SKRIPSI
Oleh :
QURROTA A’YUNIN HARIYANTI NIM. D77212088
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
vi ABSTRAK
Qurrota A’yunin Hariyanti. Penelitian Tindakan Kelas, 2016. Peningkatan Pemahaman Materi Sumber Daya Alam Melalui Media Audio Visual Berbasis Macromedia Flash pada Siswa Kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing Dr. Sihabuddin, M.Pd.I, M.Pd.
Pelaksanaan pembelajaran IPA kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi sumber daya alam termasuk dalam kategori rendah (sangat tidak baik), dibuktikan dengan nilai hasil pra siklus dari 14 siswa kelas IV-B hanya 28,57% yang tuntas dalam tes pemahaman siswa. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran IPA, penyebabnya adalah kurangnya minat membaca siswa secara manual sehingga banyak diantara mereka yang tidak paham dan kurang teliti dalam mengerjakan soal-soal, serta tidak adanya media pembelajaran saat kegiatan belajar mengajar. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu
melalui media audio visual berbasis macromedia flash.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan
media audio visual berbasis macromedia flash dalam meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi sumber daya alam pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya, 2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi
sumber daya alam melalui media audio visual berbasis macromedia flash pada
siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kurt Lewin yang tiap siklusnya
terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2)
Tindakan (action), 3) Pengamatan (observation), dan 4) Refleksi (reflection).
Subjek penelitian yakni siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes tulis menggunakan butir soal uraian tes pemahaman siswa, observasi dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara menggunakan format panduan wawancara guru dan siswa sebelum dan sesudah tindakan, serta dokumentasi.
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penerapan media
audio visual berbasis macromedia flash dalam meningkatkan pemahaman materi
sumber daya alam pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai akhir aktivitas guru siklus I mendapat nilai 61,71 dan meningkat pada siklus II menjadi 79,68. Sedangkan, nilai akhir aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 62 menjadi 76 pada sikus II. 2) Tingkat pemahaman materi sumber daya alam melalui media
vii
Surabaya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 65,64, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 70,42 dan pada siklus II menjadi 90,78. Persentase ketuntasan belajar pra siklus yakni 28,57% dan mengalami peningkatan sebesar 35,71% menjadi 64,28% pada siklus I. Persentase ketuntasan belajar pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 21,43% menjadi 85,71% dengan kategori sangat baik dan telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v
ABSTRAK ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR DIAGRAM ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tindakan yang Dipilih ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Lingkup Penilitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
xiii
H. Sistematika Pembahasan ... 9
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman ... 10
1. Pengertian Pemahaman ... 10
2. Indikator pemahaman ... 14
B. Pembelajaran IPA ... 17
1. Pengertian Pembelajaran ... 17
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 18
a. Hakikat Pembelajaran IPA ... 18
b. Tujuan Mata Pelajaran IPA di SD/MI ... 19
c. Ruang Lingkup Materi IPA ... 21
3. Materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Teknologi yang Digunakan ... 21
C. Media Audio Visual ... 26
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 26
2. Media Audio visual ... 29
3. Macromedia flash ... 32
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 40
B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian ... 41
C. Variabel yang Diteliti ... 42
D. Rencana Tindakan ... 43
xiv
F. Analisis Data ... 55
G. Indikator Kinerja ... 58
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61
1. Pra Siklus ... 61
2. Siklus I ... 63
3. Siklus II ... 73
A. Pembahasan ... 83
1. Penerapan media audio visual berbasis macromedia flash dalam meningkatkan pemahaman materi sumber daya alam pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya ... 83
2. Peningkatan pemahaman materi sumber daya alam melalui media audio visual berbasis macromedia flash pada siswa kelas IV-B ... 84
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 87
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata
pelajaran yang membahas mengenai segala sesuatu tentang alam secara
sistematis, bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar dapat memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
Kegiatan pembelajaran tentunya tidak terlepas dari peran seorang guru
yang merupakan kunci utama dalam proses belajar mengajar di dalam kelas
sehingga dapat menunjang keberhasilan siswa, baik dalam hal akademik
maupun non akademik. Tidak semua kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
berjalan lancar, seringkali terdapat kendala-kendala yang dapat mempengaruhi
pemahaman materi siswa. Hal ini juga terjadi pada siswa kelas IV-B MI Sunan
Permasalahan yang terjadi adalah rendahnya pemahaman siswa yang
berpengaruh pada hasil belajar sehingga tidak memenuhi syarat KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang ditentukan pada mata pelajaran
IPA yakni sebesar 70. Berdasarkan nilai pra siklus, diketahui dari 14 siswa
kelas IV-B rata-rata nilai siswa yang mencapai KKM hanya 4 siswa, sisanya
10 siswa belum bisa mencapai nilai KKM. Apabila dipersentasekan hanya
sebesar 28,57% siswa yang mencapai KKM dan sejumlah 71,43% lainnya
dikatakan masih belum berhasil mencapai nilai ketuntasan minimum.
Hasil wawancara dengan guru kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya,
keadaan ini disebabkan karena kurangnya minat membaca siswa sehingga
banyak diantara mereka yang tidak paham dan kurang teliti dalam
mengerjakan soal-soal, padahal dalam bacaan materi tersebut sudah tercantum
jawaban dari soal-soal. Selain malas membaca, faktor lain yang
mempengaruhi pemahaman siswa yaitu tidak adanya media pembelajaran
pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru kesulitan untuk
mencari media kongkret yang sesuai dengan materi sumber daya alam yang
ada di lingkungan sekitar.1 Adanya perbedaan individu pada siswa juga perlu
menjadi perhatian guru dalam merencanakan dan mengolah kegiatan
pembelajaran yang memungkinkan dipenuhinya kebutuhan anak yang
beragam secara individual. Hal ini memberi petunjuk pada guru bahwa proses
pembelajaran yang direncanakan harus dapat mempersempit perbedaan
individu. Guru dituntut untuk kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran
1
agar suasana belajar di dalam kelas tidak membosankan dan siswa termotivasi
untuk belajar lebih giat sehingga mempunyai pemahaman yang tinggi.
Kegiatan pembelajaran yang baik mempunyai ciri utama yaitu adanya
interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik dengan
guru, teman, alat, media pembelajaran, atau sumber belajar yang lain. Selain
itu juga terdapat komponen-komponen yang menunjang proses belajar yang
meliputi tujuan, bahan/materi, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran.
Kenyataan yang terjadi di lapangan, seringkali proses belajar mengajar
berlangsung tidak efisien, tidak menarik, bahkan terkesan membosankan, guru
hanya menggunakan metode ceramah untuk menerangkan materi dan tidak
ada media yang menunjang proses pembelajaran.
