• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Paritas dengan Kejadian Mioma Uteri di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Paritas dengan Kejadian Mioma Uteri di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

 

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang

utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang

berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, dan prosesnya. Kesehatan

reproduksi merupakan komponen yang penting kesehatan bagi pria maupun

wanita, tetapi lebih menitiberatkan kepada wanita karena dihubungkan dengan

fungsi maupun kemampuan untuk bereproduksi. Gangguan pada kesehatan

reproduksi dapat timbul bila keadaan fisik, mental, atau sosial yang berhubungan

dengan sistem reproduksi terganggu, termasuk diantaranya yang sering ditemui

pada kasus ginekologis yaitu mioma uteri. Mioma uteri adalah neoplasma jinak

otot polos yang berasal dari otot uterus, dalam kepustakaan dikenal juga istilah

fibromioma, leomioma, ataupun fibroid. (1,2)

Mioma uteri adalah tumor panggul yang paling umum terjadi pada wanita.

Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20-30% dari seluruh wanita. Kejadian

mioma uteri di dunia ditemukan sebesar 20-35% dan di Indonesia mioma

ditemukan 2,39% - 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Pada

penelitian yang telah dilakukan di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado

didapatkan hasil penyakit ginekologi umum terbanyak mioma uteri yaitu

43,1%(3,4,5,6).

Faktor resiko diantaranya adalah usia, riwayat keluarga, etnik, berat badan,

diet, dan paritas. Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi,

karena adanya rangsangan estrogen. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Tri

Kurniasari di RSUD dr. Moewardi Surakarta, tumor ini terbanyak ditemukan pada

wanita dengan kelompok umur 41-50 tahun sebesar 61,40% dan paling sedikit

pada kelompok umur lebih dari 60 tahun yaitu sebesar 0,88% dan tidak ditemukan

pada kelompok umur dibawah 20 tahun. Wanita yang sering melahirkan, sedikit

kemungkinannya untuk perkembangan mioma dibandingkan dengan wanita yang

tak pernah hamil atau hanya satu kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma

(2)

 

   

uteri berkembang pada wanita yang tidak pernah hamil atau hanya hamil satu

kali.(1) Hal ini menunjukkan peningkatan paritas menurunkan insidensi terjadinya

mioma uteri. Beberapa teori menyatakan ada kaitannya dengan proses

remodelling myometrium postpartum dan juga kaitan terhadap mioma uteri yang

kekurangan suplai darah dan kurangnya nutrisi untuk terus membesar, stimulasi

hormon estrogen juga diduga sangat berperan dalam pembentukan mioma

uteri.(1,5,6)

Dengan adanya hubungan paritas terhadap mioma uteri, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang hubungan paritas terhadap kejadian mioma

uteri di RSUP HAM.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah apakah ada hubungan paritas

dengan kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum:

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan paritas dengan

kejadian mioma uteri di RSUP H. Adam Malik.

Tujuan Khusus:

Yang menjadi tujuan khusus dalah penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kelompok umur yang beresiko mioma uteri di RSUP H. Adam

Malik.

2. Mengetahui pengaruh paritas dengan mioma uteri di RSUP H. Adam

Malik.

3. Mengetahui jenis atau tipe mioma uteri di RSUP H. Adam Malik.

(3)

 

   

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat terhadap:

1. Bidang Penelitian

Peneliti diharapkan dapat mencari hubungan paritas dengan kejadian

mioma uteri serta mendapat pengalaman saat melakukan penelitian.

2. Bidang Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk

penelitian lebih lanjut tentang hubungan paritas dengan kejadian mioma

uteri.

3. Bidang Pelayanan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

masyarakat tentang hubungan paritas dengan kejadian mioma uteri

sehingga masyarakat dapat menghindari faktor yang menjadi resiko

penyakit mioma uteri.

Referensi

Dokumen terkait

Usia menarche dini meningkatakan risiko kejadian mioma uteri, namun siklus menstruasi bukan merupakan faktor resiko melainkan merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh

Usia menarche dini meningkatakan risiko kejadian mioma uteri, namun siklus menstruasi bukan merupakan faktor resiko melainkan merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RAWAT INAP RSUD CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2014.. [ONLINE] Available at:

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mioma uteri lebih sering dijumpai pada kelompok umur risiko tinggi, paling banyak ditemukan pada kelompok umur 41-50 tahun

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mioma uteri lebih sering dijumpai pada kelompok umur risiko tinggi, paling banyak ditemukan pada kelompok umur 41-50 tahun

(9) Tumor mungkin hanya satu, tetapi pada umumya jamak dan tersebar di dalam uterus, dengan ukuran.. berkisar dari benih hingga neoplasma massif yang jauh lebih

Besar biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini sebesar Rp.1.435.000 dengan rincian sebagai berikut:..

Hal ini sesuai dengan penelitian Pojianto dan Mewengkang yang menyatakan bahwa, tingginya kejadian mioma uteri pada usia 35-50 tahun menunjukkan adanya hubungan