45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Sultan Fattah Salatiga yang berada di jalan diponegoro 115 kota salatiga. SMK Sultan Fattah berdiri sejak tahun 2007 dengan dua jurusan yaitu Pemasaran dan Akuntansi. SMK Sultan fattah hadir kemasyarakat memberi solusi alternative bagi peserta didik dalam memenangi kompetinsi di area Global dan membantu mencapai taraf hidup yang lebih baik dengan berbekal Fundementan kemanusiaan (Emosional, Spiritual dan ketrampilan). Seiring berkembangnya dunia pendidikan SMK Sultan Fattah terus mengembangkan jurusan yang dimiliki. Hingga saat ini SMK Sultan Fattah telah memiliki empat jurusan yaitu Akuntansi, Pemasaran, Teknik Multimedia dan Tata busana yang masing masing terdapat 1 kelas disetiap kelas X, XI, XII.
VISI MISI SMK SULTAN FATTAH SALATIGA
VISI : Membekali peserta didik dengan keahlian Desain grafis, Busana Butik, serta bisnis dan menajemen supaya mampu berkompetensi dan memilih karir secara profesional dalam bidang akuntansi dan penjualan.
Misi : Menyelenggarakan pendidikan dengan berorientasi mencetak generasi yang berkarakter, kreatif inovatif dilandasi dengan penguasaan IPTEK dan pengakataan kualitas IMTAQ.
46
siswa pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel 4.1. sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Data Subyek Penelitian SMK Sultan Fattah Salatiga
No Kelompok Kelas Jumlah
Siswa
Metode Pembelajaran
1 Eksperimen 1 X-PM 24 Jigsaw
2 Eksperimen 2 X-TM 24 Team Games Turnament (TGT)
JUMLAH 48
Sumber : data diolah tahun 2017
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Sultan fattah salatiga pada bulan Mei 2017. Kelompok eksperimen 1 adalah siwa kelas X pemasaran dan kelompok eksperimen 2 adalah kelas X Teknik multimedia. Kedua kelompok eksperimen tersebut telah diuji kesamaan varians yang menunjukkan bahwa keadaan kedua kelompok tersebut homegen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan yang sama. Sehingga pada kelompok eksperimen 1 akan diberikan treatmen atau perlakuan menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan pada kelompok eksperimen 2 yang diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran TGT (Tames Games Turnament) .
Pelaksanaan penelitian di SMK Sultan Fattah Salatiga semester genap tahun ajaran 2016/2017 dilakukan masing-masing 4 kali pertemuan. Pada pertemuan kedua dan ketiga dilakukan proses pembelajaran dengan metode pembelajaran jigsaw dan team games turnament (TGT). Berikut adalah jadwal pelaksanaan penlitian :
47
Pretest kelompok eksperimen 1
2 Rabu, 17 Mei 2017
Pretest kelompok eksperimen 2 3 Jum’at,
19 Mei 2017
Melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw pada materi membangun visi dan misi usaha
4 Sabtu, 20 Mei 2017
Melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan metode pembelajaran TGT pada materi membangun visi dan misi usaha
5 Senin, 22 Mei 2017
Melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw pada materi tujuan dan sasaran usaha
6 Selasa, 23 Mei 2017
Melaksanakan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan metode pembelajaran TGT pada materi tujuan dan sasaran usaha 7 Rabu, 24
Mei 2017
Posttest kelompok eksperimen 1 8 Rabu, 24
Mei 2017
Posttest kelompok eksperimen 2
C. Proses Pembelajaran
1. Kelas Eksperimen 1
Pertemuan pertama yang dilakukan pada hari selasa 16 mei 2017 dilakukan untuk memberikan soal pretest kepada siswa pada kelompok eksperimen 1. Kelas yang digunakan sebagai kelompok eksperimen 1 yaitu kelas X Pemasaran. Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada jam ke 5 dan 6 pelajaran atau sekitar pukul 10.15-11.45 WIB.
