• Tidak ada hasil yang ditemukan

FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Adanya rencana pembangunan terminal Masaran melatarbelakangi investasi ini. Dengan kondisi jalan eksisting Suramadu-Bangkalan yang padat, maka konektivitas antara terminal Bangkalan dengan terminal Masaran menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan konektivitas antara terminal Masaran dengan terminal Bangkalan diperlukan jalur yang lebih singkat dengan tingkat pelayanan jalan yang tinggi. Jalan alternatif ini dapat menjadi solusi karena akan meningkatkan aksesbilitas ruas Suramadu-Bangkalan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktifitas ekonomi dan transportasi masyarakat Bangkalan khususnya.

Pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah pedoman perhitungan yang dikeluarkan oleh Jasa Marga meliputi BOK dan Time Value. Dalam studi ini dilakukan juga survey traffic counting (Suramadu-Bangkalan) untuk mendapatkan volume lalulintas harian ruas tersebut.

Dalam Tugas Akhir ini nilai DS pada kondisi eksisting pada Tahun 2013 = 0,189< 1, belum mengalami kejenuhan. Tetapi pada tahun yang akan datang, jalan eksisting mengalalami kejenuhan karena nilai DS>1. Sedangkan nilai NPV>0 dan BCR>1. Sehingga pembangunan Jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan dikatakan layak secara ekonomi.

Kata Kunci— Jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan,

Analisa Kelayakan Jalan, Analisa Ekonomi. I. PENDAHULUAN

engan adanya Jembatan Suramadu, aktivitas transportasi antara pulau Jawa-Madura menjadi semakin mudah. Diprediksi setiap tahunnya akan terjadi peningkatan aktivitas kendaraan yang juga menyebabkan terjadinya kepadatan lalu lintas di ruas jalan eksisting Suramadu-Bangkalan. Kepadatan lalu lintas ini diperparah dengan adanya pemukiman padat penduduk yang ada di kiri dan kanan jalan eksisting, sehingga tidak dimungkinkan dilakukan pelebaran jalan untuk menambah kapasitas jalan eksisting. Hal ini perlu diantisipasi karena akan menimbulkan masalah lau lintas di kemudian hari.

Adanya rencana pembangunan terminal Masaran juga melatarbelakangi investasi ini. Dengan adanya kondisi jalan eksisting Suramadu-Bangkalan yang padat lalu lintas dan juga pemukiman penduduk, maka konektivitas antara terminal Bangkalan dengan terminal Masaran menjadi tidak nyaman dan tidak efektif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan konektivitas antara terminal Masaran dengan terminal Bangkalan diperlukan jalur yang lebih singkat dengan tingkat pelayanan jalan yang tinggi. Jalan alternatif ini dapat menjadi solusi karena akan meningkatkan aksesbilitas

ruas Suramadu-Bangkalan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktifitas ekonomi dan transportasi masyarakat Bangkalan khususnya.

Sebagai tahapan awal untuk merealisasikan wacana tersebut maka dilakukanlah pekerjaan “Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan”. Diharapkan dengan melakukan studi kelayakan tersebut akan ada rekomendasi mengenai kelayakan pembangunan jalan ini dari aspek teknik, lingkungan, dan ekonomi serta strategi pelaksanaannya.

FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN

DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD

BANGKALAN

Muslim Hamidi, Anak Agung Gde Kartika, ST, M.Sc dan Ir.Hera Widyastuti, ST, Ph.D

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: h_w_dyas2004@yahoo.co.uk

D

Gambar. 1. Lokasi jalan Eksisting (Jalan

(2)

II. METODEPENELITIAN A. Tahap Telaah

Tahapan yang akan digunakan pada tugas akhir ini adalah : 1. Studi literatur dan bahan pustaka yang berhubungan dengan

topik tugas akhir ini. 2. Pengumpulan data.

Data yang digunakan untuk penyusunan tugas akhir ini adalah :

- Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya operasional kendaraan (BOK)

- Data volume lalu lintas (LHR)

- Data jumlah kepemilikan kendaraan di Indonesia - Data biaya investasi

3. Analisa pertumbuhan lalu lintas

Dari data-data (Jumlah kepemilikan kendaraan di Indonesia, Volume LHR) yang ada akan dilakukan peramalan untuk mengetahui pertumbuhan lalu lintas yang akan ditinjau sampai umur rencana.

