• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Pembelajaran Team Teaching Setting Kooperatif Tipe STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IX SMPN 18 Bulukumba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektifitas Pembelajaran Team Teaching Setting Kooperatif Tipe STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IX SMPN 18 Bulukumba"

Copied!
210
0
0

Teks penuh

(1)14/41356.pdf. TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER ( T A P M ). EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TEAM TEACHING SETTING KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA. s. Te. rb uk a. PADA SISWA KELAS IX SMPN 18 BULUKUMBA. ita. T A P M Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister. U. ni. ve rs. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :. M.Amiruddin M, S.Pd NIM. 015889822. PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS TERBUKA MAKASSAR 2012. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(2) 14/41356.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDTDIKAN MATEMATIKA. PERNYATAAN. a. T APM yang berjudul Efektifitas Pembelajaran Team Teaching Setting Kooperatif. uk. Tipe STAD Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IX. rb. SMPN 18 Bulukumba adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang. Te. dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari temyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia. U. ni. ve r. si ta. s. menerima sanksi akademik.. Makassar, April2013 Yang Menyatakan. M.Amimddin M,S.Pd NIM. 015889822. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(3) 14/41356.pdf. ABSTRAK Efektifitas Pembelajaran Team Teaching Setting Kooperatif Tipe STAD Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IX SMPN 18 Bulukumba M.AMIRUDDIN M, S.PD. UNIVERSITAS TERBUKA m.amiruddin60@gmail.com. rb uk a. Kata kunci : Efektifitas, Pembelajaran Team Teaching, Kooperatif Tipe STAD, Hasil Belajar. U. ni. ve rs. ita. s. Te. Permasalahan yang dihadapi guru dalam meningkatkan hasil belajar adalah masalah yang tak pernah ada habisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan : rendahnya hasil belajar matematika, rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan kurangnya respon siswa. Salah satu penyebabnya karena kondisi kelas yang terlalu besar dan dalam pelaksanaannya pembelajaran masih berpusat kepada guru. Pada penelitian ini menerapkan pembelajaran team teaching dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi menyelesaikan masalah statistika. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen Two-group post-test-only design dengan tujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan apakah pembelajaran team teaching setting kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IX SMPN 18 Bulukumba, dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan team teaching setting kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar dengan tanpa team teaching. Subjek penelitian adalah siswa SMPN 18 Bulukumba. Satuan eksperimen adalah siswa kelas IX-1 sejumlah 42 orang dan kelas IX-2 sejumlah 42 orang. Perlakuan diberikan pada kelas IX-2 sebagai kelas eksperimen, dan kelas IX-1 sebagai kelas kontrol. Prosedur pengumpulan data diawali dengan validasi Instrumen atau alat ukur, uji coba, dan analisis. Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah lembar aktivitas belajar matematika siswa, lembar respon siswa, dan tes hasil belajar matematika siswa. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis digunakan untuk membuktikan hipotesis bahwa “Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan team teaching setting kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar dengan tanpa team teaching.” Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan aktivitas belajar matematika siswa, respon siswa, dan hasil belajar matematika siswa antara kelas yang diajar dengan pembelajaran team teaching setting kooperatif tipe STAD dan tanpa team teaching.. ii Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(4) 14/41356.pdf. ABSTRACT The Effectiveness of Team Teaching Cooperative Setting Type STAD to Improve Learning Outcomes Mathematic of Grade IX Students in SMPN 18 Bulukumba M.AMIRUDDIN M, S.PD. UNIVERSITAS TERBUKA m.amiruddin60@gmail.com. rb uk a. Keyword: Effectiveness, Team Teaching, Cooperative Type STAD, Learning Outcomes. U. ni. ve rs. ita. s. Te. The problems faced by teachers in improving learning outcomes is an issue that was never-ending. This study aims to address the problem: the low mathematics learning outcomes, the low activity of students in participating in learning activities, and the lack of student response. One reason for the condition of the class is too large and its implementation is still centered learning for teachers. In this study, applying the learning team teaching with type STAD cooperative learning model to solve the problem of statistical material. This study is an experiment Two-group posttest-only design with a view to finding an answer to the question whether the cooperative learning team teaching setting type STAD effective in improving students' mathematics learning outcomes SMPN 18 Bulukumba class IX, and to determine whether there are differences in learning outcomes between students taught with cooperative team teaching setting type STAD and students who are taught with no team teaching. Subjects were 18 junior high school students Bulukumba. Experimental unit is class IX-1 some 42 people and IX-2 some 42 people. The treatment given to the class as a class experiment IX-2, IX-1 as class control. The procedure begins with the validation of data collection instruments or measuring instruments, testing, and analysis. The instrument used in the study were students' mathematics learning activity sheets, student response sheet, and math achievement test siswa. The Data were analyzed quantitatively and qualitatively. The results of the analysis are used to prove the hypothesis that "There is a difference in learning outcomes between students who are taught with team teaching setting type cooperative STAD and students who are taught without team teaching." The analysis shows that there are differences in students' mathematics learning activities, student responses, and mathematics learning outcomes of students between classes taught by cooperative learning team teaching setting type STAD and without team teaching.. iii Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(5) 14/41356.pdf. LEMBARPERSETUJUAN TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM) JUDUL TAPM. : Efektifitas Pembelajaran Team Teaching Setting Kooperatif Tipe Stad Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas IX SMPN 18 Bulukumba Pada siswa Kelas IX SMPN 39 Bulukumba : M. Amiruddin M,S.Pd.. NIM. : 015889822. PROGRAM STUDI. : Magister Pendidikan Matematika. rb. uk. a. NAMA. Te. Menyetujui:. Pembimbing II,. ve r. si ta. s. Pembimbing I,. U. ni. Dr. Abdul Rahman, M.Pd NIP. 19620417 198803 1 001. Suciati, M.Sc., Ph.D NIP. 19520213 198503 2 001 Mengetahui,. Ketua Bidang Ilmu Pendidikan Dan Keguruan Program Magister Pend. Matematika,. Dr. Sandra Sukmaning Adji, M.Pd, NIP. 19590105198503 2 001. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. Direktur Program Pascasatjana (PPs),. li. Suciati, M.Sc., Ph.D. . 19520213 198503 2 001.

