• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang model directive learning dan tari muli siger belum ada yang mencatat tentang Pembelajaran tari muli siger menggunakan model directive learning pada kelas VI C di SD Negeri 2 Perumnas Way Halim Bandar Lampung. Husamah dalam bukunya yang berjudul “Pembelajaran Luar Kelas Out Door Learning” (2013) yang berisi tentang rancangan strategi mengembangkan metode dan model pembelajaran yang menyenangkan, inovatif dan menantang. Salah satu model yang ada di dalam buku tersebut yaitu model pembelajaran directive learning. Model pembelajaran directive learning adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah. Model pembelajaran ini bertujuan untuk menilai tingkat pengetahuan peserta didik. Selain itu, dengan model pembelajaran langsung guru dapat memaksimalkan waktu belajar siswa dan mengembangkan kemandirian dalam mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan.

(2)

Hidayat dalam bukunya “Wawasan Seni Tari” (2005) tari sejak awal merupakan sebuah seni kolektif, sebab dalam kerangka wujudnya tempat dibentuk oleh berbagai disiplin seni yang lain misalnya sastra musik, seni rupa, dan seni drama. Tari pada waktu itu masih sebagai bentuk pengungkapan yang bersahaja dan sangat tunduk pada kepentingan adat serta religi. Perkembangan selanjutnya, tari tidak lagi menjadi bagian dari aktivitas adat atau religi, tetapi kehadiran tari menjadi berdiri sendiri sebagai sebuah ekspresi seni yang mandiri.

I Wayan Mustika dalam bukunya berjudul “Tari Muli Siger” yang berisi tentang penggarapan tari muli siger sebagai upaya mempertahankan seni tradisi Lampung. Tari tersebut merupakan garapan tari kreasi baru yang mengadopsi gerak dari gerakan tari tradisi lampung yang telah ada. Tari muli siger yang berarti muli artinya gadis cantik dan siger merupakan lambang kehormatan. Tari muli siger adalah tari kreasi baru yang bertemakan tentang gadis-gadis cantik Lampung yang sedang berhias dengan menggunakan siger emas sebagai lambang kehormatan.

Tari muli siger ditarikan oleh enam orang penari putri. Keenam penari ini sama-sama menari dengan gerak dan kostum yang sama. Keindahan dan kelincahan gerak tari muli siger ini dapat mencerminkan kemolekan atau kecantikan gadis Lampung. Kehormatannya pun yang terpancar dari siger yang digunakan menandakan adanya cermin keagungan yang sangat tinggi dalam falsafah kehidupan masyarakat Lampung. Antara gadis atau penari dengan siger sebagai lambang kehormatan kebesaran masyarakat Lampung

(3)

terlihat jelas dalam garapan tari muli siger. Tari muli siger mencerminkan karakteristik kecantikan seorang gadis yang sangat terhormat.

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas tidak terdapat judul yang sama, oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan masih orisinil.

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, dan film audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya (Hamalik, 2013: 57).

Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien. Kata pembelajaran berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Thobroni dan Mustota,2011:18).

(4)

UU No 20 tahun 2003 pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Perkembangan tingkah laku seseorang adalah berkat pengaruh lingkungan. Melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, maka siswa memperoleh pengalaman yang selanjutnya memengaruhi perilakunya, sehingga berubah dan berkembang. Lingkungan yang dibutuhkan untuk maksud tersebut, seperti mempersiapkan program belajar, bahan pelajaran, metode belajar, dan alat pengajar. Proses pembelajaran dipengaruhi juga oleh pribadi guru, suasana kelas, kelompok siswa, lingkungan di luar sekolah, dan semua lingkungan belajar yang bermakna bagi perkembangan siswa (Susanto, 2013:21).

Langkah perencanaan program pengajaran memegang peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi. Adapun 3 langkah pengajaran diantaranya (Thobroni dan Mustofa, 2011:25).

