• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Agro Techno Park di Kecamatan Petang Kabupaten Badung ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Agro Techno Park di Kecamatan Petang Kabupaten Badung ini"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KABUPATEN BADUNG BEKERJASAMA DENGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KABUPATEN BADUNG

I WAYAN SUAMBARA, SH., MM Pembina Utama Muda

NIP. 19631025 198810 1 002 Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, Dokumen Kajian

Agro Techno Park di Kecamatan Petang Kabupaten Badung ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kajian Agro Techno Park di Kecamatan Petang Kabupaten Badung ini merupakan sebuah proses studi dalam upaya memberikan panduan dalam perencanaan dan perancangan kawasan pertanian terintegrasi berupa taman teknologi pertanian (agro techno park) dimana aktivitas produksi, pengemasan dan pemasaran hasil pertanian, pendidikan dan rekreasi terintegrasi dalam suatu wadah dengan mengoptimalkan potensi kawasan yang telah ada menuju pertumbuhan dan perkembangan kawasan yang berorientasi kepada community base development dan sustainable development.

Dalam kajian ini akan terungkap dan diungkapkan produk unggulan dan potensial di kawasan, bagaimana peran masyarakat, pemerintah dan swasta dalam pengelolaan serta aktivitas dan fasilitas apa saja yang dapat ditampung untuk dapat mengoptimalkan potensi kawasan dan mengembangkan ekonomi lokal. Untuk mendukung pengembangan kawasan, selain potensi yang ada, mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat diperlukan sehingga pengembangan kawasan bisa lebih optimal.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan kajian ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa kajian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran akan kami terima dalam upaya menyempurnakan hasil kajian ini.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Mangupura, Nopember 2018

(3)

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Bagan, Grafik dan Gambar ... vi

Daftar Tabel ... viii

Ringkasan Eksekutif ... x Bab I Pendahuluan ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-3 1.3. Maksud, Tujuan, dan Manfaat Kegiatan ... I-4 1.3.1. Maksud ... I-4 1.3.2. Tujuan ... I-4 1.3.3. Manfaat ... I-4 1.4. Target dan Sasaran ... I-5 1.4.1. Target ... I-5 1.4.2. Sasaran ... I-5 1.5. Landasan Peraturan dan Perundang-Undangan ... I-5 1.6. Ruang Lingkup Pekerjaan ... I-8 1.7. Pendekatan/Metode Kajian ... I-9 Bab II Tinjauan Kebijakan ... II-1 2.1. Arahan Kebijakan Pembangunan Bali (RPJMD dan RTRWP) ... II-1

2.1.1 Strategi Pengembangan Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali ... II-1 2.1.1.1 Konsepsi Pengembangan Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali

dalam Konteks Antar dan Intra Wilayah ... II-2 2.1.1.2 Strategi Pengembangan Tata Ruang Makro ... II-3 2.1.1.3 Strategi Pengembangan Tata Ruang Mikro ... II-4 2.1.2 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Bali... II-8 2.2. Arahan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Badung ... II-17

2.2.1 Strategi Penataan Ruang Wilayah ... II-17 2.2.2 Rencana Struktur Ruang Wilayah ... II-21 2.2.2.1 Strategi Pengembangan Kawasan Pedesaan ... II-21 2.2.2.2 Strategi Pengembangan Sistem Sarana dan Prasarana Wilayah... II-22 2.2.2.3 Strategi Pengembangan Pola Ruang Wilayah ... II-25 2.2.2.4 Strategi Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya ... II-25 2.2.2.5 Strategi Penetapan dan Pengelolaan Kawasan Strategis ... II-28 2.2.2.6 Strategi Penataan Tata Guna Tanah, Tata Guna Air, Tata Guna

Udara, Dan Tata Guna Sumberdaya Alam Lainnya ... II-29 2.2.3 Rencana Pola Ruang ... II-30 2.2.3.1 Rencana Kawasan Lindung ... II-31 2.2.3.2 Rencana Kawasan Budidaya ... II-36 2.2.4 Rencana Kawasan Strategis ... II-54