Oleh karena itu penggunaan media dalam hal ini sangat diperlukan
guna menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas. Edgar Dale
menggambarkan dalam sebuah kerucut yang dinamakan kerucut pengalaman
(cone of experience) yang menjelaskan bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa
yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu
dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa
mempelajari bahan pelajaran secara langsung, maka semakin banyak pula
pengalaman yang hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit
pengalaman diperoleh siswa.2
Media audio visual merupakan jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik, sebab mengandung
kedua unsur jenis media yaitu media audio dan media visual.3
Salah satu jenis media audio visual adalah video yang berbasis
macromedia flash. Macromedia flash adalah salah satu future splash animator yang memudahkan pembuatan animasi pada layar komputer dalam
menampilkan gambar secara visual dan lebih menarik. Flash adalah salah satu
software yang merupakan produk unggulan pembuat animasi gambar vektor, sehingga sangat membantu dalam membuat instrumen pembelajaran.
Pemanfaatan macromedia flash ini akan sangat membantu proses
pemahaman siswa karena media yang ditampilkan berbentuk seperti slide
animasi dan dapat digerakkan sesuai yang diinginkan. Nantinya, siswa diminta
untuk mengamati tayangan flash sehingga suasana kelas menjadi kondusif,
nyaman, dan menyenangkan. Selain itu dengan adanya media ini, siswa juga
akan lebih mudah menangkap dan memahami materi sumber daya alam
melalui vmedia flash yang diputar.
2
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jilid 4, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011), 199-200.
3
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat penelitian
tindakan kelas yang berjudul :
“PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SUMBER DAYA ALAM
MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL BERBASIS MACROMEDIA FLASH
PADA SISWA KELAS IV-B MI SUNAN GIRI SURABAYA”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah
yang akan diteliti mengenai penggunaan media pembelajaran, yakni :
1. Bagaimana penerapan media audio visual berbasis macromedia flash
dalam materi sumber daya alam pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri
Surabaya?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi sumber daya alam melalui
media audio visual berbasis macromedia flash pada siswa kelas IV-B MI
Sunan Giri Surabaya?
C. Tindakan yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh
guru adalah dengan menggunakan media audio visual berbasis macromedia
flash.
Pemilihan media ini dikarenakan sesuai dengan karakteristik siswa dan
karakteristik mata pelajaran IPA materi sumber daya alam. Hal-hal yang
sesuai dengan karakteristik siswa yakni kondisi yang terjadi pada siswa kelas
IV-B sebagian besar lebih senang dengan aplikasi daripada membaca secara
belajar mengajar karena nantinya mereka akan melihat banyak
gambar-gambar menarik dan membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Siswa
yang mempunyai rasa keingintahuan dan aktif akan senang jika mencoba hal
baru, mereka dapat menggerakkan dan mengklik menu mana yang akan dipilih
daripada hanya menontonnya saja. Adapun alasan memilihi media ini yakni
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPA materi sumber daya alam yang
memungkinkan siswa untuk dapat melihat secara kongkrit gambar contoh
sumber daya alam yang tidak ada di lingkungan sekitar.
Dengan menggunakan media ini diharapkan proses belajar di dalam
kelas menjadi lebih efektif, menyenangkan, serta siswa dapat lebih mudah
dalam memahami pelajaran yang disampaikan khususnya pada materi sumber
daya alam.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan media audio visual berbasis macromedia
flash dalam materi sumber daya alam pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya.
2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi sumber daya alam
melalui media audio visual berbasis macromedia flash pada siswa kelas
E. Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini tuntas dan terfokuskan, penelitian ini dibatasi pada
hal-hal sebagai berikut:
1. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri
Surabaya semester genap tahun ajaran 2015/2016.
2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPA kelas IV-B semester genap
materi sumber daya alam dengan menggunakan media audio visual
berbasis macromedia flash.
KD : 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam
dengan teknologi yang digunakan.
Indikator : 11.2.1 Menjelaskan pengolahan sumber daya alam dengan
teknologi yang digunakan.
11.2.2 Memberi contoh hubungan sumber daya alam
dengan teknologi yang digunakan.
11.2.3 Mengklasifikasikan penggunaan teknologi dalam
pengolahan sumber daya alam.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan bermanfaat:
1. Bagi guru
Diharapkan dapat membantu guru dalam menggunakan media
pembelajaran agar proses belajar mengajar dikelas menjadi menyenangkan
dan dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Mempermudah pemahaman siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya
pada mata pelajaran IPA materi sumber daya alam.
3. Bagi peneliti
Dapat mengetahui peran guru dalam penggunaan media pembelajaran
didalam kelas, serta menambah wawasan pentingnya menggunakan media
pelajaran.
G. Devinisi Operasional
1. Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan memahami suatu konsep, situasi serta
fakta yang telah diketahui oleh peserta meningkatkan pemahaman peserta
didik pada materi sumber daya alam. Penelitian ini difokuskan pada ranah
kognitif C1 (mengingat) dan C2 (pemahaman).
2. Media Audio Visual
Media audio visual adalah salah satu media pembelajaran yang dapat
menampilkan gambar atau animasi disertai dengan suara. Dalam penelitian
ini menggunakan media audio visual berbasis macromedia flash yang bisa
digerakkan sesuai dengan keinginan.
3. Macromedia flash
Macromedia flash adalah salah satu software pembuatan video animasi 2 dimensi (2D) yang dapat digunakan untuk memudahkan pembuatan media
pembelajaran IPA materi sumber daya alam.
Materi sumber daya alam merupakan salah satu materi dalam mata
pelajaran IPA kelas IV semester II (genap). Penelitian ini difokuskan pada
KD 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan
teknologi yang digunakan.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan selengkapnya dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, yang meliputi: (a) Latar Belakang Masalah, (b) Rumusan Masalah, (c) Tindakan yang dipilih, (d) Tujuan
Penelitian, (e) Lingkup Penelitian, (f) Manfaat Penelitian, (g)
Definisi Operasional, (h) Sistematika Pembahasan.
BAB II :Kajian Teori, yang meliputi: (a) Pemahaman, (b) Pembelajaran IPA, (c) Media Audio Visual.
BAB III :Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, yang meliputi: (a) Metode Penelitian, (b) Setting dan Subjek Penelitian, (c) Variabel yang
diteliti, (d) Rencana Tindakan, (e) Data dan Teknik Pengumpulan
Data, (f) Analisis Data, (g) Indikator Kinerja, (h) Tim Peneliti
dan Tugasnya.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang meliputi: (a) Hasil Penelitian, (b) Pembahasan.