1. Perencanaan pengajaran

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan

(5)

keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan dan Evaluasi Pembelajaran

Kekuatan dan kelemahan dari program pengajaran yang telah disusun guru biasanya dapat diketahui dengan lebih jelas setelah program tersebut dilaksanakan di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi yang diadakan akan memberi petunjuk kepada guru tentang bagian mana dari program tersebut yang sudah berhasil dan bagian-bagian mana pula yang belum berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Ibrahim, 2010: 125).

a. Perencanaan Pengajaran

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran (Majid, 2007: 15). Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan motode pengajaran, dan menilai dalam suatu

(6)

alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.(Majid, 2007: 17).

b. Pelaksanaan program pengajaran

Ada empat langkah pokok yang biasa dilakukan dalam keseluruhan proses program pengajaran yaitu evaluasi awal, pelaksanaan pengajaran, evaluasi akhir, dan tindak lanjut (Ibrahim, 2010: 130-132).

a) Evaluasi Awal

Evaluasi awal atau pretest dilakukan sebelum pelajaran diberikan. Tujuan atau fungsinya ialah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang bersangkutan.

b) Pelaksanaan pengajaran

Setelah evaluasi awal dilakukan, langkah berikutnya ialah melaksanakan pengajaran sesuai dengan langkah-langkah atau kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan.

c) Evaluasi akhir

Fungsinya ialah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai siswa pada akhir pengajaran. Hasil evaluasi akhir kita bandingkan dengan evaluasi awal, akan dapat diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran yang telah kita berikan, di samping sekaligus dapat pula kita ketahui bagian-bagian mana dari bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian besar siswa. d) Tindak lanjut

(7)

guru dapat merencanakan kegiatan-kegiatan tindak lanjut yang perlu dilakukan, baik berupa upaya perbaikan (remedial) bagi siswa-siswa tertentu, maupun berupa penyempurnaan program pengajaran.

c. Evaluasi Pengajaran

Evluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau mufakat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran (Mudjiono, 2013: 221). Evaluasi merupakan kegiatan mengumpulkan fakta atau bukti-bukti secara sistematis untuk menetapkan apakah telah terjadi perubahan pada diri siswa, dan sampai sejauh mana perubahan yang terjadi. Evaluasi pembelajaran merupakan komponen yang berperan untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan aktivitas pembelajaran.

Ada tiga bentuk evaluasi dalam pembelajaran, yaitu evaluasi program pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

a) Evaluasi program pembelajaran

Yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui seberapa kualitas program pembelajaran yang telah dirancang dan dilaksanakan. Dengan evaluasi program pembelajaran akan diperoleh tiga kemungkinan rekomendasi, yaitu program pembelajaran tidak baik dan tidak boleh digunakan atau laksanakan, program pembelajaran dapat digunakan atau dilaksanakan tapi harus direvisi terlebih dahulu, dan program pembelajaran yang baik dan siap atau dapat digunakan atau dilaksankan.

(8)

b) Evaluasi proses pembelajaran

Yaitu evaluasi yang dirancang untuk mengamati proses pembelajaran sedang berlangsung. Artinya, dengan evaluasi proses dapat diketahui bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran, aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung, bagaimana keterampilan guru dalam membuka sampai dengan menutup pembelajaran.

c) Evaluasi hasil belajar

Yaitu evaluasi yang dirancang untuk mengetahui hasil pembelajaran dalam bentuk hasil atau prestasi belajar siswa. Hasil belajar akan nampak pada tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi dan pengalaman belajar yang dipelajari selama proses pembelajaran. Dengan evaluasi hasil belajar dapat ditetapkan boleh atau tidaknya siswa melanjutkan belajar ke tingkat pembelajaran selanjutnya atau harus mengulang.

2.2 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (joice & Weil dalam Rusman, 2012:133).

2.2.1 Model Pembelajaran Directive Learning atau Pembelajaran Langsung Pembelajaran Directive Learning merupakan model pengajaran yang

(9)

Hal ini mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkan langsung kepada seluruh kelas. Model Directive Learning menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung, (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu, (3) materi pembelajaran yang telah terstrukturisasi, (4) lingkungan belajar yang telah terstrukturisasi, dan (5) distrukturisasi oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi) (Husamah, 2013: 116- 119).

Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini yaitu menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik, mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan (Rosdiani Dini, 2013: 93) Pengajaran Langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan

(10)

yang sangat hati-hati di pihak guru agar efektif, pengajaran langsung mensyaratkan tiap detail ketrampilan atau isi didefinisikan secara seksama dan demonstrasi serta jadwal pelatihan direncanakan dan dilaksanakan secara seksama. Tujuan pembelajaran dapat dirancang bersama oleh guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan resitasi (tanya jawab) yang terencana. Ini tidak berarti bahwa pembelajaran bersifat otoriter, dingin dan tanpa humor. Ini berarti lingkungan berorientasi pada tugas dan memberi harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar dengan baik (Kardi dan Nur dalam Husamah, 2013: 123.124)

Pada model Directive Learning terdapat fase langkah pembelajaran yang sangat penting. Fase-fase tersebut diantaranya :

1) Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus mereka kerjakan dan menarik perhatian peserta didik pada poin-poin yang dibutuhkan perhatian khusus.

2) Instructing. Guru memberi informasi dan menstrukturisasinya dengan baik.

3) Demonstrating. Guru menunjukan, mendeskripsikan, dan membuat model dengan menggunakan sumber serta display visual yang tepat. 4) Explaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan

akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada metode sebelumnya.

(11)

5) Question and Discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh peserta didik ikut ambil bagian. Guru mendengarkan dengan seksama jawaban peserta didik dan merespon secara konstruktif untuk mengembangkan belajar peserta didik.

6) Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui berbagai macam kegiatan dikelas. Guru dapat juga memberikan tugas-tugas yang difokuskan dengan baik untuk dikerjakan dirumah. Guru meminta peserta didik bersama pasangan atau kelompoknya melakukan refleksi atau membahas sebuah proses.

7) Evaluating pupil’s responses. Guru mengevaluasi presentasi hasil kerja peserta didik.

8) Summarizing. Guru merangkum apa yang telah diajarkan dan apa yang sudah dipelajari peserta didik selama dan menjelang akhir pelajaran. Guru mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahpahaman. Guru mengundang peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dan menarik poin-poin serta ide-ide kunci (Muijs dan Reynolds dalam Husamah, 2013: 121-123).

Tujuan dari model pembelajaran Directive Learning ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan siswa. Selain itu, dengan model pembelajaran langsung guru dapat memaksimalkan waktu belajar siswa dan mengembangkan kemandirian dalam mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan.

(12)

Tindakan dalam pembelajaran langsung dirancang untuk membuat sebuah lingkungan pendidikan yang berorientasi akademik dan terstruktur serta mengharuskan siswa untuk terlibat aktif saat pembelajaran.

2.2.2 Kelebihan Model Pembelajaran Directive Learning atau Pembelajaran Langsung

1) Dengan model pembelajaran directive learning, guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai 2) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengerjakan konsep dan

keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun

3) Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.

4) Model ini dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas kecil.

5) Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.

6) Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat 7) Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik

8) Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat

9) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model directive learning atau pembelajaran langsung digunakan secara efektif.

(13)

10) Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya. 11) Baik digunakan untuk menjelaskan fakta yang spesifik dan keterampilan

dasar.

2.2.3 Kelemahan Model Pembelajaran Directive Learning atau Pembelajaran Langsung

1) Memerlukan pengorganisasian materi pelajaran dengan baik dan persiapan keterampilan komunikasi yang prima

2) Tiap tahap pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan

3) Materi pelajaran harus dikemas dengan baik sebelum pelaksanaan pembelajaran

4) Jika terlalu sering digunakan model pembelajaran Directive Learning akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu siswa semua yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran siswa itu sendiri.

