• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran UPM (Unit Penjaminan Mutu) dan Stakeholders dalam Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran UPM (Unit Penjaminan Mutu) dan Stakeholders dalam Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN

MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI

Manfaat yang diperolah Setelah Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal

di Perguruan Tinggi

Peran UPM (Unit Penjaminan Mutu) dan Stakeholders

dalam Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal di

Perguruan Tinggi

MARETA WIDIYA *

*STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU, Sekretaris UPT. Penjaminan Mutu

Abstract

PENDAHULUAN

Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi bertujuan untukmenjamin pemenuhan standar pendidikan tinggi secara sistemik dan berkelanjutan, sehingga budaya mutu dapat tumbuh dan berkembang. Pelaksanaan dan implementasi sistem penjaminan mutu juga merupakan aspek penentu dalam meningkatkan daya saing perguruan tinggi. Sesuai dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 yang berkenaan dengan Sistem Pendidikan Nasional semua elemen pendidikan harus terpadu dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, dengan mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. STKIP-PGRI Lubuklinggau merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, di bawah lindungan Kopertis II. STKIP-PGRI Lubuklinggau telah membentuk unit penjaminan mutu pada tahun 2012, namun implementasinya saat itu belum secara maksimal dilakukan. Jurusan yang ada di STKIP-PGRI Lubuklinggau terdiri dari: Bahasa (Program Studi Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia), IPS (Program Studi Sejarah), MIPA (Program Studi Matematika, Biologi dan Fisika), PGSD (Program Studi PGSD), dan Olahraga (Program Studi Penjaskes dan Rekreasi). Seiring dengan perjalanan waktu,

penjaminan mutu STKIP-PGRI Lubuklinggau mengalami pasang surut. Oleh karena itu diperlukan revitalisasi SPMI STKIP-PGRI Lubuklinggau. Revitalisasi SPMI STKIP-PGRI Lubuklinggau diperlukan agar dalam menjalankan dan melaksanakan penjaminan mutu di STKIP-PGRI Lubuklinggau dapat secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan. Pelaksanaan penjaminan mutu tersebut harus mutlak dilakukan agar beberapa aspek penting berikut dapat tercapai. Diantaranya: Visi, Misi dan tujuan STKIP-PGRI Lubuklinggau bisa tercapai, kepentingan dan tuntutan para pihak terkait atau pemangku kepentingan (stakeholders) dapat terpenuhi, dan yang terakhir memenuhi dan mematuhi standar nasional pendidikan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan terkait yang berlaku.

ISI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu, kita ketahui bahwa mutu pendidikan tinggi adalah

(2)

pendidikan tinggi yang terdiri atas Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi. Ukuran keberhasilan dari suatu perguruan tinggi adalah ada pada penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang diterapkan pada masing-masing perguruan tinggi. Implementasi SPMI di perguruan tinggi STKIP-PGRI Lubuklinggau

direncanakan sesuai dengan visi yaitu menjadi lembaga pendidikan tinggi pengahasil SDM yang profesional dan kompetitif berdaya saing di bidang pendidikan, dan kebangaan warga PGRI serta pilihan utama masyarakat sumbagsel pada tahun 2025, dan misi yang diharapkan adalah 1) meningkatkan kualitas SDM dan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pelatihan dan penyediaan dana, sarana dan prasarana, 2) Meningkatkan suasana akademik pada setiap aspek kehidupan kampus, 3) Meningkatkan peran unit penjaminan mutu internal dalam rangka penjamin mutu eksternal, 4) Mengembangkan STKIP-PGRI Lubuklinggau menjadi universitas PGRI

Lubuklinggau. Hal ini dirasakan bisa menjawab pemikiran tentang mengapa harus ada penerapan sistem penjaminan mutu internal di STKIP-PGRI Lubuklinggau. Karena, seakan tak menentu jika suatu perguruan tinggi tidak ada elemen yang mengendalikan mutu perguruan tinggi itu sendiri. Quality improvement yang diharapkan tidak akan terwujud karena tidak ada yang mengakomodir. Semua kegiatan harus di monev, berkaitan dengan mengumpulkan, merencanakan, menyusun, menganalisis dan melaporkan data tentang bagaimana kinerja dari beberapa pelaku atau penggiat pendidikan seperti: dosen, tenaga kependidikan dan semua elemen yang terlibat langsung dengan STKIP-PGRI Lubuklinggau harus di evaluasi sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Penilaian kinerja dosen misalnya, hal ini terus dilakukan dalam rangka mengetahui persepsi mahasiswa bagaimana proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, karena tidak ada jaminan bahwa proses pembelajaran yang telah dilakukan di STKIP-PGRI Lubuklinggau (dosen-dosen) mengajar yang benar-benar sesuai dengan RPKPS yang telah dibuat. Penyimpangan yang terjadi dalam proses pembelajaran tidak ada yang mendeteksi jika tidak ada sistem penjaminan mutu internal di STKIP-PGRI Lubuklinggau. Keberadaan Penjaminan mutu di lingkungan STKIP-PGRI Lubuklinggau juga berperan dalam menyediakan sarana, prasarana, sumber daya yang diharapkan oleh mahasiswa, baik dari segi tata layanan/kependidikan maupun dosen. Penilaian kinerja Segala sesuatu hal yang sifatnya untuk mencapai suatu target/sasaran. Berikut manfaat sistem penjaminan mutu internal yang ada di kampus secara holistik : 1) melakukan audit mutu internal (SPMI) dalam setiap program studi, 2) mengawasi prosedur mutu yang sesuai dengan standar mutu layanan yang telah ditetapkan, 3) memperbaiki dan mengelola sistem tata layanan perguruan tinggi agar dapat bekerja sesuai standar yang telah ditetapkan, 4) memeriksa keefektifan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik, 5) membuat kebijakan akademik, standar akademik, peraturan akademik, standar mutu, manual mutu dan prosedur mutu perguruan tinggi, 6) memfasilitasi

evaluasi kinerja, sistem kontrol dan prosedur penjaminan mutu. Selain itu, penjaminan mutu STKIP-PGRI Lubuklinggau juga bercita-cita untuk menciptakan anak bangsa agar menjadi orang yang cerdas dan berakhlak mulia. Manfaat sistem penjaminan mutu internal STKIP-PGRI Lubuklinggau diatas dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip: berorientasi kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal, mengutamakan kebenaran, tanggung jawab sosial, pengembangan

(3)

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Nara sumber jero balian mengenal semua spesies tanaman obat (47 spesies), nara sumber masyarakat bali setempat mengenal 40 spesies dari 47 tanaman obat dan pedagang ceraken di

Agar bau wangi yang di hasilkan mampu memberi keriangan dan tetap sehat maka di perlukan ke hati - hatian dalam menentukan pengharum mobil yang enak, unik, yang tahan lama,

Tetapi di dalam hasil penelitian ada beberapa nilai intensitas penerangan yang berbanding lurus dengan skor kelelahan mata tenaga kerja, hal ini dikarenakan kondisi mata

Since shortest path trees are easily built and modified using the underlying unicast routing and they never deteriorate in terms of delay, but simply vary in their inefficiency in

Maksud data sekunder ini di gunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat seberapa banyak adanya kepemilikan tanah pertanin secara absentee serta untuk mengetahui

Berdasarkan dari kesimpulan di atas bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara pemahaman kode etik jurnalistik dengan profesionalisme kerja

Menuliskan jumlah lampu di ruangan dengan jelas Menuliskan jumlah lampu di ruangan dengan cukup jelas Menuliskan jumlah lampu di ruangan tidak jelas Menuliskan

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisnis dapat menggunakan metode kooperatif learning dimana peserta didik berpikir secara mandiri tentang