• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN STUDI PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN STUDI PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II: TANGGAPAN TERHADAP KAK DAN

STUDI PUSTAKA

2.1. TARGET PERANCANGAN

Desain diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan perancangan yang diminta, yaitu :

1. Perancangan Kota ;

Desain mempertimbangkan RTRW kawasan agar selaras dengan pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan karena ketinggian RUSUNAWA ini adalah 16 lantai.

2. Masterplan ;

di lokasi akan direncanakan 2 menara bangunan RUSUNAWA dan Tahap pertama pembangunan adalah satu menara berlantai 16 dengan unit satuan rumah susun seluas 30 m2. Fungsi 2 lantai terbawah adalah untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial termasuk Kantor Pengelola.

3. Arsitektur Hemat Energi ;

Perancangan bangunan menerapkan kaidah arsitektur berkelanjutan berupa konsumsi energi dan air yang efisien dan fleksibel terhadap penggunaan sumber energi. Penerapan Zero Run Off/ Water Harvesting. Perencanaan Kaidah Arsitektur Hemat Energi juga mengacu pada PERMEN PU Nomor 05/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi dan PERGUB DKI Jakarta Nomor 032 tahun 2012 tentang Bangunan Hijau.

(2)

4. Tipe ;

Arsitektur bangunan RUSUNAWA dapat mencerminkan bahwa bangunan tersebut adalah hunian vertikal di lokasi kawasan tepi sungai dan diharapkan memiliki ciri khas tertentu untuk bangunan sejenis di DKI Jakarta dengan tetap mempertimbangkan ciri khas lingkungan disekitarnya.

5. Lansekap ;

Meminimalkan perkerasan dalam lokasi dan memberi peneduhan yang cukup pada permukaan perkerasan. Memiliki ruang terbuka sebagai ruang publik atau communal space pada bangunan dan lansekap yang selaras dan berkesinambungan Perancangan jalur pedestrian yang nyaman terpisah dengan jalur kendaraan bermotor serta Penyediaan aksesibilitas bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya. Pada lokasi tidak disediakan parkir mobil hanya berupa jalur sirkulasi untuk keperluan jalur pemadam kebakaran, ambulans dan Drop Off.

6. Sosial ;

Calon Penghuni adalah sebagian warga yang di Relokasi dari Bantaran Sungai Ciliwung sektor Pintu Air Manggarai – Jembatan Kampung Melayu. Desain Tata ruang dalam unit hunian maupun ruang-ruang publik harus merespon pola hidup masyarakat yang sebagian besar belum terbiasa tinggal dalam hunian vertikal dimana perlu dipertimbangkan waktu didalam proses adaptasi tersebut.

7. Biaya Bangunan ;

Taksiran biaya pembangunan masih dalam koridor yang wajar bagi ukuran bangunan gedung negara berlantai 16 dengan elevator sebagai penghubung utama antar lantai serta mempertimbangkan Harga Satuan Bangunan Gedung Negara Pemprov DKI Jakarta.Spesifikasi teknis menggunakan bahan-bahan yang umum dan memiliki kandungan lokal optimal. Keseimbangan antara pertimbangan ekonomis dengan kualitas yang wajar (reasonable) dengan menerapkan standar dan modul yang fleksibel baik untuk material maupun peralatan.

(3)

2.2. Tanggapan Perpoint

1. Dengan membuat sistem RTRW dapat menjangkau masalah-masalah tentang lingkungan dalam maupun luar rusunawa, serta membantu para penghuni menjalakan aktifitas bersama seperti lingkungan pada umumnya, sehingga dapat menyatukan warga-warga untuk menjalankan aktifitas bersama.

