• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simangunsong dan Solihah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): (2009)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Simangunsong dan Solihah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): (2009)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Simangunsong dan Solihah

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009) 68

OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS:

STUDI KASUS DI PT. PUTRA SUMBER UTAMA TIMBER-JAMBI

Optimzatius in Plywood Company :

A Case Study at PT. Putra Sumber Utama Timber-Jambi

Bintang SIMANGUNSONG1 dan Endartya Nur SOLIHAH2

Corresponding Author : bsimangunsong@indo.net.id

ABSTRACT

Forest products industry in Indonesia is now facing major issues such as a huge log deficit, a low industrial efficiency, and a declined in forest products competitiveness. Production cost and optimization analysis are then conducted to provide insight for the firms so they can operate efficiently and have high products competitiveness. The results show that a production cost varies from US$ 193.60 per m3 to US$

247.68 per m3 with an average of US$ 214.50 per m3 and a

firm’s profit would increase by 18% even though production decreased by 1.5% when the firm operates at optimum level.

Keywords : Plywood industry, optimization, production cost analysis, competitiveness

PENDAHULUAN

Industri kayu lapis merupakan salah satu sub-sektor industri yang penting dalam menyumbang devisa bagi negara Indonesia, namun jumlah devisa dan kontribusinya terus menurun pada periode 1994-2006 (BPS 2007). Nilai ekspor kayu lapis terus menurun akibat banyaknya perusahaan kayu lapis yang berhenti berproduksi atau yang berproduksi di bawah normal. APKINDO (2006) dalam Manurung et al. 2007 melaporkan jumlah perusahaan kayu lapis dan panel kayu lainnya per 6 Oktober 2006 adalah 130 perusahaan, namun yang aktif hanya berjumlah 68 perusahaan.

Menurunnya pasokan bahan baku kayu, khususnya kayu yang berasal dari hutan alam produksi merupakan salah satu penyebab utama. Hal ini terjadi akibat kerusakan hutan alam produksi yang semakin parah. Sementara itu, realisasi pembangunan hutan tanaman industri (HTI), khususnya HTI kayu perkakas, sebagai sumber bahan baku sampai dengan bulan Juli tahun 2007 ternyata sangat rendah, yaitu baru mencapai 0,97 juta ha (Simangunsong et

al. 2008). Faktor-faktor penyebab lainnya adalah inefisiensi

proses produksi dan daya saing produk yang rendah.

Penurunan pasokan kayu bulat, inefisiensi proses produksi dan daya saing produk yang rendah ini perlu diatasi agar perusahaan-perusahaan kayu lapis tersebut dapat tetap beroperasi dengan sehat dan berdaya saing tinggi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah optimasi pemanfaatan faktor-faktor produksi, seperti bahan baku kayu, waktu penggunaan mesin, dan modal dengan menerapkan model program linier oleh setiap perusahaan. Penerapan model program linear ini juga sekaligus mampu menentukan kombinasi produk yang memaksimumkan keuntungan.

Tujuan penelitian adalah menentukan kombinasi produksi optimum dengan memperhatikan keterbatasan sumberdaya seperti bahan baku, teknologi, waktu dan kapasitas mesin sehingga diperoleh keuntungan perusahaan yang maksimum.

METODE PENELITIAN

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi: jenis, jumlah, dan harga bahan baku, bahan penolong dan sumberdaya lainnya yang tersedia dan yang digunakan untuk menghasilkan produk kayu lapis; jumlah dan upah atau gaji karyawan; produktivitas mesin-mesin utama dalam pembuatan kayu lapis, seperti mesin kupas, mesin pengering, core composser, F/B

composser, mesin kempa dingin, mesin kempa panas, sizer, sander. Data primer ini diperoleh dengan cara melakukan

pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan serta wawancara dengan karyawan, tenaga kerja, dan staf perusahaan. Sedangkan data sekunder meliputi: keadaan umum industri dan struktur organisasi; jumlah produksi dan harga jual produk kayu lapis; data ekspor-impor produk kayu lapis; nilai kurs valuta asing; dan formula perekat dan standar operasi alat (mesin) yang digunakan. Data sekunder diperoleh dengan mengutip dari berbagai literatur, laporan perusahaan, berbagai publikasi yang diterbitkan oleh Departemen Kehutanan dan Badan Pusat Statistik.

Data primer dan data sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis. Analisis data yang dilakukan adalah analisis biaya produksi untuk setiap jenis produk kayu lapis

1 Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor 2 Alumnus Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor

(2)

Optimasi Dalam Perusahaan Kayu Lapis

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009) 69

dan analisis optimasi produk. Analisis biaya produksi dilakukan untuk mengetahui struktur dan besarnya biaya produksi, serta besarnya keuntungan yang dapat diperoleh dari setiap produk kayu lapis.

