• Tidak ada hasil yang ditemukan

KTSP SMK Jurusan TKJ - Administrasi SMK KTSP TKJ SMK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KTSP SMK Jurusan TKJ - Administrasi SMK KTSP TKJ SMK"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Berdasarkan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan yang dikeluarkan oleh BSNP, setiap satuan pendidikan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), diharapkan dapat menyiapkan kurikulum yang akan digunakan sebagai kurikulum operasional.

Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban untuk memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK melalui berbagai strategi dan pendekatan, agar pada saatnya setiap SMK memiliki kemampuan untuk menyiapkan kurikulum sebagaimana diharapkan.

(2)

Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2. Belajar untuk memahami dan menghayati,

3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

1.2. Landasan

1.2.1 Landasan Yuridis

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

3. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tetang Standar Isi

Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006.

4. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006.

5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Permendiknas Nomor 6 tahun 2007 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan SKL pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

7. Panduan Penyusunan KTSP yang dikeluarkan BSNP 8. Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku.

9. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan.

10. Keputusan M e n t e r i P e n d i d i k a n d a n Kebudayaan N o m o r 32 3 /U/1997 tentang

(3)

1.2.2 Landasan Filosofis

Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa hal mendasar sebagai berikut.

1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.

2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi

kepentingan bersama peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu berubah.

Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal untuk pengembangan dirinya di kemudian hari.

Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan perkembangan psikologis peserta didik dan perkembangan/kondisi kehidupan sosial budaya masyarakat.

a. Perkembangan Psikologis Peserta Didik

Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologis sesuai dengan pertambahan usia dan berbagai faktor lainnya yaitu latar belakang pendidikan, ekonomi keluarga, dan lingkungan pergaulan, yang mengakibatkan perbedaan dalam dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di SMK, mereka memiliki kecenderungan untuk mencari identitas atau jati diri.

Fondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan, baik kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.

b. Kondisi Sosial Budaya

Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga (informal), yang diserap dari masyarakat (nonformal), maupun yang diperoleh dari sekolah (formal) akan menyatu dalam diri peserta didik, menjadi satu kesatuan yang utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif.

(4)

masyarakat yang memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan kejuruan mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang dilakukan harus selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta keharmonisan antarsistem pendidikan dengan sistem-sistem yang lain (ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral). Secara sosial-budaya, urikulum SMK dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.

Dengan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai, dan opini sosiologis masyarakat, kurikulum SMK juga disusun berdasarkan prinsip diversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan, baik dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah, maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, berbagai jenis program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan semestinya dapat diterima dan diapresiasi secara positif oleh berbagai kelompok masyarakat Indonesia.

1.2.3 Landasan Ekonomis

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan d e m i k i a n , p e m b u k a a n program d i k l a t d i S M K h a r u s r e s p o n s i f terhadap perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-mata sebagai faktor produksi karena pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warganegara yang produktif.

Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi SDM (human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. Akibatnya selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.

1.3 Tujuan Penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan Penyusunan Penyempurnaan Kurikulum ini untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

(5)

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

1.4 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi

dinas pendidikan, mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP. Sebagaimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada umumnya, KTSP SMK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Peserta didik memiliki posisi sentral, berarti segala kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum harus memberikan kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

(6)

dunia usaha/industri dan dunia kerja. Oleh karena itu, upaya pengembangan kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

1.5 Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun harus memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

(7)

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

5. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan IPTEKS.

7. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

8. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

(8)

11. Kesetaraan jender

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

12. Karakteristik satuan pendidikan

(9)

BAB II

KOMPONEN KURIKULUM

2.1. Struktur dan Muatan Kurikulum SMK SUNAN BONANG

Struktur dan muatan Kurikulum SMK SUNAN BONANG meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi 4. Kelompok mata pelajaran estetika

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelima kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.