10 BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pemahaman
1. Pengertian Pemahaman
Paham dalam kamus bahasa Indonesia berati pengetahuan banyak;
mengerti benar (akan); tahu benar (akan). Sedangkan pemahaman
mempunyai arti proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.1
Pemahaman (comprehension) menurut Bloom yakni siswa
memahami makna, translasi, membuat interpolasi dan menafsirkan
pembelajaran dan dapat menyatakan masalah dengan bahasanya sendiri.2
Pemahaman sering dikaitkan dengan membaca (pemahaman
bacaan), dalam kategori ini merupakan pengertian yang lebih luas dan
berhubungan dengan komunikasi yang mencakup materi tertulis bersifat
verbal. Bloom mengatakan pemahaman termasuk dalam tujuan dan
perilaku atau respons, yang merupakan pemahaman dari pesan literal yang
terkandung dalam komunikasi untuk mencapainya. Siswa dapat mengubah
komunikasi dalam pikirannya, atau tanggapan terbuka untuk bentuk
paralel dan lebih bermakna.3
1
http://kamusbahasaindonesia.org
2
Ismet Basuki, Asesmen Pembelajaran, Jilid 2, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), 13.
3
Terdapat tiga jenis perilaku pemahaman menurut Bloom yang
mencakup:
a. Pemahaman tentang terjemah yakni seseorang dapat mengkomunikasikan
ke dalam bahasa lain, istilah lain atau menjadi bentuk lain. Biasanya akan
melibatkan pemberian makna terhadap komunikasi dari suatu isolasi,
meskipun makna tersebut dapat sebagian ditentukan oleh ide-ide yang
muncul sesuai konteksnya. Adapun ilustrasi untuk sasaran pembelajaran
yaitu:
1) Menerjemahkan dari satu tingkat ke tingkat abstrak:
a) Kemampuan menerjemahkan suatu keputusan masalah atau
penyusunan kata-kata abstrak dari bahasa konkret secara teknis,
dan merupakan “pernyataan masalah dalam kata-kata yang telah
dimiliki”.
b) Kemampuan untuk menerjemahkan suatu bagian dari komunikasi
yang panjang menjadi lebih ringkas atau melalui istilah yang
abstrak.
c) Kemampuan menerjemahkan atau meringkas suatu proses
berpikir, seperti prinsip umum dengan memberi suatu ilustrasi atau
contoh.
2) Menerjemahkan dari bentuk simbolis ke wujud yang lain:
a) Kemampuan menerjemahkan hubungan-hubungan yang
diagram, grafik, matematis dan rumus-rumus, ke dalam bentuk
lisan atau sebaliknya.
a) Kemampuan menerjemahkan konsep-konsep geometri yang
diungkapkan dengan istilah lisan, ke dalam istiah-istilah ruang
atau bentuk yang dapat dilihat.
b) Kemampuan untuk mempersiapkan presentasi grafis, dari suatu
fenomena fisik atau dari hal yang dapat diamati atau dicatat
datanya dari suatu peristiwa.
c) Kemampuan untuk membaca satu perencanaan gedung
berdasarkan ilmu arsitektur.
3) Menerjemahkan dari wujud bahasa lisan ke wujud yang lain:
a) Kemampuan untuk menerjemahkan pernyataan dalam bentuk yang
tidak lazim (kiasan, simbolisme, ironi, dalam pernyataan yang
berlebihan) ke dalam bahasa Inggris yang standar.
b) Kemampuan untuk memahami makna, dari kata-kata tertentu
seperti syair atau puisi ditinjau dari sudut konteks bahasa.
c) Kemampuan untuk menerjemahkan (dengan atau tanpa kamus),
dari suatu prosa atau puisi dalam bahasa asing ke dalam bahasa
Inggris.
b. Pemahaman tentang interprestasi yakni melibatkan komunikasi sebagai
konfigurasi pemahaman ide yang memungkinan memerlukan penataan
kembali ide-ide ke dalam konfigurasi baru dalam pikiran individu. Dasar
bagian isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata atau frasa-frasa akan
tetapi termasuk berbagai perangkat yang dapat dijelaskan. Adapun ilustrasi
sasaran pembelajarannya yaitu :
1) Kemampuan memahami dan mengerti sesuatu secara keseluruhan
pada setiap pekerjaan atau sesuatu yang diinginkan pada tingkat
bersifat umum.
2) Kemampuan memahami dan menginterpretasikan dengan
meningkatkan kejernihan dan kedalaman membaca berbagai jenis
bahan.
3) Kemampuan memberikan ciri di antara kebenaran yang dijamin
dengan alasan tak terbantahkan, berupa kesimpulan yang ditarik dari
data-data.
4) Kemampuan menginterpretasikan berbagai jenis data sosial.
5) Kemampuan dan cakap dalam membuat dan menginterpretasikan
data.
c. Pemahaman tentang ekstrapolasi yaitu mencakup pemikiran atau prediksi
yang dilandasi oleh pemahaman kecenderungan atau kondisi yang
dijelaskan dalam komunikasi. Situasi ini memungkinkan melibatkan
pembuatan kesimpulan sehubungan dengan implikasi, konsekuensi, akibat,
dan efek sesuai dengan kondisi yang dijelaskan dalam komunikasi.
1) Kemampuan menyusun kesimpulan, dari suatu pekerjaan dalam
kaitannya atau hubungannya dengan penggunaan istilah dalam
pernyataan yang eksplisit.
2) Kemampuan merumuskan dan menguji hipotesis, mengenali
keterbatasan data dan menarik kesimpulan secara efektif.
3) Keterampilan meramalkan kecenderungan yang akan terjadi.
4) Keterampilan menyisipkan di antara kesenjangan informasi
berdasarkan data yang benar.
5) Kemampuan menggambarkan, menaksir atau memprediksi akibat
dari tindakan tertentu dalam komunikasi.
6) Kemampuan memberikan ciri akibat-akibat secara relatif dari
kemungkinan suatu derajat tertinggi.
7) Kemampuan membedakan nilai keputusan dari ramalan yang
penting.4
2. Indikator Pemahaman
Menurut Bloom dalam Anderson, at.al (2001) ada 7 indikator yang
dapat dikembangkan dalam tingkatan proses kognitif pemahaman
(Understand). Kategori proses kognitif, indikator dan definisinya
ditunjukan seperti pada tabel di bawah ini: 5
4
Ibid., 43-49
5
Kistiono dan Andi Suhandi, “Penyusunan dan Analisis Tes Pemahaman (Understanding) Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru)”, Laporan Penelitian (Yogyakarta: seminar.uny.ac.id), t.d.,
Tabel 2.1 Kategori dan Proses Kognitif Pemahaman
Katagori dan Proses kognitif (Categories &
Cognitive Processes)
Indikator Definisi (definition)
Pemahaman
(Understand)
Membangun makna berdasarkan tujuan pembelajaran,
mencakup, komunikasi oral, tulisan dan grafis (Construct
meaning from instructional messages, including oral, written, and graphic communication).