48
pembelajaran Jigsaw. Kegiatan pembelajaran pertama diawali dengan salam dan menanyakan kesiapan siswa untuk pembelajaran hari ini. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Guru menjelaskan kepada siswa proses pembelajaran yang akan dilakukan agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Pembelajaran Jigsaw dilakukan dengan langkah pertama guru menjelaskan materi pembelajaran tentang visi dan misi usaha didepan kelas terlebih dahulu setelah guru menjelaskan materi siswa dibagi dalam 6 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 orang siswa berpengetahuan tinggi, sedang, dan rendah. Guru meminta siswa Guru membagi siswa ke dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa yang berpengetahuan tinggi, sedang, dan rendah. Guru meminta siswa untuk masuk ke dalam kelompoknya masing-masing. Guru membagikan materi pembelajaran kepada siswa yang berbentuk teks dan telah dibagi menjadi sub bab. Guru meminta siswa dalam kelompok untuk mempelajari satu bagian pelajaran. Guru memberikan waktu pada siswa untuk membaca bagian materi pelajaran yang ditugaskan kepadanya. Guru meminta Siswa dari kelompok jigsaw untuk bergabung kepada kelompok ahli yang mempunyai materi yang sama, dan berdiskusi Guru mengawasi jalannya diskusi sambil berkeliling pada siswa yang sedang berdiskusi. Setelah diskusi ahli selesai guru meminta siswa kembali ke kelompok jigsaw. Sebagai konfirmasi dari hasil diskusi guru meminta siswa untuk mempresentasikan materi yang dipelajari kepada kelompoknya. Setelah semua dari anggota kelompok mengerti Guru meminta kelompok jigsaw untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Pertemuan kedua pada pembelajaran hari ini cukup membuat siswa lebih aktif dalam melakukan diskusi dan mengutarakan pendapat masing-masing.
49
usaha dan menentukan sasaran perusahaan. Metode pembelajaran yang digunakan sama seperti pada pertemuan sebelumnya yaitu metode pembelajaran Jigsaw. Seperti pada pertemuan sebelumnya untuk mengawali pembelajaran guru mengajak siswa untuk bernyanyi sambil menggunakan gerakan. Hal ini dilakukan agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran kewirausahaan dan untuk menambah semangat serta antusias mereka ketika menerima pembelajaran. Setelah itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai serta memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang akan digunakan seperti pada pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran yang kedua ini presentasi materi yang disampaikan oleh guru adalah menentukan tujuan dan sasaran usaha. Setelah guru selesai menyampaikan materi, siswa diminta untuk bergabung dengan kelompoknya yang sama seperti pada pembelajaran kedua. Siswa diminta untuk mendiskusikan materi yang telah dibagi bersama kelompok jigsawnya. Setelah itu siswa berdiskusi bersama kelompok ahli dan setelah berdiskusi siswa kembali kepada kelompok jigsaw dan menjelaskan kepada setiap anggota kelompok dan mempresentasikannya didepan kelas.
Posttest dilaksanakan setelah siswa mendapatkan perlakuan berupa penerapan metode pembelajaran TGT. Posttest diadakan pada pertemuan ke empat tepatnya pada hari Rabu 24 Mei 2017 pukul 10.15-11.30 WIB. Pemberian posttest ini merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan dalam pembelajaran penelitian ini.
2. Kelas Eksperimen 2
Pretes diberikan kepada siswa sebelum mendapatkan perlakuan. Pretest pada kelompok eksperimen 2 (kelas X Teknik Multimedia) dilaksankaan pada pertemuan pertama hari Rabu 17 Mei 2017 pada jam ke 3 pembelajaran yaitu pukul 08.30-10.00 WIB.
