• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isolasi dan Optimasi Enzim Amilase dari Isolat Bakteri Amilolitik Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terjun, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isolasi dan Optimasi Enzim Amilase dari Isolat Bakteri Amilolitik Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terjun, Medan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia

dalam sistem biologis. Enzim memiliki daya katalitik yang tinggi dan mampu

meningkatkan kecepatan reaksi hingga satu juta lebih cepat dibandingkan

reaksi-reaksi tanpa enzim. Molekul enzim juga memiliki tingkat spesifitas tertentu

terhadap substrat dari reaksi yang dikatalisisnya. Enzim tidak hanya mampu

mengkatalisis reaksi-reaksi dalam sistem biologis, tetapi juga mampu

mengkatalisis reaksi-reaksi di luar sistem biologis asalkan diberikan pada kondisi

yang sesuai. Kemampuan enzim mengkatalisis reaksi tergambar melalui

aktivitasnya (Kusumadjaja & Dewi, 2005).

Penggunaan enzim dalam bidang industri, baik industri pangan maupun

non-pangan, semakin berkembang di Indonesia. Enzim untuk kebutuhan industri

diekstraksi dari berbagai jenis sel mahluk hidup, tetapi pada saat ini enzim lebih

banyak diekstraksi dari berbagai jenis mikroorganisme, sebab mikroorganisme

menghasilkan enzim yang dapat dimanfaatkan manusia dalam jumlah dan jenis

yang sangat bervariasi selain mikroorganismenya sendiri dapat dikulturkan untuk

memperoleh enzim yang dihasilkannnya (Palmer, 1985)

Salah satu enzim dengan penggunaan yang besar adalah enzim amilase.

Enzim amilase adalah kelompok enzim yang memiliki kemampuan memutuskan

ikatan glikosida yang terdapat pada senyawa polimer karbohidrat. Hasil molekul

amilum ini akan menjadi monomer-monomer yang lebih sederhana, seperti

maltosa, dekstrin dan terutama molekul glukosa sebagai unit terkecil (Dessy,

2008).

Kebutuhan amilase didunia sangat tinggi, pada tahun 2004 penjualannya

(2)

efektivitas biaya, hemat ruangan dan waktu yang dibutuhkan untuk produksi,

kemudahan proses modifikasi serta optimalisasinya (Aiyer, 2005 dalam Fitriani,

2013).

Amilase dihasilkan oleh berbagai jenis organisme hidup, mulai dari

tumbuhan, hewan, manusia bahkan pada mikroorganisme seperti bakteri dan

fungi. Kelompok enzim ini memiliki banyak variasi dalam aktivitasnya, sangat

spesifik, tergantung pada sumber organismenya dan tempatnya bekerja (Dessy,

2008).Ada beberapa mikroba penghasil amilase. Bakteri merupakan salah satu

kelompok mikroorganisme yang dapat menghasilkan enzim amilase. Salah satu

sumber amilase yang banyak dieksplorasiadalah yang berasal dari mikroba. Enzim

amilase dari bakteri mempunyai keunggulan dibanding enzim amilase dari

tumbuhan, yaitu kestabilannya pada suhu yang tinggi, dan mudah untuk

diproduksi dalam jumlah yang banyak (Siti Nur Jannah,

1995).Penggunaanmikroba ini banyak diusahakan karena memilikikeunggulan

yaitu mudah ditumbuhkan, cepat tumbuhdan dapat dikendalikan produksinya

sesuai keperluan(Hayati, 2008). Genus bakteri penghasil amilase yangcukup

dikenal luas adalah Bacillus, Clostridium,Lactobacillus, Bacteriodes, dan

Micrococcus(Pelczar dan Chan, 1988). Beberapa spesies darigenus Bacillus,

seperti Bacillus subtilis, Bacilluslicheniformis dan Bacillus

stearothermophilusseringkali digunakan dalam memproduksi enzimamilase

secara komersial untuk berbagai keperluan (Gusnayetty, 2014).

Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme dalam tanah yang paling

dominan dan mungkin meliputi separuh dari biomassa mikroba dalam tanah.

Bakteri terdapat dalam segala macam tipe tanah tetapi populasinya menurun

dengan bertambahnya kedalaman tanah. Bakteri yang paling umum termasuk

dalam genus Pseudomonas, Arthrobacter, Clostridium, Achromobacter, Bacillus,

Micrococcus, Flavobacterium, Corynibacterium, Sarcina dan Mycobacterium

(3)

Tika, T dkk (2004) Isolasi Bakteri Amilolitik Toleran Ph 9 Dari Tanah

DiTaman Wisata Alam Situ Gunung-Sukabumi. Hasil penelitian ini diperoleh 3

isolat amilolitik toleran pH 9 yang berpotensi untuk menghasilkan enzim amilase

ekstraseluler yang dapat digunakan dalam industri, misalnya detergen. Wittri, D

dan Arief, F (2011) telah melakukan penelitian Isolasi Bakteri Penghasil

Eksoenzim Dari Tanah. Bakteri diisolasi dari sekitar kampus Akademi Kimia

Analisis Bogor pada 5 titik dan kedalaman ±20 cm. Dari penelitian diperoleh 4

isolat bakteri yang mampu menghasilkan enzim amilase dan isolat dengan indeks

amilolitik tertinggi pada suhu 30℃ dan 50℃ diidentifikasi sebagai bakteri

golongan Bacillus laterosporus.

Limbah domestik merupakan salah satu habitat yang sesuai bagi bakteri,

karena mengandung bahan organik sebagai sumber nutrisinya. Kemampuan

bakteri dalam menghidrolisis suatu senyawa dapat diketahuidengan cara

mengukur indeks hidrolisisnya (Nurhariyati, 2012 dalam Kartika, 2013).

Nurhariyati, T dkk. (2012) telah melakukan penelitian Isolasi dan Karakterisasi

Bakteri Amilolitik, Proteolitik, dan Lipolitik dari Limbah Domestik. Perwitasari,

Y. A (2014) telah melakukan penelitian Isolasi dan Uji Amilolitik Bakteri

Penghasil Amilase dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kota

Padang. Dari penelitian ini diperoleh tiga isolat penghasil amilase dengan indeks

amilolitik terbesar. Dari Gusnayetty (2014) dengan Identifikasi Bakteri Penghasil

Amilase Yang Berasal Dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di

Kota Padang diketahui bahwa ketiga isolat tersebut tergolong kedalam bakteri dari

genus Enterobacter dan genus Bacillus.

Dari penelitian-penelitian tersebut peneliti ingin meneliti aktivitas enzim

amilase dari isolat bakteri dari tanah tempat pembuangan akhir sampah di Medan.

Diketahui bahwa tanah tempat pembuangan akhir sampah berpotensi mengandung

isolat bakteri amilolitik. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terjun

merupakan lokasi tempat penimbunansampah yang diperoleh dari seluruh

(4)

berupasampah organik. Kondisi tersebut sangatmemungkinkan terdapatnya

keanekaragamanbakteriyang tinggi antara lain bakteri amilolitik karena substrat

untukpertumbuhan bakteri pendegradasi patimelimpah di tanah tempat

pembuangan sampah.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengisolasi bakteri amilolitik dari tanah tempat pembuangan

akhir sampah?

2. Bagaimana cara mengisolasi enzim amilase dari isolat bakteri amilolitik?

3. Berapa aktivitas enzim amilase hasil isolasi?

4. Berapa suhu, pH, dan waktu inkubasi optimum untuk enzim amilase memiliki

aktivitas optimum?

1.3 Pembatasan Masalah

1. Lokasi pengambilan sampel tanah adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Terjun Medan

2. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada tiga titik dengan kedalaman ±15

cm dari permukaan tanah

3. Aktivitas enzim amilase diuji dengan menggunakan metode DNS

4. Optimasi produksi enzim amilase dilakukan dengan variasi suhu, pH, dan

waktu inkubasi

5. Pengujian aktivitas amilase dilakukan pada variasi suhu 25, 30, 35, 40, dan

45℃

6. Pengaruh pH terhadap aktivitas amilase diuji dengan larutan buffer fosfat

pada variasi pH 6,5 ; 6,0 ; 7,0 ; 7,5 ; dan 8,0

7. Kondisi optimum produksi enzim amilase dilakukan dengan variasi waktu

inkubasi 12, 24, 36, 48, dan 60 jam.

1.4 Tujuan Penelitian

(5)

1. Untuk mengetahui proses isolasi bakteri amilolitik dari tanah tempat

pembuangan akhir sampah

2. Untuk mengetahui proses isolasi enzim amilase dari isolat bakteri amilolitik

tanah tempat pembuangan akhir sampah

3. Untuk menentukan kondisi optimum pH, suhu, dan waktu inkubasi untuk

produksi enzim amilase

4. Untuk menentukan aktivitas enzim amilase dari isolat bakteri amilolitik

terpilih

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi

mengenai sumber-sumber yang berpotensi dalam menghasilkan mikroba-mikroba

penghasil enzim amilase yang telah dianggap sebagai limbah. Dengan penelitian

ini dapat menambah wawasan bahwa limbah juga dapat dimanfaatkan. Selain itu

dapat mengetahui pada kondisi pH, suhu, dan konsentrasi substrat berapa enzim

amilase memiliki aktivitas yang optimum.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di :

1. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sumatera Utara

2. Laboratorium Biokimia/Kimia Bahan Makanan, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara

1.7 Metodologi Penelitian

Bakteri diisolasi dari tanah yang diambil dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Sampah Terjun Medan (pada 3 titik pengambilan sampel pada kedalaman ± 15

cm) dengan cara pengenceran dan dicawankan dalam media Nutrien Agar. Setelah

diinkubasi selama 1 × 24 jam diamati koloni yang tumbuh. Macam koloni yang

(6)

dilakukan menggunakan media yang mengandung substrat pati 1% dan diamati

zona transparan yang mengelilingi koloni bakteri.

Isolat dengan indeks amilolitik tertinggi dipilih untuk dilakukan optimasi

produksi enzim amilase. Kondisi optimum ditentukan dengan memvariasikan pH,

suhu, dan waktu inkubasi. Isolat bakteri amilolitik ditumbuhkan dalam media cair

steril lalu ekstrak kasar enzim amilase diuji aktivitasnya dengan menggunakan

metode DNS.Satu unit enzim amilase didefenisikan sebagai jumlah enzim yang

diperlukan untuk menghasilkan 1 μmol gula tereduksi (maltosa) per menit pada

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi apabila jumlah stasiun hujan yang telah ada ternyata lebih besar dibandingkan dengan jumlah stasiun yang dituntut berdasarkan cara Kagan, maka stasiun-

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Enita di RSUD Sragen dengan jumlah 60 responden didapatkan hasil bahwa sistem penghargaan

Menurut saya kinerja salesman Toko Besi Cahaya Baru saat ini belum cukup efektif dan efisien apabila dilihat dari aspek jarak tempuh ke setiap pelanggan bila dibandingkan

Pengobatan Jantung Bengkak paling Ampuh Internal Passing Juice Obat Tradisional Jantung Koroner paling Ampuh External Passing Juice Cara Mengobati Jantung Bengkak Internal Passing

Alfan Amri, 2009, “ Pengaruh Pendinginan Dalam Proses Injection Molding Pembuatan Acetabular Cup Pada Sambungan Hip” Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik

[r]

Jika tidak menyiapkan diri untuk beradaptasi pada perubahan besar-besaran di dunia pendidikan tinggi yaitu distance learning dan beroperasinya perguruan tinggi asing, maka

Kenyataannya, banyak hal yang sudah berubah karena bisnis peternakan ayam menyulap Desa Tigo Jangko menjadi