1.Interpretasi
(interpreting)
Klarifikasi
(Clarifying)
Prase (Paraphrasing)
Mewakilkan
(Representing)
Menerjemahkan
(Translating)
Mengubah dari bentuk yang satu
ke bentuk yang lain (Changing
from one form of representation to another) 2.Mencontohkan (exemplifying) Menggambarkan (Illustrating) Instantiating
Menemukan contoh khusus atau ilustrasi dari suatu konsep atau
prinsip (Finding a specific
example or illustration of a concept or principle).
3.Mengklasifikasikan
(classifying)
Mengkatagorisasikan
(Categorizing )
Subsuming
Menentukan sesuatu yang dimiliki oleh suatu katagori (Determining that something belongs to a category )
4.Merangkum
(summarizing)
Mengabstraksikan
(Abstracting)
Menggeneralisasikan
(generalizing )
Pengabstrakan tema-tema umum atau poin-poin utama
(Abstracting a general theme or major point(s))
5.Inferensi (inferring) Menyimpulkan
(Concluding)
Mengektrapolasikan
(Extrapolating )
Menginterpolasikan
(Interpolating )
Memprediksikan
(Predicting)
Penggambaran kesimpulan logis dari informasi yang disajikan (Drawing a logical conclusion from presented information)
6.Membandingkan (comparing) Mengontraskan (Contrasting) Memetakan (Mapping) Menjodohkan (Matching)
7.Menjelaskan (explaining)
mengkontruksi model
(Constructing models)
Mengkontruksi model sebab akibat dari suatu sistem
(Constructing a cause and effect model of a system )
Wowo Sunaryo Kuswana menyatakan proses kognitif yang paling
umum yaitu mengingat, kemudian memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan. Memahami artinya mendeskripsikan
susunan dalam artian pesan pembelajaran, mencakup oral, tulisan, dan
komunikasi grafik. Keenam kategori tersebut, proses kognitif mengambil
bentuk kata benda yang dibentuk dari bahasa Inggris ditambah –ing.
Dibawah ini merupakan tabel ketegori hubungan dan dimensi proses
kognitif: 6
Tabel 2.2 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif Memahami :
Membangun pengertian dari pesan pembelajaran, di antaranya oral, tulisan, komunikasi grafik.
No. Kategori Proses Kognitif Contoh
1. Mengartikan Contoh, menguraikan dengan kata-kata
sendiri dalam pidato.
2. Memberikan contoh Contoh, memberikan contoh macam-macam
gaya lukisan artistik.
3. Mengklasifikasi Contoh, mengamati atau menggambarkan
kasus kekacauan mental.
4. Menyimpulkan Contoh, menulis kesimpulan pendek dari
kejadian yang ditayangkan video.
5. Menduga Contoh, mengambil kesimpulan dasar-dasar
contoh dari pembelajaran bahasa asing.
6. Membandingkan Contoh, membandingkan peristiwa-peristiwa
sejarah dengan situasi sekarang.
7. Menjelaskan Contoh, menjelaskan penyebab peristiwa
penting di Prancis abad ke 18.
6
Berdasarkan tujuh indikator pemahaman diatas, penelitian ini difokuskan
pada tiga kategori proses kognitif yaitu mencontohkan (exemplifying),
mengklasifikasikan (classifying), dan menjelaskan (explaining).
B. Pembelajaran IPA
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.7
Menurut Hamalik pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sudjana mengemukakan tentang pengertian pembelajaran yaitu
setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi
kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yakni antara peserta didik
(warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan
membelajarkan.8
Dari pernyataan diatas, pembelajaran pada dasarnya merupakan
suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru, dan siswa.
Interaksi komunikasi itu dilakukan baik secara langsung dalam kegiatan
tatap muka maupun tidak langsung dengan menggunakan media.
7 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jilid 1, (Bandung: Citra Umbara, 2009), 63.
8
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari
tentang alam sekitar beserta isinya. IPA bukan hanya sekedar penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang
dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana
agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI
diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar
untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA
dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
a. Hakikat Pembelajaran IPA
Hakikat pembelajaran IPA dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu:
1) IPA Sebagai Produk
IPA sebagai produk merupakan hasil upaya para perintis IPA
terlebih dahulu dan umumnya berupa fakta, konsep teori, hukum,
prosedur informasi telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam
bentuk buku-buku teks dan film-film dokumen dalam bentuk CD atau
DVD yang kesemuanya dianggap sebagai body of knowladge.
IPA sebagai proses adalah proses untuk mendapatkan IPA yang
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Adapun
tahapan-tahapan metode ilmiah adalah sebagai berikut:
a) Melakukan pengamatan eksploratif yang memunculkan
pertanyaan/permasalahan.
b) Merumuskan masalah/pertanyaan.
c) Mengumpulkan data melalui pengamatan maupun percobaan
(eksperimen).
d) Membuat simpulan tentang jawaban masalah berdasarkan data.
3) IPA Sebagai Pemupuk Sikap
Diharapkan anak-anak usia SD/MI dapat mengembangkan
sikap ilmiah terhadap alam sekitar pada saat siswa melakukan diskusi,
percobaan, simulasi, atau kegiatan observasi lapangan. Sikap yang
dapat dikembangkan antara lain sikap ingin tahu, sikap ingin
mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus
asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung
jawab, sikap berpikir bebas, dan sikap disiplin diri.9
b. TujuanMata Pelajaran IPA di SD/MI
Tujuan mata pelajaran IPA yakni agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
9
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Disisi lain, ada berbagai alasan yang menyebabkan mata pelajaran
IPA dimasukkan di dalam suatu kurikulum sekolah yaitu:
1) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu
dipersoalkan panjang lebar.
2) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan
suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan
3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang
bersifat hafalan belaka.
4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat
membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.10
c. Ruang Lingkup Materi IPA
Pada tingkat SD/MI ruang lingkup materi IPA meliputi
aspek-aspek berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
3. Materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Teknologi yang Digunakan
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita
dan dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.
10
Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan sumber daya alam secara
langsung dilakukan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Sementara itu,
pemanfaatan sumber daya alam tidak langsung dilakukan dengan
pengolahan terlebih dahulu. Baik menggunakan teknologi sederhana
ataupun teknologi modern. Teknologi merupakan penerapan dari sains
(ilmu pengetahuan alam). Teknologi berkembang sangat pesat.
Perkembangan teknologi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.11
Pengolahan sumber daya alam bertujuan untuk menambah nilai
guna dari bahan alam yang ada. Adapun hubungan sumber daya alam
dengan teknologi dalam bidang pertanian, perikanan, pertambangan,
kehutanan, dan industri adalah sebagai berikut:
a. Bidang Pertanian
Pemanfaatan teknologi dalam bidang pertanian dapat dilihat dari
penggunaan alat pembajak sawah yang dulunya hanya menggunakan
cangkul dan tenaga hewan (sapi atau kerbau), kini sebagian besar telah
menggunakan mesin pembajak sawah yang biasa disebut traktor.
