• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transesterifikasi CPO Yang Mengandung Asam Lemak Bebas (ALB) Tinggi Menggunakan Katalis Polistirena Bis Fenol A Polikarbonat Sulfonat (PS - PAPS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Transesterifikasi CPO Yang Mengandung Asam Lemak Bebas (ALB) Tinggi Menggunakan Katalis Polistirena Bis Fenol A Polikarbonat Sulfonat (PS - PAPS)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Crude palm oil (CPO) sebagai salah satu komoditi agrobisnis mempunyai nilai ekspor yang tinggi, namun nilai ekonomisnya sangat rendah. Dalam skala industri, CPO dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri oleokimia dan oleopangan. Pemanfaatannya tidak hanya sebatas untuk produksi minyak goreng (minyak makan) tetapi telah mencapai ke tingkat industri hilir, seperti: bahan baku untuk pembuatan sabun, pembuatan kosmetika, biodiesel, dan lain-lain.

Penggunaan CPO sebagai bahan baku untuk proses di industri oleokimia ataupun

oleopangan sangat tergantung kepada standar asam lemak bebas (ALB). Sebagai contoh,

persyaratan ALB CPO untuk pengolahan minyak goreng (oleopangan) maksimal 3,5%

sedangkan untuk ekspor maksimal 5%. Jika kadar CPO melebihi 5% maka CPO itu dinyatakan

di luar standar (Kurniawan, 2003).

Untuk memberdayakan CPO dengan kwalitas ALB di atas 5% maka diperlukan cara tidak langsung memisahkan lemak ini dari ALB tersebut. Teknik transesterifikasi merupakan suatu cara yang tepat untuk memisahkan gliserida dari CPO. Reaksi transesterifikasi dengan mencampurkan gliserida dengan alkohol menghasilkan ester dan gliserol. Jika lemak tersebut mengandung asam lemak bebas tinggi, maka katalis pilihan adalah asam (Demirbas, A 2008).

Transesterifikasi minyak jarak pagar dengan ALB 7,8% telah dilakukan dengan mencampurkan minyak bersama metanol kering 1: 12 mol pada suhu 120oC selama 6 jam dengan katalis sulfonat polimer 8% berat minyak. Minyak jarak pagar itu terkonversi 93% (Sihotang, 2011).

CPO yang tidak standar sering memiliki ALB yang tinggi sehingga tidak dapat dijual. Selain itu, CPO mengandung bahan matrik yang lain seperti: fospolipid, karotenoid, sehingga akan menghambat terjadi reaksi transesterifikasi. Fospolipid adalah lipida yang selain mengandung alkohol dan asam lemak

(2)

juga mengandung residu asam fosfat dan basa protein (Ponten, 1998). Oleh karena itu, dalam penelitian ini telah dicoba reaksi transesterifikasi menggunakan CPO dengan kadar ALB di atas 5%, serta akan dipelajari faktor yang lain, seperti: lama reaksi, konsentrasi katalis asam polimer, dan suhu reaksi. Hasil perlakuan dianalisis dengan gas kromatografi memakai kolom gliserida.

Biodiesel adalah sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui, tidak beracun, bebas dari unsur sulpur dan aromatis. Biodiesel dihasilkan dengan reaksi transesterifikasi antara minyak tumbuh-tumbuhan ataupun minyak jelantah (waste oil) dengan alkohol yang memiliki berat molekul rendah, seperti: metanol ataupun etanol.

Dalam skala industri biodiesel dihasilkan dari reaksi homogen. Disamping itu, biodiesel juga dikenal sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, berbentuk cair dan dapat dipergunakan untuk segala jenis mesin diesel tanpa harus dimodifikasi. Transeserifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan katalis asam maupun basa. Penggunaan H2SO4 sebagai katalis, reaksinya berlangsung sangat lambat.

Untuk katalis basa biasanya menggunakan KOH atau NaOH. Namun, dalam realisasinya pada saat berlangsungnya reaksi akan terbentuk sabun (Hameed et al, 2008).

Gliserol (C3H8O3) adalah suatu alkohol dengan 3 group hidroksil (-OH), di mana gliserol ini

dihasilkan dari produk samping (by product) reaksi transesterifikasi antara CPO dengan metanol. Metanol adalah alkohol yang digunakan dalam reaksi ini dengan sifat-sifat fisikanya, antara lain: viskositas, titik didih dan dapat memberikan dampak positif terhadap bilangan cetane biodiesel.

Dari reaksi transesterifikasi, gliserol yang diperoleh masih mangandung pengotor (crude glycerol), seperti: sisa-sisa katalis, metanol yang tidak bereaksi, dan lain-lain. Oleh karena itu diperlukan tahapan proses berikutnya (proses pemurnian) sehingga hasil pemurnian ini dapat menjadi bahan baku terutama untuk industri oleopangan (Isahak et al, 2010).

Dalam penelitian ini menggunakan Polistirena bis Fenol A Polikarbonat Sulfonat (PS-PAPS) sebagai katalis. Pemilihan katalis PS-PAPS karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Dapat mempercepat pencampuran minyak dengan metanol.

(3)

2. Pemisahannya lebih mudah jika dibandingkan dengan penggunaan H2SO4 karena memiliki

berat molekul yang besar.

3. Sifat liophilitasnya lebih tinggi sehingga dapat diambil kembali.

4. Tidak mencemari lingkungan sehingga sangat sesuai penggunaannya sehingga memudahkan

dalam pengelolaan lingkungan. 1.2 Rumusan Masalah

Reaksi transesterifikasi CPO pada pembuatan metil ester (biodiesel) biasanya menggunakan katalis basa akan tetapi hasilnya terbatas unuk CPO dengan kadar asam lemak bebas (ALB) rendah. Penelitian ini mencoba menggunakan katalis PS– PAPS polimer. Selanjutnya efek katalis ini terhadap reaksi transesterifikasi akan diamati.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk melihat pengaruh variabel-variabel proses pada reaksi transesterifikasi yang menggunakan katalis PS–PAPS polimer terhadap kadar FAME (fatty acid methyl ester). Variabel-variabel proses dalam penelitian ini: lama reaksi, konsentrasi katalis, dan suhu reaksi.

1.4 Manfaat Penelitian

Karena CPO adalah hasil primadona dari perkebunan Indonesia maka penelitian ini memberikan nilai yang positif bagi peningkatan nilai perkebunan.

Produk samping (by product) dari reaksi transesterifikasi adalah gliserol. Gliserol yang terbentuk masih mengandung impuritis. Untuk hal ini, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kelayakan pemanfaatan gliserol sebagai bahan baku untuk produksi oleopangan. Sementara, pemanfaatan gliserol sebagai bahan baku untuk produksi biolubrikan telah diteliti Isahak et al (2010). Dalam industri teknologi karet (terutama industri pengolahan karet kering), penggunaan biolubrikan sebagai pelembut.

1.5 Lingkup Penelitian

Penelitian ini melingkupi beberapa hal seperti yang akan dijelaskan di bawah ini, sebagai berikut.

(4)

1.5.1 Bahan Baku

Untuk melakukan penelitian ini digunakan CPO ber ALB tinggi (> 5%) yang berasal dari PKS Sei Silau, Kisaran, PTPN III.

1.5.2 Variabel Yang Diamati:

1.5.2.1 Variabel tetap

Variabel tetap yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut. a. Jumlah CPO = 50 gram = 0,059 mol

b. Jumlah volume metanol = 26 ml = 0,64 mol c. Rasio molar metanol/CPO = 1 : 12

d. Kecepatan pengaduk = 800 rpm. 1.5.2.2 Variabel tidak tetap

Variabel tidak tetap dimaksud dijelaskan di bawah ini. a. Waktu reaksi = 2, 4, dan 6 jam.

b. Konsentrasi katalis = 2, 4, dan 6%, serta suhu = 110ºC, 120ºC, dan 130ºC. 1.5.3 Parameter Uji Metil Ester.

Hasil reaksi yang telah mengalami berbagai perlakukan, seperti: sentrifugasi, penyaringan, proses vacum diuji dengan gas kromatografi (GC) untuk melihat komposisi metil ester.

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan Perusahaan kecil dengan Surat

1) Linen yang telah digunakan pasien bisa terkontaminasi dengan cairan tubuh (misalnya darah, muntah) dan dapat menyebabkan percikan.. sebaiknya tenaga kesehatan

Dengan hormat kami beritahukan, bahwa berita acara nomor 027/06.J.ULP/021 tentang hasil prakualifikasi Kegiatan DED Pembangunan Pasar Cawas dan surat nomor

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaturan hukum terhadap tindak pidana mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar dan upaya-upaya yang dilakukan

Sistem Informasi, Edisi 3, Salemba Empat. Yogyakarta: Penerbit Unit Dan

Identifikasi dan penentuan logam berat pada tanah vulkanik di daerah Cangkringan, Kabupaten Sleman dengan metode Analisis Aktivasi Neutron Cepat , Seminar Nasional

persepsi gaya kepemimpinan guru Bimbingan dan Konseling terhadap kepercayaan diri siswa. kelas XI SMK Negeri

merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa unsur logam dalam