Analisis optimasi produk yang dilakukan menggunakan model program linier yang mengacu pada Simangunsong (1991) dengan beberapa modifikasi. Program linier ini terdiri dari fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan yang akan dicapai adalah keuntungan maksimum dari hasil penjualan produk kayu lapis untuk periode satu bulan dalam satuan US$. Besarnya keuntungan per m3 dari tiap jenis

produk kayu lapis yang dihasilkan merupakan selisih antara harga jual per m3 produk kayu lapis dengan biaya produksi

per m3 produk kayu lapis untuk masing-masing jenis produk

kayu lapis. Ada pun kendala yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah ketersedian kayu bulat; ketersediaan modal; jumlah perekat; kapasitas produksi dari mesin-mesin utama seperti rotary lathe, continous dryer, roller dryer,core

composser, F/B composser; waktu penggunaan dari

mesin-mesin utama seperti cold press, hot press, sizer, sander; dan produksi minimum.

Selain mendapatkan kombinasi optimal dari produk yang akan memaksimalkan keuntungan, perlu juga dilakukan analisis kepekaan. Analisis kepekaan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap solusi optimum. Analisis kepekaan dilihat pada sistem industri kayu lapis yang berkaitan dengan perubahan nilai dari sumberdaya yang tersedia dan keuntungan atau pendapatan dari setiap produk kayu lapis.

Dari 64 jenis produk kayu lapis yang dihasilkan oleh di PT. Putra Sumber Utama Timber selama ini, 21 jenis produk kayu lapis (X1 sampai X21) dipilih sebagai produk yang

dianalisis dalam optimasi produk dengan pertimbangan bahwa produk-produk tersebut sering diproduksi dan

merupakan produk-produk utama yang diproduksi dengan menggunakan jenis bahan baku yang sama. Secara rinci jenis-jenis produk di PT. Putra Sumber Utama Timber disajikan pada Tabel 1.

Model program linier untuk permasalahan perusahaan kayu lapis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut (Lihat Taha 2003; Winston and Albright 1997; Nasendi dan Anwar 1985) : Max Kendala: i = 1,2,……,m j = 1,2,...,n dimana :

Cj = Keuntungan kotor belum dikurangi biaya tetap produk

kayu lapis ke-j per m3 ;

Xj = Jumlah produk kayu lapis jenis ke-j per bulan;

aij = Koefisien input-output yang menyatakan banyaknya

sumberdaya ke-i yang diperlukan untuk menghasilkan

setiap unit output kegiatan ke-j, misalnya volume kayu

bulat yang diperlukan untuk menghasilkan 1 m3 kayu

lapis jenis ke-j ;

bi = Banyaknya sumberdaya ke-i yang tersedia dalam

kegiatan ke-j, misalnya jumlah kayu bulat yang

tersedia per bulan;

n = Banyaknya jenis kayu lapis yang diproduksi;

m = Jumlah macam sumberdaya yang tersedia, misalnya jumlah kayu bulat yang tersedia, ketersediaan modal, dan jumlah perekat;

Z = Nilai fungsi tujuan, yaitu keuntungan pabrik kayu lapis per-bulan.

Tabel 1. Jenis-jenis produk kayu lapis PT. Putra Sumber Utama Timber.

No. Produk Jenis

Ukuran

Jenis Kayu termasuk Kayu dalam model

No. Produk Jenis

Ukuran

Jenis Kayu termasuk Kayu dalam model Tebal Lebar Panjang Tebal Lebar Panjang

...(mm)... ...(mm)...

1 3ply 3,6 1220 2440 campuran X1 33 TF 17,0 1200 2440 kruing X15 2 3ply 4,8 1220 2440 campuran X2 34 SP 11,5 910 1820 sengon dan karet X7 3 GP 7,5 1220 2440 campuran X4 35 SP 11,5 1820 910 sengon dan karet X9 4 GP 8,5 1220 2440 campuran 36 SP 11,5 1830 920 sengon dan karet X10 5 GP 11,2 910 1820 campuran X6 37 SP 15,0 1840 1220 sengon dan karet X14 6 FL 9,0 1820 1150 karet 38 SP 23,5 910 1820 sengon dan karet X17 7 FL 7,0 915 924 karet 39 SP 23,5 1820 910 sengon dan karet 8 FL 7,0 915 2020 meranti X3 40 SP 27,5 910 1820 sengon dan karet X18 9 OP 17,6 2440 1230 campuran 41 SP 27,5 1000 2000 sengon dan karet 10 OP 5,2 1820 910 campuran 42 LVL CG 15,0 920 2100 meranti j X n 0 j Cj Z  bi atau X j n 0 j aij    

(3)

Simangunsong dan Solihah

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009) 70

Tabel 1. Lanjutan

No. Produk Jenis

Ukuran

Jenis Kayu

Kayu termasuk

dalam model No.

