• Tidak ada hasil yang ditemukan

IEUPNYK 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IEUPNYK 5"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HANDOUT

Ekonomi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan

(EP - 1293)

Pertemuan Ke-5

Pola pemanfaatan SDA tak

terbarukan

SULTAN, SE., M.SI

(2)

Deskripsi

 Menjelaskan jenis-jenis SDA tak terbarukan  Menjelaskan pola pemanfataan sumber daya

mineral

 Menjelaskan pola pemanfataan sumber daya energi

 Menjelaskan kebijakan umum bidang energi di Indonesia

 Menjelaskan masalah-masalah dalam pemanfataan SDA tak terbarukan

 Menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan mahasiswa dalam Ppemanfataan SDA tak

(3)

Tujuan Instruksional

Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kuliah ini

mahasiswa dapat :

menjelaskan jenis-jenis SDA tak

terbarukan

mengidentifikasi pola pemanfataan

SDA tak terbarukan

(4)

Isi

 Indonesia adalah bagian dari komunitas global yang memiliki kewajiban untuk mengkonservasi dan mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidupnya, selain untuk menjaga keberlanjutan

fungsi sumber daya alam bagi generasi sekarang maupun mendatang dan menjaga kelangsungan hidup bangsa, juga untuk menjaga kestabilan

iklim dan keberlanjutan lingkungan global, seiring dengan runtutan perkembangan manajemen

(5)

Isi

Kebijakan pengelolaan sumber daya alam perlu memperhatikan dan mengintegrasikan prinsip-prinsip seperti berikut:

 (1) Prinsip pertama : sumber daya alam harus dimanfaatkan dan dikelola untuk tujuan

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan dari generasi ke generasi;

 (2) Prinsip kedua : sumber daya alam harus

dimanfaatkan dan dialokasikan secara adil dan demokratis di kalangan inter maupun antar

(6)

Isi

 (3) Prinsip ketiga : pemanfaatan dan pengelolaan sumber

daya alam harus mampu menciptakan kohesivitas

masyarakat di berbagai lapisan dan kelompok serta mampu melindungi dan mempertahankan eksistensi budaya lokal. termasuk sistem hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat adat/lokal;

 (4) Prinsip keempat : pengelolaan sumber daya alam harus

dilakukan dengan pendekatan sistem (ecosystem) untuk mencegah terjadinya praktik-praktik pengelolaan yang bersifat parsial, ego-sektoral atau ego-daerah, dan tidak terkoordinasi;

 (5) Prinsip kelima : kebijakan dan praktik-praktik

(7)

Isi

Kelima prinsip dasar di atas satu sama lain

terkait dan saling mempengaruhi, sebagai

satu kesatuan yang mengandung makna

bahwa pemanfaatan dan pengelolaan

sumber daya alam dimaksudkan untuk

menggapai kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat secara berkeadilan

dan berkelanjutan, sesuai dengan amanat

Konstitusi 1945, dengan berbasis pada

(8)

Isi

 Inti dari prinsip-prinsip di atas : kebijakan

pengelolaan sumber daya alam tidak berorientasi pada eksploitasi (use-oriented), tetapi mengacu pada kepentingan keberlanjutan fungsi sumber daya alam (sustainable resource-oriented); tidak bercorak sentralistik tetapi bersifat desentralisasi; tidak mengedepankan pendekatan sektoral tetapi menggunakan pendekatan holistik; memberi

ruang bagi partisipasi publik; pengakuan dan

perlindungan hak-hak masyarakat; dan memberi ruang hidup bagi kebudayaan lokal termasuk

(9)

Isi

 Dalam perspektif otonomi daerah, prinsip-prinsip

pengelolaan sumber daya alam di atas mencerminkan

adanya nuansa ke-otonomi-an masyarakat untuk mengelola sumber daya alam di daerah. Karena itu, dalam konteks

pengelolaan sumber daya alam esensi atau makna

sesungguhnya dari kebijakan otonomi daerah seperti diatur dalam substansi UU No. 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, bukan hanya sekadar pengalihan wewenang urusan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, tetapi lebih dari itu adalah penyerahan otonomi pengelolaan sumber daya alam kepada masyarakat di daerah, terutama masyarakat adat/lokal sebagai

manifestasi dari paradigma pengelolaan sumber daya yang berbasis masyarakat (community-hased resource

(10)

Isi

Dalam konteks ini, pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah berperan

sebagai administrator dan fasilitator yang

berkewajiban untuk :

(1) Mendorong peningkatan kapasitas

masyarakat dalam pengelolaan sumber

daya alam dan lingkungan hidup;

(2) Menjamin adanya pengakuan dan

(11)

Isi

(3) Menghormati dan melindungi modal

sosial

(social capital),

seperti etika sosiai,

kearifan lingkungan, religi, sistem

teknologi, maupun pranata-pranata sosial

di kalangan masyarakat; dan

(4) Mengakui dan mengakomodasi adanya

kemajemukan hukum

(legal pluralism)

(12)

Isi

 Dengan demikian, untuk mengakhiri atau setidak-tidaknya

mengeliminasi praktik-praktik pengelolaan sumber daya alam yang bercorak sentralistik, eksploitatif, sektoral, dan bernuansa fragmentaris, dalam rangka mewujudkan tata penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup yang baik

(good environment governance), dan dalam konteks

pembangunan hukum nasional, maka pertama-tama harus dilakukan perubahan paradigma politik hukum nasional

yang semula bercorak sentralisme hukum (legal centralism)

kepatutan ideologi pluralisme hukum (legal pluralism),

sehingga memberi ruang secara proporsional bagi

pengakuan terhadap kemajemukan sistem hukum dalam masyarakat mengenai penguasaan dan pemanfaatan

(13)

Isi

Jika prinsip-prinsip global pengelolaan

sumber daya alam seperti dimaksud

pada uraian terdahulu diakomodasi

dan diintegrasikan ke dalam

(14)

Isi

1. Orientasi pengelolaan ditujukan pada konservasi sumber

daya alam (resources oriented) untuk menjamin

kelestarian dan keberlanjutan fungsi sumber daya alam bagi kepentingan inter dan antar generasi.

2. Pendekatan yang digunakan bercorak komprehensif dan

terintegrasi (komprehensif-integral), karena sumber daya alam merupakan satu kesatuan ekologi (ecosystem).

3. Mengatur mekanisme koordinasi dan keterpaduan antar

sektor dalam pengelolaan sumber daya alam.

4. Menganut ideologi pengelolaan sumber daya alam yang

berbasis masyarakat (community-based resource management).

5. Menyediakan ruang bagi partisipasi publik yang sejati

(genuine public participation) dan transparansi

(15)

Isi

6. Memberi ruang bagi pengakuan dan perlindungan hak-hak

asasi manusia, terutama hak-hak masyarakat adat/lokal atas penguasaan dan pemanfaatan sumberdaya alam.

7. Menyerahkan wewenang pengelolaan sumber daya alam

kepada daerah berdasarkan prinsip desentralisasi

(decentralisation principle), sehingga pengelolaan sumber daya alam dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik wilayah.

8. Mengatur mekanisme pengawasan dan akuntabilitas

pengelola sumber daya alam kepada publik (public accountability)

9. Mengakui dan mengakomodasi secara utuh kemajemukan

(16)

Isi

Untuk mencapai tujuan pengelolaan

sumber daya alam dan lingkungan

hidup yang adil, demokratis, dan

berkelanjutan dengan karakteristik

perundang-undangan yang

(17)

Isi

1. Melakukan inventarisasi terhadap

perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam;

2. Melakukan kaji-ulang (review) atas

perundang-undangan yang telah diinventarisasi dengan mengacu pada variabel-variabel keadilan, demokratis, dan berkelanjutan;

3. Menyampaikan hasil kaji-ulang kepada

pemerintah dan lembaga legislatif untuk

(18)

Isi

4. Menyusun background paper (latar belakang masalah) dan naskah akademik untuk

penyusunan rancangan undang-undang tentang pengelolaan sumber daya alam dengan

melibatkan stakeholders dari masyarakat adat, organisasi nonpemerintah, organisasi pelaku dunia usaha, pemerintah (daerah), dan

perguruan tinggi;

5. Menyampaikan naskah akademik dan rancangan

undang-undang tersebut kepada pemerintah dan legislatif untuk memperoleh bahasan,

(19)

Isi

 SDA tak terbarukan (nonrenewable), tidak bisa diperbaharui, terhabiskan, tidak bisa diisi

kembali, merupakan SDA yang habis sekali pakai yang sumbernya dari dalam bumi

 Contoh SDA tak terbarukan atau sekali pakai

habis antara lain; Bahan Bakah Minyak, Mineral, dan Energi non air.

 Pemanfaatan SDA tak terbarukan secara

bijaksana, bertanggungjawab, dan berwawasan lingkungan.

(20)

Isi

Strategi dan kebijakan pemanfaatan SDA tak

terbarukan ; keserasian pembangunan dan

dayadukung, pemerataan pembangunan

penduduk, koordinasi lembaga, bidang

hukum, sumber daya manusia, keperdulian.

Pemanfaatan SD mineral/galian/tambang

(aspal, bauksit, emas, perak, manggan, nikel,

pasir besi, tembaga, timah). Eksplorasi,

(21)

Isi

Pola pemanfaatan SDA tak terbarukan ada

dua ;

pola konservasi (sepanjang waktu) dan

pola pasar bebas (mengejar waktu).

SDA tak terbarukan, Minyak bumi, Gas

(22)

Isi

 Prespektif budaya, spritual sejarah sumber daya alam di Indonesia

 Jazz merah (metro TV), jangan lupa sejarah

 Golden triangle (puncak gg lawu, gg merapi, gg tirtomoyo)

 Ada sumber daya alam yang belum bisa

ditambang atau dibedah (jatahe sing keri dewe)  Leluhur kita berupaya menyembunyikan SDA

(23)

Isi

Sektor-sektor yang membutuhkan energi;

Rumah tangga (minyak tanah, kayu bakar,

LNG, Listrik untuk masak), Penganggkutan

(minyak diesel, minyak bakar, bensin

untuk pelayaran dan kereta api),

Perlistrikan (minyak bakar, minyak diesel,

tenaga air, panas bumi, gas alam, batu

(24)

Isi

 SDA tak terbarukan, tidak bisa diperbaharui,

terhabiskan, tidak bisa diisi kembali. SDA sekali pakai habis (Bahan Bakah Minyak, Mineral, dan Energi non air)

 Pola pemanfaatan SDA tak terbarukan ada dua ; pola konservasi dan pola pasar bebas.

 Pemanfaatan SDA tak terbarukan secara

bijaksana, bertanggung jawab, dan berwawasan lingkungan, (adil, demokratis, berkelanjutan).

(25)

Ringkasan Materi

Pengelolaan SDA tak terbarukan adalah

untuk menjamin pemanfaatannya secara

bijaksana.

Energi diluar air dan hayati merupakan

SDA tak terbarukan

Soal; Gambar dan jelaskan dua (2) pola

(26)

Referensi

- Hanley, Nick, and Shogren, White, 1997,

“Environmental Economics, In Theory and

Practice” Oxford University Press.

- Sukanto R, “Ekonomi Sumber Daya Alam

dan Energi”, BPFE UGM, Yogyakarta.

- Suparmoko, “Ekonomi Sumber Daya

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN NEGERI CINTA BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP..

Fenomena yang paling umum dari ketidak berhasilan program-rogram tersebut adalah dimana sampai sekarang kita masih mengandalkan produk impor dalam pemenuhan

The average request size of Financial1 (4.5KB) is just a little larger than the page size of the simulated SSD (4KB); and we also find that 90% of its requests are 4KB or smaller.

Sejarah yang ditulis pada masa Orde Baru dapat dikatakan adalah sejarah orang-orang yang berkuasa pada masa itu.. Maka tak salah bila hampir tidak ada satupun buku sejarah resmi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan'bahwa ada perbedaan antara rerata pretest dan posttest, sehingga dapat dikatakan bahwa daya tahan otot lengan dan

Ekstraksi minyak kelapa sawit dilakukan dengan beberapa tahap yaitu sebagai berikut: Labu alas bulat untuk sokletasi sebagai penampung minyak sawit hasil ekstrak

Hasil yang diharapkan Hasil yang diperoleh selesai kontrak kaveling muncul persetujuan selesai kontrak kaveling persetujuan selesai kontrak kaveling Pengujian persetujuan

Sejauh ini dalam proses desain, anda telah mengidentifikasi kebutuhan target audiens anda dan menentukan beberapa tujuan dan sasaran untuk pelatihan. Isi utama dari pendidikan