• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SMK NEGERI 2 BANAWA | Alwin | JSTT 6945 23181 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X SMK NEGERI 2 BANAWA | Alwin | JSTT 6945 23181 1 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

TERHADAP

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI

DI KELAS X SMK NEGERI 2 BANAWA

Alwin1, Samsurizal M. Suleman dan I Nengah Kundera2

alwinlawasa@yahoo.co.id 1

(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako) 2

(Staf Pengajar Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract

This study aims to find out the dfferences between motivation and learning outcomes of the students who get STAD learning model and conventional learning on Biology lesson of the Ten grade students of SMK 2 Banawa. The sample consisted of 64 students in two groups: 32 students as the experimental group and 32 students as the control group. The data were drawn from questionnaires, tests, and observation of teachers and students as well as record of events. The primary data were taken from the questionnaire and written test. The questionnaire was used to get the students’ motivation and the test was used to assess the students’ learning outcomes. The observation sheets, record of events and interview guide were used to get supporting data. The primary data were analyzed by using N-gain test of pre-test and post-test. The significance was deterinined by using t-test of the two independent samples. The experimental and control groups were divided into upper, middle and bottom based on the pre-test and each group was determined by the N-gain learning aoutcomes. It was found that the middle group of the experimental class obtained the highest N-gain while the lower group of the control class obtained the highest N- gain. Based on the result of the t-test using a significance of 0.05 for Df = 62, it is concluded that 1) there is a significant difference of motivation between the students who got STAD learning and those who had conventional learning, 2) there is a significant difference of learning outcomes between the students who got STAD learning and those who had conventional learning.

Keywords: STAD Learning, Motivation and Learning Outcomes

Kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan di Indonesia saat ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum bercirikan pengembangan dan pengelolaan pembelajaran dominan diserahkan pada satuan pendidikan masing-masing. Hal ini berarti bahwa masing - masing guru dalam musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) diberikan kewenangan dan keleluasaan untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan kurikulum khususnya yang berkaitan langsung dengan model pembelajaran. Berdasarkan hal ini, maka pembelajaran di kelas harus dikembangkan secara kontinu dan konsisten oleh guru agar lebih efektif dan efisien (Dimyati dan Mudjiono, 1999).

(2)

Masalah utama dalam pembelajaran biologi adalah bagaimana fakta yang pernah dilihat dan dialami oleh siswa dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep biologi, sehingga menjadikan pengetahuan yang bermakna bagi siswa. Selama ini siswa hanya terpaku pada jabaran konsep biologi yang ada pada buku, tanpa memahami apa dan bagaimana makna yang terkandung. Disisi lain lingkungan menyediakan fenomena alam yang menarik dan penuh misteri. Sehingga anak mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Masih banyak guru mengajar hanya menggunakan model konvensional. Guru merupakan satu-satunya sumber utama pengetahuan. Pembelajaran cenderung berorientasi pada buku (text book oriented) dan tidak terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa (Anni, 2004).

Permasalahannya adalah bagaimana upaya guru menciptakan pembelajaran dengan komunikasi multiarah, meningkatkan aktifitas, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa diantaranya adalah memilih dan menggunakan model pembelajaran yang relevan. Model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat belajar diantaranya adalah pembelajaran kooperatif. Model ini merupakan model pembelajaran yang menitik beratkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok–kelompok kecil (Saptono, 2003). Menurut Zanaton (2007), penggunaan model pembelajaran kooperatif pada Matematika dan ilmu Sains sangat efektif. Banyak tipe dan model pembelajaran kooperatif diantaranya yaitu: student team achievement divisions (STAD), group investigation (GI), jigsaw, thinkpair and share, dan make a match.

Mewujudkan pola pembelajaran yang mengacu pada tujuan pembelajaran Biologi, perlu suatu pembelajaran yang berlangsung

dua arah, yaitu adanya aktivitas yang dinamis antara guru dan siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Melalui STAD siswa dapat belajar bersama, saling membantu dan berdiskusi bersama-sama dalam menemukan dan menyelesaikan masalah. Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif yang baik dengan hasil belajar (Slavin, 2008).

Siswa dapat belajar kepada temannya lebih banyak dari pada gurunya. Hal ini dapat memacu terbentuknya ide dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif dapat memaksimalkan belajar siswa. Pembelajaran model kooperatif tipe STAD adalah untuk menuntaskan materi belajar, siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu. Tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Disamping itu, merupakan tipe yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan model kooperatif (Slavin, 2008).

