• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian Indonesia merupakan sektor yang masih dianggap krusial dalam menopang kehidupan masyarakat. Selain diperlukan sebagai penyedia pangan nasional, pertanian menyerap sebagian besar tenaga kerja. Namun tidak dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pertanian berkaitan erat dengan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan suatu negara. Negara bisa mati jika pertanian tidak dapat dijalankan secara baik. Sayangnya banyak masyarakat beranggapan bahwa pertanian di Indonesia cenderung stagnan dan tidak memberi keuntungan jika masuk bidang tersebut. Dari anggapan itulah membentuk suatu persepsi yang negatif mengenai bidang pertanian sendiri. Hal itu berdampak pada persepsi pemuda tentang pertanian dan kemauan mereka terjun ke bidang pertanian.

Dewasa ini anak muda sebagai generasi emas penerus bangsa secara umum mulai terasing dari kegiatan pertanian. Kita dapat melihat fenomena dari tahun ke tahun para pemuda di desa banyak yang meninggalkan pekerjaan sektor pertanian. Indikatornya yaitu tenaga kerja sektor pertanian didominasi oleh generasi tua, dengan usia lebih dari tiga puluh tahun ke atas. Remaja jarang terlihat turut bekerja meski sekedar membantu pekerjaan orang tuanya yang berprofesi petani.

Banyak faktor anak muda terutama yang masih berstatus siswa mulai menjauhi kehidupan pertanian. Selama ini para siswa di bangku sekolah cenderung memiliki cita-cita jenis profesi tertentu antara lain dokter, polisi, pilot, dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh orangtua yang tidak membiasakan sejak dini bagi anak-anaknya mencintai dunia pertanian. Orangtua cenderung mengabaikan penanaman budaya mencintai pertanian pada putra-putri mereka. Selain itu dari pihak sekolah membebani belajar terlalu padat sehingga anak tidak sempat bergaul dengan kegiatan pertanian. Pendidikan formal justru mengarahkan mereka pada pengasingan atau menjauhkan dari latar belakang dan

(2)

2

tradisi pertanian dimana mereka berakar. Ditambah lagi anggapan masyarakat terhadap jenis profesi yang menjanjikan sukses materi di masa depan misalnya dokter, polisi, pilot dan lain-lain. Jarang sekali orangtua mengharapkan anaknya menjadi petani sukses. Bahkan jika ada anak yang memilih melanjutkan studi di perguruan tinggi pertanian, anak tesebut menjadi bahan remehan oleh lingkungan sosialnya. Cita-cita menjadi petani sukses jarang tercetus dalam menjelaskan keinginan dan harapan seseorang bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya dimasa depan. Pemuda saat ini cenderung melanjutkan studi di jurusan-jurusan yang sedang trend misalnya kedokteran, ekonomi, atau teknologi. Padahal pemenuhan kebutuhan dari suatu bangsa salah satunya berakar dari pertanian.

Rendahnya persentase para generasi muda tani dikarenakan persepsi mereka tentang hasil dari pertanian kurang menjanjikan di mata mereka. Hasil pertanian tidak dapat dinikmati langsung, butuh waktu untuk menunggu dan terlebih petani terkesan kumuh. Belum lagi kondisi desa yang jauh dari infrakstruktur memadai membuat mereka hengkang dari desanya untuk merantau memperoleh pekerjaan yang dianggap cepat dan menghasilkan. Banyak pemuda dan warga merantau. Hal ini diperkuat data statistik mengenai angka urbanisasi di kota-kota besar misalnya Jakarta, Surabaya, Bandung, dan lainnya (Wahyudi, 2014).