50
misi usaha dan Siswa dapat menyusun visi misi suatu usaha. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajar Teams Games Turnament (TGT). Kegiatan pembelajaran diawali dengan Mengucapkan salam, berdo’a bersama karna pembelajaran ini dilakukan pada jam pertama, mempersiapkan siswa dengan menanyakan kondisi siswa dan melakukan presensi. Langkah selanjutnya adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran kali ini dan menyampaikan kepada siswa bahwa pembelajaran hari ini menggunakan metode pembelajaran Team Games Turnament (TGT). Sebelum pembelajaran dimulai guru menjelaskan bagaimana proses pembelajaran yang akan dilakukan.
Metode pembelajaran Team Games Turnament (TGT) memiliki lima langkah dalam pembelajaran. Pertama, presentasi kelas. Presentasi kelas dilakukan dengan siswa menjelaskan materi yang telah dibagi oleh guru. Materi difokuskan dalam visi misi usaha. Langkah kedua yaitu membentuk tim setelah mendapatkan materi presetasi dari guru, kemudian siswa dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing terdiri dari 4 orang siswa yang berpengetahuan tinggi, sedang, dan rendah. Langkah ketiga adalah game, guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) kepada masing-masing kelompok. LKS berisi tentang materi dan permasalahan yang harus dipahami dan dipecahkan oleh setiap kelompok. Dalam hal ini, siswa yang memiliki pengetahuan tinggi memiliki kesempatan untuk mentransfer ilmunya kepada siswa yang memiliki pengetahuan rendah di kelompoknya. Guru juga memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang memahami permasalahan yang akan mereka pecahkan. Setelah semua kelompok menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada LKS, kemudian guru meminta masing-masing kelompok menuliskan jawabannya dipapan tulis untuk dibahas bersama-sama.
51
menjelaskan aturan permainan kepada siswa, setelah siswa paham dan mengerti kemudian perwakilan kelompok untuk menuju ke meja turnamen. Salah satu bertugas sebagai pembaca soal, satu lagi sebagai pembaca kunci jawaban dan lainnya sebagai penantang. Setiap kartu soal yang berhasil dijawab memiliki poin 10. Guru bertugas untuk mengawasi jalannya turnamen sampai turnamen selesai. Langkah terakhir atau kelima yaitu rekognisi tim dengan siswa diminta untuk kembali ke dalam kelompoknya masing-masing guna menghitung skor perolehan kelompok. Kelompok dengan poin tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru berupa hadiah untuk 3 kelompok yang memiliki point tertinggi.
52
Pelaksanaan turnamen pada pembelajaran kedua sama seperti pembelajaran pertama dan kelompok yang memperoleh poin tertinggi akan mendapatkan penghargaan seperti pada pertemuan sebelumnya, yaitu hadiah untuk juara tim I, II, dan III.
Posttest dilaksanakan setelah siswa mendapatkan perlakuan berupa penerapan metode pembelajaran TGT. Posttest diadakan pada pertemuan ke empat tepatnya pada hari Rabu 24 Mei 2017 pukul 08.30-10.00 WIB. Pemberian posttest ini merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan dalam pembelajaran penelitian ini.
D. Hasil Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014:244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana ynag penting, dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu dilakukan analisis data kuantitatif pada penelitian ini yaitu uji normalitas, homogenitas, dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata hasil belajara siswa (kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan metode pembelajaran TGT). Penjelasan perhitungan secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Analisis kemampuan awal a. Statistik deskriptif pretest
Kemampuan awal pada kedua kelompok eksperimen diukur dengan
pretest yang dihitung mean atau rata-ratanya dan standar deviasi dari setiap variabel dalam penelitian ini. Data hasil pengolahan data dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
53
Statistik Deskriptif Pretest Kemampuan Awal Siswa Kelompok Eksperimen 1 Dan Kelompok Eksperimen 2
Sumber : data diolah tahun 2017
Berdasarkan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok eksperimen 1 adalah 24 siswa dan jumlah sampel pada kelompok eksperimen 2 adalah 24 siswa. nilai minimum yang diperoleh kelompok eksperimen 1 yaitu 13, sedangkan nilai minimum pada kelompok ekperimen 2 yaitu 13. Nilai maximum yang dicapai kelompok eksperimen 1 yaitu 73, sedangkan nilai maximum yang diperoleh kelompok eksperimen 2 yaitu 77. Rata-rata yang diperoleh kedua kelompok eksperimen hampir sama yaitu pada kelompok ekperimen 1 yaitu 42,7 sedangkan pada kelompok ekperimen 2 yaitu 42,2. Standar deviasi yang diperoleh pada kelompok ekperiemen tidak jauh berbeda pada kelompok ekperimen 1 yaitu 14,877 dan kelompok eksperimen 2 sandar deviasinya yaitu 15,648.
