• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Nekrosis Sel-Sel Ileum Itik Cihateup Fase Grower

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Nekrosis Sel-Sel Ileum Itik Cihateup Fase Grower"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Nekrosis Sel-Sel Ileum Itik Cihateup Fase Grower

Pengaruh pemberian minyak buah makasar terhadap nekrosis sel-sel ileum itik cihateup fase grower, berdasarakn hasil penelitian ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan Nekrosis Itik Cihateup Fase Grower yang diberi Berbagai Level Minyak Buah Makasar

Nekrosis Ulangan P0 P1 P2 P3 ………∑ sel/103 Sel .………... 1 187 81 132 143 2 179 78 127 147 3 178 82 131 152 4 182 76 126 150 5 178 75 118 148 6 185 77 125 152 Ʃ 1089 469 759 892 𝑥̅ 181.50±3,83 78.17±2,78 126.50±5,00 148.67±3,44 Keterangan : P0 : Tanpa pemberian minyak buah makasar (MBM)

P1 : Pemberian MBM 100 𝜇𝐿 P2 : Pemberian MBM 150 𝜇𝐿 P3 : Pemberian MBM 200 𝜇𝐿

Berdasarkan Tabel 5 dan hasil analisis varians polinomial orthogonal (Lampiran 2) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sangat nyata (p<0,01) pemberian berbagai level minyak buah makasar (MBM) terhadap rata-rata jumlah sel yang mengalami nekrosis. Sehingga 𝐻𝑂 ditolak dan 𝐻1 diterima, jadi dapat dikemukakan bahwa pemberian minyak buah makasar mempengaruhi kematian sel secara nekrosis. Untuk mengetahui perlakuan yang memberikan pengaruh paling

(2)

Uji Contrast Ortoghonal ditampilakn pada Tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Uji Perbedaan Jumlah Sel Ileum yang Mengalami Nekrosis dengan Pemberian Berbagai Level MBM

Perlakuan Rata-rata Signifikansi*

P1 78,17 a

P2 126,50 b

P3 148,67 b

P0 181,50 c

*Abjad yang berbeda (a, b, b, dan c) pada kolom signifikansi menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p<0,01)

Keterangan : P0 : Tanpa pemberian minyak buah makasar (MBM) P1 : Pemberian MBM 100 𝜇𝐿

P2 : Pemberian MBM 150 𝜇𝐿 P3 : Pemberian MBM 200 𝜇𝐿

Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tanpa pemberian minyak buah makasar tingkat kematian sel-sel ileum itik cihateup paling tinggi dibandingkan perlakuan yang diberikan minyak buah makasar namun disamping itu semakin tinggi level pemberian minyak buah makasar memicu terjadinya kematian sel-sel ileum itik cihateup secara nekrosik. Kita lihat bahwa P0 (181,50) dengan tanpa diberikan minyak buah makasar memiliki tingkat kematian sel secara nekrosis paling tinggi (p<0,01) dibandingkan dengan yang lain. P3 (148,67) dengan pemberian minyak buah makasar sebanyak 200 𝜇𝐿 memiliki pengaruh yang berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap P1 (78,17) dengan konsentrasi pemberian 100 𝜇𝐿 meskipun terhadap P2 (126,50) dengan konsentrasi sebesar 150 𝜇𝐿 tidak berbeda nyata (p>0,05). Mikroskopik nekrosis dan apoptosis dapat dilihat pada Ilustrasi 1.

(3)

(P0) (P1)

(P2) (P3)

Ilustrasi 1. Nekrosis dan Apoptosis Vili Sel Ileum Itik Cihateup pada Setiap Perlakuan

Kematian sel secara nekroris merupakan kematian sel dengan rusaknya membran sel, yang dipicu oleh peningkatan senyawa karsinogenik, baik senyawa yang berasal dari pencernaan makanan di dalam usus yang tidak sempurna, maupun senyawa radikal dari lingkungan. Senyawa karsinogenik dari hasil pencernaan di

(4)

mikroba patogen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nekrosis sel-sel illeum sangat nyata lebih tinggi, terjadi pada kelompok itik yang mengalami stress tanpa pemberian MBM. Kematian sel yang tinggi pada kelompok ini dapat disebabkan oleh meningkatnya by product berupa zat karsinogenik yang dapat merusak membran sel dengan rusaknya struktur komponen protein membran sel. Beberapa dampak cekaman stres terhadap pencernaan nutrien di dalam illeum, misalnya pencernaan karbohidrat dapat menginduksi peningkatan glutamin dan hydrogen peroksida. Kedua senyawa ini jika berlebihan menyebabkan nekrosis meningkat.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa nekrosis mengalami peningkatan yang cukup tinggi dengan meningkatnya konsentrasi glutamin dan hydrogen peroksida di dalam saluran pencernaan (Chen dkk., 2009). Hasil penelitian lain menunjukkan peningkatan kadar glutamin dan zat peroksidasi di dalam lumen saluran pencernaan dengan meningkatnya stres (Suhartono dkk., 2002.