(4)

Bab III Identifikasi Kondisi, Potensi, dan Permasalahan serta Analisis

Pengembangan Agro Techno Park ... III-1 3.1. Identifikasi Kondisi, Potensi Dan Permasalahan Fisik Dasar ... III-2

3.1.1. Identifikasi Kondisi Potensi Fisik Dasar ... III-2 3.1.2. Identifikasi Permasalahan Fisik Dasar ... III-5 3.2. Identifikasi Kegiatan Pengembangan Kawasan Eksisting ... III-5 3.3. Identifikasi Kondisi, Potensi Dan Permasalahan Sosial Budaya ... III-7

3.3.1. Identifikasi Kondisi dan Potensi Sosial Budaya ... III-7 3.4. Identifikasi Kondisi, Potensi Dan Permasalahan Ekonomi ... III-10

3.4.1. Identifikasi Kondisi dan Potensi Ekonomi ... III-10 3.4.2. Identifikasi Permasalahan Perekonomian ... III-15 3.5. Identifikasi Kondisi, Potensi Dan Permasalahan Sarana dan Prasarana... III-16 3.5.1. Identifikasi Kondisi dan Potensi Sarana dan Prasarana ... III-16 3.5.2. Identifikasi Permasalahan Sarana dan Prasarana ... III-21 3.6. Analisa Kelayakan Pengembangan Fasilitas Agro Techno Park ... III-21 3.6.1. Potensi dan Kelemahan ... III-21 3.6.2. Peluang dan Tantangan ... III-23 3.6.3. Analisa SWOT ... III-25 Bab IV Identifikasi Kondisi, Potensi, Permasalahan, dan Analisa Sektor

Pertanian ... IV-1 4.1. Sektor Holtikultura ... IV-1 4.2. Sektor Perkebunan ... IV-6 4.3. Agribisnis ... IV-35

4.3.1. Subsistem Agribisnis Hulu ... IV-35 4.3.2. Permasalahan Usaha Agribisnis ... IV-44 Bab V Identifikasi Potensi, Permasalahan, dan Analisa Pengembangan Sektor

Peternakan ... V-1 5.1. Identifikasi Kondisi Potensi dan Permasalahan Peternakan ... V-1 5.1.1. Identifikasi Kondisi dan Potensi Peternakan ... V-1 5.1.2. Permasalahan dan Analisa Pengembangan Sektor Peternakan ... V-4 5.2. Pengembangan Sektor Peternakan ... V-6 Bab VI Identifikasi Potensi, Permasalahan, dan Analisa Sektor Pariwisata ... VI-1 6.1. Identifikasi Kondisi, Potensi, Dan Permasalahan Kepariwisataan ... VI-1 6.1.1. Identifikasi Kondisi dan Potensi Pariwisata ... VI-8 6.1.2. Permasalahan dan Analisa Pengembangan Sektor Kepariwisataan ... VI-19 6.2. Pengembangan Sektor Kepariwisataan ... VI-20 6.2.1. Konsep dan Strategi Pengembangan Kepariwisataan ... VI-21 6.2.2. Jenis dan Kegiatan Pengembangan Kepariwisataan ... VI-26 6.2.3. Pengembangan Akomodasi Pariwisata (Homestay) ... VI-38 Bab VII Identifikasi Potensi, Permasalahan, dan Analisa Kelembagaan ... VII-1 7.1. Sumber Daya Manusia Desa Pelaga dan Belok Sidan ... VII-1 7.1.1. Kondisi dan Potensi SDM ... VII-1 7.1.2. Permasalahan SDM ... VII-3

(5)