2.2.4 Langkah penerapan pembelajaran Directive Learning atau Pembelajaran Langsung Pada Pembelajaran Seni Tari

Langkah pembelajaran yang dimaksud adalah langkah pembelajaran pada saat siswa menerima materi dan memperagakannya kembali tari muli siger. Pada tahap pertama guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi apa yang akan dipelajari (tahap directing) dengan adanya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai maka peserta didik akan memiliki alasan mengapa

(14)

mereka harus terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar (tahap instructing).

Tahap ketiga yaitu mendemonstrasikan semua gerak-gerak tari muli siger kemudian peserta didik menirukan apa yang diajarkan oleh guru (tahap demonstrating), tahap keempat yaitu eksplaining and ilustrating dilakukan dengan guru memberikan penjelasan-penjelasan terkait dengan materi yang disampaikan. Tahap kelima yaitu tahap question and discussing guru bertanya dan memastikan seluruh peserta didik ikut ambil bagian.

Tahap keenam yaitu consolidating dilakukan dengan guru membagi kelompok sebagai sarana untuk memaksimalkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan yaitu dengan berlatih bersama kelomok menghafalkan ragam gerak tari yang diberikan oleh guru. Selanjutnya peserta didik bersama kelompoknya mempresentasikan gerak tari muli siger sebagai hasil latihannya, kemudian guru mengevaluasi hasil kinerja pserta didik dan merangkum apa yang telah diajarkan dan mengoreksi kesalah pahaman peserta didik selama dan menjelang akhir pelajaran merupakan bagian dari tahap ketujuh dan kedelapan (tahap evaluating pupils’s responses dan summarizing).

2.3 Seni Tari 2.3.1 Pengertian tari

Tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama, dan berjiwa yang harmonis.

(15)

Keindahan, indah bukan hanya hal-hal yang halus dan bagus saja, melainkan sesuatu yang memberi kepuasan batin manusia. Gerak yang kasar, keras, kuat dan lainnya bisa merupakan gerak yang indah. Berjiwa biasa diartikan memberi kekuatan yang bisa menghidupkan jadi, gerak yang telah dibentuk dan berirama tersebut seakan hidup dan dapat memberikan pesan yang dapat kita mengerti dan berarti. Harmonis adalah kesatuan yang selaras dari keindahan yang bergerak, berirama, dan berjiwa tersebut (Kussudiardjo, dalam Wahyudiyanto 2008:11).

Tari menurut (Sedyawati dalam Hidayat 2005:2),yaitu

a. Pengertian tari bersifat terbatas adalah susunan gerak beraturan yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai suatu kesan tertentu.

b. Pengertian tari bersifat umum adalah bentuk upaya untuk mewujudkan keindahahn susunan gerak dan irama yang dibentuk dalam satuan-satuan komposisi.

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah (Soedarsono, dalam Hidayat 2005:2). Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia sesuai dengan motivasi tertentu, yang diungkapkan lewat gerak-gerak yang indah dan ritmis.

(16)

2.3.2 Jenis tari

Jenis tari adalah berbagai keragaman wujud tari yang memiliki perbedaan dan atau kesamaan yang dapat dikelompokan berdasarkan: perkembangan, tata cara penyajian dan bentuk koreografinya.

Tari tradisional dapat dipahami sebagai sebuah tata cara yang berlaku di sebuah lingkungan etnik tertentu yang bersifat turun menurun. Tari modern adalah tari yang lepas kaidah-kaidah atau konvensi tradisional (Hidayat 2005:14). Tari kreasi baru ialah tari yang mengarah kepada kebebasan dalam pengungkapan, tidak berpijak kepada pola tradisi lagi (Sudarsono, 2011:29). Tari kreasi baru merupakan ungkapan seni yang tidak berpolakan tradisi, tetapi lebih merupakan garapan baru yang tidak berpijak pada standar yang telah ada (Sudarsono, 2011: 31).