4. Analisa lalu lintas - Volume - Kapasitas

- Derajat Kejenuhan - Kecepatan 5. Analisa ekonomi

Analisa ekonomi dilakukan dengan menghitung penghematan BOK, penghematan nilai waktu, BCR, NPV.

III. HASILDANPEMBAHASAN A. Pertumbuhan Volume Kendaraan

Pada tugas akhir ini, pertumbuhan volume kendaraan dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan kendaraan di Indonesia. Tabel 3.1 Volume Lalu Lintas Harian Suramadu-Bangkalan

Arah LV LV MHV LB LV LT LT Total 2 3 6a 5b 4 7a 7b Bangkalan-Suramadu 160 4 33 5 31 13 6 252 Suramadu-Bangkalan 106 9 27 5 33 14 4 198 TOTAL 266 13 60 10 64 27 10

(Sumber : Transmarga Jatim)

Peramalan volume kendaraan dihitung dari tahun 2013 sampai 2033 dengan menggunakan rumus :

dimana, F = volume pada tahun yang diinginkan P = volume pada tahun 2012

i = faktor pertumbuhan kendaraan n = rentang waktu pertumbuhan (tahun)

B. Kapasitas Jalan

Persamaan untuk menentukan kapasitas jalan luar kota berdasarkan MKJI 1997 adalah :

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam) Dimana :

C = kapasitas

Co = kapasitas dasar= tipe lajur 2/2UD = 2900 smp/jam FCw = faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas= 1

karena lebar lajur 3,5 m

FCsp = faktor penyesuaian akibat pemisahan arah =1 karena tipe jalan 2/2UD dengan pembagian arah 50-50 FCsf = faktor penyesuaian akibat hambatan samping= 0,97

karena jalan tipe 2/2UD dengan hambatan samping rendah

Maka kapasitas jalan eksisting per jalur (C) = 2900 x 1 x 1 x 0,97 = 2813 smp/jam

C. Derajat Kejenuhan (Ds) Jalan Eksisting

Derajat kejenuhan merupakan rasio arus jalan terhadap kapasitas jalan, yang digunakan untuk mengetahui perilaku lalu lintas pada suatu simpang ataupun segmen jalan. Derajat kejenuhan ini nantinya digunakan untuk menentukan faktor koreksi lalu lintas (kl) pada perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Derajat kejenuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

DS = Q/C Dimana :

DS = derajat kejenuhan

Q = arus total lalu lintas (smp/jam) C = kapasitas jalan (smp/jam)

D. Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan arus bebas dihitung untuk nantinya digunakan untuk mencari nilai kecepatan tempuh kendaraan. Kecepatan arus bebas pada jalan perkotaan berdasarkan MKJI dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Kecepatan arus bebas LV

FVLV = (Fvo + FVw) x FFVsf x FFVCS Dimana :

FVLV = kecepatan arus bebas LV (km/jam) FVo = kecepatan arus bebas dasar LV

FVw = Penyesuaian kecepatan akibat lebar jalan FFVSF = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar bahu jalan

FFVCS = Faktor penyesuaian akibat jumlah penduduk Kecepatan arus bebas tipe kendaraan lain :

FVMHV = FVMHV.O – FFV x FVMHV.O/Fvo Dimana :

FFV = FVo – FV

FVo = kecepatan arus bebas dasar LV FV = kecepatan arus bebas LV

FVMHV.O=kecepatan arus bebas dasar MHV

E. Kecepatan

Kecepatan digunakan sebagai ukuran utama kinerja jalan dan juga sebagai masukan yang penting bagi pengguna jalan dalam analisa ekonomi. Untuk mendapatkan nilai kecepatan rata-rata digunakan grafik hubungan derajat kejenuhan dengan kecepatan arus bebas untuk Jalan Perkotaan dari MKJI.

(3)

F. Trip Assignment

Dengan perhitungan trip assignment dapat diketahui prosentase kendaraan yang membebani tiap-tiap ruas jalan. Trip assignment dapat dihitung degnan menggunakan rumus :

Dimana :

P = Persen Kendaraan yang melewati jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan

d = Jarak yang dihemat bila menggunakan jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan (mil)

t = Waktu yang dihemat bila menggunakan jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan (menit)

Contoh perhitungan trip assignment untuk lalu lintas LV pada Tahun 2013 :

d = 20,092 – 17,889 = 2,203 km = 1,369 mil Kecepatan kendaraan = 43,56 km/jam

Travel time jalan eksisting = = 29,766 menit Travel time jalan rencana = = 24,64 menit Waktu yang dihemat (t) = 29,766 – 24,64

= 5,125menit = 50,771%

Jadi volume kendaraan LV yang melewati jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan adalah 50,771% dan yang melewati jalan lama (eksisting) adalah 49,229%

Perhitungan tersebut dilakukan untuk masing-masing golongan kendaraan setiap segmen sampai tahun 2033, sehingga volume kendaraan yang lewat jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan bisa diketahui.

G. Biaya Operasional Kendaraan

Biaya operasional kendaraan (BOK) adalah biaya yang digunakan kendaraan untuk beroperasi dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain (aktifitas transportasi). Metode yang digunakan untuk menghitung biaya operasional kendaraan dalam tugas akhir ini adalah dengan menggunakan formula Jasa Marga.

Parameter yang digunakan untuk menghitung biaya operasional kendaraan adalah harga dari tiap-tiap komponen pada berbagai jenis kendaraan dan kecepatan. Berikut ini adalah asumsi yang dipakai untuk tiap-tiap jenis kendaraan yang berlaku pada saat dilakukan studi pada tahun 2013.

Berikut ini adalah harga-harga komponen BOK : a. LV (gol I) (4 ban)

- Tipe kendaraan Avanza : Rp 155.550.000,- - Ban Bridgestone Turanza : Rp 891.000,- /ban - Bahan bakar bensin : Rp 6.500,- / liter - Oli mesin : Rp 51.500,- / liter

- Upah mekanik, diasumsikan: Rp 10.000,- /jam

b. Bus (gol I)

- Bus Hino A215 55 seats : Rp 478.000.000,- - Ban Bridgestone Turanza : Rp 1.250.000,- /buah - Bahan bakar bensin : Rp 6.500,- /liter

- Oli mesin : Rp 45.000 /liter

- Upah mekanik, diasumsikan : Rp 10.000,- /jam c. Elf (gol I)

- Isuzu Elf NKR 55 lwb E2 16 seats : Rp 161.200.000,- - Ban Bridgestone Turanza : Rp 1.031.000,- /buah - Bahan bakar : Rp 6.500,- /liter

- Oli mesin : Rp 45.000,- /liter

- Upah mekanik, diasumsikan : Rp 10.000,- /jam d. Truk 2As (gol II) (6 ban)

- Hino Dutro 110 LD : Rp 202.600.000,- - Ban Bridgestone : Rp 1.031.000,- /ban - Bahan bakar solar : Rp 5.500,- / liter - Oli mesin : Rp 45.000,- / liter

- Upah mekanik, diasumsikan: Rp 10.000,- /jam e. Truk 3 As (gol III) (10 ban)

- Hino FL 235 JN : Rp 589.000.000,- - Ban Bridgestone : Rp 1.370.000,- /ban - Bahan bakar solar : Rp 5.500,- / liter - Oli mesin : Rp 45.000,- / liter

- Upah mekanik, diasumsikan: Rp 10.000,- /jam f. Truk 4 As Besar ( gol IV) (14 ban)

- Hino SG260J : Rp 680.000.000,- - Ban Bridgestone : Rp 1.370.000,- /ban - Bahan bakar solar : Rp 5.500,- / liter - Oli mesin : Rp 45.000,- / liter

- Upah mekanik, diasumsikan: Rp 10.000,- /jam g. Truk 5 As (gol V) (18 ban)

- Hino FM320P, harga : Rp 876.000.000,- - Ban Bridgestone : Rp 1.370.000,- /ban - Bahan bakar solar : Rp 5.500,- / liter - Oli mesin : Rp 45.000,- / liter

- Upah mekanik, diasumsikan: Rp 10.000,- /jam H. Perhitungan BOK Perkendaraan

Contoh perhitungan BOK perkendaraan untuk jalan eksisting tanpa dibangun jalan tol pada tahun 2013.

a. Konsumsi Bahan Bakar

Formula yang digunakan adalah :

Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar [1+(kk+kl+kr)] Konsumsi BBM dasar dalam liter/1000km :

• LV (gol I) = 0.0284V2-3.0644V+141.68 = 64,1549 lt/1000 Km • Bus (gol I) = 0,0284 V2-3,0644V+141,68 = 67,6653 lt/1000 Km • Elf (gol I) = 0,0284V2-3,0644V+14168 = 67,6653 lt/1000 km

• Gol IIa = 2,26533 * konsumsi bahan bakar dasar gol I = 145,332 lt/1000 km

(4)

• Gol IIb = 2,90805 * konsumsi bahan bakar dasar gol I = 185,475 lt/1000 km

Konsumsi BBM :

• LV (gol I) = 640.105,51 rupiah/1000Km • Bus (gol I) = 571.264,3 rupiah/1000Km • Elf (gol I) = 571.264,3 rupiah/1000Km • Gol II = 1.219.795 rupiah/1000Km • Gol III = 1.226.965,6 rupiah/1000Km b. Konsumsi oli mesin

Konsumsi pelumas = konsumsi pelumas dasar * faktor koreksi

Konsumsi pelumas :

- LV (gol I) = 0.0027 * 1.50 x harga oli x 1000Km = Rp 208.575,- /1000Km

- Bus (gol I) = 0.0027 * 1.50 x harga oli x 1000Km = Rp 189.000,- /1000 km

- Elf (gol I) = 0.0027 * 1.50 x harga oli x 1000Km = Rp 189.000,- /1000km

- Gol II = 0.0054 * 1.50 x harga oli x 1000Km = Rp 371.250,- /1000Km

- Gol III = 0.0054 * 1.50 x harga oli x 1000Km = Rp 371.250,- /1000Km

c. Konsumsi Ban

- LV (gol I) = 0.0008848V – 0.0045333 x harga ban x 4 = Rp 113.113,83,- /1000Km

- Bus (gol I) = 0.0008848V – 0.0045333 x harga ban x 4 = Rp 211.532,25,- /1000Km

- Elf (gol I) = 0.0008848V – 0.0045333 x harga ban x 4 = Rp 114.490,08,- /1000Km

- Gol II = 0.0012356V – 0.0064667 x harga ban x 6 = Rp 238.981,88,- /1000Km

- Gol III = 0.0012356V – 0.0064667 x harga ban x 10 = Rp 529.267,99,- /1000Km

d. Pemeliharaan Suku cadang :

Y’ = Y * harga kendaraan (Rp /1000 Km) Y = pemeliharaan suku cadang per 1000 Km - LV (gol I) : Y = 0.0000064V + 0.0005567 = 0,0008159 /1000Km Y’= Rp 126.913,25,- /1000Km - Bus (gol I) : Y = 0.0000064V + 0.0005567 = 0,0007903 /1000Km Y’= Rp 377.763,4,- /1000Km - Elf (gol I) : Y = 0.0000064V + 0.0005567 = 0,0007903 /1000Km Y’= Rp 177.817,5,- /1000Km - Gol II : Y = 0.0000332V + 0.0020891 = 0,0033009 /1000Km Y’ = Rp 668.762,34,- /1000Km - Gol III : Y = 0.0000332V + 0.0020891 = 0,0033009 /1000Km Y’ = Rp 1.944.230,1,- /1000Km

Jam kerja mekanik :

Y’ = Y * upah kerja per jam (Rp /1000 Km) Y = jam montir per 1000 Km

- LV (gol I) : Y = 0.00362V + 0.36267 = 0,50928 /1000Km Y’= Rp 5.092,8,- /1000Km - Bus (gol I) : Y = 0.00362V + 0.36267 = 0,4948 /1000Km Y’= Rp 4.948,- /1000Km - Elf (gol I) : Y = 0.00362V + 0.36267 = 0,4948 /1000Km Y’= Rp 4.948,- /1000Km - Gol II : Y = 0.02311V + 1.97733 = 2,820845 /1000Km Y’ = Rp 28.208,45,- /1000Km - Gol III : Y = 0.02311V + 1.97733 = 2,820845 /1000Km Y’ = Rp 28.208,45,- /1000Km e. Depresiasi

Y’ = Y * setengah nilai kendaraan (Rp./1000 Km) Y = depresiasi per 1000 Km - LV (gol I) : Y = = 0,0044199 /1000Km Y’ = Rp 343.756,91,- /1000Km - Bus (gol I) : Y = = 0,0046243 /1000Km Y’ = Rp 1.105.202,3,- /1000Km - Elf (gol I) : Y = = 0,0046243 /1000Km Y’ = Rp 520.231,21,- /1000Km - Gol II : Y = = 0,0012845 /1000Km Y’ = Rp 130.122,03,- /1000Km - Gol III : Y = = 0,0012845 /1000Km Y’ = Rp 378.291,59,- /1000Km f. Bunga Modal

INT = 0.22% x harga kendaraan baru (Rp /1000Km) - LV (gol I) = Rp 342.210,- /1000Km - Bus (gol I) = Rp 1.051.600,- /1000Km - Elf (gol I) = Rp 495.000,- /1000Km - Gol II = Rp 445.720,- /1000Km - Gol III = Rp 1.295.800,- /1000Km g. Asuransi

Y’ = Y x nilai kendaraan (Rp /1000Km) Y = Asuransi per 1000Km - LV (gol I) : Y = = 0,0018765 /1000Km Y’ = Rp 291.896,3,- /1000Km - Bus (gol I) : Y = = 0,0020822 /1000Km Y’ = Rp 995.287,67,- /1000Km - Elf (gol I) : Y = = 0,0020822 /1000Km

(5)

Y’ = Rp 468.493,15,- /1000Km - Gol II : Y = = 0,0006393 /1000Km Y’ = Rp 129.515,98,- / 1000Km - Gol III : Y = = 0,0006393 /1000Km Y’ = Rp 376.529,68,- / 1000Km BOK LV (Gol I)

Total biaya = Biaya gerak (konsumsi bahan bakar + konsumsi oli mesin + pemakaian ban + depresiasi kendaraan) + Biaya tetap (biaya bunga modal + biayaasuransi)

= Rp 2.070.106,9,- /1000Km BOK Gol I per tahun untuk Tahun 2013 :

= BOK Gol I x 269 hari x panjang jalan /1000Km x vol. Kendaraan (Kend/Hari)

= Rp 34.719.721.971,-

Untuk perhitungan BOK total Bus (gol I), Elf (gol I), Gol II, Gol III digunakan langkah yang sama dengan BOK golongan I. Perhitungan dilakukan dari tahun 2013 hingga 2033 baik dalam kondisi without project maupun with project. Untuk perhitungan lebih lanjut lihat pada tugas akhir.

Penghematan BOK

Setelah perhitungan BOK perkendaraan, dapat dicari total BOK saat kondisi tanpa dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan maupun kondisi dengan dibangun Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan. setelah itu, penghematan BOK dapat dihitung dengan cara mencari selisih antara BOK kondisi tanpa dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan dan dengan dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan.

I. Nilai Waktu (Time Value)

Mengingat tidak adanya angka nilai waktu yang mewakili di Pasuruan ini, maka untuk nilai waktu dasar digunakan Formula Herbert Mohring, yaitu Golongan I sebesar 12287 rupiah, golongan IIa sebesar 18534 rupiah dan golongan IIb sebesar 13768. Namun nilai-nilai tersebut merupakan nilai pada tahun 1996, sehingga harus digunakan rumus future worth untuk mendapat nilai waktu pada tahun 2014 sampai 2034. Rumus future worth :

dimana, F = nilai pada tahun yang diinginkan P = nilai pada tahun 1996

i = 11.75% (inflasi rata-rata dari tahun 1996-2013) n = rentang waktu pertumbuhan (tahun)

contoh perhitungan nilai waktu minimum golongan I pada tahun 2013 :

Perhitungan yang sama dilakukan untuk nilai waktu minimum dan nilai waktu dasar semua jenis kendaraan sampai dengan tahun 2033.

Untuk mendapatkan nilai waktu per tahun, nilai waktu dasar harus dikalikan dengan K (0.25) untuk Jawa Timur), waktu tempuh kendaraan dan jumlah kendaraan per hari selama 1 tahun.

Setelah didapatkan nilai waktu perkendaraan, dapat dicari nilai waktu saat kondisi tanpa dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan dan dengan dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan.

