MAKALAH
MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL JIWA
(MPKP JIWA)
Disusun Oleh: Kelompok 3
Imam Nasrudin 220112130004 Yuli Wahyuni 220112130014 Fitri Ayu Laksmi 220112130010 Debbie Mutia Putri 220112130096 Fatia Huriati 220112130044 Anita Pallas 220112130077 Dwi Puspitasari 220112130095 Osepnitta M 220112130080 Sherly 220112130100
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROFESI KEPERAWATAN JIWA ANGKATAN XXVI
BANDUNG
A. Konsep MPKP di Rumah Sakit Jiwa
Di rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan meliputi 3 jenis yaitu:
1. MPKP Transisi
MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang pendidikan SPK, namun Kepala Ruangan dan Ketua Timnya minimal dari D3 Keperawatan
2. MPKP Pemula
MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan. 3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu
MPKP I
MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 keperawatan tetapi Kepala Ruangan (Karu) dan Ketua Tim (Katim) mempunyai pendidikan minimal S1 Keperawatan.
MPKP II
MPKP Intermediate dengan tenaga minimal D3 Keperawatan dan mayoritas Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa.
MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa.
B. Pilar MPKP
Pilar-pilar professional diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan professional yang dipaparkan dalam bentuk 4 modul. Modul-modul tersebut adalah:
Modul I : Management Approach Modul II : Compensatory Reward Modul III : Professional Relationship Modul IV : Patient Care Delivery
C. Perencanaan di Ruang MPKP
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan.
1. Visi di Ruang MPKP
Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi. Contoh visi di Ruang MPKP RSMM Bogor adalah “Mengoptimalkan kemampuan hidup klien gangguan jiwa sesuai dengan kemampuannya dengan melibatkan keluarga.”
2. Misi Di Ruang MPKP
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. Contoh misi di Ruang MPKP di RSMM Bogor adalah “Memberikan pelayanan prima secara holistik meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual dengan pendekatan keilmuan keperawatan kesehatan jiwa yang professional.”
3. Filosofi di Ruang MPKP
Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu.
Beberapa contoh pernyataan filosofi :
Individu memiliki harkat dan martabat
Individu mempunyai tujuan tumbuh dan berkembang Setiap individu memiliki potensi berubah
Setiap orang berfungsi holistik (berinteraksi dan bereaksi terhadap lingkungan)
4. Kebijakan di ruang MPKP
Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan. Contoh kebijakan di ruang MPKP RSMM Bogor:
5. Rencana Jangka Pendek di Ruang MPKP
Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan dan tahunan.
a. Rencana Harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference.
Rencana Harian Kepala Ruangan
Isi rencana harian Kepala Ruangan meliputi: - Asuhan keperawatan,
- Supervisi Katim dan Perawat pelaksana
- Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait. Contoh Rencana Harian Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.1.
Tabel I.1. Rencana Harian Kepala Ruangan
Nama : Ruangan : Tangga l:
Jumlah perawat: Jumlah pasien :
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek SDM dan sarana prasarana.
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll) 09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien
yang memerlukan perhatian khusus
10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana Perawat 1 :………..(nama)
………(tindakan) Perawat 2 :………..(nama) ………(tindakan) Perawat 3 :………..(nama)
………(tindakan) 11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat
terstruktur/insidentil
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi
Ishoma
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam dan esok hari sesuai tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference 14.00 Operan
Rencana Harian Ketua Tim Isi rencana harian ketua tim adalah:
- Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya
- Melakukan supervisi perawat pelaksana
- Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain. - Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas
Contoh Rencana Harian Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.2.
Tabel I.2. Rencana Harian Ketua Tim
Nama Perawat: Ruangan: Tanggal:
Nama pasien :
1. ________________ 4. ______________ 2. ________________ 5. ______________ 3. ________________ 6. ______________
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1 orang)
Membimbing makan dan memberi obat pasien 08.00 Pasien 1………(tindakan)
Pasien 2………(tindakan) Pasien 3………..(tindakan) 09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan
kebutuhan)
Perawat 1...(nama) ………..(tindakan) Perawat 2...(nama) ...(tindakan) 10.00 Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok 11.00 Pasien 1………(tindakan)
Pasien 2………(tindakan) Pasin 3………..(tindakan) 12.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Ishoma
13.00 Post conference dan menulis dokumentasi Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas 14.00 Operan
Rencana Harian Perawat Pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.
Tabel I.3. Rencana Harian Perawat Pelaksana
Nama perawat : Ruangan : Tanggal:
Nama pasien :
1. _____________ 4. ___________________ 2. _____________ 5. ___________________ 3. _____________ 6. ___________________
Waktu Kegiatan Ket
07.00 14.00 21.00 Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang) Membimbing makan dan memberikan obat (dinas pagi) 08.00 15.00 22.00 Pasien 1………(tindakan) Pasien 2………(tindakan) Pasien 3………(tindakan) 09.00 16.00 23.00 Pasien 4………(tindakan) Pasien 5………(tindakan) Pasien 6………(tindakan) 10.00 17.00 24.00 Pasien 1………(tindakan) Pasien 2………(tindakan) Pasien 3………(tindakan) 11.00 18.00 05.00 Pasien 4………(tindakan) Pasien 5………(tindakan) Pasien 6………(tindakan) 12.00 19.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Istirahat
13.00 20.00 06.00 Post Conference (jika tim lebih dari satu orang) dan dokumentasi askep
Penilaian Rencana Harian Perawat
Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi menggunakan instrumen jurnal rencana harian (Tabel I.4). Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.
