• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI. E-commerce merupakan singkatan dari electronic commerce atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI. E-commerce merupakan singkatan dari electronic commerce atau"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. E-Commerce

E-commerce merupakan singkatan dari electronic commerce atau commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun penggunaan

media elektronik ini belum dipahami, akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media elektronik ini. Contoh paling sederhana adalah suatu perusahaan membutuhkan situs website yang dapat diakses. E-commerce merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat dalam dunia internet. Penggunaannya dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak produsen, konsumen, distributor, pengiklan dan masyarakat luas.

2.1.1. Defenisi E-Commerce

Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat mereka tentang defenisi

e-commerce. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

E-commerce diartikan sebagai suatu proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan pertukaran/ penjualan barang, servis dan informasi secara elektronik (Munawar, 2009:1).

(2)

Perdagangan elektronik (e-commerce) adalah bagian dari e-lifestyle yang memungkinkan transaksi jual beli dilakukan secara online dari sudut tempat manapun (Hidayat, 2008: 5).

Dari ketiga pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas, tampak jelas bahwa e-commerce adalah suatu transaksi atau pertukaran yang sepenuhnya hanya dapat terlaksana apabila dilengkapi dengan perangkat teknologi dan alat komunikasi. Melalui e-commerce transaksi dapat dilakukan kapan saja, oleh siapa saja dan dari mana saja yang dapat dijangkau oleh jaringan komunikasi.

2.1.2. Jenis-Jenis E-Commerce

Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan jenis-jenis transaksi

e-commerce. Salah satunya dengan melihat sifat peserta yang terlibat dalam

transaksi e-commerce. Berdasarkan sifat penggunanya, e-commerce dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut.

a. E-commerce business to consumer (B2C) melibatkan penjualan produk dan layanan secara eceran kepada pembeli perorangan

b. E-commerce business to business (B2B) melibatkan penjualan produk dan layanan antar perusahaan

c. E-commerce consumer to consumer (C2C) melibatkan konsumen yang menjual secara langsung kepada konsumen (Laudon, 2003: 45).

(3)

2.1.3. Komponen E-Commerce

Metode penjualan secara offline dan metode penjualan secara online sama-sama melakukan penjualan. Jenis produk yang dijual juga sama yakni barang dan jasa. Namun e-commerce memiliki beberapa komponen standar yang berbeda dari transaksi bisnis secara offline oleh karena metodenya. Komponen

e-commerce adalah sebagai berikut.

a. Produk. Banyak jenis produk yang dapat dijual melalui internet

b. Tempat menjual produk. Tempat menjual produk ialah internet yang berarti harus memiliki domain dan hosting

c. Cara menerima pesanan d. Cara pembayaran e. Metode pengiriman

f. Customer service (Hidayat, 2008: 7).

2.1.4. Manfaat E-Commerce

E-commerce memiliki beberapa manfaat baik bagi perusahaan, konsumen

maupun masyarakat luas. Manfaat tersebut diantaranya ialah sebagai berikut. a. Bagi organisasi pemilik e-commerce, dapat berekspansi hingga ke

pasar nasional dan internasional, dapat dengan mudah menemukan pelanggan, pemasok yang lebih baik dan partner bisnis yang paling cocok di seluruh dunia, hemat biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian, penyimpanan dan pencarian informasi serta waktu yang digunakan

(4)

b. Bagi konsumen, memungkinkan untuk berbelanja atau melakukan transaksi 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi, memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan dari banyak penjual, menyediakan produk barang dan jasa yang tidak mahal dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara tepat, pelanggan segera memperoleh informasi yang relevan secara detil dalam hitungan detik

c. Bagi masyarakat, e-commerce memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak harus keluar rumah untuk berbelanja, memungkinkan orang-orang di negara dunia ketiga dan wilayah pedesaan untuk menikmati aneka produk barang dan jasa yang sulit diperoleh tanpa e-commerce (Suyanto, 2003: 50-51)