Sanjaya (2006), menjelaskan bahwa paradigma pembelajaran perlu dirubahdan guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centre) menjadi siswa sebagai pusat pembelajaran (student centre). Siswa adalah subjek didik bukan objek didik sehingga merekalah yang seharusnya menjadi sentral dalam proses pembelajaran bukan diajar tapi mereka melakukan proses belajar. Sementara guru bukan lagi nara sumber yang serba tahu tetapi guru lebih dominan berperan sebagai motivator dan fasilitator.

METODE

(3)

Alwin, dkk. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team ………3

ekivalen yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Data yang diperoleh dan penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data dan hasil evaluasi pembelajaran dan skala Likert hasil pengisian angket sedangkan data kualitatif berupa hasil observasi, hasil rekaman dan hasil angket. Selain itu catatan peristiwa saat pemberian treatmentpada kelas eksperimen menjadi data pelengkap yang penting untuk lebih menyempurnakan. Data yang diperoleh langsung dan subjek penelitian baik berupa hasil angket, maupun hasil belajar adalah data primer, sedangkan data dan dokumen merupakan data sekunder.

Sumber data utama pada penelitian ini adalah siswa sebagai subjek dan objek penelitian. Sumber data yang lain adalah guru yang juga merupakan subjek dalam penelitian. Selain itu, dokumen pribadi guru berupa hasil ulangan harian dan hasil ulangan semester juga menjadi sumber data yang berbeda.

Teknik yang digunakan adalah teknik pengisian angket, wawancara semi terstruktur, observasi dan tes tertulis. Teknik pengisian angket digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi siswa balk pada pretes

maupun posttes. Wawancara semi terstruktur dilakukan sebagai cara untuk memperoleh data pelengkap untuk data motivasi dan angket, sedangkan observasi dilakukan dengan observasi terstruktur. Angket yang digunakan untuk memperoleh data motivasi kedua kelompok baik pretes maupun posttes

adalah angket yang sama. Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes tertulis. Tes tertulis yang sama akan diberikan kepada responden baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebelum perlakuan

(pretes) dan sesudah perlakuan (posttes) pada kelompok eksperimen. Instrumen tes tertulis yang digunakan berbentuk tes objektif yang divalidasi dengan dua langkah yaitu validasi konten oleh tim ahli dan validasi melalui uji

coba lapangan. Uji coba lapangan dilakukan pada sekolah yang berbeda dengan tujuan agar objektivitas penelitian tetap terjaga.

Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah secara umum mencakup pra penelitian, pelaksanaan dan analisis data. Kegiatan pra mencakup kegiatan perumusan masalah, penentuan subjek penelitian dan pembuatan instrumen serta desain proses pembelajaran. Kegiatan penelitian yaitu seluruh kegiatan utama dalam rangka pegumpulan data penelitian yang dikumpulkan pada penerapan model pembelajaran STAD di kelas eksperimen dan penerapan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Kegiatan akhir adalah kegiatan analisis data hasil peneltian dan penarikan kesimpulan. Hasil tes tertulis pada pretes

selain sebagai data primer juga dijadikan patokan dasar untuk membagi kelas berdasarkan tingkat kecerdasan sehingga terdapat kelompok atas dan kelompok bawah. Kedua kelompok ini menjadi pelengkap dalam analisis data. Selain itu, menjadi bagian yang dapat dibandingkan berdasarkan analisis statistik untuk melihat pengaruh pembelajaran STAD dengan lebih konstruktif dan lebih detail. Pengaruh pembelajaran STAD terhadap kelompok atas dan kelompok bawah menurut tingkat kecerdasan dapat terlihat pada analisis ini. Data lain yang dikumpulkan adalah observasi guru dan siswa, catatan kejadian, rekaman dan wawancara siswa. Data tersebut diambil selama proses perlakuan berlangsung. Khusus untuk observasi guru dan siswa serta rekaman dilakukan oleh partisipan yaitu rekan guru serumpun yang berkesempatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(4)

Tabel 1. Hasil Analisis Tes Awal Motivasi Belajar Siswa skala 0-100 Kelas Jumlah Siswa Nilai Maksimum Nilai Minimum Rerata

Eksperimen 32 73,4 57,7 65,8

Kontrol 32 71,8 64,3 67,7

Data tes awal hasil belajar merupakan gambaran kemampuan dasar siswa sebelum pelaksanaan tindakan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Tabel 2. Tes Awal Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Jumlah Siswa Nilai Maksimum Nilai Minimum Rerata

Eksperimen 32 39 11 27,97

Kontrol 32 54 16 29,375

Hasil analisis tes akhir motivasi belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3. Hasil Tes Akhir Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Kelas Jumlah Siswa Nilai Maksimum Nilai Minimum Rerata

Eksperimen 32 81,2 60,4 70,7

Kontrol 32 75,7 59,9 67,9

Pada bagian akhir penelitian diberikan tes hasil belajar sejumlah 22 soal yang telah melalui proses validasi dan uji coba lapangan. Data tes akhir hasil belajar berupa nilai

maksimum, nilai minimum, dan nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4. Data Tes Akhir Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Kelompok Jumlah Siswa Nilai Maksimum Nilai Minimum Rerata

Eksperimen 32 94 51 71,25

Kontrol 32 74 51 62,34

Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan riil subjek penelitian sebagai pengaruh dari perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Hasil pengolahan data ini selanjutnya akan diinterpretasi dan dianalisis guna pengambilan kesimpulan dan generalisasi berdasarkan hipotesis yang dirumuskan sebelumnya. Responden yang dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol diasumsikan semula sebagai sampel setara atau memiliki tingkat pengetahuan yang seragam. Asumsi ini akan dibuktikan dengan statistik, yaitu dengan melakukan uji-t sampel bebas tes awal hasil belajar kedua kelompok.

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 ( 0,05) dengan ketentuan bahwa jika

< < + atau berada

antara - dan + berarti hipotesis nol diterima. Sebalikhya jika +

atau - berarti hipotesis

nol ditolak dengan demikian hipotesis alternatif yang diterima.

(5)

Alwin, dkk. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team ……… 5

Tabel 5.Hasil Uji Homogenitas Tes Awal Hasil Belajar.

Levene Statistic df1 df2 Sig. F

0,616 1 62 0,436 0,672

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Tes Awal Hasil Belajar

Kelas Shapiro - Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Tes Awal Eksperimen 0,151 32 0,061 0,952 32 0,165

Kontrol 0,149 32 0,067 0,950 32 0,145

Signifikansi yang diperlihatkan pada uji homogenitas sebesar 0,436 dan signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk uji normalitas Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,061 dan 0,067. Nilai signifikansi uji normalitas maupun uji homogenitas lebih besar dari 0,05 sehingga dapat diambil

keputusan bahwa data tes awal hasil belajar baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol terdistribusi normal dan homogen. Responden yang dipilih sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diuji kesetaraan tingkat pengetahuan awalnya dengan melakukan uji-t 2 sampel bebas tes awal hasil belajar.

Tabel 7. Hasil Uji-t 2 Sampel Bebas Tes Awal Hasil Belajar

Kelas N Rata-rata Std. Deviasi Toleransi Hasil

belajar

Eksperimen 32 29,8438 9,20066 2,097

0,82 2,00

Kontrol 32 28,1250 7,48655 2,097

Nilai yang diperoleh ternyata lebih kecil dari + dan lebih besar dari -

sehingga dapat diputuskan bahwa

hipotesis nol diterima atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai tes awal hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil uji statistik ini membuktikan bahwa kedua kelompok sampel sebelum perlakuan memiliki tingkat pengetahuan yang setara

atau seragam sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat digeneralisasikan berlaku untuk populasi. Responden penelitian, dibagi dalam kelompok atas, kelompok tengah dan kelompok bawah menurut tingkat kecerdasannya. Pembagian kelompok ini ditentukan berdasarkan hasil tes awal. Selanjutnya masing-masing kelompok akan dianalisis tingkat N-gain yang dicapai baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Tabel 8. Nilai N-gain Tingkat Kecerdasan Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelompok

Nilai N-gain Kelas Eksperimen Nilai N-gain Kelas Kontrol

N. Maks. N. Min. Rerata N.Maks. N.Min. Rerata

Atas 82 50 61,9 58 9 40

Tengah 87 57 65,39 62 20 36

Bawah 69 38 49,26 63 38 41

Nilai N-gain perolehan kelas eksperimen dan kelas kontrol memperlihatkan perbedaan yang menarik. Kelas eksperimen

(6)

kelompok bawah. Nilai N-gain terendah pada kelas eksperimen adalah kelompok bawah sedangkan pada kelas kontrol nilai terendah pada kelompok tengah. Kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki selisih rerata nilai total yang cukup besar.

N-gain yang diperoleh, baik motivasi belajar maupun hasil belajar adalah salah satu data hasil penelitian yang merupakan bagian yang terpenting dalam proses pengolahan data pada penelitian ini. Hasil N-gain motivasi dan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 9. N-gain Motivasi Belajar Siswa

Kelompok Jumlah Siswa N-gain

Terendah Tertinggi Rata-rata

Eksperimen 32 -6 48 15

Kontrol 32 -28 19 1

Tabel 10. N-gain Hasil Belajar Siswa

Kelompok Jumlah Siswa N-gain

Terendah Tertinggi Rata-rata

Eksperimen 32 38 87 60,49

Kontrol 32 9 67 45,9

Tabel 11. Uji Homogenitas N-gain Motivasi Belajar Siswa

Data Kelas Sig Keterangan

N-gain Tes

Akhir dan Awal

Eksperimen

20,489 0,718 Sebab Sig 0,718 > 0,05 berarti data homogen

Kontrol

Tabel 12. Uji Normalitas N-gain Motivasi Belajar Siswa

Data Kolmogorov – Keterangan

Statistic Df Sig.

Motivasi belajar 0,100 64 0,186 Sebab Sig 0,186 > 0,05 berarti data homogen

Berdasarkan ketentuan bahwa jika hasil uji homogenitas dan normalitas ternyata taraf signifikansi hitung lebih besar dari 0.05 berarti data terdistribusi normal dan homogen. Signifikansi hitung homogenitas adalah 0,718

dan signifikan hitung normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah 0,186 sehingga dapat dinyatakan bahwa data homogen dan terdistribusi normal.

Tabel 13. Uji Homogenitas N-gain Hasil Belajar Siswa

Data Kelas Sig Keputusan

N-gain Tes Akhir dan Awal

Eksperimen

36,315 0,496

Sebab Sig 0,496 > 0,05 berarti data homogen

Kontrol

Tabel 14. Uji Normalitas N-gain Hasil Belajar Siswa

Data Shapiro - Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

N-gain

(7)

Alwin, dkk. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team ……… 7

Keputusan yang dapat diambil berdasarkan data uji homogenitas dan normalitas hasil belajar di atas adalah bahwa data homogen dan terdistribusi normal. Data homogen karena signifikansi hitung 0,496 lebih besar dari 0,05 dan data terdistribusi normal karena signifikansi hitung

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.094 juga lebih besar dari pada 0,05. Data yang telah

dihitung N.gain tes awal dan tes akhir motivasi dan hasil belajar dianalisis dengan uji t-2 sampel bebas. Pengolahan dan analisis data dengan uji t-2 sampel bebas ini dilakukan untuk mengambil kesimpulan tentang signifikansi pengaruh perlakuan terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol.

Tabel 15. Hasil Uji-t 2 Sampel Bebas Data N-gain Motivasi Belajar Siswa

Kelas N Rata-

rata

Std.

Deviasi Toleransi

Motivasi belajar Eksperimen 32 14,9375 13,20786 2,33484 4,524 2,00

Kontrol 32 0,6563 12,01775 2,12446

Data yang terlihat ternyata = 4,52 lebih besar dari pada ( >

) untuk Df = 62 dan taraf signifikansi

0,05. Berarti bahwa Ho ditolak sehingga H alternatif (H1) yang diterima. Jadi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa yang mengikuti penerapan pembelajaran STAD dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Biologi di kelas X SMK Negeri 2 Banawa.

Tabel 16. Hasil Uji-t 2 Sampel Bebas N-gain Hasil Belajar

Kelas N Rata-

rata Std. Deviasi Toleransi

Hasil belajar Eksperimen 32 60,5625 12,10155 2,13927 4,479 2,00

Kontrol 32 45,9688 13,90401 2,45791

Berdasarkan pengolahan data tersebut dapat dilihat bahwa ternyata 4,479 lebih besar dari pada ( > ) untuk Df = 62 dan taraf signifikansi 0,05 yaitu = 2,00. Berarti H0 ditolak dan H1 (alternatif) yang diterima. Jadi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikansi antara hasil belajar siswa yang mengikuti penerapan pembelajaran STAD dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Biologi di kelas X SMK Negeri 2 Banawa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chotimah, H. (2007). Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta bahwa

(8)

bahwa penerapan model pembelajaran STAD berpengaruh terhadap peningkatan prestasi akadernik. Boking, H. (2012) menyatakan lebih lanjut bahwa ketika nilai pre-tes dan post-tes pada kelompok penelitian dan kelompok kontrol dibandingkan sama dengan yang lainnya, ada peningkatan keberhasilan pada kedua kelompok itu. Akan tetapi, kenaikan prestasi belajar lebih tinggi pada kelompok penelitian menunjukkan bahwa model pembelajran STAD yang diterapkan dalam kelompok lebih berhasil dari pada model tradisional. Hasil ini memverifikasi hipotesis yang dibuat pada awal penelitian, pengajaran sains di kelas X SMK melalui pembelajaran STAD mempunyai pengaruh pada prestasi siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Ada perbedaan yang signifikan antara

motivasi belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran STAD dan yang mengikuti pembelajaran konvensional. Siswa yang mengikuti model pembelajaran STAD lebih baik motivasi belajarnya dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

2) Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran STAD dan yang mengikuti pembelajaran konvensional. Siswa yang mengikuti model pembelajaran STAD lebih baik hasil belajarnya dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis haturkan atas anugrah yang berlimpah dari Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan artikel ini. Penyusunan artikel ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Olehnya itu penulis menghaturkan terima

kasih yang setulus-tulusnya kepada pembimbing I dan pembimbing II serta para penyunting naskah yang telah memberikan saran dan masukkan yang bermanfaat.

DAFTAR RUJUKAN

Anni, C. T. 2004. Psikologi Belajar. Surabaya: UNESA University Press. Boking, H. 2012. Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Kemampuan Penalaran terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika Di SMA Negeri 3 Poso. Tesis. Palu: Program Studi Pendidikan Sains, Pogram Pascasarjana Universitas Tadulako.

Chotimah, H. 2007. Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam pendekatan Kontekstual melalui Model Pembelajaran STAD pada Peserta Didik kelas X-6 SMA Laboratorium UM. Tesis.Malang: SMA Lab. UM. Cohen, L. 2000. Educational Research in

Classrooms and Schools. J. Departement of Education. Indiana University Bloomington. Indiana, 1(1); 143-151.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Saptono. 2003. Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Akrab Lingkungan untuk Mengembangkan Ketrampilan Berpikir dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Sains di Sekolah Dasar Education. J. A Malaysian perspective,

Gambar

Tabel 4. Data Tes Akhir Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.  Kelompok Jumlah Siswa Nilai Maksimum Nilai Minimum Rerata
Tabel 5. Levene Statistic  Hasil Uji Homogenitas Tes Awal Hasil Belajar. df1 df2 Sig.
Tabel 9. N-gain Motivasi Belajar Siswa  N-gain

Referensi

Dokumen terkait

Gunasti Hudiwinarsih, Ak.,M.Si yang selalu sabar dalam membimbing dan selalu memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu1. Ibu

Skripsi yang berjudul “ Konfigurasi Modal Sosial Etnis Jawa dalam mendukung keberhasilan pembangunan desa (studi deskriptif Desa Sena, kacamatan Batang Kuis,..

Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sediaan gel penyembuh luka dengan ekstrak daun mengkudu dan gelling agent karbopol 940 yang dapat memiliki sifat fisik dan

Powered by

[r]

Dari hasil p enelitian y ang telah dilakukan dap at ditarik kesimp ulan: Pertama, bahwa melih at dari berbagai asp ek korp orasi dap at dijadikan subjek delik dalam

16: Perbandingan Pernyataan Pengertian Ecotourism Menurut Responden 3 (Wisatawan Lokal) dengan Konsep Baku Internasional .... 17: Pemahaman Pengertian Ecotourism pada

Pada Mega Electronik Store, pengolahan data dalam hal pemesanan barang electronik masih dilakukan secara manual, dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas tentang pembuatan