Tabel I.4. Dokumentasi Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat
No Nama Perawat Bulan : 1 2 3 4 5 6 7 30 Jml % 1 Ali 0 0 9 100 2 Adi - 0 9 90 3 Ani 0 0 9 100 4 Ami 0 0 0 8 100 5 Aki - 0 9 90 6 Bona 0 - 0 8 88,9 7 Buni 0 0 9 100 8 Buri 0 0 9 100
Keterangan ( ) Perawat membuat rencana harian ( - ) Perawat tidak membuat rencana harian ( 0 ) Perawat libur
Presentasi RH = Jumlah RH yg dibuat x 100% Jumlah hari dinas pd bulan tersebut
b. Rencana Bulanan
Rencana Bulanan Karu
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rrencana tindak lanjut dalan rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah:
- Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga - Membuat jadual dinas
- Membuat jadual petugas TAK
- Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat - Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
- Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana - Melakukan audit dokumentasi
- Membuat laporan bulanan
Contoh Rencana Bulanan Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.5.
Tabel I.5. Rencana Bulanan Kepala Ruangan
RENCANA KEGIATAN BULANAN KEPALA RUANGAN MPKP Bulan : ______________________
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 Rapat Rgn LapBul 2 Supervisi Katim 3 Audit dok 4 Supervisi PA 5 Audit dok 6 Penkes Klp Klg 7 8 Rapat koord 9 Supervisi Katim 10 Audit dok 11 Supervisi PA 12 Audit dok 13 Case Conf 14 15 16 Supervisi Katim 17 Audit dok 18 Supervisi PA 19 Audit dok 20 Penkes Klp Klg 21 22 Menyusun jadwal Dinas 23 Supervisi Katim 24 Audit dok 25 Supervisi PA 26 Audit dok 27 Case Conf 28 29 Rapat Koord 30 Supervisi Katim 31 Audit dok
Mengetahui Kepala Ruangan
( ………..) Rencana Bulanan Ketua Tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-egiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah: - Mempresentasikan kasus dalam case conference
- Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga - Melakukan supervisi perawat pelaksana
Contoh Rencana Bulanan Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.6.
Tabel I.6. Rencana Bulanan Ketua Tim RENCANA KEGIATAN BULANAN KETUA TIM MPKP Bulan : ______________________
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 Rapat Ruangan 2 Supervisi PA 3 Supervisi PA 4 Supervisi PA 5 Supervisi PA 6 Case Conf Penkes Klg 7 8 Alokasi pasien 9 Supervisi PA 10 Supervisi PA 11 Supervisi PA 12 Supervisi PA 13 Case Conf Penkes Klg 14 15 Alokasi pasien 16 Supervisi PA 17 Supervisi PA 18 Supervisi PA 19 Supervisi PA 20 Case Conf Penkes Klg 21 22 Menyusun jadwal 23 Supervisi PA 24 Supervisi PA 25 Supervisi PA 26 Supervisi PA 27 Case Conf Penkes Klg 28
dinas Tim 29 Menyusun Laporan Tim 30 Koordinasi dg Katim menyusun Lap Bln 31 Menyusun Laporan Bulanan
Ketua Tim Kepala Ruangan
( ………..) ( ………)
c. Rencana Tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:
Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan
Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannnya di masa mendatang
Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
D. Pengorganisasian di Ruang MPKP
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan Sistem Penugasan Modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana. Setiap Tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari:
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian stuktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan
Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.
1. Struktur Organisasi Ruang MPKP
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan (Bagan 1.1).
Bagan 1.1. Struktur Organisasi Ruangan MPKP
KEPALA RUANGAN TIM I KETUA TIM Ketua Tim ANGGOTA TIM Perawat Pelaksana 8 – 10 Klien TIM II KETUA TIM Ketua Tim ANGGOTA TIM Perawat Pelaksana 8 – 10 Klien
2. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP
a. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui test.
b. Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam)
c. Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim.
d. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu, Kepala Ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim lain ke Tim yang mengalami kekurangan anggota
e. Ketua Tim menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim.
f. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya
h. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Jiwa lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling ekspert yang ada di dalam tim
i. Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasi
j. Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan struktur organisasi dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.7:
Tabel I.7. Evaluasi Kegiatan Menyusun Struktur Organisasi
No Aspek yang di Nilai Dilakukan Tidak dilakukan Keterangan 01 Menggambarkan
kedudukan kepala ruangan
02 Adanya posisi tim I dan II
03 Gambaran jumlah perawat pelaksana 04 Jumlah pasien yang
dikelola Keterangan :
Dilakukan : 1 Tidak dilakukan : 0
3. Uraian Tugas (Job Deskripsi) Personil di MPKP a. Kepala Ruangan 1) Management Approach: a) Perencanaan Menyusun visi Menyusun misi Menyusun filosofi
Menyusun Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunan b) Pengorganisasian
Menyusun struktur organisasi Menyusun jadwal dinas Membuat daftar alokasi pasien c) Pengarahan
Memimpin operan
Menciptakan iklim motivasi Mengatur pendelegasian Melakukan supervisi d) Pengendalian
Mengevaluasi indikator mutu Melakukan audit dokumentasi
Nilai Aktivitas Penyusunan Struktur Organisasi: Jumlah nilai yg dilakukan x 100% 4
Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan 2) Compensatory reward
a) Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana b) Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
3) Professional relationship
a) Memimpin rapat keperawatan b) Memimpin konferensi kasus c) Melakukan rapat timkesehatan d) Melakukan kolaborasi dengan dokter 4) Pasien care delivery
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan konsep diri; harga diri rendah
b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses piker: waham
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
b. Ketua Tim
1) Management Approach a) Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan) b) Pengorganisasian
Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana c) Pengarahan
Memimpin pre conference Memimpin post conference
Menciptakan iklim motivasi di timnya Mengatur pendelegasian dalam timnya
Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya d) Pengendalian
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh Perawat Pelaksana
Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana 2) Compensatory Reward
a) Menilai kinerja perawat pelaksana 3) Professional Relationship
a) Melaksanakan konfrensi kasus b) Melakukan kolaborasi dengan dokter 4) Patient Care Delivery
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri harga diri rendah
b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses piker: waham
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
c. Perawat pelaksana 1) Perencanaan
a) Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian,) 2) Patient Care Delivery
harga diri rendah
b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses pikir: waham
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
4. Daftar Dinas Ruangan
Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadwal dinas pada minggu yang selanjutnya bekerja sama dengan Ketua Tim. Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore dan malam, dan yang lepas dari dinas ( libur ) malam hari dan yang libur. Contoh Daftar Dinas seminggu dapat dilihat pada tabel I.8.