7.1.3. Peluang Pelatihan dan Pengembangan SDM ... VII-4 7.2. Kelembagaan ... VII-5 7.2.1. Kondisi dan Potensi Kelembagaan ... VII-5 7.2.2. Permasalahan Kelembagaan ... VII-7 7.3. Analisis Pengembangan SDM ATP Kabupaten Badung ... VII-8 7.3.1. Arah Pengembangan SDM ... VII-8 7.3.2. Konsep Pengembangan SDM ... VII-9 7.3.3. Strategi Pengembangan SDM ... VII-10 7.4. Analisis Pengembangan Kelembagaan Agro Techno Park ... VII-12 7.4.1. PengembanganKelembagaan Berbasis ATP ... VII-12 7.4.2. Model Kelembagaan ATP Kabupaten Badung ... VII-15 7.4.3. Struktur Organisasi ATP Kabupaten Badung... VII-17 7.4.4. Tugas dan Fungsi Kelembagaan ATP Kabupaten Badung ... VII-17 7.4.5. Pengelolaan Keembagaan ATP Kabupaten Badung ... VII-23 Bab VIII Rencana Pengembangan Fasilitas Agro Techno Park ... VIII-1 8.1. Skenario Perencanaan ... VIII-1 8.2. Visi dan Misi Pengembangan ... VIII-2 8.3. Prinsip dan Konsep Pengembangan ... VIII-3 8.4. Rencana Umum (Desain Plan) ... VIII-8 8.4.1. Batas Kawasan ... VIII-8 8.4.2. Jenis Kegiatan ... VIII-9 8.4.3. Pelaku Kegiatan dan Proses Kegiatan ... VIII-11 8.4.4. Hubungan Ruang ... VIII-19 8.4.5. Organisasi Ruang ... VIII-30 8.4.6. Konsep Pengembangan Tapak... VIII-32 8.4.7. Konsep Pengembangan Bangunan ... VIII-34 Bab IX Studi Kelayakan ... IX-1 9.1. Tinjauan Konseptual ... IX-1 9.1.1. Investasi ... IX-1 9.1.2. Studi Kelayakan ... IX-2 9.1.3. Aspek-Aspek Studi Kelayakan ... IX-4 9.2. Kelayakan Investasi Pembangunan Agro Techno Park di Kecamatan Petang,

Kabupaten Badung ... IX-9 9.2.1. Aspek Potensi Wilayah ... IX-9 9.2.2. Aspek Hukum dan Legalitas... IX-14 9.2.3. Aspek Pasar dan Pemasaran ... IX-21 9.2.4. Aspek Teknis ... IX-27 9.2.5. Aspek Kelayakan Lingkungan ... IX-43 9.2.6. Aspek Ekonomi dan Keuangan ... IX-49 Bab X Program Pembangunan ... X-3 9.3.Program Pembangunan... X-3 9.4.Indikator Keberhasilan Program ... X-6 9.5.Pengelolaan Pembangunan ... X-6 9.6.Rencana Bisnis ... X-10

(6)

Grafik 3.1 Distribusi Sistem Pertanian Berdasarkan Tingkat Ketinggian ... III-3 Grafik 9.1 Skala Produksi Tanaman Kopi di Kabupaten Badung... IX-26 Gambar 1.1 Tahapan Pelaksanaan Kajian ... I-9 Gambar 2.1 Rencana Tata Ruang Bali 2005-2010.. ... II-10 Gambar 3.1 Lokasi Kawasan ATP Petang... III-1 Gambar 3.2 Matrik SWOT ... III-24 Gambar 4.1 Sistem Agribisnis Berbasis Hortikultura ... IV-3 Gambar 4.2 Proses Olah Basah Buah Kopi ... IV-15 Gambar 4.3 Proses Olah Kering Buah Kopi ... IV-16 Gambar 4.4 Alat Pengering Tipe Rak ... IV-23 Gambar 4.5 Produk Cabai Kering ... IV-23 Gambar 4.6 Alat Penggiling Cabai ... IV-24 Gambar 4.7 Alat Disk Mill ... IV-25 Gambar 5.1 Pertumbuhan Populasi Ternak Sapi, Kambing, dan Babi di