Jenis Produk Ukuran Jenis Kayu Kayu termasuk dalam model Tebal Lebar Panjang Tebal Lebar Panjang

...(mm)... ...(mm)...

11 OP 5,2 1820 910 campuran 43 LVL CG 23,5 920 2150 meranti 12 Tego Base 11,5 910 1820 meranti X8 44 LVL CG 24,0 920 2150 meranti

13 FF 12,0 1250 2500 meranti 45 LVL CG 29,0 900 2100 karet X19 14 FF 15,0 1250 2500 meranti 46 LVL CG 30,0 920 2440 karet

15 FF 18,0 1250 2500 meranti X16 47 LVL CG 30,0 920 2130 karet

16 TF 10,5 1050 1730 kruing X5 48 LVL CG 38,0 900 2100 karet X20 17 TF 11,0 1050 2440 kruing 49 LVL CG 40,0 920 2440 karet

18 TF 11,5 1020 2060 kruing 50 LVL OKURA 39,5 930 2106 meranti X21 19 TF 12,0 1020 2060 kruing 51 LVL OKURA 39,5 100 2106 meranti

20 TF 13,0 1050 2200 kruing 52 LVL OKURA 39,5 880 2055 kruing 21 TF 13,5 2065 1220 kruing X11 53 LVL OKURA 39,5 93 2055 kruing 22 TF 13,5 1980 1220 kruing 54 LVL OKURA 39,5 930 1766 meranti 23 TF 13,5 1780 1220 kruing 55 LVL OKURA 39,5 100 1766 meranti 24 TF 14,0 1540 1220 kruing X12 56 LVL OKURA 39,5 930 1585 meranti 25 TF 14,0 1780 1220 kruing 57 LVL OKURA 39,5 108 1585 meranti 26 TF 14,0 1020 2108 kruing 58 LVL OKURA 39,5 100 1585 meranti 27 TF 14,5 2105 1220 kruing X13 59 LVL OKURA 39,5 71 1585 meranti 28 TF 14,5 1590 1220 kruing 60 LVL OKURA 39,5 930 2046 meranti 29 TF 14,5 1994 1220 kruing 61 LVL OKURA 39,5 100 2046 meranti 30 TF 14,5 1984 1220 kruing 62 OKURA 15,5 1150 2440 kruing 31 TF 14,5 1820 1220 kruing 63 OKURA 16,5 1150 2440 kruing 32 TF 16,0 1175 2440 kruing 64 OKURA 17,5 1150 2440 kruing

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis biaya produksi

Pada kondisi aktual, jumlah produksi rata-rata kayu lapis adalah 8,956 m3 per bulan dengan rata-rata total biaya sebesar

US$ 3,93 juta, yang terdiri dari biaya tetap sebesar US$ 0.49 juta (atau 12%) dan biaya variabel sebesar US$ 3.44 juta (atau 88%). Komponen biaya variabel terbesar adalah biaya bahan baku kayu (55%), disusul oleh biaya perekat sebesar (13%), biaya upah langsung sebesar (12 %) dan biaya bahan pembantu sebesar 2 % (Tabel 2).

Apabila biaya produksi dirinci untuk setiap jenis produk kayu lapis, khususnya jenis produk kayu lapis yang diteliti, besarnya biaya produksi bervariasi dari US$ 193.60 per m3

hingga US$ 247.68 per m3 dengan rata-rata US$ 214.50 per

m3 (Tabel 3). Produk dengan biaya produksi per m3 tertinggi

adalah truck flooring dengan ketebalan 14,5 mm (X13), yaitu

sebesar US$ 247.68 dimana US$ 223.99 diantaranya merupakan biaya bahan baku kayu. Produk dengan biaya

produksi per m3 terendah adalah produk 3 ply dengan

ketebalan 3,6 mm (X1), yaitu sebesar US$ 193.60, dimana

US$ 180.54 diantaranya merupakan biaya bahan baku kayu. Perbedaan biaya produksi per m3 diantara produk disebabkan

oleh perbedaan dalam ketebalan produk yang mempengaruhi komposisi veneer yang dipakai sehingga jumlah bahan baku kayu, perekat, bahan pembantu, dan upah tenaga kerja yang digunakan bervariasi.