Tabel I.8. Daftar Dinas Ruangan Disusun Berdasarkan Tim No Nama Petugas Sn Sl Rb Km Jm Sb M Sn 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Karu P P P P P P L P Tim I 2 Katim P P P P P P L P 3 PA. A M M M M - L P P 4 PA. B P P P P L S P S 5 PA. C S L S S S S S L 6 PA .D S* S* S* L M* M* M* M 7 PA. E P S L S S S S S* Tim II 8 Katim P P P P P P L P
9 PA. F S S S S* L P P P 10 PA G M* M* M* M* - L P P 11 PA H P P P P P L S S 13 PA I P P P L S* S* S* S 14 PA.J S S S L M M M M* Pagi 7 6 6 5 4 4 4 6 Sore 4 3 4 3 3 5 4 4 Malam 2 2 2 2 2 2 2 2 Keterangan:
P : Pagi S : Sore M : Malam L: Libur * : Penanggung jawab
Daftar dinas dapat dievaluasi dengan menggunakan instrumen pada table I.9.
Tabel I.9. Evaluasi Kegiatan Penyusunan Daftar Dinas Ruangan MPKP No Aspek yang dinilai Dilakukan Tidak dilakukan Ket 01 Menggunakan format
yang disediakan 02 Tercantum nama-nama
perawat per Tim 03 Tergambar adanya
penanggung jawab harian
04 Susunan dinas pership, pagi, sore dan malam 05 Jadual dibuat untuk
satu bulan Keterangan :
Dilakukan : I Tidak dilakukan : 0
Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Dinas: Jumlah nilai x 100%
5. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar pasien di ruangan diisi oleh Ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Contoh daftar pasien dapat dilihat pada Tabel I.10.
Tabel I.10. Daftar Pasien Ruangan MPKP
No Nama Pasien Nama Dokter Nama Katim
PP Pagi Sore Malam 7/2-06 6/2-06 6/2-06 1 2 3 4 5 6 7 Tim I Ferri Zulkifi Arman Bary Dullah Achmad Polan Dr. Citra Dr. Citra Dr. Akbar Dr. Akbar Dr. Pudi Dr. Anton Dr Joni Hartini Hartini Hartini Hartini Hartini Hartini Hartini Tono Ujang Henny Ulfa Tito Pustie Hartini Tono Tono* Henny Henny* Tito Tito* Hartini Ulfa* Ulfa* Pustie* Ulfa Pustie* Pustie Pustie* Ujang* Ujang Ujang* Ujang* Ujang* Ujang* Ujang* No Tim II
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh Ketua Tim berdasarkan jadwal dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas sore. Contoh di atas menunjukkan:
Dinas pagi tanggal 7 Februari 2006 adalah Tono, Henny, Tito, dan Hartini. Tono merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam
Dinas sore tanggal 6 Februari 2006 adalah Ulfa dan Pustie Dinas malam tanggal 6 Februari 2006 adalah Ujang
Tabel I.11. Evaluasi Daftar Pasien MPKP
No Aspek yang Dinilai Dilakukan Tidak
Dilakukan 1 Tercantum nama pasien tiap tim
2 Tercantum nama Ketua Tim
3 Tergambar nama perawat pelaksana 4 Tergambar perawat asosiet (PA) 5 Tercantum nama dokter yang merawat 6 Tergambar perawat dinas pagi, sore, malam 7 Tercantum tanggal, bulan, dan tahun
Keterangan:
Dilakukan : 1 Tidak dilakukan : 0
E. Pengarahan Pelayanan Keperawatan di Ruang MPKP
Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Menciptakan budaya motivasi
2. Manajemen waktu: Rencana Harian 3. Komunikasi efektif, melalui kegiatan:
a. Operan antar shift b. Pre conference tim c. Post conference tim 4. Manajemen konflik
5. Pendelegasian dan supervisi
1. Menciptakan Budaya Motivasi
Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan berikut (Marquis & Houston, 1998): Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut
secara efektif
Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf Membuat keputusan yang bijaksana
Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Pasien: Jumlah nilai yang dilakukan x 100%
Mengembangkan konsep kerja kelompok
Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan organisasi Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa pimpinan
mengetahui keunikan dirinya
Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah dikerjakan Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan tindakan Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering mungkin Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf
Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya Menjadi role model bagi staf
Memberikan reinforcement sesering mungkin a. Penciptaan Iklim Motivasi di MPKP
Di Ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut: Budaya pemberian reinforcement positif
Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus di antara mereka terhadap kinerja dan penampilan.