2.2 Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun, mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Mata pelajaran beserta alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK tercantum seperti pada Tabel berikut :

Komponen

Durasi Waktu (Jam) A. Mata Pelajaran

Normatif

1. Pendidikan Agama 192

2. Pendidikan Kewarganegaraan 192

3. Bahasa Indonesia 192

4. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192

5. Seni Budaya 128 a)

Adaptif

6. Bahasa Inggris 440 a)

7. Matematika

7.1 Matematika Kelompok Sosial, Pemasaran, dan Akuntansi 403 a) 7.2 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan

Pertanian 516 a)

8. Ilmu Pengetahuan Alam 192 a)

9 Ilmu Pengetahuan Sosial 128a)

10. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 202

11. Kewirausahaan 192

Produktif

Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140

Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)

B. Muatan Lokal 192

(10)

Keterangan notasi:

a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap Kompetensi Keahlian. Kompetensi Keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.

b) Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap Kompetensi Keahlian.

c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.

d) Ekuivalen 2 jam pembelajaran (per minggu).

Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran tatap muka, dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau empat jam pembelajaran praktIk di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).

Implikasi dari struktur kurikulum diatas dijelaskan sebagai berikut:

a. Di dalam penyusunan struktur kurikulum SMK, mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok program normatif, adaptif, dan program produktif. Kelompok program normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok program adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok program produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok program adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi Keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain. b. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi

Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi Keahlian untuk memenuhi standar kompetensi di dunia kerja.

c. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.

d. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda.

e. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.

f. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.

g. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran.

(11)

Ej TM 1

Keterangan :

Ej TM = Estimasi jam Tatap Muka Ej PS= Estimasi jam Praktik di Sekolah Ej PI= Estimasi jam Praktik di Industri

Ej PS 2

Ej PI 4 + +

Perhitungan jam terstruktur

Penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi produktif dilakukan melalui langkah-langkah berikut :

a. Penentuan alokasi waktu mata pelajaran didasarkan hasil analisis kebutuhan waktu pada silabus yang terdiri atas jam tatap muka (TM) / teori, praktik di sekolah (PS) dan praktik industri (PI). Kolom jam untuk praktik di sekolah (PS) atau praktik di industri (PI) tidak harus selalu terisi jam, tergantung pada tuntutan waktu kebutuhan penugasan kompetensi.

b. Mengkonversi jam estimasi untuk TM, PS dan PI dengan ketentuan konversi 1 - 2 – 4.

c. Menghitung jumlah total jam terstruktur berdasarkan rumus :

Misalnya satu Kompetensi Dasar membutuhkan jam belajar sebagai berikut :

 Tatap muka (TM) = 6 jam

 Praktik di sekolah (PS) = 8 jam

 Praktik di industri (PS) = 20 jam Maka:

 Jumlah jam terstruktur :

6 + 8 + 20 = 15 jam 1 2 4

 Jumlah jam belajar di sekolah : 6 + 8 = 14 jam

 Jumlah jam di industri (dalam bentuk prakerin) = 20 jam

 Total jam belajar di sekolah dan industri (jam terjadwal) adalah : 6 + 8 + 20 = 34

2.3 Mata Pelajaran

Merujuk pada penjelasan Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan menengah kejuruan utamanya adalah mempersiapkan peserta didik untuk mampu bekerja pada bidang tertentu.

(12)

pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri.

Mata pelajaran pada SMK Sunan Bonang adalah: 1. Pendidikan Agama Islam

2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia

4. Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan 5. Seni dan Budaya

6. Matematika 7. Bahasa Inggris 8. IPA

9. IPS 10. KKPI

11. Kewirausahaan

12. Dasar Kompetensi Kejuruan 13. Kompetensi Kejuruan.

2.4. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan mata pelajaran yang kompetensinya tidak dapat diwadahi pada mata pelajaran yang telah ada, karena itu setiap satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator. Satuan pendidikan dan komite sekolah mempunyai tugas dan wewenang penuh mengembangkan mata pelajaran muatan lokal. Muatan lokal pada SMK SUNAN BONANG adalah:

 Ke NU-an (ASWAJAH)

2.5 Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik dan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier

Pengembangan diri pada SMK Sunan Bonang adalah: 1. Bimbingan Karir

2. Ekstra kurikuler - Bola Volly - Futsal

- Seni Music (Band dan Hadrah) - English Club

(13)

2.6. Penjurusan

Yang dimaksud penjurusan pada SMK menyangkut 2 hal:

a. Pembukaan dan penutupan Bidang/Program Studi Keahlian dan Kompetensi Keahlian di SMK yang diatur dalam Kepmendiknas No.60/U/2002 dan Keputusan Dirjen Mandikdasmen No.251/C/KEP/MN/2008.

b. Persyaratan siswa memilih masuk Kompetensi Keahlian tertentu, meliputi:

1) Persyaratan akademik: seperti nilai hasil UN, nilai tes masuk.