(6) 14/41356.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MEGISTER PENDIDIKAN MATEMATIK PENGESAHAN. : M. Amiruddin M,S.Pd.. NIM. : 015889822. Program Studi. : Pendidikan Matematika. Judul TAPM. : Efektifitas Pembelajaran Team Teaching Setting. a. NAMA. uk. KooperatifTipe STAD Dalam Meningkatkan Hasil. rb. Belajar Pada Siswa Kelas IX SMPN 18 Bulukumba. Te. Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Penguji Tesis Program Pascasarjana, Magister Pendidikan Matematika, Universitas Terbuka Pada: : Sabtu I 18 Mei 2013. si ta. s. Hari/Tanggal. : 18.00-20.00. ve r. Waktu. Dan Telah Dinyatakan LULUS. ni. PANITIA PENGUTI TESIS Suciati, M.Sc., Ph.D. Penguji Ahli. Dr. J arnawi Afgani Dahlan. Pembimbing I. Dr. Abdul Rahman, M.Pd. Pembimbing II. Suciati, M.Sc., Ph.D. U. Ketua Kornisi Penguji. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(7) 14/41356.pdf. KATA PENGANTAR. rb uk a. Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rakhmat, taufik, dan hidayahNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Program Magister (TAPM) ini. Penulisan TAPM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Terbuka. Dalam penyelesaian TAPM ini penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sejak dimulainya perkuliahan pada Program pascasarjana Universitas Terbuka hingga penyusunan Tugas Akhir Pogram Magister ini saya telah banyak mendapatkan bimbingan dan arahan, tanpa itu semua maka saya tak akan mampu menyelesaikan TAPM ini, Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :. U. ni. ve rs. ita. s. Te. 1) Direktur Program Pascasarjana Universitas Terbuka, Ibu Suciati, M.Sc. Ph.D; 2) Kepala UPBJJ-UT Makassar selaku penyelenggara Program Pascasarjana; 3) Pembimbing I Bapak Dr Abdul Rahman, M.Pd dan Pembimbing II Ibu Suciati, M.Sc., Ph.D yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing saya dalam penyusunan TAPM ini; 4) Kabid Program Magister Pendidikan Matematika selaku penanggung jawab program Magister Pendidikan Matematika; 5) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang telah memberikan izin kepada saya untuk mengikuti perkuliahan pada Universitas Terbuka program pascasarjana; 6) Orang tua, Istri, dan anak-anak saya yang telah memberikan dukungan moril; 7) Sahabat-sahabat saya mahasiswa program magister pendidikan matematika dan guru-guru pada SMPN 18 Bulukumba yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penulisan TAPM ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian TAPM ini. Semoga tulisan ini membawa mamfaat bagi perkembangan dunia pendidikan. Makassar. April 2013 Penulis. vi Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(8) 14/41356.pdf. DAFTAR ISI. PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ......................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii. rb uk a. ABSTRACT ........................................................................................................ iii LEMBAR PERSETUJUAN TAPM ................................................................... iv. Te. LEMBAR PEPENGESAHAN ............................................................................. v KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi. ita. s. DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii. ve rs. DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii. U. ni. DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 5 E. Batasan Istilah .................................................................................... 6. vii Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(9) 14/41356.pdf. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ..................................................................................... 8 1. Pengertian belajar ........................................................................ 8 2. Mengajar ................................................................................... 10 3. Pembelajaran Team Teaching ................................................... 12. rb uk a. a. Pengertian Team Teaching .................................................. 14 b. Manfaat Pembelajaran Team Teaching ............................... 17 c. Hambatan Team Teaching .................................................. 17. Te. d. Bentuk atau Jenis-Jenis strategi Pembelajaran Metode Team Teaching .............................................................................. 18. s. e. Kelebihan Dan Kekurangan Team Teaching ...................... 20. ita. f. Langkah pelaksanaanTeam Teaching ................................. 21. ve rs. 4. Model Pembelajaran Kooperatif .............................................. 24 5. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...................................... 35. ni. B. Hasil Penelitian Yang Relevan........................................................ 36. U. C. Kerangka Pikir ............................................................................... 37 D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 38. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................ 40 B. Satuan Eksperimen Dan Perlakuan ................................................. 41 C. Instrumen Penelitian........................................................................ 42 D. Hasil Validasi Dan Uji Coba .......................................................... 45. viii Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(10) 14/41356.pdf. E. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 53 F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 53 G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 54 H. Hasil Analisis Validitas Instrumen .................................................. 56 I.. Kriteria Penilaian Sikap .................................................................. 57. rb uk a. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................ 58 1. Hasil Tes Awal (Pretest) ............................................................ 58. Te. 2. Hasil Tes Akhir (Posttest) .......................................................... 61 B. Analisis Data Hasil Penelitian.......................................................... 66. ita. s. 1. Analisis Data Kuantitatif ............................................................ 66 a. Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal (Pretest) .................... 66. ve rs. b. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir (Posttest) ........................... 67. c. Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (Pretest) ......................... 68. U. ni. d. Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir (Posttest) ....................... 70. e. Uji Hipotesis ........................................................................ 71. 2. Analisis Data Kualitatif .............................................................. 72 a. Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................................................... 72 b. Respon Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen........... 74. ix Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(11) 14/41356.pdf. C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 75 1. Kegiatan Pembelajaran............................................................... 76 a. Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol ................................. 76 b. Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen .......................... 80 2. Hasil belajar Matematika Siswa ................................................. 84 a. Hasil Tes Akhir (Posttest) Kelas Kontrol ............................ 84. rb uk a. b. Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen ..... 85 3. Aktivitas Belajar Matematika Siswa .......................................... 87 a. Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol ............ 87. Te. b. Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen ...... 92. s. 4. Respon Siswa ............................................................................. 97. ita. a. Respon Siswa Pada Kelas Kontrol ....................................... 97. ve rs. b. Respon Siswa Kelas Eksperimen ....................................... 100 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ni. A. Kesimpulan .................................................................................... 103. U. B. Saran............................................................................................... 105. DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 107 LAMPIRAN-LAMPIRAN. x Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(12) 14/41356.pdf. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif. ...................................................... 32 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 40 Tabel 3.2 Kriteria Pencapaian Waktu Ideal untuk aktivitas belajar Siswa ........ 50. rb uk a. Tabel 3.3 Kategori Validitas .............................................................................. 51 Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Sikap ..................................................................... 52. Te. Tabel 4.1 Hasil Analisis Butir Soal Tes Awal ................................................... 58 Tabel 4.2 Hasil Analisis Butir Soal Tes Awal Setelah direvisi ......................... 58. ita. s. Tabel 4.3 Hasil Analisis Butir Soal Tes Akhir................................................... 59. ve rs. Tabel 4.4 Hasil Analisis Butir Soal Tes Akhir Setelah direvisi ......................... 60 Tabel 4.5 Reliabilitas Tes Awal (Pretest) Dan Tes Akhir (Posttest) ................. 60. U. ni. Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Tes Awal (Pretest) ................................................... 61 Tabel 4.7 Histogram Hasil Tes Awal (Pretest) .................................................. 63 Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Tes Akhir (Posttest) ............................................................. 65 Tabel 4.9 Histogram Hasil Tes Akhir (Posttest) ................................................ 67 Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Tes Awal (Pretest) dan Tes Akhir (Posttest)... 68 Tabel 4.11 Uji Normalitas Tes Awal (Pretest) .................................................. 69. xi Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(13) 14/41356.pdf. Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Tes Awal (Pretest) dan Tes Akhir (Posttest)... 68 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Tes Awal (Pretest) ......................................... 69 Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir (Posttest) ....................................... 70 Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest .............................................. 71. rb uk a. Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (Pretest) ..................................... 71 Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir (Posttest) ................................... 73. Te. Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 74 Tabel 4.17 Aktivitas Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol dan Kelas. ita. s. Eksperimen......................................................................................................... 76. ve rs. Tabel 4.18 Respon Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen....................... 77 Tabel 4.19 Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Kelas. ni. Kontrol ............................................................................................................... 91. U. Tabel 4.20 Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Kelas Eksperimen......................................................................................................... 92 Tabel 4.21 Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......................................................................... 92 Tabel 4.22 Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol ........................ 94 Tabel 4.23 Rata-rata Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol......... 95. xii Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(14) 14/41356.pdf. Tabel 4.24 Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen.................. 99. U. ni. ve rs. ita. s. Te. rb uk a. Tabel 4.25 Rata-rata Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen 102. xiii Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(15) 14/41356.pdf. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Team Teaching ............................................................................... 14 Gambar 2.2 Langkah dalam pelaksanaan team teaching ................................... 22. rb uk a. Gambar 4.1 Histogram Hasil Tes Awal Siswa Kelas IX-1 dan Kelas IX-2 ...... 62 Gambar 4.2 Median Hasil Tes Awal Siswa Kelas IX-1 dan Kelas IX-2 ........... 64. Te. Gambar 4.3 Median Hasil Tes Akhir (Posttest) ............................................................ 66. U. ni. ve rs. ita. s. Gambar 4.4 Histogram Hasil Tes Awal Kelas IX-1 dan Kelas IX-2 ................. 67. xiv Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(16) 14/41356.pdf. DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Surat Permohonan Validasi .................................................. 1 LAMPIRAN 2. Hasil Validasi RPP ............................................................... 3 LAMPIRAN 3. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa................................... 7. rb uk a. LAMPIRAN 4. Hasil Validasi Lembar Respon Siswa .................................. 8 LAMPIRAN 5. Validasi Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika ............... 12. Te. LAMPIRAN 6. Hasil Validasi Tes Hasil Belajar Matematika .................... 16 LAMPIRAN 7. Kisi-kisi Soal Tes Awal ..................................................... 20. ita. s. LAMPIRAN 8. Soal Tes Awal .................................................................... 22. ve rs. LAMPIRAN 9. Keterangan Validitas Instrumen ......................................... 23 LAMPIRAN 10. Analisis Ujicoba Soal Tes Awal ...................................... 25. U. ni. LAMPIRAN 11. Analisis Revisi Soal Tes Awal ......................................... 28 LAMPIRAN 12. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika Siswa................. 31 LAMPIRAN 13. Soal Tes Hasil Belajar Matematika Siswa ....................... 32 LAMPIRAN 14. Hasil Analisis Butir Soal Uraian ...................................... 33 LAMPIRAN 15. Hasil Analisis Hasil Revisi Butir Soal Uraian ................. 34 LAMPIRAN 16. RPP ................................................................................... 35. xv Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(17) 14/41356.pdf. LAMPIRAN 17. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ....... 47 LAMPIRAN 18. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 49 LAMPIRAN 19. Hasil Respon Siswa Kelas Kontrol .................................. 51 LAMPIRAN 20. Respon Siswa Kelas Eksperimen ..................................... 53. rb uk a. LAMPIRAN 21. Jadwal kegiatan ................................................................ 55 LAMPIRAN 22. Keterangan Pengamatan ................................................... 57. Te. LAMPIRAN 23.Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran .......................... 59 LAMPIRAN 24 Surat keterangan Telah melakukan penelitian .................. 61. ita. s. LAMPIRAN 25 Analisis Tes Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol ..... 62. ve rs. LAMPIRAN 26 Analisis Tes Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen63 LAMPIRAN 27 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen ... 64. U. ni. LAMPIRAN 28 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol .......... 66 LAMPIRAN 29 Respon siswa kelas Kontrol .............................................. 67 LAMPIRAN 30 Dokumentasi Saat Pelaksanaan Team Teaching. .............. 70 LAMPIRAN 31 Deskripsi Data Awal (Pretest) .......................................... 73 LAMPIRAN 32 Hasil Keluaran SPSS Data Akhir (Posttest)...................... 76 PENILAIAN BTR I .................................................................................... 83. xvi Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(18) 14/41356.pdf. PENILAIAN BTR II .................................................................................... 90 PENILAIAN HASIL UJIAN SIDANG ....................................................... 92 FORMULIR KETERANGAN TESIS (TAPM) LAYAK UJI ................... 93 FORMULIR PENDAFTARAN UJIAN SIDANG TESIS (TAPM)............ 94. U. ni. ve rs. ita. s. Te. rb uk a. Riwayat Hidup ............................................................................................. 95. xvii Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(19) U. ni. ve rs. ita. s. Te. rb uk a. 14/41356.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(20) U. ni. ve rs. ita. s. Te. rb uk a. 14/41356.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(21) U. ni. ve rs. ita. s. Te. rb uk a. 14/41356.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(22) U. ni. ve rs. ita. s. Te. rb uk a. 14/41356.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(23) U. ni. ve rs. ita. s. Te. rb uk a. 14/41356.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(24) U. ni. ve rs. ita. s. Te. rb uk a. 14/41356.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(25) U. ni. ve rs. ita. s. Te. rb uk a. 14/41356.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(26) 14/41356.pdf. 8. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.. Kajian Teori. 1.. Pengertian Belajar Dahlan (2011:5.1) mengatakan, “apabila anak belajar maka akan. terjadi perubahan mental pada diri siswa.” Untuk merubah mental pada diri siswa. rb uk a. tidaklah mudah, guru harus memahami bagaimana membelajarkan siswa, apa dampak yang akan ditimbulkannya, dan bagaimana guru menyiapkan siswa untuk belajar. Untuk itu Dahlan (2011:5.1) mengatakan secara umum ada 7 prinsip. keterlibatan. langsung/pengalaman,. Te. belajar yang harus diperhatikan guru yaitu : “perhatian dan motivasi, keaktifan, pengulangan,. tantangan,. balikan. dan. ita. s. penguatan, serta perbedaan individual.”. ve rs. Dalam MKPBM (2001) tipe-tpe belajar menurut Gagne terjadi secara simultan, tetapi tahap-tahap perkembangan mental menurut Piaget terjadi secara kronologi. Dienes berpendapat lain lagi, bahwa belajar konsep adalah seni yang. ni. kreatif yang tidak dapat dijelaskan melalui stimulus dan respon, sedangkan Gagne. U. di lain pihak percaya bahwa konsep itu dapat dipelajari dengan stimulus dan respons. Hal demikian itu tidak mengherankan karena pandangan ahli ilmu jiwa memiliki pandangan yang berbeda terhadap hakikat manusia. Ruseffendi dalam Dahlan (2011:5.3) mengatakan bahwa, “diantara para ahli ilmu jiwa, ahli teori belajar dan pendidik sendiri masih belum ada kesepahaman tentang bagaimana anak belajar dan metode mengajar mana yang paling baik digunakan pada saat anak belajar.” Sementara Hamalik (2001:23),. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(27) 14/41356.pdf. 9. mendefinisikan “belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan” Atkinson, Atkitson, Smith dan Bem dalam Sutawidjaja (2011:5.3) mendefinisikan, “belajar sebagai perubahan yang relatif permanen pada perilaku. rb uk a. yang terjadi akibat latihan; perubahan perilaku yang terjadi karena maturasi (bukannya latihan) atau pengondisian sementara suatu organisme (seperti kelelahan atau akibat obat) tidak di asumsasikan akademik baru, tetapi juga. Te. perkembangan emosional, interaksi social, bahkan perkembangan kepribadian.” Dalam belajar setiap individu mempunyai gaya dan caranya sendiri. ita. s. dalam belajar dan mengajar, namun setidaknya dalam pendekatan pembelajaran memiliki karaktristik tertentu untuk materi tertentu. Nisbet dalam TIM MKPBM. ve rs. (2001, 70) mengatakan “tidak ada cara belajar (tunggal) yang paling benar, dan cara mengajar yang paling baik, orang-orang berbeda dalam kemampuan. ni. intelektual, sikap, dan kepribadian sehingga mereka mengadopsi pendekatan-. U. pendekatan yang karakteristiknya berbeda untuk belajar.” Beberapa aktivitas dalam kegiatan belajar matematika menurut Arifin dalam Sutawidjaja (2011, 5.19) terdiri dari membaca, berlatih soal, merumuskan pertanyaan, dan pelaporan. Aktivitas matematika lebih rinci dikemukakan oleh Tuwankota dalam Sutawidjaja (2011, 5.19), yakni “melakukan perhitungan matematika, membaca dan menulis pernyataan matematika, menginterpretasikan pernyataan matematika, membuktikan pernyataan matematika, serta menganalisis. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(28) 14/41356.pdf. 10. pernyataan matematika.” Sementara Weitheimer dalam Sutawidjaja (2011, 5.19) mengatakan bahwa “belajar dapat terjadi karena ditemukannya berbagai cara penyelesaian suatu masalah.” Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah semua perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh kegiatan mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang secara sadar sehingga. rb uk a. menimbulkan perubahan yang permanen dalam diri seseorang dari sebelum dan sesudah belajar. 2.. Mengajar. Te. Mengajar sebenarnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari, menebak, bertanya, menalar, dan bahkan mendebat. Mendebat bagi. ita. s. sebahagian guru di Indonesia masih merupakan hal yang aneh untuk diterapkan, apalagi kalau siswa mendebat gurunya. Padahal agar kognitif anak dapat. ve rs. berkembang secara maksimal guru dalam mengajar perlu memupuk nalar siswa. hadapi.. ni. dan memancing mereka untuk mendebat jika ada permasalahan yang mereka. U. Burton dalam Usman (1994:3) menegaskan “teaching is the guidance. of learning activeties.” Sedangkan Sardiman dalam Usman (1994:3) mengatakan “mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.” Sikap siswa terhadap matematika tergantung pada cara mengajar gurunya pada tahun pertama mereka belajar pada SMP atau SMA, tahun pertama ini merupakan pengalaman awal bagi mereka dalam belajar matematka. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(29) 14/41356.pdf. 11. selanjutnya. Karena itu guru di kelas awal ini harus memberikan perhatian yang serius terutama yang berkaitan dengan teori mengajar. Usman (1994:3) mengemukakan “mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam. rb uk a. hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar.”. Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan. Te. sebagai “(1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan. s. kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan. ita. sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan. ve rs. belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan. ni. masyarakat sehari-hari.”. U. Tardif dalam Adrian (2004) mendefinisikan, mengajar adalah “any. action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner),” yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(30) 14/41356.pdf. 12. Biggs dalam Adrian (2004) menyatakan seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu:. Te. rb uk a. (1) Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. (2) Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.. s. Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat. ita. disimpulkan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pengetahuan atau informasi kepada siswa melalui. Pembelajaran Team Teaching. ni. 3.. ve rs. bimbingan, pengarahan, dan dorongan, sehingga terjadi proses belajar.. U. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah, tidak terlepas dari peran serta. guru dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa di kelas, yang diwujudkan dalam bentuk interaksi belajar mengajar, baik antar pendidik, pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, maupun peserta didik dengan lingkungannya. Dalam menyelenggarakan pembelajaran formal, pendidik berpedoman. pada. rencana. dan. pengaturan. keseluruhannya dikemas dalam bentuk kurikulum.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka. tentang. pendidikan,. yang.