b. Uji normalitas pretest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data dari masing-masing kelompok eksperimen 1 (jigsaw) dan kelompok eksperimen 2 (TGT) berasal dari distribusi yang normal atau tidak. Hasil uji pretest dari kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Hasil uji normalitas Pretest
Test Statistics
PretestEksperimen1 PretestEksperimen2
Chi-Square 3,000a 6,000b
df 11 14
Asymp. Sig. ,991 ,966
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PretestEksperimen1 24 13,00 73,00 42,7 14,877
PretestEksperimen2 24 13,00 77,00 42,2 15,648
54 Sumber : data diolah tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.4 tentenag uji normalitas pretest menunjukkan bahwa nilai signifikansi (asymp. Sig) kelompok ekperimen 1 yang menggunkana metode pembelajaran Jigsaw dikelas X Pemasaran adalah 0,991 dan nilai signifikansi (asymp. Sig) kelompok ekperimen 2 yang menggunakan metode pembelajaran TGT dikelas X Teknik Multimedia adalah 0,966. Nilai signifikansi pada kelompok ekpereimen 1 dan eksperimen 2 H1 masing-masing lebih dari 0,05
yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak dengan kata lain masing
masing kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas pretest
Uji Homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui apakan varians kedua kelompok homogen atau tidak. Hasil uji homogentias untuk pretesi dari kedua kelompok eksperimen dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil uji Homogenitas pretest
Test of HOmogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,235 8 12 ,358
Sumber : data diolah tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.5 tentang hasil uji Homogenitas pretest menunjukan bahwa nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,358 yang lebih besar dari 0,05 artinya H0 diterima dan H1 ditolak, dengan kata lain
kedua kelompok ekperimen berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama atau homogen.
d. Uji beda rata-rata pretest
55
Tabel 4.6
Uji beda rata-rata pretest kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sebelum diberikan
perlakuan dengan metode pembelajaran jigsaw dan TGT
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sumber : data diolah tahun 2017
Uji rata-rata dengan Independent sample Test dilakukan dengan melihat hasil dari data Equal Variances assumed karena berdasarkan uji homogenitas kedua kelompok eksperimen menunjukkan bahwa kedua kelompok eksperimen memiliki variansi yang sama atau homogen. Dari tabel 4.6 tentang uji beda rata-rata pretest kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sebelum menggunakan metode pembelajaran Jigsaw dan TGT, terlihat bahwa nilai signifikansinya (Sig.(2-tailed)) adalah 0,910 > 0,05 yang berarti hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen 1 sama dengansiswa pada kelompok eksperimen 2, maka H0 diterima dan H1
ditolak, dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal siswa pada kelompok eksperimen 1 kelas X Pemasaran dan kelompok eksperimen 2 kelas X Teknik Multimedia sebelum diberi perlakuan atau treatment.
56
Penggambaran distribusi skor pretest kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1 kelas X Pemasaran dan kelompok eksperimen 2 kelas X Teknik multimedia diklasifikasikan berdasarkan perolehan nilai pretest.