Perlu diingat bahwa presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno pernah berpidato dalam peletakan batu pertama pembangunan IPB yang telah diabadikan oleh Anonim (1952),

“……..tetapi engkau, engkau, pemuda pemudi di seluruh Indonesia yang sekarang duduk di bangku-bangku SMA, engkau adalah generasi baru. Engkau adalah generasi yang akan datang? Engkaulah yang bertanggungjawab atas nasib bangsamu di masa depan. Kita kekurangan kader bangsa, terutama di lapangan pertanian dan peternakan. Aku bertanya kepadamu : sedangkan rakyat Indonesia akan mengalami celaka, bencana, malapetaka, dalam waktu yang dekat kalau soal makanan rakyat tidak segera dipecahkan, sedangkan soal persediaan makanan rakyat ini bagi kita adalah soal hidup atau mati, kenapa dari

(3)

kalangan-3

kalanganmu begitu kecil minat untuk studi ilmu pertanian dan ilmu kehewanan? Kenapa buat tahun 1951/1952 yang mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Fakultet Pertanian hanya 120 orang, dan bagi Fakultet Kedokteran Hewan hanya 7 orang? Tidak, pemuda-pemudiku, studi ilmu pertanian dan ilmu perhewanan tidak kurang penting dari studi lain-lain, tidak kurang memuaskan jiwa yang bercita-cita dan pada studi yang lain-lain. Camkan, sekali lagi camkan, kalau kita tidak camkan soal makanan rakyat ini secara besar-besaran, secara radikal dan revolusioner, kita akan mengalami malapetaka. Secepat mungkin kita harus membangun kader bangsa di atas lapangan makanan rakyat, kalau mungkin laksana cendawan dimusim hujan. Secepat mungkin kita membutuhkan paling sedikit 350 insinyur pertanian, 150 ahli kehutanan, ratusan ahli seleksi, ratusan ahli pemberantas hama, ratusan ahli pemupuk, ratusan ahli tubuh-tanah, ratusan ahli irigasi–pertanian rakyat, ratusan ahli kehewanan, dokter hewan dan ahli pemeliharaan ternak. Daftarkanlah dirimu nanti menjadi mahasiswa Fakultet Pertanian dan Fakultet Kedokteran Hewan. Jadilah pahlawan pembangunan! Jadikanlah bangsamu ini bangsa yang kuat, bangsa yang merdeka dalam arti merdeka yang sebenar-benarnya.”

Pidato Ir. Soekarno menjelaskan bahwa sedikit siswa mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian yaitu 120 orang. Sesaat Bung Karno berpidato dengan judul “Soal Hidup atau Mati”, lalu banyak orang tua mendaftarkan anak-anaknya ke Fakultas Pertanian dan Kedokteran Hewan. Namun, kenyataan memang terulang lagi kini. Banyak orang tua bahkan anak muda yang gengsi dan memilih jurusan favorit ke PTN atau PTS.

Menurut rektor IPB, Herry Suhardiyanto yang dilansir oleh Anonim (2009) menjelaskan bahwa masa depan pembangunan pertanian Indonesia dihadapkan pada persoalan penurunan minat belajar generasi muda mengenai ilmu pertanian. Penurunan minat tersebut dapat digambarkan dari hasil seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) 2008 menunjukkan masih ada 2.894 kursi kosong pada program studi bidang pertanian di 47 perguruan tinggi negeri. Bahkan berdasarkan data dari Departemen Pendidikan Nasional,

(4)

4

sejak 2005 hingga Juni 2006 terdapat sekitar 40 fakultas pertanian yang ditutup akibat sepinya atau kekurangan peminat. Selain itu sebanyak 45,23% bidang studi terkait pertanian, daya tampungnya tidak terpenuhi pada 2007.

Apabila Fakultas Kedokteran menghasilkan dokter, Fakultas Teknik menghasilkan teknisi, Fakultas Ekonomi menghasilkan ekonom (ahli perekonomian), maka tentunya Fakultas Pertanian akan menghasilkan petani. Pemahaman seperti inilah yang membayangi benak masyarakat secara umum. Dampaknya tentu banyak pendapat yang memelintir kenyataan bahwa jika hanya menjadi petani saja tidak perlu sekolah terlalu tinggi.

Persepsi masyarakat terhadap perguruan tinggi pertanian memang kurang mendukung minat anak muda khususnya siswa bangku sekolah memilih pertanian sebagai tujuan pendidikan lanjutan. Secara global pilihan yang saat ini populer yaitu kedokteran, teknologi atau multi media, bahasa asing, bahkan pariwisata juga mulai dilirik. Namun kenyataannya khusus untuk Fakultas Pertanian UGM masih banyak peminatnya. Hal inilah yang menjadi dasar pemilihan topik studi dengan problematika persepsi mahasiwa baru terhadap citra Fakultas Pertanian UGM dalam menentukan masa depan.

Penelitian dengan obyek mahasiswa sangat strategis karena selama ini mahasiswa pertanian masih memiliki persepsi yang beragam mengenai pilihannya masuk ke Fakultas Pertanian UGM. Secara umum atau kebanyakan, pilihan mereka rata-rata pilihan kedua atau ketiga meskipun ada segelintir yang berniat pilihan pertama saat mengikuti SNMPTN. Mahasiswa merupakan kalangan akademisi yang menjadi bagian penting dalam melihat persepsi dalam diri mahasiswa mengenai Fakultas Pertanian UGM. Berdasarkan faktor-faktor persepsi yang mempengaruhi masing-masing individu, tentunya diperoleh persepsi yang beragam mengenai pilihannya masuk di Fakultas Pertanian UGM.

Persepsi setiap individu terhadap Fakultas Pertanian UGM akan berbeda-beda, oleh sebab itu sebuah perguruan lanjutan akan menjadi tujuan seseorang dalam menentukan masa depan. Hal inilah yang bisa mengetahui sejauh mana eksistensi Fakultas Pertanian UGM di masa saat ini meski sudah berumur tua.

(5)

5

Fakultas yang baik diharapkan dipersepsikan sebagai fakultas yang mampu mencetak mahasiswa sukses di jalurnya sehingga persepsi yang muncul dari output yang dikeluarkan sama dengan tujuan Fakultas Pertanian UGM didirikan. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pokok-pokok pikiran yang disebutkan di atas, beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini tertuang dalam rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah persepsi mahasiswa baru terhadap citra Fakultas Pertanian UGM?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi mahasiswa baru terhadap citra Fakultas Pertanian UGM?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengetahui persepsi mahasiswa baru terhadap citra Fakultas Pertanian UGM.

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa baru terhadap citra Fakultas Pertanian UGM.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi 1. Peneliti

a. Merupakan salah satu syarat kelulusan bagi peneliti yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Universitas Gadjah Mada.

b. Wahana memperluas wawasan, pengetahuan ilmiah, dan pengalaman dalam menyusun penelitian.

c. Bahan masukan untuk meningkatkan minat pertanian bagi genarasi muda bangsa Indonesia

(6)

6 2. Masyarakat

Bagi masyarakat dapat memberikan informasi mengenai persepsi dan bahan pertimbangan untuk masuk ke perguruan tinggi khususnya pada Fakultas Pertanian UGM.

3. Akademik

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi civitas akademik sehingga dapat terus meningkatkan kualitas (citra) Fakultas Pertanian UGM.

4. Lembaga Pendidikan

Memberikan informasi tentang persepsi mahasiswa baru pertanian terhadap citra Fakultas Pertanian UGM.

5. Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam penentuan strategi pembangunan pertanian melalui peningkatan SDM.

6. Mahasiswa

Menjadi pemantik semangat untuk menegaskan tujuan dari mereka masuk di Fakultas Pertanian UGM sehingga mahasiswa berminat dan tertarik terjun serta menekuni profesi bidang pertanian.

Referensi

Dokumen terkait

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Cuplikan percakapan berikut sebagai contoh adanya penggunaan kode yang berwujud bahasa asing dalam percakapan novel Ney Dawai Cinta Biola karya Hadi S.. Arifin

Sebagai tambahan, Anda akan membuat sebuah ObjectDataSource yang berparameter sehingga dapat melewatkan item yang yang terpilih pada DropDownList ke data komponen untuk

kot ke pelaku pasar (Identifikasi Persoalan) Pembentukan lembaga khusus Penataan Terpadu Kawasan Arjuna sbd perwakilan stakeholder Persiapan Penilaian (Tahap Perencanaan)

1) Mengembangkan kurikulum mata pelajaran IPS. a) Menelaah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum IPS. b) Memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan bakunya... Stabilitas

Berdasarkan hasil statistik yang telah dilakukan serta hasil uraian pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu variabel pertumbuhan kredit dan