Kecamatan Petang Tahun 2014-2016 ... V-3 Gambar 5.2 Konsep Integrasi Sapi – Kebun Kopi... V-7 Gambar 5.3 Sapi Bali Jantan ... V-8 Gambar 5.4 Sapi Bali Betina ... V-8 Gambar 5.5 Limbah Kulit Kopi ... V-11 Gambar 5.6 Diagram Alir Pembuatan Silase ... V-13 Gambar 5.7 Berbagai Alat Penampung dalam Pembuatan Silase ... V-14 Gambar 5.8 Sapi Bali Yang Diberi Pakan Silase... V-15 Gambar 5.9 Kompos Limbah Kotoran Ternak ... V-23 Gambar 5.10 Kandang Tipe Ganda ... V-26 Gambar 5.11 Layout Kandang Sapi Penggemukan ... V-27 Gambar 6.1 Bagan atau Flowchart Aktivitas Pariwisata di Desa Pelaga dan Desa

Belok Sidan ... VI-37 Gambar 7.1 Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada ATP Badung ... VII-9 Gambar 7.2 Model Kelembagaan ATP Badung ... VII-16 Gambar 7.3 Struktur Organisasi ATP Badung ... VII-17 Gambar 8.1 Kegiatan Agro-knowledge pada ruang dalam (indoor) dan ruang luar

(outdoor), dalam nuansa formal dan informal. ... VIII-5 Gambar 8.2 Kegiatan pembinaan, pengolahan, pengemasan, dan pemasaran

produk ATP ... VIII-6 Gambar 8.3 Penerapan teknologi dan inovasi pertanian dalam konsep ramah

lingkungan ... VIII-7 Gambar 8.4 Wisata agro yang berbasiskan ekologi dengan variasi kegiatan yang

beragam ... VIII-7 Gambar 8.5 Menggalang jaringan dan kemitraan terhadap instansi dan pihak

swasta dalam dan luar negeri. ... VIII-8 Gambar 8.6 Hubungan Ruang Makro ... VIII-19 Gambar 8.7 Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Umum Pengunjung ... VIII-20 Gambar 8.8 Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Rekreasi ... VIII-20 Gambar 8.9 Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Perdagangan ... VIII-21 Gambar 8.10 Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Pelayanan Makan Minum ... VIII-21 Gambar 8.11 Hubungan Ruang Mikro Pengelola Bidang Administrasi ... VIII-22

(7)

Gambar 8.12 Hubungan Ruang Mikro Pengelola Service/Operasional ... VIII-22 Gambar 8.13 Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Staff dan Karyawan ... VIII-23 Gambar 8.14 Organisasi Ruang ATP ... VIII-30 Gambar 8.15 Penataan Zonasi Kawasan ATP Petang Badung ... VIII-31 Gambar 8.16 Tapak dimanfaatkan sebagai fasilitas pendukung pertanian ... VIII-32 Gambar 8.17 Aksesibilitas pejalan kaki dan pesepeda pada tapak ... VIII-33 Gambar 8.18 Penerapan Konsep Arsitektur Bali dengan konsep Tri Angga ... VIII-34 Gambar 9.1 Lokasi ATP di Provinsi Bali Berikut Titik Koordinat Tapak ... IX-29 Gambar 9.2 Lokasi ATP dan Peruntukan Lahan ... IX-31 Gambar 10.1 Rencana Pengembangan Bisnis Agro Techno Park di Kecamatan

(8)

