• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL BERBASIS MACROMEDIA FLASH PADA SISWA KELAS IV-B MI SUNAN GIRI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL BERBASIS MACROMEDIA FLASH PADA SISWA KELAS IV-B MI SUNAN GIRI SURABAYA."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

QURROTA A’YUNIN HARIYANTI NIM. D77212088

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi ABSTRAK

Qurrota A’yunin Hariyanti. Penelitian Tindakan Kelas, 2016. Peningkatan Pemahaman Materi Sumber Daya Alam Melalui Media Audio Visual Berbasis Macromedia Flash pada Siswa Kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing Dr. Sihabuddin, M.Pd.I, M.Pd.

Pelaksanaan pembelajaran IPA kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi sumber daya alam termasuk dalam kategori rendah (sangat tidak baik), dibuktikan dengan nilai hasil pra siklus dari 14 siswa kelas IV-B hanya 28,57% yang tuntas dalam tes pemahaman siswa. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran IPA, penyebabnya adalah kurangnya minat membaca siswa secara manual sehingga banyak diantara mereka yang tidak paham dan kurang teliti dalam mengerjakan soal-soal, serta tidak adanya media pembelajaran saat kegiatan belajar mengajar. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu

melalui media audio visual berbasis macromedia flash.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan

media audio visual berbasis macromedia flash dalam meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi sumber daya alam pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya, 2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi

sumber daya alam melalui media audio visual berbasis macromedia flash pada

siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kurt Lewin yang tiap siklusnya

terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2)

Tindakan (action), 3) Pengamatan (observation), dan 4) Refleksi (reflection).

Subjek penelitian yakni siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes tulis menggunakan butir soal uraian tes pemahaman siswa, observasi dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara menggunakan format panduan wawancara guru dan siswa sebelum dan sesudah tindakan, serta dokumentasi.

Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penerapan media

audio visual berbasis macromedia flash dalam meningkatkan pemahaman materi

sumber daya alam pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai akhir aktivitas guru siklus I mendapat nilai 61,71 dan meningkat pada siklus II menjadi 79,68. Sedangkan, nilai akhir aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 62 menjadi 76 pada sikus II. 2) Tingkat pemahaman materi sumber daya alam melalui media

(7)

vii

Surabaya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 65,64, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 70,42 dan pada siklus II menjadi 90,78. Persentase ketuntasan belajar pra siklus yakni 28,57% dan mengalami peningkatan sebesar 35,71% menjadi 64,28% pada siklus I. Persentase ketuntasan belajar pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 21,43% menjadi 85,71% dengan kategori sangat baik dan telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.

(8)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan yang Dipilih ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penilitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

(9)

xiii

H. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman ... 10

1. Pengertian Pemahaman ... 10

2. Indikator pemahaman ... 14

B. Pembelajaran IPA ... 17

1. Pengertian Pembelajaran ... 17

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 18

a. Hakikat Pembelajaran IPA ... 18

b. Tujuan Mata Pelajaran IPA di SD/MI ... 19

c. Ruang Lingkup Materi IPA ... 21

3. Materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Teknologi yang Digunakan ... 21

C. Media Audio Visual ... 26

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 26

2. Media Audio visual ... 29

3. Macromedia flash ... 32

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 40

B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian ... 41

C. Variabel yang Diteliti ... 42

D. Rencana Tindakan ... 43

(10)

xiv

F. Analisis Data ... 55

G. Indikator Kinerja ... 58

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61

1. Pra Siklus ... 61

2. Siklus I ... 63

3. Siklus II ... 73

A. Pembahasan ... 83

1. Penerapan media audio visual berbasis macromedia flash dalam meningkatkan pemahaman materi sumber daya alam pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya ... 83

2. Peningkatan pemahaman materi sumber daya alam melalui media audio visual berbasis macromedia flash pada siswa kelas IV-B ... 84

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

RIWAYAT HIDUP

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata

pelajaran yang membahas mengenai segala sesuatu tentang alam secara

sistematis, bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar dapat memahami alam sekitar secara

ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.

Kegiatan pembelajaran tentunya tidak terlepas dari peran seorang guru

yang merupakan kunci utama dalam proses belajar mengajar di dalam kelas

sehingga dapat menunjang keberhasilan siswa, baik dalam hal akademik

maupun non akademik. Tidak semua kegiatan belajar mengajar di dalam kelas

berjalan lancar, seringkali terdapat kendala-kendala yang dapat mempengaruhi

pemahaman materi siswa. Hal ini juga terjadi pada siswa kelas IV-B MI Sunan

(12)

Permasalahan yang terjadi adalah rendahnya pemahaman siswa yang

berpengaruh pada hasil belajar sehingga tidak memenuhi syarat KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang ditentukan pada mata pelajaran

IPA yakni sebesar 70. Berdasarkan nilai pra siklus, diketahui dari 14 siswa

kelas IV-B rata-rata nilai siswa yang mencapai KKM hanya 4 siswa, sisanya

10 siswa belum bisa mencapai nilai KKM. Apabila dipersentasekan hanya

sebesar 28,57% siswa yang mencapai KKM dan sejumlah 71,43% lainnya

dikatakan masih belum berhasil mencapai nilai ketuntasan minimum.

Hasil wawancara dengan guru kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya,

keadaan ini disebabkan karena kurangnya minat membaca siswa sehingga

banyak diantara mereka yang tidak paham dan kurang teliti dalam

mengerjakan soal-soal, padahal dalam bacaan materi tersebut sudah tercantum

jawaban dari soal-soal. Selain malas membaca, faktor lain yang

mempengaruhi pemahaman siswa yaitu tidak adanya media pembelajaran

pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru kesulitan untuk

mencari media kongkret yang sesuai dengan materi sumber daya alam yang

ada di lingkungan sekitar.1 Adanya perbedaan individu pada siswa juga perlu

menjadi perhatian guru dalam merencanakan dan mengolah kegiatan

pembelajaran yang memungkinkan dipenuhinya kebutuhan anak yang

beragam secara individual. Hal ini memberi petunjuk pada guru bahwa proses

pembelajaran yang direncanakan harus dapat mempersempit perbedaan

individu. Guru dituntut untuk kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran

1

(13)

agar suasana belajar di dalam kelas tidak membosankan dan siswa termotivasi

untuk belajar lebih giat sehingga mempunyai pemahaman yang tinggi.

Kegiatan pembelajaran yang baik mempunyai ciri utama yaitu adanya

interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik dengan

guru, teman, alat, media pembelajaran, atau sumber belajar yang lain. Selain

itu juga terdapat komponen-komponen yang menunjang proses belajar yang

meliputi tujuan, bahan/materi, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran.

Kenyataan yang terjadi di lapangan, seringkali proses belajar mengajar

berlangsung tidak efisien, tidak menarik, bahkan terkesan membosankan, guru

hanya menggunakan metode ceramah untuk menerangkan materi dan tidak

ada media yang menunjang proses pembelajaran.