(31) 14/41356.pdf. 13. Falsafah yang mendasari model cooperative learning, menurut Lie dalam Sutawidjaja (2011, 4.2) adalah “pembelajaran gotong-royong,. yang. didasari falsafah homo homoni socious. Falsafah ini menekankan bahwa manusia merupakan mahkluk social. Dengan demikian, dalam proses untuk kelangsungan hidupnya diperlukan kerja sama antara satu dengan yang lainnya. Tanpa kerja. rb uk a. sama, tidak akan muncul individu, golongan , keluarga, organisasi atau sekolah.” Alasan utama siswa bekerja dalam kelompok kooperatif menurut argumentasi Stahl dalam Sutawidjaja (2011,4.2) adalah ”semua siswa akan lebih. Te. sukses secara akademis sebagai individu dibanding jika mereka bekerja secara sendiri.” Kelas heterogen dengan jumlah siswa yang melebihi standar minimal. s. merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran di kelas,. ita. sebagai akibatnya pendidik tidak mampu menjangkau semua siswa yang ada di. ve rs. kelas. Sekarang telah dikembangkan salah satu straregi untuk mengatasi persoalan di atas, yaitu Team Teaching (pengajaran beregu).. ni. Team Teaching merupakan strategi pembelajaran yang kegiatan proses. U. pembelajarannya dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Pembelajaran beregu masih jarang dilakukan di sekolah-sekolah karena alasan yang beragam, Berikut ini diberikan gambaran pelaksanaan team teaching di kelas yang dikutip dari centrum sound.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(32) 14/41356.pdf. 14. a. Pengertian Team Teaching.. Te. rb uk a. Gambar 2.1 Team Teaching. s. Team teaching merupakan sekelompok guru yang mengajar dalam. ita. tim, mereka bekerja sama dalam merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi. ve rs. kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan pengajaran. Untuk lebih jelasnya berikut Quinn (1984) mengatakan bahwa “In team teaching a group of teachers,. ni. working together, plan, conduct, and evaluate the learning activities for the same. U. group of students.”. Quinn berpendapat bahwa sekelompok guru perlu bekerja sama dalam merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran dari sekelompok siswa dari kelas yang sama. Secara umum tujuan dari team teaching adalah untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran. Senada dengan pendapat Quinn di atas, Munir (2008) menyatakan metode mengajar beregu (team teachimg method) merupakan suatu metode. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(33) 14/41356.pdf. 15. mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing bekerja sama, mempunyai tugas (merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi PBM) yang sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran berkelompok atau pembelajaran team teaching guru berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang. rb uk a. telah disusun bersama. Hal ini sejalan dengan pendapat Wardani dalam Martiningsih (2007) bahwa “team teaching atau pengajaran berkelompok sebagai pengajaran yang dilakukan oleh dua atau lebih guru secara berkelompok dengan. pengevaluasian proses pembelajaran.”. Te. teliti dan sesuai metode dalam penyusunan rencana, pembelajaran, dan. ita. s. Letterman and Dugan dan Wentworth and Davis dalam Lanier (2006). ve rs. mengatakan “Team teaching requires different preparation than traditional, single-instructor courses, particularly concerning the organizational aspects of course management. Careful and extensive planning can help instructors prevent. ni. disagreements down the line regarding assignments, grading procedures, and. U. teaching strategies.” Team teaching memerlukan persiapan yang berbeda jika dibandingkan dengan pengajaran tradisional. Perencanaan yang matang dan luas dapat membantu guru mengantisipasi perbedaan pendapat pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas, prosedur penilaian, dan strategi pengajaran yang akan digunakan. Pengajaran berkelompok atau pengajaran beregu ini biasa juga disebut pengajaran gotong royong, sebagaimana Rusefendi (2011, 8.36) mengatakan:. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(34) 14/41356.pdf. 16. Pengajaran beregu atau team teaching adalah pengajaran yang di bawakan oleh beberapa orang guru bersama - sama secara serempak atau disebut pengajaran gotong-royong, seperti dalam mengangkat meja berat oleh tiga orang. Mereka itu mengangkatnya tidak bergantian, tetapi bersama-sama. Sedangkan dalam pengajar lain dengan kelompok, mungkin guru bergantian mengajar menurut waktu ; guru A mengajar aljabar pukul x dan guru B mengajar aljabar pukul y, atau mungkin mengajar bergantian dengan berbeda subbidang studi yang seorang mengajar aljabar dan yang seorang lagi mengajar geometri, misalnya. Pada kedua hal itu walaupun mereka ada dalam satu tim (kelompok) guru matematika, tidak bisa di sebut mengajar secara beregu tetapi mengajar secara bergantian.. rb uk a. Munir (2008) mengatakan bahwa “metode mengajar beregu (team teachimg method ) merupakan suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing bekerja sama, mempunyai tugas. s. bidang keahlian dan kemampuannya.”. Te. (merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi PBM) yang sesuai dengan. ita. Pembelajaran Team Teaching merupakan strategi pembelajaran yang. ve rs. kegiatan proses pembelajarannya dilakukan oleh dua orang guru atau lebih dengan pembagian peran yang jelas dengan tanggung jawab yang nyata antara masing-. ni. masing anggota tim. Seperti yang dikemukakan oleh Martiningsih (2007) bahwa. U. “Metode pembelajaran team teaching adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas”. Hal ini senada dengan pendapat Ahmadi (2005) bahwa “Pembelajaran Metode Team Teaching atau pengajaran beregu adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang guru”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan Team Teaching merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang pendidik dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Tim pengajar atau. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(35) 14/41356.pdf. 17. pendidik yang akan melaksanakan team teaching dalam menyajikan bahan pengajarannya memiliki tujuan yang sama, sasaran yang sama, dan dalam waktu yang bersamaan. Para pendidik yang tergabung dalam team teaching bersamasama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.. b. Manfaat Pembelajaran Team Teaching.. rb uk a. Menurut Munir (2008) manfaat pembelajaran team teaching antara lain: “1. Iklim bekerja (mengajar) akan lebih baik (berbagai strategi mengajar, saling mengingatkan, dan tim bersifat fleksibel); 2. Komunikasi dengan status. Te. kolelers akan lebih efektif; 3. Kepuasan kerja dapat meningkat; dan 4. Prestasi. s. siswa akan meningkat.”. ita. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa team. ve rs. teaching sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di kelas seperti: “1. Mempermudah siswa dalam. ni. menyelesaikan soal-soal saat kegiatan pembelajaran; 2. Pembimbingan siswa. U. dapat terlaksana lebih efektif; 3. Membina kerja sama yang baik antar sesama anggota tim; meningkatkan motivasi belajar; 4. Meningkatkan hasil belajar siswa.” c. Hambatan Team Teaching. Dalam pelaksanaannya team teaching mengalami hambatan-hambatan yang kadang-kadang sulit untuk dihindari, Munir (2008) mengatakan hambatanhambatan itu adalah : ”Tim tidak memiliki waktu yang cukup untuk merumuskan perencanaan yang baik, tanggung jawab dan komitmen dari koordinator dan. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(36) 14/41356.pdf. 18. anggota kurang serius, konsensus mengenai perubahan yang sulit dipadukan karena beragam pribadi dan kadangkala beragam kepentingan.” Untuk mengatasi hambatan-hambatan itu berikut menurut Munir (2008), “Membuat pengembangan team teaching menjadi prioritas utama seperti bekerja sama yang baik dan sesuai fungsi dan tanggung jawab masing-masing,. rb uk a. tetapkan tujuan yang jelas untuk tim, dan kemudian memastikan kegiatan yang mengarah pada tujuan tersebut, komunikasikan dengan jelas, jujur, dan hindari konflik, terbuka akan saran dan kritik, saling menghormati dan siap kerja tim.”. Te. Dari uraian di atas dapat disimpulkan hambatan-hambatan yang. s. dihadapi saat pelaksanaan team teaching adalah: “1. Tim teaching tidak cocok. ita. untuk guru yang selalu merasa dirinya yang paling benar; 2. Jika anggota tim. ve rs. memiliki komitmen yang rendah dalam team teching maka guru tersebut akan melaksanakan tugasnya dengan tidak sungguh-sungguh; 3. Kalau pengawasan. U. ni. dari kepala Sekolah rendah dapat menimbulkan masalah pada anggota tim.”. d. Bentuk atau Jenis-Jenis strategi Pembelajaran Metode Team Teaching. Menurut Marilyn (2007) ada 6 pendekatan dalam team teaching yaitu: 1. One Teach, One Observe (Satu Ajarkan, Satu Amati). Salah satu keuntungannya guru dapat menentukan jenis bantuan yang dapat diberikan kepada siswa karena adanya informasi dari observer, selanjutnya informasi tersebut dianalisis bersama-sama. 2. One Teach, One Assist (Satu Ajarkan, Satu Asisten). Dalam pendekatan kedua satu orang guru sebagai penanggung jawab utama dalam mengajar sementara guru lain memberikan bantuan kepada siswa yang memerlukannya. 3. Parallel Teaching (Pengajaran pada kelas paralel). Dalam pengajaran paralel, para guru menyampaikan informasi yang sama, tetapi dalam kelas atau. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(37) 14/41356.pdf. 19. rb uk a. kelompok yang berbeda dan mengajar secara bersamaan. 