• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Gerak dan Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Gerak dan Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Artikel Penelitian

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Gerak dan Gaya Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Anikmah *

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan

Histori artikel:

Pengiriman: 14 November 2019 Revisi: 7 Desember 2019 Diterima: 18 Desember 2019

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui apakah penerapan model pem-belajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil bela-jar siswa di kelas VIII A SMPN 1 Tanjung. Agar pembelabela-jaran IPA, baik yang berhubungan dengan biologi, fisika dan kimia dapat berhasil dan berdaya guna secara optimal khususnya di SMPN 1 Tanjung, maka dilaksanakan suatu penelitian yang menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang dil-aksanakan di Kelas VIII A SMPN 1 Tanjung berlangsung pada semester I Ta-hun Pelajaran 2018/2019.Pengumpulan data diambil melalui dokumentasi hasil belajar siswa selama penelitian berlangsung dengan tidak mengesampingkan observasi, evaluasi,analisis, dan interpretasi terhadap jalannya kegiatan tindakan kelas.Adapun tindakan yang diberikan adalah memberikan diskusi kelompok belajar siswa Kelas VIII A dalam proses pem-belajaran IPA, melalui penggunaan STAD ini mampu meningkatkan keakti-fan, kreativitas, dan meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIII A. Hasil penelitian menunjukan keaktifan belajar siklus I pertemuan pertama dan kedua keaktifan belajar termasuk kategori cukup dan Siklus II termasuk kat-egori baik. Pada Siklus I, pertemuan pertama hasil belajar siswa kurang tuntas > 80% dari 29 memiliki skor nilai di bawah nilai ketuntasan 60. Per-temuan kedua hasil belajar siswa berada kategori cukup tuntas > 80% nilai siswa berada pada nilai ketuntasan 60. Pada siklus II, pertama dan kedua di atas skor nilai 60 (> 80%) dari 29 siswa termasuk dalam kategori baik. Keywords: Gerak dan Gaya, Hasil Belajar, Student Teams Achievement Division (STAD)

*Email korespondensi: anikmah71@gmail.com

Pendahuluan

Gerak dan Gaya merupakan kompetensi da-sar pertama yang diajarkan pada mata pelaja-ran IPA Terpadu di Kelas VIII. Keberhasilan pembelajaran Gerak dan Gaya sangat ber-pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran setelahnya. Hal ini dapat terlihat pada menurunnya motivasi siswa untuk mempela-jari materi berikutnya. Berdasarkan hasil ob-servasi dan hasil belajar dari tahun pelajaran sebelumnya diketahui bahwa tingkat ketunta-san pada materi ini hanya sekitar 30% dengan nilai KKM 70. Sekitar 70% siswa ditengarai tidak menyukai materi ini. Siswa menganggap berat materi ini dikarenakan didalamnya ter-dapat indikator konversi yang membutuhkan

pengetahuan dasar matematika yang cukup memadai.

Hal ini terjadi dikarenakan penggunaan metode, model, dan media yang belum mampu secara optimal menuntaskan materi tersebut. Penggunaan model dan media yang konven-sional berupa ceramah dan media yang kurang variatif dianggap menjadi bagian dari permasa-lahan di atas. Dengan berkembangnya model pembelajaran akhir-akhir ini, seorang guru di-tuntut memanfaatkannya sehingga berkontri-busi secara positif dalam peningkatan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tersebut adalah pembelaja-ran kooperatif tipe STAD.

(2)

Melihat kondisi di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan Hasil Bela-jar Gerak dan Gaya Melalui Model Pembelaja-ran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas VIIIA SMPN 1 Tanjung.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan ak-tivitas belajar siswa di kelas VIII A SMPN 1 Tan-jung? (2) Apakah penerapan model pembelaja-ran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII A SMPN 1 Tan-jung?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui apakah penera-pan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas VIII A SMPN 1 Tanjung. (2) Untuk menge-tahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII A SMPN 1 Tanjung

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi guru dalam me-mecahkan masalah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan.

Di samping itu, untuk menemukan langkah-langkah yang tepat dalam menerapkan pem-belajaran kooperatif tipe STAD sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat menjadi referensi bagi tindakan serupa untuk kasus yang sama bagi peneliti lain. Kajian Pustaka

Hakikat Hasil Belajar

Belajar sering diartikan sebagai penamba-han pengetahuan atau sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Sudjana (2005) Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti pe-rubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan ke-mampuannya, daya reaksinya, daya pen-erimaannya dan lain-lain.