Gambar 1 pengelompokan RT (rukun tetangga)

2. Dengan di bangunnya 1 tower untuk 16 lantai dengan perunitnya mempunyai luasan 30 m2, Target jumlah hunian adalah minimal 20 unit per lantai atau total 280 unit per menara. Luas per unit 30 m2 terdiri atas 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 ruang keluarga serta 1 tempat jemur, bagian 2 lantai terbawah akan di buat Fasum dan Fasos akan di gunakan bersama bagi para penghuni dan pengelola rusunawa

3. perencanaan untuk Rusunawa yang berpenghasilan rendah pada penghuni sangat cocok untuk diterapkan, jadi penghuni maupun pengelola dapat menghemat biaya, tetapi bangunan itu sendiri dapat bertahan dalam jangka yang lama, sehingga perawatannya tidak

(4)

di rusunawa ini, gambar di samping menjelaskan pemanfaatan matahari sebagai pencahayaan alami, cahaya matahari juga dapat di gunakan untuk penyimpanan daya yang bisa di jadikan listrik akan tetapi cara perawatan juga bisa mahal jadi harus di perhitungkan kembali dan air hujan dapat di tampung dan di gunakan kembali untuk aktifitas para penghuni, seperti mandi, mencuci pakaian kecuali untuk minum.

Gambar 2 pemanfaatan energi matahari

4. berdekatannya dengan kali ciliwung tipe-tipe untuk bangunan rusunawa sendiri jangan menghalangi pandangan pada kali tersebut, sehingga malah tidak akan terawat karena terabaikan, jadi yang harus diperlakukan kali tersebut adalah bagian dari rusunawa itu, jadi penghuni dan pengelola dapat merawat serta melestarikan kali ciliwung, bila tidak merawat akan menjadikan tempat itu polusi bagi si penghuni.

(5)

untuk meminimalkan perkerasan pada rusunawa sangat di perlukan karena perkerasan salah satunya tidak dapat menyerap air, pada bagian pohon-pohon peneduh juga di perlukan untuk para penghuni yang melakukan aktifitas bersama di lingkungan rusunawa, tidak disediakan tempat parkir mobil juga dapat menentukan siapa yang tinggal, yang sudah pernah ada rusunawa yang di buat kan tempat parkir malah di salah fungsi yang bertempat tinggal malah menengah keatas, dibuatkan jalur untuk mobil pemadaman agar suatu waktu masalah kebakaran tidak menjadi sulit pada masuk mobilnya.

Gambar 3 Penerapan Konsep Hijau

5. Dalam kehidupan sosialisasi pada rusunawa ini mengacu pada lingkungan sosial pada umumnya, maka dari itu di buatkan RTRW, serta dibuatkan fasum fasos untuk kegiatan bersama-sama.

6. biaya bangunan pada rusunawa ini melihat dari penghuni yang berpenghasilan menengah kebawah, maka dari itu bangunan harus mempunyai ketahanan yang lama akan cuaca, dan masalah perawatan juga tidak terlalu mahal, dapat di jangkau bagi para penghuni.

(6)

7. Pada bagian depan yang dekat dengan jalan raya, dan pedestrian pejalan kaki di buat pohon-pohon peneduh untuk meredup kebisingan dari jalan raya itu sendiri, gunanya untuk pedestrian untuk peneduh bagi pejalan kaki agar nyaman berjalan disitu.

Gambar 4 Penerapan Pohon Peneduh

10. Untuk ruang terbuka, di manfaatkan bagi para penghuni untuk berkumpul melakukan aktifitasnya seperti bermain, dan bersosialisasi, ruang terbuka tersebut juga di buat nyaman seperti peneduhannya sehingga membuat ruang terbuka tersebut tidak terlalu gersang, dan dapat di manfaatkan juga untuk menyerap air .

(7)

2.3.

Pengertiaan Rumah Susun (Umum)

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal, dan merupakan satuansatuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. (UU, No.1 tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman) Macam-macam rumah susun di Indonesia yaitu:

1. Rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan menengah bawah dan berpenghasilan rendah yang pembangunannya mendapatkan kemudahan dan bantuan Pemerintah atau Pemerintah Daerah.Rumah susun khusus adalah rumah susun yang diselenggarakan oleh Negara tau swasta untuk memenuhi kebutuhan sosial.

2. Rumah susun negara adalah rumah susun yang dimiliki dan dikelola Negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian.

3. Rumah susun dinas adalah rumah susun negara yang dimiliki negara yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian untuk menunjang pelaksanaan tugas pejabat atau pegawai negeri beserta keluarganya.

4. Rumah susun komersial adalah rumah susun yang diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi dan dapat diperjual belika

sesuai dengan mekanisme pasar. Contohnya adalah apartemen atau kondominium. Pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, rumah susun negara, dan rumah susun dinas merupakan tanggung jawab Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

(8)

2.4.

Pengertian Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa)

 Rusunawa adalah singkatan dari rumah susun sederhana sewa yaitu bangunan bertingkat yang dibangun dalam satu lingkungan tempat hunian yang memiliki wc dan dapur yang menyatu, dengan cara membayar sewa tiap bulannya kepada pengembang.

 bangunan gedung bertingkat yang dibangun di suatu lingkungan baik dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa dengan fungsi utamanya sebagai hunian.

(Peraturan Menegpera nomor 18 tahun 2007)

 Rumah Susun Sederhana Sewa (rusunawa) adalah rumah susun yang dibangun untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan dikelola oleh pengelola lokasi yang ditunjuk oleh pemilik rusunawa untuk dioperasikan berdasarkan sistem sewa. (Departemen Pekerjaan Umum dan Japan International Cooperation Agency, dalam Pengelolaan Operasional Rumah Susun Sederhana Sewa, 2007:2).

 Pembangunan rusunawa dilengkapi dengan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) seperti : fasilitas pendidikan, fasilitas bina sosial, fasilitas peribadahan, fasilitas kesehatan, fasilitas olah raga dan rekreasi, dan fasilitas komersial. Karena penghuni rusunawa biasanya sekitar asumsi 1 RW ± 2500 jiwa penduduk (SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan) sehingga diperlukan fasilitas-fasilitas tersebut di kawasan rusunawa.

(9)

Tabel 1 Sasaran Penghuni Rumah Susun

Dari table diatas, maka dapat disimpulkan sasaran masyarakat sesuai dengan rusunawa yang akan dibangun diperuntukkan untuk kelompok masyarakat yang berpenghasilan perbulan sekitar Rp 600.000,00 – Rp 1.500.000,00 (kalangan bawah/rendah).

1. Alasan memilih perancangan rusunawa:

- Mengatasi permukiman liar yang semakin lama menjadi padat karena semakin bertambahnya pertumbuhan penduduk Jakarta.

- Membantu penduduk berpenghasilan rendah untuk mempunyai tempat tinggal yang layak karena lahan di Jakarta semakin mahal dan sempit.

Golongan Penghasilan

Atas Atas – atas

Atas – menengah Atas - bawah

(18 jt - ) (15 jt – 18 jt) (10 jt – 15 jt)

Menengah Menengah – atas

Menengah – menengah Menengah – bawah

(6 jt – 10 jt) (3 jt – 6 jt) (1.5 jt – 3 jt)

Bawah Bawah – atas

Bawah – menengah Bawah – bawah

(0.6 jt – 1.5 jt)

(0.25 jt – 0.6 jt) (0.00 – 0.25 jt)

(10)

- Menciptakan lingkungan Kota Jakarta yang bersih, sehat, tertib dan berwibawa.

Kendala rusun yaitu di dalam lingkup sosial/budaya, masyarakat yang sebelumnya hidup di hunian horizontal kemudian dipindah ke dalam hunian vertikal sehingga masyarakat susah untuk saling berintaeraksi sosial, sehingga mereka perlu beradaptasi dan salah satu solusi desain dengan /lantai blok bangunan terdapat ruang bersama/balai pertemuan untuk menampung kegiatan sosial mereka dan dilingkungan rusun juga terdapat ruang terbuka seperti lapangan, taman, sarana rekreasi untuk mereka saling berinteraksi antar blok bangunan. Manusia cenderung untuk memilih suatu lingkungan yang sesuai dan memuaskan, sehingga dapat bermukim dengan baik, sambil mempersiapkan masa depan bagi keluarganya. Maka dihasilkan suatu penggabungan terhadap keberadaan ruang bersama, yaitu:

- Mudah pencapaian : sebaiknya masih berada dalam lantai yang sama dengan unit/warga yang terdekat.

- Leluasa dalam pandangan : space/ruang sebaiknya bebas kolom.

- Bebas sirkulasi : sebaiknya tidak terpotong oleh arus sirkulasi.

- Bernuansa alam dan terbuka : sederhana dalam bentuk dan tidak terkesan tertutup.

Adapun tujuan pemerintah menempatkan warga masyarakat berpenghasilan rendah/tergusur di dalam rusun adalah agar mereka dapat hidup secara layak dalam rumah yang sehat, manusiawi serta sekaligus menjunjung kehidupannya. (UU RI No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun).

a. Kebijaksanaan tata ruang dan bangunan Perencanaan fisik:

o Penggunaan lantai dasar efektif (setelah dikurangi koridor,

tangga, toilet, dll) diatur sebagai berikut:

 40% untuk kegiatan bersama dan fasilitas sosial dalam gedung, seperti kantor perhimpunan penghuni, taman kanak – kanak, dll.

(11)

 60% luas digunakan untuk komersial/disewakan oleh perhimpunan penghuni dan pengelola bangunan dengan kriteria:

- Anggota perhimpunan penghuni/para penghuni rumah

susun.

- Telah mempunyai kegiatan usaha sebelumnya dan

dengan kepindahannya ke rumah susun usaha yang dikelolanya juga ikut pindah (usaha perumahan)

- Masyarakat penghuni yang sudah mendapatkan

pembinaan dalam rangka pemindahan ke rumah susun

o Pengelolaan lantai dasar diatur berdasarkan azas koperasi

dengan mengutamakan pada pengusaha kecil/sektor usaha informal, sesuai dengan Renstra DKI 1992 – 1997.

2.5. Studi Banding

Tabel 2 Studi banding

No Rusun Kebon Kacang Rusun Cengkareng Rusun Benhil 1 Lokasi Jl. Kebon Kacang XI,

Jakarta Pusat

Cengkareng, Jakarta Barat

Jl. LAN Penjernihan, Jakart Pusat 2 Akses Rusun berada di

sekitar jalan kebon kacang sehingga akses menuju atau

keluar area rusun cukup mudah.

Jarak rumah susun dengan rute kendaraan umum

cukup jauh ±1km

Rusun berada di samping jalan utama

penjernihan. Tersedianya halte yang di peruntukan

penghuni rusun.

(12)

4 Jumlah lantai 4 lantai 4 lantai 9 lantai

5 Jumlah tower 8 tower 16 tower 3 tower

6 Jml.unit per lantai

14 unit 12 unit 12 unit

7 Tipe unit 21 42 51 21 24 21 27

8 Sistem koridor Double loudead Singgel loudead Double loudead 9 Pencahayaan

koridor

Cahaya masuk langsung kedalam

koridor. Koridor terasa sejuk karena cahaya yang

masuk kedalam koridor bukan radiasi

langsung yang di timbulkan matahari.

Cahaya yang masuk kedalam koridor merupakan radiasi

langsung dari matahari. Koridor berada di sisi

bangunan. Pencahayaan koridor menggunakan lampu sehingga mengakibatkan pemborosan energi.

10 Kondisi koridor Sejuk Cukup rapi Lantainya bersih.

Lantai terdapat genangan-genangan

Kotor Mudah terkena air

hujan.

Bersih Terdapat banyak

benda-benda penghuni yang di taru

di koridor. Sebagian di gunakan

untuk aktifitas penghuni.

(13)

11 Fungsi lantai dasar

Hunian Ruko Ruko

12 Ruang interaksi Koridor Lantai dasar

13 Ruang jemur Penghuni menjemur di area balkon hunian.

Penghuni menjemur di area balkon

hunian.

Penghuni menjemur di area balkon hunian

14 Parkir kendaraan Kendaraan bermotor di parkirkan di lantai dasar, sedangkan mobil di parkirkan di

luar area rusun.

Kendaraan bermotor di parkirkan di area

lantai dasar dan sekitar rusun, sedangkan mobil berada di tepi jalan

rusun.

Kendaraan di parkirkan di depan

(14)

15 Sirkulasi antar tower

Sirkulasi antar tower per blok atau dua

tower.

Sirkulasi antar tower per blok atau dua

tower.

Karena hanya terdapat 3 tower maka

sirkulasi antar tower saling berkaitan.

16 Sirkulasi vertikal Tangga Tangga Lift dan tangga

17 Tangga kebakaran Menggunakan tangga monyet. Menggunakan tangga monyet. Menggunakan tangga darurat. 18 Kondisi transportasi per Lt Tangga yang di pergunakan cukup

baik dan terawat.

Tangga yang di gunakan tidak

terawat.

Lift tidak berfungsi dengan maksimal dan

terkesan kotor. 19 Kondisi dreinase Saluran pembuangan

cukup baik.

Saluran pembuangan terlalu kecil sehingga

tidak mampu menampung air pembuangan rusun

Saluran pembuangan tidak terawat.

(15)

20 Penampungan sampah

Berada di setiap blok yang kemudian di buang ke penampungan sampah sementara rusun. Terdapat di setiap tower, namun kondisinya tidak terawat. 21 Sirkulasi kendaraan Kendaraan cukup mudah untuk menuju rusun ini. Namun bagi

mobil hanya di parkir di luar area rusun.

Cukup baik, lebar jalan yang cukup luas

dan kondisi jalan yang cukup baik.

Baik karena berada di pinggir jalan utama.

22 Sirkulasi pejalan kaki

Pejan kaki cukup mudah karena rusun berada di pinggir jalan

utama.

Pejalan kaki harus berjan terlebih dahulu

sekitar ±1km untuk mendapatkan kendaraan umum.

Pejaln kaki cukup mudah untuk menuju

jalan utam.

(16)

sekitar pembatasan. lingkungan bersifat sosial.

aarea untuk berinteraksi dengan

warga sekitar. 24 Instalasi air, gas,

lisrik dll

Cukup baik Cukup baik Cukup baik

25 Sarana olahraga Kurang tersedianya sarana olah raga, karena rusun ini hanya

memiliki satu lapangan olah raga.

Sangat baik tersedianya sarana

olah raga di setiap bloknya.

Kurang tersedianya sarana olah raga yang

dapat menunjang aktifitas penghuninya.

2.5.1. Kesimpulan

 Lokasi hunian susun menjadi penting karena menyanggkut permasalahan kemudahan akses penghuni.

 Pencahayaan pada koridor yang menggunakan sistem double loudead kurang baik, sehingga di perlukan perancanaan pencahayaan.

 Ruang interaksi tidak berfungsi sebagai mana mestinya.

(17)

 Diperlukan sistem utilitas yang baik sehingga pipa-pipa utilitas tidah merusak keindahan bangunan.

 Arah hadap hunian berpengaruh terhadap jalinan sosial antar penghuni.

 Parkir kendaraan tidak tertata dengan baik sehingga pengawasan terhadap keamanan menjadi berkurang.

 Tidak tersedianya parkiran untuk gerobak, bagi para pedagang.  Kurang maksimalnya penyediaan fasilitas terhadap penghuni.

 Tidak tersedianya area yang di peruntukan bagi pasar kaget, karena dari hasil survey banyak pedagang yang menggelar dagangannya di area jalan.

 Sampah rumah tangga langsung di buang ke TPU tanpa adanya sistem pengolahan limbah.

 Banyak warga yang membuat taman buatan yang menggantung di area koridor sehingga menimbulkan kekumuhan.

 Dari hasil survey rusun kurang memperhatikan area bermain bagi anak-anak sehingga banyak anak-anak yang bermain di area koridor.  Di perlukannya sirkulasi atar tower, untuk memudahkan interaksi antar

penghuni.

 Sirkulasi vertikal sebaiknya di pisahkan dengan tangga pemadam kebakaran.

 Dreinase tidak berfungsi secara baik karena ukuran yang terlalu kecil.

2.6. Study Literature

Dong Tang Long Social Housing Zone adalah sebuah contoh upaya pemerintahan Vietnam untuk memberikan perumahan perkotaan bagi penduduk berpenghasilan rendah sampai menengah bagi penduduk perkotaan yang terlantar oleh pembangunan perkotaan.

(18)

Gambar 6 Perspektif Dong tang long terdiri dari 6 lantai dan 15 blok yang terletak di Daerah Truong Thanh, District 9, Kota Ho Chí Minh.

Untuk meminimalisasi biaya, bangunan terorientasi pada pola zigzag untuk mengurangi masuknya cahaya matahari dari arah barat sehingga tidak dengan penyelesaian biaya. Blok individu terbentuk seperti piramida terbalik untuk meningkatkan ruang hijau pada lantai dasar dan untuk menyediakan tempat berteduh dan shelter dari iklim Vietnam yang lembab panas. Strategi lain untuk mengurangi konsumsi energy meliputi memaksimalkan cahaya matahari dengan penggunaan ventilasi.

(19)

Dalam perancangan proyek ini, arsitek bekerja untuk membuat trotoar dan ruang publik disesuaikan dengan permukiman pada negara Vietnam. Seperti pada banyak negara, tradisi ruang social pada negara Vietnam telah terganggu oleh gaya hidup perkotaan dan komunitas yang tinggi. Di Dong Tang Long, arsitek menciptakan trotoar internal dan area hijau pada lantai paling atas untuk menghubungkan bangunan dan merubah interaksi social. Trotoar dengan matrial conblock selebar 12 meter dengan dibatasi oleh pohon palm menyusuri seluruh komplek, serta disediakan juga ruang untuk pejalan kaki dan sepeda motor.

Gambar 8 sequance Dong tang long

Dong Tang Long social housing mempunyai ruang untuk kebutuhan penggunanya, seperti sarana pendidikan : sekolah, area publik : sarana rekreasi, lapangan dan pertokoan. Desain ruang luar ini dipertimbangkan melalui taman yang besar dan shelter yang bermatrial kayu yang didekorasi dengan tumbuhan yang menjalar diatasnya. Bangunan ini memakai konstruksi prefab pada dinding dan lapisan dasar lantai. Unit pada Dong Tang Long disesuaikan dengan pembeli sehingga mereka mengeluarkan 3 tipe unit yang berbeda dengan luasan dapur dan kamar mandi yang sama tetapi ruang makan dan tempat tidur dapat disesuaikan dengan permintaan pembeli.

(20)

Kesimpulan pada Dong Tang Long Social Housing :

 Bangunan tersebut menerapkan prinsip-prinsip Green Architecture dengan baik dengan memperhatikan lahan dan pengguna, seperti pengadaan fasilitas umum dan sosial, desain jalan 12 m dengan memperhatikan matrial yang digunakan dan untuk penjalan kaki di area bangunan sehingga parkir kendaraan berada di sisi belakang bangunan. Pemakaian tanaman pada sisi bangunan.

 Adanya open space untuk pengguna dengan shelter yang bermatrial kayu sesuai dengan prinsip respect for users dan minimizing new resources. Adanya roof garden untuk mengurangi suhu panas di dalam bangunan.

 Penggunaan orientasi zig zag dan bukaan lebar di jendela pada bangunan untuk mengurangi cahaya matahari dan konsep cross ventilation terjadi pada bangunan.

Gambar

Gambar 2 pemanfaatan energi matahari
Gambar 3 Penerapan Konsep Hijau
Gambar 5 penerapan ruang terbuka hijau
Tabel 1 Sasaran Penghuni Rumah Susun
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tiga orang pakar dalam bidang dakwah dan pengembangan masyarakat Islām (content) untuk mendapatkan komen tentang kesesuaian pertanyaan dengan data yang diperlukan untuk

Diantara lima sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya sponge MT5 dan MT37 yang berasal dari perairan Lombok yang mempunyai potensi sebagai katalis biologis

Pemajanan zat agensia teratogenik yang bersifat kolagenase misalnya enzim bromelin dari buah nanas (Ananas comosus) juga berakibat pada terjadinya degradasi kolagen

Oleh karena itu diperlukannya penanganan yang dilihat dari partisipasi masyarakat dalam mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri

Pada konsentrasi ekstrak rosela 2 %, penilaian panelis untuk uji mutu hedonik rasa adalah 4,78 yang menunjukan bahwa rasa dari minuman jeli rosela tersebut hampir

Berdasarkan analisis regresi berat terhadap panjang benih, dapat diperoleh hasil bahwa nilai-p pada uji-t sebesar (0.000)<alpha 5% maka tolak H0. Hal ini menunjukkan

Bapak H Mohammad Subekti, BE, MSc selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika dan dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan ide, saran, kritikan, dorongan dan banyak meluangkan

Dari hasil pengamatan dengan petani dikelompok tani semuanya telah menerapkan 12 Paket teknologi yang disampaikan oleh penyuluh pertanian meskipun belum sepenuhnya 100