Tabel 2.1 Rencana Kawasan Lindung di Kabupaten Badung ... II-31 Tabel 2.2 Rencana Kawasan Budidaya di Kabupaten Badung ... II-37 Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Kecamatan Petang ... III-7 Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Belok/Sidan ... III-8 Tabel 3.3 Jumlah Penduduk berdasarkan status pendidikan ... III-9 Tabel 3.4 Jumlah produksi Pertanian Desa Pelaga dan Belok Sidan ... III-11 Tabel 3.5 Jumlah Produksi Perkebunan Desa Pelaga dan Belok Sidan ... III-11 Tabel 3.6 Komoditas Andalan dan Unggulan di Kecamatan Petang ... III-14 Tabel 3.7 Analisa SWOT (IFAS) Kawasan Agro Techno Park Petang ... III-22 Tabel 3.8 Analisa SWOT (EFAS) Kawasan Agro Techno Park Petang... III-23 Tabel 3.9 Matrik SWOT Kawasan Agro Techno Park Petang ... III-29 Tabel 4.1 Komoditas Hortikultura Desa Petang... IV-4 Tabel 4.2 Komoditas Hortikultura Desa Belok Sidan ... IV-4 Tabel 4.3 Potensi Pengembangan Hortikultura ... IV-6 Tabel 4.4 Dosis Pemupukan Tanaman Kopi (gram/pohon/tahun) ... IV-12 Tabel 4.5 Perkiraan Produktivitas Biji Kopi Kering 14% kadar air (kg/ha) ... IV-13 Tabel 4.6 Syarat Mutu Ekspor Kopi GB atau OIB ... IV-16 Tabel 4.7 Syarat Mutu Ekspor Kopi Biji WIB untuk jenis Robusta ... IV-17 Tabel 4.8 Klasifikasi Asparagus Berdasarkan Garis Tengah ... IV-29 Tabel 4.9 Persyaratan Mutu Asparagus... IV-30 Tabel 4.10 Standar Nasional Indonesia Tomat ... IV-32 Tabel 5.1 Populasi Ternak menurut Kecamatan di Kabupaten Badung Tahun 2016 V-2 Tabel 5.2 Populasi Ternak Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Petang 2016 .... V-2 Tabel 5.4 Potensi Hijauan Pakan Ternak di Kecamatan Petang Tahun 2016 ... V-5 Tabel 5.5 Kandungan N, P dan K dalam Kotoran Sapi ... V-17 Tabel 5.6 Hasil Analisis Kompos Organik... V-18 Tabel 7.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia ... VII-1 Tabel 7.2 SDM Desa berdasarkan tingkat pendidikan ... VII-2 Tabel 7.3 Banyaknya penduduk menurut sumber mata pencaharian ... VII-3 Tabel 7.4 Banjar Dinas dan Kelompok Subak Desa Pelaga ... VII-5 Tabel 7.5 Lembaga/Organisasi Desa Pelaga ... VII-6 Tabel 7.6 Banjar Dinas dan Kelompok Subak Desa Belok ... VII-6 Tabel 7.7 Lembaga atau Organisasi Desa Belok... VII-7 Tabel 7.8 Beberapa Model Pengelolaan ATP dan sejenisnya di Indonesia ... VII-14 Tabel 8.1 KebutuhanJenis Ruang ... VIII-12 Tabel 8.2 Pengelompokan Ruang Berdasarkan Fungsi Ruang ... VIII-24 Tabel 9.1 Luas Bangunan dan Infrastruktur Agro Techno Park di Kecamatan

Petang, Kabupaten Badung ... IX-35 Tabel 9.2 Data Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Bali ... IX-50 Tabel 9.3 Hasil Analisis Finansial Tanah dengan Cara Membeli Lahan Seluas

50 Ha ... IX-53 Tabel 9.4 Hasil Analisis Finansial Tanah dengan Cara Sewa Lahan Seluas 50 Ha IX-54

(9)

Tabel 9.5 Hasil Analisis Investasi Tanah dengan Cara Sewa Seluas 50 Ha Selama 50 Tahun ... IX-55 Tabel 9.6 Hasil Analisis Finansial Tanah dengan Cara Sewa Seluas 50 Ha Selama