2.1.5. Standar Teknologi E-Commerce

E-commerce menggunakan standar yang digunakan sendiri di samping

standar yang digunakan internet. Standar e-commerce ini umumnya digunakan dalam transaksi bisnis ke bisnis. Beberapa di antaranya yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

a. Electronic Data Interchange (EDI), adalah sebuah standar struktur dokumen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar untuk mengirimkan informasi melalui jaringan private

b. Open Buying on The Internet (OBI), adalah sebuah standar yang akan menjamin berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan yang lainnya

(5)

c. Open Trading Protocol (OTP), adalah standarisasi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan proses pembayaran, perjanjian pembelian dan resi untuk pembelian

d. Open Profiling Standar (OPS), sebuah standar yang memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah profil pribadi dari kesukaan masing-masing pengguna yang dapat dia share dengan merchant.

OPS menolong proteksi privasi pengguna tanpa menutup kemungkinan untuk transaksi atau pemasaran

e. Secure Socket Layer (SSL), yakni protokol yang didesain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke penyedia/ server. SSL menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang dikirimkan melalui internet

f. Secure Electronic Transaction (SET), yakni metode pengkodean nomor kartu kredit yang disimpan di server merchant. Standar ini dibuat oleh Visa dan MasterCard, sehingga akan langsung terkoneksi dengan perbankan. Uji coba SET di e-commerce pertama kali dilakukan di Asia

2.2. Penjualan

2.2.1. Defenisi Penjualan

Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai defenisi penjualan. Diantaranya ialah sebagai berikut.

(6)

Penjualan adalah ilmu dan seni dipengaruhi pribadi yang dilakukan oleh pihak penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang dan jasa yang ditawarkan. Jadi, dengan adanya penjualan, maka akan tercipta suatu proses perputaran jasa antara penjual dengan pembeli itu sendiri (Swastha, 2001: 9).

Menjual atau penjualan adalah suatu tindakan untuk menukar barang atau jasa dengan uang, dengan cara mempengaruhi orang lain agar mau memiliki barang yang ditawarkan sehingga kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dan kepuasan (Sadeli, 2005: 5).

Berdasarkan kedua pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dijelaskan ada hubungan timbal balik antara pihak penjual dengan pihak pembeli. Hubungan tersebut berupa pertukaran yang menciptakan suatu kepuasan bagi kedua belah pihak. Ada pula upaya yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk mencapai kepuasan tersebut. Pihak penjual melakukan suatu penawaran yang mempengaruhi pihak pembeli. Pihak pembeli mengeluarkan uang untuk membeli penawaran tersebut.

2.2.2. Konsep Produk

Penjualan berawal dari ketersediaan produk untuk dijual dan permintaan untuk membeli. Produk dapat berupa barang maupun jasa. Penjualan produk secara online harus lebih dahulu diklasifikasikan. Penjualan akan lebih efektif jika telah diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori.

Produk merupakan segala sesuatu yang diterima oleh konsumen atau pembeli, pemakai industrial pada saat melakukan pembelian atau penggunaan produk. Secara lebih formal, produk adalah seluruh kepuasan fisik dan psikologis

(7)

yang diterima oleh pembeli akibat pembelian dan/ atau penggunaan sebuah produk (Henry Simamora, 2007: 400).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Henry Simamora di atas, suatu produk yang layak dijual adalah produk yang disertai dengan atau menciptakan nilai fisik dan psikologis bagi konsumennya. Secara ringkas, produk meliputi segala sesuatu yang dipandang oleh pembeli atau konsumen. Oleh sebab itu produk memiliki tiga komponen utama yang dapat dikonseptualisasikan ke dalam tiga tataran sebagai berikut.

a. Pertama, manfaat inti barang atau jasa yang diberikan

b. Kedua, produk berwujud, yaitu tarif, mutu, gaya, keistimewaan, kemasan dan nama merek

c. Ketiga, produk diperkaya yaitu pengiriman dan kredit, garansi pelayanan purna jual dan instalasi bagi barang yang diperlukan (Henry Simamora, 2007: 400).

