BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Stemming
Stemming merupakan suatu proses atau cara dalam menemukan kata dasar dari suatu kata. Stemming sendiri berfungsi untuk menghilangkan variasi-variasi morfologi yang melekat pada sebuah kata dengan cara menghilangkan imbuhan-imbuhan pada kata tersebut, sehingga nantinya di dapat suatu kata yang benar sesuai struktur morfologi bahasa Indonesia yang benar.
2.2 Stemming Porter
Algoritma yang diimplementasikan dalam aplikasi ini menggunakan algoritma Porter. Algoritma Porter ditemukan oleh Martin Porter 1980. Algoritma tersebut digunakan untuk stemming bahasa inggris, kemudian karena proses stemming bahasa inggris berbeda dengan bahasa indonesia maka, dikembangkan algoritma porter khusus untuk bahasa indonesia (Porter Stemmer for Bahasa Indonesia) oleh W.B. Frakes pada tahun 1992. Algoritma ini terkenal digunakan sebagai stemmer untuk bahasa Inggris. Porter Stemmer dalam bahasa Indonesia akan menghasilkan keambiguan karena aturan morfologi bahasa Indonesia. Bila dibandingkan, untuk teks berbahasa Indonesia, Porter stemmer lebih cepat prosesnya daripada algoritma stemming yang lain. Tidak banyak algoritma yang dikhususkan untuk stemming bahasa Indonesia dengan berbagai keterbatasan didalamnya. Algoritma Porter salah satunya, algoritma ini membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan stemming menggunakan algoritma lainnya [7].
Langkah-langkah algoritma Stemming Porter adalah sebagai berikut:
1. Periksa pada kata yang akan di Stemm jika terdapat partikel (kah”, lah”, “-pun”), maka hapus partikel yang melekat.
2. Hapus kata ganti kepemilikan seperti “-ku”, “-mu”, “-nya”, jika ada.
3. Hapus first order prefiks (awalan pertama) seperti “-meng”, “-meny”, “-men”, “-mem”, “-me”, “-peng”, “-peny”, “-pen”, “-pem”, “-di”, “-ter”, “-ke”.
Tabel 2.1 Kelompok rule pertama : inflectional particles
Tabel 2.2 Kelompok rule kedua :inflectional possesive pronouns Suffix Replacement Measure
Condition
Additional
Condition examples
Ku NULL 2 NULL Bukuku buku
Mu NULL 2 NULL bukumu buku
nya NULL 2 NULL Bukunyabuku
Suffix Replacement Measure Condition
Additional
Condition examples
Kah NULL 2 NULL Bukukah
buku
Lah NULL 2 NULL Adalah ada
Tabel 2.3 Kelompok rule ketiga: first order of derivational prefixes
Prefiks Replacement Measure condition
Additional
Condition Examples Meng NULL 2 NULL mengukur--->ukur
Meny s 2 v… menyapu--->sapu
Men NULL 2 NULL menduga--->duga
Mem p 2 v… memilah--->pilah
Mem NULL 2 NULL membaca--->baca Me NULL 2 NULL merusak--->rusak Peng NULL 2 NULL pengukur--->ukur
Peny s 2 v… penyapu--->sapu
Pen NULL 2 NULL penduga--->duga
Pem p 2 v… pemilah--->pilah
Pem NULL 2 NULL pembaca--->baca Di NULL 2 NULL diukur--->ukur Ter NULL 2 NULL tersapu--->sapu Ke NULL 2 NULL kekasih--->kasih
Tabel 2.4 Kelompok rule keempat: second order of derivational prefixes prefiks replacement Measure
condition
Additional condition
examples
Ber NULL 2 NULL Berlarilari
Bel NULL 2 ajar Belajarajar
Be NULL 2 K*er Bekerjakerja
Per NULL 2 NULL Perjelasjelas
Pel NULL 2 ajar Pelajarajar
Tabel 2.5 Kelompok rule kelima: derivational suffixes suffix replacement Measure
condition
Additional condition
examples
kan NULL 2 Prefix Tarikantarik
(Meng)ambilkanambil
an NULL 2 prefix Makananmakan
(per)janjianjanji
i NULL 2 V, prefix Tandaitanda
(men)dapatidapat Pantaipanta
Stemming adalah proses untuk menggabungkan atau memecahkan setiap varian-varian suatu kata menjadi kata dasar [7]. Stem (akar kata) adalah bagian dari kata yang tersisa setelah dihilangkan imbuhannya (awalan dan akhiran). Contoh : connect adalah stem dari connected, connecting, connection, dan connections. Metode stemming memerlukan input berupa term yang terdapat dalam dokumen. Sedangkan outputnya berupa stem.