Oleh karena itu penggunaan media dalam hal ini sangat diperlukan

guna menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas. Edgar Dale

menggambarkan dalam sebuah kerucut yang dinamakan kerucut pengalaman

(cone of experience) yang menjelaskan bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa

yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu

dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa

mempelajari bahan pelajaran secara langsung, maka semakin banyak pula

(14)

pengalaman yang hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit

pengalaman diperoleh siswa.2

Media audio visual merupakan jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti

rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik, sebab mengandung

kedua unsur jenis media yaitu media audio dan media visual.3

Salah satu jenis media audio visual adalah video yang berbasis

macromedia flash. Macromedia flash adalah salah satu future splash animator yang memudahkan pembuatan animasi pada layar komputer dalam

menampilkan gambar secara visual dan lebih menarik. Flash adalah salah satu

software yang merupakan produk unggulan pembuat animasi gambar vektor, sehingga sangat membantu dalam membuat instrumen pembelajaran.

Pemanfaatan macromedia flash ini akan sangat membantu proses

pemahaman siswa karena media yang ditampilkan berbentuk seperti slide

animasi dan dapat digerakkan sesuai yang diinginkan. Nantinya, siswa diminta

untuk mengamati tayangan flash sehingga suasana kelas menjadi kondusif,

nyaman, dan menyenangkan. Selain itu dengan adanya media ini, siswa juga

akan lebih mudah menangkap dan memahami materi sumber daya alam

melalui vmedia flash yang diputar.

2

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jilid 4, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011), 199-200.

3

(15)

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat penelitian

tindakan kelas yang berjudul :

“PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SUMBER DAYA ALAM

MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL BERBASIS MACROMEDIA FLASH

PADA SISWA KELAS IV-B MI SUNAN GIRI SURABAYA”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah

yang akan diteliti mengenai penggunaan media pembelajaran, yakni :

1. Bagaimana penerapan media audio visual berbasis macromedia flash

dalam materi sumber daya alam pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri

Surabaya?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi sumber daya alam melalui

media audio visual berbasis macromedia flash pada siswa kelas IV-B MI

Sunan Giri Surabaya?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh

guru adalah dengan menggunakan media audio visual berbasis macromedia

flash.

Pemilihan media ini dikarenakan sesuai dengan karakteristik siswa dan

karakteristik mata pelajaran IPA materi sumber daya alam. Hal-hal yang

sesuai dengan karakteristik siswa yakni kondisi yang terjadi pada siswa kelas

IV-B sebagian besar lebih senang dengan aplikasi daripada membaca secara

(16)

belajar mengajar karena nantinya mereka akan melihat banyak

gambar-gambar menarik dan membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Siswa

yang mempunyai rasa keingintahuan dan aktif akan senang jika mencoba hal

baru, mereka dapat menggerakkan dan mengklik menu mana yang akan dipilih

daripada hanya menontonnya saja. Adapun alasan memilihi media ini yakni

sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPA materi sumber daya alam yang

memungkinkan siswa untuk dapat melihat secara kongkrit gambar contoh

sumber daya alam yang tidak ada di lingkungan sekitar.

Dengan menggunakan media ini diharapkan proses belajar di dalam

kelas menjadi lebih efektif, menyenangkan, serta siswa dapat lebih mudah

dalam memahami pelajaran yang disampaikan khususnya pada materi sumber

daya alam.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan media audio visual berbasis macromedia

flash dalam materi sumber daya alam pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi sumber daya alam

melalui media audio visual berbasis macromedia flash pada siswa kelas

(17)

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini tuntas dan terfokuskan, penelitian ini dibatasi pada

hal-hal sebagai berikut:

1. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas IV-B MI Sunan Giri

Surabaya semester genap tahun ajaran 2015/2016.

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPA kelas IV-B semester genap

materi sumber daya alam dengan menggunakan media audio visual

berbasis macromedia flash.

KD : 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam

dengan teknologi yang digunakan.

Indikator : 11.2.1 Menjelaskan pengolahan sumber daya alam dengan

teknologi yang digunakan.

11.2.2 Memberi contoh hubungan sumber daya alam

dengan teknologi yang digunakan.

11.2.3 Mengklasifikasikan penggunaan teknologi dalam

pengolahan sumber daya alam.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan bermanfaat:

1. Bagi guru

Diharapkan dapat membantu guru dalam menggunakan media

pembelajaran agar proses belajar mengajar dikelas menjadi menyenangkan

dan dapat meningkatkan pemahaman siswa.

(18)

Mempermudah pemahaman siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya

pada mata pelajaran IPA materi sumber daya alam.

3. Bagi peneliti

Dapat mengetahui peran guru dalam penggunaan media pembelajaran

didalam kelas, serta menambah wawasan pentingnya menggunakan media

pelajaran.

G. Devinisi Operasional

1. Pemahaman

Pemahaman adalah kemampuan memahami suatu konsep, situasi serta

fakta yang telah diketahui oleh peserta meningkatkan pemahaman peserta

didik pada materi sumber daya alam. Penelitian ini difokuskan pada ranah

kognitif C1 (mengingat) dan C2 (pemahaman).

2. Media Audio Visual

Media audio visual adalah salah satu media pembelajaran yang dapat

menampilkan gambar atau animasi disertai dengan suara. Dalam penelitian

ini menggunakan media audio visual berbasis macromedia flash yang bisa

digerakkan sesuai dengan keinginan.

3. Macromedia flash

Macromedia flash adalah salah satu software pembuatan video animasi 2 dimensi (2D) yang dapat digunakan untuk memudahkan pembuatan media

pembelajaran IPA materi sumber daya alam.

(19)

Materi sumber daya alam merupakan salah satu materi dalam mata

pelajaran IPA kelas IV semester II (genap). Penelitian ini difokuskan pada

KD 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan

teknologi yang digunakan.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan selengkapnya dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang meliputi: (a) Latar Belakang Masalah, (b) Rumusan Masalah, (c) Tindakan yang dipilih, (d) Tujuan

Penelitian, (e) Lingkup Penelitian, (f) Manfaat Penelitian, (g)

Definisi Operasional, (h) Sistematika Pembahasan.

BAB II :Kajian Teori, yang meliputi: (a) Pemahaman, (b) Pembelajaran IPA, (c) Media Audio Visual.

BAB III :Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, yang meliputi: (a) Metode Penelitian, (b) Setting dan Subjek Penelitian, (c) Variabel yang

diteliti, (d) Rencana Tindakan, (e) Data dan Teknik Pengumpulan

Data, (f) Analisis Data, (g) Indikator Kinerja, (h) Tim Peneliti

dan Tugasnya.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang meliputi: (a) Hasil Penelitian, (b) Pembahasan.