50 Tahun ... IX-55 Tabel 9.7 Hasil Analisis Investasi Tanah dengan Cara Sewa Seluas 20 Ha Selama

10 Tahun ... IX-56 Tabel 9.8 Hasil Analisis Finansial Tanah dengan Cara Sewa Seluas 20 Ha Selama

10 Tahun ... IX-57 Tabel 9.9 Hasil Analisis Investasi Tanah dengan Cara Sewa Seluas 20 Ha Selama

50 Tahun ... IX-58 Tabel 9.10 Hasil Analisis Finansial Tanah dengan Cara Sewa Sewa Seluas 20 Ha

Selama 50 Tahun ... IX-59 Tabel 9.11 Hasil Analisis Investasi Tanah dengan Cara Beli Seluas 20 Ha ... IX-59 Tabel 9.12 Hasil Analisis Finansial Tanah dengan Cara Beli Seluas 20 Ha... IX-60 Tabel 9.13 Hasil Analisis Investasi Tanah dengan Cara Sewa Seluas 20 Ha Selama

10 Tahun ... IX-61 Tabel 9.14 Hasil Analisis Finansial Tanah dengan Cara Sewa Seluas 20 Ha Selama

10 Tahun ... IX-62 Tabel 10.1 Program Pengembangan ... X-5 Tabel 10.2 Rencana Pengembangan Bisnis ATP ... X-13 Tabel 10.3 Rencana Pengembangan Bisnis Agro Techno Park di Kecamatan Petang,

(10)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pengembangan wilayah Kabupaten Badung Utara terutama di Kecamatan Petang diarahkan sebagai kawasan konservasi dan pertanian terintegrasi. Salah satu tujuan pengembangannya adalah mengembangkan pertanian terintegrasi yang berorientasi sistem agribisnis, pengembangan kelembagaan usaha ekonomi petani yang efektif, efisien, dan berdaya saing serta pengembangan agrowisata dan ekowisata. Tujuan ini sejalan dengan tujuan utama pendirian ATP yang mana melalui pengembangan ATP pemerintah dapat berperan serta aktif dalam melakukan pendidikan dan pelatihan kepada petani sehingga mampu melaksanakan pertanian dan pengembangan agroteknologi dan agribisnis sebagai upaya peningkatan taraf hidup petani dan masyarakat.

Permasalahan yang timbul adalah sejauh mana model pengembangan pertanian terintegrasi ini dapat diwujudkan. Lebih lanjut perlu dieksplorasi bagaimana strategi dan konsep pengembangan kawasan ini yang berupa agro techno park atau taman teknologi pertanian yang tepat untuk dikembangkan di Petang? Tujuan dari paper ini adalah untuk mengidentifikasi sistem dan konsep pengembangan Agro Techno Park (ATP) di Petang yang mengandalkan komoditas unggulan dan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai mitra utama pengembangan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang dipergunakan dalam studi ini adalah berupa observasi lapangan, kuisioner, dan wawancara kepada aparat desa, petani dan stakeholder, serta focus group discussion. Data yang ada selanjutnya dianalisa sehingga dapat disusun strategi-strategi dan konsep-konsep pengembangan baik berupa perencanaan fisik kawasan maupun perencanaan non fisik.

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, maka pertanian yang dikembangkan adalah sistem agribisnis terpadu yang berkelanjutan. Agribisnis adalah sebuah sistem terpadu yang saling mendukung antara subsistem hulu, usaha tani, hilir, dan penunjang. Dalam hal ini aktivitas pertanian ini akan ditunjang dengan kegiatan peternakan sehingga menjadi sebuah sistem pertanian terintegrasi dan dapat dikembangkan sistem pertanian zero waste. Integrasinya juga terkait dengan aktivitas kepariwisataan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi kawasan dan masyarakat sekitarnya. Lebih lanjut pengembangan agribisnis merupakan integrasi yang komprehensif dari semua komponen agribisnis yang terdiri dari lima subsistem yang terdiri dari (1) subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness); (2) subsistem agribisnis usaha tani (on-farm agribusiness); (3) sub sistem agribisnis hilir atau sub-sistem pengolahan (downstream agribusiness); (4) subsistem pemasaran hasil; (5) subsistem usaha penunjang.

