• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Informasi Kredit Prestasi Berbasis Web (Studi Kasus: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Sistem Informasi Kredit Prestasi Berbasis Web (Studi Kasus: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

1181

Pengembangan Sistem Informasi Kredit Prestasi Berbasis Web

(Studi Kasus: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya)

Aditya Yusril Fikri1, Achmad Arwan2, Faizatul Amalia3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1yusril_aditya98@student.ub.ac.id, 2arwan@ub.ac.id, 3faiz_amalia@ub.ac.id

Abstrak

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) merupakan satu diantara beberapa fakultas yang berada di Universitas Brawijaya. Setiap kegiatan ekstrakurikuler dan non kurikuler di FEB UB perlu dilakukan pemberian poin satuan kredit prestasi (SKP) sebagai motivasi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan soft skill. Untuk mendapatkan poin SKP, mahasiswa harus mengikuti kegiatan lembaga mahasiswa. Terdapat permasalahan yang terjadi pada kegiatan lembaga mahasiswa yaitu pada proses pengajuan proposal dan LPJ kegiatan. Mahasiswa harus bertatap muka langsung dengan staf kemahasiswaan untuk meminta proses persetujuan. Sehingga mahasiswa terkendala dalam proses pengajuan kegiatan. Staf kemahasiswaan mengalami kesulitan dalam mendata proses pengajuan kegiatan dikarenakan data tersebar pada beberapa file dan membuat staf kemahasiswaan kesulitan dalam melakukan rekapitulasi kegiatan. Maka dari itu dilakukan penelitian pengembangan sistem kredit prestasi untuk mengatasi permasalah tersebut. Pengembangan sistem kredit prestasi menerapkan metode waterfall model dengan. tahapan pengembangan sistem mulai dari studi literatur, rekayasa kebutuhan, perancangan, implementasi sistem hingga pengujian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil elisitasi berupa 9 jenis aktor, 55 buah kebutuhan fungsional dan 1 buah kebutuhan non fungsional. Untuk perancangan menghasilkan perancangan arsitektur, komponen, basis data dan antarmuka, kemudian dilakukan implementasi. Sistem kredit prestasi kemudian dilakukan dengan white box testing pada pengujian unit dan integrasi sedangkan untuk black box testing pada pengujian validasi dengan hasil pengujian 100% bernilai pass. Selain itu dilakukan pengujian compatibility pada browser firefox, chrome, opera, edge, internet explorer, dan safari.

Kata kunci: satuan kredit prestasi, ekstrakurikuler, kemahasiswaan, pengembangan perangkat lunak. Abstract

The Faculty of Economics and Business Universitas Brawijaya (FEB UB) is one of the several faculties in Universitas Brawijaya. Every extracurricular and non-curricular activities at FEB UB need to be given awarding credit unit points (SKP) as motivation for students to improve their soft skills. To get SKP points, students must follow the activities of student institutions. There are problems that occur in the activities of student institutions namely the process of proposing proposals and LPJ activities. Students must come face to face with student staff to request the approval process. So students are constrained in the process of submitting activities. Student staff had difficulty in recording the process of submitting activities because the data was scattered in several files and made it difficult for student staff to recapitulate activities. Therefore a research on the development of an achievement credit system was conducted to overcome these problems. Development of a credit system for achievement applying the waterfall model method. the stages of system development starting from the study of literature, requirements engineering, design, system implementation to testing. Based on research conducted elicitation results obtained in the form of 9 types of actors, 55 functional needs and 1 non-functional needs. For the design produces architectural design, components, databases and interfaces, then carried out implementation. The achievement credit system is then carried out by white box testing in unit testing and integration while for black box testing in validation testing with 100% worth of test results. In addition, compatibility testing is performed on Firefox, Chrome, Opera, Edge, Internet Explorer, and Safari browsers.