Hasil belajar dapat diartikan sebagai peru-bahan-perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku dalam arti luas mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Diantara ke-tiga ranah itu ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai guru di sekolah karena berkai-tan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Menurut Sudiyanto (2005) yang diungkap-kan dalam waluyo, hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hal senada juga dinyatakan oleh Sudjana (1991) bahwa hasil belajar adalah kemampuan–ke-mampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditem-patkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Model STAD memiliki lima unsur yang harus diterap-kan yaitu: (1) Saling ketergantungan positif. (2) Tanggung jawab perseorangan. (3) Tatap muka. (4) Komunikasi antar anggota. (5) Eval-uasi proses kelompok

Ada beberapa hal yang perlu dipenuhi da-lam cooperative learning yaitu: (1) Siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus me-rasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang ha-rus dicapai. (2) Siswa yang tergabung dalam se-buah kelompok harus menyadari bahwa masa-lah yang mereka hadapi adamasa-lah masamasa-lah ke-lompok dan berhasil atau tidaknya keke-lompok itu menjadi tanggung jawab bersama dari se-luruh anggota kelompok. (3) Untuk mencapai

(3)

hasil yang maksimum, para siswa yang ter-gabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah.

Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar ren-dah, diantaranya: (1) Meningkatkan pencu-rahan pada waktu tugas. (2) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi. (3) Memperbaiki ke-hadiran. (4) Perilaku mengganggu lebih kecil. (5) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar. (6) Konflik antar pribadi berkurang. (7) Sifat apatis berkurang. (8) Pem-ahaman yang lebih mendalam. (9) Motivasi lebih besar. (10) Hasil belajar lebih tinggi. (11) Retensi lebih lama. (12) Meningkatkan ke-baikan budi, kepekaan dan toleransi.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD pertama kali dikembangkan oleh Slavin (1995), yang ide dasarnya adalah belajar kelompok dengan mengandalkan kelompok prestasi. Adapun tahapan pembelajarannya adalah se-bagai berikut: (1) Membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heter-ogen (campuran menurut prestasi, jenis ke-lamin, suku, dll). (2) Guru menyajikan pelaja-ran. (3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota ke-lompok. Anggotanya yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. (4) Guru mem-beri kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. (5) Memberi evaluasi. (6) Menarik kesimpulan.

Berdasarkan deskripsi teori di atas, maka materi Gerak dan Gaya dapat ditingkatkan hasil belajarnya melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini dimungkinkan terjadi karena materi Gerak dan Gaya merupakan materi yang membutuhkan pemahaman yang memadai ter-hadap teori-teori dasar matematika di SMP (sekolah dasar) terutama pada materi kon-versi. Sementara tidak seluruh siswa memiliki kemampuan yang merata terhadap kemam-puan dasar matematika tersebut.

Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran dengan mengandalkan teman sebaya yang ber-prestasi dimungkinkan dapat secara efektif mencapai hasil belajar yang memadai melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Hipotesis tindakan yang dapat diambil adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Gerak dan Gaya pada siswa Kelas VIII SMPN 1 Tanjung.

Metodologi Penelitian

Metodologi memberikan gambaran yang jelas terhadap pencapaian tujuan penelitian (Dalle, 2010). Penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas (Classrom action reseach) dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktek pembelajaran secara garis besar terdapat 4 tahapan yang dilalui dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu (Arikunto, 2006): (1) Perencanaan (Planning). Perencanaan dimaksud untuk menyusun rancangan dari siklus persiklus. Oleh karenanya, dalam perencanaan terdapat perencanaan ulang (Replanning). Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih hampir sama dengan persiapan untuk mengajar. (2) Tindakan (Action). Tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas, dan sebagainya. (3) Pengamatan (Observing). Pengamatan, atau observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat melakukan observasi pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi dikelas penelitian. Misalkan mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang akan diajarkan, dan sebagainya. (4) Refleksi (Reflecting). Yang dimaksud dengan istilah refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti, para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan cara kolaboratif yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian, refleksi dapat

(4)

ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan selanjutnya dapat ditentukan. Alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini merupakan tindakan berulang untuk menyempurnakan berbagai perbaikan yang dihadapi oleh guru, hubungan tempat itu dapat dipandang sebagai suatu siklus yang dapat dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1. Tahapan dalam PTK Suharsimi A (2009:16)

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Tanjung. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2018/2019 semester 1, yaitu tahun 2018.