Sistem agribisnis ini dikaitkan dengan dengan konsep pengembangan yang akan diterapkan dalam perencanaan kawasan Agro Techno Park Petang ini yang terdiri dari:

a. Menjadi pusat informasi penyelenggaraan kegiatan pertanian dan peternakan “agro-knowledge.”

b. Menjadi pusat pengembangan “agro-preneurship”, berupa fasilitas pelatihan, sosialisasi, penerapan, dan pengembangan inovasi teknologi di bidang pertanian dan peternakan bagi kelompok masyarakat, petani, pelajar, peneliti,

(11)

dan pemerintah.

c. Menjadi penggerak industri pertanian berbasis teknologi modern ramah lingkungan “Bio agro- industri”, dalam upaya memenuhi kebutuhan produk pertanian dengan standar di pasar nasional dan internasional.

d. Menjadi pusat pariwisata berbasis pertanian dan peternakan “agro-tourism”. Pariwisata dengan memanfaatkan kualitas ekologi, kegiatan pertanian, inovasi pertanian modern dan produk tani (pra- produksi dan pasca-produksi).

e. Menjadi pusat pengembangan jejaring bisnis dan kemitraan dalam industri pertanian dan perternakan

“agro-networking”, bagi masyarakat umum dan bagi petani di Kecamatan Petang khususnya.

Dilihat dari tujuan ATP secara umum dan arah dan strategi pengembangan Badung Utara tersebut Pemerintah Kabupaten Badung fokus pada aktivitas peningkatan kapabilitas petani baik dari kelima komponen agribisnis yang terintegrasi secara komprehensif. Dalam hal ini tujuan utamanya adalah peningkatan penerapan dan alih teknologi, membangun percontohan pertanian terpadu dan meningkatkan kualitas sumberdaaya manusia sebagai upaya peningkatan taraf hidup petani dan masyarakat seperti diuraikan dibawah ini:

 Berupaya menjembatani hasil-hasil penemuan teknologi yang dihasilkan litbang untuk dapat diterapkan dan dikembangkan oleh masyarakat.  Berupaya meningkatkan jiwa entrepreneurship petani

 Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat untuk

meningkatkan baik secara kuantitas dan kualitas hasil pertanian dari hulu –hilir maupun pemasaran.

Setelah tujuan diatas tercapai dan petani siap dan mandiri dalam proses agribisnis yang terintegrasi, barulah pemerintah akan meningkatkan profit sebagai sebuah perusahaan daerah. Dalam hal ini. berdasarkan berbagai alternatif yang dilakukan dalam pengadaan lahan, maka pengadaan tanah yang dilakukan dengan cara menyewa tanah kepada petani seluas 20 ha selama 10 tahun merupakan alternatif yang paling menguntungkan berdasarkan kriteria yang dihasilkan. Sepuluh (10) tahun pertama petani bekerja di perkebunan yang disewa oleh Agro Techno Park. Dalam hal ini ATP fokus pada pendidikan dan pelatihan petani sehingga dapat menjadi petani mandiri dan siap sebagai petani yang ber-enterprenuership. Setelah masa sewa habis petani pemilik kebun diharapkan membentuk koperasi atau membuat badan usaha yang selanjutnya bekerjasama dengan pemda Badung untuk mengelola agro techno park dengan dengan ikut sebagai pemegang saham.

Tahapan pengembangan ATP yang akan dilakukan dapat dilihat dalam tabel road map pengembangan sebagi berikut:

(12)

• Kajian Grand Design dan FS ATP. • Sosialisai dan persiapan model kemitraan dengan masyarakat. Persiapan Kawasan • Kajian dan Pembentukan kelembagaan pengelola. • Pengembangan kemitraan dan kerjasama dengan masyarakat (kegiatan pertanian dan penyediaan lahan). • Pelaksanaan tahapan awal pertanian (bibit dan pelatihan petani). • Penyusunan rencana detail usaha. • Pembentukan UPT sebagai embrio pengelolaan. Pengembangan ATP terintegrasi dengan teknologi tepat guna • Pengembanga n dan peningkatan fasilitas. • Pengembanga n ragam refreasi dan atraksi wisata. • Pemantapan inkubator bisnis bagi pemula. • Penguatan kelembagaan dan kemitraan. • Penguatan aktivitas pertanian hulu-hilir dan fasilitas pendukungny a yang berstandar nasional dan internasional. • Persiapan go nasional. • Bersifat pengembangan sumber daya manusia terutama petani dan masyarakat sehingga masih bersifat non profit oriented. 2018 2019 2026-2028 2028-2030 2030-2035 2020-2025 Tahap Pengembangan • Penguatan kelembagaan dengan membentuk BLU dan selanjutnya Perumda.

• Penguatan kemitraan

dengan petani dan masyarakat.

• Pengembangan dan

peningkatan fasilitas saran dan prasarana.

• Pengembangan

pemasaran produk.

• Perintisan

pengembangan inkubator bisnis bagi pemula. • Pengenalan aktivitas pertanian hulu-hilir dan fasilitas pendukungnya yang berstandar nasional dan internasional. • Pengembangan

teknologi tepat guna melalui aktivitas reseach dan penerapan on site: o Produk pertanian o Aktivitas pertanian o Teknologi pertanian o Fasilitas bangunan dengan teknologi maupun energi

• Fokus pada alih

kemampuan dan teknologi terbarukan serta pembinaan pada petani sehingga masih bersifat non profit oriented. Pemantapan dan penguatan identitas lokal produk • Pengembangan kekhasan lokal produk. • Pengembangan penemuan baru dan HAKI produk pertanian. • Pengembangan dan penguatan inkubator bisnis bagi start up enteprenuer. • Pemantapan aktivitas pertanian hulu-hilir dan fasilitas pendukungnya yang berstandar nasional dan internasional. • Menjadikan produk berskala nasional. • Mulai mengembangkan perusahaan daerah sebagai basis pengelolaan yang bersifat profit oriented. Pengembangan produksi bertaraf internasional • Pengembang an produk berstandar internasional. • Pengembang an teknologi tepat guna berstandar internasional. • Pengembang an inkubator bisnis berskala internasional. • Menjadikan produk berskala internasional.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul “Kajian Tentang Gulma pada Budidaya Tanaman Jagung di Desa Munggu, Kecamatan Menguwi, Kabupaten Badung “ pada bulan April 2016.

Permasalahan yang dapat penulis angkat ialah bagaimana kewenangan Pemerintah Kabupaten Badung dalam upaya mempertahankan lahan pertanian di Kabupaten Badung dan bagaimana

Pemerintah Daerah Kabupaten Badung disarankan agar dapat menggunakan penelitian ini untuk menentukan strategi pengembangan komoditas unggulan yang dilihat dari kekuatan,

Adapun yang terdapat di Pura Puseh Kiadan ini dapat dikatakan sebagai arca perwujudan, yaitu sebuah arca yang dibuat sebagai media memuja atau menghormati seorang tokoh

Dalam penelitian ini ditemukan korelasi yang signifikan antara promosi kepangkatan terhadap Motivasi kerja Guru SMP di Kecamatan Petang dengan rhitung = 35.009 dengan

Adapun kegiatan yang akan diusulkan sebagai salah satu penunjang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kaur yaitu kegiatan pembangunan “Techno Park

Berapakah pendapatan usaha agribisnis terpadu peternakan sapi dan tanaman hortikultura yang ada di Science Techno Park di Desa Bakung Kecamatan Indralaya

Untuk mengetahui layak atau tidaknya pengembangan agrobisnis komoditas ayam ras petelor di Badung Utara khususnya di Kecamatan Petang, maka dilakukan analisis kelayakan