Penggunaan traktor mempermudah petani dalam penggemburan tanah
dan pekerjaan juga semakin cepat selesai.
b. Bidang Perikanan
11
Ikan hasil tangkapan nelayan dapat diolah dengan teknologi
sederhana maupun teknologi modern. Pengolahan ikan dengan
teknologi sederhana dilakukan dengan membuat ikan asin atau ikan
asap yang sebagian besar prosesnya dilakukan oleh manusia. Adapun
pengolahan dengan teknologi modern dilakukan dengan pengemasan
dalam kaleng sehingga ikan akan tahan lebih lama, dan hampir semua
prosesnya dilakukan oleh mesin.
c. Bidang Pertambangan
Minyak bumi merupakan salah satu contoh dari sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui. Minyak mentah yang diperoleh dari
tambang minyak bumi diolah menjadi berbagai bentuk bahan bakar
dan bahan kimia melalui proses refining (pemisahan). Proses ini hanya
bisa dilakukan dengan alat-alat modern.12
Contoh olahan minyak bumi yang dijadikan bahan bakar kendaraan
yaitu bensin digunakan untuk mobil, sepeda motor, dan mesin industri.
Sedangkan solar digunakan untuk kendaraan bus dan truk.
d. Bidang Kehutanan
Pemanfaatan teknologi pada bidang kehutanan dapat dilihat dari
penebangan pohon yang dulunya dilakukan dengan gergaji biasa,
sekarang digantikan dengan menggunakan gergaji mesin.
12
Kayu-kayu yang merupakan hasil hutan juga diolah sedemikian
rupa sehingga menghasilkan kertas. Proses pembuatan kertas adalah
sebagai berikut:
1) Kayu dikupas kulitnya dan dipotong menggunakan mesin hingga
ukurannya sangat kecil.
2) Potongan kayu dicampur dengan bahan kimia hingga menjadi bubur
(pulp).
3) Pulp diberikan bahan pemutih untuk menghasilkan kertas berwarna putih.
4) Pulp masuk ke dalam mesin pembuat kertas.
5) Kandungan air dalam pulp dihilangkan dengan mesin press.
6) Kertas digilas sehingga membentuk lembaran dengan ketebalan
tertentu.
7) Kertas yang sudah jadi digulung menjadi gulungan besar dan siap
digunakan sebagai bahan baku pembuatan buku.
e. Bidang Industri
Pemanfaatan teknologi dalam bidang industri meliputi:
1) Industri Pangan
Hasil produksi susu sapi perah dapat diolah secara sederhana
maupun modern. Secara sederhana, susu sapi segar dipanaskan
dengan kompor sebelum dipasarkan. Tujuan dilakukan pemanasan
adalah untuk membunuh kuman dalam susu. Secara modern, susu
alat-alat modern dan kondisi yang steril (bebas kuman). Selain itu,
pengolahan susu secara modern, susu sapi diolah menjadi susu
bubuk, susu kental manis, dan keju13. Contoh lain dari industri
pangan yang berbahan dasar kedelai yaitu diolah sehingga menjadi
tempe, tahu, susu kedelai, dan susu kedelai bubuk.
2) Industri Sandang
Kain dapat dibuat dari kapas. Sebelum dibuat kain, kapas dipintal
hingga menjadi benang. Setelah di tenun, benang berubah menjadi
kain. Kain itulah yang digunakan untuk membuat pakaian. Kain
yang dibuat secara tradisional biasanya lebih mahal. Hal itu
disebabkan proses pembuatan kain secara tradisional memerlukan
keterampilan tertentu yang tidak dimiliki oleh setiap orang14.
Selain dari kapas, ada juga kain yang dibuat dari kepompong ulat
sutra yakni biasa disebut kain sutra. Kepompong ulat sutra dibuat
dari air liur ulat. Air liur itu mengeras membentuk serat benang.
Melalui proses di pabrik, serat dari kepompong dipintal menjadi
benang. Benang lalu ditenun menjadi kain sutra. Kain sutra sangat
lembut dan berkilau halus. Oleh karena mutunya yang sangat
bagus, kain sutra berharga mahal15.
3) Industri Papan
13
Ibid., 135-136.
14
Much. Azam, Akrab dengan Dunia IPA 4 untuk Kelas IV SD dan MI, (PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2015), 184-185.
15
Dalam masa tradisional pembuatan rumah sangat tergantung pada
bahan-bahan yang ada disekitarnya. Misalnya di daerah
pegunungan atap terbuat dari ijuk, di daerah pantai dari daun
rumbia, di daerah yang kaya akan kayu seperti kalimantan, orang
membuat atap dari sirap, di toraja menggunakan bambu, sedangkan
di Nusa Tenggara menggunakan ilalang.
Seiring dengan kebutuhan manusia akan tempat tinggal, terutama
di perkotaan, dimana lahan untuk membangun rumah semakin
sempit, maka manusia berusaha membuat rumah bertingkat dengan
menggunakan bahan-bahan bangunan yang lebih berkualitas dan
tahan lama. Fungsi rumah tidak lagi hanya sekedar untuk bertahan
dari cuaca, namun juga berfungsi untuk melindungi diri dari
binatang buas dan tempat tinggal yang nyaman dan indah.
Bahan material yang digunakan untuk membuat sebuah bangunan
berasal dari batu-batuan, besi, pasir, dan tanah yang sudah diolah.
C. Media Audio Visual
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari kata “medius” yang artinya tengah, perantara
atau pengantar. Menurut Bovee media adalah sebuah alat yang mempunyai
Arab wasaail atau wasilah yang berarti perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan16.
Media pembelajaran adalah alat atau bentuk stimulus yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Rossi dan Breidle berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti
radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya17.
Menurut Gagne dan Briggs media pembelajaran adalah meliputi
alat secara fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri antara lain: buku, tape recorder, film, slide
(gambar bingkai) foto, gambar grafik, televisi dan komputer18.
2. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang merupakan kombinasi audio
dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media
audio visual adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi
instruksional, dan program slide suara (sound slide).
Arsyad mengemukakan video merupakan serangkaian gambar
gerak yang disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai
menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian
16
Rusman, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru, Jilid 2, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 60.
17
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jilid 4, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011), 204.
18
tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada
media pita atau disk19.