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SMPN A 4 Tanjung, yang berjumlah 29 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Secara umum kondisi kelas sudah cukup baik dengan jumlah siswa yang cukup banyak di dalam kelas.

Ada beberapa faktor yang akan diteliti pada penelitian ini, antara lain: (1) Guru, yaitu mengamati sejauh mana kemampuan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS dengan berbagai pendekatan pembelajaran dan bagaimana guru meningkatkan keefektivitasan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. (2) Siswa, yaitu mengamati sejauh mana keaktifan siswa selama proses

pembelajaran IPS. (3) Hasil belajar, yaitu mengamati sejauh mana pemahaman siswa dan peningkatan hasil belajarnya.

Skenario tindakan pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan da-lam 2 siklus, tiap siklus terdiri atas 2 kali per-temuan. Tiap pertemuan 2 X 40 menit (2 jam pelajaran).

Sumber data yang akan diteliti adalah siswa kelas IVA semester 1 SMPN 1 Tanjung, dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 16 orang per-empuan pada tahun ajaran 2018/2019.

Jenis data yang akan disajikan dalam penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari: (1) Lembar observasi siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. (2) Tes hasil belajar tertulis pada akhir pembelajaran setiap pertemuan dalam siklus 1 dan 2 tindakan kelas.

Pengambilan data aktivitas siswa digali dengan lembar observasi. Sedangkan pengam-bilan data hasil belajar digali dengan tes akhir belajar.

Data yang diperoleh melalui lembar ob-servasi dan tes hasil belajar dikumpulkan kemudian disajikan dalam bentuk tabel per-sentasi. Selanjutnya data kualitatif dari hasil tes diolah dengan rumus :

% 100 x N F X  Keterangan : X = Persentasi ketuntasan F = Frekuensi ketuntasan siswa

N = Jumlah sampel, kemudian disajikan dalam bentuk tabel persentasi Kualifikasi Tingkat ketuntasan % Baik sekali 90 - 100

Baik 80 - 89

Cukup 65 - 79

Kurang 55 - 64

Gagal 0 – 54

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator keberhasilan adalah: (1) Adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar melalui model STAD. (2) Adanya peningkatan pemahaman yang akhirnya berimbas pada

(5)

hasil belajar kelas IV A SMPN 1 Tanjung capai kualifikasi baik yaitu nilai individu men-capai ≥ 70.

Hasil Penelitian

Pada bagian ini, dibahas dan diuraikan hasil penelitian yang berhubungan dengan hasil penelitian yang meliputi (1) hasil kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD , (2) hasil kegiatan (keaktifan) siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD , dan (3) hasil belajar siswa. Pada bagian subbab ini diuraikan satu-persatu dibahas sebagai berikut :

Hasil Kegiatan (Keaktifan) Siswa

Bertolak dari data penelitian tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan penggunaan model pembelajaran STAD dengan pokok bahasan tentang Bumi dan Alam smesta, maka dipreoleh hasil keaktifan siswa mengikuti pembelajaran guru dalam dua siklus dengan empat kali pertemuan, yaitu siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus II juga dua kali pertemuan.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus I pertemuan ke-1 pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran STAD hanya terlihat sebagian siswa yang aktif pada proses belajar-mengajar. partisifasi siswa dalam diskusi kelompok juga masih kurang, penggunaan waktu tidak efesien, pengelolaan kelas berjalan dengan terarah, siswa belum kreatif dan guru belum bertindak

sebagai fasilitator. Pada pertemuan ke-2 siswa terlihat aktif dalam proses belajar mengajar, tetapi masih sebagian yang berpartisifasi dalam diskusi kelompok, pengelolaan kelas sudah berjalan dengan baik, sebagian siswa sudah lebih kreatif.