(2)

1. PENDAHULUAN

Dewasa ini di era global menuntut perkembangan masyarakat dan dunia kerja untuk menghasilkan sumber daya manusia yang lebih kompetitif. Data yang dikeluarkan oleh World Economic Forum terkait The Global Human Capital Indonesia menempati urutan ke 65 dari 130 negara-negara di dunia, di bawah Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand dan Vietnam (World Economic Forum, 2017). Salah satu cara menciptakan sumber daya manusia(SDM) yang kompetitif ialah melalui perguruan tinggi (Kartasasmita, 1994). Universitas Brawijaya (UB) memiliki visi dan misi untuk menghasilkan SDM yang kompetitif dan dapat bersaing di era global. Visi dan misi UB juga sejalan dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB). FEB UB merupakan satu diantara beberapa fakultas di UB dengan visi dan misi yaitu menciptakan lulusan yang kompetitif dalam soft skill dan hard skill.

FEB UB memiliki komitmen untuk meningkatkan hard skill dan soft skill bagi lulusannya. Pada proses belajar mengajar, FEB UB mengarahkan setiap mahasiswanya untuk lebih menambah pengalaman dari kegiatan kemahasiswaan sehingga memiliki sebuah nilai lebih yang dapat berdaya saing di dunia kerja. Untuk itu, setiap kegiatan kegiatan ekstrakurikuler dan non kurikuler di FEB UB perlu dilakukan pemberian poin satuan kredit prestasi (SKP) sebagai motivasi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan soft skill. Satuan Kredit Prestasi (SKP) merupakan sebuah standar penilain kredit yang diberikan oleh FEB UB pada setiap mahasiswanya yang telah mengikuti kegiatan kemahasiswaan (FEB UB, 2019). Untuk mendapatkan poin SKP

mahasiswa harus mengikuti kegiatan

kemahasiswaan baik secara personal (mengikuti lomba) maupun kegiatan lembaga mahasiswa.

FEB menerapkan prosedur-prosedur untuk

lembaga mahasiswa dalam mengajukan

kegiatan. Prosedur pengajuan kegiatan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap pengajuan rancangan kegiatan, tahap pengajuan proposal kegiatan dan tahap pengajuan LPJ kegiatan. Pada tahap pengajuan rancangan kegiatan, lembaga mahasiswa menyusun daftar rancangan kegiatan beserta anggaran pada suatu periode

yang disepakati oleh lembaga dan

kemahasiswaan. Pada tahap pengajuan proposal kegiatan, lembaga mahasiswa menyusun

dokumen proposal kegiatan beserta rincian anggaran dari jumlah anggaran rancangan kegiatan sebelumnya. Pada tahap pengajuan laporan pertanggung jawaban kegiatan, lembaga mahasiswa melakukan penyusunan dokumen laporan pertanggung jawaban kegiatan terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan (FEB UB, 2019). FEB UB memiliki 16 lembaga mahasiswa dengan jumlah kegiatan lembaga tiap periodenya mencapai 204 kegiatan. Untuk proses pengajuan kegiatan lembaga memiliki durasi 7 hari dari waktu kegiatan yang telah ditentukan.

Terdapat permasalahan pada

kemahasiswaan di FEB UB. Permasalahan yang terjadi yaitu pada proses pengajuan proposal dan LPJ kegiatan. Permasalahanya adalah mahasiswa harus bertatap muka langsung dengan staf kemahasiswaan untuk meminta proses persetujuan. Sehingga mahasiswa terkendala dalam proses pengajuan kegiatan. Staf kemahasiswaan mengalami kesulitan dalam mendata proses pengajuan kegiatan karena masih menggunakan file Excel. Kesulitan itu berupa data yang tersebar pada beberapa file – file sehingga membuat staf kemahasiswaan kesulitan dalam melakukan rekapitulasi kegiatan. Lembaga atau mahasiswa mengalami kesulitan untuk mengetahui progres kegiatan, karena progress dituliskan dalam kartu kendali. Kartu ini sewaktu – waktu bisa hilang atau rusak. Untuk mengatasi permasalah tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan sistem informasi berbasis web yang memudahkan bagian kemahasiswaan di FEB UB. Sistem informasi berbasis web dapat diakses menggunakan sebuah browser. FEB UB memiliki beberapa browser yang dapat digunakan, diantaranya yaitu Google Chrome, Fire Fox, Edge dan Internet Explorer.

Berdasarkan pentingnya menghargai kegiatan ekstrakurikuler dan non kurikuler yang diikuti oleh mahasiswa di FEB UB serta mengefisiensikan proses pengajuan kegiatan kemahasiswaan maka diajukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Kredit Prestasi Berbasis Web (Studi Kasus: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya)”. Sistem ini dikembangkan dengan berbasis web. Pengembangan berbasis web dipilih karena aplikasi nantinya dapat langsung digunakan melalui web browser oleh pengguna. Harapannya dengan menggunakan sistem ini dapat digunakan dengan mudah, mempunyai fitur yang dapat membantu menunjang mekanisme satuan kredit prestasi, serta dapat

(3)

mengoptimalkan dalam prosedur pengajuan kegiatan kemahasiswaan.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kajian Pustaka

Penelitian sebelumnya yang menjelaskan aspek sistem kredit prestasi di antaranya dengan judul “Sistem Informasi Satuan Kredit Kegiatan Ekstrakurikuler di Fakultas Teknik Universitas Mataram Berbasis Web” yang membahas mengenai pengembangan sistem informasi kredit kegiatan ekstrakurikuler sebagai medium mahasiswa untuk tolak ukur di bidang ekstrakurikuler (Karliani, et al., 2018). Hasil penelitian ini berupa sistem informasi yang dibangun untuk mengatasi data yang mereka miliki menjadi lebih efisien serta mempermudah mahasiswa dalam mengetahui data KKE real mereka.

Adapun penelitian lain yang juga dilakukan dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Sistem Kredit Partisipasi Aktivitas Mahasiswa (Siskpam)” (Mulyani, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem informasi kredit prestasi yang digunakan untuk mengefisienkan proses bisnis pada proses pemberian nilai satuan kredit partisipasi aktivitas mahasiswa. Dampak yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sistem informasi yang dibangun membantu unit kemahasiswaan untuk melakukan pengolahan data serta dokumen mengenai kegiatan aktivitas mahasiswa.

2.2. Soft Skill dan Hard Skill

Hard skill adalah penguasaan suatu hal yang melalui proses pembelajaran pada suatu bidang tertentu (Rasid, et al., 2018). Sedangkan secara definisi soft skill adalah sebuah tingkah laku personal yang mengembangkan dan memaksimalkan personal maupun interpersonal seseorang dalam kinerjanya (Rasid, et al., 2018). Perpaduan antara soft skill dan hard skill akan menghasilkan potensi yang optimal bagi kinerja seseorang dalam mengerjakan suatu bidang tertentu.

2.3. Satuan Kredit Prestasi

Satuan Kredit Prestasi (SKP) merupakan sebuah standar penilain kredit yang diberikan oleh FEB UB pada setiap mahasiswanya yang telah mengikuti kegiatan kemahasiswaan (FEB UB, 2019). Satuan kredit prestasi memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan soft skill

dan prestasi mahasiswa FEB UB. Tujuan lainnya adalah mendorong partisipasi mahasiswa dalam kegiatan - kegiatan kemahasiswaan baik didalam kampus maupun diluar kampus.

2.4. System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall

Model waterfall merupakan model pengembangan software. Modell waterfall ialah sebuah siklus pengembangan perangkat lunak yang terdiri dari spesifikasi, pengembangan, validasi hingga evolusi (Sommerville, 2011). Aktivitas pengembangan model waterfall meliputi beberapa aspek yaitu rekayasa kebutuhan, desain pengujian, implementasi, pengujian dan maintenance.

2.5. Pengujian Perangkat Lunak

Tahapan ini adalah evaluasi untuk menguji kebutuhan dari suatu sistem dapat memenuhi persyaratan dari pengguna. Pada proses pengujian perangkat lunak merujuk pada penemuan bug, kesalahan atau persyaratan yang hilang pada perangkat lunak yang dikembangkan (Sommerville, 2011). Terdapat jenis pengujian perangkat lunak, beberapa diantaranya pengujian dengan white box, black box dan compatibility.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian

Gambar 1 menerangkan mengenai proses alur dalam pengembangan sistem mulai dari melakukan studi hingga penarikan kesimpulan dan saran. Pengembangan sistem kredit prestasi menerapkan SDLC waterfall. Penggunaan SDLC waterfall dikarenakan goal dan solution sudah diketahui sejak awal dan jelas.

(4)

3.1. Studi Literatur

Pada tahap ini melakukan penyusunan terkait teori pendukung yang mengenai pembangunan sistem satuan kredit prestasi dengan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB).

3.2. Rekayasa Kebutuhan

Tahapan ini bertujuan memperoleh kebutuhan sebuah sistem yang hendak dikembangkan. Terdapat beberapa proses pada tahapan ini yaitu tahap elisitasi serta analisis kebutuhan. Pada elisitasi dilakukan proses menggunakan metode wawancara dan Forum Group Discussion (FGD). Kemudian dari hasil elisitasi dilakukan analisis kebutuhan dengan hasil sebuah proses bisnis masukan, aktor yang terlibat dan definisi kebutuhan. Untuk memastikan kebutuhan sesuai dengan keinginan pengguna dilakukan demonstrasi prototype. Setelah kebutuhan yang diinginkan sesuai dilakukan pemodelan kebutuhan untuk merepresentasikan hubungan atau relasi antar tiap aktor dengan kebutuhan sistem yang akan dibangun.

3.3. Perancangan Sistem

Tahap ini bertujuan untuk memperoleh rancangan sistem yang hendak dikembangkan sesuai kebutuhan yang sudah didapat sebelumnya. Ada beberapal perancangan yang akan dilakukan ialah perancangan arsitektur, komponen, basis data dan antarmuka.

3.4. Implementasi Sistem

Implementasi sistem ialah penerapan sebuah perancangan yang sudah ada ke dalam barisan kode program. Sistem akan diimplementasikan menggunakan PHP dengan bantuan framework Bootstrap dan Codeigniter. 3.5. Pengujian Sistem

Pada tahapan pengujian ini akan dilakukan beberapa pengujian yaitu pengujian unit, pengujian integrasi, pengujian validasi dan pengujian compatibility. Untuk pengujian unit dan integrasi akan dilaksanakan menggunakan white-box. Sedangkan pengujian validasi menggunakan ablack-box.

3.6. Penarikan Kesimpulan dan Saran Kesimpulan akan menjelaskan hasil

rangkuman dari tahapan analisis, perancangan, implementasi dan pengujian. Sedangkan pada saran akan dijelaskan masukan yang diperlukan untuk perbaikan sistem kedepan.

4. REKAYASA KEBUTUHAN 4.1. Elisitasi Kebutuhan

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami prosedur pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan dan permasalahan yang ada di FEB UB. Teknik wawancara dan Forum Group Discussion (FGD) merupakan teknik elisitasi yang digunakan.

Proses wawancara dilakukan pada staf kemahasiswaan FEB UB mengenai sistem pengajuan kegiatan yang saat ini digunakan oleh kemahasiswaan FEB UB. Sedangkan FGD dilakukan untuk mendapatkan titik temu dan masukan dari tiap pemangku kepentingan yang terlibat. Pada kegiatan FGD yang berlangsung dihadiri oleh unit kemahasiswaan, unit jurusan, unit akademik, unit keuangan dan unit PSIK.

Proses wawancara dan FGD yang dilakukan didapatkan gambaran proses bisnis saat ini sesuai dengan proses pengajuan kegiatan mulai dari rancangan hingga laporan pertanggung jawaban yang berjalan di FEB UB. Selain itu juga dari proses FGD didapatkan standar poin penilaian satuan kredit prestasi dalam bentuk draft.

4.2. Analisis Kebutuhan

Hasil analisis kebutuhan diperoleh proses bisnis masukan, definisi kebutuhan sistem dan identifikasi aktor. Untuk memastikan kebutuhan sistem yang diinginkan pengguna maka digunakan demonstrasi prototype.

Identifikasi aktor pada sistem kredit prestasi pada Tabel 1.

Tabel 1. Aktor Sistem Kredit Prestasi

No Aktor Deskripsi

1 Mahasiswa Aktor mengetahui poin skp

yang diperoleh dan

mengajukan penambahan

poin skp.

2 Lembaga Aktor yang dapat melakukan

pendaftaran, pelaksanaan

dan pelaporan kegiatan

mahasiswa.

3 BEM Aktor lembaga yang dapat

melakukan validasi kegiatan pada setiap lembaga yang

(5)

akan melaksanakan kegiatan. 4 Kemahasis waan Merupakan staf kemahasiswaan yang

berperan dalam melihat dan menyetujui seluruh proses kegiatan lembaga dan poin Satuan Kredit Prestasi (skp) mahasiswa yang diajukan.

5 Pimpinan Aktor pimpinan merupakan

Wakil Dekan 3 bidang kemahasiswaan FEB UB yang dapat melihat seluruh daftar laporan kegiatan tiap lembaga dan poin skp mahasiswa.

6 Keuangan Aktor keuangan merupakan

staf keuangan FEB UB yang dapat melakukan validasi

anggaran yang akan

diajukan oleh mahasiswa dan lembaga.

7 PSIK Aktor PSIK merupakan staf

PSIK yang dapat melihat

dan menyetujui seluruh

daftar publikasi mahasiswa.

8 Admin Aktor admin adalah staf

PSIK yang dapat melakukan manajemen pengguna pada sistem.

9 Pengguna Aktor yang belum

terautentifikasi oleh sistem.

Sistem kredit prestasi didapatkan 55 buah kebutuhan fungsional dan 1 buah kebutuhan non fungsional. Kemudian digambarkan dengan

sebuah use case diagram untuk

merepresentasikan kebutuhanl fungsional yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Use Case Diagram Sistem Kredit Prestasi

Kemudian dari tiap use case diagram tersebut digambarkan use case scenario yang dapat dilihat salah satu contohnya pada Tabel 2.

Tabel 2 Use Case Scenario Tambah Poin Skp

Use Case Tambah poin skp (SKP_F_005)

Objective Menjelaskan bagaimana aktor menambahkan poin skp

Aktor Mahasiswa

Pre-Condition Aktorl berada padal halaman tambah poin skp

Main Flow 1. Aktor mengisikan data poin skp dan file pendukung

2. Sistem menambahkan daftar poin skp mahasiswa

3. Sistem menampilkan pesan “Poin skp berhasil ditambahkan”

Alternative Flow

2a. Jika aktor mengisikan file pendukung yang tidak sesuai format maka sistem tidak akan menambahkan daftar poin skp menampilkan pesan “SKP gagal ditambahkan file bukti tidak sesuai format”.

Post-Condition

Aktor berhasill menambahkan daftar poin skp yang selanjutnya akan divalidasi oleh kemahasiswaan

(6)

5.1. Perancangan Arsitektur

Perancangan arsitektur menghasilkan sebuah pemodelan sequence diagram dan class diagram. Salah satu contoh pemodelan sequence diagram yang dilakukan ialah sequence diagram tambahl poin skp dapat dilihat di Gambar 3.

Gambar 3 Sequence Diagram Tambah Poin skp

Sedangkan pada class diagram pada sistem kredit prestasi memiliki 10 buah controller yaitu

C_AcuanNilai, C_Anggaran, C_Auth,

C_Kegiatan, C_Lembaga, C_Mahasiswa,

C_PoinSkp, C_Rancangan, C_User dan

C_Validasi. Kemudian terdapat 10 buah model yaitu Model_AcuanNilai, Model_Anggaran,

Model_Dokumentasi, Model_Kegiatan,

Model_Lembaga, Model_Mahasiswa,

Model_PoinSkp, Model_Rancangan,

Model_User dan Model_Validasi. 5.2. Perancangan Komponen

Pada tabel 3 adalah contoh dari sebuah

perancangan komponen pada method

tambahPoinSkp dari class C_PoinSkp. Pada method tambahPoinSkp berguna untuk menambahkan poin skp yang diajukan oleh mahasiswa.

Tabel 3 Pseudocode Tambah Poin skp No Pseudocode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Start

data_skp <- inputan user

If (data_skp[file_pendukung] == format)

memanggil method insertPoinSkp(data_skp) pesan <- “poin skp berhasil ditambah”

Else

pesan <- “poin skp gagal ditambah”

Endif

redirect halaman poin_skp End

15

5.3. Perancangan Basis Data

Pada tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran rancangan basis data yang nantinya dapat diterapkan pada implementasi basis data. Hasil perancangan basis data pada sistem kredit prestasi menghasilkan 8 buah entitas yaitu entitas kegiatan, lembaga, dokumentasi, user, mahasiswa, prodi, jurusan dan acuan_nilai. 5.4. Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka bertujuan untuk menghasilkan gambaran tampilan antarmuka sistem yang akan dikembangkan. Gambar 4 adalah contoh tampilan perancangan antarmuka tambah poin skp.

Gambar 4 Perancangan Antarmuka Halaman Tambah Poin skp

6. IMPLEMENTASI SISTEM 6.1. Implementasi Basis Data

Perancangang basis data yang sudah

dilakukan sebelumnya kemudian

diimplementasikan dengan menggunakan bantuan software PHPMyAdmin. Hasil dari implementasi tersebut kemudian digambarkan keda Physical Data Model (PDM).

6.2. Implementasi Antarmuka

Gambar 5 merupakan antarmuka untuk aktor lembaga melakukan pengajuan rancangan kegiatan.

(7)

7. PENGUJIAN SISTEM

Untuk hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Hasil Pengujian Sistem

Jenis Pengujian Kasus Uji Hasil Uji

Unit 6 test case 100% valid Integrasi 5 test case 100% valid Validasi 100 test case 100% valid

Compatibility 8 browser Kompatibel pada 8 browser uji

Catatan dari hasil pengujian compatibility yang telah dilakukan untuk browser edge, firefox, opera, chrome, iOs dan Android versi terbaru tidak terdapat masalah secara fungsionalitas. Hanya saja pada browser internet explorer dan safari terdapat masalah major dan minor. Hal ini diakibatkan terdapat atribut CSS dan library yang tidak di support. Namun hal tersebut hanya memengaruhi tampilan saja dan tidak memengaruhi fungsionalitas dari sistem sehingga masih kompatibel untuk digunakan. 8. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil sebuah kesimpulan mengenai pengembangan sistem informasi kredit prestasi di FEB UB diantaranya:

1. Tahap analisis kebutuhan menghasilkan 55 buah kebutuhan fungsional dan 1 buah kebutuhan non-fungsional, serta 9 aktor. 2. Tahap perancangan sistem kredit prestasi

mendapatkan perancangan arsitektur, komponen, basis data dan antarmuka. Hasil

perancangan tersebut kemudian dilakukan implementasi pada pegembangan sistem kredit prestasi yang menghasilkan sistem berbasis web. Sistem yang telah dibangun di terapkan dengan bahasa pemrograman PHP, Java Script, HTML dan CSS serta bantuan kerangka kerja Codeigniter dan Bootstrap.

3. Tahap pengujian dilaksanakan

menggunakan pengujian pengujian unit, integrasi, validasi dan compatibility. Untuk pengujian unit memperoleh hasil valid dari 3 buah sampel uji. Pengujian integrasi dari beberapa method yang dilakukan juga menunjukan hasil valid. Pengujian validasi dikerjakan dari hasil use case scenario dengan 55 fungsionalitas sistem menghasilkan 100 test case dan 100% bernilai pass. Pengujian compatibility untuk browser firefox, chrome, opera dan edge telah kompatibel, sedangkan untuk browser internet explorer dan safari memiliki masalah layout yang dikarenakan css dan beberapa library yang digunakan pada sistem kredit prestasi tidak didukung. Namun masalah ini tidak mempengaruhi fungsionalitas sistem telah dikembangkan. 8.2. Saran

Sarannya ialah penambahan beberapa fungsi salah satunya yaitu fitur absensi scan barcode sistem kredit prestasi. Fitur ini nantinya dapat digunakan pada tiap kali ada kegiatan seminar maupun kuliah tamu, sehingga mahasiswa dapat melakukan absensi dengan melakukan scan barcode pada sistem dan akan menambahkan poin skp mahasiswa secara otomatis. Kemudian diharapkan juga pada pengembangan sistem ini dapat mengatasi permasalah mayor dan minor yang muncul berdasarkan hasil pengujian compatibility yang telah dilakukan.

9. DAFTAR PUSTAKA

FEB UB, 2019. PEDOMAN PELAKSANAAN SKP. 1 ed. Malang: FEB UB.

FEB UB, 2019. SOP Kegiatan Kemahasiswaan FEB UB. Malang: s.n.

Karliani, N. K., Arimbawa, I. W. A. & Zubaidin, A., 2018. Sistem Informasi Satuan Kredit Kegiatan Ekstrakurikuler di Fakultas Teknik Universitas Mataram Berbasis Web.

(8)

Kartasasmita, G., 1994. PERAN PERGURUAN

TINGGI DALAM MEMBANGUN

SUMBER DAYA MANUSIA.

Tasikmalaya, s.n.

Mulyani, S. H., 2016. RANCANG BANGUN

SISTEM INFORMASI SISTEM

KREDIT PARTISIPASI AKTIVITAS

MAHASISWA (SISKPAM). Jurnal

Sistem Informasi (JSI), Volume 8, pp. 1069-1079.

Rasid, Z., Tewal, B. & Christoffel, k., 2018. PENGARUH HARD SKILL DAN SOFT

SKILL TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PERUM DAMRI

MANADO. EMBA, Volume 6, pp. 1008-1017.

Sommerville, I., 2011. Software Enginerring. 9 ed. Boston: Addison-Wesley.

World Economic Forum, 2017. The Global Human Capital Report, s.l.: World Economic Forum.

Gambar

Gambar 2 Use Case Diagram Sistem Kredit  Prestasi
Tabel 3 Pseudocode Tambah Poin skp  No  Pseudocode  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12  13  14  Start
Tabel 4 Hasil Pengujian Sistem  Jenis Pengujian  Kasus Uji  Hasil Uji

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan pembangunan desa sangat ditentukan oleh kemampuan kepala desa dan seluruh perangkat desa dalam membuat perencanaan pengelolaan alokasi dana desa sesuai

Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)

Dengan menggunakan metode jaringan syaraf tiruan yang diimplementasikan pada mikrokontroler AVR, maka dapat diperoleh berapa besar kapasitor yang harus dipasang paralel

Terkait dengan pemberitaan yang terjadi, Mendikbud menjelaskan bahwa Kemdikbud memang semata-mata melaksanakan kesepakatan bersama kedua kementerian di tahun 2009

PT Unilever Oleochemical Indonesia, menggunakan Rele proteksi digital, yaitu rele MICOM merk Schneider .Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah settingan arus

• Suatu situasi dalam pasar di mana hanya ada satu atau segelintir perusahaan yang menjual produk atau komoditas tertentu yang tidak punya pengganti yang mirip dan ada hambatan

Pada saat itu masyarakat yang tinggal di Kampung Kubur ini selalu berkumpul atau mungkin hanya untuk sekedar berbicara atau bercanda di depan rumah di sekitar tempat tinggal