2.3.3 Fungsi Tari

Pengertian tentang fungsi tari kaitannya dengan keberadaan tari dalam masyarakat tidak hanya sekedar aktifitas kreatif, tetapi lebih mengarah pada kegunaan. Artinya keberadaan tari memiliki nilai guna dan hasil guna yang memberikan manfaat pada masyarakat, khususnya dalam mempertahankan kesinambungan kehidupan sosial.selain tari yang dipergunakan sebagai bagian dari upacara penyambutan (ceremonial). Tarian juga difungsikan sebagai pendukung untuk menyemarakkan perhelatan atau hajat pribadi seperti khitan, pernikahan, atau nadar (membayar janji). Perkembangan fungsi tari pada zaman modern lebih mengarah pada bentuk prestasi artistik,

(17)

dengan demikian muncul bentuk-bentuk tari yang berfungsi sebagai hiburan (tontonan). Disamping itu ada fungsi tari yang cukup tua dalam sejarah kehidupan manusia, yaitu fungsi tari sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa kegembiraan atau tari suka cita (Hidayat, 2005: 5-7).

Fungsi pertunjukkan tari di masyarakat dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu, pertama berfungsi sebagai sarana ritual, kedua berfungsi sebagai sarana hiburan pribadi, ketiga berfungsi sebagai presentasi estetis yaitu sebagai tari tontonan (pertunjukan), dan keempat berfungsi sebagai media pendidikan.

2.4 Tari Muli Siger

2.4.1 Sinopsis Tari Muli Siger

Muli siger yang berarti muli artinya gadis cantik dan siger merupakan lambang kehormatan. Tari muli siger merupakan tari kreasi baru yang bertemakan tentang gadis-gadis cantik Lampung yang sedang berhias dengan menggunakan siger emas sebagai lambang kehormatan. siger saat ini merupakan simbol adat dari masyarakat Lampung. Siger merupakan cermin sikap ulun Lampung sejak lama, bahkan secara turun temurun merupakan bagian dari masyarakat Lampung. Oleh karena itu, tari muli siger ini adalah menggambarkan gadis-gadis Lampung yang sangat cantik serta memiliki kehormatan (Mustika, 2013: 24).

(18)

2.4.2 Unsur dan Bentuk Tari Muli Siger 1. Penari dan Pendukung Lain

Pertunjukan tari muli siger termasuk tarian kreasi baru yang diciptakan sebagai penyajian estetis dan bukan sebagai tarian adat. Tari kreasi baru muli siger termasuk tarian kreasi baru yang berlatar belakang tradisi masyarakat Lampung beradat pepadun.

Tari muli siger memang digarap menjadi tari kreasi baru dengan tujuan untuk dapat mengekspresikan diri melalui karya seni tari. Di samping itu, untuk menambah jenis tari di Lampung dan sebagai pelestarian seni daerah. Apa yang dapat diungkap dalam gerak, tata rias, busana dan iringan yang terdapat dalam tari muli siger dapat menggambarkan wajah kesenian khususnya seni tari di Lampung (Mustika, 2013: 24)

2.4.3 Gerak Tari Muli Siger

Secara umum gerak tari muli siger mengadopsi dari tarian Lampung lainnya, seperti pada seni cangget dan tari sigeh penguten Lampung. Hanya beberapa saja menggunakan gerak dari para penggarap, karena gerak-gerak tari Lampung lainnya sifatnya masih sederhana. Penekanan dalam gerak tari muli siger ini lebih kepengembangan komposisi tari dan kelincahan gerak sebagai media utama. Di sisi lain juga iringan musiknya memberikan aksen atau tanda-tanda yang sangat luwes.

(19)

Tabel 2.1. Urutan Gerak Tari Muli Siger

1. Lapah ngusung siger (berjalan membawa siger)

20. Ngelik mit kanan-kiri (kelik atau ukel ke kanan dan kiri)

2. Butakhi (akan menari) 21. Mejong kenui bebayang (duduk membuka sayap

3. Samber melayang (gerak menirukan burung terbang)

22. Lapah tabikpun (jalan penghormatan)

4. Pungu ngelik kanan (tangan dikelik atau ukel kekanan)

23. Bebalikh kenui bebayang (serong membuka sayap)

5. Ngelik mit kanan (kelik atau diukel kekanan)

24. Lapah tabikpun (jalan penghormatan)

6. Samber melayang (gerak menirukan burung terbang)

25. Kenui bebakhis (bergerak berbaris)

7. Busikhena (berhias) 26. Kenui ngangkat ko kepi (bergerak mengangkat sayap)

8. Samber melayang (gerak menirukan burung terbang)

27. Ngelik ngehaman (kelik atau ukel diam ditempat)

9. Pungu ngelik kiri (tangan dikelik atau diukel kekiri)

28. Kenui bebakhis (bergerak berbaris)

10. Ngelik mit kiri (kelik atau di ukel ke kiri)

29. Mampam kebelah (membawa siger dengan tangan sebelag) 11. Samber melayang (gerak

menirukan burung terbang)

30. Lapah tabikpun (jalan penghormatan)

12. Busikhena (berhias) 31. Hentak kukut (menghentakkan kaki)

13. Bebalikh ngelik kanan-kiri (serong ukel atau kelik kanan dan kiri)

32. Ngelik (di ukel atau kelik)

14. Kanluk (merentangkan selendang)

33. Mutokh (berputar) 15. Ngelik mit kanan-kiri (di

kelik atau ukel kekanan dan kiri)

34. Umbak (bergerak seperti ombak)

16. Mampam siger (membawa siger)

35. Kenui bebayang khanggal (bergerak membuka sayap tinggi) 17. Ngelik mejong kanan-kiri

(di ukel atau kelik kanan dan kiri)

36. Mutokh mampam kebelah

(berputar membawa siger dengan tangan sebelah)

18. Ngelik temegi (ukel atau kelik berdiri)

37. Lapah tabikpun (jalan penghormatan)

19. Mampam siger (membawa siger)

38. Ngeguwai siger (membentuk siger)

(20)

Tabel 2.2. Ragam Gerak Tari Muli Siger

NO. Uraian Gerak Foto

1. Lapah Ngusung Siger

Posisi badan tegak, berjalan ke depan, kedua tangan di rentangkan ke samping 45 sejajar pinggang, telapak tangan di gerakkan membuka dan menutup secara bergantian seperti gambar disamping.

2. Butakhi

Posisi badan level sedang, diam ditempat, dengan posisi kedua tangan ditekuk ke depan (serong kanan kiri), telapak tangan tegak ke arah depan.

(21)

3. Samber Melayang

Posisi badan mendak level sedang, kedua tangan di arahkan ke depan dada 45 hingga jari tengah kedua tangan bertumpu lalu kedua tangan bertemu lalu kedua tangan direntangkan ke samping.

4. Pungu Ngelik Kanan dan Kiri Posisi badan level sedang diam di tempat, kedua tangan diarahkan di depan dada lengan membentuk sudut 45 hingga jari tengah kedua tangan bertumpu lalu tangan kanan direntangkan ke arahsorong kanan atas (lengan lurus ke atas), dan tangan kiri diletakkan di depan dada (lengan ditekuk sejajar badan), kaki kanan di arahkan ke belakang kaki kiri. Posisi telapak tangan membuka dan menutup.

5. Ngelik Mit Kanan dan Kiri Kaki di arahkan ke samping kanan (kaki kanan-kiri secara bergantian dengan telapak tangan membuka dan menutup).

Posisi tanagan serong kanan atas, kedua tangan di arahkan ke lutut dengan posisi badan agak merunduk (tangan kanan menempel di lutut kanan dan tangan kiri di pinggang).

Begitu pula sebaliknya pada gerak Ngelik Mit Kiri.

(22)

6. Busikhena

Posisi badan mendak, kedua kaki di langkahkan ke depan secara bergantian, kedua tangan sejajar dada, lengan lurus ke depan, badan serong kanan dan kiri secara bergantian, telapak tangan membuka dan menutup. Telapak tangan membuka tegak, dan saat menutup posisi telapak tangan menyamping.

Lalu kedua tangan di arahkan ke samping kiri sambil diukel atau ngelik dan bergerak memutar mencari posisi.

(23)

7. Bebalik Ngelik Kanan-Kiri Posisi badan mendak serong kiri, kedua tangan digerakkan memutar di depan dada, diukel atau ngelik dan diletakkan di atas bahu. Posisi kaki kanan lurus ke depan serong kiri, lalu di arahkan ke samping kaki kiri.

Begitu pula sebaliknya pada gerak Bebalik Ngelik Kanan.

8. Kanluk

Posisi badan mendak, gerakkan kaki ke depan secara bergantian, posisi tangan di depan dan gerakkan tangan secara bergantian (letakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan sebaliknya), lalu rentangkan kedua tangan ke samping.

(24)

9.

Ngelik Kanan dan Kiri

Posisi badan tegak, tangan kanan tegak ke atas di ukel atau ngelik ke kanan, tangan kiri sejajar dada, telapak tangan kiri tegak membuka, kaki kiri di buka ke samping.

10. Mampam Siger

Posisi badan mendak, kedua tangan di letakkan di atas bahu, lalu badan memutar, saat proses memutar menggunakan kaki kanan hingga kembali ketempat semula, proses sampai menjadi posisi duduk.

(25)

11. Ngelik Mejong Kanan dan Kiri Posisi badan duduk jongkok, kedua tangan di arahkan ke kanan sambil di ukel atau ngelik, lalu di arahkan ke kiri sambil diukel (serong kanan atas dan serong kiri atas, gerak dilakukan secara bergantian).

(26)

12. Ngelik Temegi

Gambar disamping adalah proses berdiri dengan posisi badan jongkok, kedua tangan serong kanan dan kiri sambil ukel atau ngelik, lalu berdiri dan mencari posisi.

13.

Ngelik Kanan dan Kiri

Posisi badan tegak, tangan kiri tegak ke atas di ukel atau ngelik membuka tangan kanan sejajar dada, telapak tangan kiri tegak membuka, kaki kanan di buka ke samping dengan gerak maju dan mundur. Begitu pula sebaliknya pada gerak Ngelik kanan

(27)

14. Mejong Kenui Bebayang

Posisi badan duduk jongkok, badan menghadap ke depan, posisi tangan diletakkan bersilangan di depan dada sebelah kiri, kedua tangan direntangkan ke samping, letakkan lagi didepan dada lalu rentangkan lagi ke samping. Lakukan dua kali.

(28)

15. Lapah Tabik Pun

Posisi badan mendak, kedua tangan diukel atau ngelik secara bergantian ke kanan dan kiri lalu bergerak lari kecil memutar sambil mencari posisi.

16. Bebalik Kenui Bebayang

Posisi badan mendak serong ke kanan kiri dengan kedua tangan diarahkan serong ke kanan dan kiri secara bergantian, lalu posisi badan diarahkan kekiri diikuti kedua tangan (tangan kanan letakkan di atas tangan kiri dan sebaliknya, kedua tangan di depan lalu rentangkan kedua tangan kesamping).

(29)

17. Kenui Bebakhis

Posisi badan mendak dan diam di tempat, kedua tangan diukel atau ngelik di depan dada lalu berputar ditempat. Setelah itu, kedua tangan proses berputar ke depan lalu diletakkan sejajar pinggang.

18. Kenui Ngangkat ko Kepi

Posisi badan mendak dan diam di tempat, kedua tangan direntangkan ke samping atas dan bawah secara bergantian.

(30)

19. Ngelik Ngehaman

Posisi badan mendak dan diam di tempat, kedua tangan di ukel atau ngelik ke arah kanan dan kiri secara bergantian. Lalu kedua tangan proses memutar sampai sejajar pinggang, ada pula yang proses memutar sampai kedua tangan sejajar kepala.

(31)

20. Mampam Kebelah Posisi badan mendak dan berputar, tangan kanan di letakkan di atas bahu dengan telapak tangan membuka ke atas dan tangan kiri direntangkan ke bawah (begitu pula sebaliknya).

21. Hentak Kukut

Posisi badan mendak, kaki kanan dan kiri di hentakkan secara bergantian, tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri, lalu kedua tangan diletakkan sejajar kepala, diukel atau ngelik dan direntangkan.

(32)

22. Ngelik

Posisi badan mendak, kaki kiri ke belakang kaki kanan, tangan di arahkan ke sebelah kanan dengan posisi serong ke atas, telapak tangan tegak ke atas, kaki

mengarah ke samping kiri diikuti oleh tangan mengukel atau ngelik.

23. Mutokh

Posisi badan level sedang, kedua tangan diukel atau ngelik serong depan, telapak tangan tegak membuka ke arah depan, tangan mengukel atau ngelik lalu berputar mencari posisi.

(33)

24. Umbak

Posisi badan mendak dan serong kanan kiri, tangan di letakkan ke arah serong kanan dan kiri sambil kedua tangan diputar. Lakukan gerakan secara bergantian

25. Kenui Bebayang Khanggal Posisi badan mendak, kedua kaki diarahkan ke samping kanan dan kiri, tangan di letakkan di depan dada secara bersilangan lalu kedua tangan direntangkan dengan posisi telapak tangan menutup ke bawah.

(34)

(Foto, Nurul Kartika Setiana, 2014)

2.4.4 Iringan Tari Muli Siger

Proses penyusunan tari muli siger dari awal sampai selesai diiringi oleh alat musik tradisional Lampung yang disebut dengan talo balak atau tala balak. Ritme atau pola pada irama tari muli siger tenang dan kadangkala ada dinamisnya. Ada beberapa tekanan dari tempo tabuhannya, tergantung pada gerak tari yang disusun atau disesuaikan dengan iringannya (Mustika, 2013: 77).

26. Mutokh Mampam Kebelah Posisi badan mendak sambil berputar ditempat, kedua tangan direntangkan ke samping dengan salah satu tangan level rendah dan level tinggi, telapak tangan menutup, kaki kakan berada di belakang kaki kiri untuk membantu berputar 360.

27. Ngeguwai Siger

Para penari membentuk pose seperti siger.

(35)

2.4.5 Busana Tari Muli Siger

Tabel 2.3. Busana dan Aksesoris Penari Tari Muli Siger

NO Nama Busana dan Aksesoris Gambar

1 Siger atau Makuto

2 Gaharu

3 Sanggul

4 Kalung Papan Jajar

5

Gelang Kano, Gelang duri dan Gelang burung

(36)

6 Anting

7 Peneken

8 Kain Tapis

9 Selendang Tapis

10 Pending

11 Kain Selendang Putih

Gambar

Tabel 2.1. Urutan Gerak Tari Muli Siger
Tabel 2.2. Ragam Gerak Tari Muli Siger
Gambar disamping adalah proses  berdiri  dengan  posisi  badan  jongkok,  kedua  tangan  serong  kanan  dan  kiri  sambil  ukel  atau  ngelik,  lalu  berdiri  dan  mencari  posisi
Tabel 2.3. Busana dan Aksesoris Penari Tari Muli Siger

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat penenlitian: bagi peneliti yakni penelitian ini merupakan sarana bagi upaya berkesinambungan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan di bidang penelitian

konsentrasi larutan gula memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, kadar gula reduksi, kadar vitamin C, total asam, tekstur, aktivitas air, dan uji

Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan sekelompok subyek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokkan secara

Indeks nilai penting dan SDR lima jenis dominan vegetasi dasar yang ditemukan di bawah tegakan Jati Emas dan Jati Putih di kampus Universitas

Kelompok yang diberi minum air kelapa genjah salak (Cocos nucifera L) memiliki perbedaan peningkatan kadar glukosa darah yang lebih tinggi secara signifikan pada menit ke

(1) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf g diberikan pada lansia potensial yang tidak mampu agar Lansia dapat memenuhi kebutuhan dan peningkatan

Peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, bimbingan, serta saran selama peneliti menyelesaikan skripsi ini..

Mengenai hukuman bagi pelaku tabrak lari tidak diatur secara spesifik, kelalaian yang merupakan penyebab terjadinya kecelakaan diatur dalam pasal 310, dan seseorang yang