Pada siklus II pertemuan ke-1 siswa terlihat aktif dalam diskusi kelompok dalam proses belajar mengajar dan partisifasi siswa dalam diskusi kelompok sudah baik, siswa sudah kreatif dan pengelolaan kelas berjalan dengan terarah. Pada pertemuan ke-2 siswa terlihat aktif, berfartisipasi dalam kelompok, pengelolaan kelas berjalan dengan baik, siswa lebih kreatif dan guru bertindak sebagai fasilitator, dan waktu yang diperlukan sudah efektif dan efisien.

Setelah melihat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD , maka keaktifan belajar siswa SMPN 1 Tanjung pada siklus II ini tergolong dalam kategori baik atau keaktifan belajar mencapai tingkat keberhasilan dalam belajar. Pada pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dan kedua keaktifan para siswa terjadi peningkatan belajar.

Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Hasil pembelajaran pada siklus I dapat dibandingkan dengan hasil pembelajaran si-klus II untuk melihat perbedaan yang terjadi dari hasil suatu tindakan. Kedua hasil pembela-jaran tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 beri-kut :

Tabel 1. Perbandingan Nilai siswa siklus I dan II

Nilai

SiklusI Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

40 8 27 - - - - 50 17 59 3 10 - - - - 60 4 14 20 69 - - - - 70 - - 6 21 10 35 3 10 80 - - - - 17 59 15 52 90 - - - - 1 3 3 10 100 - - - - 1 3 8 28

Berdasarkan data di atas dapat terlihat adanya peningkatan, yaitu nilai terendah pada siklus I adalah 40 menjadi 70 pada siklus II dan

nilai tertinggi 70 hanya 21 orang pada siklus ke I , sedangkan pada siklus ke II nilai tertinggi 100 yang diperoleh 8 orang siswa. Hal ini

(6)

4 26 29 29 13.79 89.65 100 100 48.62 61.03 77.59 85.52 0 50 100 150

pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 pertemuan 4

Ketuntasan Individual Ketuntasan Klasikal Rata-rata

disebabkan pembelajaran yang disampaikan guru dapat diserap anak (siswa) terutama yang berhubungan dengan pemahaman dan penge-tahuan siswa dengan materi sajian guru sudah maksimal dipahami siswa, sehingga ada pen-ingkatan dari siklus pertama ke siklus kedua.

Hasil belajar siswa pada siklus II juga meningkat, dapat kita lihat perbandingannya pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II

No Ukuran Keberhasilan Siklus I Siklus II

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II 1 Ketuntasan Belajar

Individual

4 orang 26 orang 29 orang 29 orang 2 Ketuntasan Belajar

Klasikal

13,79 % 89,65 % 100% 100%

3 Rata-rata siswa 48,62 61,03 77,59 85,52

Gambar 2. Perbandingan Hasil Belajar

Berdasarkan hasil belajar siswa Kelas VIII SMPN 1 Tanjung secara individu dalam mengi-kuti pelajaran IPA siklus I pertemuan ke-1 di-peroleh nilai dengan rata-rata 48,62 dengan ketuntasan klasikal 13,79 % dan pada per-temuan ke-2 dengan nilai rata-rata 61,03 denga ketuntasan klasikal 89,65 %. Dari data terse-but pada siklus I pertemuan pertama menun-jukkan bahwa ada 25 orang yang nilainya di bawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yakni memperoleh nilai 40 pada per-temuan kedua ada 3 orang yang nilainya dibawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yakni memperoleh nilai 50 . Hal ini bisa dikatakan proses pembelajaran belum maksi-mal. Hal ini disebabkan karena siswa belum maksimal memahami materi pembelajaran.

Penyebab lain adalah pembagian kelompok yang banyak menyita waktu , Selain itu

buku-buku yang digunakan siswa untuk memper-dalam informasi yang berhubungan dengan materi pelajaran masih kurang.

Berdasarkan hasil belajar siswa Kelas VIII SMPN 1 Tanjung secara individu dalam mengi-kuti pelajaran IPA siklus II pertemuan ke-1 di-peroleh nilai rata-rata kelas 77,59 dengan ke-tuntasan klasikalnya 100 %. Pada tahap ini siswa sudah mampu untuk mengamati dan me-mahami materi pembelajaran, begitu juga pada pertemuan ke-2 nilai rata-rata siswa mening-kat menjadi 85,52 dengan ketuntasan klasikal 100 % yang berarti menggambarkan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah memenuhi tar-get yang telah ditetapkan, sehingga pembelaja-ran yang disampaikan guru dapat diserap anak (siswa) terutama yang berhubungan dengan pemahaman dan pengetahuan siswa dengan materi sajian guru sudah maksimal dipahami siswa. Hal ini menunjukkan hasil hipotesis

(7)

yang berbunyi Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelaja-ran STAD pada pembelajapembelaja-ran IPA SMPN 1 Tan-jung dapat diterima.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD terutama dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan belajar siswa Kelas VIII SMPN 1 Tanjung, yaitu: (1) Keaktifan belajar siklus I pertemuan pertama dan kedua keaktifan belajar termasuk kategori cukup dan Siklus II termasuk kategori baik. (2) Pada Siklus I, pertemuan pertama hasil belajar siswa kurang tuntas > 80% dari 29 memiliki skor nilai di bawah nilai ketuntasan 60. Pertemuan kedua hasil belajar siswa berada kategori cukup tuntas > 80% nilai siswa berada pada nilai ketuntasan 60. Pada siklus II, pertama dan kedua di atas skor nilai 60 (> 80%) dari 29 siswa termasuk dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil-hasil yang telah disimpulkan, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut: (1) Kepada Kepala Sekolah agar menganjurkan kepada guru agar mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran, khusus pada pembelajaran IPA. Hal ini akan dapat menambah wawasan guru dan sekaligus dalam rangkat meningkatkan hasil belajar siswa dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah. (2) Diharapkan kepada guru kelas di SMP dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran, baik dalam belajar kelompok siswa, maupun secara klasikal. Semoga dengan pembelajaran dengan media dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP terutama pada mata pelajaran IPA. (3) Kepada peneliti selanjutnya atau rekanan mahasiswa yang berkeinginan untuk meneliti masalah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran di SMP, dihapkan agar menghadirkan salah satu pokok permasalahan atau meneliti lebih jauh dan mendalam tentang penggunaan media proses pembelajaran, sehingga data sepenuhnya dapat terungkap secara maksimal dan objektif terutama pada

pembelajaran IPA dengan menggunakan media dalam proses belajar-mengajar guru.

References

Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta : Renika Cipta Dalle, J. (2010). Metodologi umum penyelidikan reka bentuk bertokok penilaian dalaman dan luaran: Kajian kes sistem pendaftaran siswa Indonesia. Thesis PhD Universiti Utara Malaysia.

Depdikbud. (2007). Konsep dan Karakteristik IPS. Jakarta : Balai Pustaka.

Depdiknas. (2003). Silabus Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Dakir. (2004). Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Renika Cipta

Hetty. (2006). Karakteristik Anak SMP. Jakarta : Kencana Prenada Media

Kurnia. (2007). Hakikat Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta Sudjana. (2005). Belajar Teori Belajar, Bandung: Penerbit Rosda

Karya,

Sudiyanto. (2005). Mengukur Hasil Belajar, Bandung: Penerbit Rosda Karya

Sudjana. (1991). Hakikat Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Gambar

Gambar 1.    Tahapan dalam PTK Suharsimi A  (2009:16)
Tabel 1. Perbandingan Nilai siswa siklus I dan II  Nilai
Tabel 2.  Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Setelah tugas kelompok selesai, siswa mengerjakan lembar eva- luasi akhir siklus I terkait materi mengubah pecahan ke dalam ben- tuk persen dan sebaliknya untuk mengetahui

Sedangkan booklet, menyajikan pesan lebih lengkap sehingga memperkuat pesan yang sudah dimuat oleh brosur dan dapat lebih. meyakinkan masyarakat khususnya calon

sdaniuhya

Sababaraha panganut lalaki pribumi Bonokeling marengan tradisional masak rupa masakan di imah pangadilan Bonokeling komunitas adat adat, kampung Pekuncen, Kacamatan

Unlike file-o riented applic atio ns, where the entire file is lo c ked, the database system is smart eno ugh to allo w pro grams to update data in the same table at the same time

KLASIFIKASI PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT PENGALAMAN KERJA DAN PENDIDIKAN TERAKHIR YANG DITAMATKAN , AGUSTUS 2010. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan persepsi guru SMA negeri dan swasta terhadap Ujian Nasional dalam aspek pedagogis; (2) perbedaan persepsi guru SMA