Adapun format media video menurut Heinich, Molenda, Russel
adalah sebagai berikut: 20
a. Pita video (video tape), adalah format media video yang terpaket
dalam bentuk gulungan pita yang terbuka (open reel) atau yang
tertutup di dalam sebuah kaset.
b. Kaset video (video cassettes), adalah format media video yang terpaket
dalam bentuk kaset yang berisi pita-pita video.
c. Piringan video (video disc), adalah jenis format video yang
memanfaatkan pancaran cahaya optik seperti tipe laser.
d. Compact disc, dulu CD tidak digunakan untuk merekam, tetapi sekarang CD dapat langsung digunakan untuk merekam dengan cara
menggunakan handycamp khusus yang dapat langsung merekam
menggunakan CD.
e. High-definition television, produksi video yang menggunakan HDTV lebih tinggi dibandingkan yang lainnya, karena mutu gambaran video
yang ditentukan oleh banyaknya bentuk yang diproyeksikan ke atas
permukaan tabung pada HDTV sangat baik.
19
Rusman, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru, Jilid 2, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 218.
20
Dalam penerapannya di kelas, media audio visual mempunyai cara
atau prosedur penggunaan agar media tersebut dapat berfungsi secara
optimal. Adapun langkah-langkah penerapannya yaitu:
a. Menyiapkan video audio visual flash tentang sumber daya alam.
Dalam penelitian ini, menggunakan media audio visual berbasis
macromedia flash yang dibuat sendiri oleh peneliti.
b. Menyiapkan laptop/komputer dan speaker aktif.
c. Sambungkan laptop/komputer dengan LCD, kemudian siapkan pula
layar proyektor.
d. Putar media audio visual tentang materi sumber daya alam yang telah
tersedia.
Media audio visual ini tentunya mempunyai beberapa kelebihan
dan kekurangan, diantara kelebihannya adalah: 21
a. Bergerak. Gambar-gambar yang bergerak memiliki keuntungan yang jelas daripada gambar diam dalam menampilkan konsep dimana
gerakan sangatlah penting sekali untuk belajar (seperti kemampuan
motorik).
b. Proses. Pengoprasian, seperti tahapan proses perakitan atau percobaan ilmiah, di mana gerakan berurutan sangatlah penting, bisa ditampilkan
lebih efektif.
21
c. Pengamatan yang bebas risiko. Video audio visual memugkinkan para siswa untuk mengamati fenomena yang mungkin saja terlalu
berbahaya untuk dilihat secara langsung, seperti gerhana matahari,
letusan gunung berapi, atau suasana perang.
d. Dramatisasi. Reka ulang dramatisasi bisa menghidupkan kepribadian dan kejadian bersejarah. Mereka memungkinkan para siswa untuk
mengamati dan menganalisis interaksi manusia.
e. Pembelajaran keterampilan. Penguasaan keterampilan fisik mengharuskan pengamatan dan latihan berulang-ulang. Melalui video
audio visual, siswa bisa melihat sebuah penampilan berulang kali
untuk bisa menyamai.
f. Pembelajaran afektif. Karena potensi besarnya untuk dampak emosional, video audio visual bisa bermanfaat dalam pembentukan
sikap personal dan sosial.
g. Penyelesaian masalah. Dramatisasi yang berakhiran terbuka sering kali digunakan untuk menyajikan situasi takterselesaikan, yang
membuat para pemirsa mendiskusikan berbagai cara mengatasi
masalah tersebut.
h. Pemahaman budaya. Kita bisa mengembangkan apresiasi yang mendalam terhadap budaya orang lain dengan menggambarkan
kehidupan sehari-hari dalam masyarakat lainnya.
membangun dasar kesamaan pengalaman untuk membahas sebuah isu
secara efektif.
Selain kelebihan di atas, media video audio visual juga mempunyai
kekurangan antara lain:
a. Kecepatan yang tetap. Meskipun video audio visual bisa dihentikan untuk diskusi, ini tidak selalu dilakukan dalam penayangan kelompok.
Karena program ditayangkan dalam kecepatan tetap, beberapa audien
mungkin tertinggal dan yang lainnya tidak sabar menunggu bagian
selanjutnya.
b. Orang-orang yang berbicara. Banyak video, terutama produksi setempat, sebagian besar terdiri dari penayangan orang-orang yang
bicara dari jarak dekat. Video bukan merupakan sarana lisan yang
hebat-ia merupakan sarana visual. Gunakan audio untuk pesan lisan.
c. Fenomena yang diam. Meskipun video audio visual memiliki keuntungan bagi konsep yang melibatkan gerakan, ia mungkin tidak
cocok bagi topik lain di mana kajian terperinci mengenai sebuah
visual tunggal dilibatkan (misalnya, peta, diagram pengkabelan, atau
diagram organisasi).
d. Gambarnya relatif kecil.
e. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
menerima materi mata pelajaran, siswa juga memperoleh persepsi dan
pemahaman yang sama dan benar mengenai materi yang diajarkan.
Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat siswa selama pelajaran
berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah
berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.
3. Macromedia flash
Macromedia Flash 8, merupakan software yang dirancang untuk membuat animasi berbasis vektor dengan hasil yang mempunyai ukuran
yang kecil. Awalnya software ini memang diarahkan untuk membuat
animasi atau aplikasi berbasis internet (online). Tetapi pada
perkembangannya banyak digunakan untuk membuat animasi atau aplikasi
yang bukan berbasis internet (offline). Dengan Actionscript 2.0 yang
dibawanya, Flash 8 dapat digunakan untuk mengembangkan game atau
bahan ajar seperti kuis atau simulasi. Ada beberapa langkah awal untuk
mengenal penggunaan Flash 8 yaitu:22
a. Cara Membuka macromedia flash 8
1) Pilih start > program > Macromedia > Flash 8.
2) Atau pilih ikon flash 8 pada dekstop (layar monitor).
3) Pilih Create New > Flash Document untuk memulai membuat file
baru.
4) Pilih Open a Recent New > Open untuk membuka file flash.
22Bambang Adriyanto,”Pembuatan Animasi dengan Macromedia Flash 8”, Modul 10 Pelatihan
b. Mengenal Jendela Kerja
1) Mengenal Menu Dasar
Berikut merupakan tampilan standar jendela kerja Flash 8, saat
memulai membuat file baru.
Jendela kerja Flash 8 terdiri atas:
a) Menubar, berisi kumpulan menu atau perintah-perintah yang
digunakan dalam Flash 8.
b) Toolbar, merupakan panel berisi berbagai macam tool. Tool
tersebut dikelompokkan menjadi empat kelompok: Tools; berisi
tombol-tombol untuk membuat dan mengedit gambar, View;
untuk mengatur tampilan lembar kerja, Colors; menentukan
warna yang dipakai saat mengedit, Option; alat bantu lain untuk
[image:43.595.139.515.199.610.2]mengedit gambar.
