• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE INSTANT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE INSTANT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

.

. .

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE INSTANT

Veny Aprilia Seviyantiˡ dan Titi Nugraheni² Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

venyapriliaseviyanti@gmail.com,

titi_n@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Indomie HYEABIS Mie Goreng Rasa Ayam Geprek. Variabel dalam penelitian ini adalah Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk .

Sampel penelitian ini mahasiswa Universitas Gunadarma Karawaci yang pernah memakan Indomie HypeAbis. Penelitian ini menggunakan data primer yang berupa kuesioner. Objek penelitian adalah Mahasiswa aktif angkatan 2019-2020 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Karawaci. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Gunadarma yang pernah mengkonsumsi Indomie HypeAbis.

Hasil penelitian menunjukkan variabel Citra Merek , Harga dan Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis Mie Goreng Rasa Ayam Geprek. Secara parsial, variabel Citra Merek dan Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis Mie Goreng Rasa Ayam Geprek kecuali variabel Harga yang tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis Mie Goreng Rasa Ayam Geprek.

Kata kunci: Citra Merek, Harga, Kualitas Produk dan Kepuasan Konsumen.

ABSTRACT

This study aims to determine the factors that influence the purchasing decision of Indomie HYEABIS Fried Noodle with Geprek Chicken Flavor. The variables in this study are Brand Image, Price and Product Quality.

The sample of this research is Gunadarma Karawaci University students who have eaten Indomie HypeAbis. This study uses primary data in the form of a questionnaire. The research object is the Gunadarma Karawaci University students. The population in this study were Gunadarma University students who had consumed Indomie HypeAbis.

The results showed that the variables of Brand Image, Price and Product Quality had a significant effect on the Purchase Decision of Indomie HypeAbis Fried Noodle with Geprek Chicken Flavor. Partially, the Brand Image and Product Quality variables have a significant effect on the Purchase Decision of Indomie HypeAbis Fried Noodles with Geprek Chicken Flavors, except for the Price variable which does not have a significant

(2)

effect on the Purchase Decision of Indomie HypeAbis Mie Goreng Rasa Geprek Chicken.

Keywords: Brand Image, Price, Product Quality and Customer Satisfaction.

PENDAHULUAN

Persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestic (nasional) maupun di pasar internasional atau global. Hal ini terlihat semakin banyaknya merek produk yang muncul dipasar. Citra Merek adalah kreasi yang diciptakan oleh program pemasaran yang memiliki link yang sangat menguntungkan dan asosiasi yang unik yang tertanam dalam memori konsumen (Kotler, 2007). Perubahan pola atau gaya hidup, juga menjadi faktor pemicu terjadinya perubahan pola konsumsi. Perkembangan konsumsi makanan instan dari tahun ke tahun memperlihatkan tren yang positif dan semakin berkembang. Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap industry makanan instan, terutama industry mie instan.

Tidak dapat dipungkiri, mie memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah tangga. Hal ini dimungkinkan karena mie dapat diproses dengan mudah, disajikan dengan praktis dan dapat memenuhi selera sebagian besar masyarakat, baik orang dewasa maupun anak-anak, dan harga terjangkau. Semakin banyaknya jenis maupun merek mie instan yang beredar di pasar, maka keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk saja, tetapi sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen.

Indomie adalah merek produk mie instan dari Indonesia pada tahun 1972. Setelah meluncurkan varian rasa

telur asin atau salted egg, kali ini inovasi indomie kembali hadir dalam kreasi ayam geprek. Pada 21 januari 2019 indomie secara resmi merilis varian ayam geprek.

TELAAH PUSTAKA Landasan Teori

1. Citra Merek

Citra (image) adalah kombinasi antara titik, garis, bidang, dan warna untuk menciptakan suatu imitasi dari suatu objek biasanya objek fisik atau manusia. Kotler (2007), menyatakan bahwa para pembeli mungkin mempunyai tanggapan berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra merek adalah persepsi

masyarakat terhadap

perusahaan atau produknya. Faktor-faktor yang membentuk Citra Merek menurut Keller (2007):

a) Kekuatan asosiasi merek (strength of brand association)

Tergantung pada bagaimana informasi masuk ke dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut bertahan sebagai bagian dari brand

image.

b) Keuntungan asosiasi merek (Favourability of brand association) Kesuksesan sebuah proses pemasaran sering tergantung pada proses terciptanya asosiasi merek yang menguntungkan,

(3)

dimana konsumen dapat percaya pada atribut yang diberikan mereka dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. c) Keunikan asosiasi merek

(Uniqueness Of brand association)

Suatu merek harus memiliki keunggulan bersaing yang menjadi alasan bagi konsumen untuk memilih merek tertentu. Keunikan asosiasi merek dpat berdasarkan atribut produk, fungsi produk atau citra yang dinikmati konsumen.

Indikator - indikator yang membentuk Citra Merek menurut Biel dalam jurnal penelitian Sulistyaningsih (evawati, 2012):

a) Citra Korporat

Citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. b) Citra Konsumen

Citra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.

c) Citra Pemakai

Dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut.

2. Harga

Tjiptono (2015), berpendapat bahwa harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang

atau jasa.

Menurut Alma (2002) dalam menentukan kebijaksanaan Harga ada 3 kemungkinan:

a) Penetapan harga diatas harga saingan

Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada dipasaran. b) Penetapan harga

dibawah harga saingan baru diperkenalkan dan

belum stabil

kedudukannya dipasar c) Mengikuti harga saingan

Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ketempat lain.

Indikator Harga menurut Kotler dan Amstrong (2008), yaitu:

a) Keterjangkauan harga

b) Kesesuaian harga dengan kualitas porduk

c) Daya saing harga d) Kesesuaian harga

dengan manfaat produksi

3. Kualitas Produk

Menurut Angiopora (dalam Andrianto, 2013), menyatakan bahwa kualitas produk merupakan bentuk penilaian atas produk yang akan dibeli, apakah sudah memenuhi apa yang diharapkan konsumen

(4)

atau belum.

Tjiptono (2008)

mengungkapkan bahwa

klasifikasi produk bisa dilakukan dengan berbagai macam sudut pandang, yaitu :

a) Barang tidak tahan lama (nondurable goods) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.

b) Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama

dengan banyak

pemakaian. c) Jasa

Merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

Menurut Gaman dan

Sherrington dalam Sugiarto (dalam Ratnasari, 2015) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk:

a) Penampilan

Ungkapan “looks good enough to eat” bukanlah suatu ungkapan yang berlebihan.

b) Porsi

Dalam setiap penyajian

makanan sudah

ditentukan porsi standarnya yang disebut standard portion size. c) Tekstur

Tingkat tipis dan halus serta bentuk makanan dapat dirasakan lewat

tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut.

d) Aroma

Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi

konsumen sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium makanan tersebut.

e) Rasa

Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu manis, asam, asin, pahit. 4. Keputusan Pembelian

Menurut Buchari Alma (2011) berpendapat bahwa keputusan pembelian sebagai suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, peopledan process,sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa responseyang muncul produk apa yang akan dibeli.

Menurut Philip Kotler (2005) terdapat dua factor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian, yaitu:

1) Sikap Orang Lain

Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. 2) Situasi yang tidak

(5)

terantisipasi

Faktor situasi yang tidak terantisipasi dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Untuk lebih jelasnya kondisi mengenai keputusan pembelian dapat dilihat pada gambar.

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh

Tjiptono (2012)

menjelaskannya indicator Keputusan Pembelian meliputi :

a) Pilihan produk

Konsumen dapat

mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. b) Pilihan merek

Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. c) Pilihan penyalur

Pembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan dikunjungi. d) Waktu pembelian

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda, misalnya : ada yang membeli sebulan sekali, tiga bulan sekali, enam bulan sekali atau satu tahun sekali.

e) Jumlah pembelian

Konsumen dapat

mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat.

Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran dapat diketahui bahwa yang menjadi Variabel Bebas (Independent) adalah Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk. Sedangkan yang menjadi Variabel Terikat (Dependent) adalah Keputusan Pembelian.

Hipotesis

H1 :

Citra Merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis

H2 :

Harga berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis

H3 :

Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis

H4 :

Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis

METODE PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa aktif 2019-2020 Gunadarma Karawaci Fakultas Ekonomi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan melalui penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berisi pernyataan-pernyataan untuk mengetahui tanggapan

(6)

responden mengenai Citra Merek, Harga, dan Kualitas Porduk terhadap Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Gunadarma yang pernah mengkonsumsi Indomie HypeAbis.

Berdasarkan data dari PSA Univeritas Gunadarma Karawaci (2019) didapat jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi 941 terdiri dari mahasiswa Manajemen yang terdiri dari 223 mahasiswa tingkat 1EA, 198 mahasiswa tingkat 2EA dan 195 mahasiswa tingkat 3EA yang tersebar di 15 kelas Manajemen dan mahasiswa Akuntansi yang terdiri dari 104 mahasiswa tingkat 1EB, 113 mahasiswa 2EB dan 108 mahasiswa 3EB yang tersebar di 8 kelas Akuntansi.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pada penelitian ini penulis menggunakan dua variabel sebagai objek penelitian yaitu Variabel Independent (Bebas) yaitu Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk dan Variabel Dependent (Terikat) yaitu Keputusan Pembelian.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan non probability sampling, jenis non probability sampling yang digunakan adalah jenis purposive sampling. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin :

Dengan menggunakan error tolerance sebesar 10%, maka jumlah sampel yang

dapat diambil adalah

. maka sampel maksimal yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden.

Pada penelitian ini, variabel akan diukur dengan menggunakan skala

pengukuran Likert. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur, dijabarkan sebagai indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui mayoritas responden adalah berjenis kelamin perempuan ada sekitar 71 orang atau 71%, sedangkan sisanya responden laki-laki sebanyak 29 atau 29% .

Tabel 1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi (%) Laki-laki 29 29% Perempuan 71 71% Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa umur responden yang sedikit adalah umur > 23 yaitu berjumlah 1 orang, dan untuk responden umur terbanyak dengan jumlah 96 orang.

Tabel 2 Responden Berdasarkan Umur

Umur Respond en Frekuen si Frekuen si (%) <18 tahun 3 3% 19-22 tahun 96 96% >23 tahun 1 1% Jumlah 100 100%

(7)

bahwa jurusan responden menejemen yaitu berjumlah 82 orang sedangkan jurusan akuntansi sebanyak 18 orang.

Tabel 3 Responden Berdasarkan Jurusan Jurusa n Freku ensi Freku ensi (%) Akunta nsi 18 18% Meneje men 82 82% Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa uang saku per-bulan responden yang sedikit adalah < Rp. 500.000 sebanyak 20 orang, dan untuk uang saku perbulan terbanyak dengan jumlah Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 sebanyak 53 orang.

Tabel 4 Responden Berdasarkan Uang Saku Per-Bulan Uang Saku Per-Bulan Frekue nsi Frejue nsi (%) <Rp.500. 000 20 20% Rp.500.0 00 – 1.000.000 53 53% > Rp. 1.000.000 27 27% Jumlah 100 100%

Analisis dan Pengujian Hipotesis Uji Insrumen

1) Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya

suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pada kuesioner mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2012).

Tabel 5 Hasil Uji Validitas

Sumber : Hasil Data Primer yang diolah menggunakan SPSS 20

Berdasarkan tabel 5 Uji Validitas variabel Citra Merek (X1), Harga (X2), Kualitas Produk (X3), dan Keputusan Pembelian (Y), semua diperoleh signifikan yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi semua variabel > r tabel 0,1966. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ini dinyatakan Valid.

2) Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator variabel.

Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas

Sumber : Hasil Data Primer yang diolah menggunakan SPSS 20

(8)

Berdasarkan tabel 6 dapat diperoleh nilai untuk seluruh variabel Citra Merek (X1), Harga (X2), Kualitas Produk (X3), dan Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,763 lebih besar dari 0,60 yang artinya seluruh variabel adalah Reliabel.

Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sebaran normal atau tidak.

Gambar 2 Hasil Uji Normalitas Sumber : Hasil Data Primer yang diolah

menggunakan SPSS 20

Dari gambar 2 hasil uji normalitas dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar sehingga diagram dan mengikuti model regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi.

2) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas yaitu adanya hubungan linear antar variable independen dalam model regresi. Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik.

Tabel 7 Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : Hasil Data Primer yang diolah menggunakan SPSS 20

Dari tabel 7 diketahui bahwa VIF pada ketiga variabel bebas (Citra Merek sebesar 3,803, Harga 3,831 dan Kualitas Produk 2,955) lebih kecil dari 10, artinya ketiga variabel bebas pada penelitian ini tidak ada gejala Multikolinieritas.

3) Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear.

Gambar 3 Hasil Uji Heterokedastisistas Sumber : Hasil Data Primer yang diolah

menggunakan SPSS 20

Dari gambar 3 dapat diketahui

bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas sebab tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga

dapat dikatakan Uji

Heterokedastisitas terpenuhi.

Uji Regresi Linier Berganda

Uji Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui apakah variabel

(9)

bebas secara bersama mempengaruhi variable terikat.

Tabel 8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Sumber : Hasil Data Primer yang diolah menggunakan SPSS 20

Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut adalah sebagai berikut :

Y =  + 1X1 + 2X2+3X3

Y = 0,906 + 0,302 X1 - 0,002 X2 + 0,579 X3

Dari persamaan tersebut maka dapat dijelaskan bahwa :

a. Konstanta () sebesar 0,906 Artinya besarnya Keputusan Pembelian adalah 0,906 satuan, dengan asumsi Citra Merek (X1), Harga (X2), Kualitas Produk (X3) adalah konstan. b. Koefisien regresi untuk variabel

Citra Merek (X1) sebesar 0,302 berarti jika Citra merek (X1) mengalami kenaikan 1 satuan, maka Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis akan mengalami kenaikan sebesar 0,302 satuan. Dengan asumsi nilai Harga (X2), Kualitas Produk (X3), konstan.

c. Koefisien regresi untuk variabel Harga (X2) sebesar -0,002 berarti jika Harga (X2) mengalami penurunan 1 satuan, maka Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis akan mengalami penurunan sebesar -0,002 satuan. Dengan asumsi nilai Citra Merek (X1), Kualitas Produk (X3), konstan.

d. Koefisien regresi untuk variabel Kualitas Produk (X3) sebesar 0,579 berarti jika Kualitas Produk (X3) mengalami kenaikan 1 satuan, maka Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis akan mengalami kenaikan sebesar 0,579 satuan. Dengan asumsi Citra Merek (X1), Harga (X2), konstan.

Uji Hipotesis

1) Uji T (Uji Parsial)

Uji T untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variable bebasnya secara sendiri-sendiri (Parsial) terhadap variable terikatnya.

Tabel 9 Hasil Uji T

Sumber : Hasil Data Primer yang diolah menggunakan SPSS 20

a) Nilai thitung untuk variabel Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian yaitu sebesar 2,314 dengan tingkat signifikan 0,023. Dengan

demikian dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian. Hipotesis 1 direima.

b) Nilai thitung untuk variabel Harga terhadap Keputusan Pembelian yaitu sebesar -0,11 dengan tingkat signifikan 0,991. Dengan demikian dapat disimpulkan

(10)

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

Harga terhadap

Keputusan Pembelian. Hipotesis 2 direima. c) Nilai thitung untuk variabel

Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian yaitu sebesar 5,045 dengan tingkat signifikan 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian. Hipotesis 3 direima.

2) Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama (simultan).

Tabel 10 Hasil Uji F

Sumber : Hasil Data Primer yang diolah menggunakan SPSS 20

Hasil perhitungan statistic menunjukkan nilai Fhitung = 51,996 nilai signifikan sebesar 0,000. Dengan menggunakan batas signifikan 0,05, maka diperoleh nilai signifikan tersebut lebih besar dari 0,01. Maka secara simultan variabel Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian secara simultan diterima.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Sumber : Hasil Data Primer yang diolah menggunakan SPSS 20

Hasil tabel 11 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,607 atau 60,7% variasi variabel dapat dijelaskan oleh variabel Citra Merek, Harga, Kualitas Produk dan Keputusan Pembelian. Sedangkan 39,3% diterangkan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini seperti promosi (promotion), saluran distribusi (place), karyawan (people), lingkungan fisik (physical evidence), proses (process).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Bahwa secara parsial menunjukkan Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Indomie

HypeAbis Mie Goreng Rasa Ayam Geprek.

2. Bahwa secara parsial menunjukkan Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Indomie

HypeAbis Mie Goreng Rasa Ayam Geprek.

3. Bahwa secara parsial menunjukkan Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian

(11)

Indomie HypeAbis Mie Goreng Rasa Ayam Geprek. 4. Bahwa secara simultan

menunjukkan Citra Merek , Harga dan Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Indomie HypeAbis Mie Goreng Rasa Ayam Geprek.

Saran

1. Sebaikanya Indomie HypeAbis Mie Goreng Rasa Ayam Geprek terus mempertahankan faktor-faktor yang sudah berjalan dengan baik seperti Citra Merek dan Kualitas Produk agar tetap menjadi salah satu pilihan mahasiswa dan juga dalam hal Keputusan Pembelian.

2. Sebaikanya Indomie HypeAbis Mie Goreng Rasa Ayam Geprek meninjau kembali Harga yang sudah berjalan dengan baik agar tetap menjadi salah satu pilihan mahasiswa dan mampu bersaing dengan sesama kompetitor.

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Hendra Noky dan Idris. 2013. “Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Jenis MPV Merek Toyota Kijang Innova di Semarang”. Diponegoro Journal Of Management. Vol 2, No 3, hlm 1-10.

Buchari, Alma. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : CV. Alfabeta.

Buchari, Alma. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung

Buchari, Alma. (2014). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Bandung: CV Alfabeta.

Deny, Japarianto. 2013. Analisa Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Sebagai Variabel Intervening Pada Pelanggan Restoran Por Kee Surabaya.

JURNAL MANAJEMEN

PEMASARAN Vol. 1, No. 2, (2013) 1-8.

Evawati. 2012, ”kualitas produk dan citra merek (BRAND IMAGE) mcdonald: pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen”, Jurnal:Ilmu ekonomi dan sosial, Jilid. 1 (2), Th. 2012:Hal.184-191.

Fandy, Tjiptono 2008, Strategi Pemasaran, Edisi 3, ANDI: Yogyakarta.

Fandy, Tjiptono dan Anastasia Diana,

2012, Total Quality

Management,Edisi Kelima. Penerbit Andi, Yogyakarta. Fandy, Tjiptono, Ph.D. 2015. Strategi

Pemasaran, Edisi 4, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Freddy , Rangkuti.. 2004. The Power of Brand. PT Gramedia Pustaka Utama :Jakarta.

Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS “.Semarang : UNDIP.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Yogyakarta: Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketujuh. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kahle, Lynn R and Chung Hyun Kim. Creating Image and Psycology Of Marketing Communication. New Jersey: LEA, 2006.

(12)

equity. Jakarta: GRamedia Pustaka.

Kotler,Philip 2005,

ManajemenPemasaran, Jilid I dan II, PT. Indeks, Jakarta

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Indeks-Prentice Hall.

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi12. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Nugroho, Setiadi J, 2003, perilaku konsumen : konsep dan implikasi untuk strategi dan penelitian bisnis pemasaran, Prenada Media, Jakarta.

Ririn Tri Ratnasari dan Mastuti H. Aksa. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa. Bogor,Ghalia Indonesia.

Schiffman dan Kanuk. 2007.Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Indeks Gramedia. Stanton, William J, 2000,

Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1 Edisi ke 3, Alih Bahasa oleh Yohanes Lamarto, Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2006. “Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 20016. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta. Suharno. 2010. Marketing in Practice.

edisi pertama, penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

(13)

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran  Berdasarkan  kerangka  pemikiran  dapat  diketahui  bahwa  yang  menjadi  Variabel  Bebas  (Independent)  adalah  Citra  Merek,  Harga  dan  Kualitas  Produk
Tabel 2 Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4 Responden Berdasarkan Uang  Saku Per-Bulan  Uang  Saku   Per-Bulan  Frekuensi  Frejue nsi (%)  &lt;Rp.500
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Namun pada kondisi penelitian dengan media hidrogen peroksida (dalam kemasan) dengan jumlah oksigen yang di luar batas toleransi, maka hidrogen peroksida akan

 Dengan diberikan teks cerita tentang hidup rukun yang mengandung ungkapan, siswa dapat menyebutkan ungkapan yang terdapat pada teks cerita tersebut dengan tepat..  Dengan

Setelah dilakukan redesign dengan mengganti tebal riser , spool , dan pipeline sesuai schedule dengan ketebalan yang lebih besar, maka tidak didapatkan

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan

Optimasi dan Karakterisasi Kinerja Sensor Gas N 2 O Secara Voltammetri Siklik Menggunakan Mikroelektroda Emas (Au) dengan Membran PTFE (Polytetrafluoroethylene); Aditia

Sebagaimana diketahui bahwa hukum memang untuk manusia, akan tetapi siapa yang bisa menjamin bahwa hukum yang nota bene dibuat oleh manusia juga dapat

Aspek yang akan dibahas yaitu jenis kelamin, alasan bermain, jenis game, lama bermain dan waktu bermain game online, kondisi tubuh pada saat bangun tidur akibat

Mereka menuntut kepada negara untuk memberikan penjelasan resmi mengapa mereka bisa menjadi korban kejahatan politik; menuntut pemulihan nama baik lewat pengakuan