Apabila biaya produksi kayu lapis dalam penelitian ini dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya, seperti Siregar (1988), FAO (1989), Irvan (1992), Simangunsong (1991), dan Wardana (2003), biaya variabel hasil penelitian ini ternyata jauh lebih besar (lihat Tabel 4). Perbedaan ini terutama disebabkan oleh perbedaan nilai tukar rupiah yang digunakan dalam menghitung biaya. Di samping itu, kapasitas dan rata-rata produksi, upah tenaga kerja pada setiap penelitian berbeda.

(4)

Optimasi Dalam Perusahaan Kayu Lapis

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009) 71

Tabel 2. Biaya produksi kayu lapis dan LVL setiap bulan pada kondisi aktual dan optimum

Komponen Biaya (US$/bulan) Aktual*) % (US$/bulan) Optimum**)

Biaya Tetap 0.49 juta 12.43 -

asuransi/kasir 0.45 juta 11.52 -

umum/adm 0.04 juta 0.91 -

Biaya Variabel 3.44 juta 87.57 1.89 juta

log 2.17 juta 55.20 1.72 juta

perekat 0.51 juta 12.92 0.04 juta

bahan pembantu 0.08 juta 2.03 0.12 juta

upah langsung 0.49 juta 12.42 0.01 juta

spare part 0.06 juta 1.62 -

BBM 0.13 juta 3.39 -

Biaya Produksi 3.93 juta 100.00 1.89 juta

Keterangan : *) untuk 64 produk

**) untuk 21 produk (yang diteliti

Tabel 3. Biaya produksi dan keuntungan per m3 produk pada kondisi aktual

Jenis Produk

Biaya Variabel Total

Biaya Variabel Harga Jual

Keuntungan (belum dikurangi biaya tetap) Bahan Baku

Kayu Perekat

Bahan

Pembantu Upah Langsung

………...(US$/m3)……….……….………… X1 180.54 3.12 6.35 3.59 193.60 371.87 178.27 X2 187.48 4.57 7.70 4.12 203.87 371.87 168.00 X3 196.41 5.88 9.06 0.50 211.85 468.28 256.43 X4 190.46 5.49 9.06 6.42 211.43 317.98 106.55 X5 196.41 7.24 11.76 1.30 216.71 602.80 386.09 X6 194.50 2.01 9.06 0.53 206.09 395.12 189.03 X7 195.63 3.67 9.06 0.29 208.66 380.89 172.23 X8 195.63 5.37 11.76 0.35 213.12 353.50 140.38 X9 195.63 3.95 9.06 0.26 208.90 380.89 171.99 X10 195.63 3.95 9.06 0.28 208.92 380.89 171.97 X11 196.41 7.51 14.47 1.44 219.83 602.80 382.97 X12 195.14 7.24 14.47 0.89 217.74 602.80 385.06 X13 223.99 8.00 14.47 1.22 247.68 602.80 355.12 X14 197.60 4.22 11.76 0.31 213.90 380.89 166.99 X15 196.94 7.45 17.18 1.23 222.79 602.80 380.01 X16 187.48 4.69 14.47 1.21 207.86 372.62 164.76 X17 197.55 3.59 14.47 0.24 215.86 380.89 165.03 X18 194.79 3.84 17.18 0.26 216.07 380.89 164.82 X19 200.11 2.33 19.88 0.28 222.59 399.87 177.28 X20 190.30 2.07 22.59 0.25 215.21 399.87 184.66 X21 192.12 4.28 25.30 0.03 221.72 415.50 193.78

Tabel 4. Biaya produksi industri kayu lapis beberapa hasil penelitian

Item FAO

1) Siregar 2) Irvan 3) Simangunsong 4) Wardana 5)

US$/m3 (%) US$/m3 (%) US$/m3 (%) US$/m3 (%) US$/m3 (%)

Biaya variabel

Bahan baku utama 6) 94.00 42.53 126.24 68.02 101.63 65.08 54.72 28.95 129.00 60.00

(5)

Simangunsong dan Solihah

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009) 72

Tabel 4. Lanjutan Upah tenaga kerja

langsung 22.00 9.95 4.98 2.68 10.03 6.42 8.00 4.23 16.00 8.00 Bahan bakar 12.00 5.43 3.07 1.65 1.85 1.18 - - - - Overhead variabel 3.00 1.36 - - 25.89 16.58 - - - - Pemeliharaan dan

perbaikan alat 10.00 4.52 - - 2.80 1.79 - - - -

Total biaya variabel 171.00 77.38 162.07 87.33 143.69 92.00 98.05 51.88 185.00 87.00

Biaya tetap

Penyusutan - - - - 3.90 2.49 67.00 35.45 - -

Bunga modal 11.00 4.98 - - 4.66 2.98 - - - -

Gaji dan upah tenaga

kerja tak langsung - - 2.64 1.42 - - 1.62 0.86 11.00 5.00

Asuransi modal tetap8) - - - - - - - - - -

Overhead tetap 26.00 11.76 4.01 2.16 - - - - Royalti dan pajak 9.00 4.07 - - - - 22.31 11.80 4.00 2.00

Mesin-mesin, peralatan, alat angkut, sarana dan

prasarana - - - - 15.00 7.00

Total biaya tetap 46.00 20.81 6.65 3.58 8.56 5.48 90.93 48.11 30.00 14.00 Biaya lain-lain9) 4.00 1.81 16.87 9.09 3.94 2.52 - - - -

Biaya produksi 221.00 100.00 185.59 100.00 156.19 100.00 189.00 100.00 215.00 100.00 Sumber : FAO (1989), Siregar (1988), Irvan (1992), Simangunsong (1991) dan Wardana (2003)

Optimasi produk

Biaya produksi yang dihitung dalam rangka optimasi produk adalah biaya variabel per m3 untuk setiap jenis produk

pada kondisi aktual. Biaya tetap setiap untuk setiap jenis produk tidak dapat dihitung karena data yang diperlukan untuk menghitungnya tidak tersedia sehingga keuntungan per m3 dari

setiap produk yang diperoleh belum dikurangi oleh biaya tetap. Rata-ratabiaya produksi variabel aktual yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah 3.44 juta per bulan atau US$ 384 per m3 (Tabel 2). Angka ini jauh lebih besar dibandingkan

rata-rata biaya variabel yang diperoleh dalam penelitian ini, khususnya rata-rata biaya variabel dari 21 produk kayu lapis yang diteliti, yaitu US$ 214.50 per m3. Perbedaan nilai

menunjukkan adanya kesempatan perusahaan meningkatkan keuntungan.

Berdasarkan input-output koefisien yang dihitung dan disajikan pada Tabel 5 serta dengan memperhatikan jumlah sumberdaya tersedia yang menjadi kendala setiap bulannya seperti yang disajikan pada Tabel 6, solusi optimum untuk perusahaan di PT. Putra Sumber Utama Timber adalah dengan menghasilkan 21 jenis produk kayu lapis dengan dua produk utama, yaitu 3,937 m3 produk truck flooring (X15)

dengan ketebalan 17.0 mm dan 2,858 m3 jenis film face (X16)

dengan ketebalan 18.0 mm (Tabel 7). Sementara itu, produk-produk yang lain hanya diproduk-produksi pada tingkat minimum. Jumlah produksi optimum adalah 8,826 m3 per bulan, atau

1,5% lebih rendah dibandingkan jumlah produksi pada kondisi aktual. Keuntungan maksimum yang diperoleh adalah US$ 2.54 juta dengan jumlah produksi sebesar 8,826 m3 per bulan.

Bila dibandingkan dengan kondisi aktual dimana keuntungan yang diperoleh sebesar US$ 2.08 juta dengan rata-rata

produksi 8,956 m3 per bulan, maka optimasi telah

meningkatkan keuntungan sebesar 18,2%, meskipun jumlah produksi menurun sebesar 1,5%.

Optimasi produk yang dilakukan menyebabkan beberapa sumberdaya menjadi berlebih (abundant), seperti: perekat WBP dan T2; kapasitas mesin kupas 9’ (rotary 9’), mesin kupas 8’ (rotary 8’), mesin kupas 5’ (rotary 5’), mesin kupas 4’

spindleless (rotary 4’), continous dryer, roller dryer, core composser; dan waktu penggunaan mesin cold press, hot press, sizer dan sander, sehingga dimungkinkan untuk

melakukan penghematan. Penghematan sumberdaya perlu dilakukan agar biaya produksi yang dikeluarkan seminimal mungkin sehingga keuntungan meningkat. Penghematan secara langsung (riil) yang dapat dinilai dengan uang adalah bahan baku kayu dan perekat. Keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimum (rata-rata produksi

8,826 m3 per bulan) ditambah dengan penghematan

sumberdaya perekat mencapai US$ 2.99 juta. Nilai ini 31% lebih tinggi dibandingkan nilai keuntungan aktual sebesar US$ 2.08 juta (rata-rata produksi 8,956 m3 per bulan; Tabel 8).

Analisis kepekaan dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang akan terjadi pada solusi optimum, khususnya pengaruh dari ketersediaan bahan baku kayu dan biaya produksi. Tabel 8 menunjukkan hasil simulasi dari perubahan ketersediaan bahan baku kayu dan biaya produksi yang masing-masing berubah sebesar -20%, -10%, 0%, +10% terhadap keuntungan perusahaan dimana terlihat bahwa keuntungan perusahaan lebih sensitif terhadap perubahan biaya produksi dibandingkan dengan terhadap perubahan ketersediaan bahan baku.

(6)

rnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 74-83 (2009)

Tabel 5. Input-output koefisien linier fungsi kendala dari permasalahan perusahaan kayu lapis PT. Putra Sumber Utama Timber

Jenis Produk Bahan Baku Kayu Biaya Variabel Perekat

Kapasitas Produksi Waktu Penggunaan Mesin

Rotary 9', 5', 4' Rotary 8' Continous

dryer Roller Dryer F/B Composser Core

Composser Cold Press Hot Press Sizer Sander

WBP T2 F/B core F/B core F/B core F/B Core

(m3/m3) (US$/m3) (kg/m3) ……….(m3/m3)….……… …………..(jam/m3)……….. X1 1.91 193.60 11.11 0.18 0.83 0.18 0.83 0.18 0.83 0.17 0.07 0.02 0.02 X2 1.98 203.87 16.25 0.13 0.92 0.13 0.92 0.13 0.92 0.17 0.07 0.01 0.01 X3 2.08 211.85 11.14 0.31 0.79 0.31 0.79 0.31 0.79 0.17 0.15 0.02 0.01 X4 2.01 211.43 10.40 0.19 0.88 0.19 0.88 0.19 0.88 0.17 0.07 0.02 0.01 X5 2.08 216.71 13.71 0.31 0.79 0.31 0.79 0.31 0.79 0.17 0.25 0.02 0.02 X6 2.05 206.09 7.14 0.29 0.80 0.29 0.80 0.29 0.80 0.17 0.13 0.01 0.02 X7 2.07 208.66 6.96 0.31 0.78 0.31 0.78 0.31 0.78 0.17 0.24 0.01 0.02 X8 2.07 213.12 10.17 0.23 0.87 0.23 0.87 0.23 0.87 0.17 0.24 0.01 0.02 X9 2.07 208.90 7.48 0.31 0.78 0.31 0.78 0.31 0.78 0.17 0.24 0.03 0.03 X10 2.07 208.92 7.48 0.31 0.78 0.31 0.78 0.31 0.78 0.17 0.23 0.03 0.03 X11 2.08 219.83 14.22 0.24 0.86 0.24 0.86 0.24 0.86 0.17 0.26 0.02 0.03 X12 2.06 217.74 13.71 0.24 0.86 0.24 0.86 0.24 0.86 0.17 0.35 0.02 0.02 X13 2.37 247.68 15.15 0.26 0.99 0.26 0.99 0.26 0.99 0.17 0.29 0.02 0.03 X14 2.09 213.90 8.00 0.25 0.85 0.25 0.85 0.25 0.85 0.17 0.18 0.02 0.02 X15 2.08 222.79 14.12 0.19 0.91 0.19 0.91 0.19 0.91 0.17 0.22 0.01 0.01 X16 1.98 207.86 8.89 0.08 0.97 0.08 0.97 0.08 0.97 0.17 0.12 0.01 0.01 X17 2.09 215.86 6.81 0.21 0.89 0.21 0.89 0.21 0.89 0.17 0.24 0.01 0.01 X18 2.06 216.07 7.27 0.18 0.91 0.18 0.91 0.18 0.91 0.17 0.29 0.01 0.01 X19 2.11 222.59 8.28 0.17 0.95 0.17 0.95 0.17 0.95 0.17 0.19 0.01 0.01 X20 2.01 215.21 7.37 0.13 0.93 0.13 0.93 0.13 0.93 0.17 0.18 0.01 0.01 X21 2.03 221.72 8.10 0.13 0.95 0.13 0.95 0.13 0.95 0.17 0.24 0.01 0.02 Opt im as i D alam Per us ahaa n K ay u Lap is 73 Jur nal I lm u da n T ek no lo gi H asil H ut an 2(2 ): 6 8-77 (2 0 0 9)

(7)
(8)

rnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 74-83 (2009) Tabel 5. Lanjutan Jenis Produk Produksi Minimum X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X1 1 X2 1 X3 1 X4 1 X5 1 X6 1 X7 1 X8 1 X9 1 X10 1 X11 1 X12 1 X13 1 X14 1 X15 1 X16 1 X17 1 X18 1 X19 1 X20 1 X21 1 74 Sim an gun so ng dan Sol ih ah Jur nal I lm u da n T ek no lo gi H asil H ut an 2(2 ): 6 8-77 (2 0 0 9)

(9)
(10)

Optimasi Dalam Perusahaan Kayu Lapis

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009) 75

Tabel 6. Jumlah sumberdaya yang tersedia setiap bulan yang menjadi kendala di PT. Putra Sumber Utama Timber

Sumberdaya yang menjadi kendala Satuan Tersedia

Bahan Baku Kayu m3/bulan 18,179

Biaya Variabel US$/bulan 3.134.844

Perekat WBP kg/bulan 721.061 T2 kg/bulan 429.067 Kapasitas Produksi Rotary 9', 5', 4' F/B m3/bulan 7.677 Core m3/bulan 19.563 Rotary 8' F/B m3/bulan 2.683 Core m3/bulan 898 Continious Dryer F/B m3/bulan 2.435 Roller Dryer Core m3/bulan 8.806 F/B Composser F/B m3/bulan 1,470 Core Composser Core m3/bulan 25.574

Waktu Penggunaan Mesin

Cold Press jam/bulan 6.854

Hot Press jam/bulan 3.629

Sizer jam/bulan 4.032 Sander jam/bulan 1,210 Permintaan Produk X1 m3 43,04 X2 m3 45,44 X3 m3 37,66 X4 m3 386,15 X5 m3 178,87 X6 m3 1,32 X7 m3 2,00 X8 m3 105,00 X9 m3 2,00 X10 m3 28,57 X11 m3 463,19 X12 m3 87,24 X13 m3 514,24 X14 m3 42,27 X15 m3 511,91 X16 m3 123,75 X17 m3 27,55 X18 m3 28,57 X19 m3 20,10 X20 m3 14,98 X21 m3 3,17

(11)

Simangunsong dan Solihah

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009) 76

Tabel 7. Solusi optimum perusahaan PT. Putra Sumber Utama Timber

Jenis Produk

Aktual Optimum

Produksi Keuntungan Produksi Keuntungan

(m3/bulan) (%) (US$/bulan) (m3/bulan) (%) (US$/bulan)

X1 1,092.29 12.20 194,719 43.04 0.49 76,73 X2 1,252.00 13.98 210,336 45.44 0.51 7,634 X3 151.15 1.69 38,760 37.66 0.43 9,657 X4 1,951.46 21.79 207,936 386.15 4.38 41,146 X5 676.20 7.55 261,074 178.87 2.03 69,060 X6 162.33 1.81 30,684 1.32 0.01 250 X7 89.23 1.00 15,368 2.00 0.02 344 X8 105.18 1.17 14,766 105.00 1.19 14,740 X9 78.23 0.87 13,455 2.00 0.02 344 X10 85.45 0.95 14,695 28.57 0.32 4,913 X11 751.50 8.39 287,802 463.19 5.25 177,388 X12 465.17 5.19 179,119 87.24 0.99 33,593 X13 638.14 7.13 226,613 514.24 5.83 182,614 X14 95.40 1.07 15,931 42.27 0.48 7,059 X15 640.50 7.15 243,394 3937.21 44.61 1,496,163 X16 367.56 4.10 60,561 2857.52 32.38 470,818 X17 73.51 0.82 12,132 27.55 0.31 4,547 X18 80.52 0.90 13,271 28.57 0.32 4,709 X19 100.33 1.12 17,786 20.10 0.23 3,563 X20 89.59 1.00 16,544 14.98 0.17 2,766 X21 10.21 0.11 19,79 3.17 0.04 614 Total 8955.95 100.00 2,076,923 8826.10 100.00 2,539,595

Tabel 8. Nilai penghematan sumberdaya, biaya produksi dan keuntungan bersih pada kondisi aktual, kondisi optimum, ketika

kondisi bahan baku kayu dan biaya produksi berubah

Uraian

Kondisi

Aktual Optimum Bahan Baku Biaya Produksi

-20% -10% +10% +20% -20% -10% +10% +20%

Produksi (m3) 8,956 8,826 6,957 7,876 9,456 9,156 8,826 8,826 8,826 7,188

Biaya produksi (US$ juta/bulan) 3,44 1,89 1,54 1,74 2,05 2,05 1,54 1,73 2,12 1,92

Keuntungan (US$ juta/bulan) 2,08 2,54 2,42 2,52 2,55 2,55 2,92 2,73 2,35 2,19

Penghematan

Bahan baku kayu (US$ juta/bulan) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,06 0,23 0,00 0,00 0,00 0,30 Biaya perekat (US$ juta/bulan) 0,00 0,46 0,46 0,46 0,45 0,45 0,46 0,46 0,46 0,46

WBP 0,00 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36

T2 0,00 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

Keuntungan+Penghematan (US$ juta/bulan) 2,08 2,99 2,89 2,98 3,06 3,24 3,38 3,19 2,8 2,94

KESIMPULAN

Biaya produksi setiap meter kubik produk besarnya bervariasi antara US$ 193.60 hingga US$ 247.68 per meter kubik produk. Solusi optimum menunjukkan bahwa dari 21

produk kayu lapis yang dianalisis, ada 2 produk utama yang dihasilkan, yaitu produk X15 dan X16, sementara produk yang

lain hanya diproduksi pada tingkat minimum. Jumlah produksi optimum adalah 8,826 m3 per bulan, atau 1,5% lebih rendah

(12)

Optimasi Dalam Perusahaan Kayu Lapis

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009) 77

kondisi optimum keuntungan perusahaan per bulan meningkat sebesar 18% daripada kondisi aktual dengan total keuntungan sebesar US$ 2.54 juta per bulan. Solusi optimum juga ternyata lebih sensitif terhadap perubahan biaya produksi dibandingkan dengan perubahan ketersediaan bahan baku.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2007. Indikator Ekonomi edisi Juli 2007 [Buletin]. Badan Pusat Statistik : Jakarta.

FAO. 1989. Wood-Based Panel: Situation and Outlook. Directorate General of Forest Utilization, Ministry of Forestry: Jakarta.

Irvan. 1992. Optimasi Produksi Kayu Lapis Dengan Metode Program Linier Di PT. Sumatra Timber Utama Damai [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Manurung EGT, Simangunsong BCH, Sukadri DS, Widyantoro B, Justianto A, Ramadhan S, Sumardjani L, Rochadi D, Permadi P, Priyono BM, Sukmananto B. 2007. Road Map Revitalisasi Industri Kehutanan Indonesia. Departemen Kehutanan: Jakarta.

Nasendi BD, Anwar A. 1985. Program Liniar dan Variasinya. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Simangunsong BCH, Elias, Tambunan A, Manurung EGT. 2008. Indonesia Forestry Outlook 2020. Departemen Kehutanan: Jakarta.

Simangunsong BCH. 1991. Optimasi Penggunaan Sumberdaya dan Penganekaragaman Produk Dalam Industri Kayu Lapis [Tesis]. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Siregar HS. 1988. Analisis Biaya Produksi Kayu Lapis Di PT. Tjipta Rimba Djaya Medan Sumatera Utara [Skripsi]. Fakultas kehutanan, Institut Pertanian Bogor: Bogor. Taha HA. 2003. Operations Research: An Introduction.

Seventh Edition. Pearson Education International: Upper Saddle River.

Wardana DBP. 2003. Optimasi Produksi Kayu Lapis: Studi Kasus di PT. Kampari Wood Industries, Riau [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor: Bogor. Winston WL, Albright. SC. 1997. Practical Management

science: spreadsheet modeling and applications. Duxbury Press. Belmont, CA.

(13)
(14)

Gambar

Tabel 1.  Jenis-jenis produk kayu lapis PT. Putra Sumber Utama Timber.
Tabel 2.  Biaya produksi kayu lapis dan LVL setiap bulan pada kondisi aktual dan optimum
Tabel 4. Lanjutan        Upah tenaga kerja
Tabel 6.  Jumlah sumberdaya yang tersedia setiap bulan  yang menjadi kendala di PT. Putra Sumber Utama Timber
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sistem tidak memiliki kelemahan karena sudah menerapkan semua teknik pengendalian aplikasi yang bisa menjamin ketepatan dan keakuratan input

Klik tombol Start pada sudut kiri bawah tampilan desktop, kemudian pilih atau klik menu All Programs Microsoft Office Microsoft Office PowerPoint 20072. Pada layar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: serbuk gergaji kayu jati dapat digunakan sebagai adsorben ion logam Pb(II) menggunakan limbah cair simulasi dengan kapasitas adsorpsi sebesar

Kompetensi profesional, hal ini berpengaruh ke peserta didik termotivasi untuk selalu belajar meningkatkan prestasi belajarnya yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai

P engaruh Konsentrasi 2,4-D (Dichlorophenoxyaetic Acid) dan BAP (Benzil Amino Purine) pada Media MS terhadap Induksi Kalus Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.),

Petani-petani di Indonesia banyak yang termasuk sebagai setengah pengangguran kentara karena petani yang hanya memiliki lahan yang sempit biasanya bekerja kurang

Upaya pencegahan pencemaran air yang dilakukan oleh pemerintah terhadap industri tahu diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

Hasil penelitian adalah Segala kegiatan yang berkaitan dengan sumber daya manusia di Sekolah Dasar Harapan Nusantara selalu di usulkan dan dilaporkan kepada