1
ANALISIS CUACA PADA SAAT KEJADIAN HUJAN LEBAT
DAN BANJIR DI WILAYAH KOTA BANDUNG
PADA TANGGAL 24 OKTOBER 2016
Disusun oleh Pusat Meteorologi Publik
Diperbaharui oleh Tim Litbang Meteorologi Puslitbang
I. INFORMASI KEJADIAN HUJAN LEBAT DAN BANJIR PADA TANGGAL 24 OKTOBER 2016
LOKASI Kota Bandung, Jawa Barat
TANGGAL 24 Oktober 2016
DAMPAK Banjir di Kota Bandung khususnya di wilayah Pasteur dan Cileuncang. Terdapat satu orang meninggal dunia. Ketinggian air rata-rata mencapai 30 - 150 cm
2 Sumber :
http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2016/10/24/banjir-sempat-buat-jalan-pasteur-lumpuh-total-383005
http://www.antaranews.com/berita/591979/banjir-di-pasteur-bandung-cepat-surut https://www.merdeka.com/peristiwa/rusak-ratusan-rumah-kerugian-banjir-di-bandung-sampai-rp-16-miliar.html
II. DATA CURAH HUJAN
Data curah hujan diambil dari AWS (Automatic Weather Station) terdekat dengan lokasi kejadian adalah sebagai berikut :
No Stasiun Pengamatan
Curah Hujan 24/10/2016 (Jam 11:40 – 13:20 WIB)
1 Stasiun Geofisika Bandung
(6,88 LS; 107.59 BT)
77.7 mm
Sumber : Stasiun Geofisika Bandung
Data curah hujan diatas merupakan akumulasi intensitas curah hujan selama periode jam 11:40
3 III. ANALISIS DINAMIKA METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN
1. Pola Angin Analisis streamline pada tanggal 24Oktober 2016 jam 00UTC (07.00 WIB) menunjukkan adanya pola tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera Barat dan Laut Cina Selatan. Pada pola angin lapisan 3000 feet angin, wilayah Jawa bagian Barat merupakan daerah belokan dan perlambatan angin, sehingga terjadi penumpukan massa udara yang cukup signifikan dan menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat. Angin pada lapisan ini umumnya bertiup dari arah Utara-Barat Laut di sekitar wilayah Jawa Barat dengan kecepatan angin berkisar antara 5-10 knot.
2. SST (Suhu Muka Laut) Data model analisis SST tanggal 24 Oktober 2016 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia cukup hangat dengan kisaran 28.5 – 29.5°C. Sedangkan anomali SST berkisar antara 0.5- 2.0 °C. Anomali SST positif signifikan di wilayah Jawa bagian selatan hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi bagian Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Hal ini menunjukkan pasokan uap air cukup besar di wilayah tersebut.
3. Kelembaban udara Secara umum, nilai kelembapan relatif di wilayah Jawa bagian Barat pada lapisan 850mb dan 700 mb bernilai > 80%. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi atmosfir di wilayah
tersebutcukup basah.
4. Citra Satelit Cuaca Pada citra satelit Himawari enhanced terlihat pertumbuhan awan konvektif yang cukup signifikan pada tanggal 24 Oktober 2016 mulai 12.00 WIB hingga 16.00 WIB di sekitar wilayah Kota Bandung.
Berdasarkan grafik time series IR1 di lokasi kejadian, pada tanggal 24 Oktober 2016 terjadi penurunan suhu puncak awan yang signifikan mulai pukul 10.00 WIB, kondisi ini menunjukkan terjadinya proses konvektif yang cukup signifikan.
Berdasarkan citra satelit Himawari-8 water vapor tanggal 24 oktober 2016 pukul 11.00 – 14.00 WIB, suhu puncak awan bernilai antara -41˚C sampai - ˚C
5. Citra Radar Berdasarkan analisa citra radar di wilayah Bandung dan
4
Berdasarkan citra radar, hujan tertinggi terjadi pada pukul 11.49 WIB dengan nilai reflektifitas 53 dBZ senilai dengan 75 mm/jam. Nilai ini sebanding dengan pengamatan curah hujan permukaan di stasiun Geofisika Bandung (77.7 mm dalam 1.5 jam).