Gambar 2.1 Tampilan Standar Jendela Kerja Macromedia Flash 8
c) Timeline, biasa disebut garis waktu yang merupakan komponen
yang digunakan untuk mengatur atau mengontrol jalannya
animasi. Terdiri dari beberapa layer. Layer digunakan untuk
menempatkan satu atau beberapa objek dalam stage agar dapat
diolah dengan objek lain. Setiap layer terdiri dari frame-frame
yang digunakan untuk mengatur kecepatan animasi. Semakin
panjang frame dalam layer, maka semakin lama animasi akan
berjalan.
d) Stage, atau biasa disebut layar atau panggung. Digunakan untuk
memainkan objek-objek yang akan diberi animasi. Dalam stage
dapat membuat gambar, teks, memberi warna dan lain-lain.
e) Panel, ada beberapa panel penting dalam macromedia flash
diantaranya adalah panel: Properties, Filters & Parameters,
[image:45.595.137.512.101.724.2]Action, Library, Color dan Align & Info & Transform. Gambar 2.4 Tampilan Timeline pada Macromedia Flash 8
[image:45.595.194.505.637.731.2]f) Properties, panel properties akan berubah tampilan dan
fungsinya mengikuti bagian mana yang sedang diaktifkan.
Misalkan sedang mengaktifkan Line tool, maka yang muncul
pada jendela properties adalah fungsi-fungsi untuk mengatur
line/garis seperti besarnya garis, bentuk garis, dan warna garis.
g) Library, panel Library mempunyai fungsi sebagai perpustakaan
simbol/media yang digunakan dalam animasi yang sedang
dibuat. Simbol merupakan kumpulan gambar baik movie,
[image:46.595.140.522.109.606.2]tombol (button), sound, dan gambar statis (graphic).
Gambar 2.6 Tampilan Panel Color pada Macromedia Flash 8
2) Document Properties
Document Properties berfungsi untuk melakukan
pengaturan ukuran layar, warna background, framerate, dan
dimensi dari animasi yang akan dibuat.
Untuk memanggil kotak dialog Document Properties, pilih
[image:47.595.135.506.267.723.2]jendela Properties di bawah layar, kemudian pilih tombol Size.
Gambar 2.8 Tampilan Panel Library pada Macromedia Flash 8
Suatu software pada komputer tentunya mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing, begitu juga dengan macromedia flash.
Adapun kelebihan macromedia flash yaitu:
a. Merupakan teknologi animasi web yang paling populer saat ini
sehingga banyak didukung oleh berbagai pihak.
b. Ukuran file yang kecil dengan kualitas yang baik.
c. Kebutuhan hardware yang tidak tinggi.
d. Dapat membuat website, cd-interaktif, animasi web, animasi kartun,
kartu elektronik, iklan TV, banner di web, presentasi interaksi,
permainan, aplikasi web dan handphone.
e. Dapat ditampilkan di berbagai media seperti Web, CD-ROM, VCD,
DVD, televisi, handphone dan PDA.
f. Adanya actionscrip yang dapat membuat animasi dengan
menggunakan kode sehingga memperkecil ukuran file. Karena
adanya actionscript ini juga flash dapat untuk membuat game karena
script dapat menyimpan variable dan nilai, melakukan perhitungan,
dsb. yang berguna dalam game. Selain itu, flash adalah program
berbasis vektor.23
Selain mempunyai kelebihan, tentunya macromedia flash juga
mempunyai beberapa kekurangan yaitu:
23
a. Salah satunya adalah komputer yang ingin memainkan animasi flash
harus memiliki flash player. Anda harus menginstallnya, biasanya
secara online.
b. Program adobe flash bukan freeware.
c. Grafisnya kurang lengkap.
d. Menu tidak user friendly.
e. Bahasa pemrograman (actionscrip) susah untuk pemula.
40 BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
PTK menurut Ebbut adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai
hasil dari tindakan-tindakan tersebut1.
Kemis, Stephen mendefinisikan PTK adalah suatu bentuk penelaahan
atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan
pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk
memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari praktek-praktek sosial atau
kependidikan yang mereka lakukan sendiri; pemahaman mereka terhadap
praktek-praktek tersebut; serta situasi di tempat praktek itu dilaksanakan2.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan
Model Kurt Lewin. Menurut Kurt Lewin konsep pokok action research terdiri
dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan
(action), (3) pengamatan (observation), dan (4) refleksi (reflection).
1
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
Jilid 7, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 43.
2Fatkhur Rohman, “Lebih Dekat dengan Penelitian Tindakan Kelas”. Progres Jurnal Manajemen
B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian,
dan subjek penelitian.
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Sunan Giri, kelurahan Mojo,
kecamatan Gubeng, kota Surabaya pada siswa kelas IV-B mata
pelajaran IPA.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada saat semester genap tahun ajaran
2015/2016 pada bulan Maret sampai Juni 2016. Adapun jadwal siklus I
[image:51.595.119.505.127.574.2]dan II yaitu:
Siklus I : Kamis, 26 Mei 2016 pukul 13.00 WIB
Siklus II : Jumat, 3 Juni 2016 pukul 10.00 WIB
c. Siklus PTK
Penelitian ini direncanakan menggunakan dua siklus, setiap siklus
dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan
(action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan pemahaman IPA pada
materi sumber daya alam dengan menggunakan media audio visual
berbasis macromedia flash.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas IV-B MI
Sunan Giri Surabaya tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik
sebanyak 14 siswa. Terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
C. Variabel yang Diteliti
Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian ini untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi yaitu :
1. Variabel Input : Siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya.
2. Variabel Proses : Penerapan dan penggunaan media audio visual
berbasis macromedia flash.
3. Variable Output : Peningkatan pemahaman siswa materi sumber
D. Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kurt Lewin yang
berbentuk siklus terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari
empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, serta
analisi dan refleksi.
1. SIKLUS I
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap ini melakukan persiapan:
1) Melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada siswa.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Membuat dan menyiapkan media pembelajaran audio visual berbasis
macromedia flash.
4) Menyiapkan sumber belajar.
5) Membuat instrumen lembar aktivitas guru dan siswa.
6) Membuat naskah wawancara guru dan siswa.
7) Membuat lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Pelaksanaan tindakan berpatokan pada RPP dan skenario pembelajaran,
yakni:
Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam kepada siswa di awal pembelajaran.
3) Guru menanyakan kabar siswa
4) Guru mengabsen siswa.
5) Guru mengajak siswa untuk mereview materi sebelumnya.
6) Guru memotivasi siswa dengan cara menghubungkan materi yang akan
dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan memberikan
pertanyaan “sebutkan contoh benda yang diolah dengan menggunakan
teknologi! “.
7) Guru menginformasikan materi yang dipelajari hari ini yaitu hubungan
sumber daya alam dengan teknologi.
8) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menjelaskan bahwasannya kegiatan pembelajaran hari ini akan
menggunakan media audio visual.
2) Dengan instruksi guru, siswa membentuk 5 kelompok kecil, setiap
kelompok terdiri dari 3 orang.
Elaborasi
1) Guru menginstruksikan pada siswa untuk melihat video pembelajaran
dengan seksama dan tenang.
2) Setelah penjelasan materi, pada akhir video terdapat game yang dapat
3) Guru memberikan pengarahan kepada setiap kelompok untuk
mendiskusikan dan mengkategorikan contoh benda yang diolah
menggunakan teknologi modern.
4) Setiap kelompok menunjuk perwakilan 1 siswa untuk maju ke depan
untuk menjalankan game.
5) Siswa yang lain dari kelompok tersebut dapat membantu dengan
memberikan jawaban yang benar.
6) Guru menanyakan kepada semua siswa apakah jawaban tersebut benar
atau salah.
7) Ulangi kegiatan 4-6 sampai semua perwakilan kelompok maju.
8) Setiap kelompok diberikan lembar kerja yang berisikan soal-soal untuk
dikerjakan secara individu.
9) Setelah selesai, lembar kerja dikumpulkan kepada guru untuk dikoreksi
dan dinilai.
Konfirmasi
1) Disamping menggunakan media audio visual, guru juga memberikan
penguatan dengan menambahkan penjelasan tentang materi tersebut.
2) Guru menanyakan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang baru
disampaikan.
Kegiatan penutup
2) Guru memberikan umpan balik dengan memberikan pertanyaan kepada
beberapa siswa.
3) Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan bagaimana
kegiatan pembelajaran hari ini.
4) Guru memberikan pekerjaan rumah sebagai tugas individu siswa.
5) Guru memberikan informasi tentang materi pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya.
6) Siswa berdoa bersama-sama dengan membaca alhamdulillah untuk
mengakhiri pembelajaran.
7) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. Pengamatan (observation)
Mengamati proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media
audio visual, serta mencatat mengenai proses dari implementasi tindakan
yang di rancang dengan menggunakan instrumen penelitian.
d. Refleksi (reflection)
1) Memeriksa instrumen penelitian.
2) Memeriksa hasil observasi.
3) Mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi tindakan yang telah
dilakukan.
4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
2. SIKLUS II
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap ini melakukan persiapan:
1) Memperbaiki kekurangan pada siklus I menetapkan alternatif
pemecahan masalah.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
3) Memperbaiki media pembelajaran audio visual berbasis macromedia
flash.
4) Menyiapkan sumber belajar.
5) Membuat instrumen lembar aktivitas guru dan siswa siklus II.
6) Membuat lembar kerja siswa siklus II.
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Pelaksanaan tindakan berpatokan pada RPP dan skenario pembelajaran,
yakni:
Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam kepada siswa di awal pembelajaran.
2) Siswa berdoa bersama-sama membaca surat Al-Fatihah.
3) Guru menanyakan kabar siswa
4) Guru mengabsen siswa.
5) Guru mengajak siswa untuk mereview materi sebelumnya.
6) Guru memotivasi siswa dengan cara menghubungkan materi yang akan
pertanyaan “sebutkan contoh benda yang diolah dengan menggunakan
teknologi modern! “.
7) Guru menginformasikan materi yang dipelajari hari ini yaitu hubungan
sumber daya alam dengan teknologi.
8) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru menjelaskan bahwasannya kegiatan pembelajaran hari ini akan
menggunakan media audio visual.
2) Dengan instruksi guru, siswa membentuk 5 kelompok kecil, setiap
kelompok terdiri dari 3 orang.
Elaborasi
1) Guru menginstruksikan pada siswa untuk melihat video pembelajaran
dengan seksama dan tenang.
2) Setelah penjelasan materi, pada akhir video terdapat game yang dapat
dimainkan dengan cara mengklik area yang diinginkan.
3) Guru memberikan pengarahan kepada setiap kelompok untuk
mendiskusikan dan mengkategorikan contoh benda yang diolah
menggunakan teknologi modern.
4) Setiap kelompok menunjuk perwakilan 1 siswa untuk maju ke depan
5) Siswa yang lain dari kelompok tersebut dapat membantu dengan
memberikan jawaban yang benar.
6) Guru menanyakan kepada semua siswa apakah jawaban tersebut benar
atau salah.
7) Ulangi kegiatan 4-6 sampai semua perwakilan kelompok maju.
8) Setiap kelompok diberikan lembar kerja yang berisikan soal-soal
untuk dikerjakan secara individu.
9) Setelah selesai, lembar kerja dikumpulkan kepada guru untuk
dikoreksi dan dinilai.
Konfirmasi
1) Disamping menggunakan media audio visual, guru juga memberikan
penguatan dengan menambahkan penjelasan tentang materi tersebut.
2) Guru menanyakan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang baru
disampaikan.
Kegiatan penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari
ini.
2) Guru memberikan umpan balik dengan memberikan pertanyaan
kepada beberapa siswa.
3) Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan
4) Guru memberikan informasi tentang materi pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya.
5) Siswa berdoa bersama-sama dengan membaca alhamdulillah untuk
mengakhiri pembelajaran.
6) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. Pengamatan (observation)
Mengamati proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media
audio visual, serta mencatat mengenai proses dari implementasi tindakan
yang di rancang dengan menggunakan instrumen penelitian.
d. Refleksi (reflection)
1) Memeriksa instrumen penelitian.
2) Memeriksa hasil observasi.
3) Mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi tindakan yang telah
dilakukan.
4) Evaluasi siklus II.
E. Data dan Teknik Pengumpulan
1. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini yaitu siswa dan guru. Data yang
diperoleh dari siswa digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman.
Kemudian data yang diperoleh dari guru digunakan untuk melihat tingkat
keberhasilan penerapan media audio visual berbasis macromedia flash
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini bersifat data
kuantitatif dan data kualitatif yang diambil menggunakan berbagai cara
seperti observasi, wawancara, tes tulis, dan dokumentasi yang ditujukan
kepada siswa dan guru.
a. Observasi atau pengamatan
Observasi digunakan untuk melihat seberapa jauh efek tindakan
telah mencapai sasaran. Observasi dilakukan pada saat proses
pembelajaran di dalam kelas oleh orang yang terlibat aktif dalam
proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan atau observasi ini di lakukan
pada akivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
menggunakan media audio visual berbasis macromedia flash.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh dan melengkapi data
dengan cara mengajukan berbagai macam pertanyaan secara verbal
kepada orang-orang yang dianggap memberikan informasi atau
penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi
dengan permasalahan tindakan kelas. Dalam hal ini peneliti akan
mewawancarai guru dan siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar. Wawancara dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran
siklus) dan sesudah menggunakan media audio visual berbasis
macromedia flash