2) Persyaratan non akademik: antara lain persyaratan administrasi, persyaratan tidak buta warna, tinggi badan (tergantung pada Kompetensi Keahlian).

Penjurusan dilakukan pada kelas X, awal masuk SMK melalui pilihan utama maupun pilihan kedua pada waktu penerimaan siswa baru.

2.7. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan peserta didik dalam mengikuti kompetensi pembelajaran melalui sistem tatap muka (teori, praktik di sekolah dan praktik di industri), penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Penugasan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik, didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian kompetensi pada kegiatan tatap muka, termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan percepatan. Sedangkan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian kompetensi yang waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik. Beban belajar dalam satu tahun adalah 38 minggu, dan beban belajar dalam seluruh penyelesaian studi adalah 2150-;.l jam atau setara dengan 36 jam per minggu.

2.8. Ketuntasan Belajar

KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar untuk setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator kompetensi normatif dan adaptif adalah 80%.

a. KKM Kompetensi Normatif dan Adaptif

KKM kompetensi normatif dan adaptif ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:

1) Tingkat Kemampuan rata-rata peserta didik

 Rata-rata nilai 80 – 100, diberi skor 3

 Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2

(14)

 Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3

 Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2

 Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1

3) Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan)

 Dukungan tinggi, diberi skor 3

 Dukungan sedang, diberi skor 2

 Dukungan rendah, diberi skor 1 b. KKM Program Produktif

KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator pada KD program produktif pada dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang mencapai kompetensi minimal diberi skor 80 atau 8,0. Penentuan nilai ketuntasan belajar program produktif dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar kompetensi mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi.

2) Tentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap. Batas kompeten adalah cerminan penguasaan indikator yang dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang merupakan kemampuan minimal. Peserta didik dinyatakan kompeten jika memenuhi persyaratan minimal berikut :

- Pengetahuan : sesuai dengan kisi-kisi soal teori.

- Keterampilan dan sikap: sesuai dengan indikator yang dijabarkan menjadi aspek penilaian pada lembar observasi (lihat lampiran RPP Perangkat Penilaian).

3) Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan menggabungkannya sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.

Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai dengan indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 80. Gradasi nilai hanya diberikan kepada peserta didik yang telah dinyatakan kompeten, yang berarti nilai 80 telah dimiliki peserta didik. Jika peserta didik memiliki performansi/unjuk kerja melebihi standar minimal yang ditetapkan dalam aspek penilaian seperti: Lebih cepat, lebih presisi, lebih indah, lebih kreatif, lebih bersih, dan lebih teliti, maka peserta didik dapat memperoleh nilai lebih dari 80.

(15)

KKM Mata Pelajaran SMK Sunan Bonang

Mata Pelajaran KKM Keterangan

I. Normatif

1 Pendidikan Agama 80

2 PKn 80

3 Bahasa Indonesia 80

4 Penjaskes 80

5 Seni dan Budaya 80

Jumlah Sub I II. Adaptif

1 Bahasa Inggris 80

2 Matematika 80

3 Ilmu Pengetahuan Alam 80

4 Ilmu Pengetahuan Sosial 80

5 KKPI 80

6 Kewirausahaan 80

Jumlah Sub II III. Produktif

1 Dasar Kompetensi Kejuruan: 1.1

Penerapan Konsep Dasar Listrik dan

Elektronik 80

1.2 Perakitan Personal Komputer 80

1.3 Dasar Operating Sistem 80

2 Kompetensi Kejuruan :

2.1 Instalasi Jaringan Lokal 80

2.2 Konfigurasi Jaringan Konputer Lokal 80

2.3 Sistem Operating Jaringan 80

2.4 Instalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas 80 2.5 Konfigurasi Jaringan Berbasis Luas 80

2.6 Operating Sistem Server 80

2.7 Administrasi Server dalam Jaringan 80

2.8 Web DataBase 80

2.9 Perancangan Wide Area Network 80 Jumlah Sub III

IV. Muatan Lokal

(16)