IV. PROSPEK KEDEPAN
Untuk tiga hari kedepan, di wilayah Jawa Barat diperkirakan masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
V. KESIMPULAN
Curah hujan yang terjadi di Kota Bandung berdasarkan hasil pengukuran di Stasiun Geofisika Bandung termasuk pada kriteria lebat hingga sangat lebat dengan intensitas 77.7 mm (dalam periode sekitar 1 - 1,5 jam). Hal ini diperkuat oleh citra radar cuaca yang menunjukkan nilai reflektifitas 53 dBZ pada pkl 12.00. Bila dibandingkan dengan rata-rata curah hujan bulan Oktober (186 mm), hampir setengah dari total curah hujan bulan Oktober terjadi dalam 1,5 jam pada tanggal 24 Oktober 2016. Hal ini sangat memungkinkan terjadinya banjir bandang ditambah dengan adanya pengaruh lingkungan seperti sedimentasi aliran sungai, topografi, infiltrasi dan lainnya.
Berdasarkan analisis citra satelit cuaca, dapat diidentifkasi bahwa pertumbuhan awan konvektif cukup signifikan terjadi di wilayah Kota Bandung mulai pkl 12.00 hingga 16.00 WIB.
Hujan lebat yang terjadi di wilayah kota Bandung pada tanggal 24 Oktober 2016 dipicu oleh pertumbuhan awan konvektif yang signifikan dalam waktu yang cukup singkat (1-2 jam). Hal tersebut terjadi karena proses konvektif lokal (seperti ditunjukkan oleh citra radar) yang menyebabkan terbentuknya awan cumulonimbus (suhu puncak awan sekitar
5 VI. INFORMASI PERINGATAN DINI
Waktu Isi
Peringatan Dini Cuaca Ekstrim
VII.LAMPIRAN
1. Streamline
6
2. SST dan Anomali SST
Gambar 2. Peta Suhu Permukaan Laut (SPL) dan Anomali SPL 23 Oktober 2016.
3. Kelembapan Relatif pada 850 mb, 700 mb dan 500 mb pada tanggal 24 Oktober 2016
Gambar 3. Kelembapan Relatif pada 850 mb, 700 mb dan 500 mb pada tanggal 24 Oktober 2016. Kota Bandung
Kota Bandung Kota Bandung
Kota Bandung Kota Bandung
Kota Bandung
7
4. Citra Satelit Cuaca pada tanggal 24 Oktober 2016
Gambar 4.Citra Satelit dan Grafik Suhu Puncak Awan (kanal IR1) di wilayah Jawa bagian Barat khususnya di Kota Bandung pada tanggal 24 Oktober 2016.
Gambar 5. Citra Satelit dan Kontur Suhu Puncak Awan Kanal IR3 di sekitar Kota Bandung pada tanggal 24 Oktober 2016 pukul 14.00 WIB.
Kota Bandung
Kota Bandung
8
5. Citra Radar Cuaca
Gambar 6.Citra Radar Cuaca Soekarno Hatta di wilayah Jawa bagian Barat khususnya di Kota Bandung 24 Oktober 2016 (04.49UTC, 04.56UTC, 05.22UTC, 05.42UTC)
Gambar 7.Plot time series data reflektifitas radar dan curah hujan berdasarkan Citra Radar Cuaca Soekarno Hatta di wilayah Jawa bagian Barat khususnya di Kota Bandung 24 Oktober 2016 mulai pukul 4.02 UTC (11.02 WIB) – 6.56 UTC (13.56 WIB)
Kota Bandung
Kota Bandung
Kota Bandung
menit jam
menit jam