4. Station Teaching (Stasiun Pengajaran). Dalam pendekatan ini guru membagi konten dan siswa. Setiap guru kemudian mengajarkan isi untuk satu kelompok dan kemudian mengulangi instruksi untuk kelompok lainnya. Jika sesuai, pada stasiun ketiga diberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara independen. 5. Alternative Teaching (Pengajaran Alternatif). Dalam pengajaran alternatif, salah seorang guru bertanggung jawab untuk kelompok besar sementara guru lain dengan kelompok yang lebih kecil. 6. Team Teaching (Pengajaran Tim). Dalam team teaching, guru memberikan instruksi yang sama pada waktu yang sama. Beberapa guru menyebutnya sebagai memiliki satu otak dalam dua tubuh. Kebanyakan guru menganggap pendekatan ini cara yang paling rumit tapi memuaskan untuk bersama-mengajar, namun pendekatan yang paling tergantung pada gaya guru. Senada dengan pendapat Marilyn di atas, Soewalni (2007). Te. mengemukakan strategi pembelajaran team teaching terdiri dari beberapa strategi yaitu :. U. ni. ve rs. ita. s. 1) Semi Team Teaching, Bentuk atau jenis semi Team Teaching ini terdiri atas tiga tipe yakni: a) Sejumlah guru mengajar mata pelajaran yang sama di kelas yang berbeda. Perencanaan materi dan metode disepakati bersama. Tipe awal pembelajaran team teaching. (Tipe 1) b) Satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru secara bergantian dengan pembagian tugas, materi dan evaluasi oleh guru masingmasing. (Tipe 2a) c) Satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok. (Tipe 2b) 2) Team Teaching Penuh. Variasi pembelajaran metode team teaching penuh ialah : a) Pelaksanaan bersama seorang guru sebagai penyaji atau menyampaikan informasi, seorang guru membimbing diskusi kelompok atau membimbing latihan individual. b) Anggota tim secara bergantian menyajikan topik atau materi. Diskusi atau tanya jawab dibimbing secara bersama dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim. c) Seorang guru (senior) menyajikan langkah latihan, observasi, praktek dan informasi seperlunya. Kelas dibagi dalam kelompok, setiap kelompok dipandu seorang guru (tutor, fasilitator, mediator). Akhir pembelajaran masing-masing kelompok menyajikan laporan baik dalam bentuk lisan ataupun dalam bentuk tertulis dan ditanggapi bersama serta disimpulkan bersama.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(38) 14/41356.pdf. 20. Berbeda dengan pendapat Marilyn dan Soewalni, Maroney (1995) menjelaskan ada 5 tipe dalam teaching yaitu : “1) Traditional Team Teaching in which both teachers actively share the instruction of content and skills to all students, 2) Referred to as Complimentary or Supportive Instruction, 3) Parallel Instruction, 4) In Differentiated Split Class Team Teaching the class is divided. rb uk a. into two groups according to a specified learning need, 5) Monitoring Teacher.” Senada dengan Maroney, Robinson dan Schaible (1995) berpendapat bahwa ada 6 model team teaching yaitu : “Traditional Team Teaching,. Te. Collaborative Teaching, Complimentary/Supportive Team Teaching, Parallel Instruction, Differentiated Split Class, and Monitoring Teacher.”. ita. s. Dari uraian diatas maka disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan team teaching kegiatan remedial (perbaikan) dan pengayaan sebaiknya dijalankan. ve rs. bersama-sama sesuai kesepakatan tim sehingga kekompakan dan kerjasama tim dapat terbangun dengan utuh. Jadi prinsipnya team teaching dapat berhasil jika. ni. betul-betul dilaksanakan secara bersama-sama dari semua rangkaian kegiatan dan. U. dilandasi dengan niat ikhlas dan bertanggung jawab sehingga didalamnya terbangun pembelajaran yang saling menguntungkan, baik bagi pendidik maupun bagi peserta didik. e. Kelebihan dan Kekurangan Team Teaching. Sebagai suatu strategi pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan seperti dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan yang. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(39) 14/41356.pdf. 21. menyangkut pembelajaran, secara lengkap berikut keunggulan dan kelemahan team taching menurut Rusefendi (2011, 8.37) yaitu: Keunggulan Team Teaching. rb uk a. 1) Rasionalnya materi yang diajarkan lebih banyak dan lebih lengkap dari pada diajarkan oleh seorang guru. 2) Demikian pula pengetahuan siswa akan lebih banyak dan lebih lengkap. 3) Pelayanan individual yang lebih intensif dapat dilakukan, secara tidak langsung pengetahuan gurupun akan bertambah. Kekurangan Team Teaching. ita. s. Te. Kelancaran pengajaran beregu dapat terganggu bila: 1) Ada guru yang mendominasi, mau berperan sendiri. 2) Ada guru yang tidak toleran kepada kesalahan teman satu tim. 3) Teguran kepada teman satu tim mengganggu harga diri dari guru yang ditegur itu. 4) Pengetahuan guru tidak sama. 5) Pengetahuan siswa tidak luas merata.. ve rs. f. Langkah pelaksanaanTeam Teaching sebagai berikut : Langkah-langkah dalam pelaksanaan team teaching ada beberapa. ni. tahapan kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu :. U. 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara bersama. Hal ini dilakukan agar guru yang tergabung dalam team teaching memahami apa yang. akan mereka lakukan bersama. 2) Mendiskusikan dan menyusun model, pendekatan, metode, dan strategi yang akan mereka lakukan secara bersama, sehingga mereka memahami alur proses, tujuan dan sasaran pembelajaran yang akan mereka lakukan 3) Mendiskusikan materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa, agar setiap anggota tim dapat saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada pada. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(40) 14/41356.pdf. 22. diri masing-masing. Selain itu juga, anggota tim dapat memprediksi berbagai kemungkinan kesulitan siswa. 4) Membagi tugas dan tanggung jawab dari setiap anggota tim, agar dalam proses pembelajaran di dalam kelas, semua anggota tim mengetahui tugas dan tanggung jawabnya.. 6) Membuat alat evaluasi bersama-sama. 7) Melaksanakan kegiatan pembelajaran.. rb uk a. 5) Membuat modul/LKS/alat peraga (sesuai kebutuhan ) bersama-sama.. 8) Evaluasi. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran guru mengevaluasi. Te. pelaksanaan pembelajaran, untuk menemukan kekurangan dan merumuskan. s. perbaikan-perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.. ve rs. dari wikispaces.com.. ita. Berikut ini diberikan gambaran tentang guru profesional yang dikutip. U. ni. Gambar 2.2 Guru Profesional.. Gambaran tersebut meliputi team teaching untuk pengembangan profesi, perencanaan, sumber belajar, desain penilaian, dukungan, hasil belajar,. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(41) 14/41356.pdf. 23. dan musyawarah atau tukar pikiran. Guru pada abad 21 terdiri dari guru khusus keaksaraan, guru yang menuasai teknologi dan sebagai koordinator pembelajaran, dan guru sebagai pustakawan. PelaksanaanTeam Teaching di atas dapat dirangkum dalam Tahapan Strategi Pembelajaran Team Teaching seperti dalam Soewalni (2007) berikut ini:. rb uk a. Tahap Persiapan. U. ni. ve rs. ita. s. Te. 1) Perencanaan Pembelajaran Disusun secara Bersama. Dalam tahap ini guru yang tergabung dalam team teaching menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara bersama-sama. 2) Metode Pembelajaran Disusun Bersama. Pada saat penyusunan RPP guru yang tergabung dalam team teaching menentukan model pembelajaran yang akan digunakan, strategi, pendekatan dan metode yang tepat untuk materi yang akan dibahas. 3) Anggota Team Teaching Memahami Materi dan isi Pembelajaran Yang Akan Diajarkan. Guru sebagai anggota dalam Team Teaching bukan harus memahami materi yang akan disampaikan karena penguasaan materi adalah suatu hal sangat penting dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran team teaching. 4) Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas serta Adil. Dalam Team Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab yang adil pada masing-masing guru anggota team teaching harus dibicarakan secara jelas pada saat merencanakan proses pembelajaran, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung, mereka tahu peran dan tugasnya masing-masing sehingga tidak menimbulkan rasa saling ketergantungan satu sama lainnya. Tahap Inti a) Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu orang sebagai pembimbing diskusi kelompok dan pembantu team. b) Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran. c) Bisa juga divariasi secara bergantian sesuai dengan kesepakatan dari perencanaan pembelajaran. d) Dua atau lebih anggota tim melaksanakan pembelajaran secara bersama-sama dengan membagi peran masing-masing, misalnya guru 1 menerangkan materi, guru 2 menunjukkan alat peraga yang berkaitan dengan materi, guru 3 menuliskan kesimpulan dari penjelasan guru 1. Kemudian semua anggota tim secara bersama-sama membimbing siswa.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(42) 14/41356.pdf. 24. Tahap Evaluasi 1) Evaluasi Guru, Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh anggota tim setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan di luar jam pelajaran agar yang dikritik tidak merasa tersinggung atau merasa dipermalukan. oleh masing-masing anggota tim dengan cara memberi kritikan-kritikan dan saran untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. 2) Evaluasi Siswa, Evaluasi siswa mencakup pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi. Guru Team Teaching bersamasama menentukan bentuk soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda, uraian, atau kombinasi antara keduanya. Model Pembelajaran Kooperatif. rb uk a. 4.. Menurut Arsyad (2011) “Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative. Te. Learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa.”. s. Strategi ini berlandaskan pada teori belajar Vygotsky (1978, 1986) yang. ve rs. perkembangan kognitif.. ita. menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk mendukung. Selain itu, menurut Arsyad (2011:3) “metode ini juga didukung oleh. ni. teori belajar information processing dan cognitive theory of learning. Dalam. U. pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh, karena proses encoding akan didukung dengan interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif dilandasakan pada teori Cognitive karena menurut teori ini interaksi bisa mendukung pembelajaran.” Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan dalam kurikulum 2004 selain model. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(43) 14/41356.pdf. 25. pengajaran langsung (direct instruction) dan model pembelajaran berbasis masalah (problem base instruction).. Arsyad (2011:3) mengatakan “model. pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip konstruktivisme sosial dari Vigotsky, yang menganggap bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-. temannya.” a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif. rb uk a. konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan. Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran di mana. Te. siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam. s. belajar. Slavin dalam Arsyad (2011:2) “mengemukakan bahwa dalam metode. ita. pembelajaran kooperatif siswa bekerja bersama dalam team yang beranggota. ve rs. empat orang untuk menguasai materi yang pada mulanya dipresentasikan oleh guru.”. ni. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang. U. dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional. Seperti Sugandi dalam Sudrajat (2008) menyatakan “sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan system pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.” Pembelajaran. kooperatif. dikenal. dengan. pembelajaran. secara. berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(44) 14/41356.pdf. 26. yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok, Menurut Slavin dalam Arsyad (2011), “pembelajaran kooperatif atau Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan. bekerja. dalam. kelompok-kelompok. kecil. secara kolaboratif. yang. rb uk a. anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.” Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun. Te. kelompok.. s. Pembelajaran kooperatif melatih dan memupuk rasa gotong royong. ita. siswa, hal ini sejalan dengan pendapat Lie (1997: 12) yang berpendapat:. U. ni. ve rs. Pembelajaran Kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Menurut Johnson dalam Lie (1997: 30), “Tidak semua kerja kelompok. bisa dianggap Cooperative Learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu : (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok.”. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(45) 14/41356.pdf. 27. 1) Saling ketergantungan positif Keberhasilan. kelompok. sangat bergantung pada usaha setiap. anggotanya. Kegagalan satu anggota kelompok saja berarti kegagalan kelompok. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru perlu menyusun tugas sede-mikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian individu dan penilaian. rb uk a. kelompok. Dengan demikian setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai pada kelompoknya. 2) Tanggung Jawab Perseorangan. Te. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk. ita. s. melakukan yang terbaik, sehingga masing–masing anggota kelompok akan melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok. ve rs. dapat dilaksanakan. 3) Tatap Muka. ni. Setiap anggota kelompok diberikan kesempatan bertemu muka dan. U. berdis-kusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing–masing. 4) Komunikasi Antar Anggota. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggota-nya untuk mengutarakan pendapat mereka. Disinilah peranan guru untuk memotivasi siswanya agar berani mengutarakan pendapatnya.. Proses ini. merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk mem-. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(46) 14/41356.pdf. 28. perkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa. 5) Evaluasi Proses Kelompok. Evaluasi proses kelompok bertujuan untuk mengevaluasi proses kerja ke-lompok dan hasil kerja mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih baik.. rb uk a. Dari uraian di atas dapat dikatakan walaupun ciri khas pembelajaran kooperatif adalah terbentuknya kelompok belajar, namun tidak semua belajar kelompok dapat disebut sebagai pembelajaran kooperatif. karena pada. Te. pembelajaran kooperatif ada unsur-unsur yang harus dipenuhi.. s. b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif.. ita. Hasil penelitian lain yang lebih menarik adalah dikemukakan oleh. ve rs. Linda Lundgren (Ibrahim : 2000) dan Mohamad Nur (2000) dalam Arsyad (2011) bahwa:. U. ni. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif untuk siswa yang berkemampuan belajar rendah. Manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa yang berkemampuan belajar rendah berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah: meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, rasa harga diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki sikap terhadap pelajaran dan sekolah, memperbaiki kehadiran, angka putus sekolah menjadi rendah, penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar, perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, konflik antar pribadi berkurang, sikap apatis berkurang, Pemahaman yang lebih mendalam, motivasi lebih besar, Hasil Belajar lebih tinggi, rentensi lebih lama, dan Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Disamping keunggulan berikut kekurangan dari model pembelajaran. kooperatif menurut Lie (1997) yaitu:. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(47) 14/41356.pdf. 29. 1) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka.. rb uk a. 2) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam model pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok.. Te. 3) Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain.. ve rs. ita. s. 4) Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu.. ni. Selanjutnya Lie (1997:2), mengemukakan bahwa kelemahan dari. U. pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : 1) Model ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda pula dan gaya mengajar yang berbeda pula. 2) Kerja kelompok sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang. 3) Model ini akan gagal apabila siswa pasif, tidak komunikatif dan sifat egois siswa yang tinggi Berdasarkan pendapat sebelumnya, di samping kelebihan atau manfaat yang dapat dirasakan oleh siswa dalam model pembelajaran kooperatif, terdapat pula kelemahan, hal ini dapat diatasi dengan adanya kemampuan guru dalam. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(48) 14/41356.pdf. 30. menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan mengawasi proses kerjasama dalam belajar yang dilakukan oleh siswa. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif yaitu: 1) Keuntungan kerja kelompok Memupuk kerjasama dan gotong royong antar anggota kelompok.. . Meningkatkan motivasi belajar.. . Siswa yang berkemampuan rendah dapat bertanya pada teman sekelompoknya.. rb uk a. . Mengurangi rasa egoistik dari siswa pintar.. . Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan peristiwa lain yang mudah. s. Te. . ita. diingat.. ve rs. 2) Kekurangan kerja kelompok. Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip.. . Dapat menimbulkan debat yang tidak penting jika tidak diawasi oleh. U. ni. . gurunya. Dari uraian teoretis dan bukti-bukti empiris yang dikemukakan di atas. menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif membawa dampak positif bagi siswa, baik menyangkut pengembangan kepribadian maupun pengembangan akademik. Namun, Selain keunggulan ada juga kekurangannya, namun kekurangan-kekurangan ini dapat diatasi.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(49) 14/41356.pdf. 31. c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif. Penerapan pembelajaran kooperatif dilakukan dengan tujuan mengarahkan siswa untuk membangun sendiri konsep yang diinginkan dan sekaligus melakukan perubahan konseptual mereka ke arah konsep yang benar (ilmiah). Lonning dalam Arsyad (2011) mengemukakan bahwa “pembelajaran kooperatif diarahkan untuk menciptakan empat kondisi yang harus dipenuhi untuk membangkitkan perubahan. rb uk a. konseptual berdasarkan pada konstruktivisme. Keempat langkah yang dimaksud adalah:. ve rs. ita. s. Te. 1) Orientasi (orientation), yaitu pengenalan topik yang akan dipelajari. 2) Pemunculan gagasan (elecitation of ideas), yaitu siswa diberi kesempatan untuk menyatakan secara eksplisit gagasan mereka kepada teman sebaya dan dosennya. 3) Penyusunan ulang, perubahan dan perluasan gagasan (restructuring, modification and extension), meliputi aktivitas yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk saling bertukar pikiran dengan teman sebaya dan membentuk serta menilai ide baru. 4) Aplikasi (application), memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan konsep baru yang telah dibentuk ke dalam konteks yang baru (lain).. ni. d. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif.. U. Pada model pembelajaran terdapat lagkah-langkah pembelajaran yang. disebut fase. Keseluruhan dari fase-fase tersebut disebut sintaks dari model pembelajaran. Menurut Slavin dalam Arsyad (2011) “Sintaks model pembelajaran kooperatif terdiri atas enam fase, yakni: (1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, (2) menyajikan informasi, (3) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, (4) membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5) evaluasi, dan (6) memberikan penghargaan.”. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(50) 14/41356.pdf. 32. Tabel 2.1 berikut dikemukakan peran guru pada setiap fase dalam sintaks pembelajaran kooperatif. Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif FASE. PERAN GURU Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memotivasi siswa dengan apersepsi, menyampaikan kegunaan praktis materi pembelajaran, dan menjelaskan strategi pembelajaran yang digunakan.. 2. Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa yang disesuaikan dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang dipilih.. 3. Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok belajar. Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok belajar yag heterogen, dan membantu setiap kelompok melakukan transisi secara efisien.. 4. Membimbing klpk bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas melalui LKS.. 5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar dengan meminta wakil setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, atau memberikan kuis secara individu.. ve rs. ita. s. Te. rb uk a. 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru memberikan penghargaan terhadap hasil kerja siswa, baik secara individu maupun secara kelompok.. ni. 6. Memberikan penghargaan. U. e. Melaksanakan Pembelajaran Kooperatif Untuk mengoptimalkan pembelajaran kooperatif di kelas, maka guru. perlu memahami prinsip-prinsip penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar. Berikut prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran kooperatif (Arsyad : 2011). 1) Penyusunan Kelas, siswa dalam kelompok seharusnya duduk saling berhadapan pada saat bekerja bersama. 2) Ukuran Kelompok, kelompok akan dapat bekerja secara baik jika terdiri dari dua sampai lima siswa, tetapi dapat juga disesuaikan dengan bahan (materi) yang tersedia.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(51) 14/41356.pdf. 33. 3) Menetapkan Siswa dalam Kelompok, penempatan siswa dalam kelompok sebaiknya diperhatikan latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin, dan kemampuan belajar agar tercipta suasana seperti dalam kehidupan sehari-hari (heterogen). 4) Mengubah Kelompok Secara Periodik. Sebaiknya susunan kelompok diubah setelah siswa mengalamai keberhasilan bersama dalam kelompoknya dalam kurun waktu tertentu. Pengubahan susunan kelompok dilakukan agar siswa dapat bergaul secara sosial dengan teman-temannya di kelompok lain.. Te. rb uk a. 5) Menyiapkan Siswa untuk Bekerja Kooperatif, persiapkan siswa secara matang untuk mengikuti pembelajaran kooperatif dengan menginformasikan tentang rasional, prosedur, dan hasil yang diharapkan dari metode pembelajaran tersebut. Jelaskan tiga aturan dasar pembelajaran kooperatif, yaitu (a) Tetap berada pada kelompok anda, (b) Ajukan pertanyaan kepada kelompok Anda dulu, sebelum mengajukan kepada guru, dan (c) Berikan umpan balik pada ide-ide, hindari mengritik orang.. s. 6) Menangani Kelompok Kooperatif Pemula, menangani kelompok yang baru pertama kali akan melaksanakan pembelajaran kooperatif sebaiknya diawali dengan hal-hal kecil dulu.. ita. 7) Memberikan Kesempatan Siswa untuk Saling Mengenal.. ve rs. 8) Menjelaskan Pelajaran Hari ini. U. ni. 9) Memperkenalkan Keterampilan Kooperatif untuk Pelajaran, Jelaskan keterampilan-keterampilan kooperatif yang akan digunakan bersama dengan siswa agar mereka merasa ikut memiliki proses pembelajaran kooperatif dan menyadari bahwa pembelajaran kooperatif memenuhi kebutuhan mereka. 10) Memonitor Siswa Menggunakan Keterampilan Kooperatif 11) Memberikan Bantuan 12) Turun Tangan Mengajarkan Keterampilan Kooperatif Apabila guru mengamati bahwa ada kelompok yang menghadapi lebih banyak masalah dengan belajar keterampilan kooperatif daripada kelompok lain, guru diharapkan turun tangan dengan meminta anggota kelompok mencari penyebabnya mengapa kelompok tidak efektif dan meminta mereka sendiri mengajukan suatu pemecahannya. 13) Menutup Pelajaran 14) Mengevaluasi Proses Kelompok. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(52) 14/41356.pdf. 34. 15) Mengevaluasi Hasil Belajar Siswa. 16) Pekerjaan Rumah Kooperatif. Te. f. Keterampilan Kooperatif. rb uk a. Ada beberapa cara untuk menentukan skor kelompok untuk siswa yang telah bekerja bersama untuk sebuah kuis atau tes, yaitu: (a) rata-rata skor seluruh anggota kelompok, (b) hanya menilai tes seorang anggota kelompok, atau (c) meminta seorang siswa dari suatu kelompok untuk mengerjakan tes. Guru tidak perlu memberitahukan terlebih dahulu siapa yang akan dipilih untuk mengikuti tes dan harus dipilih pada hari tes tersebut dilaksanakan. Cara lain dalam pemberian nilai kepada tes individual adalah dengan memberikan bonus kepada setiap orang di dalam kelompok apabila seluruh anggota kelompok itu mencapai skor tertentu pada tes tersebut. Cara lain lagi untuk menilai prestasi kelompok adalah adalah berdasarkan pada peningkatan nilai setiap individu anggota kelompok tersebut.. s. Agar kegiatan pembelajaran kooperatif berjalan dengan baik, maka. ita. siswa harus dibekali dan diberi pemahaman tentang kerja kooperatif. dan. ve rs. keterampilan-keterampilan kooperatif. yang berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas mereka dalam kelompok.. ni. Lungdren dan Mohamad Nur dalam Arsyad (2011) mengatakan. U. keterampilan kooperatif memiliki tiga tingkatan, yaitu: (1) tingkat awal, yang meliputi: menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, menggunakan suara pelan, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam tugas, berada dalam kelompok, mendorong berpartisipasi, mengundang orang lain berbicara, menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, menyebutkan nama dan memandang pembicara, mengatasi gangguan, menolong tanpa memberikan jawaban, menghormati perbedaan individu; (2) tingkat menengah, yang meliputi: menunjukkan penghargaan dan simpati, menggunakan pesan “saya”, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengatur dan mengorganisir, memeriksa ketepatan, menerima tanggung jawab, menggunakan kesabaran, tetap tenang; dan (c) tingkat mahir yang meliputi: mengelaborasi,dan mengeksplorasi.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(53) 14/41356.pdf. 35. g. Tipe-tipe dalam Pembelajaran Kooperatif. Dalam penerapannya, pendekatan kooperatif dapat dilakukan dalam beberapa bentuk. Slavin, R dalam Sutawidjaja (2011, 4.6) menjelaskan ada beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD, tipe TGT, tipe TAI, dan tipe jigsaw.. rb uk a. 5. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division). Tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling cocok untuk digunakan oleh. Te. guru yang baru menggunakan model kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe. ita. sampai 5 orang perkelompok.. s. STAD merupakan merupakan pembelajaran kelompok dengan jumlah anggota 4. ve rs. Sutawidjaja (2011: 4.24) mengatakan STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu: “presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan. ni. rekognisi tim.”. U. Presentasi adalah guru menjelaskan materi pelajaran dengan. pengajaran langsung atau audiovisual. Tim adalah anggota kelompok STAD yang terdiri dari 4 sampai 5 orang yang merupakan campuran (heterogen) menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. yang bekerja sama dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Kuis adalah tes yang diberikan guru setelah guru memberikan presentasi dan setelah para siswa belajar berkelompok, mereka akan mengerjakan kuis secara individual. Skor kemajuan individual adalah usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh kemajuan secara individual. Setiap siswa. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(54) 14/41356.pdf. 36. diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama.. Siswa selanjutnya akan. mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka yang dibandingkan dengan skor awal. Rekognisi tim adalah guru memberikan penghargaan terhadap kelompok berdasarkan skor rata-rata. rb uk a. kelompok. B. Hasil penelitian yang relevan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanies (2009) menyimpulkan. Te. bahwa karena aktivitas siswa selama proses pembelajaran aktif, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikategorikan baik, respon siswa terhadap. ita. s. pembelajaran adalah positif, dan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dinyatakan tuntas sehingga metode team teaching dengan model pembelajaran. ve rs. kooperatif di kelas XI SMA GIKI 2 Surabaya dapat dikatakan efektif.. ni. Hasil penelitian Uskha Dyah Annisa, (2011) siswa yang diajar dengan. U. team teaching meningkat ketuntasannya dalam belajar matematika melalui team teaching pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together Di SMAN 1 Imogiri. Penelitian yang dilakukan oleh Marilyn Friend and Lynne Cook. (2007) menyimpulkan bahwa pembelajaran team teaching dapat meningkatkan kedekatan hubungan antara guru dan siswa, karena guru-guru yang berkolaborasi dalam membimbing siswa memberikan pelayanan terbaiknya pada saat membimbing siswa.. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

(55) 14/41356.pdf. 37. C. Kerangka Pikir Matematika adalah mata pelajaran yang selama ini ditakuti oleh sebagian besar siswa karena mereka menganggap matematika itu sukar dan tidak menarik untk dipelajari. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi guru untuk membuat siswa menyukai dan menyenangi belajar matematika. Berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok guru mata pelajaran. rb uk a. matematika dan berdasarkan hasil pengamatan ternyata masih banyak guru yang melakukan proses pembelajaran dengan cara konvensional, siswa beranggapan matematika merupakan mata pelajaran yang sukar, dan guru belum mampu. Te. menjangkau seluruh siswa pada saat proses pembelajaran.. s. Salah satu cara yang digunakan untuk membuat mata pelajaran. ita. matematika disenangi oleh sebagian besar siswa adalah dengan menggunakan. ve rs. team teaching atau pembelajaran berkelompok. Melalui setting kooperatif diharapkan dapat mengefektifkan pembelajaran team teaching, dan dapat memberi dampak positif pada peningkatan kreativitas siswa dalam belajar berkelompok. U. ni. karena dalam belajar berkelompok mengutamakan kerjasama atau gotong royong, sehingga siswa yang memiliki kemampuan rendah dapat tertolong. Efektivitas program pembelajaran dengan team teaching tergantung pada bagaimana kinerja para guru yang terlibat dalam team tersebut. Guru-guru yang tergabung dalam tim harus melaksanakan tugas mengajar secara maksimal dan tersistematis sebagaimana tugas dan kewajiban yang telah disepakati oleh tim sebelum pembelajaran dimulai. Setiap guru harus saling mendukung dan mengisi setiap celah yang memungkinkan terciptanya kesalahan di dalam proses belajar,. Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka.

Gambar

Gambar 2.1 Team Teaching
Gambar 2.2 Guru Profesional.
Tabel  2.1  berikut  dikemukakan  peran  guru  pada  setiap  fase  dalam  sintaks pembelajaran kooperatif
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sarana prasarana berfungsi menyediakan pelayanan untuk mendukung aktifitas wilayah dengan substansi yang berbeda contohnya jaringan jalan, air bersih, listrik, sarana

elemen menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kartu yang terurut berada di tangan pemain, dan kelompok kartu sumber yang akan6. diambil untuk disisipkan secara urut ke dalam kelompok

P.T Digital Wireless Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan internet berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik untuk bagi pengguna jasa layanan

Penelitian mengenai komposisi proksimat, asam lemak, dan jaringan baby fish ikan nila berdasarkan perbedaan umur panen masih belum ada, sehingga perlu dilakukan

Sampai saat ini, pelaksanaan superovulasi masih dihadapkan kendala antara lain: respon donor yang bervariasi dan hasil perolehan embrio belum maksimal, khususnya permasalahan

maka Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2014 mengumumkan Paket tersebut di

Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh sistem akan diperoleh nilai bobot dari hasil training yang akan digunakan untuk testing dan prediksi data.. Sistem prediksi

Dalam ilustrasi tadi dapat berarti bahwa jika tingkat kedatangan rata – rata untuk periode jam adalah, misalkan 72 kedatangan setiap jam, maka tingkat ini melambangkan interval