Tabel 4.7
Kategori Pretest kemampuan awal siswa kelas X Pemasaran Dan X Teknik Multimedia SMK Sultan Fattah Salatiga
Kategori
Kelompok Eksperimen 1 kelas X Pemasaran
Sumber : data diolah tahun 2017
Gambar 4.3 Diagram hasil Pretest kelompok eksperimen 1 dan kelompok ekperimen 2
Sumber : data diolah tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan kemampuan awal siswa kategori tinggi pada kelompok eksperimen 1 sebanyak 5 orang dengan presentase 20,83% dan pada kelompok eksperimen 2 sebanyak 5 orang dengan presentase 20,83%. kategori sedang pada kelompok eksperimen 1 sebanyak 11 siswa dengan presentase 45,83% sedangkan kelompok eksperimen 2 sebanyak 12 siswa dengan presentase 50,00%. Pada kategori rendah kelompok eksperimen 1 sebanyak 8 orang dengan presentase 33,33% dan pada kelompok eksperimen 2 sebanyak 7 orang dengan presentase 29.17%.
0
Diagram Hasil Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2
57 2. Analisis kemampuan akhir
a. Statistik deskriptif posttest
Kemampuan akhir atau hasil belajar kewirausahaan dari kedua kelompok yang telah dilakukan perlakuan atau posttest dihitung mean
atau rata-ratanya dan standar deviasi dari setiap variabel dalam penelitian ini. Data hasil pengolahan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Melalui
Posttest
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PosttestEksperimen1 24 50,00 97,00 72,9583 11,46063
PosttestEksperimen2 24 40,00 87,00 62,2500 11,57678
Valid N (listwise) 24
Sumber : data diolah tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok eksperimen 1 dengan metode pembelajaran Jigsaw dan jumlah sampel pada kelompok eksperimen 2 sama yaitu 24 siswa. nalai minimum yang diperoleh pada mata pelajaran kewirausahaan kelompok eksperimen 1 yaitu 50 sedangkan nilai minimum pada kelompok eksperimen 2 yaitu 40. Nilai maximum yang dicapai kelompok eksperimen 1 yaitu sebesar 97, sedangkan nilai maximum pada kelompok eksperimen 2 yaitu 87. Rata-rata atau mean yang diperoleh kelompok eksperimen 1 adalah 72,9 lebih tinggi dari rata rata yang diperoleh kelompok eksperimen 2 yaitu 62,2. Standar deviasi yang diperoleh tidak jauh berbeda, kelompok eksperimen 2 sebesar 11,576 dan kelompok eksperimen 1 standar deviasainya yaitu 11,460.
b. Uji normalitas hasil posttest
Hasil uji normalitas untuk posttest kedua kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini:
58
Uji Normalitas Data Posttest
Test Statistics
PosttestEksperi
men1
PosttestEksperi
men2
Chi-Square 4,000a 5,167b
df 11 13
Asymp. Sig. ,970 ,971
Sumber : data diolah tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.9 tentang uji normalitas data posttest menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig) pada kelompok eksperimen 1 dengan metode pembelajaran Jigsaw dikelas X Pemasaran adalah 0,970 dan nilai signifikansi (Asymp. Sig) kelompok eksperimen 2 dengan metode pembelajaran TGT dikelas X Teknik Multimedia yaitu 0,971. Nilai signifikansi yang diperoleh kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 lebih besar dari 0,05 berarti H0 diterima dan H1 ditolak, dengan asumsi lain masing-masing
kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk melihat sebaran dari adta yang diuji normalitas posttest diatas, berikut ini ditampilkan dalam grafik hasil belajar kewirausahaan kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen2 setelah diberi perlakuan.
c. Uji Homogenitas Posttest
Hasil uji Homogenitas untuk posttest dari kedua kelompok eksperimen dilihat adalam tabel berikut ini:
Tabel 4.10
Uji Homogenitas data Posttest
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,207 6 10 ,377
Sumber : data diolah tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.10 tentang hasil uji homogenitas data posttest
59
besar dari 0,05 yang artinya H0 diterima dan H1 ditolak dengan kata lain
kedua kelompok eksperimen berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama atau homogen.
d. Uji beda rata-rata posttest
Hasil pengolahan uji beda rata-rata posttest dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.11
Uji beda rata-rata posttest hasil belajar kewirausahaan siswa kelompok eksperimen 1 dengan metode pembelajaran Jigsaw dan kelompok
eksperimen 2 dengan metode pembelajaran TGT
Uji rata-rata dengan Independent sample Test dilakukan dengan melihat hasil dari data Equal Variances assumed karena berdasarkan uji homogenitas kedua kelompok eksperimen menunjukkan bahwa kedua kelompok eksperimen memiliki variansi yang sama atau homogen. Dari tabel 4.11 tentang ui beda rata-rata posttest hasil belajar kewirausahaan siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dengan metode pembelajaran Jigsaw dan TGT, terlihat bahwa nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) yang diperoleh adalah 0,002 < 0,05 yang berarti Hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen 1 berbeda dengan hasil belajar siswa kelompok eksperimen 2 maka, H0 ditolak dan H1 diterima,
60
dengan metode pembelajaran Jigsaw dan kelompok eksperimen 2 dikelas X Teknik Multimedia dengan metode pembelajarn TGT setelah diberi perlakuan atau treatment.
e. Deskripsi hasil posttest
Penggambaran distribusi skor posttest kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1 kelas X Pemasaran dan kelompok eksperimen 2 kelas X Teknik multimedia diklasifikasikan berdasarkan perolehan nilai posttest.
Tabel 4.12
Kategori Posttest hasil belajar kewirausahaan siswa kelas X Pemasaran Dan X Teknik Multimedia SMK Sultan Fattah Salatiga
Kategori
Sumber : data diolah tahun 2017
Gambar 4.4 Diagram hasil Posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2
Sumber : data diolah tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan kemampuan akhir siswa kategori tinggi pada kelompok eksperimen 1 sebanyak 7 orang dengan
0
Diagram Hasil Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelopok Eksperimen 2
61
presentase 29,17%. dan pada kelompok eksperimen 2 sebanyak 2 orang dengan presentase 8,33% kategori sedang pada kelompok eksperimen 1 sebanyak 14 siswa dengan presentase 58,33%. sedangkan kelompok eksperimen 2 sebanyak 13 siswa dengan presentase 54,17% Pada kategori rendah kelompok eksperimen 1 sebanyak 3 orang dengan presentase 12,50% dan pada kelompok eksperimen 2 sebanyak 9 orang dengan presentase 37,50%.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengematan dan penelitian yang dilakukan pada kelompok eksperimen 1 kelas X Pemasaran dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan kelompok eksperimen 2 kelas X Teknik Multimedia dengan metode pembelajaran Team Games Turnament (TGT). diperoleh hasil bahwa sebelum diberikan perlakuan kemampuan awal dari kedua kelompok hampir sama. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok eksperimen 1 adalah 24 siswa dan jumlah sampel pada kelompok eksperimen 2 adalah 24 siswa. nilai minimum yang diperoleh kelompok eksperimen 1 yaitu 13, sedangkan nilai minimum pada kelompok ekperimen 2 yaitu 13. Nilai maximum yang dicapai kelompok eksperimen 1 yaitu 73, sedangkan nilai maximum yang diperoleh kelompok eksperimen 2 yaitu 77. Rata-rata yang diperoleh kedua kelompok eksperiemn hampir sama yaitu pada kelompok ekperiemn 1 yaitu 42,7 sedangkan pada kelompok ekperimen 2 yaitu 42,2. Standar deviasi yang diperoleh pada kelompok ekperiemen tidak jauh berbeda pada kelompok ekperimen 1 yaitu 14,877 dan kelompok eksperimen 2 sandart deviasinya yaitu 15,648.