Doa bersama sebelum memulai kegiatan.
Doa bersama dilakukan setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua staf berkumpul untuk melakukan ritual doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan berdoa diharapkan timbul self awareness dan dorongan spiritual. Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara
mendalam dan membantu penyelesaiannya.
Kepala Ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik Ketua Tim maupun perawat pelaksana untuk mempererat hubungan dengan semua staf, memahami problematika masing-masing sehingga pendekatan kepada staf disesuaikan dengan
kepribadian masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memacu motivasi staf perawat yang bekerja di MPKP.
Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir dan kompetensi (Lihat Modul Compensatory Reward)
Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja (Lihat Modul Compensatory Reward) b. Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi
Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim setiap 6 bulan sekali (per semester) dengan menggunakan instrumen self evaluasi pada Tabel 1.12
Tabel I.12. Instrumen Evaluasi Penciptaan Iklim Motivasi Nama Kepala Ruangan : ………
Tanggal : ………...
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom:
4: Jika Anda Selalu mengerjakan isi pernyataan 3: Jika Anda Sering mengerjakan isi pernyataan
2: Jika Anda Kadang-kadang mengerjakan isi pernyataan 1: Jika Anda Tidak pernah mengerjakan isi pernyataan
No Kriteria 4 3 2 1
1 Anda memberi harapan yang jelas kepada staf 2 Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua
staf
3 Anda mengembangkan konsep kerja kelompok 4 Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan
kebutuhan organisasi
5 Anda memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
7 Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai dan mengontrol pekerjaannya
8 Anda menciptakan hubungan saling percaya dan menolong dengan staf
9 Anda menjadi role model bagi staf
10 Anda memberikan reinforcement (pujian) Sub total Total Total nilai Nilai = --- X 100 Nilai: ………. 56 2. Manajemen Waktu
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Rencana harian dibahas secara detail dalam Modul Perencanaan.
3. Pendelegasian
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.
Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya adalah:
a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu
b. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift
c. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan
Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut:
a. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim untuk menggantikan tugas Kepala Ruangan
b. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim
c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.
Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP
a. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas b. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan
setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
c. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal terinci, disertai tertulis d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan
menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
e. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya.
Contoh Surat Pendelegasian Tugas terencana dapat dilihat pada Tabel I.13.
Tabel I.13. Surat Pendelegasian Tugas SURAT PENDELEGASIAN TUGAS Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ……… NIP : ……… Unit kerja : ……… Jabatan : ………...
Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai ……….. pada: Hari, tanggal : ………..
Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas beserta kewenangannya kepada:
Nama : ……….. NIP : ……….. Unit Kerja : ………. Jabatan : ……….
Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh.
Jakarta, ………. 2006
Yang mendelegasikan tugas Penerima Delegasi
( ……….) ( ………)
Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas
Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen (Tabel 1.14) yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi
Tabel 1.14. Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Pendelegasian Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
No Kriteria Skor
4 3 2 1
1 Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas
2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum melakukan pendelegasian
3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga dilimpahkan
4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan
5 Apabila yang melaksanakan tugas mengalami kesulitan, Kasie, Karu, Katim memberikan arahan untuk mengatasi masalah
6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan Sub Total Total skor Total skor Nilai = --- X 100 24 4. Supervisi
Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasasi pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut:
a. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
b. Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana c. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal supervisidapat dilihat pada Tabel 1.15
Tabel 1.15. JADWAL SUPERVISI RUANG ………
No Waktu Supervisor Yang
Disupervisi
Materi Supervisi
1 6/3-06 Karu Katim I Memimpin Pre conference 2 6/3-06 Karu Katim II Memimpin Pre conference 3 7/3-06 Katim I PA: Ujang Askep: halusinasi
4 7/3-06 Katim II PA: Paulin Askep: PK
Evaluasi Aktivitas Supervisi
Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan supervisi dengan self evaluation. Instrumen dapat dilihat pada Tabel 1.16.
Tabel 1.16. Instrumen Evaluasi Aktivitas Supervisi Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
No Kriteria Skor
4 3 2 1
1 Supervisi disusun secara terjadwal
2 Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang dilaksanakan
3 Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun staf
4 Supervisor mengorientasikan materi supervisi kepada staf yang disupervisi
5 Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi supervisi
6 Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan memberikan reinfrocement
7 Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang perlu ditingkatkan oleh staf
8 Supervisor memberikan solusi dan role model bagaimana meningkatkan kinerja staf
9 Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang telah dilaksanakan
10 Supervisor memberikan reinforcement terhadap pencapaian keseluruhan staf
Sub Total Total
Total
Nilai aktivitas supervisi: --- X 100 40
5. Komunikasi Efektif
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan ,
sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.
b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau Pj Tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim.
c. Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.
Tabel 1.17. Pedoman Operan antar Shift
PEDOMAN OPERAN
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00) Tempat : Nursing Station/Kantor Perawat
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift Kegiatan :
1. Karu/Pj shift membuka acara dengan salam 2. PJ shift yang mengoperkan menyampaikan:
a. Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai, tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan
b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan
4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut 6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara
Tabel 1.18. Pedoman Pre Conference
PEDOMAN PRE CONFERENCE Waktu Kegiatan : Setelah operan
Tempat : meja masing-masing tim Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim Kegiatan:
1. Katim/Pj Tim membuka acara
2. Katim/Pj Tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana
3. Katim/PJ Tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
4. Katim/PJ Tim memberikan reinforcement 5. Katim/Pj Tim menutup acara
Tabel 1.19. Pedoman Post conference
PEDOMAN POST CONFERENCE
Waktu Kegiatan : sebelum operan ke dinas berikut Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim Kegiatan:
1. Katim/Pj Tim membuka acara
2. Katim/Pj Tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien
3. Katim/Pj Tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
4. Katim/Pj Tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya
Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP
Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi dilakukan tiap bulan dengan menggunakan format sesuai Tabel 1.20.
Tabel 1.20. Instrumen Evaluasi Aktivitas Komunikasi Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
4: Jika Anda Selalu melaksanakan isi pernyataan 3: Jika Anda Sering melaksanakan isi pernyataan
2: Jika Anda Kadang-kadang melaksanakan isi pernyataan 1: Jika Anda Tidak pernah melaksanakan isi pernyataan
No Kriteria
Skor
4 3 2 1
1 Operan dilaksanakan setiap pergantian dinas 2 Pre conference dilakukan di tiap tim sebelum mulai
dinas
3 Post conference dilakukan setelah selesai memberikan asuhan di tiap tim
Sub Total Total
Total Skor Nilai aktivitas komunikasi: --- X 100 12
6. Manajemen Konflik
Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution. Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.
Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving) yang meliputi:
a. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak yang berkonflik
b. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik
c. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan d. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan
e. Menerapkan solusi pilihan f. Mengevaluasi peredaan konflik
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi Perawatan atau Konsultan.
Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik
Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.21.
Tabel 1.21. Instrumen Evaluasi Penyelesaian Konflik Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan
No Kriteria
Skor
4 3 2 1
1 Komunikasi antar perawat terbuka 2 Konflik diungkapkan secara terbuka 3 Staf saling menghargai pendapat yang lain
4 Semua staf saling mencari solusi menyelesaikan masalah
5 Solusi terbaik yang dipilih adalah yang terbaik untuk semua
6 Bila konflik tidak selesai dikonsultasikan kepada atasan atau konsultan
Sub Total Total
Total nilai
Nilai aktivitas mengatasi konflik: --- X 100 24
F. Pengendalian Mutu Pelayanan Keperawatan Di Ruang MPKP
Pada Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) Jiwa kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk kegiatan pengukuran:
1. Indikator mutu umum :
a. Penghitungan lama hari rawat ( BOR )
b. Penghitungan rata-rata lama di rawat ( ALOS ) c. Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi ( TOI ) 2. Indikator mutu rumah sakit jiwa:
a. Penghitungan kasus lari b. Penghitungan pengekangan c. Kasus cidera
d. Infeksi nosokomial : Scabies 3. Kondisi Pasien:
a. Audit dokumentasi asuhan keperawatan b. Survey masalah baru
c. Kepuasan pasien dan keluarga
d. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga 4. Kondisi SDM
a. Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter b. Penilaian kinerja perawat
1. Penghitungan Tempat Tidur Terpakai ( BOR )
Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80 – 90 % sedangkan standar nasional BOR adalah 70 – 80 %.
Rumus penghitungan BOR sbb:
Keterangan:
Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali jumlah hari dalam satu satuan waktu
Jumlah hari per satuan waktu. Kalau diukur per satu bulan, maka jumlahnya 28 – 31 hari, tergantung jumlah hari dalam satu bulan tersebut.
2. Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS)
Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer ( yang perlu pengamatan lebih lanjut ). Secara umum AvLOS yang ideal antara 6 – 9 hari.
Di MPKP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan rumus sbb :
Keterangan:
Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu.
Jumlah pasien keluar(hidup atau mati): jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam satu periode waktu.
Jumlah hari perawatan
Rumus : x 100 % Jumlah TT x jumlah hari persatuan waktu
Jumlah hari perawatan pasien keluar Rumus : Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
3. Penghitungan TOI (Tempat Tidur Tidak Terisi)
Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 – 3 hari.
Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan rumus sbb :
Keterangan:
Jumlah TT: jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki
Hari perawatan: jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan mati
Jumlah pasien keluar: jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, mutasi lari, atau meninggal
4. Penghitungan Angka Lari
Angka pelarian adalah jumlah pasien yang meninggalkan rumah sakit tanpa ijin dan tidak didampingi petugas. Indikator ini dapat menggambarkan tingkat keamanan dan kenyamanan pasien dalam perawatan di rumah sakit. Idealnya angka lari adalah 0 (zero defect).
Di MPKP pengukuran jumlah angka pasien lari dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan cara menghitung jumlah pasien yang meninggalkan ruangan tanpa izin dalam satu periode waktu tertentu (per bulan).
5. Penghitungan Angka Pengekangan/fiksasi
Angka pengekangan ( fiksasi ) adalah jumlah tindakan pembatasan gerak bagi pasien karena membahayakan bagi diri pasien sendiri,lingkungan dan orang lain. Indikator ini dapat juga menggambarkan mutu pelayanan yang diberikan pada pasien.
Di MPKP pengukuran angka pengekangan dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilakukan pengekangan fisik baik isolasi maupun pengikatan dalam satu periode waktu tertentu disertai lama pelaksanaannya.
(Jumlah TT x hari ) – hari perawatan RS Rumus : Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
Jumlah pasien dikekang
Angka Pengekangan = --- x 100% Jumlah total pasien
Jumlah waktu pengekangan semua pasien Rerata pengekangan = --- x 100% Jumlah pasien dikekang
Jumlah waktu pengekangan dihitung selama periode waktu tertentu (1 bulan) dengan menggunakan Tabel 1.22.
Table 1.22. Pengekangan Pasien di Ruang MPKP Bulan : ………
No Nama Pasien Tanggal Lama Pengekangan (menit)
Jumlah
6. Penghitungan Angka Cedera
Angka cedera adalah Jumlah pasien yang mengalami luka selama dalam perawatan yang disebabkan karena tindakan fiksasi, pemukulan dari pasien lain atau petugas, dan karena jatuh. Indikator ini dapat menggambarkan mutu pelayanan yang diberikan pada pasien. Idealnya tidak ada kasus pasien dengan cedera artinya 0 (zero defect).
Di MPKP pengukuran angka cedera dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan cara menghitung jumlah pasien yang mengalami cedera atau perlukaan yang tidak termasuk decubitus selama masa perawatan dalam periode waktu tertentu. (satu bulan).
7. Penghitungan Angka Infeksi Nosokomial
Angka Infeksi nosokomial adalah Jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul selama dalam perawatan di rumah sakit. Di rumah sakit jiwa angka ini diukur melalui penghitungan jumlah pasien scabies dalam satu periode waktu tertentu.
Di MPKP pengukuran angka skabies dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan cara menghitung jumlah pasien yang mengalami scabies dalam satu peride satuan waktu tertentu (satu bulan).
Tabel 1.23. Rekapitulasi Mutu Umum
No Bulan
Pasien Lari Pengekangan Kasus Cedera Skabies
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Januari 2 Februari 3 Maret 4 April 5 Mei 6 Juni 7 Juli 8 Agustus 9 September 10 Oktober 11 November 12 Desember Total
8. Survey Masalah Keperawatan
Survey masalah keperawatan adalah survey masalah keperawatan dengan standar NANDA untuk pasien baru/her opname yang dilakukan untuk satu periode waktu tertentu (satu bulan). Hasil survey masalah didokumentasikan dalam Tabel 1. 24.
Tabel 1. 24. Survey Masalah Keperawatan
Ruangan : ……….
Periode : ……….
Jumlah pasien masuk : ……….
No Masalah Keperawatan Jumlah Persentase Keterangan 1
2 3 4 5
Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Audit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Di MPKP kegiatan audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada status setiap pasien yang telah pulang atau meninggal dan hasil audit di buat rekapan dalam satu bulan. Pada akhir penilaian dibuat rekapitulasi nilai sebagai laporan hasil pelaksanaan evaluasi.
Survey Kepuasan
Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain. Di MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap pasien pulang, diberikan saat selesai menyelesaikan administrasi atau saat mempersiapkan pulang dengan cara pasien dan keluarga mengisi angket yang disediakan. Survey kepuasan untuk dilakukan tiap 6 bulan sekali.
G. Compensatory Reward
1. Proses Rekruitmen Tenaga Perawat di Ruang MPKP
Rekruitmen di ruang MPKP berfokus pada rekruitmen perawat yang ada di rumah sakit bukan mencari tenaga perawat baru dari luar rumah sakit.
Dalam menentukan perawat yang diperlukan di ruang MPKP, perlu diketahui kategori Ruang MPKP yang akan dikembangkan. Ruang MPKP dikategorikan menjadi tiga level, yaitu level profesional I,II,III, pemula, dan transisi. Untuk level MPKP Profesional I diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan Ners, Sarjana Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 3 (PK 3), serta seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 2 (PK 2).
MPKP profesional II adalah MPKP yang tenaga perawatnya mayoritas Ners. Bahkan pada tingkat ini diharapkan sudah ada tenaga perawat spesialis keperawatan jiwa yang berada di MPKP. Di MPKP profesional III semua tenaga perawat berlatar belakang pendidikan ners, beberapa perawat spesialis keperawatan jiwa, dan bahkan ada doktor keperawatan yang bekerja di area MPKP ini.
Untuk level MPKP Pemula diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan minimal D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal PK 3, serta seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dan PK 1 (telah lulus orientasi). Untuk level MPKP Transisi diharapkan kondisinya sama dengan level pemula, tetapi latar belakang pendidikan perawat pelaksana dapat SPK dengan jenjang karir minimal PK2.
Proses rekruitmen perawat di ruang MPKP:
1. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati level MPKP yang akan dipilih, disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut, diharapkan minimal memilih MPKP level pemula.
2. Setelah level disepakati, maka kepala bidang perawatan melakukan sosialisasi pembentukan ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat struktural yang ada di rumah sakit untuk mendapatkan komitmen dan dukungan.
3. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di ruangan tentang pembentukan ruang MPKP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan dengan tujuan merekrut perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan memotivasi perawat di ruangannya yang memenuhi kriteria untuk mendaftarkan diri dengan mengisi formulir pendaftaran dan biodata.
Sebelum menetapkan proses rekruitmen perlu ditetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan. Jenis tenaga perawat terdiri dari kepala ruangan (karu), perawat primer (PP) sebagai ketua tim, dan perawat pelaksana. Pengalaman pada pengembangan MPKP di RSMM Bogor maka perbandingan pasien dengan perawat adalah 1:1 atau 1,7:1, ditambah karu. Kriteria dari tiap tenaga perawat ditetapkan, dan secara umum perawat berlatar belakang pendidikan minimal D III Keperawatan.
Adapun kriteria perawat yang akan bekerja di ruang MPKP adalah : 1. Kepala ruangan, kriterianya adalah :
a. Pendidikan minimal S1 Keperawatan, jika belum ada pada masa transisi boleh D III Keperawatan
b. Pengalaman menjadi kepala ruangan minimal 2 tahun, dan bekerja pada area keperawatan jiwa minimal 2 tahun.
