengan dikelolanya PT.INALUM, PT. Multimas Nabati keberadaan perkebunan, industri dan dll, . Hal ini dianggap dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat Kabupaten Batu Bara sehingga mendorong peningkatan pendapatan masyarakat di Kabupaten Batu Bara.

Selain dari hasil wawancara diatas, kondisi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara setelah pemekaran akan dipaparkan dalam bentukdokumentasi yang telh dikumpulkan oleh penulis. Seperti yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, dalam tulisan ini untuk melihat kondisi kesejahteraan masyarakat ada beberapa indikatornyang digunakan antara lain : Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Kemiskinan, Distribusi Pendapatan serta Tingkat Pengangguran.

3.1.1 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Batu Bara

Menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2009, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM digunakan untuk mengelompokkan sebuah negara/daerah sebagai daerah maju, berkembang, atau terbelakang. IPM juga digunakan untuk melihat pengaruh kebijakan dan peran pemerintah terhadap kualitas hidup masyarakat. Indeks Pembangunan Manusia (Human

Development Indeks/ HDI) adalah rata-rata sederhana dari tiga indikator yang menggambarkan

(6)

indikator untuk mengukur dimensi ini. Adapun untuk dimensi hidup yang layak, kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat pada rata-rata besarnya pengeluaran perkapita dijadikan indikator. Indikator ini dirasa tepat sebagai pendekatan terhadap pendapatan masyarakat sehingga dapat mewakili hasil pembangunan untuk suatu hidup yang layak. Secara singkat penjelasan mengenai IPM dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

Indeks Pembangunan Manusia

Secara umum, sejak dimekarkannya Kabupaten Batu Bara untuk IPM meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara, Indeks Pembangunan Manusia tahun 2008 sebesar 71,17%, pada tahun 2009 meningkat menjadi 71,76%, pada tahun 2010 meningkat menjadi 72,27%, pada tahun 2011 meningkat menjadi 72,77%, pada tahun 2012

Umur Panjang dan

Angka Harapan Hidup saat lahir

Kehidupan yang Layak

Indeks Pembangunan Manusia

Pendidikan Pengeluaran Rill

per Kapita yang disesuaikan

Angka Melek Huruf dan rata-rata lama

(7)

meningkat menjadi 73,27% dan selanjutnya pada tahun 2013 kembali mengalami peningkatan menjadi 73,81%.

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting demi pencapaian kesejahteraan masyarakat dan merupakan hal terpenting dalam pembangunan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan di Kabupaten Batu Bara sendiri terpengaruh oleh tofografi wilayah dan budaya daerah.

Dimensi pendidikan dapat diukur melalui angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah disuatu wilayah. Di Kabupaten Batu Bara, angka melek huruf dan angka rata-rata lama sekolah terjadi peningkatan semenjak dimekarkan dari kabupaten induknya.

Dalam indikator pendidikan dapat diukur dari Angka Melek Huruf penduduk dewasa serta rata-rata lama sekolah. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan adalah belum idealnya rasio siswa terhadap guru, rasio siswa terhadap daya tampung sekolah dan rasio guru terhadap sekolah. Pencermatan atas data sebaran RLS dan AMH menunjukkan bahwa ketersediaan sarana prasarana, aksesibilitas, serta kondisi sosial ekonomi, berpengaruh pada peningkatan RLS dan AMH. Peningkatan signifikan AMH dan RLS terjadi di daerah/ wilayah yang berkarakter urban, sementara kondisi di wilayah rural, akibat berbagai sebab mengalami perlambatan.