(20)

10 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Paham dalam kamus bahasa Indonesia berati pengetahuan banyak;

mengerti benar (akan); tahu benar (akan). Sedangkan pemahaman

mempunyai arti proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.1

Pemahaman (comprehension) menurut Bloom yakni siswa

memahami makna, translasi, membuat interpolasi dan menafsirkan

pembelajaran dan dapat menyatakan masalah dengan bahasanya sendiri.2

Pemahaman sering dikaitkan dengan membaca (pemahaman

bacaan), dalam kategori ini merupakan pengertian yang lebih luas dan

berhubungan dengan komunikasi yang mencakup materi tertulis bersifat

verbal. Bloom mengatakan pemahaman termasuk dalam tujuan dan

perilaku atau respons, yang merupakan pemahaman dari pesan literal yang

terkandung dalam komunikasi untuk mencapainya. Siswa dapat mengubah

komunikasi dalam pikirannya, atau tanggapan terbuka untuk bentuk

paralel dan lebih bermakna.3

1

http://kamusbahasaindonesia.org

2

Ismet Basuki, Asesmen Pembelajaran, Jilid 2, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), 13.

3

(21)

Terdapat tiga jenis perilaku pemahaman menurut Bloom yang

mencakup:

a. Pemahaman tentang terjemah yakni seseorang dapat mengkomunikasikan

ke dalam bahasa lain, istilah lain atau menjadi bentuk lain. Biasanya akan

melibatkan pemberian makna terhadap komunikasi dari suatu isolasi,

meskipun makna tersebut dapat sebagian ditentukan oleh ide-ide yang

muncul sesuai konteksnya. Adapun ilustrasi untuk sasaran pembelajaran

yaitu:

1) Menerjemahkan dari satu tingkat ke tingkat abstrak:

a) Kemampuan menerjemahkan suatu keputusan masalah atau

penyusunan kata-kata abstrak dari bahasa konkret secara teknis,

dan merupakan “pernyataan masalah dalam kata-kata yang telah

dimiliki”.

b) Kemampuan untuk menerjemahkan suatu bagian dari komunikasi

yang panjang menjadi lebih ringkas atau melalui istilah yang

abstrak.

c) Kemampuan menerjemahkan atau meringkas suatu proses

berpikir, seperti prinsip umum dengan memberi suatu ilustrasi atau

contoh.

2) Menerjemahkan dari bentuk simbolis ke wujud yang lain:

a) Kemampuan menerjemahkan hubungan-hubungan yang

(22)

diagram, grafik, matematis dan rumus-rumus, ke dalam bentuk

lisan atau sebaliknya.

a) Kemampuan menerjemahkan konsep-konsep geometri yang

diungkapkan dengan istilah lisan, ke dalam istiah-istilah ruang

atau bentuk yang dapat dilihat.

b) Kemampuan untuk mempersiapkan presentasi grafis, dari suatu

fenomena fisik atau dari hal yang dapat diamati atau dicatat

datanya dari suatu peristiwa.

c) Kemampuan untuk membaca satu perencanaan gedung

berdasarkan ilmu arsitektur.

3) Menerjemahkan dari wujud bahasa lisan ke wujud yang lain:

a) Kemampuan untuk menerjemahkan pernyataan dalam bentuk yang

tidak lazim (kiasan, simbolisme, ironi, dalam pernyataan yang

berlebihan) ke dalam bahasa Inggris yang standar.

b) Kemampuan untuk memahami makna, dari kata-kata tertentu

seperti syair atau puisi ditinjau dari sudut konteks bahasa.

c) Kemampuan untuk menerjemahkan (dengan atau tanpa kamus),

dari suatu prosa atau puisi dalam bahasa asing ke dalam bahasa

Inggris.

b. Pemahaman tentang interprestasi yakni melibatkan komunikasi sebagai

konfigurasi pemahaman ide yang memungkinan memerlukan penataan

kembali ide-ide ke dalam konfigurasi baru dalam pikiran individu. Dasar

(23)

bagian isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata atau frasa-frasa akan

tetapi termasuk berbagai perangkat yang dapat dijelaskan. Adapun ilustrasi

sasaran pembelajarannya yaitu :

1) Kemampuan memahami dan mengerti sesuatu secara keseluruhan

pada setiap pekerjaan atau sesuatu yang diinginkan pada tingkat

bersifat umum.

2) Kemampuan memahami dan menginterpretasikan dengan

meningkatkan kejernihan dan kedalaman membaca berbagai jenis

bahan.

3) Kemampuan memberikan ciri di antara kebenaran yang dijamin

dengan alasan tak terbantahkan, berupa kesimpulan yang ditarik dari

data-data.

4) Kemampuan menginterpretasikan berbagai jenis data sosial.

5) Kemampuan dan cakap dalam membuat dan menginterpretasikan

data.

c. Pemahaman tentang ekstrapolasi yaitu mencakup pemikiran atau prediksi

yang dilandasi oleh pemahaman kecenderungan atau kondisi yang

dijelaskan dalam komunikasi. Situasi ini memungkinkan melibatkan

pembuatan kesimpulan sehubungan dengan implikasi, konsekuensi, akibat,

dan efek sesuai dengan kondisi yang dijelaskan dalam komunikasi.

(24)

1) Kemampuan menyusun kesimpulan, dari suatu pekerjaan dalam

kaitannya atau hubungannya dengan penggunaan istilah dalam

pernyataan yang eksplisit.

2) Kemampuan merumuskan dan menguji hipotesis, mengenali

keterbatasan data dan menarik kesimpulan secara efektif.

3) Keterampilan meramalkan kecenderungan yang akan terjadi.

4) Keterampilan menyisipkan di antara kesenjangan informasi

berdasarkan data yang benar.

5) Kemampuan menggambarkan, menaksir atau memprediksi akibat

dari tindakan tertentu dalam komunikasi.

6) Kemampuan memberikan ciri akibat-akibat secara relatif dari

kemungkinan suatu derajat tertinggi.

7) Kemampuan membedakan nilai keputusan dari ramalan yang

penting.4

2. Indikator Pemahaman

Menurut Bloom dalam Anderson, at.al (2001) ada 7 indikator yang

dapat dikembangkan dalam tingkatan proses kognitif pemahaman

(Understand). Kategori proses kognitif, indikator dan definisinya

ditunjukan seperti pada tabel di bawah ini: 5

4

Ibid., 43-49

5

Kistiono dan Andi Suhandi, “Penyusunan dan Analisis Tes Pemahaman (Understanding) Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru)”, Laporan Penelitian (Yogyakarta: seminar.uny.ac.id), t.d.,

(25)

Tabel 2.1 Kategori dan Proses Kognitif Pemahaman

Katagori dan Proses kognitif (Categories &

Cognitive Processes)

Indikator Definisi (definition)

Pemahaman

(Understand)

Membangun makna berdasarkan tujuan pembelajaran,

mencakup, komunikasi oral, tulisan dan grafis (Construct

meaning from instructional messages, including oral, written, and graphic communication).

1.Interpretasi

(interpreting)

 Klarifikasi

(Clarifying)

 Prase (Paraphrasing)

 Mewakilkan

(Representing)

 Menerjemahkan

(Translating)

Mengubah dari bentuk yang satu

ke bentuk yang lain (Changing

from one form of representation to another) 2.Mencontohkan (exemplifying)  Menggambarkan (Illustrating)  Instantiating

Menemukan contoh khusus atau ilustrasi dari suatu konsep atau

prinsip (Finding a specific

example or illustration of a concept or principle).