J. Analisa Ekonomi

Analisa Net Present Value (NPV) dan Benefit Cost Ratio (BCR)

Analisa arus kas

Biaya investasi pembangunan jalan = Rp 99.769.576.119,- Biaya operasional dan maintenance per tahun diasumsikan sebesar 10% dari nilai investasi, dan mengalami peningkatan sesuai inflasi tahunan rata-rata yaitu 11,75% per tahun. Pendapatan/tahun =penghematan BOK+ penghematan nilai waktu

Umur rencana jalan = 20 tahun Tingkat suku bunga (BI rate) = 7,25%

Maka dari data diatas dapat dihitung nilai present worth benefit dan present worth cost, dapat diketahui

NPV total = Rp 3.777.281.999.316 – Rp 382.460.860.082 = Rp 3.394.821.139.234,-

BCR = = 9,876

Karena nilai NPV>0 dan BCR>1, maka proyek pembangunan Jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan dapat dikatakan layak secara ekonomi.

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN

Dari hasil analisa dan perhitungan pada bab-bab sebelumnya dari sebelum pembangunan sampai umur rencana pembangunan, sehiingga didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada tahun 2013 kinerja jalan eksisting (Jalan ruas Suramadu-Bangkalan) kondisi tanpa dibangun Jalan Masaran-Ringroad masih baik, karena nilai DS<1 (Ds jalan Suramadu-Bangkalan = 0,189). Tetapi pada tahun 2029 jalan eksisting (Suramadu-Bangkalan) mulia mengalami kemacetan karena nilai DS>1, yaitu DS = 1,109.

2. Jika dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan, didapat jumlah saving BOK total sebesar Rp987.539.159.292,- dan jumlah saving Time Value total sebesar Rp 12.036.779.793.172,-

3. Secara ekonomi jumlah penghematan total (NPV) sebesar Rp 3.394.821.139.234,- (NPV(+)) dan nilai BCR sebesar 9,876 (BCR>1). Sehingga dari segi ekonomi pembangunan jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan dinyatakan

(6)

layak dari segi ekonomi karena manfaat yang diterima lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

DAFTARPUSTAKA

[1] Bina Marga. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).

Jakarta : Bina Marga. (1997).

[2] Bina Marga. Peraturan Bina Marga No. 38

Undang-undang Tentang Jalan. Jakarta : Bina Marga. (2004).

[3] Tamin, Ofyar Z.. Perencanaan dan Pemodelan

Transportasi. Penerbit ITB, Bandung. (2000)

[4] URL:http://www.transmargajatim.com [5] URL:http://www.cms.co.id.

[6] URL:http://www.bps.go.id [7] URL:http:/www.bi.go.id

[8] Fajrinia, Citto P. Analisis Kelayakan Pembangunan Jalan

Gambar

Tabel 3.1 Volume Lalu Lintas Harian Suramadu-Bangkalan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar efisiensi yang dihasilkan dari penggunaan ekstrak buah dan daun sirsak pada DSSC.. Metode Pendeposisian yang

Aktivitas menggosok gigi tersebut dilakukan tanpa meng-gunakan pasta gigi, agar tidak ada kemungkinan pengaruh komponen-komponen pasta gigi pada saliva yang akan diukur

Hamburan Rayleigh merupakan hamburan elastis dari cahaya matahari (gelombang elektromagnetik) ketika cahaya matahari tersebut melewati partikel/ molekul yang

Dengan tujuan itu, maka wujud penataan atau reshuffle kabinet terbatas adalah, pertama, kami lakukan pergantian sejumlah Menteri, diganti dari luar Kabinet,

Dalam mengolah data pada makna foto pernikahan, langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mereduksi beberapa foto yang ada didalam foto pernikahan ini, lalu

Judul Penelitian :Hubungan Pola Asuh Gizi dan Kesehatan dengan Status Gizi pada Baduta di Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta.. Nama Mahasiswa :Septa Aji Cahyana Nomor

Pemahaman mahasiswa dalam materi  penelitian berguna untuk menjelaskan kecenderungan pemilihan jenis penelitian skripsi mahasiswa yang cenderung lebih menggunakan

Pada urutan pertama proses yang menjadi prosedur dasar teknik DNA rekombinan yang diperantai oleh vektor enzim endonuklease dibutuhkan untuk memotong molekul