Penurunan rata-rata nekrosis sel-sel ileum dengan pemberian MBM berdasarkan hasil, dapat dijelaskan bahwa minyak buah makasar mengandung asam linoleat yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat memodifikasi enzim-enzim yang berhubungan dengan karsinogenesis mikroba patogen dari luar tubuh menurut (Zhang dkk., 2012). Terbukti juga bahwa pemberian asam linoleat dalam konsentrasi yang rendah dapat membunuh dan mencegah pertumbuhan mikroba patogen yang berada di dalam kolon dan mengikat senyawa karsinogenik dan radikal bebas dari luar tubuh berupa logam-logam berat yang berasal dari pakan,

(5)

hasil pencernaan yang tidak sempurna, hal tersebut sesuai dengan yang diteliti (Junqueira dkk, 1968; Henson dkk, 2001; Hamidu dkk, 2001).

Peningkatan level MBM tampak justru memicu kembali peningkatan nekrosis. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah nekrosis dengan pemberian MBM (200 𝜇L) yaitu 148,67, berbeda sangat nyata (p<0,01) dibandingkan dengan rata-rata nekrosis pada kelompok itik yang diberi level MBM 100 𝜇L. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian MBM dengan level yang tinggi memicu kerusakan membran sel. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa MBM bukan hanya mengandung asam linoleat tetapi MBM yang digunakan juga menagndung senyawa 2-ethyl hexanol sebesar 16,67 %. Senyawa ini dapat menyebabkan dehidrasi sitoplasma sehingga menyebabkan sel-sel tidak dapat mempertahankan sifat permeabilitasnya hingga mengalami kerusakan membran. Mayes (1983) mengemukakan bahwa senyawa ethyl hexanol dapat memicu kerusakan sel.

4.2 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Apoptosis Sel-Sel Ileum Itik Cihateup Fase Grower

Pengaruh pemberian minyak buah makasar terhadap nekrosis sel-sel ileum itik cihateup gase grower, berdasarakn hasil penelitian ditampilkan pada Tabel 5.

Berdasarkan analisis Polinomial Orthogonal (Lampiran 1), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan 𝐻0 ditolak dan 𝐻1terima. Berarti pemberian minyak buah makasar berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap apoptosis sel-sel ileum itik cihateup. Untuk mengetahui perlakuan yang menunjukkan rata-rata apoptosis yang berbeda maka telah dilakukan uji Contrast Orthogonal. Hasil dari Uji Contrast Ortoghonal (Lampiran 3) diperoleh hasil pada Tabel 8.

(6)

Apoptosis Ulangan P0 P1 P2 P3 ……… ∑ sel/103 Sel ………... 1 192 194 149 167 2 195 189 163 173 3 189 195 158 175 4 195 189 159 169 5 197 193 151 167 6 188 194 149 171 Ʃ 1156 1154 929 892 𝑥̅ 192,67±3,61 192,33±2,65 154,83±5,94 170,33±3,26 Keterangan : P0 : Tanpa pemberian minyak buah makasar

P1 : Pemberian 100 𝜇𝐿 P2 : Pemberian 150 𝜇𝐿 P3 : Pemberian 200 𝜇𝐿

Hasil analisis Contrast Orthogonal (Tabel 8), menunjukkan perbedaan alami yang sangat signifikan (p<0,01) antarperlakuan. Jumlah sel yang mengalami kematian secara apoptosis terbanyak adalah kelompok itik tanpa perlakuan MBM atau P0 (192,67 sel/103 sel) dibandingkan dengan yang diberi perlakuan minyak buah makasar, urutan kedua adalah pada P1 (192,33) dengan konsentrasi 100 𝜇𝐿, kemudian pada urutan ketiga yaitu pada P2 (154,83) dengan konsentrasi 150 𝜇𝐿, dan yang memiliki jumlah kematian sel secara apoptosis pada sel-sel ileum itik cihateup paling kecil adalah pada P3 (170,33) dengan konsentrasi 200 𝜇𝐿.

(7)

Tabel 8. Hasil Uji Perbedaan Jumlah Sel Ileum yang Mengalami Apoptosis dengan Pemberian Berbagai Level MBM

Perlakuan Rata-rata Signifikansi*

P2 154,83 a

P3 170,33 b

P1 192,33 c

P0 192,67 d

*Abjad yang berbeda (a, b, c, dan d) pada kolom signifikansi menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p<0,01)

Keterangan : P0 : Tanpa pemberian minyak buah makasar (MBM) P1 : Pemberian MBM 100 𝜇𝐿

P2 : Pemberian MBM 150 𝜇𝐿 P3 : Pemberian MBM 200 𝜇𝐿

Dapat dikemukakan bahwa pemberian MBM sangat efektif menurunkan apoptosis sel-sel ileum. Terdapat kecendrungan secara linear bahwa semakin banyak diberikan minyak buah makasar pada itik maka kematian sel-sel ileum itik cihateup secara apoptosis dapat berkurang. Meskipun tampak bahwa pemberian hingga level 200 µL kembali meningkatkan apoptosis sel-sel ileum.

Peningkatan apoptosis ternak itik yang sedang stres dan tanpa pemberian MBM, terjadi karena pada saat itik mengalami stress, berdampak pada peningkatan hormon katabolisme seperti glukotikoid secara berkepanjangan menyebabkan peningkatan produksi radikal bebas yang berasal dari phosporilasi oksidatif, maupun asam urat dari katabolisme yang disebabkan terjadinya glukoneogenesis (Droge, 2002). Adanya asam linoleat tersebut dapat mengikat hasil produksi radikal bebas sehingga apoptosis pada sel-sel ileum itik cihateup dapat dicegah karena asam linoleat merupakan suatu antioksidan (Zhang dkk., 2012; Fesler dan Peterson, 2013; Jiang dkk, 2014).

(8)

menyebabkan denaturasi protein hingga kegagalan transkripsi dan translasi protein di sel-sel. Mutasi kecil telah menunjukkan peningkatan yang tinggi seiring dengan cekaman stres yang dialami ternak. Fenomena ini memicu terjadinya apoptosis, sehingga kematian nukleus tampak meningkat. Henson dkk. (2001) melaporkan peningkatan apoptosis sebagai dampak tekanan stress panas dan nonthermal. Hasil penelitian sebelumnya juga melaporkan bahwa radikal bebas memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap kematian sel apoptosis. Peran radikal bebas antara lain menyebabkan mutasi DNA (Weng dkk., 2007).

Efektifitas MBM dalam menurunkan dan atau mencegah jumlah apoptosis, antara lain disebabkan oleh kemampuan asam linoleat yang dikandung MBM mampu bertindak sebagai antioksidan, sehingga radikal bebas sebagai produk phosphorilasi oksidatif tidak bertindak sebagai zat yang radikal tetapi sebaliknya menjadi zat yang perooksidant.

Shin dkk. (2010) melaporkan bahwa zat-zat antioksidan seperti flavonoid dan asam-asam lemak esensial (minyak tidak jenuh) bertindak sangat efektif dalam menanggulangi radikal bebas. Lebih lanjut dilaporkan, penurunan kematian sel apopotosis seiring dengan menurunnya radikal bebas.

(9)

Gambar

Ilustrasi  1.  Nekrosis  dan  Apoptosis  Vili  Sel  Ileum  Itik  Cihateup  pada  Setiap  Perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada temuan di lapangan proses jual beli atau pemesanan di PT Bali Karisma Pratamajika dikaitkan dengan hukum islam khususnya pada akad salam, meliputi

artinya kegiatan pembelajaran yang menitikberatkan kepada adanya perubahan skill mahasiswa pada aktivitas pembelajaran bersama guna internalisasi nilai-nilai dalam

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden diketahui bahwa penilaian Bukti Fisik terhadap Puskesmas Kota Semarang menunjukkan bahwa 50 orang atau sebesar

Promotor hTER adalah GC-rich dan tidak memiliki kedua TATA (ditemukan di daerah promotor gen yang menyandikan protein yang ditemukan di eukariota dan prokariota)

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, h.. Bila diperhatikan langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Indikasi dilakukan cuci tangan pada momen ini adalah karena setelah kontak didalam ruangan pasien, pengunjung juga akan melakukan aktivitas selanjutnya diluar

Terapi kognitif di indikasikan kepada klien dengan depresi (ringan sampai sedang), gangguan panic dan gangguan cemas menyeluruh atau kecemasan, indiividu yang mengalami

Dengan adanya pendidikan gizi di institusi pendidikan maka dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan fisik, menanamkan kebiasaan dan cara-cara makan yang baik,