• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA SKPD KABUPATEN BULELENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA SKPD KABUPATEN BULELENG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA SKPD

KABUPATEN BULELENG

1

Komang Agus Sadu Wibawa,

1

Ni Kadek Sinarwati,

2

Gede Adi Yuniarta

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: { mangsadu@gmail.com, kadeksinar20@gmail.com,

gdadi_ak@yahoo.co.id }@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Faktor-faktor tersebut antara lain kompetensi sumber daya manusia, pemahaman akuntansi, penerapan sistem pengendalian intern, pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah, penerapan standar akuntansi pemerintahan dan pemanfaatan teknologi informasi. Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer. Teknik pengumpulan data adalah melalui penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu SKPD se-Kabupaten Buleleng dan tiap SKPD diwakili oleh Kasubag dan staff keuangan sebagai responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS Statistics 20.0 For Windows.

Hasil penelitian menunjukkan (1) kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (2) pemahaman akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (3) penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (4) pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (5) penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan dan (6) pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Kata kunci: Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemahaman Akuntansi, Penerapan Sistem Pengendalian Intern, Pemanfaatan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kualitas Laporan Keuangan.

Abstract

This study aimed at determining the factors affecting the quality of financial statement of regional government on SKPD (Regional Work Unit) of Buleleng Regency. Those factors included competence of human resource, understanding of accounting, application of internal control system, utilization of regional financial accounting system, application of government accounting standard, and utilization of information technology. The type of this research was quantitative research using primary data. The data collection technique was done through the distribution of questionnaires. The population in this research were all SKPD in Buleleng Regency and each SKPD was represented by Kasubag (head of subsection) and financial staff as respondent. The sampling technique used was purposive sampling. The data were analyzed by using multiple linear regression analysis with the help of SPSS Statistics 20.0 For Windows software.

(2)

The result of the research showed that (1) the competence of human resource had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (2) the understanding of accounting had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (3) the application of internal control system had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (4) the utilization of the regional financial accounting system had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (5) the application of government accounting standard had a significant positive effect on the quality of financial statement, and (6) the utilization of information technology had a significant positive effect on the quality of financial statement.

Keywords: Human Resource Competence, Understanding of Accounting, Application of Internal Control System, Utilization of Regional Financial Accounting System, Application of Government Accounting Standard, Utilization of Information Technology, and Quality of Financial Statement.

PENDAHULUAN

Laporan keuangan sangat penting dalam suatu instansi pemerintahan atau organisasi tertentu karena dapat dipakai sebagai acuan dalam menentukan suatu keberhasilan instansi tersebut. Laporan keuangan adalah informasi yang disajikan

untuk membantu stakeholders dalam

membuat keputusan sosial, politik dan ekonomi sehingga keputusan yang diambil bisa lebih berkualitas (Mahmudi, 2007:11). Tujuan dari dibuatnya laporan keuangan adalah untuk dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan juga dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan instansi sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang handal dan dapat dipercaya. Untuk itu, laporan keuangan yang dibuat hendaknya harus berkualitas dan mudah dipahami sesuai dengan

karakteristik laporan keuangan yang

kualitatif yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

Kurangnya kualitas laporan keuangan sering menjadi permasalahan dalam suatu instansi tertentu termasuk pada pemerintah daerah di Indonesia yaitu pada SKPD masing-masing daerah di Indonesia. SKPD atau Satuan Kerja Perangkat Daerah

adalah perangkat Pemerintah Daerah

(Provinsi maupun Kabupaten/Kota) di

Indonesia. SKPD adalah pelaksana fungsi eksekutif yang harus berkoordinasi agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik. Dasar hukum yang berlaku sejak tahun 2004 untuk pembentukan SKPD adalah Pasal 120 UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Agar

dapat memenuhi karakteristik laporan

keuangan tersebut maka SKPD harus dapat

meningkatkan kualitas laporan

keuangannya. Dengan meningkatnya

kualitas laporan keuangan pada SKPD maka akan lebih mudah dalam menentukan

keputusan yang dapat membawa

pemerintahan ke arah yang lebih baik dan memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan yaitu Badan Pengawas

Keuangan (BPK). Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya akan mendapat penilaian berupa opini dari BPK. Ketika BPK memberikan opini wajar

tanpa pengecualian terhadap laporan

keuangan, artinya dapat dikatakan bahwa laporan keuangan suatu organisasi tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas. Terdapat empat opini yang diberikan pemeriksa yaitu opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), opini Tidak Wajar (TW), dan pernyataan menolak memberi opini atau disebut juga Tidak Memberi Pendapat (TMP).

Berdasarkan hasil audit BPK, banyak

pemerintahan daerah yang belum

menyajikan laporan keuangan secara wajar. Berdasarkan ikhtisar hasil pemeriksaan semester I tahun 2013, BPK memberikan WTP atas 113 entitas, opini WDP atas 267 entitas, serta 31 entitas mendapat opini TMP. Berdasarkan fakta tersebut, maka diketahui masih terdapat kelemahan dalam penyusunan laporan keuangan.

Fenomena mengenai kualitas laporan keuangan sangat menarik untuk dikaji lebih

jauh. Kenyataan di dalam laporan

keuangan pemerintah daerah masih banyak disajikan data-data yang tidak sesuai dan tidak mengikuti prinsip akuntansi berlaku

(3)

umum. Banyak laporan keuangan yang

mendapatkan opini tidak wajar dan

disclaimer karena dalam penyusunannya belum sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan dan belum memenuhi

kelengkapan yang telah ditentukan serta kurangnya bukti-bukti transaksi yang dapat ditemukan. Begitu halnya dengan laporan keuangan di Kabupaten Buleleng, di mana Kabupaten Buleleng mendapatkan opini disclaimer pada tahun 2010 serta opini WDP pada tahun 2011 dan 2012. Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan dalam menginventarisasi aset dan adanya kendala pengumpulan data di lapangan.

Dalam pembuatan laporan keuangan yang berkualitas dibutuhkan beberapa faktor yang terdiri dari Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkompeten,

pemahaman akuntansi, Sistem

Pengendalian Internal (SPI) yang memadai,

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

(SAKD), penerapan Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) dan pemanfaatan

teknologi informasi.

Laporan keuangan yang berkualitas tidak boleh dibuat oleh sembarang orang.

Orang-orang yang membuat laporan

keuangan tersebut haruslah orang yang benar-benar ahli dibidangnya. Oleh karena itu, SKPD harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dalam

pembuatan laporan keuangan yang

berkualitas. Kompetensi sumber daya

manusia diyakini akan dapat mempengaruhi

penyusunan laporan keuangan yang

berkualitas. Semakin baik kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh

pemerintah daerah tersebut, semakin

berkualitas pula laporan keuangan yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya jika kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki rendah maka akan membuat laporan keuangan yang dibuat kurang berkualitas.

Roviyantie (2011) menyebutkan

bahwa Laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan sebuah

laporan keuangan yang berkualitas.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis pertama:

H1 : Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan

terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah.

Selain dengan SDM yang

berkompeten, pemahaman akuntansi juga sangat berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. SDM yang berkompeten juga harus diimbangi dengan pemahaman

akuntansi agar dapat menentukan

kebijakan-kebijakan akuntansi dalam

pembuatan laporan keuangan tersebut.

Pemahaman akuntansi akan sangat

mempengaruhi kualitas laporan keuangan karena seseorang yang bertugas membuat laporan keuangan yang berkualitas harus memahami akuntansi agar dapat membuat laporan keuangan yang berkualitas. Yuliani (2010) telah melakukan penelitian pada

Pemerintah Kota Banda Aceh, dia

menyatakan bahwa untuk dapat

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas maka kualitas orang-orang yang melaksanakan tugas dalam menyusun laporan keuangan harus menjadi perhatian utama yaitu para pegawai yang terlibat dalam aktivitas tersebut harus mengerti dan

memahami bagaimana proses dan

pelaksanaan akuntansi itu dijalankan

dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik pemahaman akuntansi maka semakin baik kualitas laporan keuangan pemerintah daerah tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kedua:

H2 : Pemahaman akuntansi

berpengaruh positif signifikan

terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Sistem Pengendalian Intern (SPI)

memiliki fungsi untuk memberikan

keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektifitas dan efisiensi dalam proses akuntansi terutama dalam menciptakan keandalan laporan keuangan. Sehingga penerapan sistem pengendalian intern

mampu meningkatkan reliabilitas,

objektivitas informasi dan mencegah

inkonsistensi dan memudahkan proses audit laporan keuangan. Hal ini senada dengan penelitian Indriasari (2008) yang memperoleh hasil sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan pada kualitas

(4)

laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis ketiga:

H3 : Penerapan sistem pengendalian

intern berpengaruh positif

signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah

daerah.

Pemanfaatan sistem akuntansi

keuangan daerah mewujudkan transparansi

dan akuntabilitas laporan keuangan

pemerintah daerah.

Cut Faiza Syahrida (2011)

melakukan penelitian mengenai pengaruh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, diperoleh hasil

bahwa pemahaman sistem akuntansi

keuangan daerah dan pengelolaan

keuangan daerah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD pada

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis keempat:

H4 : Pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh

positif signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah.

Penerapan SAP diyakini akan

berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintahan pusat dan daerah.” Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Irvan Permana (2011)

tentang pengaruh penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dan

implikasinya pada akuntabilitas,

mendapatkan hasil, yaitu terdapat

hubungan antara Standar Akuntansi

Pemerintahan signifikan dalam

meningkatkan kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah dan implikasinya

terhadap akuntabilitas. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kelima:

H5 : Penerapan standar akuntansi

pemerintahan berpengaruh positiif

signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah

daerah.

Pemanfaatan teknologi informasi

dipandang sangat membantu dalam

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Pemerintah daerah dengan

bantuan alat untuk mendukung

terlaksananya kegiatan atau pekerjaan seperti adanya perangkat keras komputer dan perangkat lunak lainnya sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan lebih efisien dan lebih tepat waktu dalam penyajian laporan keuangan pemerintah daerah.

Hasil pengujian yang dilakukan

Winidyaningrum (2010) yang menyatakan Teknologi Informasi memiliki pengaruh positif terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Menurut

Karmila (2013) yang menyatakan

Pemanfaatan Teknologi Informasi

berpengaruh signifikan terhadap

Keterandalan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Provinsi. Hal ini didukung oleh penelitian Yosefrinaldi (2013) dengan hasil

penelitian yang menemukan bahwa

pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis keenam: H6 : Pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh positif signifikan

terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. METODE

Penelitian ini dilakukan pada SKPD di Kabupaten Buleleng yang berada di Provinsi Bali. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung dari sumber asli (tanpa

perantara). Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari website resmi Kabupaten Buleleng yang berupa jumlah SKPD yang ada di Kabupaten Buleleng. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Data ini dianalisis dengan

pendekatan kuantitatif menggunakan

analisis statistik. Sedangkan teknik ukuran yang digunakan yaitu teknik skala likert atau skala sikap. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah

(5)

Buleleng, Kecamatan tidak dihitung dalam poulasi karena diasumsikan tidak termasuk sebagai instansi teknis pemerintah. Jumlah SKPD yang ada di Kabupaten Buleleng berjumlah 30 SKPD. Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

tersebut. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan

sampel dengan beberapa

pertimbangan/tujuan tertentu. Purposive sampling digunakan karena informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti.

Menurut Sugiyono (2013), pengertian variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk mempelajari sehingga

diperoleh informasi hal tersebut, kemudian ditarik sebuah kesimpulannya. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Kompetensi

Sumber Daya Manusia (X1), Pemahaman

Akuntansi (X2), Penerapan Sistem

Pengendalian Intern (X3), Pemanfaatan

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (X4),

Pereapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X5), Pemanfaatan Teknologi Informasi (X6).

Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kualitas Laporan Keuangan (Y).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis regresi linear berganda, uji statistik t dan uji koefesien R2. Uji regresi berganda ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sebelum melakukan uji regresi linear berganda, terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data (uji validitas dan uji reliabilitas) dan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas).

Pengujian dalam penelitian ini

menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0 For Windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Uji normalitas adalah pengujian mengenai kenormalan distribusi data. Cara yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik yaitu One Sample Kolmogorov Smirnov Test (1-Sample K-S). Jika nilai signifikansi atau probabilitas lebih besar 0,05, maka distribusi data adalah normal, dan jika signifikansi di bawah 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan (data berdistribusi tidak normal). Berikut adalah tabel hasil Uji Kolmologorov-Smirnov (Uji K-S).

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual 48

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation ,76219878

Most Extreme Differences Absolute ,093

Positive ,056

Negative -,093

Kolmogorov-Smirnov Z ,648

Asymp. Sig. (2-tailed) ,796

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,796 > 0,05 maka dapat simpulkan

bahwa data-data penelitian telah

berdistribusi normal.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

(6)

variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari

nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance pada tabel berikut : Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

No Variabel Tolerance VIF Keterangan

1 Kompetensi Sumber Daya

Manusia 0,637 1,571 Tidak terjadi multikolinearitas

2 Pemahaman Akuntansi 0,383 2,612 Tidak terjadi multikolinearitas

3 Penerapan Sistem

Pengendalian Intern 0,485 2,062 Tidak terjadi multikolinearitas

4

Pemanfaatan Sistem

Akuntansi Keuangan

Daerah

0,530 1,888 Tidak terjadi multikolinearitas

5 Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintah 0,376 2,659 Tidak terjadi multikolinearitas

6 Pemanfaatan Teknologi

Informasi 0,606 1,650 Tidak terjadi multikolinearitas

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan hasil uji multikolonearitas pada tabel di atas menunjukkan nilai VIF ≤ 10 dan nilai Tolerence ≥ 0,10 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada

multikolinearitas dalam model regresi.

Koefisien tolerance v ariabel bebas

kompetensi sumber daya manusia (X1)

adalah sebesar 0,637 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 1,571 lebih kecil dari 10. Koefisien tolerence variabel pemahaman akuntansi (X2) adalah sebesar 0,383 lebih

besar dari 0,1 dan VIF sebesar 2,612 lebih kecil dari 10. Koefisien tolerence variabel penerapan standar pengendalian intern (X3)

adalah sebesar 0,485 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 2,062 lebih kecil dari 10. Koefesien tolerance variabel pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah (X4)

adalah sebesar 0,530 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 1,888 lebih kecil dari 10. Koefisien tolerence variabel penerapan standar akuntansi pemerintah (X5) adalah

sebesar 0,376 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 2,659 lebih kecil dari 10. Koefesien tolerance variabel pemanfaatan teknologi informasi (X6) adalah sebesar 0,606 lebih

besar dari 0,1 dan VIF sebesar 1,650 lebih kecil dari 10. Hasil tersebut membuktikan

bahwa tidak terdapat gejala

multikolinearitas pada variabel dalam

penelitian ini.

Dalam penelitian ini cara yang

digunakan untuk mendeteksi

heteroskedestisitas adalah dengan melihat

grafik scatter plot antara lain adalah prediksi

variabel terikat (ZPREID) dengan

residualnya (SRESID). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar, kemudian menyempit) maka

mengindikasikan bahwa telah terjadi

heteroskedestisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedestisitas.

Gambar Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber : Data Primer Diolah (2017) Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini

tidak terjadi heteroskedestisitas. Hal

tersebut dikarenakan pada diagram tidak membentuk pola tertentu serta titik-titik juga menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Pada penelitian ini diajukan enam hipotesis. Uji hipotesis menggunakan uji t (t-test) dilakukan untuk menguji

(7)

hipotesis yang menyatakan bahwa

kompetensi sumber daya manusia,

pemahaman akuntansi, sistem

pengendalian intern, pemanfaatan standar akuntansi keuangan daerah, penerapan

standar akuntansi pemerintahan dan

pemanfaatan teknologi informasi secara

terpisah (parsial) berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0 For Windows, maka diperoleh hasil perhitungan uji statistik seperti nampak pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 (Constant) 8,043 1,946 4,134 ,000 X1 ,192 ,061 ,219 3,133 ,003 ,637 1,571 X2 ,189 ,066 ,259 2,876 ,006 ,383 2,612 X3 ,134 ,054 ,199 2,486 ,017 ,485 2,062 X4 ,127 ,062 ,158 2,068 ,045 ,530 1,888 X5 ,143 ,060 ,218 2,396 ,021 ,376 2,659 X6 ,219 ,070 ,224 3,138 ,003 ,606 1,650 a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui tingkat signifikan masing-masing variabel bebas, yaitu:

1. Variabel kompetensi sumber daya

manusia (X1) memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,192 maka H0

ditolak dan H1 diterima. Selain itu,

kompetensi sumber daya manusia (X1)

memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu

sebesar 3,133 > 0,2403. Hal ini berarti

sesuai dengan H1 yang menyatakan

bahwa variabel kompetensi sumber daya manusia berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

2. Variabel pemahaman akuntansi (X2)

memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,006 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,189 maka H0 ditolak

dan H2 diterima. Selain itu, pemahaman

akuntansi (X2) memiliki thitung lebih besar

dari ttabel, yaitu sebesar 2,876 > 0,2403.

Hal ini berarti sesuai dengan H2 yang

menyatakan bahwa variabel

pemahaman akuntansi berpengaruh

secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

3. Variabel penerapan sistem pengendalian intern (X3) memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,017 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,134 maka H0

ditolak dan H3 diterima. Selain itu,

penerapan sistem pengendalian intern (X3) memiliki thitung lebih besar dari ttabel,

yaitu sebesar 2,486 > 0,2403. Hal ini

berarti sesuai dengan H3 yang

menyatakan bahwa variabel penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

4. Variabel pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah (X4) memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,045 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,127 maka H0 ditolak dan H4 diterima. Selain

itu, pemanfaatan sistem akuntansi

keuangan daerah (X4) memiliki thitung lebih

besar dari ttabel, yaitu sebesar 2,068 >

0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H4

yang menyatakan bahwa variabel

pemanfaatan sistem akuntansi keuangan

daerah berpengaruh secara positif

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

5. Variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan (X5) memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,021 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,143 maka H0 ditolak dan H5 diterima. Selain

(8)

pemerintahan (X5) memiliki thitung lebih

besar dari ttabel, yaitu sebesar 2,396 >

0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H5

yang menyatakan bahwa variabel

penerapan standar akuntansi

pemerintahan berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

6. Variabel pemanfaatan teknollogi

informasi (X6) memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,219 maka H0 ditolak dan H6 diterima. Selain

itu, penerapan standar akuntansi

pemerintahan (X6) memiliki thitung lebih

besar dari ttabel, yaitu sebesar 3,138 >

0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H6

yang menyatakan bahwa variabel

penerapan standar akuntansi

pemerintahan berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Koefisien determinasi (R²) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen (kompetensi sumber daya manusia, pemahaman akuntansi, penerapan sistem pengendalian intern, pemanfaatan sistem akuntansi keuangan

daerah, penerapan standar akuntansi

pemerintahan, pemanfaatan teknologi

informasi) dalam menjelaskan variasi

variabel dependen (kualitas laporan

keuangan). Nilai koefisien adalah antara nol sampai dengan satu dan ditunjukkan

dengan nilai Adjusted R2.

Tabel 4. Koefesien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate 1 ,934a ,873 ,854 ,816 a. Predictors: (Constant), X6, X1, X3, X4, X2, X5 b. Dependent Variable: Y

Sumber : Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai koefisien

determinasi (Adjusted R2) diperoleh

sebesar 0,854 atau 85,4%. Nilai ini

menunjukkan bahwa 85,4% kualitas

laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variasi dari keenam variabel independen yaitu kompetensi sumber daya manusia,

pemahaman akuntansi, sistem

pengendalian intern, pemanfaatan standar akuntansi keuangan daerah, penerapan

standar akuntansi pemerintahan dan

pemanfaatan teknologi informasi,

sedangkan sisanya (100% - 85,4% = 14,6%).

Pembahasan

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

Berdasarkan hasil analisis statistik, ditemukan bahwa variabel kompetensi sumber daya manusia (X1) memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,192 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Selain itu,

kompetensi sumber daya manusia (X1)

memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu

sebesar 3,133 > 0,2403. Hal ini berarti

sesuai dengan H1 yang menyatakan bahwa

variabel kompetensi sumber daya manusia

berpengaruh secara positif signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah yaitu dimana apabila kompetensi sumber daya manusia meningkat maka akan dapat meningkat pula kualitas laporan keuangan pada SKPD.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh dilakukan oleh Roviyantie

(2011) yang menemukan bahwa

kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan daerah. Hal ini

dikarenakan dengan adanya kompetensi sumber daya manusia maka peranan dalam

(9)

merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan organisasi akan berjalan dengan baik.

Pengaruh Pemahaman Akuntansi

terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Berdasarkan hasil analisis statistik ditemukan bahwa Variabel pemahaman akuntansi (X2) memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,006 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,189 maka H0 ditolak dan

H2 diterima. Selain itu, pemahaman

akuntansi (X2) memiliki thitung lebih besar dari

ttabel, yaitu sebesar 2,876 > 0,2403. Hal ini

berarti sesuai dengan H2 yang menyatakan

bahwa variabel pemahaman akuntansi

berpengaruh secara positif signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah

yaitu apabila pemahaman akuntansi

meningkat, maka akan dapat meningkat pula kualitas laporan keuangan pada SKPD.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dinyatakan Roviyantie (2011), menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya

manusia yang kompeten untuk

menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas. Begitu juga di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan

keuangan daerah yang berkualitas

dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan, keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan.

Pengaruh Penerapan Sistem

Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil analisis statistik ditemukan bahwa Variabel penerapan sistem pengendalian intern (X3) memiliki

tingkat signifikansi sebesar 0,017 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,134

maka H0 ditolak dan H3 diterima. Selain itu,

penerapan sistem pengendalian intern (X3)

memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu

sebesar 2,486 > 0,2403. Hal ini berarti

sesuai dengan H3 yang menyatakan bahwa

variabel penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah

yaitu apabila penerapan sistem

pengendalian intern dalam pembuatan laporan keuangan dapat diterapkan dengan baik, maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pada SKPD.

Hasil ini mendukung hasil penelitian Indriasari, Desi dan Ertambang Nahartyo (2008), yang menunjukan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif

terhadap kualitas informasi laporan

keuangan.

Pengaruh Pemanfaatan Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

Variabel pemanfaatan sistem

akuntansi keuangan daerah (X4) memiliki

tingkat signifikansi sebesar 0,045 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,127 maka H0 ditolak dan H4 diterima. Selain itu,

pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah (X4) memiliki thitung lebih besar dari

ttabel, yaitu sebesar 2,068 > 0,2403. Hal ini

berarti sesuai dengan H4 yang menyatakan

bahwa variabel pemanfaatan sistem

akuntansi keuangan daerah berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan. Nilai positif

menunjukkan pengaruh yang searah yaitu apabila sistem akuntansi keuangan daerah dalam pembuatan laporan keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan

dapat meningkatkan kualitas laporan

keuangan pada SKPD.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Roviyantie

(2011) dan Sihombing (2011) yang

menemukan bahwa sistem akuntansi

(10)

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

Variabel penerapan standar

akuntansi pemerintahan (X5) memiliki

tingkat signifikansi sebesar 0,021 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,143 maka H0 ditolak dan H5 diterima. Selain itu,

penerapan standar akuntansi pemerintahan (X5) memiliki thitung lebih besar dari ttabel,

yaitu sebesar 2,396 > 0,2403. Hal ini berarti

sesuai dengan H5 yang menyatakan bahwa

variabel penerapan standar akuntansi

pemerintahan berpengaruh secara positif

signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan. Nilai positif menunjukkan

pengaruh yang searah yaitu apabila standar akuntansi pemerintahan dalam pembuatan laporan keuangan dapat diterapkan dengan baik, maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pada SKPD.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Safrida Yuliani, Nadirsyah, dan Usman Bakar (2010) yang menyatakan bahwa seseorang

dikatakan paham terhadap akuntansi

adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan dengan berpedoman pada prinsip dan standar

penyusunan laporan keuangan yang

ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang sekarang diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan, sehingga

pemahaman Standar Akuntansi

pemerintahan (SAP) berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Pengaruh Pemanfaatan Teknologi

Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

Variabel pemanfaatan teknologi

informasi (X6) memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,219 maka H0 ditolak dan

H6 diterima. Selain itu, penerapan standar

akuntansi pemerintahan (X6) memiliki

thitung lebih besar dari ttabel, yaitu sebesar

3,138 > 0,2403. Hal ini berarti sesuai

dengan H6 yang menyatakan bahwa

variabel penerapan standar akuntansi

pemerintahan berpengaruh secara positif

signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan. Nilai positif menunjukkan

pengaruh yang searah yaitu apabila semakin canggih teknologi yang digunakan dalam pembuatan laporan keuangan, maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pada SKPD.

Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Zuliarti (2012), yang

menunjukkan bahwa pemanfaatan

teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (2) pemahaman akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (3) penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (4) pemanfaatan

sistem akuntansi keuangan daerah

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (5) penerapan

standar akuntansi pemerintahan

berpengaruh positif signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan dan (6)

pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah : (1) Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menguji variabel-variabel lain yang berhubungan terhadap kualitas laporan keuangan, (2) Melengkapi metode survei dengan wawancara karena saat

(11)

melakukan penelitian ini peneliti sempat mewawancarai beberapa responden dan menemukan adanya beberapa perbedaan antara jawaban di kuesioner dan jawaban secara lisan untuk pertanyaan/pernyataan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Celviana, Widianingrum, Rahmawati, 2010. Pengaruh SDM dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan dan ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah daerah dengan variabel intervening pengendalian intern akuntans, studi

empiris, di Pemda

Subosukawonoseraten, Makalah

disampaikan pada Simposium

Nasional Akuntansi XIII, Purwakarta, 2 Juli 2010.

Dewi, WYS. 2014. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1. Indriasari, Desi dan Ertambang Nahartyo.

2008. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfataan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir). Dalam Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak, 23-25 Juli 2008.

Karmila, Amries, R T dan Edfan Darlis. 2011. Pengaruh Kepastian Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan (Studi pada Pemerintah Provinsi Riau). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Riau.

Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN.

Permana, Irvan. 2011. Pengaruh

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dan Implikasinya Pada Akuntabilitas Survei Pada Dinas Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Roviyantie, Devi. 2011. Pengaruh

Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi. Universitas Siliwangi.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Cetakan ke-18.Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Syahrida, Cut Faiza. 2011. Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Wandita, Tri Angga. 2014. Pengaruh Pengtahuan, Pengalaman Kerja Audit dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal. e-Journal

Jurusan Akuntansi Program S1,

Volume 2 No. 1 Tahun 2014 Universitas Pendidikan Ganesha. Yosefrinaldi. 2013. Pengaruh Kapasitas

Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan variabel intervening Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Studi Empiris pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah se-Sumatera Barat).

Skripsi. Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Padang, Padang.

Yuliani, Syafrida. 2010. Pengaruh

Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Dan Peran Internal Audit

(12)

Terhadap Kualitas Laporan Keungan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Banda Aceh). Jurnal telaah dan riset akuntansi, Vol. 3, No. 2 Hal: 206-220.

Zuliarti. 2012. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah: Studi Pada Pemerintah Kabupaten Kudus. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus.

Gambar

grafik scatter plot antara lain adalah prediksi  variabel  terikat  (ZPREID)  dengan  residualnya  (SRESID)

Referensi

Dokumen terkait

and breathing losses pada fixed roof tank 1). Tangki yang lebih sempit dan tangki ber- isolasi dapat menurunkan fluktuasi tempera- tur dalam tangki. Sehingga redesain

[r]

Vendar se v nekaterih primerih lahko zgodi, da so policisti, ki pridejo prvi na kraj eksplozije, prisiljeni spremeniti kraj dejanja zaradi izvajanja nekaterih ukrepov, ki so

Tercapainya pengelolaan sumber daya alam secara terpadu dengan mengedepankan penataan ruang dan lingkungan Meningkatkan kualitas dan kelestarian sumber daya alam, lahan dan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) proses pengembangan media pendidikan kompetensi keahlian teknik pengelasan SMKN 1 Sedayu bantul, dilakukan

Kandungan zat niacin yang terdapat di dalam gula aren juga mempunyai kemampuan untuk meningkat sistem pencernaan, sehingga tubuh terhindar dari masalah gangguan pencernaan

Analisis hipotesis pada posttest, gain dan N-gain menunjukan tidak terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang diajar dengan model inkuiri terbimbing dan siswa

Berdasarkan hasil penelitian tentang respon mahasiswa terhadap referensi matakuliah Botani Tumbuhan Rendah berupa buku dan video pembelajaran pada materi tumbuhan lumut