3.Mengklasifikasikan

(classifying)

 Mengkatagorisasikan

(Categorizing )

 Subsuming

Menentukan sesuatu yang dimiliki oleh suatu katagori (Determining that something belongs to a category )

4.Merangkum

(summarizing)

 Mengabstraksikan

(Abstracting)

 Menggeneralisasikan

(generalizing )

Pengabstrakan tema-tema umum atau poin-poin utama

(Abstracting a general theme or major point(s))

5.Inferensi (inferring)  Menyimpulkan

(Concluding)

 Mengektrapolasikan

(Extrapolating )

 Menginterpolasikan

(Interpolating )

 Memprediksikan

(Predicting)

Penggambaran kesimpulan logis dari informasi yang disajikan (Drawing a logical conclusion from presented information)

6.Membandingkan (comparing)  Mengontraskan (Contrasting)  Memetakan (Mapping)  Menjodohkan (Matching)

(26)

7.Menjelaskan (explaining)

 mengkontruksi model

(Constructing models)

Mengkontruksi model sebab akibat dari suatu sistem

(Constructing a cause and effect model of a system )

Wowo Sunaryo Kuswana menyatakan proses kognitif yang paling

umum yaitu mengingat, kemudian memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, dan menciptakan. Memahami artinya mendeskripsikan

susunan dalam artian pesan pembelajaran, mencakup oral, tulisan, dan

komunikasi grafik. Keenam kategori tersebut, proses kognitif mengambil

bentuk kata benda yang dibentuk dari bahasa Inggris ditambah –ing.

Dibawah ini merupakan tabel ketegori hubungan dan dimensi proses

kognitif: 6

Tabel 2.2 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif Memahami :

Membangun pengertian dari pesan pembelajaran, di antaranya oral, tulisan, komunikasi grafik.

No. Kategori Proses Kognitif Contoh

1. Mengartikan Contoh, menguraikan dengan kata-kata

sendiri dalam pidato.

2. Memberikan contoh Contoh, memberikan contoh macam-macam

gaya lukisan artistik.

3. Mengklasifikasi Contoh, mengamati atau menggambarkan

kasus kekacauan mental.

4. Menyimpulkan Contoh, menulis kesimpulan pendek dari

kejadian yang ditayangkan video.

5. Menduga Contoh, mengambil kesimpulan dasar-dasar

contoh dari pembelajaran bahasa asing.

6. Membandingkan Contoh, membandingkan peristiwa-peristiwa

sejarah dengan situasi sekarang.

7. Menjelaskan Contoh, menjelaskan penyebab peristiwa

penting di Prancis abad ke 18.

6

(27)

Berdasarkan tujuh indikator pemahaman diatas, penelitian ini difokuskan

pada tiga kategori proses kognitif yaitu mencontohkan (exemplifying),

mengklasifikasikan (classifying), dan menjelaskan (explaining).

B. Pembelajaran IPA

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.7

Menurut Hamalik pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sudjana mengemukakan tentang pengertian pembelajaran yaitu

setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi

kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yakni antara peserta didik

(warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan

membelajarkan.8

Dari pernyataan diatas, pembelajaran pada dasarnya merupakan

suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru, dan siswa.

Interaksi komunikasi itu dilakukan baik secara langsung dalam kegiatan

tatap muka maupun tidak langsung dengan menggunakan media.

7 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Jilid 1, (Bandung: Citra Umbara, 2009), 63.

8

(28)

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

tentang alam sekitar beserta isinya. IPA bukan hanya sekedar penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk

memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang

dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana

agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI

diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar

untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA

dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

a. Hakikat Pembelajaran IPA

Hakikat pembelajaran IPA dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu:

1) IPA Sebagai Produk

IPA sebagai produk merupakan hasil upaya para perintis IPA

terlebih dahulu dan umumnya berupa fakta, konsep teori, hukum,

prosedur informasi telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam

bentuk buku-buku teks dan film-film dokumen dalam bentuk CD atau

DVD yang kesemuanya dianggap sebagai body of knowladge.

(29)

IPA sebagai proses adalah proses untuk mendapatkan IPA yang

dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Adapun

tahapan-tahapan metode ilmiah adalah sebagai berikut:

a) Melakukan pengamatan eksploratif yang memunculkan

pertanyaan/permasalahan.

b) Merumuskan masalah/pertanyaan.

c) Mengumpulkan data melalui pengamatan maupun percobaan

(eksperimen).

d) Membuat simpulan tentang jawaban masalah berdasarkan data.

3) IPA Sebagai Pemupuk Sikap

Diharapkan anak-anak usia SD/MI dapat mengembangkan

sikap ilmiah terhadap alam sekitar pada saat siswa melakukan diskusi,

percobaan, simulasi, atau kegiatan observasi lapangan. Sikap yang

dapat dikembangkan antara lain sikap ingin tahu, sikap ingin

mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus

asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung

jawab, sikap berpikir bebas, dan sikap disiplin diri.9

b. TujuanMata Pelajaran IPA di SD/MI

Tujuan mata pelajaran IPA yakni agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

9

(30)

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Disisi lain, ada berbagai alasan yang menyebabkan mata pelajaran

IPA dimasukkan di dalam suatu kurikulum sekolah yaitu:

1) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu

dipersoalkan panjang lebar.

2) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan

suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan

(31)

3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan

sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang

bersifat hafalan belaka.

4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat

membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.10

c. Ruang Lingkup Materi IPA

Pada tingkat SD/MI ruang lingkup materi IPA meliputi

aspek-aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

3. Materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Teknologi yang Digunakan

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita

dan dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.

10

(32)

Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan sumber daya alam secara

langsung dilakukan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Sementara itu,

pemanfaatan sumber daya alam tidak langsung dilakukan dengan

pengolahan terlebih dahulu. Baik menggunakan teknologi sederhana

ataupun teknologi modern. Teknologi merupakan penerapan dari sains

(ilmu pengetahuan alam). Teknologi berkembang sangat pesat.

Perkembangan teknologi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup

manusia.11

Pengolahan sumber daya alam bertujuan untuk menambah nilai

guna dari bahan alam yang ada. Adapun hubungan sumber daya alam

dengan teknologi dalam bidang pertanian, perikanan, pertambangan,

kehutanan, dan industri adalah sebagai berikut:

a. Bidang Pertanian

Pemanfaatan teknologi dalam bidang pertanian dapat dilihat dari

penggunaan alat pembajak sawah yang dulunya hanya menggunakan

cangkul dan tenaga hewan (sapi atau kerbau), kini sebagian besar telah

menggunakan mesin pembajak sawah yang biasa disebut traktor.