Produk juga dapat diklasifikasikan ke dalam kelas produk, bauran produk dan lini produk. Adapun klasifikasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Kelas produk, yaitu sekelompok produk dalam keluarga produk yang dianggap memiliki koherensi fungsional tertentu

b. Bauran produk, yaitu keanekaan lini produk dan unsur yang ditawarkan oleh penjual tertentu kepada para pembeli. Keanekaan ini dapat terdiri dari suatu atau lebih lini produk yang bukan merupakan bagian dari sebuah lini produk

c. Lini produk, yaitu sekelompok produk yang sangat berkaitan dengan fungsi serupa, yang dijual kepada kelompok pelanggan yang sama,

(8)

yang dipasarkan melalui jenis toko yang sama atau masuk dalam kisaran harga yang serupa, atau versi/ model yang berbeda dari sesuatu yang sama (Henry Simamora, 2007: 400).

Pengelompokan produk yang ditawarkan kepada user online akan memudahkan penetapan strategi untuk menjual produk-produk tersebut. Produk yang telah dikelompokkan tentu memiliki target konsumen atau pasar yang berbeda-beda potensi pembeliannya. Strategi-strategi yang ditetapkan juga mengikuti pengelompokan produk-produk tersebut.

2.2.3. Strategi Penjualan

Dalam menjalankan aktivitas penjualan, diperlukan strategi-strategi yang efektif. Namun sebelum menerapkan strategi, perlu dikenali lebih dahulu pasar atau pelanggan yang menjadi akan menjadi sasaran penjualan produk tersebut. ada beberapa tahapan atau segmen yang perlu diperhatikan untuk memulai penjualan dan strategi yang diterapkan. Adapun tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut.

a. Tahap perkenalan, yakni tahap yang dimulai saat peluncuran produk. Arus kas negatif dan kerugian awal mungkin terjadi pada tahap ini. Profitabilitas sangat dipengaruhi oleh anggaran pemasaran perkenalan. Keuntungan masih sedikit karena tingkat penjualan dan beratnya biaya pemasaran serta distribusi. Dibutuhkan banyak biaya untuk menarik minat distributor. Biaya pemasaran sangatlah mahal karena berusaha untuk memberitahukan kepada para konsumen tentang adanya produk baru atau produk yang tidak dikenal, membujuk untuk mencoba produk, biaya distribusi dan marjin yang

(9)

tinggi untuk menopang biaya promosional yang meningkat tajam dan memang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan

b. Tahap selanjutnya ialah tahap pertumbuhan, dimana kompetisi meningkat, harga, teknologi dan keistimewaan produk bertambah stabil

c. Tahap ketiga ialah tahap kedewasaan, dimana tahap ini dibagi menjadi tiga tahap yang lebih rinci. Tahap kedewasaan pertumbuhan, yaitu laju pertumbuhan mulai menurun. Tidak ada saluran distribusi baru yang perlu diisi. Selanjutnya tahap kedewasaan stabil, dimana penjualan mendatar karena saturasi pasar. Sebagian besar konsumen potensial telah mencoba produk dan penjualan yang akan datang ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan permintaan pergantian. Tahap terakhir ialah tahap kedewasaan merosot, dimana tingkat penjualan absolut mulai meluncur turun dan pelanggan mulai beralih ke produk lain dan produk pengganti.

d. Tahap terakhir, yaitu tahap penurunan. Dalam tahap penurunan harga merosot jauh dan beberapa pesaing meninggalkan pasar. Beberapa perusahaan yang sanggup bertahan menghadai situasi dimana terjadi kemerosotan industri (Henry Simamora, 2007: 403).

Berdasarkan tahapan siklus produk di atas, dirumuskan strategi penjualan sebagai berikut.

a. Strategi penjualan dalam tahap perkenalan memperhatikan beberapa variabel pemasaran yaitu harga, promosi, distribusi dan mutu produk.

(10)

Khusus untuk harga dan promosi dapat dipilih dari empat strategi berikut.

1) Strategi peraupan cepat (rapid skimming strategy) yang terdiri atas peluncuran produk pada tingkat harga dan promosi yang tinggi. Mengenakan harga yang tinggi untuk meraup sebanyak mungkin laba. Promosi yang gencar mempercepat penetrasi pasar.

2) Strategi peraupan lambat (slow skimming strategy) terdiri atas peluncuran produk pada harga tinggi dan promosi rendah. Harga yang mahal membantu menjaring laba sebanyak mungkin, sedangkan biaya promosi yang rendah membuat biaya penjualan tetap rendah.

3) Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy) terdiri atas peluncuran produk pada harga yang rendah dan banyak biaya promosi. Strategi ini menjanjikan untuk membuahkan penetrasi pasar yang cepat dan pangsa pasar yang paling besar.

4) Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy) terdiri atas peluncuran produk pada harga yang rendah dan tingkat promosi yang rendah. Harga yang murah akan mendorong penerimaan produk dengan segera dan biaya promosi yang ringan akan menyebabkan laba usaha melambung.

b. Strategi penjualan dalam tahap pertumbuhan yang dapat diterapkan antara lain perusahaan meningkatkan mutu produk, menambah varian

(11)

baru dari produk sejenis, perusahaan memasuki segmen pasar baru dan memperluas cakupan distribusi.

c. Pada tahap kedewasaan, strategi yang dapat diterapkan antara lain sebagai berikut.

1) Modifikasi pasar dengan cara memperluas pasar dengan tujuan meningkatkan volume penjualan. Caranya dapat dengan mengkonversi yang bukan kalangan pemakai, memasuki segmen pasar baru, memenangkan pelanggan dari pesaing, merangsang pemakaian yang lebih sering dan lebih banyak pemakaian untuk setiap kesempatan.

2) Modifikasi produk

3) Modifikasi bauran pemasaran seperti memberikan potongan harga, meningkatkan keunggulan saluran distribusi, memilih media iklan yang tepat, promosi penjualan bergaransi, penjualan pribadi dan layanan pelanggan.

4) Pada tahap ini perusahaan memiliki dua pilihan strategis, yakni perusahaan memerah produk dengan maksud memperoleh potensi keuntungan yang masih tersisa atau perusahaan meremajakan produknya guna memulai tahap pertumbuhan dari daur hidup yang baru. Strategi penjualan dalam tahap ini adalah dengan mengidentifikasi produk yang lemah kemudian menentukan strategi penjualan baru mengingat beberapa pesaing telah meninggalkan pasar atau membuat keputusan menghapus produk (Henry Simamora, 2007: 403-404).

(12)

2.3. Bisnis Internasional

Sebelum memahami apa yang dimaksud dengan bisnis internasional, perlu diketahui apa yang dimaksud dengan bisnis. Beberapa ahli mengungkapkan pendapat mereka tentang defenisi bisnis. Di antaranya adalah sebagai berikut.

Menurut Nilasari dan Wiludjeng, bisnis adalah aktivitas-aktivitas yang terorganisir untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh laba (2006: 2).

Menurut Boone dan Kurtz, bisnis adalah semua jenis aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian (2008: 5).

Menurut Nickels dan Mchugh, bisnis adalah aktivitas apapun yang berusaha untuk menyediakan barang dan jasa kepada pihak-pihak lain saat mengoperasikannya untuk mencapai laba (2009:4).

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa bisnis adalah kegiatan atau usaha untuk memperoleh suatu keuntungan atau laba melalui penyediaan barang dan jasa bagi pihak lain. Bisnis tidak dapat dipisahkan dari penjualan. Sebagai kegiatan menyediakan barang dan jasa kepada pihak lain, bisnis sangat bergantung pada aktivitas penjualan.

2.3.1. Defenisi Bisnis Internasional

Berikut ini merupakan pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai bisnis internasional.

(13)

Menurut Daniels, Radebaugh dan Sullivan (diakses dari http:// mariatambunan8.blogspot.com/2011/09/tugas-rangkuman-bisnis-internasional. html?m=1), bisnis internasional ialah semua transaksi komersial baik oleh swasta maupun pemerintah diantara dua negara atau lebih.

Menurut Charles Hill (diakses dari http://mariatambunan8.blogspot.com /2011/09/tugas-rangkuman-bisnis-internasional.html?m=1), bisnis internasional ialah perusahaan yang terlibat dalam perdagangan maupun investasi internasional.

Bisnis internasional mengandung unsur kegiatan transaksi yang melampaui batas negara. Suatu bisnis yang dapat dikatakan dengan bisnis internasional hanya apabila di dalamnya terdapat transaksi yang dilakukan oleh setidaknya dua negara yang berbeda, baik dilakukan secara pribadi, kolektif, maupun oleh organisasi.

2.3.2. Hakikat Bisnis Internasional

Bisnis internasional atau dikenal dengan istilah international trade adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Defenisi ini tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negri, tetapi juga industri jasa yang berkembang di bidang-bidang seperti transportasi pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.

Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain sering disebut sebagai bisnis internasional. Di lain pihak, transaksi tersebut dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau

(14)

internasional ini juga dapat diartikan sebagai sebuah bisnis internasional berdasarkan defenisi dan tujuan bisnis.

Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar negara itu kerap dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka akan timbul “Neraca Perdagangan Antar Negara” atau “Balance Of Trade”. Suatu negara dapat mengalami surplus atau defisit pada neraca. Surplus menunjukkan keadaan dimana nilai ekspor negara tersebut lebih tinggi dari nilai impornya. Sebaliknya, defisit apabila nilai impornya lebih tinggi dibanding nilai ekspornya.

Pemasaran internasional yang dikenal sebagai bisnis internasional merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain ataupun masyarakat umum di luar negri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang dan maupun jasa.

2.3.3. Aspek yang Mempengaruhi Terjadinya Bisnis Internasional Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aspek didefenisikan sebagai tanda; sudut pandangan; permunculan atau penginterpretasian gagasan, masalah, situasi dan sebagainya sebagai pertimbangan yang dilihat dari sudut pandang tertentu. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi terjadinya bisnis internasional yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini.

(15)

Teori yang dikemukakan oleh Boone dan Kurtz (2008:151) tentang sudut pandang atau faktor yang mendorong terjadinya bisnis internasional diuraikan sebagai berikut.

a. Sumber-sumber faktor produksi internasional. Keputusan-keputusan bisnis untuk beroperasi di luar negri akan bergantung pada ketersediaan, harga dan kualitas tenaga kerja, sumber daya alam, modal dan kewirausahaan. Perguruan tinggi di universitas di India menghasilkan ribuan insinyur dan ilmuwan komputer yang berkualifikasi tinggi setiap tahunnya. Untuk mengambil keuntungan dari sumber daya ini, banyak perusahaan peranti lunak di Amerika Serikat mulai menjalankan operasinya di India. 2.200 (dua ribu dua ratus) orang profesional bekerja untuk berbagai perusahaan berbasis bisnis elektronik (e-business) di Hyderabad, India.

b. Ukuran pasar internasional. Selain sumber daya manusia dan alam, kewirausahaan dan modal, ketertarikan perusahaan pada bisnis internasional diakibatkan oleh besarnya pangsa pasar global. Tingkat populasi dunia yang hidup di negara kurang berkembang meningkat dari tahun ke tahun karena negara-negara berkembang memiliki tingkat kelahiran yang lebih rendah. Seiring dengan meningkatnya keterlibatan negara-negara berkembang di dalam bisnis global, potensi untuk menjangkau kelompok-kelompok konsumen baru turut meningkat. Wilayah-wilayah yang merupakan mitra perdagangan global yang paling penting bagi Amerika Serikat juga mencerminkan pasar-pasar yang mulai tumbuh seperti India, Malaysia dan Vietnam.

(16)

c. Keunggulan komparatif dan keunggulan absolut. Suatu negara dapat mengembangkan keunggulan komparatif atas suatu produk apabila ia dapat memasok produk tersebut secara lebih efisien dan dengan harga yang lebih rendah dari pada jika memasok produk-produk lain, dibandingkan dengan keluaran negara-negara lain. Suatu negara memiliki keunggulan absolut dalam membuat suatu produk apabila ia dapat mempertahankan monopoli atau ia dapat memproduksi dengan biaya yang lebih rendah dari pada pesaingnya.

Dalam pandangan ekletik John Dunning tahun 1997 mengusulkan 2 (dua) keunggulan sebagai berikut.

a. Keunggulan kepemilikan, yakni keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan seperti teknologi, keahlian manajemen dan skala keekonomian.

b. Keunggulan lokasi, mencakup biaya relevan, risiko dan kondisi regulatori di negara-negara yang tengah dipertimbangkan. Hal ini meliputi biaya produksi nasional, tarif pajak, biaya transportasi internasional dan risiko politis.

2.4. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah model tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah terindikasi sebagai masalah. Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2001:40).

(17)

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan masalah untuk menemukan jawaban dari masalah yang diuji kebenarannya tersebut. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut.

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

E-Commerce Penjualan Online Metode Penjualan Produk Secara Online Bisnis Internasional Melalui Penjualan Online

(18)

2.5. Defenisi Konsep

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka peneliti mengemukakan defenisi konsep dari penelitian ini sebagai berikut.

2.5.1. Konsep Metode Penjualan Produk Secara Online

Metode penjualan online merupakan suatu metode penjualan berbasis internet dengan mengandalkan alat komunikasi sebagai media perantara penjual dengan pembeli. Dalam konsep ini, beberapa indikator yang termasuk dalam upaya penjualan secara online akan dijelaskan dalam operasional variabel.

2.5.2. Konsep Bisnis Internasional Melalui Penjualan Online

Konsep bisnis internasional melalui penjualan online menjelaskan tentang aktivitas bisnis dengan jaringan internasional karena adanya penjualan produk-produk secara online yang melampaui batas-batas negara dan benua.

2.6. Operasional Variabel

Variabel merupakan fenomena yang dapat diukur atau diamati karena memiliki nilai atau kategori (Silalahi, 2009: 114).Operasional merupakan suatu petunjuk atau acuan pelaksanaan mengenai cara-cara menguraikan variabel. Operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang dapat membantu peneliti maupun peneliti lainnya ketika menggunakan variabel yang sama. Berdasarkan

(19)

kerangka konseptual di atas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian yakni sebagai berikut

Tabel 2.1. Operasional Variabel

Variabel Teoritis Indikator

Metode Penjualan Produk Secara Online

Bisnis Internasional Melalui Penjualan Online

1. Konseptualisasi Produk 2. Klasifikasi Produk 3. E-Commerce pada eBay 4. Hakikat Bisnis Internasional 5. Aspek Pendorong Terjadinya

Bisnis Internasional 6. Strategi Penjualan Produk

2.7. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur serta menguraikan variabel berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan sebagai operasional. Berdasarkan tabel operasional variabel di atas, defenisi dari setiap indikator dalam operasional variabel tersebut adalah sebagai berikut.

2.7.1. Metode Penjualan Produk Secara Online

(20)

a. Konseptualisasi produk ke dalam tiga tataran, menjelaskan tentang bagaimana pembentukan unsur nilai suatu produk yang akan dijual. Pembentukan unsur nilai tersebut mengacu kepada aspek-aspek berikut.

1) Pertama, manfaat inti dari barang atau jasa yang diberikan 2) Kedua, produk berwujud, yakni tarif, mutu, gaya, keistimewaan,

kemasan dan nama merek

3) Ketiga, produk diperkaya yaitu pengiriman dan kredit, garansi pelayanan purna jual dan instalasi bagi barang yang dibutuhkan. b. Klasifikasi produk, menjelaskan tentang bagaimana pengelompokan

produk yang dijual secara online. Pengelompokan tersebut membentuk kategori-kategori untuk membuat pencarian lebih tertata dan mudah ditemukan dalam situs pencarian. Klasifikasi produk dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.

1) Kelas produk 2) Bauran produk 3) Lini produk

c. E-commerce pada eBay menjelaskan bahwa penjualan online merupakan bagian dari e-commerce dan unsur-unsur e-commerce ada dalam metode penjualan online. Unsur tersebut diantaranya ialah sebagai berikut.

1) Jenis e-commerce 2) Komponen e-commerce 3) Standar teknologi e-commerce

(21)

4) Manfaat e-commerce

2.7.2. Bisnis Internasional Melalui Penjualan Online

Indikator-indikator penguraian variabel dalam bisnis internasional melalui penjualan online adalah sebagai berikut.

a. Hakikat bisnis internasional yang menjelaskan tentang aktivitas usaha yang dijalankan oleh eBay. Diantaranya ialah

1) Kegiatan bisnis eBay 2) Jaringan bisnis eBay 3) Pendapatan eBay

b. Aspek pendorong bisnis internasional eBay mejelaskan tentang bagaimana penjualan online eBay bertumbuh menjadi aktivitas bisnis dengan skala internasional

1) Sumber-sumber faktor produksi internasional 2) Ukuran pasar internasional

3) Keunggulan komparatif dan keunggulan absolut

c. Strategi penjualan produk eBay menjelaskan tentang strategi-strategi penjualan produk secara online berdasarkan tahapan-tahapan seperti berikut.

1) Strategi pada tahap perkenalan produk 2) Strategi pada tahap pertumbuhan produk 3) Strategi pada tahap kedewasaan produk

(22)

2.8. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang menjelaskan tentang situs belanja eBay dengan metode penjualan online. Diantaranya adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu terhadap eBay

Nama Tahun Judul

Arif Marizki Purba 2010 Situs eBay Dan Minat Membeli (Studi Deskriptif Mengenai Situs Ebay Dengan Minat Membeli Produk Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

Deka I. Djakarta 2012 Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Indonesia Seller

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Tabel 2.1. Operasional Variabel
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu terhadap eBay

Referensi

Dokumen terkait

SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidik- an milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada jaman Belanda menjajah

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu sampel yang digunakan dengan menggunakan kriteria tertentu, yaitu Perusahaan telah

Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap laporan penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye yang diserahkan oleh pasangan Calon

lanjut usia berdasarkan model pengembangan kawasan wisata yang pro masyarakat lokal. Tujuan

Jika untuk menggambarkan bagan alir suatu sistem akuntansi diperlukan lebih dari satu halaman, simbol ini harus digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagai alir

Sedangkan menurut istilah al-qard} adalah memberikan (menghutangkan) harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan, untuk dikembalikan dengan pengganti yang sama dan

Oleh yang demikian, pendedahan perniagaan penjagaan warga emas sebagai satu peluang kepada koperasi untuk membantu menyumbang kepada Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK) dapat

Menurut Jose Ferraris sebagai perwakilan dari UNFPA mengatakan bahwa “perdagangan manusia terdiri dari berbagai bentuk, termasuk paksaan dalam eksploitasi