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat) Asuhan keperawatan jiwa
Standar asuhan keperawatan jiwa/audit keperawatan
Terapi modalitas keperawatan jiwa/Terapi Aktivitas Kelompok Komunikasi keperawatan
Manajemen keperawatan
Bimbingan Klinik (untuk RS Pendidikan) e. Lulus test tulis
f. Lulus wawancara g. Lulus test presentasi
2. Perawat primer, kriterianya adalah:
a. Pendidikan minimal S1 Keperawatan (perawat primer), jika belum ada pada masa transisi boleh D III keperawatan (perawat primer pemula)
b. Pengalaman kerja di area keperawatan jiwa untuk D III keperawatan minimal 2 tahun dan S1 keperawatan magang 3 bulan
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat) Asuhan keperawatan jiwa
Standar asuhan keperawatan jiwa/ Audit keperawatan
Terapi modalitas keperawatan jiwa/ Terapi Aktivitas Kelompok Komunikasi keperawatan
Manajemen keperawatan e. Lulus test tulis
f. Lulus test wawancara
3. Perawat perawat pelaksana/asosiet, kriterianya dalah : a. Pendidikan minimal D III Keperawatan
b. Pengalaman kerja di bagian kesehatan jiwa minimal 1 tahun c. Sehat jasmani dan rohani
d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat) : asuhan keperawatan jiwa e. Lulus test tulis
f. Lulus test wawancara
2. Proses seleksi tenaga perawat di ruang MPKP Proses seleksi perawat di ruang MPKP:
1. Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat yang memenuhi syarat menjadi kapala ruangan, perawat primer/ketua tim, dan perawat pelaksana/asosiet. 2. Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil tes tulis menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan bakal calon ketua tim dan kepala ruangan.
4. Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang memenuhi kriteria karu dan katim untuk memilih kepala ruangan.
Tes tulis dilakukan oleh orang yang independen. Materi yang dites adalah pengetahuan perawat terkait dengan konsep MPKP (lampiran 3). Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan perawat tentang konsep MPKP. Jumlah yang lulus disesuaikan dengan kebutuhan perawat di ruang MPKP dengan nilai yang tertinggi.
Wawancara dilakukan oleh tim rumah sakit yang terdiri dari bagian administrasi dan bidang keperawatan dengan menggunakan panduan wawancara (lampiran 4). Tes wawancara ditujukan pada bakal calon karu, perawat primer, dan perawat pelaksana. Tujuan wawancara kepada calon karu dan katim untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka terhadap konsep manajemen, asuhan keperawatan, kemampuan menyelesaikan konflik, motivasi, dan disiplin. Wawancara kepada calon perawat pelaksana dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuannya terhadap pegelolaan asuhan keperawatan, motivasi, dan disiplin.
Presentasi dilakukan oleh calon karu dan katim. Tim penilai terdiri dari konsultan, bidang perawatan, Bagian personalia (HRD), pimpinan rumah sakit (lampiran 5). Presentasi berisi visi, misi, dan program kerja sesuai standar MPKP yang akan dijalankan jika terpilih sebagai karu. Kemudian semua nilai direkapitulasi (lampiran 6) dan hasilnya dikonsulkan pada pimpinan rumah sakit untuk menetapkan kepala ruangan. Jika nama dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes maka pimpinan rumah sakit membuat Surat Keputusan (SK) penempatan perawat yang bekerja di ruang MPKP.
Sebelum perawat bekerja di ruang MPKP, mereka diminta untuk membuat pernyataan akan kesediaannya bekerja dan mengembangkan ruang MPKP dan menandatanganinya (lampiran 7). Perawat diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan pengembangan karir.
3. Proses orientasi tenaga perawat di ruang MPKP
Setiap perawat yang akan bekerja di ruang MPKP harus melalui masa orientasi yang sering disebut pelatihan awal sebelum seseorang bekerja pada unit kerja tertentu. Orientasi berupa pelatihan tentang informasi budaya kerja MPKP dan informasi umum tentang rumah sakit (visi, misi, program jangka pendek dan jangka panjang, program mutu, kebijakan dan peraturan). Kegiatan orientasi menggunakan metode klasikal, praktik lapangan, dan praktik kerja
(implementasi). Metode klasikal berlangsung selama 3 hari, praktik lapangan berlangsung selama 3 hari yang diakhiri dengan presentasi hasil praktik. Praktik kerja (implementasi) di ruang MPKP dilakukan selama 6 bulan. Kepala Bidang Perawatan, fasilitator lokal, dan fasilitator nasional membimbing dan mensupervisi implementasi konsep MPKP.
Kegiatan orientasi dilakukan pada perawat baru yang akan bekerja di ruang MPKP. Karu dan katim membuat rencana orientasi dengan menggunakan metoda on the job training untuk semua kegiatan MPKP.
Kegiatan MPKP yang akan diorientasikan pada program orientasi adalah: 1. Kepala ruangan
a. Management Approach 1) Perencanaan
Mengembangkan visi dan misi Mempunyai filosofi
Menetapkan rencana jangka pendek 2) Pengorganisasian
Membuat struktur organisasi
Membuat jadual dinas bersama ketua tim Membuat daftar pasien bersama ketua tim 3) Pengarahan
Memimpin operan
Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan post conference Memberi motivasi pada tim perawat di ruangan
Mendelegasikan tugas kepada bawahan dengan jelas
Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
Mengawasi perawat primer dan perawat pelaksana dalam mengelola pasien melalui komunikasi langsung
Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan melalui supervisi dan mendengarkan laporan langsung dari perawat primer
Mengecek daftar hadir perawat primer, perawat pelaksana, pekarya, dan petugas TU
Mengecek kedisiplinan 4) Pengendalian
Menetapkan indikator mutu Melakukan audit dokumen
Melakukan survey kepuasan terhadap keluarga, perawat, dokter Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b. Compensatory reward
1) Melakukan rekruitmen tenaga perawat 2) Melakukan seleksi tenaga perawat 3) Melakukan orientasi
4) Melakukan penilaian kinerja
5) Melakukan pengembangan tenaga perawat c. Hubungan profesional
1) Memimpin rapat keperawatan
2) Mengawasi pelaksanaan konferensi kasus 3) Mengikuti rapat tim kesehatan
4) Mengawasi pelaksanaan visit dokter d. Asuhan keperawatan
1) Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan ( gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir: waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri).
2. Perawat Primer/Ketua Tim a. Management Approach
1) Perencanaan
Membuat rencana jangka pendek (rencana harian timnya) 2) Pengorganisasian
Membuat daftar pasien bersama kepala ruangan
Membagi tugas pada perawat pelaksana sesuai dengan kemampuan perawat pelaksana
Bekerja sama dengan tim kesehatan jiwa yang lain untuk mengintegrasikan pelayanan keperawatan dengan pelayanan kesehatan lain
3) Pengarahan
Memimpin kegiatan ronde keperawatan, konferensi kasus, pre dan posst conference Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana masing-masing secara individual Memberi motivasi kepada perawat pelaksana (terutama perawat dalam timnya) Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana secara jelas
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh perawat pelaksana
Memberikan umpan balik pada perawat pelaksana b. Compensatory reward
1) Melakukan orientasi kepada perawat baru 2) Melakukan penilaian kinerja
c. Hubungan profesional
1) Memimpin konferensi kasus 2) Mengikuti visit dokter d. Asuhan keperawatan
1) Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir: waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri.
3. Perawat Pelaksana
a. Management Approach
Membuat rencana jangka pendek yaitu rencana harian asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir: waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri.
Selama masa orientasi, dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan budaya kerja MPKP. Selanjutnya bagi perawat yang telah menjalani masa orientasi dilakukan penentuan apakah perawat tersebut diterima atau tidak di ruang MPKP. Penentuan dilakukan oleh pimpinan keperawatan dan fasilitator nasional (konsultan).
4. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat primer dan perawat asosiet (lampiran 9). Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan supervisi baik secara langsung (observasi) maupun tidak langsung (melalui dokumentasi). Kinerja kepala ruangan disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang Perawatan dan fasilitator nasional; kinerja perawat primer disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang Perawatan, fasilitator nasional, dan kepala ruangan; kinerja perawat pelaksana disupervisi/dievaluasi oleh kepala ruangan dan perawat primer. Kepala Bidang Perawatan bertanggung jawab mengobservasi dan menilai keberlangsungan seluruh aktivitas di ruang MPKP. Selama melakukan supervisi di ruang MPKP Kepala Bidang Perawatan didampingi oleh dua orang fasilitator lokal, yaitu satu orang dari bidang perawatan dan satu orang fasilitator NAD CMHN.
5. Pengembangan tenaga perawat
Pengembangan tenaga perawat merupakan salah satu proses yang berhubungan dengan manajemen SDM. Tujuan pengembangan tenaga perawat adalah membantu masing-masing perawat mencapai kinerja sesuai dengan posisinya dan untuk pengakuan/penghargaan terhadap kemampuan profesional tenaga perawat yang akan memaksimalkan pencapaian jenjang karir. Bentuk pengembangan tenaga perawat di ruang MPKP adalah Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB) dan program pengembangan jenjang karir.
Pada tahap awal bekerja di ruang MPKP, perawat mendapat penjelasan tentang proses pengembangan yang dapat diikuti. Berikut uraian tentang lingkup kerja perawat di ruang MPKP, yaitu:
1. Kepala ruangan
a. Masa percobaan 3 bulan
c. Bila dalam waktu 2 tahun berhasil maka akan diusulkan hal-hal berikut sesuai dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit:
Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP d. Masa kerja karu 2 tahun dan maksimal menjadi karu 2 kali 2. Perawat primer/ketua tim
a. Masa percobaan selama 3 bulan b. Setiap tahun di evaluasi
c. Bila dalam waktu 2 tahun berhasil dan memenuhi kriteria maka akan diusulkan hal-hal berikut sesuai dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit:
Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi Magang persiapan menjadi kepala ruangan
Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP
d. Menduduki jabatan sebagai perawat primer selama 2 tahun untuk 1 kali kurun waktu. Jika tidak ada kesempatan promosi maka kembali menjadi perawat pelaksana tetapi kemampuan yang baik.
3. Perawat pelaksana
a. Masa percobaan selama 3 bulan b. Setiap 6 bulan dilakukan evaluasi
c. Jika kompetensi tidak tercapai diberikan kesempatan perbaikan selama 2 bulan
d. Bila lebih dari 8 bulan yang bersangkutan tidak berhasil akan dikembalikan ke bidang keperawatan
e. Bila dalam 1 tahun berhasil dan memenuhi kriteria diusulkan untuk pelatihan
f. Bila telah menguasai keterampilan merawat 7 macam kasus dipersiapkan magang untuk persiapan perawat primer/Ketua Tim.
Pendidikan Keperawatan berkelanjutan dapat berupa pendidikan formal, yaitu peningkatan pendidikan dari D3 keperawatan ke S1 Ners keperawatan, atau S1 Ners keperawatan ke S2/spesialis keperawatan, dan seterusnya. Selain itu PKB dapat berupa