Penggunaan traktor mempermudah petani dalam penggemburan tanah

dan pekerjaan juga semakin cepat selesai.

b. Bidang Perikanan

11

(33)

Ikan hasil tangkapan nelayan dapat diolah dengan teknologi

sederhana maupun teknologi modern. Pengolahan ikan dengan

teknologi sederhana dilakukan dengan membuat ikan asin atau ikan

asap yang sebagian besar prosesnya dilakukan oleh manusia. Adapun

pengolahan dengan teknologi modern dilakukan dengan pengemasan

dalam kaleng sehingga ikan akan tahan lebih lama, dan hampir semua

prosesnya dilakukan oleh mesin.

c. Bidang Pertambangan

Minyak bumi merupakan salah satu contoh dari sumber daya alam

yang tidak dapat diperbarui. Minyak mentah yang diperoleh dari

tambang minyak bumi diolah menjadi berbagai bentuk bahan bakar

dan bahan kimia melalui proses refining (pemisahan). Proses ini hanya

bisa dilakukan dengan alat-alat modern.12

Contoh olahan minyak bumi yang dijadikan bahan bakar kendaraan

yaitu bensin digunakan untuk mobil, sepeda motor, dan mesin industri.

Sedangkan solar digunakan untuk kendaraan bus dan truk.

d. Bidang Kehutanan

Pemanfaatan teknologi pada bidang kehutanan dapat dilihat dari

penebangan pohon yang dulunya dilakukan dengan gergaji biasa,

sekarang digantikan dengan menggunakan gergaji mesin.

12

(34)

Kayu-kayu yang merupakan hasil hutan juga diolah sedemikian

rupa sehingga menghasilkan kertas. Proses pembuatan kertas adalah

sebagai berikut:

1) Kayu dikupas kulitnya dan dipotong menggunakan mesin hingga

ukurannya sangat kecil.

2) Potongan kayu dicampur dengan bahan kimia hingga menjadi bubur

(pulp).

3) Pulp diberikan bahan pemutih untuk menghasilkan kertas berwarna putih.

4) Pulp masuk ke dalam mesin pembuat kertas.

5) Kandungan air dalam pulp dihilangkan dengan mesin press.

6) Kertas digilas sehingga membentuk lembaran dengan ketebalan

tertentu.

7) Kertas yang sudah jadi digulung menjadi gulungan besar dan siap

digunakan sebagai bahan baku pembuatan buku.

e. Bidang Industri

Pemanfaatan teknologi dalam bidang industri meliputi:

1) Industri Pangan

Hasil produksi susu sapi perah dapat diolah secara sederhana

maupun modern. Secara sederhana, susu sapi segar dipanaskan

dengan kompor sebelum dipasarkan. Tujuan dilakukan pemanasan

adalah untuk membunuh kuman dalam susu. Secara modern, susu

(35)

alat-alat modern dan kondisi yang steril (bebas kuman). Selain itu,

pengolahan susu secara modern, susu sapi diolah menjadi susu

bubuk, susu kental manis, dan keju13. Contoh lain dari industri

pangan yang berbahan dasar kedelai yaitu diolah sehingga menjadi

tempe, tahu, susu kedelai, dan susu kedelai bubuk.

2) Industri Sandang

Kain dapat dibuat dari kapas. Sebelum dibuat kain, kapas dipintal

hingga menjadi benang. Setelah di tenun, benang berubah menjadi

kain. Kain itulah yang digunakan untuk membuat pakaian. Kain

yang dibuat secara tradisional biasanya lebih mahal. Hal itu

disebabkan proses pembuatan kain secara tradisional memerlukan

keterampilan tertentu yang tidak dimiliki oleh setiap orang14.

Selain dari kapas, ada juga kain yang dibuat dari kepompong ulat

sutra yakni biasa disebut kain sutra. Kepompong ulat sutra dibuat

dari air liur ulat. Air liur itu mengeras membentuk serat benang.

Melalui proses di pabrik, serat dari kepompong dipintal menjadi

benang. Benang lalu ditenun menjadi kain sutra. Kain sutra sangat

lembut dan berkilau halus. Oleh karena mutunya yang sangat

bagus, kain sutra berharga mahal15.

3) Industri Papan

13

Ibid., 135-136.

14

Much. Azam, Akrab dengan Dunia IPA 4 untuk Kelas IV SD dan MI, (PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2015), 184-185.

15

(36)

Dalam masa tradisional pembuatan rumah sangat tergantung pada

bahan-bahan yang ada disekitarnya. Misalnya di daerah

pegunungan atap terbuat dari ijuk, di daerah pantai dari daun

rumbia, di daerah yang kaya akan kayu seperti kalimantan, orang

membuat atap dari sirap, di toraja menggunakan bambu, sedangkan

di Nusa Tenggara menggunakan ilalang.

Seiring dengan kebutuhan manusia akan tempat tinggal, terutama

di perkotaan, dimana lahan untuk membangun rumah semakin

sempit, maka manusia berusaha membuat rumah bertingkat dengan

menggunakan bahan-bahan bangunan yang lebih berkualitas dan

tahan lama. Fungsi rumah tidak lagi hanya sekedar untuk bertahan

dari cuaca, namun juga berfungsi untuk melindungi diri dari

binatang buas dan tempat tinggal yang nyaman dan indah.

Bahan material yang digunakan untuk membuat sebuah bangunan

berasal dari batu-batuan, besi, pasir, dan tanah yang sudah diolah.

C. Media Audio Visual

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari kata “medius” yang artinya tengah, perantara

atau pengantar. Menurut Bovee media adalah sebuah alat yang mempunyai

(37)

Arab wasaail atau wasilah yang berarti perantara atau pengantar pesan

dari pengirim kepada penerima pesan16.

Media pembelajaran adalah alat atau bentuk stimulus yang

berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

Rossi dan Breidle berpendapat bahwa media pembelajaran adalah

seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti

radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya17.

Menurut Gagne dan Briggs media pembelajaran adalah meliputi

alat secara fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi

pengajaran, yang terdiri antara lain: buku, tape recorder, film, slide

(gambar bingkai) foto, gambar grafik, televisi dan komputer18.

2. Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang merupakan kombinasi audio

dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media

audio visual adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi

instruksional, dan program slide suara (sound slide).

Arsyad mengemukakan video merupakan serangkaian gambar

gerak yang disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai

menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian

16

Rusman, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru, Jilid 2, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 60.

17

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jilid 4, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011), 204.

18

(38)

tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada

media pita atau disk19.

Adapun format media video menurut Heinich, Molenda, Russel

adalah sebagai berikut: 20

a. Pita video (video tape), adalah format media video yang terpaket

dalam bentuk gulungan pita yang terbuka (open reel) atau yang

tertutup di dalam sebuah kaset.

b. Kaset video (video cassettes), adalah format media video yang terpaket

dalam bentuk kaset yang berisi pita-pita video.

c. Piringan video (video disc), adalah jenis format video yang

memanfaatkan pancaran cahaya optik seperti tipe laser.

d. Compact disc, dulu CD tidak digunakan untuk merekam, tetapi sekarang CD dapat langsung digunakan untuk merekam dengan cara

menggunakan handycamp khusus yang dapat langsung merekam

menggunakan CD.

e. High-definition television, produksi video yang menggunakan HDTV lebih tinggi dibandingkan yang lainnya, karena mutu gambaran video

yang ditentukan oleh banyaknya bentuk yang diproyeksikan ke atas

permukaan tabung pada HDTV sangat baik.

