• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Unsur Timbal (Pb), Mangan (Mn), Zink (Zn), Besi (Fe), Magnesium (Mg) Pada Debu dan Tanah Erupsi Gunung Sinabung Di Kabupaten Karo, Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar Unsur Timbal (Pb), Mangan (Mn), Zink (Zn), Besi (Fe), Magnesium (Mg) Pada Debu dan Tanah Erupsi Gunung Sinabung Di Kabupaten Karo, Sumatera Utara"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gunung Berapi

Gunung berapi adalah lubang atau saluran yang menghubungkan suatu

wadah yang berisi bahan yang disebut magma. Suatu ketika bahan bahan tersebut

ditempatkan melalui saluran bumi dan sering terhimpun di sekelilingnya sehingga

membangun suatu kerucut yang dinamakan kerucut gunung api (Koesoemadinata,

1977).

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang

didefinisikan sebagai suatu saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau

lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi

sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang

dikeluarkan saat dia meletus. Secara singkat, gunung berapi adalah gunung yang

masih aktif dalam mengeluarkan material di dalamnya (Rukaesih, 2004).

Jenis-jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya:

a. Stratovolcano

Gunung berapi ini tersusun dari beberapa jenis batuan hasil letusan yang tersusun

secara berlapis-lapis. Jenis gunung berapi ini membentuk suatu kerucut besar

(raksasa) dan terkadang bentuknya tidak beraturan. Hal ini dikarenakan adanya

letusan yang terjadi beberapa ratus kali. Gunung Merapi di Yogyakarta termasuk

gunung berapi jenis ini.

b. Perisai

Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai

contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena

magma cair keluar dengan tekanan rendah tanpa adanya letusan. Lereng gunung

(2)

c. Cinder Cone

Gunung jenis Cinder Cone merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil

batuan vulkaniknya menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis

ini membentuk mangkuk di puncaknya. Gunung jenis ini jarang yang mempunyai

tinggi di atas 500 meter dari permukaan tanah sekitarnya.

d. Kaldera

Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat sehingga

melempar ujung atas gunung dan membentuk cekungan. Gunung Bromo termasuk

gunung jenis ini (Hartuti, 2009).

2.1.1 Klasifikasi Gunung Berapi di Indonesia

Kalanagan Vulkanologi Indonesia mengelompokkan Gunung Merapi kedalam 3

tipe berdasarkan catatan sejarah letusan erupsinya.

Gunung Api tipe A

Gunung Berapi yang tercatat pernah mengalami erupsi magnetic sekurang

kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

Gunung Api tipe B

Gunung Berapi yang sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi

magmatik namun masih memeperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti

kegiatan sofatara.

Gunung Api tipe C

Gunung Berapi yang sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia,

namun masih terdapat tanda tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan

(3)

2.2. Debu Vulkanik

Pada tanggal 13 februari 2014, Gunung Kelud meletus. Gunung yang

terletak di perbatasan antara kabupaten Kediri, kabupaten Blitar, dan kabupaten

Malang telah ber status siaga sejak 2 februari 2014 dan ditingkatkan statusnya

menjadi waspada 8 hari kemudian. Letusan yang sangat besar menimbulkan suara

yang terdengar hingga radius puluhan kilometer.Walaupun saat ini aktivitasnya

cenderung turun, namun statusnya masih dinyatakan awas.

Bencana yang sama sebelumnya juga terjadi di Gunung Sinabung pada

2013 lalu. Letusannya melepaskan awan panas dan abu vulkanik yang

menjangkau kawasan Sibolangit dan Berastagi. Guguran lava pijar dan semburan

awan panas masih terus dihasilkan sampai 3 januari 2014 dan hingga kini rentetan

gempa, letusan, dan luncuran awan panas masih terjadi secara terus menerus.

Sampai saat ini, letusan kecil masih terjadi di gunung sinabung mencapai kota

Medan yang jaraknya sekitar 30 km dari pusat letusan. Korban jiwa pun

berjatuhan, terutama akibat terkena sapuan awan panas, yang mencapai 17 orang.

(Suryani,2014)

Gambar 2.1 Gunung Sinabung

Aktifitas gunung sinabung pernah mengeluarkan debu vulkanik dan asap

tahun 2010. Kemudian pada tahun 2013 mengeluarkan , menyemburkan debu

(4)

tebal hitam. Dan debu vulkanik tersebut menutupi ribuan hektar tanaman para

petani di sekitar gunung tersebut.

Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan

ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan

bahkan ribuan kilometer dari kawah karena pengaruh hembusan angin. Adanya

abu vulkanik merupakan akibat dari proses erupsi gunung berapi. Letusan gunung

api adalah merupakan bagian dari aktifitas vulkanik yang dikenal dengan istilah

erupsi. Erupsi adalah fenomena keluarnya magma dari dalam bumi karena

dorongan dari gas yang bertekanan tinggi dalam perut bumi atau karena gerakan

lempeng bumi, tumpukan tekanan dan panas cairan magma.

Debu vulkanik mengakibatkan tanaman petani yang berada di lereng

gunung banyak yang mati dan rusak. Diperkirakan seluas 15,341 Ha tanaman

pertanian di tanah Karo terancam gagal panen (Mariani S, 2013).

(5)

2.3 Efek Debu Vulkanik 2.3.1. Kesuburan tanah

Debu vulkanik yang terbentuk dari lapukan materi dari letusan gunung

berapi yang subur mengandung unsur hara N,P,S, unsur mikro yang tinggi.

Allophan adalah Aluminosilikat amorf yang dengan bahan organik dapat

membentuk ikatan kompleks. Di daerah kering, tanah dari abu vulkanik tersebut

memiliki warna tanah yang tidak sehitam dari daerah lain. Sifat-sifat tanah

allophan adalah:

1. Profil tanahnya dalam.

2. Lapisan atas maupun permukaannya gembur serta berwarna hitam.

3. Lapisan subsoil berwarna kecoklatan dan terasa licin bila digosok diantar

jari-jari.

4. Bulk densitynya sangat rendah (< 0,85).

5. Daya tahan terhadap air tinggi.

6. Perkembangan struktur tanah baik.

7. Daya lekat maupun plastisitasnya tidak ada bila lembab.

8. Sukar dibasahi kembali bila sudah kering serta dapat mengapung di atas

permukaan air (Sudaryo, 2009).

2.3.2. Tanaman

Salah satu gas yang disemburkan oleh Gunung Sinabung adalah gas fluor

(F2.) Gas ini coklat kekuningan, korosif dan sangat beracun. Seperti CO2, itu lebih

berat dari udara dan cenderung untuk mengumpulkan di daerah rendah. Hidrogen

fluorida (Hf), sangat korosif dan beracun, dan menyebabkan luka bakar internal

yang mengerikan dan kalsium serangan di sistem kerangka.. Bahkan setelah gas

terlihat atau asam telah hilang, fluor dapat diserap ke dalam tanaman, dan

mungkin dapat meracuni orang dan hewan untuk waktu yang lama setelah letusan

(6)

2.4. Logam

Logam berasal dari kerak bumi yang berupa bahan-bahan murni, organik

dan anorganik. Logam itu sendiri dalam kerak bumi dibagi menjadi logam makro

dan logam mikro, di mana logam makro ditemukan lebih dari 1.000 mg/kg dan

logam mikro jumlahnya kurang dari 500 mg/kg (Darmono, 1995).

Tabel 1. Logam logam Makro dan Mikro yang ditemukan dalam kerak bumi Kelompok Logam Simbol Jumlah

(mg/kg)

Makro Alumunium Al 81.300

Besi Fe 50.000

Kalsium Ca 36.300

Natrium Na 28.300

Kalium K 25.900

Magnesium Mg 20.900

Mangan Mn 1.000

Mikro Barium Ba 425

Nikel Ni 75

Seng Zn 70

Tembaga Cu 55

Plumbun Pb 12.5

Uranium U 2.7

Timah

Putih

Sn 2

Kadmium Cd 0.2

Merkuri Hg 0.08

(7)

Emas Au 0.004

Logam dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu logam esensial dan logam

nonesensial. Logam esensial adalah logam yang diperlukan untuk membantu

reaksi-reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup seperti

membantu kerja enzim atau pembentukan sel darah merah. Beberapa Logam

esensial yaitu Na, K, Fe, Mg, Ca Sebaliknya logam nonesensial adalah logam

yang keberadaannya dalam tubuh makhluk hidup dapat menimbulkan

pengaruh-pengaruh negatif dan apabila kandungannya tinggi akan dapat merusak

organ-organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Sedangkan contoh logam

nonesensial yaitu Hg, Pb, Cd, dan As (Palar, 2004)

2.4.1. Logam Berat

Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar

dari 5 gram/cm3, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb

dinamakan sebagai logam non esensial dan pada tingkat tertentu menjadi logam

beracun bagi makhluk hidup.( Subowo, 1999)

Berdasarkan densitasnya, golongan logam dibagi atas dua golongan, yaitu

golongan logam berat ( heavy metals) mempunyai densitas >5 gram/cm3

sedangkan logam golongan logam ringan (light metals) <5 gram/cm3 (Hutagalung,

2004 dalam Ermawati 2010)

Karakteristik logam berat yaitu

1. Memiliki spesifikasi gravitasi yang sangat besar (>4)

2. Mempunyai nomor atom 22-34 dan 40-50 serta unsur lantanida dan

aktinida

3. Mempunyai respon biokimia yang spesifik pada organisme hidup

( Palar, 2008)

2.4.2. Timbal (Pb)

Kadar timbal pada kerak bumi sekitar 15 mg/kg. Timbal diserap dengan

(8)

timbal di dalam tubuh manusia mengakibatkan gangguan pada otak dan ginjal,

serta kemunduran mental pada anak yang sedang tumbuh ( Effendi, 2003).

Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Timbal memiliki titik

lebur yang rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif sehingga bisa

digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Timbal adalah

logam yang lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat. Logam ini mempunyai

nomor atom 82 dengan berat atom 207,20. Titik didih timbal adalah 1740 0C dan

memiliki massa jenis 11,34 g/cm3.

Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian karena bersifat toksik

melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.

Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman,

pernafasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral.

Kadar Pb dalam tanah berkisar 5-25 ppm dan dalam air tanah 1-60 ppm.

Bahan pangan yang mengandung kontaminan Pb cukup tinggi adalah sayuran

yang ditanam di tepi jalan raya dengan rata-rata sebesar 28,78 ppm, jauh di atas

batas aman yang diizinkan oleh Badan POM sebesar 2 ppm. Logam Pb tidak

dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan dan minuman tercemar Pb

dikonsumsi, maka di dalam tubuh manusia, Pb bisa menghambat aktivitas enzim

yang terlibat dalam pembentukan Hemoglobin (Hb) dan sebagian kecil Pb

diekskresikan lewat urine atau feses karena sebagian terikat oleh protein,

sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak,

dan rambut.

Keracunan akibat kontaminasi logam Pb bisa menimbulkan berbagai

macam hal seperti memperpendek umur sel darah merah, menurunkan jumlah sel

darah merah yang masih muda (retikulosit), meningkatkan kandungan Fe dalam

plasma darah. Bentuk ion Pb2+ mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ yang

terdapat dalam jaringan tulang. Timbal bersifat kumulatif. Pb bisa menimbulkan

kerusakan otak dengan gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan

delirium. Ibu hamil yang terkontaminasi Pb bisa mengalami keguguran, tidak

berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir. Timbal bersifat

karsinogen dalam dosis tinggi paparan Pb secara kronis bisa mengakibatkan

(9)

libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan menstruasi serta aborsi spontan pada

wanita, depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu dan sulit

tidur.

Pb bisa merusak jaringan syaraf, fungsi ginjal, menurunnya kemampuan

belajar. Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan

manusia, semakin tinggi kadar Pb dalam darah semakin rendah poin IQ. Kelainan

fungsi otak terjadi karena Pb secara kompetitif menggantikan peranan Zn, Cu, dan

Fe dalam mengatur fungsi sistem syaraf pusat (Widowati, 2008).

Keracunan yang ditimbulkan oleh persenyawaan logam Pb dapat terjadi

karena masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh. Proses masuknya

Pb ke dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu melalui makanan dan

minuman, udara dan perembesan atau penetrasi melalui selaput atau lapisan kulit

(Palar, 2004). Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit, logam

ini ternyata menjadi sangat berbahaya. Hal ini disebabkan karena Timbal (Pb)

adalah logam toksik yang bersifat kumulatif dan bentuk senyawanya dapat

memberikan efek racun terhadap fungsi organ yang terdapat dalam tubuh

(Suharto, 2005).

Gejala yang khas dari keracunan Pb antara lain:

1. Anemia: Pb dapat menghambat pembentukan hemoglobin (Hb) sehingga

menyebabkan anemia. Selain itu, lebih dari 95% Pb yang terbawa dalam aliran

darah dapat berikatan dengan eritrosit yang menyebabkan mudah pecahnya

eritrosit tersebut (Darmono, 1995).

2. Aminociduria: terjadinya kelebihan asam amino dalam urin disebabkan ikut

sertanya senyawa Pb yang terlarut dalam darah ke system urinaria (ginjal) yang

mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal (Darmono, 1995).

3. Gastroenteritis: keadaan ini disebabkan reaksi rangsangan garam Pb pada

mukosa saluran pencernaan, sehingga menyebabkan pembengkakan, gerak

kontraksi saluran lumen dan usus terhenti, peristaltik menurun sehingga terjadi

(10)

2.4.3. Mangan (Mn)

Mangan (Mn) adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia

serupa dengan besi. Mangan berada dalam bentuk manganous (Mn2+) dan

manganik (Mn4+). Di dalam tanah, Mn4+ berada dalam bentuk senyawa mangan

dioksida. Pada perairan dengan kondisi anaerob akibat dekomposisi bahan organik

dengan kadar yang tinggi, Mn4+ yang bersifat larut. Mangan merupakan nutrien

renik yang esensial bagi tumbuhan dan hewan. Logam ini berperan dalam

pertumbuhan dan merupakan salah satu komponen penting pada sistem enzim.

Defisiensi mangan dapa mengakibatkan pertumbuhan terhambat, serta sistem

saraf dan reproduksi terganggu. Pada tumbuhan, mangan merupakan unsur

esensial dalam proses metabolisme.

Meskipun tidak bersifat toksik, mangan dapat mengendalikan kadar unsur

toksik di perairan, misalnya logam berat. Jika dibiarkan di udara terbuka dan

mendapat cukup oksigen, air dengan kadar mangan (Mn2+) tinggi (lebih dari0,01

mg/liter) akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn2+ menjadi

Mn4+. Koloid ini mengalami presipitasi membentuk warna cokelat gelap sehingga

air menjadi keruh. (Effendi, 2003).

Logam Mn merupakan salah satu logam dengan jumlah sangat besar di

dalam tanah, dalam bentuk oksida maupun hidroksida. Senyawa Mn secara alami

berbentuk padat di lingkungan dan hanya sebagian kecil yang berada dalam air

dan di udara sebagai debu. Bila kadar Mn relatif tinggi dalam air maka kualitas air

menurun sehingga tidak layak digunakan baik untuk industri maupun keperluan

rumah tangga.

Beberapa organisme seperti diatome, moluska, dan sepon

mengakumulasikan Mn. Ikan mampu mengakumulasikan hingga 5 ppm, hewan

mamalia mampu mengakumulasikan hingga 3 ppm dalam jaringan sehingga kadar

normal dalam jaringan adalah 1 ppm.

Syarat air minum kadar mangan diperbolehkan 0,1 ppm, sedangkan untuk

air bersih 0,5 ppm. Tanaman mahoni dan kembang sepatu mampu

mengakumulasikan logam berat Cu, Zn, Cd, Pb, dan Mn secara fisiologis unsur

(11)

dan berperan dalam pembentukan organ tumbuhan. Kadar Mn yang tinggi dalam

tanah bisa bersifat toksik dan pH rendah pada tanah dapat menyebabkan defisiensi

Mn pada tanaman. Tingginya konsentrasi Mn pada tanah bisa mengakibatkan

pembengkakan dinding sel, mengeringkan daun, dan munculnya bercak coklat

pada daun.

Paparan Mn dalam debu tidak boleh melebihi 5 gram/cm3, dalam waktu

singkat akan menimbulkan toksisitas seperti infeksi saluran pernafasan. Paparan

Mn lewat kulit bisa mengakibatkan tremor, kegagalan koordinasi, dan dapat

mengakibatkan munculnya tumor. Konsumsi Mn melebihi 11mg/hari

menunjukkan gejala gangguan sistem syaraf (Widowati, 2008).

2.4.4. Zink (Zn)

Seng (Zn) adalah komponen alam yang terdapat dalam kerak bumi. Zn

adalah logam yang memiiki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih-kebiruan,

pudar bila terkena uap udara dan terbakar bila kena uap udara dengan api hijau

terang. Zn dapat bereaksi dngan asam, basa, dan senyawa non logm. Zn memiliki

nomor atom 30 dan memliki titik lebur 419,73oC (Widowati, 2008).

Seng (zink) termasuk unsur yang terdapat dalam jumlah berlimpah di

alam. Kadar seng pada kerak bumi sekitar 70 mg/kg. Kelarutan unsur seng dan

oksida seng dalam air relatif rendah. Seng yang berikatan dengan klorida dan

sulfat mudah terlarut, sehingga kadar seng dalam air sangat dipengaruhi oleh

bentuk senyawanya. Jika perairan bersifat asam, kelarutan seng meningkat. Kadar

seng di perairan alami < 0.05 mg/liter pada perairan asam mencapai 50 mg/liter

dan pada perairan laut 0,01 mg/liter. Seng termasuk unsur yang esensial bagi

makhluk hidup, yakni berfungsi untuk membantu kerja enzim. Seng juga

diperlukan dalam proses fotosintesis sebagai agen bagi transfer hidrogen dan

berperan dalam pembentukan protein. Kadar seng pada air minum sebaiknya tidak

lebih dari 5 mg/liter. Toksisitas seng menurun dengan meningkatnya kesadahan

dan meningkat dengan meningkatnya suhu dan menurunnya oksigen terlarut.

(Effendi, 2003).

Unsur ini penting dan berguna dalam metabolisme, dengan kebutuhan

(12)

Dengan garam-garam seng akan menjadi seperti susu pada konsentrasi 30 mg/l

dan menjadi berasa seperti logam pada konsentrasi 40 mg/l. Batas konsentrasi

tertinggi sebagai standar yang akan ditetapkan harus di bawah batas konsentrasi

yang dapat menimbulkan rasa. Dalam jumlah kecil merupakan unsur yang penting

untuk metabolisme, karena kekurangan Zn dapat menyebabkan pertumbuhan anak

terhambat. Dalam jumlah besar unsur ini dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat

pada air minum (Sutrisno, 1996). Davis dan Cornwell (1991) mengemukakan

bahwa seng tidak bersifat toksik bagi manusia, akan tetapi pada kadar yang tinggi

dapat menimbulkan rasa pada air.

2.4.5. Besi (Fe)

Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir

setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada air

permukaan jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l tetapi di dalam air

tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi (Alaerts dan Santika, 1984).

Keberadaan besi pada kerak bumi menempati posisi keempat terbesar.

Besi ditemukan dalam bentuk kation ferro (Fe2+) dan ferri (Fe3+). Pada pH sekitar

7,5–7,7 ion ferri mengalami oksidasi dan berikatan dengan hidroksida membentuk

Fe(OH)3 yang bersifat tidak larut dan mengendap di dasar perairan membentuk

warna kemerahan pada substrat dasar. Besi termasuk unsur yang esensial bagi

makhluk hidup. Pada tumbuhan, termasuk algae, besi berperan sebagai penyusun

sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang berlebihan selain dapat mngakibatkan

timbulnya warna merah juga mengakibatkan karat pada peralatan yang terbuat

dari logam, serta dapat memudarkan bahan celupan (dyes) dan tekstil. Pada

tumbuhan, besi berperan dalam sistem enzim da transfer elektron pada proses

fotosintesis. Namun, kadar besi yang berlebihan dapat menghambat fiksasi unsur

lainnya. (Effendi, 2003).

Kadar besi di perairan yang mendapat cukup aerasi hampir tidak pernah

lebih dari 0.3 mg/liter. Kadar besi di perairan alami berkisar anara 0.05 – 0.2

mg/liter. Pada air tanah dangkal dengan kadar oksigen yang rendah, kadar besi

(13)

membahayakan kehidupan organisme akuatik. Air yang dipergunakan bagi air

minum sebaiknya memiliki kadar besi kurang dari 0.3 mg/liter (Effendi, 2003).

Adanya unsur besi dalam air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh

akan unsur tersebut. Zat besi merupakan suatu unsur penting dan berguna untuk

metabolisme tubuh. Besi dibutuhkan tubuh dalam pembentukan haemoglobin.

Untuk keperluan ini tubuh membutuhkan 7 – 35 mg unsur tersebut perhari, yang

tidak hanya diperoleh dari air seperti dari sayuran yang mengandung banyak zat

besi. Konsentrasi unsur ini dalam air yang melebihi 2 mg/l akan menimbulkan

noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan berwarna putih. Adanya unsur ini juga

menimbulkan bau dan warna pada air minum. Konsentrasi melebihi 1 mg/l dapat

menyebabkan warna air menjadi kemerah–merahan dan dapat menyebabkan

endapan pada pipa logam (Sutrisno. 1996).

Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat

merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding

usus ini. Debu Fe juga dapat terakumulasi di dalam alveoli dan menyebabkan

berkurangnya fungsi paru-paru (Slamet, 1994).

Kelebihan Fe jarang terjadi akibat konsumsi yang berasal dari makanan,

tetapi oleh konsumsi suplemen Fe. Fe bersifat toksik bila jumlah transferin

melebihi kebutuhan sehingga mengikat Fe bebas. Konsumsi Fe berlebih berkibat

pada meningkatnya feritrin dan hemosiderin dalam sel parenkim hati. Kadar Fe

dalam feritrin dan hemosiderin juga meningkat Salah satu penyebab serangan

jantung adalah tingginya kadar Fe dalam tubuh. Wanita pre-menopause kurang

beresiko terserang penyakit jantung karena mampu mengurangi kelebihan Fe saat

menstruasi, sementara itu waanita menopause lebih beresiko terserang penyakit

jantung koroner.

Dosis yang melebihi 20 mg/kg berat pada manusia menyebabkan toksisitas

dengan LD50 Fe 60 mg/kg. Konsumsi suplemen Fe melebihi 45mg/hari bisa

menimbulkan iritasi lambung, anak-anak dapat meninggal bila terpapar per oral

sebesar 200mg sampai 5,85gr Fe. Salah satu kekurangan tubuh manusia adalah

tidak terdapatnya mekanisme kontrol pembuangan Fe di dalam tubuh (Widowati,

(14)

Keracunan Fe ini dapat menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh

darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar. Akibatnya,

volume darah menurun, dan hipoksia jaringan menyebabkan asidosis. Penelitian

pada hewan menunjukkan bahwa toksisitas akut dari Fe ini menyebabkan

lamanya proses koagulasi darah (Darmono, 2001).

2.4.6. Magnesium (Mg)

Magnesium (Mg) merupakan salah satu jenis logam ringan. Magnesium

mempunyai nomor atom 12 dengan berat atom 24,3050. Titik didih Mg adalah

1105 0C dan memiliki massa jenis 1,74 gram/cm3 (Widowati, 2008). Mg

berfungsi bagi tanaman yaitu untuk:

a. menyehatkan klorofil

b. mengatur peredaran zat makanan dalam tubuh tanaman, dan

c. mengatur peredaran zat karbohidrat dalam tubuh tanaman (Mulyani, 2005)

Magnesium (Mg) adalah logam alkali tanah yang cukup berlimpah pada

perairan alami. Bersama dengan kalsium, magnesium merupakan penyusun utama

kesadahan. Garam-garam magnesium bersifat mudah larut dan cenderung

bertahan sebagai larutan, meskipun garam-garam kalsium telah mengalami

presipitasi. Magnesium bersifat tidak toksik, bahkan menguntungkan bagi fungsi

hati dan sistem saraf. ( Effendi,2003). Akan tetapi, Cole(1998) mengemukakan

bahwa kadar MgSO4 yang berlebihan dapat mengakibatkan anesthesia pada

organisme vertebrata dan avertebrata. Pada tumbuhan, magnesium terdapat pada

klorofil.

2.5. Destruksi

Destruksi merupakan suatu cara perlakuan perombakan senyawa menjadi

unsur-unsurnya sehingga dapat dianalisis. Jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu

kimia ada dua jenis yaitu destruksi basah dan destruksi kering. Kedua destruksi ini

memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang

berbeda.

(15)

Destruksi kering merupakan penguraian (perombakan) senyawa organik

logam dalam sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan

sampel dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada teknik ini sampel

dipanaskan secara bertahap diudara terbuka untuk menguapkan kandungan

air,menguraikan dan mengoksidasi sampel,dimana akhirnya sampel diabukan

pada tanur dengan suhu pengabuan 450 – 550 0C.Bila oksidasi logam yang

bersifat mudah menguap sepertinya analisis Kadmium dan Krom maka perlakuan

tidak memberikan hasil yang baik,sebab pada suhu tinggi oksida-oksida logam ini

telah habis menguap (untuk analisis Kadmium dan Krom dilakukan pada suhu

antara 300 – 320 0C.Namun terdapat juga perlakuan destruksi kering pada suhu

pengabuan pada suhu 750 0C atau bahkan 980 0C (Raimon, 1992).

Masalah utama dengan teknik yang sederhana ini bahwa tiap unsur dapat

diubah menjadi senyawa yang mudah menguap secara cepat sehingga hilang

sebagian atau keseluruhan logam tersebut.Kehilangan dengan cara penguapan ini

akan menjadi lebih besar jika pengabuan dilakukan pada suhu yang lebih tinggi

lagi.Akan tetapi jika pengabuan dilakukan pada suhu yang lebih rendah maka

sampel tidak akan diabukan secara keseluruhan dan juga kan menjadi faktor

kesalahan.Maka sebaiknya prosedur ini dilakukan didalam tanur sehingga kita

dapat mengatur temperatur dan menentukan temperatur yang cocok dimana

temperatur yang dipakai harus disesuaikan dengan unsur yang akan dianalisa

(Haswel, 1991).

Dekstruksi kering merupakan yang paling umum digunakan dengan cara

membakar habis bagian organik dan meninggalkan residu anorganik sebagai abu

untuk analisis lebih lanjut. Pada destruksi kering suhu pengabuan harus

diperhatikan karena banyak elemen abu yang dapat menguap pada suhu tinggi,

selain itu suhu pengabuan juga dapat menyebabkan dekomposisi senyawa

tertentu. Oleh karena itu suhu pengabuan untuk setiap bahan berbeda beda

bergantung komponen yang ada dalam bahan tersebut. Pengabuan kering dapat

diterapkan pada hampir semua analisa mineral, kecuali merkuri dan arsen. Cara

ini lebih membutuhkan sedikit ketelitian sehingga mampu menganalisa bahan

lebih banyak dari pada pengabuan basah. (Apriyanto, 1989). Namun pada

(16)

pemanasan yang tinggi, dapat juga terjadi reaksi antara unsur dengan wadah

(Hidayati, 2013).

2.5.2. Destruksi Basah

Destruksi basah merupakan proses perombakan sample dengan

menggunakan asam kuat baik tunggal maupun campuran. Kemudian dioksidasi

dengan menggunakan zat oksidator. Pelarut yang digunakan pada metode ini

adalah asam nitrat , asam sulfat , asam perkhlorat , asam klorida yang dapat

digunakan secara tunggal maupun campuran. Destruksi basah dengan

menggunakan asam nitrat pertama kali dilakukan cerius untuk penentuan SP, As

dan logam dalam senyawa organik. Tahap perlakuan destruksi basah adalah

sampel dimasukkan dalam labu takar , kemudian ditambahkan 8mL asam nitrat

65% (HNO3) pekat. Setelah itu sampel dilarutkan dalam asam nitrat 10 % ,

kemudian disaring melalui kertas saring whatman 42 dan dimasukkan kedalam

gelas ukur 50mL dengan menggunakan corong plastic polytilen. Selanjutnya

ditambahkan dengan aquabides dan ad 50mL.

Dekstruksi basah yaitu pemanasan sampel (organik atau biologis) dengan

adanya pengoksidasi kuat seperti asam-asam mineral baik tunggal maupun

campuran. Jika dalam sampel dimasukkan zat pengoksidasi, lalu dipanaskan pada

temperatur yang cukup tinggi dan jika pemanasan dilakukan secara kontiniu pada

waktu yang cukup lama, maka sampel akan teroksidasi sempurna sehingga

meninggalkan berbagai elemen-elemen pada larutan asam dalam bentuk senyawa

anorganik yang sesuai untuk dianalisis (Anderson, 1987).

Dekstruksi basah pada prinsipnya adalah penggunaan asam nitrat untuk

mendekstruksi zat organik pada suhu rendah dengan maksud mengurangi

kehilangan mineral akibat penguapan. Pada tahap selanjutnya, proses seringkali

berlangsung sangat cepat akibat pengaruh asam perklorat atau hidrat peroksida.

Dekstruksi basah pada umumnya digunakan untuk menganalisa arsen, tembaga,

timah hitam, timah putih, dan seng (Hidayati, 2013).

Ada tiga macam cara kerja dekstruksi basah, yaitu :

1. Dekstruksi basah menggunakan HNO3 dan HClO4

(17)

3. Dekstruksi basah menggunakan HNO3, H2SO4 dan H2O2

(Hidayati, 2013).

Menurut Sumardi (1981: 507), metode destruksi basah lebih baik dari pada

cara kering karena tidak banyak bahan yang hilang dengan suhu pengabuan yang

sangat tinggi. Hal ini merupakan salah satu faktor mengapa cara basah lebih

sering digunakan oleh para peneliti. Di samping itu destruksi dengan cara basah

biasanya dilakukan untuk memperbaiki cara kering yang biasanya memerlukan

waktu yang lama (Hidayati, 2013).

2.6. Spektrometri ICP-OES Variant Liberty

Inductively Couple plasma merupakan spektroskopi nyala untuk

menganalisa unsur logam dalam suatu bahan. Bahan yang akan dianalisa harus

berwujud larutan yang homogen.Ada sekitar 80 unsur yang dapat dianalisa

dengan menggunakan alat ini.Kelebihan alat ini adalah sangat selektif dan dapat

digunakan untuk mengukur beberapa unsur sekaligus didalam sampel pada saat

pengukuran. Akan tetapi dengan semakin banyaknya permintaan pengukuran

ternyata alat ini mempunyai kelemahan yaitu akan menjadi kurang sensitif

terhadap pengukuran unsur yang mempunyai panjang gelombang dibawah 200

nm.Keterbatasan pengukuran tersebut ditunjukkan dengan nilai limit deteksi yang

diperoleh. (Siti Amini 1997).

2.6.1. Prinsip Kerja Alat Inductively Couple Plasma (ICP)

Prinsip umum dari alat ini adalah dengan mengukur intensitas energi /

radiasi yang dipancarkan oleh unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat

energi atom (eksitasi / ionisasi).Larutan sampel dihisap dan dialirkan melalui

tabung kapiler ke nebulizer. Nebulizer akan mengubah larutan sampel menjadi

bentuk aerosol yang selanjutnya diinjeksi oleh ICP. Pada temperatur plasma maka

sampel akan mengalami ionisasi dan eksitasi.Atom yang tereksitasi akan kembali

kedalam keadaan awal (ground state ) dan memancarkan sinar radiasi.Sinar radiasi

ini akan didispersi dengan komponen optik.Sinar yang terdispersi ,secara

berurutan akan muncul pada masing-masing panjang gelombang unsur dan

(18)

dipancarkan oleh besarnya konsentrasi unsur.Sinyal ini kemudian diperoses oleh

bagian sistim pengolahan data (Siti Amini, 1997).

Penggunaan ICP pertama kali dilakukan oleh Reed tahun 1961 yang ingin

melihat refraksi Kristal (titik didih) pada logam aluminium. Kelebihan alat ini

adalah sangat selektif dan dapat digunakan untuk mengukur beberapa unsur

sekaligus berurutan dalam setiap pengukuran. Inductively Couple plasma

merupakan spektroskopi nyala untuk menganalisa unsur logam dalam suatu

bahan. Bahan yang akan dianalisa harus berwujud larutan yang homogen.Ada

sekitar 80 unsur yang dapat dianalisa dengan menggunakan alat ini.Kelebihan alat

ini adalah sangat selektif dan dapat digunakan untuk mengukur beberapa unsur

sekaligus didalam sampel pada saat pengukuran. Akan tetapi dengan semakin

banyaknya permintaan pengukuran ternyata alat ini mempunyai kelemahan yaitu

akan menjadi kurang sensitif terhadap pengukuran unsur yang mempunyai

panjang gelombang dibawah 200 nm.Keterbatasan pengukuran tersebut

ditunjukkan dengan nilai limit deteksi yang diperoleh. (Siti Amini 1997).

Komponen alat ICP-OES Variant Liberty

1. Penghantar sampel

2. ICP torch

3. Generator pengatur gelombang

4. Optik Spektrometer

5. Detektor

6. Pengatur komputerisasi instrument , pengumpulan dan analisis data.

2.6.2. Instrumentasi Inductively Couple Plasma (ICP)

a. Plasma

Plasma sebuah gas terionisasi , ketika obor dinyatakan medan magnet yang kuat.

b. Medan Magnet

Sebuah medan magnet adalah medan vektor yang dapat memberikan suatu gaya

magnet pada muatan listrik bergerak dan pada dipol magnetik. Ketika

ditempatkan dalam medan magnet , magnet dipol cenderung untuk menyelaraskan

dengan medan magnet dari RF generator dihidupkan.Argon gas yang mengalir

(19)

ini dan mengalir dalam suatu pola simetris rotationally kearah medan magnet

kumparan RF. Yang stabil , suhu tinggi plasma sekitar 7000 K ini kemudian

dihasilkan sebagai hasil dari tumbukan inelastis dibuat antara atom argon netral

dan partikel bermuatan.

c. Pompa Peristaltik

Sebuah pompa peristaltik adalah jenis pompa perpindahan positif digunakan

untuk memompa berbagai cairan. Fluida yang terkandung dalam tabung fleksibel

yang dipasang di dalam casing pompa melingkar memberikan sebuah berair atau

sampel organic menjadi nebulizer.

d. Nebulizer

Nebulizer berfungsi untuk mengubah cairan sampel menjadi aerosol.

e. Spray chamber

Spray chamber berfungsi untuk mentransportasikan aerosol ke plasma , pada

spray chamberini aerosol mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu proses

penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering yang bentuknya telah

seragam.

f. RF generator

RF generator adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 Watt) untuk

menyalakan plasma dengan argon sebagai sumber gas nya. Tegangan ini

ditransferkan ke plasma melalui load coil , yang mengelilingi puncak dari obor.

g. Difraksi Kisi

Dalam optik , kisi difraksi adalah komponen optic dengan pola yang teratur yang

terbagi menjadi beberapa sinar cahaya perjalanan di arah yang berbeda dimana ia

di pisahkan menjadi komponen radiasi dalam spektrometer optik. Intensitas

cahaya kemudian diukur dengan photomultipier.

h. Photomultiplier

Photomultiplier merupakan sebuah tabung vakum , dan lebih khusus lagi

phototubes , dimana alat ini sangat sensitif terhadap detektor cahaya dalam bentuk

sinar ultraviolet , cahaya tampak , dan infra merah.

Inductively coupled plasma – optic emission spectrometer (ICP-OES)

merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa unsur logam dalam suatu

(20)

homogen. Alat ini merupakan alat analisis kimia kuantitatif yang mempunyai

kemampuan menganalisa 80% unsur yang ada dalam sistem periodik.

Penggunaan ICP pertama kali dilakukan oleh Reed tahun 1961 yang ingin

melihat refraksi Kristal (titik didih) pada logam aluminium. Kelebihan alat ini

adalah sangat selektif dan dapat digunakan untuk mengukur beberapa unsur

sekaligus berurutan dalam setiap pengukuran.

Komponen alat ICP-OES Variant Liberty

1. Penghantar sampel

2. ICP torch

3. Generator pengatur gelombang

4. Optik Spektrometer

5. Detektor

6. Pengatur komputerisasi instrument , pengumpulan dan analisis data.

(21)

Cara kerja ICP-OES Variant Liberty

Prinsip umum pada pengukuran ini adalah mengukur intensitas energy/radiasi

yang dipancarkan oleh unsur yang mengalami perubahan tingkat energi atom.

Larutan sampel dihisap dan dialirkan melalui capillary tube ke nebulizer.

Nebulizer akan mengubah larutan sampel ke bentuk aerosol yang kemudian

diinjeksikan ke ICP-OES. Pada temperatur plasma sekitar 6000-8000°C, sampel –

sampel akan teratomisasi dan tereksitasi. Atom yang tereksitasi akan kembali ke

keadaan awal sambil memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasi ini didispersi oleh

komponen optic. Sinar yang terdispersi secara berurutan muncul pada bagian

masing – masing panjang gelombang unsur dan diubah dalam bentuk sinyal listrik

dan besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya konsentrasi

unsur. Sinyal listrik ini kemudian diproses oleh sistem pengolahan data.

Gambar

Gambar 2.1 Gunung Sinabung
Tabel 1. Logam logam Makro dan Mikro yang ditemukan dalam kerak bumi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang lebih baik dari ikan yang tidak diberi garam dari pada ikan yang diberi garam dengan dosis 9% dan 18% diduga disebabkan oleh masa perendaman garam yang

Setelah selesai untuk update linux, selanjutnya hal yang dilakukan adalah men download software Samba dengan cara membuka terminal dan ketikan apt-get install samba

• Suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan.

As reference for students‟ competence, the minimum „ criterion-referenced grading ‟ (a set standards and indicate to what degree students have achieved mastery

“Tebe prihatin dengan perilaku warga yang membuang hamper semua limbah ke Danau Toba.” Setiap bertemu kerabat, Sersan Tebe tidak segan - segan mengutarakan keprihatinannya

Dari sekian banyak manfaat jaringan komputer, yang dibutuhkan oleh pengguna adalah adanya sebuah sistem jaringan komputer yang bisa melakukan validasi client yang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Secara Terpadu Departemen Kelautan dan Perikanan (Terangi Library Collection) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 62

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta dapat