(8)

Sumatera Utara secara umum yang sebesar 97,46 persen bahkan menempati urutan kedua puluh delapan bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk Usia > 15 Tahun Yang Melek Huruf Tahun 2009

No Kecamatan Jumlah Penduduk Usia > 15 Tahun

Jumlah Penduduk Usia > 15 Tahun Yang Melek Huruf Tahun 2010

(9)

5 Talawi 24,494 23,262 94.97

6 Tanjung Tiram 44,900 43,734 97.40

7 Sei Balai 3,263 2,297 70.40

Jumlah 232,442 224,975 96.79

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Usia > 15 Tahun Yang Melek Huruf Tahun 2011

No Kecamatan Jumlah Penduduk Usia > 15 Tahun

Jumlah Penduduk Usia > 15 Tahun Yang Melek Huruf Tahun 2012

(10)

2 Sei Suka 35,341 35,041 99.15

3 Air Putih 31,497 30,800 97.79

4 Lima Puluh 57,470 56,139 97.68

5 Talawi 36,339 35,785 98.48

6 Tanjung Tiram 42,697 42,597 99.77

7 Sei Balai 18,047 17,757 98.39

Jumlah 254,081 249,866 98.34

TABEL 3.5

PERSENTASE ANGKA MELEK HURUF

No Kecamatan

Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Sei Balai 95.61 95.34 98.48 97.12 2 Tanjung Tiram 95.16 97.48 98.94 99.15 3 Talawi 94.45 96.65 98.65 97.79 4 Lima Puluh 96.19 98.47 99.20 97.68 5 Air Putih 95.16 94.97 98.50 98.48 6 Sei Suka 95.37 97.40 98.81 99.77 7 Medang Deras 91.18 70.40 97.73 98.39 Kab. Batu Bara 95.10 96.79 98.73 98.34

(11)

Tabel 3.6

Rata-Rata Lama Sekolah

No. RATA-RATA LAMA SEKOLAH

TAHUN

2009 2010 2011 2012 1. Kabupaten Batu Bara 7.10 7,35 7,54 7,54

Sumber: Kabupaten Batu Bara Dalam Angka

Indikator pendidikan yang digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan manusia (IPM) adalah angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RLS). Indikator-indikator tersebut dapat menggambarkan mutu sumber daya manusia/SDM dan jumlah tahun yang dihabiskan dalam menempuh semua jenis pendidikan formal. Persentase penduduk dewasa (usia 15 tahun ke atas) yang melek huruf mencapai 95,27% tahun 2011, terjadi sedikit kenaikan bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2010 yaitu sebesar 95,25, dengan rata-rata lama sekolah penduduk dewasa di Kabupaten Batu Bara sebesar 7,54 tahun.

(12)

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dengan anggaran Rp. 139.505.811.098,- dan ada juga Program Pendidikan Non Formal dengan anggaran Rp. 13.950.581.698,-.

2. Kesehatan

Kesehatan juga merupakan hal yang tak kalah penting. Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan salah satunya dapat dilihat dari indikator : angka harapan hidup saat dilahirkan (AHH), angka kematian bayi (AKB), angka kematian kasar (AKK) dan status gizi. AHH merupakan salah satu indikator kesehatan yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur kemajuan pembangunan manusia (IPM). AHH berbanding terbalik dengan angka kematian (bayi lahir mati, kematian bayi di bawah 1 tahun, kematian anak di bawah 5 tahun dan kematian ibu). Makin tinggi kualitas kesehatan, makin rendahnya angka kematian sehingga meningkatnya harapan untuk hidup.

Tabel 3.7

Angka Usia Harapan Hidup di Kabupaten Batubara Tahun 2009-2013

Hasil Sensus Penduduk

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

67,45 68,58 68,71 68,90 69.12

(13)

penolong untuk kelahiran yang dapat dijadikan perbandingan, dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Banyaknya Kelahiran Menurut Penolong Kelahiran di Kabupaten Batu Bara 2010 – 2014

Jenis Penolong 2010 2011 2012 2013 2014 Tenaga Kesehatan 8.240 7.479 7.783 8.485 8.486

