• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.5.b Handout Penilaian Tingkat Kelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2.5.b Handout Penilaian Tingkat Kelas"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HAND OUT 2.5.b

I. KONSEP : 2.5.b. Penilaian Tingkat Kelas (Assestment Classroom)

II. DESKRIPSI :

A. PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH SATUAN PENDIDIKAN 1. Pengertian

Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah.

2. Lingkup

Lingkup penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan oleh pendidik. Penilaian aspek sikap oleh pendidik dilakukan untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik, dan pengadministrasian pelaporan kepada pihak terkait dilakukan oleh satuan pendidikan. Penilaian aspek pengetahuan dan aspek keterampilan dilakukan oleh satuan pendidikan.

3. Bentuk Penilaian

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun, dan ujian sekolah.

a. Penilaian Akhir Semester

(2)

penilaian ini dapat dimanfaatkan antara lain untuk pengisian rapor.

b. Penilaian Akhir Tahun

Penilaian Akhir Tahun (PAT) adalah kegiatan yang dilakukan di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester genap. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester genap. Hasil penilaian akhir tahun selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan antara lain untuk pengisian rapor.

c. Ujian Sekolah

Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan penyelesaian dari satuan pendidikan. Muatan/mata pelajaran yang diujikan adalah semua muatan/mata pelajaran yang diajarkan pada satuan pendidikan tersebut. Untuk beberapa muatan/mata pelajaran, ujian sekolah diselenggarakan dalam bentuk ujian tulis dan ujian praktik, namun beberapa muatan/mata pelajaran lain dilaksanakan dengan ujian tulis atau ujian praktik saja. Pengaturan tentang hal ini dan pelaksanaan secara keseluruhan diatur dalam Prosedur Operasi Standar ( POS) Ujian Sekolah yang disusun oleh satuan pendidikan.

Hasil analisis ujian sekolah dipergunakan untuk perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan pada tahun pelajaran berikutnya. Hasil ujian sekolah dilaporkan satuan pendidikan kepada orangtua peserta didik dalam bentuk surat keterangan hasil ujian sekolah (SKHUS). Hasil ujian sekolah digunakan sebagai salah satu pertimbangan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

(3)

a. Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Pada saat penentuan KKM, satuan pendidikan mempertimbangkan kompleksitas muatan/mata pelajaran, karakteristik peserta didik, pendidik dan daya dukung satuan pendidikan.

Satuan Pendidikan menetapkan KKM yang disusun oleh pendidik melalui rapat dewan guru. Berikut ini merupakan contoh penentuan KKM.

(1) Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap muatan pelajaran setiap kelas dalam satu tahun pelajaran.

(2) Tentukan komponen-komponen yang termasuk aspek kompleksitas, intake, pendidik dan daya dukung.

(3) Tentukan nilai untuk setiap aspek dengan skala 0-100.

(4) Tentukan skor tiap aspek. (5) Tentukan KKM setiap KD.

(6) Tentukan KKM setiap muatan pelajaran.

Berikut merupakan contoh KKM muatan/mata pelajaran.

(4)

Setelah KKM setiap muatan/mata pelajaran ditentukan, KKM satuan pendidikan dapat ditetapkan dengan memilih KKM yang terendah dari seluruh KKM muatan/mata pelajaran. Misalnya, suatu sekolah berdasarkan hasil analisis menentukan satu KKM untuk seluruh mata pelajaran 60.

Rentang predikat dapat menggunakan satu ukuran yang sama di satu sekolah. Misalnya, KKM satuan pendidikan 60, berarti predikat Cukup dimulai dari nilai 60. Rentang predikat untuk semua mata pelajaran menggunakan rumus sebagai berikut:

*Keterangan: angka 3 pada rumus diperoleh dari jumlah predikat selain D (A, B, dan C)

Dengan demikian, panjang interval untuk setiap predikat adalah 13 atau 14.

Karena rentang predikat nilainya 13 atau 14, maka untuk mata pelajaran Matematika, rentang predikatnya sebagai berikut.

Contoh Rentang Predikat untuk KKM Satuan Pendidikan 60

60 40/3=13,3 87<A 10 0

73<B 87

60 C 7

3 D 60

Pada contoh di atas, rentang predikat untuk predikat A, yaitu 13, sedangkan predikat B dan C rentang predikatnya 14.

Berikut disajikan tabel berisi beberapa contoh rentang predikat sesuai dengan KKM satuan pendidikan.

Contoh Rentang Predikat dari Beberapa KKM KKM

Rentang Predikat = Nilai maksimumKKM

3 =

(5)

an *) Baik) (Baik) (Cukup)

Bimbing an)

80 20/3=6,7 93<A 100 86<B 93

80 C 8

6 D 80

75 25/3=8,3 92<A 100 83<B 92

75 C 8

3 D 75

70 30/3=10 89<A 100 79<B 89

70 C 7

9 D<70

65 35/3=11,7 88<A 100 76<B 88

65 C 7

6 D 65

*) KKM Satuan Pendidikan menggunakan angka KKM Muatan Pelajaran paling rendah/minimal.

b. Menetapkan Prosedur Operasional Standar (POS)

Satuan pendidikan menetapkan POS atau Panduan penyelenggaraan penilaian hasil belajar peserta didik yang meliputi penilaian akhir dan ujian sekolah.

c. Membentuk Tim Pengembang Penilaian

Satuan pendidikan membentuk tim pengembang penilaian dengan tugas antara lain merencanakan dan melaksanakan segala sesuatu terkait dengan kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), dan Ujian Sekolah (US), misalnya penetapan jadwal pelaksanaan, penataan ruang, dan pengawas ruang.

d. Mengembangkan Instrumen Penilaian

Tim Pengembang Penilaian sekolah melakukan pengembangan instrumen penilaian, mulai penyusunan kisi-kisi, penyusunan instrumen, telaah kualitatif instrumen, perakitan dan ujicoba instrumen, analisis kuantitatif, interpretasi hasil analisis, dan penetapan instrumen penilaian.

(6)

konstruksi, dan bahasa, serta memenuhi bukti validitas empiris. Untuk mendapatkan instrument penilaian (soal) yang baik, soal harus dianalisis terlebih dahulu sebelum digunakan sehingga diperoleh perangkat tes (soal) yang valid.

Analisis butir soal bertujuan untuk: (1) meningkatkan mutu soal ditinjau dari aspek materi/substansi, konstruksi, dan bahasa; (2) mengetahui karakteristik butir soal meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, berfungsi tidaknya pengecoh (untuk soal pilihan ganda); dan (3) meningkatkan akurasi hasil pengukuran.

Hasil pengukuran memiliki reliabilitas (tingkat keajegan tinggi) bila hasil pengukuran dapat memberikan informasi yang akurat terhadap sasaran pengukuran. Sebuah perangkat instrumen tes dikatakan valid apabila tes itu dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang paling utama dalam instrument penilaian hasil belajar adalah validitas isi dan validitas empiris. Validitas isi bersifat judgement oleh guru dengen mencocokan instrument penilaian dengan kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya dan kurikulum yang berlaku. Validasi isi dilakukan dengan cara analisis kualitatif. Validitas empiris dilakukan dengan analisis kuantitatif.

d.1. ANALISIS KUALITATIF

Analisis kualitatif dilakukan sebelum soal digunakan/diujikan. Komponen yang diperhatikan dalam analisis kualitatif meliputi aspek materi/substansi, konstruksi, dan bahasa. Sebelum melakukan analisis kualitatif perlu dipersiapkan: (1) kartu soal, minimal memuat Kompetensi Dasar, Materi Pokok, Indikator Soal, Rumusan Butir Soal, dan Kunci Jawaban (untuk soal bentuk pilihan ganda); dan (2) format analisis butir soal, mengacu pada kaidah penulisan butir soal.

(7)

terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban (option) memuat kunci jawaban (jawaban yang benar) dan pengecoh (distractor) yang memungkinkan dipilih oleh peserta tes akibat pemahaman konsep yang salah.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap analisis kualitatif butir soal bentuk pilihan ganda, berikut disajikan format analisis butir soal bentuk pilihan ganda.

FORMAT ANALISIS BUTIR SOAL BENTUK PILIHAN GANDA Nama Sekolah : ...

Mata Pelajaran : ... Kls : ...

No

. Aspek yang ditelaah

Butir Soal 1 2 3 4 ... A.

1.

Materi

Soal sesuai dengan indikator.

2. Pilihan jawaban homogen dan logis. 3. Setiap soal hanya ada satu jawaban

yang benar.

4. Soal tidak mengandung unsur SARAPP (Suku, Agama, Ras, Antargolongan, Pornografi, dan Politik).

B. 5.

Konstruksi

Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.

6. Rumusan pokok soal dan pilihan

jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.

8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.

9. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.

10. Panjang pilihan jawaban relatif sama. 11. Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan "semua jawaban di atas salah” atau “semua jawaban di atas benar" dan sejenisnya.

(8)

No

. Aspek yang ditelaah

Butir Soal 1 2 3 4 ... urutan besar kecilnya angka atau

kronologisnya.

13. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

C. 14.

Bahasa

Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya.

15. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

16. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok katayang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. *) Diisi tanda silang (X) jika tidak memenuhi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan analisis butir soal secara kualitatif: (a) penelaah bukan penulis soal yang akan ditelaah, (b) penelaah adalah guru mata pelajaran sejenis atau memiliki latar belakang pendidikan yang sama dengan mata pelajaran yang akan ditelaah, dan (c) penelaah memiliki wawasan yang memadai tentang pengukuran, kebahasaan, dan kurikulum.

Langkah-langkah melakukan analisis kualitatif  Membaca dan mencermati setiap komponen pada

kartu soal;

 Membaca setiap aspek yang harus dipenuhi oleh butir soal pada format analisis butir soal (terdapat 16 aspek);

 Mengisikan tanda silang (X) apabila menurut penelaah butir soal yang dianalisis tidak memenuhi aspek-aspek yang tertera pada format analisis butir soal;

 Tuliskan keputusan (hasil analisis kualitatif) pada kartu soal yang dianalisis, dengan cara memberi tanda centang (√) salah satu kotak di depan pilihan keputusan yang disediakan.

(9)

Hasil analisis butir soal kualitatif dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu:

 diterima apabila semua aspek terpenuhi;

 diterima dengan perbaikan apabila terdapat beberapa aspek tidak terpenuhi, tetapi bukan pada komponen materi nomor 1 (soal sesuai dengan indikator);

 ditolak apabila soal tidak sesuai dengan indikator.

2). Analisis Kualitatif Soal Bentuk Uraian Objektif

(10)

FORMAT ANALISIS BUTIR SOAL BENTUK URAIAN OBJEKTIF

Nama Sekolah : ... Mata Pelajaran : ...

Kelas : ...

No. Aspek yang ditelaah Nomor Soal1 2 ... A.

1.

Materi

Soal sesuai dengan indikator.

2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai.

3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, kontinuitas,

relevansi, dan keterpakaian sehari-hari tinggi).

4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah atau tingkat kelas 5. Soal tidak mengandung unsur SARAPP

(Suku, Agama, Ras, Antargolongan, Pornografi, dan Politik).

B. 6.

Konstruksi

Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai.

7. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

8. Ada pedoman penskorannya. 9. Tabel, gambar, grafik, peta, atau

sejenisnya disajikan dengan jelas dan berfungsi.

C. 10.

Bahasa/Budaya

Rumusan kalimat soal komunikatif .

11.Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya.

12.Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.

13.Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

14.Rumusan soal tidak

(11)

Tindak Lanjut

Setelah melakukan analisis kualitatif (analisis terhadap materi, konstruksi, dan bahasa), maka langkah penulis soal selanjutnya adalah sebagai berikut.

1) Memperbaiki butir soal yang diterima dengan perbaikan, sesuai dengan saran penelaah yang rasional;

2) Membuang dan mengganti butir soal yang dinyatakan ditolak oleh penelaah;

3) Merakit soal-soal yang sudah dinyatakan layak dan sesuai dengan kaidah penulisan butir soal (pada format analisis butir soal), menjadi perangkat tes (naskah soal);

4) Melakukan uji coba perangkat tes atau menggunakan perangkat tes dalam penilaian;

5) Melakukan analisis kuantitatif terhadap butir-butir soal pada perangkat tes hasil uji coba atau hasil penilaian.

d.2. ANALISIS KUANTITATIF

(12)

Analisis Kuantitatif Secara Manual

1) Analisis Kuantitatif Soal Pilihan Ganda

Secara umum, langkah-langkah melakukan analisis kuantitatif secara manual untuk soal pilihan ganda adalah sebagai berikut.

 Respons siswa diskor, bila benar diberi skor 1, bila salah atau tidak memilih jawaban, atau memilih jawaban lebih dari satu diberi skor 0.

 Urutkan siswa berdasarkan jumlah skor dari tertinggi ke terendah.

 Jika jumlah peserta tes sedikit misalnya 100 orang atau kurang, maka peserta dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

Contoh: peserta 100 orang, maka nomor urut 1–50 adalah kelompok atas, dan nomor urut 51-100 adalah kelompok bawah.

 Jika jumlah peserta lebih dari 100 orang dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, 27% untuk kelompok atas, 27% untuk kelompok bawah, dan sisanya kelompok tengah.

Contoh: peserta 200 orang, maka nomor urut 1-54 adalah kelompok atas, dan nomor urut 148-200 adalah kelompok bawah. Kelompok tengah tidak diolah.

 Setelah sebaran jawaban kelompok atas (KA) dan kelompok bawah (KB) diketahui, selanjutnya nilai statistik daya pembeda, tingkat kesukaran, dan berfungsi tidaknya pengecoh dapat dihitung menggunakan rumus.

Parameter Butir Soal yang Dianalisis [1] Daya Pembeda (DP)

(13)

Untuk menghitung indeks daya pembeda soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus berikut.

DPi=2(KAiKBi)

N atau D Pi=

KAi

NA

KBi

NB

, ... (1) Dengan:

DPi = indeks daya pembeda butir soal ke-i;

KAi = jumlah jawaban benar pada kelompok atas butir soal ke-i;

KBi = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah butir soal ke-i;

NA =jumlah siswa kelompok atas;

NB = jumlah siswa kelompok bawah;

KAi NA

= proporsi jumlah jawaban benar kelompok

atas;

KBi NB

= proporsi jumlah jawaban benar kelompok

bawah;

N=NA+NB .

Daya pembeda digunakan sebagai penentu hasil analisis kuantitatif, apakah sebuah butir soal dinyatakan diterima, diterima dengan perbaikan, atau ditolak. Indeks daya pembeda dapat dikategorikan sebagai berikut (Puspendik, 2013).

Indeks DP Kesimpulan/Keputusan 0,25<DPi1 Diterima

0,00<DPi0,25 Diterima Dengan Revisi DPi0 Ditolak

[2] Tingkat Kesukaran (TK)

(14)

tersebut semakin mudah. Secara matematis rumus untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal adalah sebagai berikut.

TKi=KAi+KBi

N atau TKi=

1 2

(

KAi

NA +

KBi NB

)

..

... (2)

Dengan: TKi = Tingkat kesukaran butir soal ke-i.

Selanjutnya, tingkat kesukaran butir soal dikategorikan sebagai berikut (Puspendik, 2013). Tingkat Kesukaran Kategori

0,7<TK ≤1 Mudah 0,3<TK ≤0,7 Sedang TK ≤0,3 Sukar

[3] Keberfungsian Pengecoh (P)

Pengecoh (distractor) adalah pilihan jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak menguasai materi pelajaran dengan baik. Keberfungsian pengecoh dapat dilihat dari dua indikator yaitu: (1) daya pembeda pengecoh, pengecoh dikatakan berfungsi jika daya pembeda pengecoh negatif; dan (2) proporsi peserta tes yang memilih pengecoh tersebut, dikatakan berfungsi jika proporsi minimal 0,05. Keberfungsian pengecoh (P) ke-i, dihitung menggunakan rumus:

1) Rumus daya pembeda pengecoh sama dengan rumus (1)

2) Pi=Ji

N ...

... (3)

(15)

[4] Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat evaluasi (tes) dikatakan reliabel jika hasil evaluasi tersebut memberikan hasil yang tetap sama untuk subjek yang sama (konsisten) kalaupun mengalami perubahan, tetapi perubahan itu tidak signifikan. Sebagai contoh siswa kelas IV pada hari ini diberikan tes kemampuan matematik yang reliabel. Minggu berikutnya siswa tersebut di tes kembali. Hasil dari kedua tes akan relatif sama, karena instrumen tes tersebut reliabel.

Reliabilitas adalah indeks yang menggambarkan sejauhmana suatu instrumen dapat diandalkan. Tiga aspek yang terkait dengan makna reliabilitas yaitu: kemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Kemantapan merujuk pada hasil pengukuran yang sama pada pengukuran berulang-ulang dalam kondisi yang sama. Ketepatan merujuk pada istilah tepat dan benar dalam mengukur dari sesuatu yang diukur. Artinya, instrumen tersebut memiliki pernyataan-pernyataan yang jelas, mudah dimengerti, dan detail. Homogenitas merujuk pada tingkat keterkaitan yang erat antar unsur-unsurnya.

5. Kriteria Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disepakati oleh seluruh warga satuan pendidikan, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di satuan pendidikan tersebut. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan keterampilan belum tuntas dan/atau sikap belum baik. Peserta didik diupayakan mengikuti proses pembelajaran dan penilaian yang maksimal. Oleh karena itu apabila ada peserta didik yang terpaksa harus tidak naik kelas, maka hal ini harus menjadi umpan balik bagi pendidik, satuan pendidikan, dan orangtua sehingga diharapkan semua peserta didik pada akhirnya dapat naik kelas.

6. Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan

(16)

didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah setelah memenuhi syarat berikut.

(1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik; dan (3) Lulus Ujian Sekolah seluruh muatan/mata pelajaran.

B. PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK 1. Pengertian

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah Proses pengumpulan informasi/ data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.

.

2. Lingkup

Lingkup penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan oleh pendidik.

1) Penilaian Sikap A. Perencanaan

Langkah-langkah perencanaan penilaian sikap sebagai berikut:

1) Menentukan sikap yang akan diamati di sekolah mengacu pada KI-1 dan KI-2.

2) Menentukan indikator sikap.

3) Menyusun format penilaian sikap seperti jurnal.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan penilaian sikap disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang dilakukan pada saat

(17)

Prosedur pelaksanaan penilaian sikap meliputi hal-hal berikut:

a) Mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran.

b) Mencatat sikap dan perilaku peserta didik, yang sangat baik, baik, cukup, dan perlu bimbingan

c) Menindaklanjuti hasil pengamatan

2) Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

Penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan secara terpisah maupun terpadu. Pada dasarnya, pada saat penilaian keterampilan dilakukan, secara langsung penilaian pengetahuan pun dapat dilakukan.

(18)

A. Perencanaan

(19)

a. Penilaian Harian (PH)

Penilaian Harian dilakukan dalam bentuk tes tertulis, lisan, atau penugasan. Penilaian harian tertulis direncanakan berdasarkan pemetaan KD dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan minimal satu kali dalam satu tema untuk setiap KD muatan pelajaran. Hal itu memungkinkan penilaian harian dilakukan untuk KD satu muatan pelajaran atau gabungan KD-KD beberapa muatan pelajaran sesuai kebutuhan.

b. Penilaian Tengah Semester (PTS)

Penilaian tengah semester dilaksanakan setelah menyelesaikan separuh dari jumlah tema dalam satu semester atau setelah 8-9 minggu belajar efektif. PTS berbentuk tes tulis dan berfungsi untuk perbaikan pembelajaran selama setengah semester serta sebagai salah satu bahan pengolahan nilai rapor.

c. Penilaian Akhir Semester (PAS) dan Penilaian Akhir Tahun (PAT)

Penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT) dilaksanakan setelah menyelesaikan seluruh tema dalam satu semester belajar efektif. Penilaian akhir semester/tahun untuk aspek pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tertulis yang berfungsi untuk mengukur pencapaian hasil pembelajaran selama satu semester serta sebagai salah satu bahan pengisian rapor.

B. Pelaksanaan

(20)

Soal-soal tes tertulis dapat juga dibuat terpadu untuk beberapa muatan pelajaran.

Contoh Penyusunan Instrumen untuk penilaian tes tertulis Kelas/Semester : I/1

Tema/Subtema : 1. Diriku/2. Tubuhku

N

(21)
(22)
(23)

N O

MUATAN PELAJAR

AN

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR SOAL

BEN TUK SOA

L

BOB OT

NO SO AL

objek dalam gambar dengan lambang bilangan yang tersedia

Disajikan kumpulan objek dalam gambar, siswa mampu

membilang banyaknya objek dalam gambar

Isian 2 14

Disajikan lambang bilangan, siswa mampu menuliskan nama

bilangannya

(24)
(25)
(26)

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Instruktur menjelaskan langkah-langkah dalam Penilaian Tingkat Kelas PPT 2.5.b.

2. Instruktur dan peserta pelatihan melakukan tanya jawab.

3. Instruktur menjelaskan lembar kerja 2.5.b yang harus dikerjakan peserta.

4. Peserta pelatihan mengerjakan LK 2.5.b.

5. Beberapa perwakilan peserta pelatihan mempresentasikan hasil kerjanya dan ditanggapi oleh peserta lain.

6. Instruktur memberikan umpan balik dan penguatan.

IV. TUGAS-TUGAS BESERTA LEMBAR KERJA

LK-1 Perencanaan Penilaian Pengetahuan

Petunjuk Pengisian :

Lembar Kerja (LK) 1 ini akan memandu Saudara melakukan perencanaan penilaian pengetahuan.

1) Buatlah kisi-kisi tes tertulis (pilihan ganda, isian singkat, dan uraian) untuk satu subtema yang berasal dari pemetaan KD, satu subtema bisa terdiri dari beberapa KD dari beberapa muatan pelajaran!

2) Kemudian buatlah soal berdasarkan kisi-kisi tersebut! 3) Lengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penskoran.

LK 2 Perencanaan Penilaian Keterampilan

Lembar Kerja (LK) 1 ini akan memandu Saudara melakukan perencanaan penilaian keterampilan.

1) Buatlah kisi-kisi penilaian keterampilan (praktik/produk/proyek) untuk satu KD muatan pelajaran tertentu!

2) Lengkapi dengan pedoman penskoran.

3) Kemudian buatlah instrument penilaian keterampilan berdasarkan kisi-kisi tersebut!

V. BAHAN PENDUKUNG PEMBELAJARAN

1. Buku Guru 2. Buku Siswa

3. Bahan Tayang 2.5.b Penilaian Tingkat Kelas (Assestment Classroom) 4. Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Standar Penilaian

Pendidikan

5. Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar

Gambar

gambar berisi
gambar dengan

Referensi

Dokumen terkait

It can be concluded that in general the result of mapping ability to speak English in school in coastal area of Bengkulu city included in medium category

Surveilans filariasis yang berjalan di Kabupaten Bandung adalah kegiatan pemberian obat massal pencegahan (POMP) yang secara teknis sudah diatur dan

Panca Maju Jaya Prima sudah memiliki banyak pemesanan khususnya dari daerah-daerah besar tersebut, namun di dalam perusahaan ini belum terdapat adanya suatu perencanaan

[4.3] Menimbang keterangan Pengadu, Teradu, Pihak Terkait, bukti dokumen dan fakta yang terungkap dalam sidang pemeriksaan, pada tanggal 17 April 2019 di TPS 01

Maka dapat ditarik kesimpulan pada sifat dan karakter musik modem baik dalam pertunjukan maupun dari rekaman para pendengarnya akan dapat merasakan dinamika musiknya dan

i. Kridosono sebagai tetenger dan titik kota yang menyiratkan citra kegiatan pendidikan dan pariwisata/rekreasi aktif dan pasif. Kawasan strategis penyangga citra kota

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diperoleh, peneliti merekomendasikan para pengajar untuk menggunakan active learning dalam proses belajar mengajar, karena

 GPIB Jemaat “Surya Kasih” Jakarta Timur yang sedang melakukan proses perubahan status Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Perkantoran menjadi Rumah Ibadah dan telah