PORTOFOLIO KASUS 1
No. ID dan Nama Peserta : / dr. Muchaimin buntara
No. ID dan Nama Wahana: / Perawatan Bedah RSUD HAMS Kisaran Topik: Haemorrhoid grade IV
Tanggal (kasus) : 04 september 2013
Nama Pasien : Tn. N No. RM : 04694613
Tanggal presentasi : 29 september 2013 Pendamping: dr. Ratna meryati Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Pria, 72 tahun, benjolan pada sekitar anus, dialami os sejak 5 tahun yang lalu dan semakin lama semakin membesar , benjolan pada anus tidak dapat masuk kembali meskipun dengan menggunakan jari tangan, sehingga menyebabkan os sulit BAB. Benjolan tersebut tersebut muncul dari lubang anus saat BAB terutama saat mengedan. Saat ini benjolan tersebut kadang disertai dengan cairan bening berbau tanpa disertai darah. Riw BAB darah terdahulu (+), Riw BAB sulit terdahulu (+)Riw BAB mengedan terdahulu (+), Mual muntah (-), penurunan berat badan drastic (-), riwayat BAB cair berkepanjangan (-) , demam (-).
BAK : lancar
Sens : compos mentis, TD : 140 / 90 mmHg, HR : 64 x/i , RR : 26 x/I, T : 36,2 C Tujuan:
Bahan bahasan:
Tinjauan
pustaka Riset Kasus Audit
Cara
membahas: Diskusi
Presentasi dan
diskusi E-mail Pos
Data Pasien: Nama: Tn. S No.Registrasi: 04694613 Nama klinik Perawatan bedah RSUD HAMS
Kisaran
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Pria, 72 tahun, benjolan pada sekitar anus(+), benjolan pada anus tidak dapat masuk kembali meskipun dengan menggunakan jari tangan(+), Riw BAB darah terdahulu (+), Riw BAB sulit terdahulu (+)Riw BAB mengedan terdahulu (+), Mual muntah (-), penurunan berat badan drastic (-), riwayat BAB cair
berkepanjangan (-) , demam (-). 1. Riwayat pengobatan: (-)
3. Riwayat keluarga:4. Riwayat pekerjaan: -5. Lain-lain: -
Daftar Pustaka:
a. Sjamsuhidayat R., De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 2002, 189-300. b. Mansjoer Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI. 2000, 270-273.
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO 1. Subyektif:
Pria, 72 tahun, dating dengan keluhan benjolan pada sekitar anus, dialami os sejak 5 tahun yang lalu dan semakin lama semakin membesar , benjolan pada anus tidak dapat masuk kembali meskipun dengan menggunakan jari tangan, sehingga menyebabkan os sulit BAB. Benjolan tersebut tersebut muncul dari lubang anus saat BAB terutama saat mengedan. Saat ini benjolan tersebut kadang disertai dengan cairan bening berbau tanpa disertai darah. Riw BAB darah terdahulu (+), Mual muntah, penurunan berat badan drastis, riwayat BAB cair berkepanjangan maupun demam tidak dikeluhkan. Sebelum adanya keluhan tersebut, pasien mengatakan sering susah BAB (sembelit dan jarang BAB) dan sampai sekarang keluhan masih dirasakan. BAB rata-rata 2 hari sekali dengan keluar kotoran agak padat sehingga pasien sering mengedan keras ketika BAB.
2. Obyektif:
- Dari pemeriksaan tanda-tanda vital, ditemukan TD: 130/80 mmHg N: 82x/menit P: 202x/menit S: 37,2o C
- Pada pemeriksaan fisis ditemukan: Inspeksi : cembung, ikut gerak napas
Auskultasi : peristaltik (+) kesan ↑ Borborgymus (+) Palpasi : MT (-) NT (+) seluruh dinding abdomen Perkusi : tympani (+)
RT: sfincter mencekik, mukosa licin, ampulla kosong Handscoen: lendir (-) darah (-) feces (-)
- Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium
WBC : 13,5 x 103 /mm3 RBC : 5,95 x 106 /mm3
HGB : 12,1 g/dl HCT : 39,3%
SGOT : 16 U/l SGPT : 14 U/l Ureum : 43 mg/dl Creatinin : 0,56 mg/d - Dari hasil pemeriksaan foto BNO didapatkan:
Dilatasi loop-loop usus, herring bone appearance (+), air fluid level, step ladder appearance (+), kesan : ileus obstruktif
• Dari pemeriksaan vital ditemukan Sens : compos mentis, TD : 140 / 90 mmHg, HR : 64 x/i , RR : 26 x/I, T : 36,2 C
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan • Kepala:
• Mata : anemis(-), ikterik (-), pupil isokor d: 4 mm • THT: tidak dijumpai kelainan
• Thorax:
• Inspeksi: simetris fusiformis • Palpasi: sf à Ki = ka
• Perkusi: sonor kedua lap paru • Auskultasi: sp: vesikuler st : jantung: desah (-), dbn • Abdomen: • Inspeksi: simetris • Palpasi: soepel • Perkusi: timpani • Auskultasi: peristaltik (+) N L/H/R: tidak dijumpai kelainan • Ekstremitas:
• Sup: tidak dijumpai kelainan • Inf: tidak dijumpai kelainan
•
• Pada pemeriksaan lokalisata ditemukan: • Regio anal :
• Inspeksi : tampak massa d: ± 1,5 x 3 cm
• Palpasi : teraba massa licin, batas tegas dan kenyal • RT
• Tonus sfingter ani kuat, mukosa rektum licin, tidak teraba massa,nyeri tekan (-).
• Handscoen: darah (-)
3. Assesment:
- Pada kasus ini, Pasien di diagnosis haemorrhoid grade IV. Hal ini didukung dari a namnese dijumpai benjolan pada anus tidak dapat masuk kembali meskipun dengan menggunakan jari tangan dan pada pemeriksaan fisik dijumpai benjolan pada anus 1,5 x 3,5 cm.
- Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal.
- Faktor penyebab bervariasi dan kebanyakan dari kasus yang ada disebabkan oleh semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra abdomen, misalnya penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan sering mengejan pada waktu defekasi.
- Diagnosa ditegakkan dari anamneses, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti retroskopi, anoskopi dan pemeriksaan kultur feces.
4. Plan
- Tujuan pengobatan: mengurangi symptom dan menyelesaikan factor yang membuat tidak nyaman pada pasien. Pada kasus ini pasien segera dirujuk atas indikasi haemorrhoid grade IV kepada spesialis bedah untuk segera dilakukan tindakan haemorrhoidectomy.
- Penanganan:
05 september 2013
- S: demam (-), mual muntah (-), demam (-), benjolan pada sekitar anus (+) - sens : CM, TD: 130/90 mmhg, RR : 24x/I, HR: 76x/i, T : 36,5 C
• Puasa
• Persiapan operasi (SIO) • Tindakan haemorrhoidektomi Th pasca operasi :
• Ivfd RL 20 gtt/I
• Inj ceftriaxone 1 gr/12 jam • Novalgin amp/8 jam • Inj ranitidin amp/8 jam • Inj kalnex amp/12 jam
06 september 2013 (PO 1)
- S: demam (-), mual muntah (-), demam nafsu mkan (+), nfsu mnum (+)
- luka post op: darah (+), nanah (-), flatus (+), BAB: (-), BAK: (+), peristaltik (+) - sens : CM, TD: 130/80 mmhg, RR : 20x/I, HR: 72x/i, T : 36,7 C
• Ivfd RL 20 gtt/I
• Inj ceftriaxone 1 gr/12 jam • Novalgin amp/8 jam • Inj ranitidin amp/8 jam • Inj kalnex amp/12 jam •
07 september 2013 (PO 2)
- S: demam (-), mual muntah (-), demam nafsu mkan (+), nfsu mnum (+)
- sens : CM, TD: 130/70 mmhg, RR : 24x/I, HR: 72x/i, T : 36 C • Ivfd RL 20 gtt/I
• Inj ceftriaxone 1 gr/12 jam • Novalgin amp/8 jam • Inj ranitidin amp/8 jam • Inj kalnex amp/12 jam
08 september 2013 (PO 3)
- S: demam (-), mual muntah (-), demam nafsu mkan (+), nfsu mnum (+)
- luka post op: darah (+), nanah (-), flatus (+), BAB: (-), BAK: (+), peristaltik (+) - sens : CM, TD: 120/80 mmhg, RR : 20x/I, HR: 72x/i, T : 37 C
• Ivfd RL 20 gtt/I
• Inj ceftriaxone 1 gr/12 jam • Novalgin amp/8 jam • Inj ranitidin amp/8 jam • Inj kalnex amp/12 jam
09 september 2013 (PO 4)
- S: demam (-), mual muntah (-), demam nafsu mkan (+), nfsu mnum (+)
- luka post op: darah (+), nanah (-), flatus (+), BAB: (-), BAK: (+), peristaltik (+) - sens : CM, TD: 130/80 mmhg, RR : 20x/I, HR: 74x/i, T : 36,8 C
• Ivfd RL 20 gtt/I
• Inj ceftriaxone 1 gr/12 jam • Novalgin amp/8 jam • Inj ranitidin amp/8 jam • Inj kalnex amp/12 jam
10 september 2013 (PO 5)
- S: demam (-), mual muntah (-), demam nafsu mkan (+), nfsu mnum (+)
- luka post op: darah (+), nanah (-), flatus (+), BAB: (-), BAK: (+), peristaltik (+) - sens : CM, TD: 130/80 mmhg, RR : 24x/I, HR: 72x/i, T : 37 C
• Ivfd RL 20 gtt/I
• Inj ceftriaxone 1 gr/12 jam • Novalgin amp/8 jam • Inj ranitidin amp/8 jam • Inj kalnex amp/12 jam
11 september 2013 (PO 6)
- S: demam (-), mual muntah (-), demam nafsu mkan (+), nfsu mnum (+)
- luka post op: darah (+), nanah (-), flatus (+), BAB: (-), BAK: (+), peristaltik (+) - sens : CM, TD: 130/80 mmhg, RR : 20x/I, HR: 72x/i, T : 36,7 C
• Pasien PBJ
• Cefadroxyl tab 3 x 1 • As mefenamat 3 x 1 • Ranitidin tab 2 x 1
5. Pendidikan
Pasien dijelaskan mengenai penyakitnya, dimotivasi agar mengubah gaya hidup terutama pola makannya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan:
– Konsumsi makanan tinggi serat seperti buah buahan, sayur-mayur, dan kacang-kacangan menyebabkan feses menyerap air di kolon. Hal ini membuat feses lebih lembek dan besar, sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada vena anus.
– Mengubah kebiasaan buang air besar. Segera ke kamar mandi saat merasa akan buang air besar, jangan ditahan karena akan memperkeras feses.
– Hindari mengedan berlebihan. Pasca operasi :
– Latihan rendam duduk dengan air hangat/antiseptik untuk mengantisipasi infeksi superficial daerah post-op.