Non Tenaga Kesehatan 7 2 11 314 6

Jumlah 8.247 7.481 7.794 8.772 8.492

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara

Dari tabel diatas dapat penolong kelahiran dilakukan oleh Tenaga Medis termasuk diantaranya ( Dokter dan Bidan ) dan Non Tenaga Medis termasuk diantaranya ( dukun ). Pada tahun 2010 penolong kelahiran dilakukan oleh tenaga medis sebanyak 8.240 kelahiran dan 7 oleh non tenaga medis, pada tahun 2011 sebanyak 7.479 oleh tenaga medis dan 2 oleh non tenaga medis, juga pada tahun 2013 sebanyak 8.485 oleh tenaga medis namun penolong kelahitan oleh tenaga non medis meningkat secara signifikan menjadi 314, dan pada tahun 2014 sebanyak 8.486 oleh tenaga medan dan 6 oleh non tenaga medis.

(14)

3. Pengeluaran Per Kapita

Pengeluaran per kapita termasuk dalam dimensi untuk mengukur Indeks Pembangunan Manusia di suatu daerah. Dimensi ini juga dapat menggambarkan bagaimana kesejahteraan di suatu daerah. Jika dilihat pada Tabel 3.8. berikut ini, tampak bahwa PDRB per kapita Kabupaten Batu Bara menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan PDRB tahun 2013 dari 55.078,14 ribu rupiah menjadi 59.539,68 ribu rupiah. Dengan demikian secara umum dapat dikirakan bahwa berdasarkan indikator ini tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batu Bara semakin membaik.

Tabel 3.9

PDRB Per Kapita Harga Berlaku dan Harga Konstan Kabupaten Batu Bara Tahun 2012-2014

(Rupiah) Tahun Harga Berlaku

(Ribu Rupiah

Harga Konstan ( Ribu Rupiah )

1 2 3

2012 50.644,21 46.269,55

2013 55.078,14 47.653,06

(15)

3.1.2 Garis Kemiskinan di Kabupaten Batu Bara

Kemiskinan merupakan salah satu indikator Kesejahteraan Masyarakat disuatu daerah. Semakin tingginya angka kemiskinan di suatu daerah menandakan masih banyaknya penduduk miskin di daerah tersebut.

Selama kurun waktu 7 tahun (2008-2014) jumlah penduduk miskin mengalami penurunan yang fluktuatif, jumlah penduduk miskin tahun 2008 sebanyak 51.6700 jiwa, tahun 2009 sebanyak 49.500 jiwa, tahun 2010 sebanyak 46.000 jiwa, tahun 2011 sebanyak 44.300, tahun 2012 sebanyak 43.000 jiwa, tahun 2013 sebanyak 46.860 jiwa, dan pada tahun 2014 sebanyak 44.720 jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin rata-rata sebesar 9,21% disebabkan berbagai program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Batu Bara semakin menyentuh masyarakat miskin (tepat sasaran). Ketepatan tersebut didukung oleh adanya identifikasi dan verifikasi berdasarkan indikator dan kriteria kemiskinan yang disusun sesuai dengan kondisi lokalitas daerah yang semakin mendekati kenyataan. Kedepan diperlukan upaya untuk melakukan unifikasi data kemiskinan agar proses percepatan penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan tepat. Optimalisasi peran masayarakat untuk turut serta dalam menyalurkan program Corpotate Social Responsibility (CSR) perlu didorong terus menerus.

(16)

Tabel 3.10

Penduduk Miskin di Kabupaten Batu Bara

No Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah

Penduduk Miskin

Orang 51.670 49.500 46.000 43.340 43.660 46.860 44.720

Sumber: Batu Bara Dalam Angka

3.1.3 Distribusi Pendapatan di Kabupaten Batu Bara

(17)

Tabel 3.11

Gini Ratio Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

(18)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat pada awal pemekaran Koefisien Gini di Kabupaten Batu Bara pada awal pemekaran yaitu tahun 2010 sebesar 0,195. Angka ini meningkat pada tahun 2011, 2012, dan 2013, yaitu koefisien gini sebesar 0,247, 0,296, 0,208. Hal ini menandakan pada tahun tersebut jumlah penduduk di Kabupaten Batu Bara mengalami peningkatan. Hal ini juga menandakan ada nya perbedaan yang mencolok pada perbedaan pendapatan golongan masyarakt kaya dan miskin.

3.1.4 Tingkat Pengangguran di Kabupaten Batu Bara

Keberhasilan pembangunan bidang ketenagakerjaan salah satunya dapat dilihat dari indikator : angka angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja yang bekerja merupakan salah satu indikator yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur kemajuan pembangunan manusia (IPM).

a. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk yang bekerja)

Angkatan Kerja yang bekerja di Kabupaten Batu Bara tahun 2011 mencapai 176.737, di tahun 2012 mencapai 150.574 dan di tahun 2013 mencapai 141.058 artinya Terjadi Penurunan setiap tahunnya. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.12

Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas

Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Batu Bara

No Jenis Kegiatan Utama 2011 2012 2013

(19)

Bekerja 176.737 150.574 141.058

Pengangguran 9.244 10.937 10.618

2 Bukan Angkatan Kerja 65.036 93.979 101.738

Sekolah 20.754 21.691 17.530

Mengurus Rumah Tangga 33.156 61.721 71.116

Lainnya 11.126 10.667 13.092

JUMLAH 251.017 255.490 253.864

Tingkat Partisipasi Angkatan kerja

b. Tingkat Pengangguran Terbuka. Di kabupaten Batu bara tingkat pengangguran terbuka meningkat setiap tahunnya, hanya satu kali terjadi penurunan di tahun 2011.

Tabel 3.13

ASPEK PELAYANAN UMUM DALAM BIDANG KETENAGAKERJAAN

No

ditempatkan 165.551 165.551 161.890 176.737 176.737

(20)

Dalam mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Batu Bara pemerintah Kabupaten Batu Bara melalui Dinas Tenaga Kerja mempunyai program ketenagakerjaan untuk menanggulangi pengangguran. Ada empat bidang yang dikerjakan oleh Disnaker Kabupaten Batu Bara, yaitu :

1. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, adalah bidang untuk mengawasi peraturan perundang-undangan agar berjalan sesuai dengan hubungan kerja. Yang dimaksud dengan hubungan kerja ialah pemberi kerja, ada bekerja dan ada kompensasi atau gaji. Dalam mengawasi peraturan perundang-undangan ini, terdapat pegawai pengawas yang memiliki legitimasi mengawasi atau sebagai polisi proses perundang-undangan tenaga kerja.

2. Bidang Hubungan Industrial, adalah bidang mengenai perselisihan. Apabila terjadi perselisihan di perusahaan, akan diselesikan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan ada mediator.

(21)

4. Bidang Pelatihan, dimana pelatihan ini bertujuan meningkatkan kualitas keterampilan pencari kerja. Dalam bidang ini Disnaker mempunyai Balai Latihan Kerja yang mengatur beberapa kejuruan seperti keterampilan dalam las, menjahit, salon, memprosessing hasil-hasil pertanian, dan lain-lain. Dengan demikian diharapkan

outputnya para penganggur bisa mandiri dan bisa diserap oleh perusahaan.

5.

3.2 Peran Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Politik di Kabupaten Batu Bara dalam Pembangunan Daerah Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat

Pelaksanaan otonomi daerah telah memberikan kepada daerah kewenangan yang nyata, luas, dan bertanggungjawab. Untuk itu maka pemerintahan daerah di beri kekuasaan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan sesuai dengan potensi dan sumber daya setempat.

(22)

(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) yang ada dikabupaten Batu Bara dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat didaerah, pemerintah daerah melaksanakan pembangunan daerah. Pembangunan sendiri berdasarkan teori structural fungsional yang dikembangkan oleh Talcott Parsons merupakan sebuah kompleksitas layaknya bagian tubuh manusia. Tiap bagian yang ada dalam masyarakat memiliki fungsi masing-masing dlam mencapai tujuan pembangunan. Jika dikaitkan dengan desentralisasi secara perspektif politik, maka pembangunan yang dilaksanakan bergantung pada peran badan-badan politik yang ada didaerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya, pemerintah melaksanakan berbagai kegiatan dalam program pembangunan daerah, tentunya program dan kegiatan ini diharapkan dapat membawa kemajuan untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini seperti disampaikan oleh Bapak Rubi Siboro selaku Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Batu Bara berikut:

“Kami selaku BAPPEDA memberikan perhatian penuh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Batu Bara yang tertera dalam RPJMD Kabupaten Batu Bara tahun 2013-2018 ( Peraturan Daeran No.13 Tahun 2014) . adapun visi dari kabupaten Batu Bara yaitu “Mewujudkan Kabupaten Batu Bara Sejahtera Berjaya, dan Misi Kabupaten Batu Bara:1. Melanjutkan tingkat mutu pendidikan. 2. Melanjutkan peningkatan derajat kesehatan. 3.Melanjutkan peningkatan perekonomian.

Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batu Bara pemerintah Kabupaten Batu Bara melalui BAPPEDA membentuk TKPK ( Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan) ditingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. TKPK Kabupaten Batu Bara telah merumuskan strategi untuk peningkatan kemiskinan yang disebut dengan SPKD (Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah) Kabupaten Batu Bara 2015-2018”36

36

(23)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Rubi Siboro, pemerintah Kabupaten Batu Bara melalui Bappeda melakukan usaha dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Adapun fokus dari usaha usaha dari Bappeda tertuju pada kemiskinan dan berfokus pada visi dan misi Kabupaten Batu Bara yaitu Mewujudkan Kabupaten Batu Bara Sejahtera Berjaya, dan Misi Kabupaten Batu Bara:1. Melanjutkan tingkat mutu pendidikan. 2. Melanjutkan peningkatan derajat kesehatan. 3.Melanjutkan peningkatan perekonomian.

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Ahmad Muhtaz selaku ketua Komisi C, berikut

“pembangunan di Kabupaten Batu Bara yang berkaitan dengan kesejahteraan itu sangat berkaitan dengan kemampuan APBD yang merupakan salah satu faktor, disamping tadi tingkat pendidikan dan kemandirian, tetapi beberapa bidang ( kesejahteraan itu kan menyangkut masalah ekonomi, masalah pendidikan dan masalah kesehatan) ini yang paling penting. Bagaimana masyarakat itu mendapatkan akses kesehatan, fasilitas kesehatan yang dibiayai oleh negara, pemerintah provinsi ataupun pemerintah daerah. Artinya masyarakat harus mendapatkan sebuah jaminan kesehatan. Jadi kalau di Kabupaten Batu Bara ini dengan jumlah penduduk 380.000 itu 50% nya sudah mendapatkan jaminan kesehatan ( Kartu Indonesia Sehat). Dan dari kemampuan APBD Kabupaten Batu Bara, yang Saya tahu terjadi peningkatan baik yang dibantu dari anggran Provinsi ataupun Kabupaten/Kota,karena masih cukup banyak masyarakat yang tidak mampu tetapi mereka belum mendapatkan Jaminan Kesehatan yang merupakan bagian dari kesejahteraan.”37

37

Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Mukhtas pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 14.00 bertempat di Kantor DPRD Kabupaten Batu Bara

(24)

DPRD sebagai representasi wakil rakyat memiliki konstituen yang jelas, latar belakang kehidupan ekonomi keluarga masing-masing konstituennya, memiliki struktur Partai Politik hingga tingkat Kecamatan dan bahkan Desa/Kelurahan. Ini semua adalah potensi yang dimiliki untuk mengukur sejauh mana masyarakat sebuah wilayah dapat diketahui tingkat kesejahteraannya oleh anggota DPRD. Untuk itu, masyarakat menaruh harapan pada setiap kebijakan yang dibuat melalui DPRD untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di masyarakat. Dalam konteks daerah, peraturan daerah ( perda) merupakan salah satu wujud kebijakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Sejak diberlakukannya sebgai daearah otonom, Kabupaten Batu Bara juga telah membuat beberapa ranperda yang telah disetujui menjadi. Berikut daftar Ranperda yang telah disetujui menjadi Perda:

- Tahun 2008

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Kedudukan dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Protokoler DPRD Kabupaten Batu Bara

- Tahun 2009

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Urusan Pemerintah Daerah

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Organisasi dan Dinas-Dinas

• Rancangan Perauran Daerah Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Dearah

(25)

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Sumber Pendapatan Desa

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana

- Tahun 2010

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Kabupaten Batu Bara

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Retribusi Jasa Umum

• Rancangan Perauran Daerah Tentang Retribusi Jasa Usaha

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Retribusi Perizinan Tertentu

- Tahun 2011

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pembentukan Desa dan Kelurahan

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perusahaan Batu Bara Berjaya

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan Protokol - Tahun 2012

• Rancangan Peraturan Tentang Perubahan Pajak - Tahun 2013

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang RSUD Kabupaten Batu Bara

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Air dan Tanah

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pertambangan Mineral Bukan Logam

(26)

- Tahun 2014

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Izin Usaha Jasa Kontruksi

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah

• Rancangan Perauran Daerah Tentang Penyertaan Modal

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Induk Kepariwisataan

• Rancangan Perauran Daerah Tentang Perencanaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung

• Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Batu Bara.

Dapat dilihat dari daftar ranperda yang telah dirumuskan selama tahun 2008-2014, belum ada kebijakan yang benar-benar langsung menyentuh ke masyarakat. Selama kurun waktu 7 Tahun, DPRD Kabupaten Batu Bara masih belum melakasanakan fungsi sepenuhnya sebagai penyalur aspirasi masyarakat. Jika dilihat dari rancangan peraturan daerah, belum ada satu peraturan yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat Kabupaten Batu Bara. Namun dilihat pada rencana kerja DPRD, hanya reses dan program DPRD yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Hal ini sependapat dari wawancara yang dilakukan dengan Bapak Ahmad Mukhtaz, berikut :

(27)

membangun komunikasi dengan perusahaan yang berada disekitar Kabupaten Batu Bara untuk melakukan CSR karena mereka juga punya program beasiswa untuk masyarakat Batu Bara yang Mereka (Perusahaan yang berada di wilayah Kabupaten Batu Bara) dengan Universitas, kadang ditambah dengan anggaran dari pemerintah. Kemudian kalau untuk peningkatan perokonomian, Kita kan berada di Kabupaten Batu Bara dan Nasional , melalui Dinas Sosial ada namanya PKH (Program Keluarga Harapan). kemudian yang ketiga bagaimana dengan ekonominya kita berkomunikasi dengan Dinas Sosial untuk , masyarakat diberikan bantuan untuk modal usaha, terutama usaha ibu-ibu. Kalau selama ini itu mereka hanya menyongket yang bekerja sama orang nah itu nanti dia akan dikasih modal tetapi dengan kelompok kecil. Kemudian program RTLH( Rumah Tidak Layak Huni) jadi rumah yang tidak layak huni akan mendapat bantuan berupa bahan bangunan yang sumbernya bisa dari APBD Kabupaten/Kota, bisa dari pusat bahkan bisa dari program CSR ya termasuk disini bantuan PT.INALUM dan juga DPRD menyerap aspirasi masyrakat melalui reses yang kemudian diajukan ke eksekutif agar selanjutnya dapat disampaikan kepada eksekutif.”38

“Ya salah satu kendala dalam kesejahteraan dari kemampuan anggaran yang terbatas, tetapi Saya pikir itu berlaku secara nasional bahkan negara sendiri pun mengalami devisit dalam hal anggaran sehingga berdampak ke daerah-daerah, kemudian kendala yang kedua adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang bisa dikatakan masih rendah, SD saja tidak tamat, sehingga kesadaran kesadaran untuk bagaimana menjaga kesehatannya, menjaga anak-anak itu untuk bagaimana mendapatkan pendidikan masih lemah. Karena kalaupun negara ataupun pemerintah memfasilitasi pendidikan gratis sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama yang 9 tahun itu Kita juga masih menemukan anak-anak yang SD pun tidak tamat jadi otomatis sangat mempengruhi kwalitas SDM masyarakat Kabupaten Batu Bara. Jadi perlu ada sebuah terobasan membangun mindset cara berpikir di masyarakat Kabupaten Batu Bara ini bahwa pendidikan itu sangat penting, kalaupun dia tidak mendapatkan pekerjaan yang baik tetapi cara berpikir dia sudah cukup maju”

Dalam pembangunan sebagai perwujudan kesejahteraan bagi masyarakat baik DPRD maupun Bapedda sendiri tak luput dari kendala, berikut penjelasan dari Bapak Ahmad Mukhtaz

39

Dalam pernyataan diatas, adapun kendala yang ditemui dalam melaksanakan kesejahteraan bagi masyarakat ialah anggaran yang terbatas menjadi kendala terbesar ditambah dengan kendala SDM karena dianggap masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Batu

38

Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Mukhtas pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 14.00 bertempat di Kantor DPRD Kabupaten Batu Bara

39

(28)

Bara yang sangat mempengaruhi kwalitas SDM, sehingga perlu ada mindset dari masyarakat Batu Bara itu sendiri bahwa pendidikan sangat penting .

Hal lain yang juga mengakibatnya tekendalanya proses peningkatan kesejahteraan ialah budaya dari masyarakat Batu Bara itu sendiri yang selalu menganggap bahwa dirinya miskin supaya mendapat bantuan, dan Sulitnya melaksanakan kordinasi dalam melaksanakan kesejahteraan masyarakat terhadap beberapa stakeholder antara pemerintah, swasta, dan masyarakat seperti yang dikatakan oleh Bapak Rubi Siboro, berikut penjelasannya

“Sulitnya merubah budaya masyarakat terhadap penerima bantuan, sebagai contoh masyarakat tidak malu mengaku miskin asalkan mendapat bantuan, 2. Sulitnya melakukan pendataan yang akurat dan uptodate terhadap jumlah masyarakat miskin, 3. Sulitnya melaksanakan kordinasi dalam melaksanakan kesejahteraan masyarakat terhadap beberapa stakeholder antara pemerintah, swasta, dan masyarakat”

Secara keseluruhan, kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara mengalami perubahan yang signifikan. Rentang kendali antara pemerintah dengan masyarakat di Kabupaten Batu Bara semakin dekat semenjak diberlakukan otonomi daerah. Bahkan bila dilihat dari data statistic diatas yang terkait kesejahteraan masyarakat ada kecenderungan peningkatan kesejahteraan walaupun masih tertinggal dengan beberaoa daerah lain di Provinsi Sumatera Utara. Indeks Pembangunan Manusia yang meningkat, garis kemiskinan dan tingkat pengangguran yang berkurang menjadikan adanya perubahan dalam kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara. Selain itu beberapa program beasiswa, adanya PKH ( Program Keluarga Harapan), program RTLH ((Rumah Tidak Layak Huni) dan penyediaan pelayanan juga dapat meningkatkan kesejahteraan di Kabupaten Batu Bara.

(29)
(30)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari Uraian mengenai kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara, sebagai pendapat terakhir peneliti menyimpulkan:

Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Indonesia yang memakai azas desentralisasi dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah menciptakan sistem baru yang memberikan kesempatan dalam penyelengaraan otonomi daerah dan menimbulkan yang terkait dengan pemekaran daerah. Dan pada 15 Juni 2007 resmi dibentuk Kabupaten Batu Bara. Dengan adanya otonomi daerah dan desentralisasi yang telah di berikan oleh pemerintah pusat kepada kabupaten Batu Bara diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Pemekaran daerah sejatinya merupakan sebuah cara untuk melaksanakan percepatan pembangunan demi tercapainya lesejahteraan masyarakat. Dengan adanya pemekaran diharapkan adanya desentralisasi pemerintahan yang baik sehingga terciptanya efektifitas penyelengaraan pemerintahan. Melalui efektifitas penyelenggaran pemerintahan dan pengelolaan pembangunan ini diharapkan ada perubahan yang menyeluruh sehingga masalah-masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat dapat teratasi. Kesenjangan yang terjadi antara beberapa daerah di Indonesia sebelum ini, diharapkan mendapatkan jawaban melalui adanya desentralisasi dalam wujud pemekaran daerah ini.

(31)

kesejahteraan masyarakat, Kabupaten Batu Bara mengalai kemajuan dibanding dengan sebelum dimekarkan dari Kabupaten Asahan. Adanya peningkatan setiap tahunnya mengenai indikator kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara..

Secara umum, adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabpaten Batu Bara tidak luput dari peran pemerintah, baik itu eksekutif maupun legislative. Adanya program-program pemerintah yang berfokus pada kesejahteraan seperti PKH ( Program Kelurga Harapan ), program RTLH ( Rumah Tidak Layak Huni ) dan dengan adanya program CSR yang mampu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Batu Bara

4.2 Saran

Dalam penelitian yang telahdijelaskan mengenai kondisi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara setelah menjadi daerah otonom baru. Untuk itu penulis akan memberikan saran :

Secara keseluhan, untuk melaksanakan perubahan terhadap kesejahteraan masyarakat bukanlah hal yang mudah dapat dilakukakan. Harus benar-benar ada niat dari semua pihak, baik itu masyarakat, pemerintah eksekutif, dan pihak-pihak yang terlibat sehingga Kabupaten Batu Bara akan mendapatkan hasil secara maksimal. Pemerintah dan DPRD diharapkan dapat bekerjasama dalam pembangunan daerah, dikarenakan kedua lembaga ini memberikan peranan penting dalam pembangunan daerah dan peran serta dari masyarakat Batu Bara itu sendiri untuk saling bekerja sama dengan pemerintahan dalam pembangunan kesejahteraan.

(32)

Gambar

Gambar 3.1 Indeks Pembangunan Manusia
Tabel 3.1
TABEL 3.4
TABEL 3.5 PERSENTASE ANGKA MELEK HURUF
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian efisiensi dari masing-masing faktor input yang dinyatakan oleh ai dan bi, nampak bahwa dalam pengelolaan usahatani bawang merah yang dilakukan pada musim

Dengan menggunakan beberapa metode tersebut, hasil penelitian yang diharapkan adalah perbaikan deteksi terhadap dataset RTE-4 ID 332 yang semula terdeteksi sebagai

Tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji keefektifan model SQ4R berbantuan media storytelling organizers terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Gugus Nusa

Implementasi yang telah dilakukan dengan menggunakan library keamanan akan memberikan kemudahan dalam membangun keamanan web service karena dengan dukungan library

Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education, menyatakan bahwa indeks pembangunan pendidikan atau Education Development

dapat mengeluarkan kita dari agama islam atau dengan kata lain merusak syahadat. yang telah diucapkan dengan lisan dan diyakini dalam hati.Menurut Sa’id

bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tetang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

Hambatan yang muncul antara lain : Hambatan Yuridis yaitu hambatan yang muncul karena adanya peraturan perundang-undangan yang baru dari pemerintah pusat di saat