• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI XI DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA November 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI XI DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA November 2015"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI XI DPR RI

KE PROVINSI SUMATERA UTARA 23 – 25 November 2015

I. PENDAHULUAN

Dalam Masa Persidangan II Tahun Sidang 2015-2016, Komisi XI DPR RI melaksanakan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Sumatera Utara pada Tanggal 23 sampai dengan 25 November 2015. Sesuai dengan ruang lingkup tugasnya di bidang keuangan, perencanaan pembangunan nasional dan perbankan, Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI ini dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan atas pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah serta instansi-instansi Pemerintah Pusat dan mitra kerja Komisi XI DPR RI yang ada di daerah.

Perlu kita ketahui, Komisi XI DPR RI telah menyepakati untuk membentuk Panitia Kerja (Panja) tentang Lembaga Pembiayaan Pembangunan Indonesia (LPPI) pada Raker dengan Menteri Keuangan tanggal 22 Oktober 2015 yang lalu. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Komisi XI DPR RI pada Rapat Internal tanggal 26 Oktober 2015 telah membentuk Panja Lembaga Pembiayaan Pembangunan Indonesia (LPPI) yang diketuai oleh Bapak Jon Erizal, SE., MBA. Pembentukan Panja ini salah satunya dimaksudkan untuk mengawasi pengalihan investasi pemerintah pada Pusat Investasi Pemerintah (PIP) menjadi penambahan Penyertaan Modal Negara kepada PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

Sebagaimana kita ketahui, PT. SMI memiliki peran aktif dalam pembiayaan infrastruktur Indonesia dan membantu persiapan proyek infrastruktur, baik yang dilakukan melalui layanan konsultasi maupun pengembangan proyek bagi proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. PT. SMI memiliki mandat untuk mendukung percepatan pengembangan infrastruktur dengan fokus Program Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) yang

(2)

mengikutsertakan berbagai institusi keuangan, baik swasta maupun multilateral. Dengan transformasi PT. SMI (persero) menjadi LPPI, PT. SMI mendapat perluasan sektor yang dapat dibiayai, yaitu bukan hanya infrastruktur publik tetapi juga infrastruktur sosial. Oleh karena itu, Komisi XI DPR RI mengharapkan agar PT. SMI (Persero) dapat terus meningkatkan kinerja dan sumbangsih bagi perkembangan infrastruktur nasional.

Dalam kesempatan ini, Komisi XI DPR RI ingin memperoleh data dan informasi mengenai kondisi terkini dari pelaksanaan pembangunan proyek infrastruktur di Provinsi Sumatera Utara yang dibiayai oleh PT. SMI (Persero). Selain itu, Komisi XI DPR RI ingin mendapatkan informasi mengenai perkembangan pembiayaan, skema dan tata kelola pembiayaan, serta kendala dalam pembangunan proyek ruas jalan tol Medan – Binjai dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan.

Adapun susunan keanggotaan Tim Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI ke Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

No. No.

Angg Nama Anggota Fraksi Keterangan

1. 327 H. Gus Irawan Pasaribu, SE,Ak,MM F.Gerindra

Ketua Tim Wakil Ketua

Komisi XI 2. 185 Prof. Dr. Hendrawan Supratikno F. PDIP Anggota

3. 189 Indah Kurnia F. PDIP Anggota

4. 190 Hengki Kurniadi F. PDIP Anggota

5. 259 Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT, MBA F. PG Anggota 6. 295 H. Andi Achmad Dara, SE F. PG Anggota 7. 341 H. Biem Triani Benjamin F. Gerindra Anggota 8. 487 H. Amin Santono, S. Sos F. PD Anggota

9. 480 Mohammad Hatta F. PAN Anggota

10. 94 Ir. H. A. Junaidi Auly, MM F.PKS Anggota 11. 15 Donny Imam Priambodo, ST., MM F. Nasdem Anggota 12. 545 Ir. Nurdin Tampubolon F. Hanura Anggota

(3)

II. INFORMASI DAN TEMUAN

A. PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR (PERSERO)

1. a. Profil Proyek Pembangunan Jalan tol Trans Sumatera ruas Medan – Binjai  Jalan Tol Medan-Binjai berada di Propinsi Sumatera Utara, Kotamadya

Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Jalan Tol Medan-Binjai menghubungkan koridor-koridor ekonomi di Sumatera Utara antara lain Medan, Binjai dan Deli Serdang (Mebidang) serta akan terhubung langsung dengan Jalan Tol Belawan-Tanjung Morawa (Belmera) dan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Jalan Tol Medan-Binjai secara tidak langsung akan terkoneksi dengan Pelabuhan Internasional Belawan dan Bandara Internasional Kualanamu.

Jalan tol ini merupakan jaringan tol Trans Sumatera yang mempunyai nilai strategis bagi kegiatan transportasi manusia, barang dan jasa serta akan mengurangi kemacetan di sepanjang jalur tersebut dan memperpendek waktu tempuh.

 Ruas Jalan Tol Medan-Binjai memiliki panjang 16,6 km da terdiri dari 3 seksi, yaitu :

- Seksi 1 : Tanjung Mulia-Helvetia, panjang 6,3 km  pembebasan tanah 56% - Seksi 2 : Helvetia – Semayang, panjang 6,1 km  pembebasan tanah 85% - Seksi 3 : Semayang – Binjai, panjang 4,2 km  pembebasan tanah 78%  Total biaya investasi untuk pembangunan jalan tol Medan – Binjai adalah

sebesar Rp1.605 miliar. Porsi ekuitas akan bersumber dari Penyertaan Modal Negara sebesar Rp1.124 miliar.

b. Perkembangan pembiayaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Medan – Binjai adalah sebagai berikut ini :

 Perjanjian Pembiayaan antara PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT.Hutama Karya (Persero) telah ditandatangani pada tanggal 13 Agustus 2015.

 Saat ini belum dilakukan penarikan atas Fasilitas Pembiayaan karena belum terpenuhinya beberapa syarat penarikan antara lain Jaminan Pemerintah dan Pembebasan Tanah.

(4)

c. Skema pembiayaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Medan – Binjai :

 Maksimum Fasilitas : Rp481.000.000.000,-

 Jangka Waktu : 25 Tahun termasuk grace period 15 tahun  Jaminan :

- Surat Jaminan Pemerintah

- Fidusia Pendapatan atas Pengoperasian Jalan Tol Ruas Medan – Binjai - Gadai Rekening Penampungan

- Aset yang dibeli dengan Fasilitas Pembiayaan, sepanjang pembebanan atas aset tersebut diperbolehkan oleh PPJT.

d. Tata kelola pembiayaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Medan – Binjai :

Pengelolaan pembiayaan akan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang ada di SMI dan sesuai dengan kondisi dan persyaratan yang telah disepakati antara Kreditur dan Debitur.

2. Manfaat pembiayaan proyek ruas jalan tol Medan-Binjai terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya bagi masyarakat sekitar proyek, yaitu :

 Tanpa Konektivitas

- Terbatasnya perkembangan industri dan aktivitas ekonomi - Terbatasnya kesempatan ekspor dan impor

- Infrastuktur maritim (pelabuhan) tidak digunakan secara optimal - Biaya logistik yang tinggi dan waktu perjalanan yang panjang

- Terbatasnya efek spillover dari satu daerah ke daerah lain dan dari satu sektor ke sektor yang lain.

- Hanya beberapa kota yang berkembang, sedangkan sisanya akan tetap tidak berkembang.

 Konektivitas Terbatas

- Industri dan aktivitas ekonomi akan berkembang - Ekspor dan impor tumbuh

(5)

- Infrastruktur maritim (pelabuhan) berkembang - Biaya logistik turun

- Efek spillover kota – kabupaten terbentuk

- Lebih banyak kota dan kabupaten yang berkembang

 Konektivitas Penuh

- Industri dan aktivitas ekonomi tumbuh secara optimal, memanfaatkan skala ekonomi/economies of scale

- Kesempatan ekspor dan impor yang optimal

- Penggunaan infrastruktur maritim yang karena terbukanya akses ke pedalaman/hinterland.

- Biaya logistik yang kompetitif

- Efek spillover penuh dari daerah ke daerah dan sektor ke sektor, serta spesialisasi yang optimal.

- Seluruh Kota dan Kabupaten akan berkembang.

3. Kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. SMI dalam pelaksanaan pembiayaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Medan – Binjai, yaitu :

a. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) ruas Tol Trans Sumatera yang relatif rendah jika dibandingkan dengan LHR ruas tol di Jawa sehingga dibutuhkan struktur pembiayaan dengan waktu jatah tempo yang panjang.

b. Kepastian pembebasan tanah. Diharapkan dengan telah diimplementasikannya UU No.2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum dapat memberikan kepastian yang lebih baik terhadap permasalahan pembebasan tanah.

PPJT Jalan Tol Medan - Binjai

Masa Konsesi 40 Tahun sejak penerbitan SPMK oleh BPJT setelah pengadaan tanah selesai dilaksanakan untuk satu ruas Jalan Tol.

(6)

seluruhnya oleh Pemerintah.

Keterlambatan Pengadaan Tanah Dalam hal terjadi keterlambatan Pengadaan Tanah oleh Pemerintah, BUJT berhak untuk meminta kompensasi kepada Pemerintah dalam bentuk penyesuaian tarif tol awal dan atau perpanjangan masa konsesi yang akan disepakati kemudian oleh para Pihak.

Tarif Tol  Tarif Tol Awal ditetapkan oleh Menteri

 BUJT berhak memperoleh penyesuaian Tarif Tol setiap 2 tahun sekali, berdasarkan pengaruh laju inflasi. Golongan kendaraan Tarif/km Gol. I Rp. 750 Gol. II Rp. 1125 Gol. III Rp. 1500 Gol. IV Rp. 1875 Gol. V Rp. 2250

(7)

B. PLTA ASAHAN

1. Profil Proyek Pembangunan PLTA Asahan

a. Gambaran proyek PLTA Asahan :

- Lokasi Proyek : Sungai Asahan, Desa Ambar Halim, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara - Kapasitas : 2 x 90 MW

- EPC Contractor : China Huadian Engineering Corporatiom (CHEC) - Turbin & Generator : Harbin Electric Machinery Co. Ltd (China)

- Main Transformer : TBEA Transformer Industrial Group (China) - O&M Operator : PT.Pembangkit Jawa Bali Services

- COD : 18 Januari 2011 - Masa Konsesi : 30 tahun

b. Perkembangan pembiayaan proyek PLTA Asahan :

- PT. SMI masuk ke dalam pembiayaan proyek ini pada tanggal 28 Maret 2013 dengan membeli sebagian komitmen Bank BII sebesar USD 25 Juta.

- Pembiayaan terhadap proyek PLTA Asahan telah lunas sejak 4 Desember 2014.

c. Skema pembiayaan proyek PLTA Asahan :

- PT. SMI masuk ke dalam pembiayaan proyek ini melalui skema sindikasi yang difasilitasi oleh Bank BII.

- Komitmen PT. SMI adalah sebesar USD 25 juta.

- Total komitmen sindikasi adalah sebesar USD 396 juta. d. Tata kelola pembiayaan proyek

- Mengingat pembiayaan proyek secara sindikasi, maka Bank BII selaku Facility Agent melakukan pengelolaa terhadap pembiayaan proyek.

2. Manfaat pembiayaan proyek PLTA Asahan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya bagi masyarakat sekitar proyek adalah sebagai berikut:

Keberadaan Proyek PLTA Asahan 2x90 MW dapat membantu mengatasi krisis listrik di Sumatera. Berdasarkan RUPTL PLN 2015 – 2024, beban puncak sistem Sumatera adalah sebesar 5.590 MW sedangkan daya mampu sebesar 5.530 MW.

(8)

3. Tidak ada kendala dan permasalahan yang di hadapi oleh PT. SMI selama pelaksanaan pembiayaan dalam pelaksanaan pembiayaan pembangunan proyek PLTA Asahan.

C. HUTAMA KARYA

Penugasan Jalan Tol Di Sumatera sesuai dengan (Perpres No. 117/2015 jo. No.100/2014 ). Ground Breaking Jalan Tol Trans Sumatera 27 Januari 2015. Acara Pencanangan Proyek Jalan Tol Medan Binjai Tanggal 27 Januari 2015 oleh Bapak Presiden RI Joko Widodo. Penandatanganan PPJT dengan BPJT untuk ruas Medan-Binjai dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2015. Serta tanggal 13 Agustus dilaksanakan penandatanganan perjanjian kredit dengan PT SMI (Persero) untuk ruas tol Medan-Binjai.

TRASE JALAN TOL RUAS MEDAN-BINJAI

KETERANGAN :

= TRASE TOL MEDAN - BINJAI = TRASE TOL MEDAN - KUALANAMU = TRASE TOL MEDAN - TEBING TINGGI

(9)
(10)

PROGRES PEMBEBASAN TANAH

TAHAPAN PENGADAAN TANAH

- Progres pembebasan tanah : 70 %

- Sudah bebas tanah di sebagian lokasi (sebagian besar tanah PTPN II) Progress Saat ini :

Seksi 1 : 56 % Seksi 2 : 85 % Seksi 3 : 78 %

- Tahap Perhitungan Apraisal, Inventarisasi dan Identifikasi di 5 Desa - Persiapan Musyawarah di 4 Desa

Jumlah Bidang Belum bebas : 649 Bidang atau 48.16 Ha Belum Bebas Belum Bebas 1. Dokumen Perencanaan 2. Pematokan ROW Sementara

3. Pemasangan ROW Jalan Utama dan Akses 4. Penetapan Lokasi (PENLOK)

5. Bina Marga Mengajukan ke BPN 6. Inventarisasi dan Identifikasi

7. Pengumuman Hasil Inventarisasi dan Identifikasi

8. Pengadaan apraisal/Penetapan Apraisal 9. Hasil Penilaian Apraisal

10. Musyawarah Bentuk Ganti Rugi 11. Pemberian Ganti Kerugian

Penetapan Lokasi Tanah milik masyarakat Nomor : 188.44/309/KPTS/2015 tanggal 12 Juni 2015

MEDAN - BINJAI

Pembayaran Ganti Rugi Tanah di 5 Desa tidak dapat

dilaksanakan pada tahun 2015

(11)

PROGRES PEMBEBASAN TANAH Status pada tanggal 22 November 2015

JADWAL PELAKSANAAN MEDAN – BINJAI

(12)

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

REVISI SCHEDULE SESUAI PEMBEBASAN LAHAN ( Desember 2015 )

PROGRESS KONSTRUKSI Progress S/d 22 November 2015

NO URAIAN REALISASI

1 SEKSI 1 ( TJ. MULIA – HELVETIA ) 0.000 % 2 SEKSI 2 ( HELVETIA – SEI SEMAYANG) 2.973 % 3 SEKSI 3 ( SEI SEMAYANG – BINJAI) 11.723 %

(13)

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PROYEK 22 November 2015

IC BINJAI

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PROYEK 22 Nopember 2015

(14)

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PROYEK 22 November 2015

IC HELVETIA

Intersection Binjai

(15)

Lokasi Interchange Semayang

III. PENUTUP

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI ke Provinsi Sumatera Utara. Kami mengharapkan berbagai data dan informasi yang diperoleh didalam laporan ini dapat menjadi bahan pertimbangan serta ditindaklanjuti dalam Rapat-rapat Komisi XI DPR RI.

Jakarta, November 2015

Tim Kunjungan Kerja Komisi XI DPRRI Ketua

H. Gus Irawan Pasaribu., SE., Ak., MM A.327

Referensi

Dokumen terkait

Maka dapat disimpulkan hasil dari wawancara secara keseluruhan diatas mengenai faktor penghambat dalam berwirausaha kue tradisional khas Aceh di desa Lampisang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih merah delima yang disimpan pada suhu ruang (28-30°C) dan suhu dingin (10°C) selama 6 bulan masih menunjukkan daya kecambah

dipertimbangkan konsumen dalam membeli susu formula balita pada pasar swalayan di Kota Yogyakarta untuk faktor iklan adalah variabel gambar kemasan (factor loading

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Pencemaran Dan Atau Kerusakan Lingkungan Hidup, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum/Lingkungan pada

Ace Hasan Sadzily menyampaikan terima kasih atas sambutan dan penerimaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara beserta jajarannya dan berharap Komisi VIII DPR RI dapat

Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dimiliki perusahaan dapat mencerminkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi baik, sehingga dapat menarik minat

Jumlah neuron masukan LVQ pada penelitian ini memiliki 2400 yang didapat dari 16 segmen x 3 kelas x 5 perulangan x 10 naracoba dengan panjang data satu set data latih

Dengan demikian maka perlu dilakukan kembali pelatihan penguji OSCE untuk memenuhi jumlah penguji lokal maupun penguji nasional OSCE KG yang akan dilakukan pada tanggal