2.9. Penilaian Peserta Didik

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

2.10. Kenaikan Kelas

Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak melanjutkan ke jenjang kompetensi-kompetensi tahun selanjutnya. Pernyataan kompeten atau yang berarti dapat melanjutkan, ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi aspek :

a. Akademik : sesuai dengan KKM

b. Nonakademik :

1). Kehadiran ≥ 80%

2). Sikap/kepribadian minimal B

Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku rapor yang dilakukan di akhir tahun pelajaran. Setiap siswa akan memperoleh buku rapor yang berisi laporan hasil belajar sesuai dengan jumlah kompetensi yang telah dinyatakan kompeten.

Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1) adalah bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah:

a. menyelesaikan seluruh kompetensi pembelajaran; yang berarti peserta didik telah dinyatakan tuntas atau kompeten oleh gurunya untuk seluruh kompetensi pendidikan dan pembelajaran yang diikuti.

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Berarti peserta didik memperoleh nilai kepribadian minimal B (baik) atau telah dinyatakan kompeten untuk mata pelajaran kompetensi normatif.

c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; Berarti telah mengikuti ujian sekolah dan dinyatakan lulus atau kompeten untuk mata pelajaran yang diujikan. Program produktif tidak menjadi bagian dari ujian sekolah. Pelaksanaan ujian sekolah mengikuti ketentuan Permendiknas dan SOP yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

(17)

Ke empat persyaratan di atas merupakan urutan prasyarat, artinya kelulusan bukan semata-mata hanya ditentukan oleh kelulusan ujian nasional; tetapi untuk bisa mengikuti ujian nasional dan ujian sekolah syarat sebelumnya harus dilalui.

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila yang bersangkutan memiliki nilai lengkap dan mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua mata pelajaran.

2.11. Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan indikator penilaian terlampir pada panduan penilaian.

c. lulus Ujian Sekolah. d. lulus Ujian Nasional.

2.12. Praktek Kerja Industri

Pelaksanaan Praktek Kerja Industri dilaksanakan di semester 4 (empat) mengacu pada model pembelajaran produktif/kejuruan dengan kegiatan seperti yang tertuang dalam panduan prakerin.

Penentuan Jam Prakerin

Jumlah jam untuk praktik di industri (Prakerin) tergantung pada ketentuan yang dipersyaratkan industri dan seberapa erat hubungan sekolah dengan industri. Untuk menentukan jam Prakerin dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menjumlahkan estimasi jam real untuk praktik di industri bagi setiap kompetensi yang tertuang dalam silabus,

b. Menghitung total jam praktik di industri untuk seluruh kompetensi sehingga diperoleh jumlah/angka tertentu, misalnya 800 jam.

c. Menghitung total kebutuhan waktu Prakerin (dalam bulan) sebagai berikut :

Total jam PI X Bulan = ………. bulan 200

800 jam X bulan = 4 bulan

d. Menghitung jumlah kebutuhan jam terstruktur untuk praktik di industri sebagai berikut :

Total jam PI X jam = ………. jam 4

800 X jam = 200 jam

Keterangan :

(18)

4

Jumlah jam 200 akan diambil dari jumlah jam terstruktur mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044).

2.13. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup merupakan hidden kurikulum dan bagian integral dari semua mata pelajaran.

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri (penjelasan Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).

b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.

c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan melalui kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan organisasi siswa dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal, seperti kegiatan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain.

2.14. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global merupakan bagian dari semua mata pelajaran.

a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.

d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non formal.

2.15. Kalender Pendidikan

Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.

(19)

2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

6. Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah melaporkan kepada dinas pendidikan

N

o Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif belajar

Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

2. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester

3. Jeda antarsemester Maksimum 2

minggu Antara semester I dan II

4. Libur akhir tahun pelajaran Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu

Daerah khusus yang memerlukan libur

keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

6. Hari libur umum/nasional Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu

Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri

kekhususan masing-masing 8. Kegiatan khusus

sekolah/madrasah

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh

(20)

N

o Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

BAB III

PENGEMBANGAN SILABUS

3.1. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

3.2. Prinsip Pengembangan Silabus 1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. 6. Aktual dan kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

(21)

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor).

3.3. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Kompetensi Lulusan/SKL (Permendiknas No. 23 Tahun 2006), dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan

materi, tidak selalu harus sesuai dengan urutan yang ada dalam dokumen SKL;

b. keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

c. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

2. Merumuskan indikator

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang diwujudkan dalam bentuk perubahan perilaku yang dapat diukur dan diamati, mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dapat juga diartikan sebagai tingkat kinerja yang akan didemonstrasikan untuk setiap kompetensi dasar atau sejauh mana setiap uraian dalam kompetensi dasar dapat tercapai dan terukur.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Perumusan indikator harus memperhatikan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai, sehingga rumusan indikator tidak lebih tinggi dari KD (berdasarkan prinsip taksonomi Bloom).

3. Penentuan jenis penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

(22)

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, pembelajaran remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan pembelajaran pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

4. Mengidentifikasi materi pembelajaran

Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

a. potensi peserta didik;

b. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik ;

c. kebermanfaatan bagi peserta didik; d. struktur keilmuan;

e. aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran;

f. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, khususnya dunia kerja;

g. alokasi waktu.

Untuk program produktif penyusunan materi pembelajaran memperhatikan indikator (kriteria kinerja) dan lingkup variable/kondisi kinerja yang tertuang dalam SKK Kompetensi Keahlian bersangkutan.

5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran

(23)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. c. Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik sebagai

subjek/student center, sehingga guru lebih berperan sebagai fasilitator. d. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki

konsep materi pembelajaran.

e. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

f. Praktik Kerja Industri

Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan kegiatan pembelajaran mata pelajaran kelompok program produktif. Kegiatan Prakerin dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1) Prakerin bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja nyata bagi peserta didik dalam pembentukan kompetensi secara utuh dan lebih bermakna, terutama pembentukan sikap (etos) kerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan di lapangan kerja.

2) Waktu pelaksanaan Prakerin dialokasikan dari waktu yang tersedia pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan, dengan ketentuan empat jam praktik di industri setara dengan satu jam tatap muka yang terstruktur dalam kurikulum.

3) Kegiatan Prakerin sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, juga dimanfaatkan sebagai bagian dari penilaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik.

4) Ketersediaan sarana dan prasarana/sumber daya yang dimiliki sekolah untuk mendukung proses pencapaian kompetensi lulusan sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku.

5) Prakerin dapat dilaksanakan secara bertahap untuk setiap standar kompetensi dan atau di blok dalam satuan waktu tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing Kompetensi Keahlian dan kondisi tempat Prakerin.

6. Menentukan alokasi waktu

(24)

7. Menentukan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau alat/bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

3.4 Komponen dan Format Silabus 1. Komponen Silabus

a. Identitas

Berisi identitas sekolah, Kompetensi Keahlian, standar kompetensi, mata pelajaran, kelas/semester, durasi pembelajaran, kode kompetensi (khusus untuk kompetensi kejuruan).

b. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya kualifikasi peserta didik. Khusus kompetensi kejuruan mengacu kepada SKKD yang dikembangkanoleh Direktorat Pembinaan SMK atau standar kompetensi kerja lain yang berlaku di dunia kerja/industri terkait.

c. Kode kompetensi

Yang dimaksud dengan kode kompetensi asalah kode standar kompetensi yang merupakan identitas standar kompetensi. Bagi mata pelajaran yang belum memiliki kode standar kompetensi, SMK dapat mengembangkan model kodefikasi sendiri.

d. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar merupakan sejumlah tugas/kemampuan untuk mendukung ketercapaian standar kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati.

e. Indikator

Indikator merupakan pernyataan yang mengindikasikan ketercapaian kompetensi dasar yang dipersyaratkan, dapat diukur, dan durumuskan dalam kata kerja operasional.

f. Materi pembelajaran

Merupakan substansi pembelajaran utama yang berfungsi menunjang pencapaian kompetensi dasar, mencakup keseluruhan ranah kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap).

Materi pokok/materi pembelajaran dirumuskan mengacu pada indikator pencapaian kompetensi.

g. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik dan atau mental yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar sesuai dengan indikator.

(25)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Materi Pembelajaran

Penilaian

Penilaian

Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengintegrasikan aspek kecakapan hidup/kompetensi kunci (untuk kompetensi kejuruan), keunggulan lokal dan global, serta lingkungan hidup.

h. Penilaian

Penilaian merupakan proses membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan indikator pencapaian kompetensi.

Metode penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan non tes disesuaikan dengan karakteristik indikator pencapaian kompetensi dan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran.

i. Alokasi waktu

Alokasi waktu adalah estimasi jumlah jam pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar yang dirinci ke dalam jumlah jam pembelajaran untuk tatap muka (teori), praktik di sekolah, dan praktik di industri.

j. Sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

2. Format Silabus

Format silabus dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan dalam bentuk narasi atau tabel yang berisi komponen: identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

(26)

KURIKULUM SMK SUNAN BONANG

I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan

Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

II. Visi dan Misi SMK SUNAN BONANG Visi:

“Terwujudnya Siswa yang Berakhlaqulkarimah, cerdas serta terampil di bidangnya”

Misi:

1. Menyiapkan siswa SMK Sunan Bonang menjadi anak bangsa yang agamis dan mempuyai kepedulian sosial yang tinggi.

2. Menyiapkan siswa SMK Sunan Bonang menjadi tenaga kerja produktif, terampil dan mandiri sesuai dengan program keahlian yang dipelajari.

3. Menyiapkan siswa yang kritis, inovatif dan kreatif serta memiliki etos kerja yang tinggi.

III. Tujuan SMK SUNAN BONANG

1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian pilihannya.

2. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu Agama dan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

IV. Tujuan Program Studi Keahlian

Tujuan Program Studi Keahlian Teknik Komputer Jaringan

(27)

a. Menyiapkan tamatan profesional yang memiliki keterampilan dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

b. Menyiapkan tenaga kerja yang mampu mengembangkan diri dan mampu berkompetisi dalam dunia kerja dan Industri dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

c. Mengembangkan ketrampilan seiring perkembangan teknologi yang ada d. Menyiapkan tenaga kerja yang memiliki sikap berakhlak mulia, sehat, cakap,

kreatif, mandiri, demokratis, tanggung jawab, disiplin dan jujur

e. Dapat menjadi tenaga terampil yang mampu bersaing di era globalisasi

V. Standar Kompetensi

1. Standar Kompetensi Lulusan SMK

1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya

3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global

6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri

9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik

10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks

11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya 15. Mengapresiasi karya seni dan budaya

16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan

18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain

21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis

(28)

23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya

VI. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam

a) Memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fungsi manusia sebagai khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

b) Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar melalui pemahaman terhadap sifat dan Asmaul Husna

c) Berperilaku terpuji seperti husnuzzhan, taubat dan raza dan meninggalkan perilaku tercela seperti isyrof, tabdzir dan fitnah

d) Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta menjelaskan hukum muamalah dan hukum keluarga dalam Islam

e) Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan periode Madinah serta perkembangan Islam di Indonsia dan di dunia 2. Pendidikan Agama Kristen

a) Mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan sosial;

b) Merespon berbagai bentuk kehidupan modern, perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan mengacu pada ajaran Kristen; c) Bertanggung jawab sebagai orang Kristen dalam kehidupan gereja,

masyarakat dan bangsa;

d) Menyampaikan berita damai dan menjadi pembawa damai sejahtera. 3. Pendidikan Agama Katolik

a) Peserta didik dapat menguraikan pemahaman tentang pribadinya sebagai pria dan wanita serta sebagai Citra Allah yang memiliki akal budi untuk berpikir kritis serta memiliki suara hati dan kehendak yang bebas untuk bertindak secara bertanggung jawab;

b) Peserta didik menguraikan pemahaman tentang pribadi Yesus Kristus yang diwartakan oleh Kitab Suci dan diajarkan oleh Gereja dan bagaimana upaya nyata meneladani dalam hidup sehari-hari;

c) Peserta didik dapat menguraikan pemahaman makna Gereja, fungsi dan sifat-sifatnya serta hubungannya dengan dunia dan bagaimana menghayati dalam hidup bergereja;

d) Peserta didik menguraikan fungsi Gereja yaitu melanjutkan perutusan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melibatkan diri dalam perutusan itu untuk memperjuangkan martabat dan hak asasi manusia dengan menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah, antara lain: keadilan, kejujuran dan keutuhan lingkungan hidup.

4. Pendidikan Agama Hindu

(29)

b) Memahami sifat-sifat Tri Guna dan Dasa Mala, ajaran Tat Twam Asi, Catur Warna, Catur Asrama, dan Catur Purusartha;

c) Memahami tata cara persembahyangan, pelaksanaan Yadnya dalam kehidupan, dan perkawinan menurut Hindu (Wiwaha);

d) Memahami pokok-pokok ajaran Weda (Weda Sruti dan Smerti) sebagai sumber hukum Hindu;

e) Memahami struktur, hakikat dan pelestarian kesucian tempat suci; f) Memahami perhitungan hari-hari suci menurut Hindu;

g) Memahami kepemimpinan menurut Niti Sastra dan hakekatnya; h) Memahami proses penciptaan dan pralaya alam semesta;

i) Memahami nilai-nilai budaya Dharma Gita, seni keagamaan Hindu dan sejarah perkembangan agama Hindu di India dan negara lainnya.

5. Pendidikan Agama Budha

a) Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tri Ratna dengan mengetahui fungsi serta terefleksi dalam moralitas (sila), meditasi (samadhi), dan kebijaksanaan (panna);

b) Memiliki kemampuan untuk memahami dan meyakini hukum alam; c) Membaca Paritta dan Dhammapada serta mengerti artinya;

d) Beribadah (kebaktian) dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan masing-masing aliran;

e) Meneladani sifat, sikap dan kepribadian Buddha, Bodhisattva, dan para siswa utama Buddha;

f) Memiliki kemampuan dasar berpikir logis, kritis, dan kreatif untuk memecahkan masalah;

g) Memahami sejarah kehidupan Buddha Gotama;

h) Memahami peran agama dalam kehidupan sehari-hari;

i) Memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

6. Pendidikan Kewarganegaraan

a) Memahami hakekat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

b) Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hukum, peradilan nasional, dan tindakan anti korupsi

c) Menganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar negeri

d) Menganalisis peran dan hak warganegara dan sistem pemerintahan NKRI

e) Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi , kedaulatan negara, keterbukaan dan keadilan di Indonesia

f) Mengevaluasi hubungan internasional dan sistem hukum internasional

(30)

h) Menganalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan internasional, regional, dan kerja sama global lainnya

i) Menganalisis sistem hukum internasional, timbulnya konflik internasional, dan mahkamah internasional

7. Bahasa Inggris Level Novice

a) Mendengarkan

Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk mendengarkan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

b) Berbicara

Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

c) Membaca

Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak permintaan dan perintah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

d) Menulis

Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Level Elementary a) Mendengarkan

Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk mendengarkan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan pekerjaan

b) Berbicara

Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan pekerjaan

c) Membaca

Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak permintaan dan perintah yang berkaitan dengan pekerjaan

d) Menulis

Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan dengan pekerjaan

(31)

Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk mendengarkan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan keprofesian

b) Berbicara

Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan keprofesian

c) Membaca

Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak permintaan dan perintah yang berkaitan dengan keprofesian

d) Menulis

Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan dengan keprofesian

8. Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana a) Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

b) Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

c) Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

d) Menulis

Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Tingkat Madia

a) Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan

b) Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan pekerjaan

c) Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan pekerjaan

d) Menulis

(32)

Tingkat Unggul

a) Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan informasi yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana

b) Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana

c) Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana

d) Menulis

Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana.

9. Matematika

a) Memahami konsep operasi bilangan riil serta penerapannya dalam pemecahan masalah

b) Memahami konsep aproksimasi kesalahan serta penerapannya dalam pemecahan masalah

c) Memahami sistem persamaan linier, pertidaksamaan linier, dan persamaan kuadrat, serta penerapannya dalam pemecahan masalah d) Memahami logika matematik dalam pernyataan majemuk dan

pernyataan berkuantor serta penerapannya dalam pemecahan masalah e) Memahami konsep matriks dan penerapannya dalam pemecahan

masalah yang terkait dengan matriks

f) Memahami konsep perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dan penerapannya dalam pemecahan masalah

g) Memahami konsep persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat dan penerapannya dalam pemecahan masalah

h) Memahami konsep barisan dan deret dan penerapannya dalam pemecahan masalah

i) Memahami konsep kedudukan, jarak, dan besar sudut dalam ruang dimensi dua dan penerapannya dalam pemecahan masalah

j) Memahami konsep vektor dan penerapannya dalam pemecahan masalah

k) Memahami konsep teori peluang dan penerapannya dalam pemecahan masalah

l) penerapannya dalam pemecahan masalah

m) Memahami konsep irisan kerucut dan penerapannya dalam pemecahan masalah

n) Memahami konsep limit fungsi dan turunan fungsi dan penerapannya dalam pemecahan masalah

o) Memahami konsep integral dan penerapannya dalam pemecahan masalah

p) Menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

(33)

r) Menerapkan Matematika sebagai dasar penguasaan kompetensi produktif dan pengembangan diri.

10. Ilmu Pengetahuan Alam

a) Mampu mengenali gejala-gejala alam melalui pengamatan langsung dan menafsirkannya untuk kepentingan kehidupan sehari-hari

b) Mengenali berbagai jenis polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan

c) Memiliki kesadaran dan mampu berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan ekosistem lingkungan dan sumber daya alam d) Menerapkan IPA sebagai dasar penguasaan kompetensi produktif

dan pengembangan diri.

.

11. Ilmu Pengetahuan Sosial

a) Memahami konsep-konsep interaksi antarindividu serta interaksi dengan lingkungan masyarakat sekitar

b) Memahami proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat hingga terjadinya kebangkitan nasional

c) Memahami konsep kebutuhan manusia akan barang serta memahami proses-proses dasar ekonomi dalam rangka pemenuhan kebutuhan

d) Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial ekonomi

e) Memiliki komitmen tinggi terhadap nilai-nilai sosial, budaya, dan kemanusiaan

f) Mampu berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.

12. Seni Budaya Seni Rupa

a) Memahami konsep seni rupa dan memahami pentingnya seni rupa dalam kehidupan

b) Menunjukan sikap apresiatif terhadap seni rupa Seni Musik

a) Memahami konsep seni musik dan memahami pentingnya seni musik dalam kehidupan

b) Menunjukan sikap apresiatif terhadap seni musik Seni Tari

a) Memahami konsep seni tari dan memahami pentingnya seni tari dalam kehidupan

b) Menunjukan sikap apresiatif terhadap seni tari Teater

a) Memahami konsep teater dan memahami pentingnya teater dalam kehidupan

b) Menunjukan sikap apresiatif terhadap teater.

13.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok,

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap

IDENTITAS STANDAR KOMPETENSI KODE KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR KOMPONEN SILABUS

sesuai budaya daerah secara berkelompok serta nilai kerjasama, disiplin, percaya diri, keluwesan dan estetika.. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 10. Mempraktikkan

Dalam RPP berisi identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi

Hasil studi menyimpulkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (silabus), yang meliputi komponen: 1) standar kompetensi; 2) kompetensi dasar; 3)

Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema; Menyusun silabus, Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar,

Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema; Menyusun silabus, Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar,