FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA SKPD
KABUPATEN BULELENG
1
Komang Agus Sadu Wibawa,
1Ni Kadek Sinarwati,
2Gede Adi Yuniarta
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: { mangsadu@gmail.com, kadeksinar20@gmail.com,
gdadi_ak@yahoo.co.id }@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Faktor-faktor tersebut antara lain kompetensi sumber daya manusia, pemahaman akuntansi, penerapan sistem pengendalian intern, pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah, penerapan standar akuntansi pemerintahan dan pemanfaatan teknologi informasi. Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer. Teknik pengumpulan data adalah melalui penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu SKPD se-Kabupaten Buleleng dan tiap SKPD diwakili oleh Kasubag dan staff keuangan sebagai responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS Statistics 20.0 For Windows.
Hasil penelitian menunjukkan (1) kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (2) pemahaman akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (3) penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (4) pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (5) penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan dan (6) pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Kata kunci: Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemahaman Akuntansi, Penerapan Sistem Pengendalian Intern, Pemanfaatan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kualitas Laporan Keuangan.
Abstract
This study aimed at determining the factors affecting the quality of financial statement of regional government on SKPD (Regional Work Unit) of Buleleng Regency. Those factors included competence of human resource, understanding of accounting, application of internal control system, utilization of regional financial accounting system, application of government accounting standard, and utilization of information technology. The type of this research was quantitative research using primary data. The data collection technique was done through the distribution of questionnaires. The population in this research were all SKPD in Buleleng Regency and each SKPD was represented by Kasubag (head of subsection) and financial staff as respondent. The sampling technique used was purposive sampling. The data were analyzed by using multiple linear regression analysis with the help of SPSS Statistics 20.0 For Windows software.
The result of the research showed that (1) the competence of human resource had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (2) the understanding of accounting had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (3) the application of internal control system had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (4) the utilization of the regional financial accounting system had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (5) the application of government accounting standard had a significant positive effect on the quality of financial statement, and (6) the utilization of information technology had a significant positive effect on the quality of financial statement.
Keywords: Human Resource Competence, Understanding of Accounting, Application of Internal Control System, Utilization of Regional Financial Accounting System, Application of Government Accounting Standard, Utilization of Information Technology, and Quality of Financial Statement.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan sangat penting dalam suatu instansi pemerintahan atau organisasi tertentu karena dapat dipakai sebagai acuan dalam menentukan suatu keberhasilan instansi tersebut. Laporan keuangan adalah informasi yang disajikan
untuk membantu stakeholders dalam
membuat keputusan sosial, politik dan ekonomi sehingga keputusan yang diambil bisa lebih berkualitas (Mahmudi, 2007:11). Tujuan dari dibuatnya laporan keuangan adalah untuk dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan juga dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan instansi sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang handal dan dapat dipercaya. Untuk itu, laporan keuangan yang dibuat hendaknya harus berkualitas dan mudah dipahami sesuai dengan
karakteristik laporan keuangan yang
kualitatif yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Kurangnya kualitas laporan keuangan sering menjadi permasalahan dalam suatu instansi tertentu termasuk pada pemerintah daerah di Indonesia yaitu pada SKPD masing-masing daerah di Indonesia. SKPD atau Satuan Kerja Perangkat Daerah
adalah perangkat Pemerintah Daerah
(Provinsi maupun Kabupaten/Kota) di
Indonesia. SKPD adalah pelaksana fungsi eksekutif yang harus berkoordinasi agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik. Dasar hukum yang berlaku sejak tahun 2004 untuk pembentukan SKPD adalah Pasal 120 UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Agar
dapat memenuhi karakteristik laporan
keuangan tersebut maka SKPD harus dapat
meningkatkan kualitas laporan
keuangannya. Dengan meningkatnya
kualitas laporan keuangan pada SKPD maka akan lebih mudah dalam menentukan
keputusan yang dapat membawa
pemerintahan ke arah yang lebih baik dan memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan yaitu Badan Pengawas
Keuangan (BPK). Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya akan mendapat penilaian berupa opini dari BPK. Ketika BPK memberikan opini wajar
tanpa pengecualian terhadap laporan
keuangan, artinya dapat dikatakan bahwa laporan keuangan suatu organisasi tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas. Terdapat empat opini yang diberikan pemeriksa yaitu opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), opini Tidak Wajar (TW), dan pernyataan menolak memberi opini atau disebut juga Tidak Memberi Pendapat (TMP).
Berdasarkan hasil audit BPK, banyak
pemerintahan daerah yang belum
menyajikan laporan keuangan secara wajar. Berdasarkan ikhtisar hasil pemeriksaan semester I tahun 2013, BPK memberikan WTP atas 113 entitas, opini WDP atas 267 entitas, serta 31 entitas mendapat opini TMP. Berdasarkan fakta tersebut, maka diketahui masih terdapat kelemahan dalam penyusunan laporan keuangan.
Fenomena mengenai kualitas laporan keuangan sangat menarik untuk dikaji lebih
jauh. Kenyataan di dalam laporan
keuangan pemerintah daerah masih banyak disajikan data-data yang tidak sesuai dan tidak mengikuti prinsip akuntansi berlaku
umum. Banyak laporan keuangan yang
mendapatkan opini tidak wajar dan
disclaimer karena dalam penyusunannya belum sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dan belum memenuhi
kelengkapan yang telah ditentukan serta kurangnya bukti-bukti transaksi yang dapat ditemukan. Begitu halnya dengan laporan keuangan di Kabupaten Buleleng, di mana Kabupaten Buleleng mendapatkan opini disclaimer pada tahun 2010 serta opini WDP pada tahun 2011 dan 2012. Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan dalam menginventarisasi aset dan adanya kendala pengumpulan data di lapangan.
Dalam pembuatan laporan keuangan yang berkualitas dibutuhkan beberapa faktor yang terdiri dari Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkompeten,
pemahaman akuntansi, Sistem
Pengendalian Internal (SPI) yang memadai,
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
(SAKD), penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) dan pemanfaatan
teknologi informasi.
Laporan keuangan yang berkualitas tidak boleh dibuat oleh sembarang orang.
Orang-orang yang membuat laporan
keuangan tersebut haruslah orang yang benar-benar ahli dibidangnya. Oleh karena itu, SKPD harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dalam
pembuatan laporan keuangan yang
berkualitas. Kompetensi sumber daya
manusia diyakini akan dapat mempengaruhi
penyusunan laporan keuangan yang
berkualitas. Semakin baik kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh
pemerintah daerah tersebut, semakin
berkualitas pula laporan keuangan yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya jika kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki rendah maka akan membuat laporan keuangan yang dibuat kurang berkualitas.
Roviyantie (2011) menyebutkan
bahwa Laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan sebuah
laporan keuangan yang berkualitas.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis pertama:
H1 : Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.
Selain dengan SDM yang
berkompeten, pemahaman akuntansi juga sangat berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. SDM yang berkompeten juga harus diimbangi dengan pemahaman
akuntansi agar dapat menentukan
kebijakan-kebijakan akuntansi dalam
pembuatan laporan keuangan tersebut.
Pemahaman akuntansi akan sangat
mempengaruhi kualitas laporan keuangan karena seseorang yang bertugas membuat laporan keuangan yang berkualitas harus memahami akuntansi agar dapat membuat laporan keuangan yang berkualitas. Yuliani (2010) telah melakukan penelitian pada
Pemerintah Kota Banda Aceh, dia
menyatakan bahwa untuk dapat
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas maka kualitas orang-orang yang melaksanakan tugas dalam menyusun laporan keuangan harus menjadi perhatian utama yaitu para pegawai yang terlibat dalam aktivitas tersebut harus mengerti dan
memahami bagaimana proses dan
pelaksanaan akuntansi itu dijalankan
dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik pemahaman akuntansi maka semakin baik kualitas laporan keuangan pemerintah daerah tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kedua:
H2 : Pemahaman akuntansi
berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah. Sistem Pengendalian Intern (SPI)
memiliki fungsi untuk memberikan
keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektifitas dan efisiensi dalam proses akuntansi terutama dalam menciptakan keandalan laporan keuangan. Sehingga penerapan sistem pengendalian intern
mampu meningkatkan reliabilitas,
objektivitas informasi dan mencegah
inkonsistensi dan memudahkan proses audit laporan keuangan. Hal ini senada dengan penelitian Indriasari (2008) yang memperoleh hasil sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan pada kualitas
laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis ketiga:
H3 : Penerapan sistem pengendalian
intern berpengaruh positif
signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah
daerah.
Pemanfaatan sistem akuntansi
keuangan daerah mewujudkan transparansi
dan akuntabilitas laporan keuangan
pemerintah daerah.
Cut Faiza Syahrida (2011)
melakukan penelitian mengenai pengaruh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, diperoleh hasil
bahwa pemahaman sistem akuntansi
keuangan daerah dan pengelolaan
keuangan daerah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD pada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis keempat:
H4 : Pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh
positif signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah.
Penerapan SAP diyakini akan
berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintahan pusat dan daerah.” Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Irvan Permana (2011)
tentang pengaruh penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dan
implikasinya pada akuntabilitas,
mendapatkan hasil, yaitu terdapat
hubungan antara Standar Akuntansi
Pemerintahan signifikan dalam
meningkatkan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah dan implikasinya
terhadap akuntabilitas. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kelima:
H5 : Penerapan standar akuntansi
pemerintahan berpengaruh positiif
signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah
daerah.
Pemanfaatan teknologi informasi
dipandang sangat membantu dalam
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Pemerintah daerah dengan
bantuan alat untuk mendukung
terlaksananya kegiatan atau pekerjaan seperti adanya perangkat keras komputer dan perangkat lunak lainnya sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan lebih efisien dan lebih tepat waktu dalam penyajian laporan keuangan pemerintah daerah.
Hasil pengujian yang dilakukan
Winidyaningrum (2010) yang menyatakan Teknologi Informasi memiliki pengaruh positif terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Menurut
Karmila (2013) yang menyatakan
Pemanfaatan Teknologi Informasi
berpengaruh signifikan terhadap
Keterandalan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Provinsi. Hal ini didukung oleh penelitian Yosefrinaldi (2013) dengan hasil
penelitian yang menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis keenam: H6 : Pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah. METODE
Penelitian ini dilakukan pada SKPD di Kabupaten Buleleng yang berada di Provinsi Bali. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung dari sumber asli (tanpa
perantara). Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari website resmi Kabupaten Buleleng yang berupa jumlah SKPD yang ada di Kabupaten Buleleng. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Data ini dianalisis dengan
pendekatan kuantitatif menggunakan
analisis statistik. Sedangkan teknik ukuran yang digunakan yaitu teknik skala likert atau skala sikap. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah
Buleleng, Kecamatan tidak dihitung dalam poulasi karena diasumsikan tidak termasuk sebagai instansi teknis pemerintah. Jumlah SKPD yang ada di Kabupaten Buleleng berjumlah 30 SKPD. Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan
sampel dengan beberapa
pertimbangan/tujuan tertentu. Purposive sampling digunakan karena informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti.
Menurut Sugiyono (2013), pengertian variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk mempelajari sehingga
diperoleh informasi hal tersebut, kemudian ditarik sebuah kesimpulannya. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Kompetensi
Sumber Daya Manusia (X1), Pemahaman
Akuntansi (X2), Penerapan Sistem
Pengendalian Intern (X3), Pemanfaatan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (X4),
Pereapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X5), Pemanfaatan Teknologi Informasi (X6).
Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kualitas Laporan Keuangan (Y).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis regresi linear berganda, uji statistik t dan uji koefesien R2. Uji regresi berganda ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sebelum melakukan uji regresi linear berganda, terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data (uji validitas dan uji reliabilitas) dan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas).
Pengujian dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0 For Windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Uji normalitas adalah pengujian mengenai kenormalan distribusi data. Cara yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik yaitu One Sample Kolmogorov Smirnov Test (1-Sample K-S). Jika nilai signifikansi atau probabilitas lebih besar 0,05, maka distribusi data adalah normal, dan jika signifikansi di bawah 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan (data berdistribusi tidak normal). Berikut adalah tabel hasil Uji Kolmologorov-Smirnov (Uji K-S).
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual 48
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation ,76219878
Most Extreme Differences Absolute ,093
Positive ,056
Negative -,093
Kolmogorov-Smirnov Z ,648
Asymp. Sig. (2-tailed) ,796
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,796 > 0,05 maka dapat simpulkan
bahwa data-data penelitian telah
berdistribusi normal.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance pada tabel berikut : Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
No Variabel Tolerance VIF Keterangan
1 Kompetensi Sumber Daya
Manusia 0,637 1,571 Tidak terjadi multikolinearitas
2 Pemahaman Akuntansi 0,383 2,612 Tidak terjadi multikolinearitas
3 Penerapan Sistem
Pengendalian Intern 0,485 2,062 Tidak terjadi multikolinearitas
4
Pemanfaatan Sistem
Akuntansi Keuangan
Daerah
0,530 1,888 Tidak terjadi multikolinearitas
5 Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah 0,376 2,659 Tidak terjadi multikolinearitas
6 Pemanfaatan Teknologi
Informasi 0,606 1,650 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan hasil uji multikolonearitas pada tabel di atas menunjukkan nilai VIF ≤ 10 dan nilai Tolerence ≥ 0,10 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas dalam model regresi.
Koefisien tolerance v ariabel bebas
kompetensi sumber daya manusia (X1)
adalah sebesar 0,637 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 1,571 lebih kecil dari 10. Koefisien tolerence variabel pemahaman akuntansi (X2) adalah sebesar 0,383 lebih
besar dari 0,1 dan VIF sebesar 2,612 lebih kecil dari 10. Koefisien tolerence variabel penerapan standar pengendalian intern (X3)
adalah sebesar 0,485 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 2,062 lebih kecil dari 10. Koefesien tolerance variabel pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah (X4)
adalah sebesar 0,530 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 1,888 lebih kecil dari 10. Koefisien tolerence variabel penerapan standar akuntansi pemerintah (X5) adalah
sebesar 0,376 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 2,659 lebih kecil dari 10. Koefesien tolerance variabel pemanfaatan teknologi informasi (X6) adalah sebesar 0,606 lebih
besar dari 0,1 dan VIF sebesar 1,650 lebih kecil dari 10. Hasil tersebut membuktikan
bahwa tidak terdapat gejala
multikolinearitas pada variabel dalam
penelitian ini.
Dalam penelitian ini cara yang
digunakan untuk mendeteksi
heteroskedestisitas adalah dengan melihat
grafik scatter plot antara lain adalah prediksi
variabel terikat (ZPREID) dengan
residualnya (SRESID). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan bahwa telah terjadi
heteroskedestisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedestisitas.
Gambar Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber : Data Primer Diolah (2017) Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
tidak terjadi heteroskedestisitas. Hal
tersebut dikarenakan pada diagram tidak membentuk pola tertentu serta titik-titik juga menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Pada penelitian ini diajukan enam hipotesis. Uji hipotesis menggunakan uji t (t-test) dilakukan untuk menguji
hipotesis yang menyatakan bahwa
kompetensi sumber daya manusia,
pemahaman akuntansi, sistem
pengendalian intern, pemanfaatan standar akuntansi keuangan daerah, penerapan
standar akuntansi pemerintahan dan
pemanfaatan teknologi informasi secara
terpisah (parsial) berpengaruh positif
terhadap kualitas laporan keuangan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0 For Windows, maka diperoleh hasil perhitungan uji statistik seperti nampak pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 (Constant) 8,043 1,946 4,134 ,000 X1 ,192 ,061 ,219 3,133 ,003 ,637 1,571 X2 ,189 ,066 ,259 2,876 ,006 ,383 2,612 X3 ,134 ,054 ,199 2,486 ,017 ,485 2,062 X4 ,127 ,062 ,158 2,068 ,045 ,530 1,888 X5 ,143 ,060 ,218 2,396 ,021 ,376 2,659 X6 ,219 ,070 ,224 3,138 ,003 ,606 1,650 a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui tingkat signifikan masing-masing variabel bebas, yaitu:
1. Variabel kompetensi sumber daya
manusia (X1) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,192 maka H0
ditolak dan H1 diterima. Selain itu,
kompetensi sumber daya manusia (X1)
memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu
sebesar 3,133 > 0,2403. Hal ini berarti
sesuai dengan H1 yang menyatakan
bahwa variabel kompetensi sumber daya manusia berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
2. Variabel pemahaman akuntansi (X2)
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,006 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,189 maka H0 ditolak
dan H2 diterima. Selain itu, pemahaman
akuntansi (X2) memiliki thitung lebih besar
dari ttabel, yaitu sebesar 2,876 > 0,2403.
Hal ini berarti sesuai dengan H2 yang
menyatakan bahwa variabel
pemahaman akuntansi berpengaruh
secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
3. Variabel penerapan sistem pengendalian intern (X3) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,017 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,134 maka H0
ditolak dan H3 diterima. Selain itu,
penerapan sistem pengendalian intern (X3) memiliki thitung lebih besar dari ttabel,
yaitu sebesar 2,486 > 0,2403. Hal ini
berarti sesuai dengan H3 yang
menyatakan bahwa variabel penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
4. Variabel pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah (X4) memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,045 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,127 maka H0 ditolak dan H4 diterima. Selain
itu, pemanfaatan sistem akuntansi
keuangan daerah (X4) memiliki thitung lebih
besar dari ttabel, yaitu sebesar 2,068 >
0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H4
yang menyatakan bahwa variabel
pemanfaatan sistem akuntansi keuangan
daerah berpengaruh secara positif
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
5. Variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan (X5) memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,021 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,143 maka H0 ditolak dan H5 diterima. Selain
pemerintahan (X5) memiliki thitung lebih
besar dari ttabel, yaitu sebesar 2,396 >
0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H5
yang menyatakan bahwa variabel
penerapan standar akuntansi
pemerintahan berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
6. Variabel pemanfaatan teknollogi
informasi (X6) memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,219 maka H0 ditolak dan H6 diterima. Selain
itu, penerapan standar akuntansi
pemerintahan (X6) memiliki thitung lebih
besar dari ttabel, yaitu sebesar 3,138 >
0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H6
yang menyatakan bahwa variabel
penerapan standar akuntansi
pemerintahan berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Koefisien determinasi (R²) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen (kompetensi sumber daya manusia, pemahaman akuntansi, penerapan sistem pengendalian intern, pemanfaatan sistem akuntansi keuangan
daerah, penerapan standar akuntansi
pemerintahan, pemanfaatan teknologi
informasi) dalam menjelaskan variasi
variabel dependen (kualitas laporan
keuangan). Nilai koefisien adalah antara nol sampai dengan satu dan ditunjukkan
dengan nilai Adjusted R2.
Tabel 4. Koefesien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate 1 ,934a ,873 ,854 ,816 a. Predictors: (Constant), X6, X1, X3, X4, X2, X5 b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi (Adjusted R2) diperoleh
sebesar 0,854 atau 85,4%. Nilai ini
menunjukkan bahwa 85,4% kualitas
laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variasi dari keenam variabel independen yaitu kompetensi sumber daya manusia,
pemahaman akuntansi, sistem
pengendalian intern, pemanfaatan standar akuntansi keuangan daerah, penerapan
standar akuntansi pemerintahan dan
pemanfaatan teknologi informasi,
sedangkan sisanya (100% - 85,4% = 14,6%).
Pembahasan
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Berdasarkan hasil analisis statistik, ditemukan bahwa variabel kompetensi sumber daya manusia (X1) memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,192 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Selain itu,
kompetensi sumber daya manusia (X1)
memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu
sebesar 3,133 > 0,2403. Hal ini berarti
sesuai dengan H1 yang menyatakan bahwa
variabel kompetensi sumber daya manusia
berpengaruh secara positif signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah yaitu dimana apabila kompetensi sumber daya manusia meningkat maka akan dapat meningkat pula kualitas laporan keuangan pada SKPD.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh dilakukan oleh Roviyantie
(2011) yang menemukan bahwa
kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan daerah. Hal ini
dikarenakan dengan adanya kompetensi sumber daya manusia maka peranan dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan organisasi akan berjalan dengan baik.
Pengaruh Pemahaman Akuntansi
terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Berdasarkan hasil analisis statistik ditemukan bahwa Variabel pemahaman akuntansi (X2) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,006 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,189 maka H0 ditolak dan
H2 diterima. Selain itu, pemahaman
akuntansi (X2) memiliki thitung lebih besar dari
ttabel, yaitu sebesar 2,876 > 0,2403. Hal ini
berarti sesuai dengan H2 yang menyatakan
bahwa variabel pemahaman akuntansi
berpengaruh secara positif signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah
yaitu apabila pemahaman akuntansi
meningkat, maka akan dapat meningkat pula kualitas laporan keuangan pada SKPD.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dinyatakan Roviyantie (2011), menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya
manusia yang kompeten untuk
menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas. Begitu juga di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan
keuangan daerah yang berkualitas
dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan, keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan.
Pengaruh Penerapan Sistem
Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil analisis statistik ditemukan bahwa Variabel penerapan sistem pengendalian intern (X3) memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,017 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,134
maka H0 ditolak dan H3 diterima. Selain itu,
penerapan sistem pengendalian intern (X3)
memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu
sebesar 2,486 > 0,2403. Hal ini berarti
sesuai dengan H3 yang menyatakan bahwa
variabel penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah
yaitu apabila penerapan sistem
pengendalian intern dalam pembuatan laporan keuangan dapat diterapkan dengan baik, maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pada SKPD.
Hasil ini mendukung hasil penelitian Indriasari, Desi dan Ertambang Nahartyo (2008), yang menunjukan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif
terhadap kualitas informasi laporan
keuangan.
Pengaruh Pemanfaatan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Variabel pemanfaatan sistem
akuntansi keuangan daerah (X4) memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,045 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,127 maka H0 ditolak dan H4 diterima. Selain itu,
pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah (X4) memiliki thitung lebih besar dari
ttabel, yaitu sebesar 2,068 > 0,2403. Hal ini
berarti sesuai dengan H4 yang menyatakan
bahwa variabel pemanfaatan sistem
akuntansi keuangan daerah berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan. Nilai positif
menunjukkan pengaruh yang searah yaitu apabila sistem akuntansi keuangan daerah dalam pembuatan laporan keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan
dapat meningkatkan kualitas laporan
keuangan pada SKPD.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Roviyantie
(2011) dan Sihombing (2011) yang
menemukan bahwa sistem akuntansi
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah.
Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Variabel penerapan standar
akuntansi pemerintahan (X5) memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,021 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,143 maka H0 ditolak dan H5 diterima. Selain itu,
penerapan standar akuntansi pemerintahan (X5) memiliki thitung lebih besar dari ttabel,
yaitu sebesar 2,396 > 0,2403. Hal ini berarti
sesuai dengan H5 yang menyatakan bahwa
variabel penerapan standar akuntansi
pemerintahan berpengaruh secara positif
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Nilai positif menunjukkan
pengaruh yang searah yaitu apabila standar akuntansi pemerintahan dalam pembuatan laporan keuangan dapat diterapkan dengan baik, maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pada SKPD.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Safrida Yuliani, Nadirsyah, dan Usman Bakar (2010) yang menyatakan bahwa seseorang
dikatakan paham terhadap akuntansi
adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan dengan berpedoman pada prinsip dan standar
penyusunan laporan keuangan yang
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang sekarang diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, sehingga
pemahaman Standar Akuntansi
pemerintahan (SAP) berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Pengaruh Pemanfaatan Teknologi
Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Variabel pemanfaatan teknologi
informasi (X6) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,219 maka H0 ditolak dan
H6 diterima. Selain itu, penerapan standar
akuntansi pemerintahan (X6) memiliki
thitung lebih besar dari ttabel, yaitu sebesar
3,138 > 0,2403. Hal ini berarti sesuai
dengan H6 yang menyatakan bahwa
variabel penerapan standar akuntansi
pemerintahan berpengaruh secara positif
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Nilai positif menunjukkan
pengaruh yang searah yaitu apabila semakin canggih teknologi yang digunakan dalam pembuatan laporan keuangan, maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pada SKPD.
Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Zuliarti (2012), yang
menunjukkan bahwa pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (2) pemahaman akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (3) penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (4) pemanfaatan
sistem akuntansi keuangan daerah
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (5) penerapan
standar akuntansi pemerintahan
berpengaruh positif signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan dan (6)
pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah : (1) Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menguji variabel-variabel lain yang berhubungan terhadap kualitas laporan keuangan, (2) Melengkapi metode survei dengan wawancara karena saat
melakukan penelitian ini peneliti sempat mewawancarai beberapa responden dan menemukan adanya beberapa perbedaan antara jawaban di kuesioner dan jawaban secara lisan untuk pertanyaan/pernyataan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Celviana, Widianingrum, Rahmawati, 2010. Pengaruh SDM dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan dan ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah daerah dengan variabel intervening pengendalian intern akuntans, studi
empiris, di Pemda
Subosukawonoseraten, Makalah
disampaikan pada Simposium
Nasional Akuntansi XIII, Purwakarta, 2 Juli 2010.
Dewi, WYS. 2014. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1. Indriasari, Desi dan Ertambang Nahartyo.
2008. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfataan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir). Dalam Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak, 23-25 Juli 2008.
Karmila, Amries, R T dan Edfan Darlis. 2011. Pengaruh Kepastian Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan (Studi pada Pemerintah Provinsi Riau). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Riau.
Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Permana, Irvan. 2011. Pengaruh
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dan Implikasinya Pada Akuntabilitas Survei Pada Dinas Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Roviyantie, Devi. 2011. Pengaruh
Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi. Universitas Siliwangi.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Cetakan ke-18.Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Syahrida, Cut Faiza. 2011. Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Wandita, Tri Angga. 2014. Pengaruh Pengtahuan, Pengalaman Kerja Audit dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal. e-Journal
Jurusan Akuntansi Program S1,
Volume 2 No. 1 Tahun 2014 Universitas Pendidikan Ganesha. Yosefrinaldi. 2013. Pengaruh Kapasitas
Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan variabel intervening Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Studi Empiris pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah se-Sumatera Barat).
Skripsi. Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Padang, Padang.
Yuliani, Syafrida. 2010. Pengaruh
Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Dan Peran Internal Audit
Terhadap Kualitas Laporan Keungan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Banda Aceh). Jurnal telaah dan riset akuntansi, Vol. 3, No. 2 Hal: 206-220.
Zuliarti. 2012. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah: Studi Pada Pemerintah Kabupaten Kudus. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus.