• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN I"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

ISBN: 978-602-7998-43-8

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN

EKONOMI PERDESAAN I

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

(2)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN I

Penanggung Jawab:

Ketua Program Studi Agribisnis Universitas Trunojoyo Madura

Editor:

Andrie Kisroh Sunyigono Ellys Fauziyah

Mardiyah Hayati

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2014

(3)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

Katalog dalam Terbitan

Proceeding: Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan I

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, UTM Press 2014

viii + 396 hlm.; 17x24 cm

ISBN 978-602-7998-43-8

Editor: : Andrie Kisroh Sunyigono Ellys Fauziyah

Mardiyah Hayati

Layouter : Taufik R D A Nugroho

Cover design : Didik Purwanto

Penerbit : UTM Press

* Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO Box. 2 Kamal Bangkalan

Telp : 031-3013234 Fax : 031-3011506

(4)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

KATA PENGANTAR KETUA PANITIA

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji kami panjatkan ke hadapan Illahi atas terselenggaranya Seminar Nasional “Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan I” Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura pada tanggal 21 Mei 2014. Seminar ini merupakan seminar yang diselenggarakan secara mandiri oleh Program Studi Agribisnis untuk pertama kalinya dan direncanakan dilakukan secara rutin tiap tahun. Tujuan diselenggarakannya seminar ini adalah untuk: 1) Memberikan rekomendasi kebijakan, langkah dan strategi dalam upaya pengembangan sektor agribisnis yang terkait erat dengan wilayah perdesaan, 2) Memberikan wadah untuk berbagi pengalaman dan tukar menukar ide bagi semua stakeholder terkait baik akademisi, pelaku bisnis dan pemerintah, 3) Menumbuhkan komitmen bersama dalam pengembangan sektor agribisnis yang bertitik tumpu pada wilayah perdesaan dalam upaya mencapai visi pembangunan pertanian. Selanjutnya, pada akhir seminar diharapkan tergalang sinergi untuk meningkatkan mutu dan dayaguna penelitian dan dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak yang berwenang dalam pengambilan kebijakan.

Makalah kunci disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, MS selaku Guru Besar Universitas Brawijaya Malang, dan makalah utama oleh Dr.Ir. Agus Wahyudi, SE; MM (Badan Pengembangan Wilayah Suramadu/BPWS), Andrie Kisroh Sunyigono, PhD selaku Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Trunojoyo Madura dan. Dr. Sitti Aida Adha Taridala, SP, M.Si sebagai pemakalah terbaik dari Universitas Halu Uleo. Disamping itu terdapat makalah penunjang bersumber dari berbagai instansi/lembaga penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor dan Jawa Timur, Loka Penelitian Sapi Potong Pasuruan, serta Perguruan Tinggi dari berbagai wilayah seperti Jakarta, Gorontalo, Bandung, Tegal, Surabaya, Malang dan Madura. Topik-topik yang disajikan sangat bervariasi, secara garis besar terhimpun ke dalam 4 bidang yakni agribisnis, sosiologi, nilai tambah dan sosial ekonomi.

Terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi utamanya PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO).

Akhirnya selamat mengkaji makalah-makalah di prosiding ini. Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatu

Bangkalan, Juni 2014. Ketua Panitia,

(5)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KETUA PANITIA ... iv DAFTAR ISI ... v

AGRIBISNIS

MANAJEMEN AGRIBISNIS DAN PERMASALAHANNYA ... 3 P. Julius F. Nagel

TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP ECO-LABEL PADA PRODUK PERTANIAN ... 14

Joko Mariyono

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP STRATEGI BERSAING DAN KINERJA PERUSAHAAN ... 21

Hary Sastrya Wanto, Ruswiati Suryasaputra

PERANAN BAITUL MAAL WATTAMWIL UNTUK PENINGKATAN SEKTOR PERTANIAN ... 32

Renny Oktafia

PENINGKATAN MUTU BUAH APEL SEPANJANG RANTAI PASOK DARI PASCAPANEN SAMPAI DISPLAY SUPER MARKET ... 41

I Nyoman Sutapa, Jani Rahardjo, I Gede Agus Widyadana, Elbert Widjaja ANALISIS PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS POTENSI LOKAL KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG ... 57

Selamet Joko Utomo

RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR UTAMA

KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN ... 68 Lilis Suryani, Aminah H.M Ariyani

KELAYAKAN EKONOMI USAHA GARAM RAKYAT DENGAN TEKNOLOGI MADURESSE BERISOLATOR ... 83

Makhfud Efendy, Ahmad Heryanto

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PLINTIR PISANG DI KECAMATAN ARJASA KEPULAUAN KANGEAN ... 107

Mu’awana, Taufik Rizal Dwi Adi Nugroho

SOSIOLOGI

RELASI AKTOR DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PRODUK TERRA (TERONG RAKYAT) ... 121

(6)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

PERLUNYA KECUKUPAN BAHAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SECARA NASIONAL ... 133

Isbandi dan S.Rusdiana

RELASI SEGI TIGA SISTEM KREDIT DALAM MASYARAKAT PERDESAAN STUDI KASUS DI DESA MAJENANG, KECAMATAN KEDUNGPRING, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR ... 146

Indah Rusianti, Faridatus Sholihah, Arini Nila Sari

DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI PEMBANGUNAN AGROPOLITAN DI DESA NGRINGINREJO, KECAMATAN KALITIDU, KABUPATEN BOJONEGORO ... 159

Alifatul Khoiriyah, Santi Yuli Hartika, Yunny Noevita Sari, dan Ali Imron PEMANFAATAN PERAN MODAL SOSIAL PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL PEREMPUAN (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Perempuan Di Kota Malang) ... 168

Ike Kusdyah Rachmawati

PROGRAM AKSI MEDIA KOMUNITAS PEDESAAN BAGI WARGA KEPULAUAN TIMUR MADURA SEBAGAI SARANA PENINGKATAN AKSES, KETERBUKAAN INFORMASI, DAN PEMBERDAYAAN PUBLIK ... 181

Surokim, Teguh Hidayatul Rachmad

MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI PROVINSI GORONTALO ... 194

Mohamad Ikbal Bahua

NILAI TAMBAH

PENERAPAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN WORTEL ... 213

Yurida Ekawati, Surya Wirawan Widiyanto

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS JAGUNG DI

KABUPATEN BANGKALAN ... 224 Weda Setyo Wibowo, Banun Diyah Probowati, Umi Purwandari

STRATEGI PENGUATAN POSISI TAWAR PETANI KENTANG MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN ... 234

Ana Arifatus Sa’diyah dan Dyanasari

INOVASI TEKNOLOGI SAPI POTONG BERBASIS MANAJEMEN BUDIDAYA DAN REPRODUKSI MENUJU USAHATANI KOMERSIAL ... 250

(7)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

POTENSI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI PELUANG BISNIS PUPUK ORGANIK DAN PAKAN TERNAK ... 258

Jajuk Herawati, Yhogga Pratama Dhinata, Indarwati

UJI KELAYAKAN PENGOLAHAN SERBUK INSTAN BEBERAPA VARIETAS JAHE DALAM UPAYA MENINGKATKAN NILAI EKONOMI ... 270

Indarwati, Jajuk Herawati, Tatuk Tojibatus, Koesriwulandari

POTENSI CACING TANAH SEBAGAI PELUANG BISNIS ... 280 Yhogga Pratama Dhinata, Jajuk Herawati, Indarwati

PEMBUATAN DAGING TIRUAN MURNI (MEAT ANALOG) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK ... 290

Sri Hastuti

STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN USAHATANI TEBU DI MADURA301

Miellyza Kusuma Putri, Mokh Rum

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SALAK DI

KABUPATEN BANGKALAN ... 312 Iffan Maflahah

SOSIAL EKONOMI

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PEKARANGAN MELALUI PROGRAM KRPL DI PUHJARAK, KEDIRI ... 331

Kuntoro Boga Andri dan Putu Bagus Daroini

PERSEPSI PETANI TERHADAP NILAI LAHAN SEBAGAI DASAR PENETAPAN LAHAN PERTANIAN PADI SAWAH BERKELANJUTAN ... 343

Mustika Tripatmasari, Firman Farid Muhsoni, Eko Murniyanto

PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS MAJU DI KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO ... 351

Eni Istiyanti, Lestari Rahayu,Supriyadi

VEGETABLE CONSUMPTION PATTERN IN EAST JAVA AND BALI ... 367 Evy Latifah, Hanik A. Dewi, Putu B. Daroini, Kuntoro B. Andri,Joko Mariyono

ANALISIS DINAMIKA PERDAGANGAN BERAS DAN GANDUM DI INDONESIA ... 381

Tutik Setyawati

KERAGAAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI

DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI DI LOKASI

PENDAMPINGAN SL-PTT KABUPATEN SAMPANG ... 389 Moh. Saeri, Sri Harwanti dan Suyamto

(8)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS MAJU DI KECAMATAN SAMIGALUH,

KABUPATEN KULONPROGO

Eni Istiyanti, Lestari Rahayu,Supriyadi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk menggambarkan bagaimana anggota berpartisipasi dalam kegiatan koperasi dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menggunakan data primer dari 50 sampel anggota koperasi yang dipilih secara acak berstrata. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan penelusuran data sekunder yang tersedia di koperasi. Selanjutnya data dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan analisis tabel untuk mengetahui profil, dan partisipasi anggota dalam koperasi; dan analisis Rank Spearman’s untuk melihat hubungan antara faktor-faktor yang berpengaruh dengan partisipasi anggota koperasi serba usaha “Tunas Maju”. Partisipasi anggota aktif koperasi termasuk dalam kategori dalam kategori tinggi, sedangkan anggota tidak aktif termasuk dalam kategori sedang. Anggota aktif koperasi berpartisipasi dalam kegiatan rapat anggota, unit simpan pinjam, iuran wajib, dan membeli produk tergolong dalam kategori sangat tinggi, sedangkan dalam kegiatan perencanaan koperasi, perencanaan koperasi, dan menjual produk dalam kategori tinggi. Partisipasi anggota tidak aktif koperasi termasuk dalam kategori sedang, hanya partisipasi dalam membeli produk memiliki kategori tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota adalah umur, pendapatan, SHU, kemampuan pengurus, kemanfaatan koperasi, harga, dan tempat strategis berhubungan positif dengan partisipasi.

Kata Kunci: Partisipasi, Anggota Aktif, Faktor berpengaruh

MEMBER PARTICIPATION OF MULTI PURPOSE COOPERATIVE (KOPERASI SERBA USAHA) TUNAS MAJU AT KECAMATAN SAMIGALUH,

KABUPATEN KULONPROGO ABSTRAC

The research aimed to describe how the member participates in cooperative and the factors affecting as well. It used primary data at about 50 samples of cooperative member chosen by stratum random. Data was obtained by interview, observation and secondary data existing at cooperative. Then data was gathered and analyzed by using table to see the profile and member participation at cooperatives, and used Rank Spearman’s analysis to see relation among factors that affect participation of cooperative multipurpose “Tunas Maju”. Participation of active member at cooperative includes as high category meanwhile not active member includes as moderate category. Active member of cooperative participates in member meeting, loan and saving, obligatory deposit, and buy product includes as very high category, meanwhile those who involved in cooperative planning and product selling includes as high category.

(9)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

Inactive participation of cooperative member includes as moderate category, only participation in product buying includes as high category. Factors affecting member participation are age, income, SHU (remained money of business), capabilities of management, benefit of cooperative, price and strategic place has positive relation to participation.

Keywords : participation, active members

PENDAHULUAN

Petani belakangan ini mengalami banyak kendala dalam melakukan kegiatan usahataninya. Salah satu kendala yang paling mempengaruhi kegiatan usahatani adalah masalah modal. Petani membutuhkan modal yang tinggi untuk membeli bibit, pupuk, pengairan sawah serta hal-hal lain yang berkaitan dengan usahatani. Pemerintah berusaha memberikan solusi bagi petani atas permasalahan-permasalahan ekonomi yang dihadapi, melalui pengembangan lembaga-lembaga ekonomi seperti koperasi, pinjaman lunak dan program-program lain. Koperasi merupakan contoh nyata dari upaya pemerintah dalam mengatasi permsalahan yang terjadi di masyarakat karena koperasi merupakan lembaga yang lebih condong berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.

Menurut Moh Hatta dalam Sitio A. (2001) Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Selanjutnya dikemukakan bahwa gerakan koperasi adalah perlambang harapan bagi kaum ekonomi lemah,berdasarkan self-help dan tolong menolong diantara anggota- anggotanya, sehingga dapat melahirkan rasa saling percaya kepada diri sendiri dalam persaudaraan koperasi yang merupakan semangat baru dan semangat menolong diri sendiri. Arifinal Chaniago dalam Sitio A. (2001) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

Partisipasi merupakan ikut serta dari seseorang atau sekelompok orang dalam meningkatkan potensi terhadap suatu organisasi. Seseorang atau sekelompok orang dalam menyediakan sarana dan prasarana membutuhkan modal serta jejaring kerjasama. Kerjasama yang dibutuhkan oleh masyarakat merupakan kerjasama yang saling menguntungkan. Jejaring yang dapat menyatukan masyarakat adalah koperasi sebagai organisasi dengan tujuan mensejahterakan anggota-anggotanya dan memberikan solusi dari permasalahan-permasalahan yang dialami anggotanya.(Soewardi H, 1995). Sementara partisipasi anggota koperasi berarti anggota memiliki keterlibatan mental dan emosional terhadap koperasi, memiliki motivasi berkontribusi kepada koperasi, dan berbagai tanggung jawab atas pencapaian tujuan organisasi maupun usaha koperasi (Sagimun, M.D. 1990).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan hal pokok yang ada dalam koperasi adalah adanya keterlibatan atau keikutsertaan anggota dan untuk mencapai tujuan bersama. Ismatullah (2003) menjelaskan partisipasi anggota dalam koperasi susu “Warga Mulya”

(10)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

dalam bentuk membeli pedet dari koperasi, memberikan saran baik didalam forum maupun diluar forum, menabung, membeli kebutuhan di koperasi dan meminjam modal.

Terwujudnya partisipasi aktif anggota masyarakat terhadap program akan menimbulkan motivasi untuk mencapai keberhasilan dan dorongan dengan bersikap positif dan merasa bahwa kebutuhan “nyata” menjadi “permintaan dan keinginan” seperti yang diharapkan. Dengan perkataan lain, untuk mencapai keinginan tersebut anggota masyarakat termotivasi berperilaku positif untuk mencapai keberhasilan. Jika motivasi tersebut telah tlmbul, maka upaya untuk berprestasi secara baik merupakan kebutuhan bagi anggota masyarakat yang bersangkutan. Dengan adanya Partisipasi dari anggota koperasi sangat penting untuk meningkatkan kelancaran koperasi dalam melakukan kegiatan dan sanggup memecahkan berbagai masalah yang dialami oleh para anggota koperasi serta dapat mencapai tujuan para anggota koperasi.

Slamet (1999) menuliskan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan partisispasi petani dalam koperasi di Lowa, Amerika Serikat. Studi ini dilatar-belakangi oleh suatu kenyataan bahwa partisipasi dan pengawasan menurun dimana koperasi itu berubah dari bentuknya yang kecil, bersifat informal, dan hubungan antar manusianya bersifat personal menjadi organisasi bisnis yang berskala besar. Bilamana koperasi tumbuh menjadi perusahaan bisnis, mereka dapat bersaing dengan tipe-tipe perusahaan lain. Namun demikian, sekalipun koperasi dapat berhasil dalam menjalankan bisnis, bisa jadi mereka tidak berhasil sebagai organisasi bisnis alternatif bila partisipasi anggota diabaikan. Dalam kasus penelitian ini diperoleh faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi petani dalam koperasi antara lain adalah usia, pendidikan, pekerjaan pokok, lamanya bertani, dan pendapatan.

Kecamatan Samigaluh merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Kulonprogo yang mempunyai suatu kelompok ekonomi yang bernama Koperasi Serba Usaha (KSU) Tunas Maju. KSU Tunas Maju merupakan perserikatan yang dibentuk oleh keswadayaan anggota masyarakat yang ingin menjadikan koperasi ini sebagai sokoguru perekonomian pedesaan. Anggota dari koperasi ini terdiri dari petani, pedagang, wiraswasta, pegawai, pengrajin, dan pelaku industri yang bersama-sama memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan. Koperasi ini melakukan kegiatan perekonomian dan aktivitas sosial seperti unit simpan pinjam, unit warung, unit atsiri, dan unit pemasaran hasil produk. Produk yang dipasarkan di KSU Tunas Maju meliputi produk hasil penyulingan minyak atsiri, cengkeh, padi, kayu dan hasil pertanian lainnya. Kelompok sosial ini bermula dari keswadayaan anggota masyarakat sehingga peranan dan partisipasi anggotanya merupakan faktor penting yang sangat menentukan terbentuknya dan berjalannya koperasi karena tanpa partisipasi dari anggota kopersi maka koperasi tidak akan berkembang. Kegiatan rutin yang diadakan oleh koperasi adalah pertemuan rutin setiap bulan. Dalam pertemuan rutin, anggota koperasi melakukan simpanan wajib dan pembayaran jika anggota ada yang meminjam uang dari koperasi, juga dilakukan pembahasan masalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan koperasi, serta evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan. Kegiatan yang lain adalah

(11)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

menampung hasil usaha anggota yang berbentuk produk yaitu minyak atsiri, cengkeh, kayu, serta padi. Dari kegiatan-kegiatan yang rutin dilakukan koperasi, belum banyak anggota yang berpartisipasi. Misalnya pertemuan rutin setiap bulan hanya diikuti kurang dari setengah anggota koperasi. demikian juga aktifitas pelayanan kantor koperasi terlihat sepi saat musim panen. Masih banyak juga anggota yang menitipkan uang iuran wajib kepada anggota lain saat diadakannya pertemuan rutin. Berdasarkan uraian diatas: Bagaimana tingkat partisipasi anggota terhadap KSU Tunas Maju, serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi partisipasi anggota dalam KSUTunas Maju.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dalam hal ini untuk mengetahui bagaimana respon anggota koperasi terhadap keberadaan koperasi serba usaha “Tunas Maju”. Metode deskriptif artinya metode yang digunakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau meletakkan keadaan subjek atau objek penelitian, dapat berupa individu, lembaga masyarakat dan sebagainya. (Nawawi, 2001). dalam penelitian ini, yang menjadi objek respon adalah anggota koperasi serba usaha “Tunas Maju” di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo.

Teknik pengambilan responden

Pengambilan sampel dapat diperoleh dari data jumlah anggota yang dimiliki koperasi. anggota koperasi terdiri dari 82 anggota dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. Data diambil secara stratified random sampling dengan strata keaktifan 25 anggota aktif dan 57 anggota tidak aktif. Sebanyak 25 anggota aktif diambil semua sebagai sampel, sedangkan 25 sampel anggota tidak aktif diambil secara acak sederhana.

Teknik analisi data

Apabila semua data telah dilkumpulkan dari semua sampel yang ada, kemudian dilakukan tabulasi data. Untuk mengetahui partisipasi anggota dalam Koperasi Serba Usaha Tunas Maju ditentukan dengan menggunakan arithmetic mean. Setelah diperoleh dari perhitungan arithmetic mean kemudian dimasukkan dalam kategori tingkat sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Dapat dilihat pada tabel 1

kategori tersebut diperoleh dari perhitungan interval dan formulasi rumus sebagai berikut:

Untuk mengetahui kategori tingkat partisipasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 1. Kategori Tingkat Partisipasi Anggota Dalam KSU Tunas Maju Kategori Kisaran skor

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 7,00 – 12,25 12,26 – 17,50 17,51 – 22,75 22,76 – 28,00

(12)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

Pembuktian hipotesis dengan analisis kuantitatif non parametris yaitu korelasi

Rank Spearman. Uji korelasi Rank Spearman dimaksudkan untuk mencari keeratan

hubungan variabel Y (partisipasi) dan variabel independen X (faktor yang berpengaruh) dengan menggunakan ukuran dan kategori. Tabel 2 menunjukan kategori hubungan berdasarkan nilai koefisien korelasi Rank Spearman.

Tabel 2. Kategori koefisien korelasi. Koefisien korelasi Kategori

Kurang dari 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 0,90 Lebih dari 0,90 Rendah sekali Rendah tetapi pasti

Cukup berarti Kuat; tinggi

Tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan

Rakhmat (1984)

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:

rs = Nilai korelasi rank spearman

di = selisih antara jenjang dari variable independen (X) dengan dependen (Y) N = banyaknya responden

HASIL DAN PEMBAHASAN

KSU Tunas Maju merupakan kelembagaan yang dibentuk dari sebuah pirukunan. Anggota sepakat bahwa dari sebuah pirukunan ditingkatkan keberadaannya menjadi sebuah koperasi yang kelak dikemudian hari dapat menjadi penyokong ekonomi di pedesaan. Koperasi melakukan berbagai kegiatan diantaranya adalah simpan pinjam, unit warung, unit atsiri, serta pemasaran hasil produk.

Partisipasi anggota KSU tunas maju merupakan unsur terpenting dalam memacu kegiatan-kegiatan di koperasi untuk mempersatukan atau mengikat para anggota supaya ada rasa memiliki terhadap KSU tunas maju. Partisipasi anggota koperasi dapat dilihat dari pemenuhan kegiatan yang diadakan oleh koperasi, pemenuhan kewajiban sebagai anggota koperasi, dan pemenuhan kebutuhan dari koperasi. Setiap anggota koperasi mempunyai kewajiban untuk membayar iuran wajib, membayar hutang, serta menghadiri pertemuan-pertemuan atau rapat bulanan yang dilaksanakan oleh koperasi. Anggota koperasi juga mempunyai hak untuk memberikan saran atau pendapat dan berhak membayar iuran sukarela, hak untuk merumuskan kebijakan. Pemenuhan kebutuhan untuk anggota koperasi adalah menikmati sisa hasil usaha (SHU) yang akan diberikan kepada anggota koperasi setiap tahunnya.

Tingkat Partisipasi Anggota Dalam KSU Tunas Maju.

Partisipasi anggota dalam kopersi terdiri dari berbagai komponen yaitu pertemuan anggota yang dilakukan rutin setiap bulan sekali, unit simpan pinjam, perencanaan

(13)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

koperasi, membayar iuran (simpanan wajib, simpanan deposit, dan simpanan sukarela), perencanaan koperasi, menjual produk ke koperasi, dan membeli produk di koperasi. Tabel 3 menunjukkan skor rata-rata tingkat partisipasi anggota aktif mencapai 3,44 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi sedangkan anggota yang tidak aktif mendapatkan skor rata-rata 2,13 atau kategori sedang. Rapat anggota setiap bulan dan membayar iuran wajib mendapatkan skor yang paling tinggi yaitu 4,00 dengan kategori sangat tinggi. Hal ini dikarenakan dalam setiap pertemuan dalam rapat anggota selalu ada informasi-informasi baru tentang perkembangan koperasi sehingga anggota antusias dalam menghadiri pertemuan rapat anggota pada setiap bulannya. Selain karena ingin mendapatkan informasi baru, pertemuan rapat anggota dilakukan secara bergiliran dari rumah anggota satu ke rumah anggota yang lain, sehingga jika anggota tidak datang, maka tidak akan tahu tempat rapat selanjutnya. Anggota tidak aktif dalam rapat anggota mendapatkan skor rata-rata 2,48 (kategori sedang) karena anggota yang tidak aktif hanya membayar iuran jika ikut pertemuan saja, itupun kebanyakan anggota jarang mengikuti pertemuan rutin bulanan.

Tingkat partisipasi anggota aktif dalam kegiatan unit simpan pinjam juga termasuk sangat tinggi yaitu dengan skor 3,96. Anggota KSU Tunas Maju hampir seluruhnya melakukan kegiatan unit simpan pinjam. Kegiatan unit simpan pinjam biasanya dilakukan setiap hari Sabtu di kantor koperasi, yaitu rumah Bapak Pudjijono serta dilakukan setiap pertemuan rutin tiap bulan. Anggota dapat menyimpan simpanan mulai dari simpanan wajib yang dibayarkan sebesar Rp. 5.000, simpanan deposit dan simpanan sukarela yang dibayarkan secara bebas tidak ditetapkan besar kecilnya. Simpanan sukarela biasanya digunakan untuk uang kas koperasi dan dijadikan dana bantuan kepada anggota yang menjadi ajang pertemuan sebagai dana pengganti konsumsi.

Pada tingkat partisipasi anggota aktif dalam perencanaan-perencanaan koperasi mendapatkan skor 3,20 termasuk dalam kategori tingggi, hal ini dikarenakan anggota selalu aktif dalam memberi masukan-masukan yang berhubungan dalam perkembangan koperasi. Sedangkan anggota yang tidak aktif mendapatkan skor rata-rata 1,56 atau dalam ketegori rendah karena anggota yang tidak aktif tidak pernah memberikan masukan-masukan kepada koperasi dan hanya mengikuti saja kegiatan yang sudah direncanakan.

Tingkat partisipasi anggota aktif dalam meminjam modal kepada koperasi memiliki nilai paling rendah tetapi masih dalam kategori tinggi (skor 2,68). Sebagian besar anggota koperasi yang berkerja sebagai petani jarang meminjam modal kepada koperasi dikarenakan sudah terpenuhi modal dari hasil bertani, dan karena bunga pinjaman yang mencapai 1,5% per bulan sehingga anggota beralih ke bank untuk peminjaman permodalan. Untuk anggota yang tidak aktif dalam tingkat partisipasi peminjaman modal mendapatkan skor 1,76 atau kategori sedang, karena anggota sudah tidak aktif sehingga segan untuk meminjam modal kepada koperasi.

(14)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perolehan Skor Dan Kategori Partisipasi Komponen

Partisipasi

Skor

Anggota Aktif Anggota tidak aktif Jumlah

skor

Kategori Jumlah skor Kategori

pertemuan rutin anggota *) 1 2 3 4 - - - 100 1 22 39 - Jumlah 100 62 Skor rata-rata 4,00 Sangat tinggi 2,48 Sedang USP 1 2 3 4 - - 3 96 1 22 39 - Jumlah 99 62 Skor rata-rata 3,96 Sangat tinggi 2,48 Sedang Perencanaa n koperasi 1 2 3 4 - 8 36 36 12 24 3 Jumlah 80 39 Skor rata-rata 3,20 Tinggi 1,56 Rendah Membayar iuran wajib* 1 2 3 4 - - - 100 3 38 9 - Jumlah 100 50 Skor rata-rata 4,00 Sangat tinggi 2,00 Sedang Meminjam modal 1 2 3 4 - 16 51 - 8 30 6 - Jumlah 67 44 Skor rata-rata 2,68 Tinggi 1,76 Sedang Menjual produk 1 2 3 4 1 18 24 28 6 24 21 - Jumlah 71 51 Skor rata-rata 2,84 Tinggi 2,04 Sedang Membeli 1 - 6

(15)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

produk 2 3 4 6 24 56 8 24 28 Jumlah 86 66 Skor rata-rata 3,44 Sangat tinggi 2,64 Tinggi Skor rata-rata partisipasi 3,44 Sangat tinggi 2,13 Sedang *) setiap bulan

Kategori 1,00 - 1,75: rendah 2,51 – 3,25: tinggi 1,76 – 2,50: sedang 3,26 – 4,00: sangat tinggi

Pada kegiatan membeli produk mendapatkan skor 3,44, yang masuk dalam kategori sangat tinggi, dan skor ini lebih tinggi dibandingkan skor dari kegiatan menjual produk ke koperasi, hal ini dikarenakan di koperasi terutama unit warung menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari untuk anggota koperasi, sehingga para anggota lebih sering membeli produk ke warung koperasi. Kegiatan menjual produk hanya sebagian anggota saja yang aktif menjual produk ke koperasi, yaitu anggota yang memiliki penyulingan minyak atsiri dan hasil produk berupa biji cengkeh yang sudah kering, sehingga hasil minyak atsiri dan cengkeh selalu dijual ke koperasi, sedangkan untuk hasil pertanian yang lain seperti padi dan ketela dijual ke pedagang lain karena harga yang ditawarkan pedagang lain lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan oleh koperasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Kekuatan Persaingan.

Persaingan dalam hal ini adalah lembaga ekonomi lain yang ada di sekitar KSU Tunas Maju seperti toko lain, tengkulak, dan rentenir. Analisis persaingan dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada anggota koperasi tentang perbandingan kemudahan dalam menjangkau KSU Tunas Maju, harga jual antara koperasi dengan toko lain, harga beli dengan toko atau tengkulak yang ada di sekitar koperasi, serta kemudahan dalam meminjam modal di koperasi dengan lembaga ekonomi lain. Data pada tabel 4 akan menunjukan skor rata-rata kekuatan persaingan.

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa penilaian anggota aktif terhadap kekuatan persaingan dalam kategori rendah dengan skor rata-rata berada pada nilai 1,60. Rata-rata perbandingan strategisnya tempat adalah skor 1,80 yang masuk dalam kategori sedang. Hal ini disebabkan jarak antara kopersi dan lembaga ekonomi selain koperasi berjarak antara 100 meter, sehingga anggota menganggap jarak antara koperasi dengan lembaga ekonomi lain sama dan dapat dikatakan bahwa koperasi sama strategisnya dengan lembaga ekonomi lain. Ada beberapa anggota yang menganggap jarak koperasi dengan lembaga ekonomi lain lebih jauh dan tempatnya kurang strategis, yaitu anggota yang memiliki tempat tinggal dengan jarak lebih dari 3 km dari koperasi dan kebanyakan anggota yang menganggap letak koperasi kurang strategis adalah anggota yang kurang aktif dalam koperasi.

Menurut penilaian anggota aktif, harga jual di koperasi lebih murah dibandingkan dengan di lembaga ekonomi lain, tetapi ada juga anggota yang menilai bahwa harga jual

(16)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

di kopersi sama dengan harga yang ada di lembaga ekonomi lain. Walaupun terkendala oleh jarak koperasi dengan tempat tinggal anggota yang agak jauh tetapi ada anggota koperasi yang memiliki persepsi bahwa harganya tetap lebih murah dibandingkan dengan lembaga ekonomi lain. Anggota yang menilai bahwa harga yang ditawarkan di koperasi lebih mahal sebagian besar adalah anggota yang tidak aktif. Dalam penjualan produk, anggota yang rumahnya jauh dari koperasi lebih memilih menjual produk kepada lembaga ekonomi lain yaitu tengkulak yang rumahnya dekat dengan rumah anggota karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi. Walaupun anggota tidak menjual hasil produknya ke koperasi, tetapi anggota mengetahui perbandingan harga yang ditawarkan koperasi dengan harga yang ditawarkan oleh lembaga ekonomi lain, sehingga anggota dapat memilih untuk menjual hasil produksinya.

Sementara kemudahan dalam meminjam modal anggota aktif menganggap bahwa lebih mudah meminjam di koperasi, sedangkan anggota tidak aktif menganggap bahwa lebih mudah meminjam modal kepada lembaga ekonomi lain, karena koperasi hanya melayani simpan pinjam pada hari sabtu dan pertemuan rutin, sedangkan anggota membutuhkan tida hanya pada hari itu, sehingga anggota lebih banyak meminjam ke rentenir atau bank konvensional yang ada di sekitar koperasi.

Tabel 4. Rata-Rata Skor Berdasarkan Pesaing Komponen pesaing

Kategori Skor

Anggota aktif Anggota tidak aktif

Jumlah Kategori Jumlah Kategori

Strategis Lebih strategis

koperasi 1 15 5 Sama 2 18 28 Lebih strategis lembaga ekonomi lain 3 12 18 Jumlah 45 51

Skor rata-rata 1,80 Sedang 2,04 Sedang

Harga jual koperasi (warung) Lebih murah di koperasi 1 17 2 Sama 2 14 26 Lebih murah di lembaga ekonomi lain 3 9 30 Jumlah 40 58

Skor rata-rata 1,60 Rendah 2,32 Sedang

Harga beli koperasi Lebih mahal di

koperasi 1 15 3

Sama 2 16 28

(17)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

lembaga ekonomi lain

Jumlah 37 55

Skor rata-rata 1,48 Rendah 2,20 Sedang

Kemudahan dalam meminjam modal (bank, renternir) Lebih mudah di koperasi 1 16 3 Sama 2 10 12 Lebih mudah di lembaga ekonomi lain 3 12 48 Jumlah 38 63

Skor rata-rata 1,52 Rendah 2,52 Kuat

Total skor rata-rata 1,60 Rendah 2,27 Sedang

Kategori: 1,00 – 1,66: rendah 1,67 – 2,33: sedang 2,34 – 3,00: kuat

Sisa Hasil Usaha (SHU).

Setiap anggota koperasi akan menerima SHU sebesar 2% dari keuntungan tiap tahunnya berdasarkan banyaknya barang-barang yang dijual ke koperasi, semakin banyak produk yang dijual ke koperasi maka akan semakin besar SHU yang akan diterima oleh anggota. SHU biasanya akan dibagikan bersamaan dengan agenda tutup buku di pada bulan terakhir di setiap tahunnya. Dengan ketentuan dari koperasi pembagian SHU sebagai berikut: Dana cadangan: 40%, Jasa anggota: 40 %, Dana pengurus: 5 %, Dana karyawan: 5 %, Dana sosial: 5 %

Serta dihitung dengan rumus: SHU

=

Usaha anggota modal anggota

Tabel 5 menunjukkan skor rata-rata penilaian anggota koperasi terhadap SHU yang dibagikan setiap tahun.

Tabel 5. Perolehan Skor Rata-Rata Penilaian Anggota Terhadap SHU Yang Dibagikan. No. Penilaian terhadap SHU Skor Anggota Aktif Skor rata-rata Anggota Tidak Aktif Skor rata-rata 1. Kecil 1 1 2,60 13 1,52 2. Sedang 2 13 11 3. Besar 3 6 1 4. Sangat besar 4 5 - Jumlah 25 25 *) 0 – 125.000: Kecil

(18)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

125.001 – 250.000: Sedang 250.001 – 375.000: Besar Lebih dari 375.000: Sangat besar

Penilaian anggota aktif terhadap SHU berada pada skor rata-rata 2,60 yang termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan anggota tidak aktif beranggapan bahwa SHU yang diberikan koperasi adalah kecil, dengan skor rata-rata 1,52 atau dalam kategori randah.

Anggota yang menilai SHU yang diterima besar adalah anggota yang berkerja sebagai petani dan penyuling minyak atsiri. Sebagian anggota selalu menjual produk hasil pertanian kepada koperasi, sedangkan pengrajin minyak atsiri selalu menjual minyak atsiri yang diproduksi kepada koperasi sehingga SHU yang diterima sangat besar. Sedangkan anggota yang menilai SHU yang diterima kecil adalah anggota yang bekerja sebagai wiraswasta dan guru karena jarang menjual produk ke koperasi, bahkan ada beberapa anggota yang tidak pernah menjual produk kepada koperasi sehingga mendapatkan SHU yang kecil.

Intensitas Pengurus Koperasi.

Faktor Intensitas pengurus dilihat dari penilaian anggota terhadap kinerja dan intensitas pengurus dalam berbagai komponen. Komponen tersebut adalah kualitas pelayanan koperasi dari segi intensitas keberadaan pengurus di kantor koperasi untuk melayani anggota, intensitas pengurus dalam menyediakan kebutuhan anggota, intensitas pengurus dalam menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, serta penyampaian pengetahuan baru pada setiap pertemuan rutin bulanan. Perolehan skor rata-rata intensitas pengurus KSU Tunas Maju dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6. Perolehan Skor Rata-Rata Berdasarkan Intensitas Pengurus Koperasi. Komponen intensitas

pengurus Skor Anggota aktif Anggota tidak aktif Jumlah

skor Kategori

Jumlah

skor Kategori

Intensitas keberadaan pengurus di koperasi 1 2 3 4 - 4 57 16 10 28 3 - Jumlah - 77 41

Skor rata-rata 3,08 Sedang 1,64 Rendah

Intensitas pengurus dalam

menyediakan kebutuhan anggota 1 2 3 4 - 8 42 28 4 34 12 - Jumlah 78 50

Skor rata-rata 3,12 Tinggi 2,00 Sedang

(19)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

laporan keuangan tepat waktu 2 3 4 4 36 44 Tinggi 48 3 - Jumlah 84 51

Skor rata-rata 3,36 2,04 Sedang

Intensitas menyampaikan

pengetahuan baru kepada anggota koperasi 1 2 3 4 - - 45 40 3 26 27 - Jumlah 85 56

Skor rata-rata 3,40 Tinggi 2,24 Sedang

Total rata-rata skor 3,24 Tinggi 1,98 Sedang

*) 1: Tidak pernah 3: Sering Kategori 1,00 - 1,75: rendah 1,76 – 2,50: sedang 2: Kadang-kadang 4: Selalu 2,51 – 3,25: tinggi 3,26 – 4,00: sangat tinggi

Kemanfaatan kopersi.

Faktor kemanfaatan kopersi dilihat dari penilaian anggota apakah setelah adanya kopersi memberikan manfaat yang lebih baik kepada anggotannya. Komponennya dilihat dari apakah anggota merasakan hubungan sosial antar anggota semakin erat, apakah setelah adanya koperasi anggota dapat meperoleh tambahan pendapatan, dan apakah dengan adanya koperasi anggota dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pada tabel 7 menunjukkan perolehan skor rata-rata kemanfaatan kopersi bagi anggota koperasi aktif sebesar 2,50 dan termasuk dalam kategori tinggi dan bagi anggota yang tidak aktif sebesar 2,14 dan termasuk dalam kategori sedang. Komponen bertambahnya pendapatan masuk dalam kategori sedang dengan skor rata-rata sebesar 2,04, hal ini sejalan dengan prinsip koperasi yang mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera, begitu juga KSU Tunas Maju yang bertekad mewujudkan kesejahteraan para anggotanya.

Tabel 7. Perolehan Skor Rata-Rata Berdasarkan Kemanfaatan Koperasi Komponen kemanfaatan

koperasi Skor

Anggota aktif Anggota tidak aktif Jumlah

skor

Kategori Jumlah

skor kategori

Hubungan sosial anggota semakin erat 1 2 3 - 20 45 - 16 51 Jumlah (orang) - 65 67

Skor rata-rata 2,60 Tinggi 2,68 Tinggi

Bertambahnya pendapatan 1 2 3 5 22 24 9 30 3 Jumlah (orang) 5 51 42

(20)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

Kemudahan dalam memenuhi kebutuhan 1 2 3 - 6 66 - 46 6 Jumlah (orang) 72 52

Skor rata-rata 2,88 Tinggi 2,08 Sedang

Total rata-rata skor 2,50 2,14

Skor: 1: tidak kategori 1,00 – 1,66: rendah

2: ragu-ragu 1,67 – 2,33: sedang

3: ya 2,34 – 3,00: tinggi

Anggota yang menilai dengan menjadi anggota koperasi dapat meningkatkan pendapatan adalah anggota yang bermotivasi untuk meningkatkan kualitas dalam hidup dan sebagian besar adalah anggota yang memiliki pendidikan terakhir diatas SLTP. Tingginya pendidikan terakhir mempengaruhi pola pemikiran anggota yang menganggap bahwa dengan masuk dalam anggota koperasi dapat menambah pendapatan karena tidak hanya mempertimbangkan dari besarnya uang yang diterima dari koperasi, tetapi juga mempertimbangkan harga yang lebih murah di koperasi dibandingkan dengan toko lain.

Terdapat anggota yang menganggap bahwa mempererat hubungan sosial biasa saja adalah anggota yang bekerja sebagai wiraswasta dan dagang. Dengan pekerjaan tersebut mereka tidak banyak memiliki waktu luang untuk berkumpul dengan anggota lain karena lebih sibuk dengan pekerjaanya tersebut, sehingga mereka merasa pekerjaan lebih penting dibandingkan dengan berkumpul dengan anggota koperasi yang lainnya.

Anggota tidak aktif menganggap bahwa dengan bergabung dan berpartisipasi dengan koperasi dapat mempererat hubungan sosial yang ditunjukkan dengan skor rata-rata 2,68 dengan kategori tinggi, hal ini umum dirasakan oleh masyarakat pedesaan bahwa mengikuti kegiatan didalam perkumpulan akan mempererat hubungan sosial antar anggota. Anggota tidak aktif yang menilai bahwa dengan berpartisipasi dalam koperasi akan meningkatkan pendapatan mendapatkan skor rata-rata sebesar 1,68 dan masuk dalam kategori rendah. Hal ini disebabkan karena mereka menilai besarnya nilai SHU yang diperoleh tiap tahun tidak memberikan sumbangan pendapatan bagi anggota.

Hubungan Antara Partisipasi Anggota Dengan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.

Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan diduga bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota koperasi adalah profil anggota, kemampuan pengurus koperasi, Sisa hasil usaha, dan kemanfaatan koperasi. serta faktor eksternal yang meliputi kekuatan pesaing. Tabel 8 menunjukkan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi dengan partisipasi anggota KSU Tunas Maju.

(21)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

Tabel 8. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Partisipasi Anggota Koperasi. Faktor-faktor Rank Spearman Kategori

Umur 0.331(*) Rendah tetapi pasti

Pendapatan 0.360(*) Rendah tetapi pasti

Pendidikan 0.060 ns Rendah sekali

Sisa Hasil Usaha 0.630(**) Cukup berarti

intensitas pengurus koperasi 0.835(**) Kuat; tinggi

Kemanfaatan koperasi 0.770(**) Kuat; tinggi

Persaingan -0.760(**) Kuat; tinggi

*signifikansi 5% ** signifikansi 1%

Dari data tabel 8 dapat diketahui bahwa umur dan pendapatan berhubungan nyata dengan partisipasi anggota KSU Tunas Maju pada taraf kesalahan 5%. Sedangkan sisa hasil usaha, kinerja pengurus koperasi, kemanfaatan koperasi, dan pesaing berhubungan nyata terhadap partisipasi anggota pada taraf kesalahan 1%.

Umur anggota berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi dalam taraf kesalahan 5%. Dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,331 dan masuk dalam kategori rendah tetapi pasti, berdasarkan analisis korelasi dapat dikatakan bahwa semakin tua umur anggota tidak menjadikan halangan untuk tetap aktif berpartisipasi dalam kegiatan koperasi, usia tua akan lebih memiliki waktu luang dalam koperasi, karena sudah tidak bekerja seperti layaknya usia muda.

Pendapatan berhubungan nyata dengan partisipasi anggota koperasi dengan nilai korelasi 0,360 yang masuk dalam kategori rendah tapi pasti. Semakin tinggi pendapatan anggota, maka partisipasi terhadap koperasi akan semakin tinggi. Anggota koperasi sebagian besar memiliki pendapatan yaitu sebesar Rp. 250.000 – Rp. 1.000.000 sehingga banyak yang berpartisipasi dalam koperasi karena ingin mendapatkan pendapatan tambahan dari koperasi.

Pendidikan tidak berhubungan nyata dengan partisipasi anggota dalam koperasi, ini dilihat dari nilai koefisien korelasi 0,060 dengan kategori rendah sekali yang menunjukkan lemahnya hubungan antara partisipasi dengan pendidikan yang ditempuh oleh anggota koperasi, sehingga pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat partisipasi anggota dalam koperasi.

Faktor berikutnya adalah SHU, yang memiliki hubungan cukup kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,630 pada taraf kesalahan 1%. Semakin banyak SHU yang diterima anggota, maka partisipasi anggota akan semakin tinggi. SHU didapatkan dari hasil penjualan produk kepada koperasi, semakin banyak produk yang dijual ke koperasi, maka SHU yang didapatkan akan semakin tinggi. Dari hasil data primer terolah, SHU yang didapatkan anggota dalam kategori tinggi. Walaupun kebanyakan anggota menilai bahwa SHU yang didapatkan dalam kategori sedang. Partisipasi dalam koperasi dapat meningkat jika banyak anggota koperasi yang menjual produk kepada koperasi dan akan mendapatkan SHU yang tinggi.

Faktor intensitas pengurus dan kemanfaatan koperasi memiliki nilai korelasi Rank Spearman yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 0,835 dan menunjukkan

(22)

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014

kuatnya hubungan antara partisipasi anggota terhadap intensitas pengurus dan kemanfaatan koperasi. Dari data primer terolah menunjukan penilaian anggota terhadap intensitas pengurus termasuk dalam kategori tinggi, sehingga dikatakan bahwa semakin baik intensitas pengurus dalam koperasi, maka partisipasi anggota semakin tinggi, hal ini menunjukan bahwa kepercayaan anggota terhadap pengurus sangat tinggi, dan jika pengurus bagus dalam mengelola koperasi, maka koperasi akan lebih baik lagi. Begitu juga dengan kemanfaatan koperasi, semakin koperasi memberikan manfaat yang positif bagi anggota, maka partisipasi anggota akan semakin tinggi. Tingginya partisipasi terhadap kemanfaatan koperasi karena selain koperasi dijadikan sebagai lembaga ekonomi, koperasi juga sekaligus sebagai lembaga sosial karena anggota lebih mengutamakan kekeluargaan antar anggota koperasi.

Faktor persaingan juga memiliki pengaruh terhadap partisipasi anggota koperasi, pesaingan dalam hal ini adalah strategisnya tempat, harga jual, harga beli, dan kemudahan dalam peminjaman modal, Nilai korelasi dari tempat strategis adalah -0,760 dengan taraf kesalahan 1% dengan kategori cukup berarti jika letak koperasi semakin strategis maka anggota akan lebih tinggi tingkat partisipasinya terhadap koperasi, karena anggota akan lebih mudah dalam mengakses untuk memenuhi kebutuhan di koperasi, sementara jika harga yang ditawarkan koperasi untuk membeli produk dari anggota lebih tinggi, maka anggota akan semakin sering menjual produk ke koperasi dan secara otomatis partisipasi akan semakin tinggi, begitu juga jika harga barang-barang kebutuhan yang disediakan koperasi lebih murah, maka tingkat partisipasi anggota akan semakin tinggi. Untuk kemudahan dalam meminjam modal, jika semakin dipermudahkan dalam meminjam modal kepada koperasi, maka partisipasi anggota akan semakin tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Secara keseluruhan partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi dapat dikategorikan tinggi, akan tetapi tingkat partisipasi anggota dalam perencanaan-perencanaan koperasi dan peminjaman modal perlu ditingkatkan. Tingkat partisipasi berkorelasi nyata pada taraf kesalahan 5% dengan umur, pendapatan, sisa hasil usaha, kemampuan pengurus koperasi, kemanfaatan koperasi serta kekuatan pesaing. Dalam artian jika semakin tua umur anggota dan semakin tinggi pendapatan maka partisipasi akan semakin tinggi, begitu juga jika sisa hasil usaha, kemampuan pengurus, dan kemanfaatan koperasi ditingkatkan maka partisipasi anggota dalam koperasi akan semakin tinggi.

Meskipun tingkat partisipasi anggota dalam koperasi termasuk dalam kategori tinggi yang ternyata dipengaruhi oleh kemampuan pengurus dan kemanfaatan koperasi, diharapkan pengurus lebih meningkatkan kinerjanya dalam koperasi, walaupun termasuk dalam kategori tinggi tetapi belum mencapai nilai yang tertinggi. Untuk meningkatkan partisipasi anggota dapat dilakukan dengan menambahkan SHU anggota dan mempersempit kekuatan pesaing dengan lebih menawarkan harga tinggi dalam pembelian produk dari anggota koperasi.

(23)

Mei, 2014

Seminar Nasional

Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

DAFTAR PUSTAKA

Aromatika, D.2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota Pada Kud Makmur Jaya Kecamatan Jekulo Kudus. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/7609/ daikses pada hari sabtu, 26 oktober 2013 pukul 10:34

Aryani, S. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tenaga kerja pengisian kantong polybag pada persemaian bibit jati (tectona grandis Lf) di CV. Perkasa Kabupaten Banjarnegara. Fakultas pertanian, UMY. Yogyakarta.

Herman Soewardi. 1995. Filsafat Koperasi atau Cooperativism. UPT Penerbitan Ikopin.

http://linaanggreni.blogspot.com/2012/10/pengertiankoperasi-yang-saya-peroleh.html diakses pada hari: senin 7 oktober 2013 pukul 09:00

http://odeliajulita.blogspot.com/2011/09/pengertian-koperasi.html diakses pada: kamis, 3 januari 2013 pukul 19:15.

http://sahabatsekampung.blogspot.com diakses pada: jumat,4 januari pukul 09:15 http://www.kopindo.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=402:penge

rtian-koperasi-menurut-para-ahli&catid=208:pengertian&Itemid=40 diakses pada: Jumat, 4 januari 2013 pukul 09:30

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/10/pengertian-dan-jenis-jenis-koperasi/ diakses pada hari Rabu, Tanggal 16 oktober 2013 pukul 08:15.

Ismatullah. 2003. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota Koperasi Susu “Warga Mulya” Sleman. Skripsi. Fakultas Pertanian UMY. Yogyakarta. Kartasapoetra, G. 1992. Praktek Pengelolaan Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.

Kusnandar, D. 1994. Metode Statistik dan Aplikasinya Dengan Minitab Dan Excel. Madyan Press. Yogyakarta.

Nawawi, H. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Nazir. 1993. Methode penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Rakhmat, J. 1984. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung Sagimun, M.D. 1990. Koperasi Indonesia. CV Masagung. Jakarta.

Slamet, S. 1999. Dinamika Kelompok. Bumi Aksara. Jakarta

Gambar

Tabel 8. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Partisipasi Anggota Koperasi.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat beberapa faktor yang berperan secara signifikan dalam tingkat yearning seseorang, yaitu waktu setelah hubungan berakhir, tingkat kualitas hubungan, tingkat

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 103 mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Riau, didapatkan pengalaman berorganisasi mahasiswa angkatan 2012 yang

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Analisis

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa antara gaya belajar (X) dengan kecerdasan intrapersonal (Y) terdapat hubungan positif yang

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa diantara lima indikator kecerdasan sosial yaitu memiliki kemampuan berempati, keterampilan berkomunikasi dengan

Hasil uji beda t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,1) antara remaja laki-laki dan perempuan dalam keterikatan dengan peer group dimana rata-rata skor

Manfaat penelitian ini bagi peneliti sendiri adalah sebagai sarana pengembangan dan aplikasi ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan gambaran mengenai perilaku

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi orang tua dan guru terhadap keamanan pangan jajanan anak sekolah sebagai dasar