62
kelompok eksperimen 2 yaitu 87. Rata-rata atau mean yang diperoleh kelompok eksperimen 1 adalah 72,9 lebih tinggi dari rata rata yang diperoleh kelompok eksperimen 2 yaitu 62,2. Standart deviasi yang diperoleh tidak jauh berbeda, kelompok eksperimen 2 sebesar 11,576 dan kelompok eksperimen 1 standar deviasainya yaitu 11,460.
Hasil belajar siswa kelompok eksperimen 1 pada saat pretest memiliki rata-rata sebesar 42,7 dan setelah diberi perlakuan dengan metode pemebelajaran jigsaw naik menjadi 72,95. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Isjoni (2013:54) mengemukakan bahwa Pembelajaran jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu siswa untuk saling menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Hal ini terlihat saat siswa menjalankan diskusi kelompok, siswa aktif mengemukaan pendapat dan pengetahuannya kepada siswa lain agar dalam satu kelompok tersebut semua siswa dapat mengerti materi yang didiskusikannya. Siswa yang telah mendapatkan informasi dari kelompok ahli menjelaskan kepada anggota kelompok jigsawnya tentang sub materi yang didiskusikannya dengan kelompok ahli sehingga setiap anggota dalam kelompok tersebut dapat memahami dengan jelas tentang materi yang sedang dipelajari. Sehingga prestasi atau hasil belajar siswa kelompok ekpserimen 1 dapat meningkat dengan diterapkannya metode pembelajaran jigsaw.
63
siswa sangat giat dalam belajar agar tim mereka bisa meraih skor yang tinggi.
Perhitungan uji beda rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji-t pada hasil posttest kelompok eksperimen 1 dan posttest kelompok eksperimen 2, diperoleh hasil t adalah 3,220 dengan signifikansi 0,002 < 0,05 Hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen 1 berbeda dengan hasil belajar siswa kelompok eksperimen 2 maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal
ini berarti terdapat perbedaan antara hasil belajar kewirausahaan siswa pada kelompo eksperimen 1 kelas X Pemasaran dengan hasil belajar kewirausahaan siswa pada kelompok eksperimen 2 kelas X Teknik Multimedia setelah diberi perlakuan. Rata-rata kedua kelompok terlihat berbeda dimana kelompok eksperimen 1 rata-ratanya adalah 72,9 jauh lebih tinggi dari kelompok ekperimen 2 yang hanya mendapatkan rata-rata sebesar 62,2.
64
Penerapan metode pembelajaran Jigsaw dan TGT terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kewirausahaan siswa walaupun hasil belajar siwa memiliki perbedaan yang signifikan. Hal tersebut bisa dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelompok eksperimen 1 lebih tinggi dari pada kelompok eksperimen 2. Secara umum terdapat perbedaan hasil belajar kewirausahaan yang signifikan antara siswa kelompok eksperimen 1 dengan metode pembelajaran jigsaw dan kelompok eksperimen 2 dengan metode pembelajaran team games turnament (TGT). Hal ini disebabkan oleh siswa kelompok eksperimen 2 pada saat proses pembelajaran berlangsung kurang memperhatikan penjelasan guru, sehingga pada tes akhir ada 7 siswa mendapatkan nilai kurang baik, keterbatasan waktu penelitian juga menyebabkan terjadinya perbedaan hasil belajar yang signifikan. Selain itu, yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara metode pembelajaran jigsaw dan TGT adalah karakteristik siswa pada kelompok eksperimen 1 yang menggunakan metode pembelajaran TGT, siswa pada kelompok tersebut kurang bisa menerima kekurangan dari anggota kelompoknya sehingga siswa yang berprestasi tinggi semakin unggul dan siswa yang berprestasi rendah tidak bisa meningkatkan kemampuan akademiknya.