19

Rusman, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru, Jilid 2, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 218.

20

(39)

Dalam penerapannya di kelas, media audio visual mempunyai cara

atau prosedur penggunaan agar media tersebut dapat berfungsi secara

optimal. Adapun langkah-langkah penerapannya yaitu:

a. Menyiapkan video audio visual flash tentang sumber daya alam.

Dalam penelitian ini, menggunakan media audio visual berbasis

macromedia flash yang dibuat sendiri oleh peneliti.

b. Menyiapkan laptop/komputer dan speaker aktif.

c. Sambungkan laptop/komputer dengan LCD, kemudian siapkan pula

layar proyektor.

d. Putar media audio visual tentang materi sumber daya alam yang telah

tersedia.

Media audio visual ini tentunya mempunyai beberapa kelebihan

dan kekurangan, diantara kelebihannya adalah: 21

a. Bergerak. Gambar-gambar yang bergerak memiliki keuntungan yang jelas daripada gambar diam dalam menampilkan konsep dimana

gerakan sangatlah penting sekali untuk belajar (seperti kemampuan

motorik).

b. Proses. Pengoprasian, seperti tahapan proses perakitan atau percobaan ilmiah, di mana gerakan berurutan sangatlah penting, bisa ditampilkan

lebih efektif.

21

(40)

c. Pengamatan yang bebas risiko. Video audio visual memugkinkan para siswa untuk mengamati fenomena yang mungkin saja terlalu

berbahaya untuk dilihat secara langsung, seperti gerhana matahari,

letusan gunung berapi, atau suasana perang.

d. Dramatisasi. Reka ulang dramatisasi bisa menghidupkan kepribadian dan kejadian bersejarah. Mereka memungkinkan para siswa untuk

mengamati dan menganalisis interaksi manusia.

e. Pembelajaran keterampilan. Penguasaan keterampilan fisik mengharuskan pengamatan dan latihan berulang-ulang. Melalui video

audio visual, siswa bisa melihat sebuah penampilan berulang kali

untuk bisa menyamai.

f. Pembelajaran afektif. Karena potensi besarnya untuk dampak emosional, video audio visual bisa bermanfaat dalam pembentukan

sikap personal dan sosial.

g. Penyelesaian masalah. Dramatisasi yang berakhiran terbuka sering kali digunakan untuk menyajikan situasi takterselesaikan, yang

membuat para pemirsa mendiskusikan berbagai cara mengatasi

masalah tersebut.

h. Pemahaman budaya. Kita bisa mengembangkan apresiasi yang mendalam terhadap budaya orang lain dengan menggambarkan

kehidupan sehari-hari dalam masyarakat lainnya.

(41)

membangun dasar kesamaan pengalaman untuk membahas sebuah isu

secara efektif.

Selain kelebihan di atas, media video audio visual juga mempunyai

kekurangan antara lain:

a. Kecepatan yang tetap. Meskipun video audio visual bisa dihentikan untuk diskusi, ini tidak selalu dilakukan dalam penayangan kelompok.

Karena program ditayangkan dalam kecepatan tetap, beberapa audien

mungkin tertinggal dan yang lainnya tidak sabar menunggu bagian

selanjutnya.

b. Orang-orang yang berbicara. Banyak video, terutama produksi setempat, sebagian besar terdiri dari penayangan orang-orang yang

bicara dari jarak dekat. Video bukan merupakan sarana lisan yang

hebat-ia merupakan sarana visual. Gunakan audio untuk pesan lisan.

c. Fenomena yang diam. Meskipun video audio visual memiliki keuntungan bagi konsep yang melibatkan gerakan, ia mungkin tidak

cocok bagi topik lain di mana kajian terperinci mengenai sebuah

visual tunggal dilibatkan (misalnya, peta, diagram pengkabelan, atau

diagram organisasi).

d. Gambarnya relatif kecil.

e. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan

(42)

menerima materi mata pelajaran, siswa juga memperoleh persepsi dan

pemahaman yang sama dan benar mengenai materi yang diajarkan.

Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat siswa selama pelajaran

berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah

berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.

3. Macromedia flash

Macromedia Flash 8, merupakan software yang dirancang untuk membuat animasi berbasis vektor dengan hasil yang mempunyai ukuran

yang kecil. Awalnya software ini memang diarahkan untuk membuat

animasi atau aplikasi berbasis internet (online). Tetapi pada

perkembangannya banyak digunakan untuk membuat animasi atau aplikasi

yang bukan berbasis internet (offline). Dengan Actionscript 2.0 yang

dibawanya, Flash 8 dapat digunakan untuk mengembangkan game atau

bahan ajar seperti kuis atau simulasi. Ada beberapa langkah awal untuk

mengenal penggunaan Flash 8 yaitu:22

a. Cara Membuka macromedia flash 8

1) Pilih start > program > Macromedia > Flash 8.

2) Atau pilih ikon flash 8 pada dekstop (layar monitor).

3) Pilih Create New > Flash Document untuk memulai membuat file

baru.

4) Pilih Open a Recent New > Open untuk membuka file flash.

22Bambang Adriyanto,”Pembuatan Animasi dengan Macromedia Flash 8”, Modul 10 Pelatihan

(43)

b. Mengenal Jendela Kerja

1) Mengenal Menu Dasar

Berikut merupakan tampilan standar jendela kerja Flash 8, saat

memulai membuat file baru.

Jendela kerja Flash 8 terdiri atas:

a) Menubar, berisi kumpulan menu atau perintah-perintah yang

digunakan dalam Flash 8.

b) Toolbar, merupakan panel berisi berbagai macam tool. Tool

tersebut dikelompokkan menjadi empat kelompok: Tools; berisi

tombol-tombol untuk membuat dan mengedit gambar, View;

untuk mengatur tampilan lembar kerja, Colors; menentukan

warna yang dipakai saat mengedit, Option; alat bantu lain untuk

[image:43.595.139.515.199.610.2]

mengedit gambar.

Gambar 2.1 Tampilan Standar Jendela Kerja Macromedia Flash 8

(44)
[image:44.595.146.507.114.693.2]
(45)

c) Timeline, biasa disebut garis waktu yang merupakan komponen

yang digunakan untuk mengatur atau mengontrol jalannya

animasi. Terdiri dari beberapa layer. Layer digunakan untuk

menempatkan satu atau beberapa objek dalam stage agar dapat

diolah dengan objek lain. Setiap layer terdiri dari frame-frame

yang digunakan untuk mengatur kecepatan animasi. Semakin

panjang frame dalam layer, maka semakin lama animasi akan

berjalan.

d) Stage, atau biasa disebut layar atau panggung. Digunakan untuk

memainkan objek-objek yang akan diberi animasi. Dalam stage

dapat membuat gambar, teks, memberi warna dan lain-lain.

e) Panel, ada beberapa panel penting dalam macromedia flash

diantaranya adalah panel: Properties, Filters & Parameters,

[image:45.595.137.512.101.724.2]

Action, Library, Color dan Align & Info & Transform. Gambar 2.4 Tampilan Timeline pada Macromedia Flash 8

[image:45.595.194.505.637.731.2]
(46)

f) Properties, panel properties akan berubah tampilan dan

fungsinya mengikuti bagian mana yang sedang diaktifkan.

Misalkan sedang mengaktifkan Line tool, maka yang muncul

pada jendela properties adalah fungsi-fungsi untuk mengatur

line/garis seperti besarnya garis, bentuk garis, dan warna garis.

g) Library, panel Library mempunyai fungsi sebagai perpustakaan

simbol/media yang digunakan dalam animasi yang sedang

dibuat. Simbol merupakan kumpulan gambar baik movie,

[image:46.595.140.522.109.606.2]

tombol (button), sound, dan gambar statis (graphic).

Gambar 2.6 Tampilan Panel Color pada Macromedia Flash 8

(47)

2) Document Properties

Document Properties berfungsi untuk melakukan

pengaturan ukuran layar, warna background, framerate, dan

dimensi dari animasi yang akan dibuat.

Untuk memanggil kotak dialog Document Properties, pilih

[image:47.595.135.506.267.723.2]

jendela Properties di bawah layar, kemudian pilih tombol Size.

Gambar 2.8 Tampilan Panel Library pada Macromedia Flash 8

(48)

Suatu software pada komputer tentunya mempunyai kelebihan dan

kekurangan masing-masing, begitu juga dengan macromedia flash.

Adapun kelebihan macromedia flash yaitu:

a. Merupakan teknologi animasi web yang paling populer saat ini

sehingga banyak didukung oleh berbagai pihak.

b. Ukuran file yang kecil dengan kualitas yang baik.

c. Kebutuhan hardware yang tidak tinggi.

d. Dapat membuat website, cd-interaktif, animasi web, animasi kartun,

kartu elektronik, iklan TV, banner di web, presentasi interaksi,

permainan, aplikasi web dan handphone.

e. Dapat ditampilkan di berbagai media seperti Web, CD-ROM, VCD,

DVD, televisi, handphone dan PDA.

f. Adanya actionscrip yang dapat membuat animasi dengan

menggunakan kode sehingga memperkecil ukuran file. Karena

adanya actionscript ini juga flash dapat untuk membuat game karena

script dapat menyimpan variable dan nilai, melakukan perhitungan,

dsb. yang berguna dalam game. Selain itu, flash adalah program

berbasis vektor.23

Selain mempunyai kelebihan, tentunya macromedia flash juga

mempunyai beberapa kekurangan yaitu:

23

(49)

a. Salah satunya adalah komputer yang ingin memainkan animasi flash

harus memiliki flash player. Anda harus menginstallnya, biasanya

secara online.

b. Program adobe flash bukan freeware.

c. Grafisnya kurang lengkap.

d. Menu tidak user friendly.

e. Bahasa pemrograman (actionscrip) susah untuk pemula.

(50)

40 BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

PTK menurut Ebbut adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan

tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai

hasil dari tindakan-tindakan tersebut1.

Kemis, Stephen mendefinisikan PTK adalah suatu bentuk penelaahan

atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan

pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk

memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari praktek-praktek sosial atau

kependidikan yang mereka lakukan sendiri; pemahaman mereka terhadap

praktek-praktek tersebut; serta situasi di tempat praktek itu dilaksanakan2.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan

Model Kurt Lewin. Menurut Kurt Lewin konsep pokok action research terdiri

dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan

(action), (3) pengamatan (observation), dan (4) refleksi (reflection).

1

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,

Jilid 7, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 43.

2Fatkhur Rohman, “Lebih Dekat dengan Penelitian Tindakan Kelas”. Progres Jurnal Manajemen

(51)

B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian,

dan subjek penelitian.

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Sunan Giri, kelurahan Mojo,

kecamatan Gubeng, kota Surabaya pada siswa kelas IV-B mata

pelajaran IPA.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada saat semester genap tahun ajaran

2015/2016 pada bulan Maret sampai Juni 2016. Adapun jadwal siklus I

[image:51.595.119.505.127.574.2]

dan II yaitu:

(52)

Siklus I : Kamis, 26 Mei 2016 pukul 13.00 WIB

Siklus II : Jumat, 3 Juni 2016 pukul 10.00 WIB

c. Siklus PTK

Penelitian ini direncanakan menggunakan dua siklus, setiap siklus

dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan

(action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan pemahaman IPA pada

materi sumber daya alam dengan menggunakan media audio visual

berbasis macromedia flash.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas IV-B MI

Sunan Giri Surabaya tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik

sebanyak 14 siswa. Terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.

C. Variabel yang Diteliti

Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian ini untuk

menyelesaikan permasalahan yang terjadi yaitu :

1. Variabel Input : Siswa kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya.

2. Variabel Proses : Penerapan dan penggunaan media audio visual

berbasis macromedia flash.

3. Variable Output : Peningkatan pemahaman siswa materi sumber

(53)

D. Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kurt Lewin yang

berbentuk siklus terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari

empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, serta

analisi dan refleksi.

1. SIKLUS I

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini melakukan persiapan:

1) Melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

akan disampaikan kepada siswa.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Membuat dan menyiapkan media pembelajaran audio visual berbasis

macromedia flash.

4) Menyiapkan sumber belajar.

5) Membuat instrumen lembar aktivitas guru dan siswa.

6) Membuat naskah wawancara guru dan siswa.

7) Membuat lembar kerja siswa.

b. Pelaksanaan tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan berpatokan pada RPP dan skenario pembelajaran,

yakni:

Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam kepada siswa di awal pembelajaran.

(54)

3) Guru menanyakan kabar siswa

4) Guru mengabsen siswa.

5) Guru mengajak siswa untuk mereview materi sebelumnya.

6) Guru memotivasi siswa dengan cara menghubungkan materi yang akan

dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan memberikan

pertanyaan “sebutkan contoh benda yang diolah dengan menggunakan

teknologi! “.

7) Guru menginformasikan materi yang dipelajari hari ini yaitu hubungan

sumber daya alam dengan teknologi.

8) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Guru menjelaskan bahwasannya kegiatan pembelajaran hari ini akan

menggunakan media audio visual.

2) Dengan instruksi guru, siswa membentuk 5 kelompok kecil, setiap

kelompok terdiri dari 3 orang.

Elaborasi

1) Guru menginstruksikan pada siswa untuk melihat video pembelajaran

dengan seksama dan tenang.

2) Setelah penjelasan materi, pada akhir video terdapat game yang dapat

(55)

3) Guru memberikan pengarahan kepada setiap kelompok untuk

mendiskusikan dan mengkategorikan contoh benda yang diolah

menggunakan teknologi modern.

4) Setiap kelompok menunjuk perwakilan 1 siswa untuk maju ke depan

untuk menjalankan game.

5) Siswa yang lain dari kelompok tersebut dapat membantu dengan

memberikan jawaban yang benar.

6) Guru menanyakan kepada semua siswa apakah jawaban tersebut benar

atau salah.

7) Ulangi kegiatan 4-6 sampai semua perwakilan kelompok maju.

8) Setiap kelompok diberikan lembar kerja yang berisikan soal-soal untuk

dikerjakan secara individu.

9) Setelah selesai, lembar kerja dikumpulkan kepada guru untuk dikoreksi

dan dinilai.

Konfirmasi

1) Disamping menggunakan media audio visual, guru juga memberikan

penguatan dengan menambahkan penjelasan tentang materi tersebut.

2) Guru menanyakan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang baru

disampaikan.

Kegiatan penutup

(56)

2) Guru memberikan umpan balik dengan memberikan pertanyaan kepada

beberapa siswa.

3) Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan bagaimana

kegiatan pembelajaran hari ini.

4) Guru memberikan pekerjaan rumah sebagai tugas individu siswa.

5) Guru memberikan informasi tentang materi pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

6) Siswa berdoa bersama-sama dengan membaca alhamdulillah untuk

mengakhiri pembelajaran.

7) Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Pengamatan (observation)

Mengamati proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media

audio visual, serta mencatat mengenai proses dari implementasi tindakan

yang di rancang dengan menggunakan instrumen penelitian.

d. Refleksi (reflection)

1) Memeriksa instrumen penelitian.

2) Memeriksa hasil observasi.

3) Mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi tindakan yang telah

dilakukan.

4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus berikutnya.

(57)

2. SIKLUS II

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini melakukan persiapan:

1) Memperbaiki kekurangan pada siklus I menetapkan alternatif

pemecahan masalah.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.

3) Memperbaiki media pembelajaran audio visual berbasis macromedia

flash.

4) Menyiapkan sumber belajar.

5) Membuat instrumen lembar aktivitas guru dan siswa siklus II.

6) Membuat lembar kerja siswa siklus II.

b. Pelaksanaan tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan berpatokan pada RPP dan skenario pembelajaran,

yakni:

Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam kepada siswa di awal pembelajaran.

2) Siswa berdoa bersama-sama membaca surat Al-Fatihah.

3) Guru menanyakan kabar siswa

4) Guru mengabsen siswa.

5) Guru mengajak siswa untuk mereview materi sebelumnya.

6) Guru memotivasi siswa dengan cara menghubungkan materi yang akan

(58)

pertanyaan “sebutkan contoh benda yang diolah dengan menggunakan

teknologi modern! “.

7) Guru menginformasikan materi yang dipelajari hari ini yaitu hubungan

sumber daya alam dengan teknologi.

8) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Guru menjelaskan bahwasannya kegiatan pembelajaran hari ini akan

menggunakan media audio visual.

2) Dengan instruksi guru, siswa membentuk 5 kelompok kecil, setiap

kelompok terdiri dari 3 orang.

Elaborasi

1) Guru menginstruksikan pada siswa untuk melihat video pembelajaran

dengan seksama dan tenang.

2) Setelah penjelasan materi, pada akhir video terdapat game yang dapat

dimainkan dengan cara mengklik area yang diinginkan.

3) Guru memberikan pengarahan kepada setiap kelompok untuk

mendiskusikan dan mengkategorikan contoh benda yang diolah

menggunakan teknologi modern.

4) Setiap kelompok menunjuk perwakilan 1 siswa untuk maju ke depan

(59)

5) Siswa yang lain dari kelompok tersebut dapat membantu dengan

memberikan jawaban yang benar.

6) Guru menanyakan kepada semua siswa apakah jawaban tersebut benar

atau salah.

7) Ulangi kegiatan 4-6 sampai semua perwakilan kelompok maju.

8) Setiap kelompok diberikan lembar kerja yang berisikan soal-soal

untuk dikerjakan secara individu.

9) Setelah selesai, lembar kerja dikumpulkan kepada guru untuk

dikoreksi dan dinilai.

Konfirmasi

1) Disamping menggunakan media audio visual, guru juga memberikan

penguatan dengan menambahkan penjelasan tentang materi tersebut.

2) Guru menanyakan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang baru

disampaikan.

Kegiatan penutup

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari

ini.

2) Guru memberikan umpan balik dengan memberikan pertanyaan

kepada beberapa siswa.

3) Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan

(60)

4) Guru memberikan informasi tentang materi pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

5) Siswa berdoa bersama-sama dengan membaca alhamdulillah untuk

mengakhiri pembelajaran.

6) Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Pengamatan (observation)

Mengamati proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media

audio visual, serta mencatat mengenai proses dari implementasi tindakan

yang di rancang dengan menggunakan instrumen penelitian.

d. Refleksi (reflection)

1) Memeriksa instrumen penelitian.

2) Memeriksa hasil observasi.

3) Mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi tindakan yang telah

dilakukan.

4) Evaluasi siklus II.

E. Data dan Teknik Pengumpulan

1. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini yaitu siswa dan guru. Data yang

diperoleh dari siswa digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman.

Kemudian data yang diperoleh dari guru digunakan untuk melihat tingkat

keberhasilan penerapan media audio visual berbasis macromedia flash

(61)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini bersifat data

kuantitatif dan data kualitatif yang diambil menggunakan berbagai cara

seperti observasi, wawancara, tes tulis, dan dokumentasi yang ditujukan

kepada siswa dan guru.

a. Observasi atau pengamatan

Observasi digunakan untuk melihat seberapa jauh efek tindakan

telah mencapai sasaran. Observasi dilakukan pada saat proses

pembelajaran di dalam kelas oleh orang yang terlibat aktif dalam

proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan atau observasi ini di lakukan

pada akivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar

menggunakan media audio visual berbasis macromedia flash.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh dan melengkapi data

dengan cara mengajukan berbagai macam pertanyaan secara verbal

kepada orang-orang yang dianggap memberikan informasi atau

penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi

dengan permasalahan tindakan kelas. Dalam hal ini peneliti akan

mewawancarai guru dan siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar

mengajar. Wawancara dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran

(62)

siklus) dan sesudah menggunakan media audio visual berbasis

macromedia flash

Gambar

gambar menarik dan membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Siswa
Tabel 2.1 Kategori dan Proses Kognitif Pemahaman
Tabel 2.2 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif
Gambar 2.1 Tampilan Standar Jendela Kerja Macromedia Flash 8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Barbuto dan Wheeler (2006) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang berasal dari karakteristik yang dianggap sebagai indikasi servant leadership :.. Mengukur tingkat

[r]

Ada hubungan Handayani, Penggunaan Alat merupakan antara alat Trisno Pelindung Diri, penelitian pelindung diri Agung Umur Dan Masa observasional yang dengan kecelakaan

Bima Haria Wibisana, MSIS NrP.. PANITIA SELEKSI

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis dan Perancangan

hubungan antar dua variabel penelitian, yaitu beban kerja sebagai variabel X. dan kepuasan kerja sebagai variabel Y, konstelasi hubungan antar

kerja juga dapat menyebabkan stres kerja pada karyawan yang berada

Sehingga keputusan yang diambil adalah terima