Ada tiga jenis metode stemming, antara lain :
1. Successor Variety (SV) : lebih mengutamakan penyusunan huruf dalam kata dibandingkan dengan pertimbangan atas fonem. Contoh untuk kata-kata : corpus, able, axle, accident, ape, about menghasilkan SV untuk kata apple :
1. Karena huruf pertama dari kata “apple” adalah “a”, maka kumpulan kata yang ada substring “a” diikuti “b”, “x”, “c”, “p” disebut SV dari “a” sehingga “a” memiliki 4 SV.
2. N-Gram Conflation : ide dasarnya adalah pengelompokan kata-kata secara bersama berdasarkan karakter-karakter (substring) yang teridentifikasi sepanjang N karakter.
3. Affix Removal : membuang suffix dan prefix dari term menjadi suatu stem. Yang paling sering digunakan adalah algoritma Porter Stemmer karena modelnya sederhana dan effisien.
1. Jika suatu kata diakhiri dengan “ies” tetapi bukan “eies” atau “aies”, maka “ies” direplace dengan “y”
2. Jika suatu kata diakhiri dengan “es” tetapi bukan “aes” atau “ees” atau “oes”, maka “es” direplace dengan “e”
3. Jika suatu kata diakhiri dengan “s” tetapi bukan “us” atau “ss”, maka “s” direplace dengan “NULL”
Gambar 2.1 Diagram Stemming Algoritma Stemming
Successor Variety Affix Removal N-Grams Conflation
Stemming adalah proses pemetaan dari penguraian berbagai bentuk kata baik itu prefik sufik, maupun gabungan antara prefik dan sufik,menjadi bentuk kata dasarnya atau stem.Algoritma Stemming yang digunakan adalah Potter Stemmer untuk bahasa Indonesia. Algoritma stemming dapat mengatasi akhiran yang berupa partikel, akhiran yang menunjukkan kata ganti kepemilikan, prefiks (imbuhan), sufiks (akhiran), dan gabungan antara prefiks dan sufiks. Sebelum melakukan proses penghilangan imbuhan pada Potter Stemmer, dilakukan perhitungan measure. Stemming itu proses pemotongan (pemangkasan) kata untuk mendapatkan bentuk dasar (kata dasar) dari kata tersebut. Misal terdapat kata mempermainkan, maka dari kata tersebut bisa dipilah-pilah menjadi mem + per + main + kan.
Prefiks 1 + Prefiks 2 + Kata dasar + Sufiks 3 + Sufiks 2 + Sufiks 1
Gambar 2.2 Flowchart Stemmer Porter
Pada proses stemmer porter, pertama-tama masukkan kata yang akan di stem, lalu memeriksa apakah terdapat partikel, jika ada maka hapus partikel, jika tidak maka lanjutkan memeriksa apakah terdapat kata kepemilikan, jika ada maka hapus, jika tidak maka lanjutkan. Periksa apakah terdapat prefix, jika ada maka hapus, jika tidak maka lanjutkan memeriksa apakah terdapat sufiks.Jika terdapat sufiks maka hapus. Jika pemeriksaan berhasil maka proses dinyatakan selesai dan tidak perlu melanjutkan proses pemotongan imbuhan selanjutnya. Dokumen dalam bahasa indonesia mempunyai keunikan tersendiri, karena kata - kata dalam bahasa indonesia dapat berubah bentuk saat mendapatkan imbuhan. Akibat dari hal proses Stemmer dari dokumen berbahasa Indonesia, yaitu proses mengembalikan kata ke bentuk dasar, memerlukan teknik tersendiri yang berbeda dengan teknik Stemmer pada bahasa - bahasa lain.
Fungsi Stemmer yang didesain berdasarkan algoritma Porter Stemmer for Bahasa Indonesia adalah inti dari tahap pre-processing yang dibuat. Guna dari fungsi ini adalah sebagai berikut:
1. Dengan mengembalikan kata menjadi kata dasarnya, akan sangat mengurangi macam kata yang perlu diperiksa dan dibandingkan dengan tabel Stopword maupun tabel Keyword. Hal ini akan mempercepat proses perbandingan kata serta mengurangi isi tabel Stopword dan tabel Keyword.
dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya sebuah Rule Assosiasi, atau dapat meningkatkan kualitas Rule Assosiasi yang dihasilkan.
2.3 Winnowing
fingerprint tiap dokumen. Nilai-nilai fingerprint inilah yang digunakan untuk menemukan tingkat presentase kesamaan sebuah dokumen dengan dokumen lain. Input dari algoritma ini sendiri adalah string dari dokumen tersebut, dan output nya berupa nilai-nilai hash yang dinamakan fingerprints dari dokumen tersebut.
Syarat dari algoritma deteksi penjiplakan seperti whitespace insensitivity, yaitu
pencocokan teks file seharusnya tidak terpengaruh oleh spasi, jenis huruf kapital,
tanda baca dan sebagainya, noise surpression yaitu menghindari pencocokan teks file
dengan panjang kata yang terlalu kecil atau kurang relevan dan bukan merupakan
kata yang umum digunakan, dan position independence yaitu pencocokan teks file
seharusnya tidak bergantung pada posisi kata-kata sehingga kata dengan urutan posisi
berbeda masih dapat dikenali jika terjadi kesamaan. Winnowing telah memenuhi
syarat-syarat tersebut dengan cara membuang seluruh karakter-karakter yang tidak
relevan misal: tanda baca, spasi dan juga karakter lain, sehingga nantinya hanya
Algoritma winnowing lebih cepat waktu komputasinya daripada algoritma rabin-karp karena fingerprint dari algoritma rabin-karp lebih banyak sedangkan winnowing dipilih nilai minimum dari window nya. keunggulan algoritma winnowing bisa memberikan informasi posisi fingerprint. Penggunaan nilai window yang semakin besar dapat mempengaruhi dalam waktu proses, karena semakin besar nilai dari suatu window mempengaruhi proses pembentukan nilai-nilai hashing yang semakin kecil. Selain itu, nilai k-gram dan basis juga mempengaruhi dalam memberikan persentasi kemiripan yang diperoleh sistem itu sendiri [3].
2.3.1 Hashing
Hashing adalah mengubah serangkaian karakter menjadi suatu kode atau nilai yang
menjadi penanda dari rangkaian karakter tersebut. Dengan adanya pengubahan
inilah, maka tercipta penanda sebagai indeks untuk digunakan dalam mencari
informasi kembali atau information retrieval. Fungsi untuk menghasilkan nilai ini
disebut fungsi hash, sedangkan nilai yang dihasilkan disebut nilai hash [11].
Nilai hash pada umumnya digambarkan sebagai fingerprint yaitu suatu string
pendek yang terdiri atas huruf dan angka yang terlihat acak. Fungsi Hash adalah
suatu cara menciptakan “fingerprint” dari berbagai data masukan. Fungsi Hash akan
mengganti atau mentranspose-kan data tersebut untuk menciptakan fingerprint, yang
biasa disebut hash value. Hash value biasanya digambarkan sebagai suatu string
pendek yang terdiri atas huruf dan angka yang terlihat random (data biner yang
ditulis dalam notasi hexadecimal). Algoritma fungsi hash yang baik adalah yang
menghasilkan sedikit hash collision. Hash collision merupakan kejadian dua atau
2.3.2 K-gram
K-gram adalah rangkaian substring yang bersebelahan dengan panjang. Metode ini
menghasilkan rangkaian substring sejumlah k-grams, dimana k adalah parameter
yang dipilih oleh user. K-gram mengambil substring karakter huruf sejumlah k dari
sebuah kata yang secara kontinuitas dibaca dari teks sumber hingga akhir dari
dokumen [9]. Dibawah ini salah satu contoh k-gram dengan k=5:
Text: pohon anggur, dan melon
Kemudian dilakukan penghilangan spasi :
pohonanggurdanmelon
Sehingga dihasilkan rangkaian 5-grams yang diturunkan
dari text :
Pohon|| ohona || honan ||onang|| nanggu ||anggu ||nggur
ggurd ||gurda|| urdan|| rdanm|| danme|| anmel|| nmelo
2.4 Jaccard’s Similarity Coefficient
Jaccard’s Similarity Coefficient (Jaccard 1912) merupakan indeks umum untuk variabel biner. Hal ini didefinisikan sebagai hasil bagi antara persimpangan dan serikat variabel dibandingkan berpasangan antara dua benda.
Untuk menghitung kemiripan dari dua dokumen , diperlukan Jaccard’s Similarity Coefficient, dengan rumus :
│ Aᴖ B│
D(A,B) = ________________ X 100% │ AᴗB│- │ Aᴖ B│
Keterangan:
D(A,B) merupakan nilai similarity ,
│ Aᴖ B│ jumlah dari fingerprints dokumen 1 dan 2 yang sama,